Anda di halaman 1dari 5

Homicide - "Illsurrekshun"

Catatan: "Illsurrekshun" adalah album terakhir Homicide, dibuat tahun 2007 dan d
irilis tahun 2008 tepat di tahun mereka bubar. Track terakhir (Siti Jenar Chyper
Drive) adalah track lama, yang dimasukkan ke dalam split dengan MC Homeless, MC
dari Amerika tahun 2007 berbentuk piringan hitam.

Tracklist:
01.

Intro

02.

Megatukad

03.

Illsurrekshun

04.

Klandestin

05.

Panoptikanubis

06.

Purgatori

07.

Tantang Tirani

08.

Terra Angkara

09.

Siti Jenar Cypher Drive (CD Bonus Track)*

Tahun Rilis: 2008


Recorded at Masterplan and Cronik Studio, Bandung 2007
All tracks are mixed and mastered by : DJ Scratchy
Engineered by : Kolot & DJ Scratchy
Homicide Collective in this Project: Morgue Vanguard, DJ-E, Andre, Gaia

MEGATUKAD
Homicide kembali pada kalam serupa bara/ menjaga nyala api hasrat ditengah rawa/
mengasah mata belati penasbihan petaka/ bagi mata medusa yang tak berujung mena
gih nyawa / bagi kuasa yang mengendalikan parlemen dan penjara/ menyambut petang
berhala, kutunjukkan kau gejala/ didepan pintu McDonalds dan gerbang Kodam berk
epala/ macan Siliwangi yang dipenggal ribuan terdakwa/ air sumur berbusa, langit
sehitam jelaga/ udara bertaring memaksa rima ini berbisa/ dan kau iman yang men
ghamba pada keabadian pusara/ kubacakan serat korporat yang mengglobalkan angkar
a/ rahim samsara yang terjaga pasca bencana/ pasca iman disilaukan kilatan C-4 d
an surga/ dan pasca jaring warasku yang mulai menyaingi utopia/ semustahil berha
rap dunia pasca 9-11 tanpa tentara/ tanpa Antara kukabarkan perihal neraka/ peri
hal sodom-gommorah, gurah dan semua barisan berhala/ yang kau pijak kau jadikan
jalur sumber pahala/ dan kau tebus semua surga dengan bangkai para pendosa/ rima
serupa sangkala prosa penolak bala/ hiphop hulu waktu dengan pekat sehitam bend

era/ bukan lagi perkara bukan lagi masalah jika / ribuan mimpi, satu barisan rub
uhkan menara

bentangan kalam serupa bara, satuan rima penolak bala


kepalan langitan gantang bencana, seharam jadah penagih nyawa

Homicide kembali pada bentangan kalam serupa martil/ prosa ababil, ziarah kesuma
t demolisi kastil/ Serupa menarik tentara dari Freeport, rima ini mustahil/ kali
an kubur bersama sejarah di pemakaman terusir/ negasi yang berdiri kala Valhala
tak berpinggir/ demokrasi dagelan boneka tirani mesin kasir/ koalisi kobil, yang
meminta setoran parkir/ serupa darah dan satir dan pengabdian tanpa akhir/ rima
kontra takdir, cetakbiru korporat vampir/ tata dunia baru memaksa rima ini bert
itik nadir/ konspirasi tanpa akhir dan arwah pembangkang sipil/ antidote keteras
ingan dalam kepakan sayap martir/ serupa lobi parlemen menggiring para musafir/
ke padang kepatuhan ujung laras para marinir/ nazarkan hidup tanpa sipir dan uju
ng harap yang lahir/ demi surga dan janji para pahlawan usang yang tak pernah ha
dir/ armamen imaji dalam magasin barisan sabil/ hunusan trakhir, pelumatan manua
l para kusir/ harapan yang menolak saji hamba dimuka takdir/ bersama para sodaga
r menyusun jutaan dominasi tafsir/ rima serupa sangkala prosa penolak bala/ hiph
op hulu waktu dengan pekat sehitam bendera/ bukan lagi perkara bukan lagi masala
h jika / ribuan mimpi, satu barisan rubuhkan menara

