Ulkus Dekubitus
Ulkus Dekubitus
DEKUBITUS
I.
PENDAHULUAN
Dekubitus dapat terjadi pada setiap usia, tetapi hal ini merupakan masalah
yang khusus dan banyak terjadi pada orang lanjut usia. Insiden kejadiannya
berkaitan erat dengan imobilitas. Istilah dekubitus diambil dari bahasa latin
decumbere yang artinya berbaring.
Dekubitus juga disebut pressure sores atau bed sores, adalah
kerusakan/kematian kulit sampai jaringan di bawah kulit, bahkan menembus otot
sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada satu area yang
berlangsung terus menerus atau berulang-ulang sehingga mengakibatkan
peredaran darah setempat terhenti sehingga terjadi nekrosis. Keparahan suatu
dekubitus didasarkan pada kedalaman ulkus. Walaupun semua bagian tubuh dapat
mengalami dekubitus, bagian bawah dari tubuh beresiko tinggi dan membutuhkan
perhatian khusus. Bagian tubuh yang sering mengalami dekubitus adalah tempat
di mana terdapat penonjolan misalnya daerah sacrum, trokhanter mayor, spina
ischiadica anterior superior, tumit, siku dan kepala bagian belakang.
Imobilitas yang berlangsung lama dapat menyebabkan dekubitus.
Terjadinya dekubitus disebabkan oleh gangguan aliran darah setempat, dan
keadaan umum dari penderita.
Dekubitus merupakan suatu hal yang serius dengan angka morbiditas dan
mortalitas yang tinggi pada penderita lanjut usia. Di negara-negara maju
presentase terjadinya dekubitus mencapai 11% dan terjadi dalam 2 minggu
perawatan.
Dekubitus sangat penting dan merupakan masalah yang serius. Namun
dengan perawatan yang tepat, hampir sebagian besar dekubitus dapat
disembuhkan.
Kepaniteraan Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 28 Januari 2 Maret 2013
Dekubitus
II.
itu, gesekan pada kulit menghilangkan stratum korneum epidermis yang berfungsi
sebagai pelindung kulit.
1. Tekanan
Tekanan darah kapiler berkisar antara 16 mmHg - 33 mmHg. Kulit akan
tetap utuh karena sirkulasi darah terjaga bila tekanannya masih berkisar
pada batas-batas tersebut. Tetapi, sebagai contoh, bila seseorang
menderita imobil / terpancang pada tempat tidurnya secara pasif dan
berbaring diatas kasur busa biasa maka tekanan daerah sakrum akan
mencapai 60-70 mmHg, dan daerah tumit mencapai 30 - 45 mmHg.
Tekanan ini akan menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut akan
terjadi nekrosis jaringan kulit.
2. Peregangan dan lipatan kulit
Bila penderita imobil, tidak dibaringkan terlentang mendatar, tetapi pada
posisi setengah duduk, akan terjadi peregangan dan lipatan kulit. Ada
kecenderungan
tubuh akan
Kepaniteraan Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 28 Januari 2 Maret 2013
Dekubitus
b. Faktor ekstrinsik
Kepaniteraan Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 28 Januari 2 Maret 2013
Dekubitus
Dekubitus dapat terjadi pada setiap umur, tetapi usia lanjut berpotensi
lebih besar. Hal ini disebabkan adanya hubungan antara perubahan
pada kulit dengan bertambahnya usia,yaitu :
a. Berkurangnya jaringan lemak subkutan
b. Berkurangnya jaringan kolagen dan elastin
c. Menurunnya efisiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit
menjadi lebih tipis dan rapuh
III.
Kepaniteraan Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 28 Januari 2 Maret 2013
Dekubitus
2,5 C
Kepaniteraan Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 28 Januari 2 Maret 2013
Dekubitus
sebagian kulit yang tipis menghilang mulai dari epidermis, dermis atau
keduanya. Ulkus masih superfisial memperlihatkan gambaran yang
abrasi, melepuh dan lubang yang dangkal dengan tepi ulkus jelas.
Jaringan sekitar mungkin berbatas merah, membengkak serta terasa
perih.
Kepaniteraan Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 28 Januari 2 Maret 2013
Dekubitus
Kepaniteraan Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 28 Januari 2 Maret 2013
Dekubitus
IV.
FAKTOR RESIKO
Pasien-pasien tua yang tidak mampu bergerak (seperti: stroke, demensia
Kepaniteraan Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 28 Januari 2 Maret 2013
Dekubitus
: Elderly.