ILLSURREKSHUN
[Sarkasz]
Melepas kekang kendali pada hitungan detik kematian/ Satuan laskar aksara pengha
ncuran dinding keterasingan/ Rima ini melintang ditengah ribuan riba yang menagi
h hutang/ Rintangi bantuan luar negeri yang bernegosiasi dalam bahasa musang/ Me
nghuhunus belati kalam profan pada altar persetubuhan/ Yang berbagi tuhan bersam
a kuasa modal dalam wujud siluman berturban/ Mutan susupan McD layaknya iblis ma
rduk yang membuang pelanduk/ Merangsek setiap pintu masuk yang tak fitrah tanpa
sarung cap Gajah Duduk/ Tak sudi membusuk menanti panggilan di parkiran Imam Mah
di/ Dalam simulasi hidup yang meraga dalam masturbasi Raam Punjabi/ Kami tanding
i setiap eksistensi dari sekedar menjual dan membeli/ Menyembah dan mematuhi, se
gala konon yang tak lama lagi kami akhiri/ Kami kembali mengangkat setiap kepala
yang tertunduk untuk berhenti / meratapi Tuhan yang telah mati dikhianati profi
t, dominasi dan ekspansi/ Satu barisan, ribuan mimpi, kami hidupkan kuasa amorfa
ti/ yang berdiri tegak mandiri tanpa Bank Mandiri/ Hiphop harakiri, negasi hidup
dari lanskap yang terkooptasi/ Di saat setiap bongkahan emas di Freeport telah
lelah menjadi saksi/ Korporat Rambo dan kacung W.T.O yang tengah bermimpi/ Berko
mposisi bak Guantanamo sekolosal mega-orkestra Steve Albini/ Kalian amini manipu
lasi informasi yang beramunisi ritual dekadensi/ Berplot genosida berkoneksi kab
el TV/ Maka surga neraka yang kami hadirkan dalam kombinasi terkini/ Biner termu
tilasi pada setiap lanskap insureksi yang mereka kafiri

[Morgue Vanguard]
Ribuan kepalan yang mengakar pada reruntuhan atlas/ Meranggas pada batas hirarki
antara mikropon dan karkas/ Hari ini mulailah berhenti mempertanyakan kualitas
gundukan rima/ Dengan populasi MC yang lebih padat dari Cicadas/ Sepanas lubang

anus kalian disodomi korporasi tanpa pelumas/ Kami bayar lunas semua tagihan pay
dues sejak zaman Itang Yunas/ Kami pangkas semua manuver Ken Arok di tengah bel
ukar riba pasar/ Agen makar membuang hajat pada pelataran dan tangga altar/ Kami
hajar semua kebangkitan berhala, ideologi gembala/ Hidup yang menolak bergantun
g pada para saudagar serupa Yusuf Kalla/ Para imam korporasi yang khusuk di kala
merancang sangkala tiruan/ Yang ditunggangi zionis imperealis yang mencoba mena
bur bala/ Rima ini adalah Kayutsha, Sahin, Fajr dan Zetzal/ Penghantam barisan p
roduk korporasi pemasok Israel di toserba yang berjejal/ Pelumatan kollateral /
kombatan prosa hypereal/ Plot pencahar agenda laskar laba yang lebih Tsar dari s
emua tiran dan kaisar/ Satuan lingkar risalah yang hidup dari kepulan asap/ Yang
kami hisap dari manual hisab lapangan mu yang terbakar/ Rima ini lebih sakti da
ri Pancasila, yang siap menantang invasi/ Dari jadah global Sony hingga korporat
domestik serupa Bakrie/ Kontra-takdir serupa satuan sayap ababil yang menabur k
erikil/ Pada jalur komando dari Pentagon hingga Kodam, Kodim dan Koramil/ Pada k
ontrak para merkantil yang menggadai Cepu pada Exxon Mobil/ Kami rakit ribuan pr
osa martil/ Bagi mesin lobi Rupert Murdoch yang menagih martir

KLANDESTIN
[Morgue Vanguard]
ditengah hidup yang menyerupai rutan yang kehilangan sipir/ mengepal jemari hari
ini sesulit membongkar jaringan pembunuh Munir/ dengan pilihan diantara menjadi
tumbal atau martir/ kami kembali dengan eskalasi penghakiman hari akhir/ dengan
syair penantang satir korporat vampir/ sejak tafsir NAFTA dan Bush mempeluas pe
tak takdir kutukan/ membangun gerakan yang tak semudah merakit molotov oplosan/
oposisi kiri-kanan yang terlalu basi menjadi oposan/ hitung kembali kawan yang m
elangitkan kepalan / bangunkan kawan yang tersisa dan terlelap menenggak lipan/
kabarkan setiap lini kehidupan adalah front terdepan/ kembali isi amunisi hasrat
dan mimpi ke dalam barisan/ warisan kesumat yang membutuhkan lebih banyak lagi
kanon / lebih banyak lagi pembangkangan sipil serupa Porsea Indorayon/ serupa Bo
jong, serupa ribuan titisan/ bagi setiap kota yang menolak didominasi mall, penj
ara, monumen dan nisan/ Klandestin, manuver hantu serupa Vietkong/ sejak tanah,
udara dan air hanya sesajen bagi para cukong/ begundal pasar bebas yang mengantr
i di jalur by-pass/ yang bebas merangkai plot dominasi dalam satu pentas / dan l
aknat ini yang kembali menyeruak sejak Nipah dan Haur Koneng/ merubah setiap rim
a dan ritme menjadi awal lonceng kematian bagi IMF, WTO dan World Bank/ Dan seti
ap poin agenda penaklukan koloni yang mereka bonceng