: Kontraktur.
: Urinary incontinence.
: Bowel incontinence.
: Immobility.
: Under nourishment.
: Spastic.
Tabel. IV. 1. Skala Norton Untuk Mendeteksi Pasien Berisiko Terkena Ulkus Dekubitus.
Nama Pasien
Skor
Tanggal
Dengan penilaian
Skor < 12
- Lumayan
- Buruk
- Sangat buruk
Kepaniteraan Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 28 Januari 2 Maret 2013
= resiko tinggi
= resiko rendah
Dekubitus
Kesadaran:
- Compos mentis
- Apatis
- Sopor/confuse
- Stupor/koma
Aktifitas:
- Ambulan
- Tidur
Mobilitas:
- Bergerak bebas
- Sedikit terbatas
- Sangat terbatas
Inkotinensia:
- Tidak ada
- Kadang-kadang
Skor total
V.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi akibat dekubitus adalah :
Sepsis merupakan komplikasi yang paling sering dari dekubitus.
Infeksi lokal, selulitis, dan osteomielitis.
Pyarthrosis atau ulkus yang berpenetrasi ke rongga sendi.
Hal ini terjadi pada dekubitus yang terinfeksi sangat dalam.
Amyloidosis terjadi pada dekubitus kronik.
Hal ini juga menjadi sumber penularan nokosomial di rumah sakit
karena resistensi dari antibiotic.
Kepaniteraan Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 28 Januari 2 Maret 2013
10
Dekubitus
PENATALAKSANAAN
Tindakan pencegahan adalah langkah pertama dalam menghindari
11
Dekubitus
Kepaniteraan Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 28 Januari 2 Maret 2013
12
Dekubitus
Kepaniteraan Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 28 Januari 2 Maret 2013
13
Dekubitus
bantal kecil untuk menahan tubuh penderita, kue donat ( dekubitus ring )
untuk tumit,
pengobatan dekubitus.
3. Edukasi pasien
Tim medis yang terlibat didalam edukasi pasien agar menyadari bahwa
tindakannya dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
pasien untuk mencegah terjadinya luka dekubitus, akan sangat
mempengaruhi pasien untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan
terjadinya dekubitus.
Kepaniteraan Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 28 Januari 2 Maret 2013
14
Dekubitus
untuk
merangsang
tumbuhnya
jaringan
muda/granulasi.
Penggantian balutan dan salep jangan terlalu sering karena dapat merusak
pertumbuhan jaringan yang diharapkan.
c. Dekubitus derajat III
Ulkus lebih dalam, ulkus menggaung sampai pembungkus otot dan sudah
terinfeksi, maka diusahakan luka selalu bersih dan eksudat diusahakan
dapat mengalir keluar. Balutan jangan terlalu tebal, sebaiknya transparan
sehingga permeabel untuk masuk-keluarnya udara / oksigen dan
penguapan. Kelembaban luka dijaga
Kepaniteraan Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 28 Januari 2 Maret 2013
15
Dekubitus
Kepaniteraan Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 28 Januari 2 Maret 2013
16
Dekubitus
luka dan bakteri ini (fagositosis). Fase ini disebut juga fase lamban
karena reaksi pembentukan kolagen baru sedikit dan luka hanya
dipertautkan oleh fibrin yang amat lemah.
2. Fase proliferasi (fase fibroplasia)
Fase proliferasi disebut juga fase fibroplasia karena yang
menonjol adalah proses proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung dari
akhir fase inflamasi sampai kira-kira akhir minggu ketiga. Fibroblast
berasal dari sel mesenkim yang belum berdiferensiasi, menghasilkan
mukoplisakarida, asam aminoglisin dan prolin yang merupakan bahan
dasar kolagen serat yang akan mempertautkan tepi luka.
Pada fase fibroplasia ini, luka dipenuhi sel radang, fibroblast
dan kolagen membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan
permukaan yang berbenjol halus yang disebut jaringan granulasi.
Epitel tepi luka yang terdiri dari sel basal terlepas dari dasarnya dan
berpindah mengisi permukaan luka. Tempatnya kemudian diisi oleh sel
baru yang terbentuk dari proses mitosis. Proses migrasi hanya bisa
terjadi ke arah yang lebih rendah atau datar, sebab epitel tak dapat
bermigrasi ke arah yang lebih tinggi. Proses ini baru berhenti setelah
epitel saling menyentuh dan menutup seluruh permukaan luka. Dengan
tertutupnya permukaan luka, proses fibroplasia dengan pembentukan
jaringan granulasi juga akan berhenti dan mulailah proses pematangan
dalam fase penyudahan.