Rima pemanggil arwah yang menziarahi pitam// Dengan pekat hitamnya langit saat m
emudarnya harapan// Nazar luka puputan, kalam penghabisan// Satu bangsa di bawah
kontrol korporat, kami langitkan kepalan

[Sarkasz]
Lubang hitam kepastian memaksaku mewadal/ Bernafas dalam kanal, meradang di dala
m banal / Kapal yang karam diperosok khayal dan domestifikasi hidup berkawal/ Ba
yangan ku yang berubah menjadi selakangan jadah tersamar/ Memugar setiap hasrat
yang memudar, nafas terakhir di belukar/ Ritual dengan ambisi di penghujung bula
n kalkulasi bumikan nazar/ Fajar kematian berhala, altar bangunan moral dan biji
zakar/ Hari ini konsumsi hanyalah masturbasi hidup di hapadan pasar/ Maka ku ra
pal rima negasi kosong sehitam aspal/ Sekilat anval, berbekal anggur dyonisian b
erdosis fatal/ Di antara tumpukan berangkal artefak lama B-boy berkepal/ Kontraarmamen tapal pelontar mortal pembantai portal/ Sakramen hidup yang lagi memerlu

kan afirmasi terdaftar/ Simbiosa mutual agenda neoliberal berpagar/ Serifikasi h


alal yang sedangkal menakar semua ikhtiar/ Para pembangkang yang terlalu mudah u
ntuk ditangkal/ Rima ini bertiwikrama dalam badai horizontal/ Tak pernah tertuli
s pada lontar/ terror imaji korporasi pembunuh berantai/ Kami jajarkan nama terb
antai, kami hitung semua bangkai/ dari jejak kemenangan ribuan perang yang tak p
ernah kami capai/ Untuk memaksa neraka keluar barak dan kawanan anjing/ Yang ber
mufakat dengan pangkat, patriotisme dan arak/ Disaat dinding keterasingan hasrat
menjadi kota terlarang/ Kami tak meminta Valhala, kami jadikan surga kalian ram
pasan perang

PANOPTIKANUBIS
[Morgue Vanguard]
Satu bangsa dibawah kontrol korporat/ satu bangsa dibawah kendali kuasa yang mem
inta taat/ satu kumpulan anubis pengawas siap menebar pukat/ dan semua kesadaran
harus tunduk pada mesin laba tanpa sarat/ mereka sangat awas dengan monitor men
ggurita/ menguasai dunia lawas hingga arah masa depan kita/ menguasai dunia mimp
i bawah sadar dan mengendalikan cerita/ menguasai jaringan seluler, radio dan ka
nal-kanal berita/ mereka di belakang layar semua plot laknat didunia/ mereka ber
wujud apapun bahkan yang tak pernah kan kau kira/ mereka buntuti kemanapun, apap
un yang kalian lakukan/ karena mereka selalu berhak mencap semua aktivitas mencu
rigakan/ tak cukup dengan satu dua badan intelejen, jutaan agen/ tak cukup memat
ikan pembebasan dengan isu bahaya laten/ garda depan tirani berarmamen/ hari ini
gulag berwujud kontrol anti-teror dalam bentuk detasemen/ dan bumi yang kita pi
jak adalah neraka kala / eskalasi operasi mencapai titik menabur bala/ jangan pe
rnah katakan motif Mossad dan BAIS sama sekali berbeda/ hingga satu hari semua o
rang terpasang chip pelacak di tengkuk mereka,

[Gaia]
Kloning tuhan awasi gerak/ bagaikan rutan seperti hutan/ diawasi serigala pemang
sa kala/ terus berkala membangun garda/ cuci otak tanpa makna semua berkala/ kua
sai dunia nyata hingga maya/ dibalik asa ketakutan tahta hilang merata/ legenda
konspirasi sarat keranda/ bukan sinetron belaka itu nyata/ bersama sutradara kas
at mata/ coba bungkam semua yang bicara/ semua aral didepan mata/ halalkan cara/
bantai semua yang ada/ kita berpijak pada tanah tak berpihak/ dimana hak terkoy
ak/ benat dan salah tersamar kemarau kabut valas tanpa validitas/ persempit ruan
g gerak aktivitas bahaya laten/ berkedok falsafah kebenaran yang diagungkan/ leb
ih busuk dari gabungan rentenir dan penyihir/ semua tabir akan terkuak di saat s
emua bergerak / merapat tantang malaikat mau pencabut belikat/ pekat siaga kepad
a kiamat buatan; teknologi anjing panoptikan