3. Fase remodeling ( fase resorbsi )
Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari
penyerapan kembali jaringan yang berlebih, pengerutan sesuai dengan
gaya gravitasi dan akhirnya perupaan kembali jaringan yang baru
terbentuk. Fase ini dapat berlangsung berbulan-bulan dan dinyatakan
berakhir kalau semua tanda radang sudah lenyap. Tubuh berusaha
menormalkan kembali semua yang menjadi abnormal karena proses
Kepaniteraan Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 28 Januari 2 Maret 2013
17
Dekubitus
penelitian
menunjukkan
bahwa
madu
Kepaniteraan Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 28 Januari 2 Maret 2013
18
Dekubitus
Kepaniteraan Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 28 Januari 2 Maret 2013
19
Dekubitus
Kepaniteraan Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 28 Januari 2 Maret 2013
20
Dekubitus
RANGKUMAN DEKUBITUS
Istilah dekubitus diambil dari bahasa latin decumbere yang artinya
berbaring. Dekubitus dapat terjadi pada setiap umur, tetapi hal ini merupakan
masalah yang khusus dan banyak terjadi pada lanjut usia. Ini dikarenakan adanya
hubungan antara pertambahan usia dengan perubahan pada kulit. Insiden kejadian
decubitus ini berkaitan erat dengan imobilitas.
Dekubitus juga disebut pressure sores atau bed sores, adalah
kerusakan/kematian kulit sampai jaringan di bawah kulit, bahkan menembus otot
sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada satu area yang
berlangsung terus menerus atau berulang-ulang sehingga mengakibatkan
peredaran darah setempat terhenti sehingga terjadi nekrosis. Bagian tubuh yang
sering mengalami dekubitus adalah tempat di mana terdapat penonjolan misalnya
daerah sacrum, trokhanter mayor, spina ischiadica anterior superior, tumit, siku
dan kepala bagian belakang.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya dekubitus, antara lain :
tekanan, peregangan dan lipatan kulit, gesekan kulit, serta beberapa faktor
predisposisi.
Pembagian tipe ulkus dekubitus berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk
penyembuhannya dan perbedaan suhu dari ulkus dengan kulit sekitarnya dibagi
menjadi 3 yaitu: tipe normal, tipe arteriosklerotik, tipe terminal. Ada pula tipe
ulkus berdasarkan karakteristik pembagian klinis, yaitu derajat 1,2,3,4. Dekubitus
juga dapat terjadi pada pasien yang sering duduk dikursi roda dalam jangka
waktu yang lama.
Skala Norton sering digunakan untuk mengidentifikasi pasien dengan
faktor risiko yang tinggi, dimana pada skala ini menggunakan 5 variabel yaitu:
kondisi fisik, status mental, derajat aktivitas, mobilitas, inkontinensia.
Komplikasi yang terjadi akibat dekubitus adalah: sepsis, infeksi lokal,
selulitis, dan osteomielitis, pyarthrosis atau ulkus yang berpenetrasi ke rongga
sendi dan amyloidosis.
Kepaniteraan Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 28 Januari 2 Maret 2013
21
Dekubitus
Kepaniteraan Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 28 Januari 2 Maret 2013
22
Dekubitus
DAFTAR PUSTAKA
1. Darmojo R.B., Martono H.H., Buku Ajar Geriati, FKUI, Jakarta 1999.
2. Djuanda A., Prof., Dr., Ilmu Penyakit kulit dan Kelamin edisi ketiga, FKUI,
Jakarta 1999.
3. Doyle D., Hanks G.W.C., Mc Donald N., Palliative Medicine Second editior,
Oxford Univesity, London 1998.
4. Hazzard W.R., Andres R., Bierman E.L, Priciples of Geriatric Medicine and
Gerontology 2 ad edition. Vol.1., Mc Graw Hill Inc., New York 1990.
5. Siregar R.S., Prof., Dr., Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, EGC, Jakarta
1996.
6. www. Ahcpr. gov/clinic. Com
7. www. Bed-sores.info/bed sore from. html.
8. www. Epuap.org/grading. html.
9. www. Fpnotebook.com
10. www. Home. cogeco.com
11. www. Nopressuresores.com
12. www. Reposedirect.com/grade.html
13. www.Seniorjournal.com
Kepaniteraan Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 28 Januari 2 Maret 2013
23