PURGATORI
dimana sekam terbakar, kemiskinan melekat/ ditanah ini dengan malikat makar kami
tumbuh bersahabat/ sejak awal, pemilihan umum adalah akumulasi lawak sarat/ dim
ana birokrat, tengkulak, cukong dan militer bersejawat/ ibarat bilangan kami mul
ai menipis habis diperlumat/ kompromi dan dilindas kematian yang datang terlalu
cepat/ di tanah ini pembangkangan menjadi hikayat basi/ serupa penyeragaman bawa
h sadar dan otomatisasi/ dan mereka yang fasih bicara tentang harkat dan martaba
t / nasib dan derajat, etos kerja, patuh dan meminta taat/ kukutuk semua pemadat
kebenaran yang meracau seribu babad/ hari ini diam seribu kata dan kalimat di h
adapan barisan mayat/ bersimulasi jagat, berkombinasi laknat/ demokrasi parlemen

tariat, mafia hukum dan kebenaran ritel ala Alfa Mart/ tunggu suatu hari hingga
semua orang mencari sesuap nasi/ hanya untuk menyadari mereka akan diantisipasi
dengan pendekatan ala Nazi/ demi semua keyakinan yang tertunda disaingi kiamat/
bagi semua jejak pembantaian disetiap jengkal sejarah yang tertutup rapat/ dari
jejak genangan darah Alas Tlogo yang mengering kasat/menebar isyarat/ tak ada ya
ng lebih totaliter dari gabungan saudagar, preman dan aparat/ waktunya merapat

TANTANG TIRANI
Titipan angkara mereka yang tak bisa lagi bersuara/ ini muara semua murka lawas
yang kehilangan nyawa/ dalam hitungan langkah kami kan isi angkasa/ dengan ribua
n pekik yang sama saat kalian terbakar bersama bara/ terlalu kentara, manuver me
reka memplot penjara/ hukum, moral, kebebasan, dan batas surga dan neraka/ meran
cang kontrol bawah sadar serupa bius pariwara/ menjagai setiap inci palang pintu
modal dengan tentara/ sebelum waktu yang banal, jumud berkanal/ demi semua mome
n heroik yang tak pernah tercatat dalam tanggal/ biarkan mereka lafal semua peri
ngatan yang mereka hafal/ setiap ayat pasal karet pertahanan para tiran berpangk
al/ kebebasan yang datang saat kau tak memiliki lagi harapan/ saat tak ada opsi
tersisa selain berdiri menantang para tiran / saat momen terhidup dalam hidupmu
adalah memasang badan ditengah medan/ kawan, mana kepalan kalian!

serupa biksu Burma dihadapan moncong senapan/ serupa malam Januari yang menandai
Chiapas/ serupa seruan Chavez didepan muka Amerika/ serupa tangan intifada yang
melempar batu di Palestina/ serupa siklus ronta setiap kota pasca amok Seattle/
serupa rudal Hizbullah di daerah pendudukan/ serupa rahim setiap ibu yang melah
irkan para kombatan yang menantang setiap tiran dititik nadir perhitungan

kami menolak menjadi bidak, sekedar sekrup dan tumbal/ target pemasaran sampah i
ndustri kapital global/ sekedar hidup lurus dalam dikte penguasa arus/ sekedar k
alian tahu kami akan bertahan sampai mampus/ kalian awetkan hegemoni dengan bals
am mumi anti-terror/ kombinasi intel dan preman menebar horor/ kalian kerangkeng
kami dengan pembenaran semantik/ kami rancang kalam puitik yang lebih bersenjat
a dari ribuan manifesto politik/ kaya semakin kaya, miskin semakin papa/ dan kal
ian dapat tetap berlindung dibalik retorika nasib dan samsara/ lakukan apapun te
rmasuk menjadi tuhan/ kami akan berdiri disini, tak sendiri, hingga nafas pengha
bisan/ kebebasan yang datang saat kau tak memiliki lagi harapan/ saat tak ada op
si tersisa selain berdiri menantang para tiran, / saat momen terhidup dalam hidu
pmu adalah memasang badan ditengah medan kawan, mana kepalan kalian!

serupa kesabaran terakhir para buruh di palang pintu pabrik/ serupa panen terakh
ir para petani penggarap/ serupa tengat miskin kota di ujung penggusuran / serup
a pilihan terakhir para pasifis dihadapan kekerasan negara/ serupa harapan merek
a yang tak bisa lagi berharap/ serupa pilihan terakhir keluarga korban kekerasan
negara/ serupa rahim setiap ibu yang melahirkan para kombatan/ yang menantang s
etiap tiran dititik nadir perhitungan

Anda mungkin juga menyukai