Anda di halaman 1dari 6

Mesin Hamlet

HEINER MULLER

****

HAMLET : Aku Hamlet….


Aku berdiri di pantai dan berbicara dengan gelombang, di belakangku
reruntuhan Eropa, lonceng mendentangkan pemakaman kenegaraan,
pembunuh dan janda berpasangan berbaris di belakang peti mati bangkai
anggota dewan, melolong dengan duka-cita busuk yang terhempaskan.

SIAPA MAYAT DALAM KERETA JENAZAH?


UNTUK SIAPA TERIAKAN DAN KELUHAN YANG BANYAK ITU?
ITU ADALAH MAYAT SEORANG YANG MULIA !
PEMBERI SEDEKAH!
Pilar Penduduk yang bekerja untuk Negaranya.
Barisan di kedua sisi jalan karya politiknya,
DIA TADINYA SEORANG LELAKI! Ya… LELAKI, SEORANG
LELAKI YANG MENGAMBIL SEMUA DARI SEMUANYA.
Aku menghentikan iringan pengantar jenazah, membuka peti mati dengan
pedangku, mata pedang patah, dengan sisanya yang tumpul akhirnya
berhasil dan aku bagi-bagikan pencipta yang mati DAGING SENANG
BERGABUNG DENGAN DAGING LAGI. Kesedihan menjadi sorak-
sorai, sorak-sorai menjadi decapan, di atas peti mati yang kosong, si-
pembunuh meniduri si-janda, HARUSKAH AKU MEMBANTUMU
BANGUN PAMAN? MENGANGKANGKAN KAKIMU MAMA.
Aku membaringkan diri di tanah dan mendengarkan bumi berputar pada
porosnya menuju kehancuran, dalam langkah tegap pembusukan (SUARA
ERANGAN KEPEDIHAN).

AKU HAMLET YANG BAIK, BERI AKU ALASAN UNTUK


BERDUKA CITA
AH…. SELURUH BUMI UNTUK SEBUAH PENDERITAAN YANG
NYATA
RICHARD KETIGA, AKULAH PANGERAN PEMBUNUH RAJA
OH… RAKYATKU
APA YANG TELAH AKU LAKUKAN PADA KALIAN?
SEPERTI ORANG BUNGKUK KUSERET OTAKKU YANG BERAT,
PIHAK KEDUA DIMUSIM SEMI KOMUNITAS
SESUATU BERKARAT DI SAAT PENGHARAPAN INI, MARI
MENGGALI KE DALAM BUMI DAN MENGHEMBUSKAN DIA KE
BULAN.
Inilah dia setan yang membuatku, kapak itu masih di tengkorak! Kamu
boleh tetap memakai topimu, aku tahu kamu punya satu lubang lebih
banyak. Aku dulu menginginkannya, seandainya ibuku punya satu lubang
kurang. Perempuan-perempuan harusnya dijahit, sebuah dunia tanpa ibu,
kita dapat saling bantai dengan tenang serta dengan penuh keyakinan. Jika
untuk kita hidup menjadi terlalu panjang atau tenggorokan kita menjadi
terlalu sempit.

Untuk teriak-teriakan kita, apa yang kau inginkan dariku?


Apakah sebuah upacara kenegaraan tidak cukup untukmu? Kau bilang
benalu !!!
Apakah tidak ada darah pada sepatumu? Apa artinya mayatmu untukku?
Berbahagialah, karena mungkin kau akan masuk surga, tunggu apa kau?
Tidak ada lagi hari esok.

ORANG-ORANG DI TIANG MENGELIAT DAN MENGELUH KESAKITAN


HORATIO MASUK PERLAHAN

HORATIO : Haruskah aku?


Karena adat adalah sepotong besi!
Bersembunyi dalam daging terdekat.
Atau ke dalam yang lebih dekat.
Berpegangan pada bumi karena ia berputar.
Tuhan patahkan leherku kala tersungkur dari sebuah bangku bar.
Orang tempat berbagi pikiranku yang penuh darah, sejak pagi ditutupi
langit kosong.
HAMLET : Kau datang terlambat untuk pembayaranmu, kawanku! tidak ada tempat
untukmu dalam tragediku! Horatio kau kenal aku? Apakah kamu
sahabatku? Kalau kau tahu aku, bagaimana kau menjadi sahabatku?
Maukah kau memainkan Polonius, orang yang ingin tidur dengan anak
perempuannya, Ophelia yang jelita. Horatio; Polonius, aku tahu kamu
seorang aktor, aku juga bermain sebagai Hamlet. Denmark adalah penjara,
di antara kita tumbuh dinding. Lihat apa yang tumbuh dari dinding.
ORANG-ORANG MENGERANG KESAKITAN
HORATIO KELUAR
OPHELIA MASUK

HAMLET : Ibuku pengantin.


Susunya ranjang mawar.
Kemaluannya liang ular
Apakah kamu lupa naskahmu?
Mama, aku bisiki; basuh pembunuh dari mukamu pangeran dan tunjukan
matamu yang indah kepada Denmark baru.
Aku buat kau jadi perawan lagi ibu, agar rajamu punya perkawinan
berdarah.
Kini aku mengaitkan tanganku di belakang punggungmu, karena aku benci
pelukanmu, Mengobrak-abrik dan melumuri gaun pengantinmu ke dalam
bumi, dengan ayahku yang sudah menjadi mayat, dengan robekan
wajahmu; perutmu; dan payudaramu yang sudah rusak. Aku mengambil
ibuku dari dia (Claudius), ayahku yang tak terlihat jejaknya.
(Bergumam)
Kegetiran yang begitu memilukan memaksa aku mencekiknya meskipun di
bibirku tak mampu menahan tangis. Apakah kau mengenalku ? darah
dagingmu ! Sekarang pergilah, pergi ke pernikahanmu bersama keparat itu.
Pelacur !

(Kecam)
Di bawah sinar matahari Denmark yang menyinari setiap kehidupan hingga
kematian. Aku menginginkan mayatmu di lubang saluran pembuangan,
Istana tenggelam.
Dan kau Ophelia, izinkan aku menikmati jantungmu yang memancing air
mataku.
OPHELIA : Aku Ophelia, orang yang tak diingini sungai, perempuan di tali gantungan,
perempuan dengan pembuluh nadi tersayat, perempuan yang kelebihan
dosis salju di bibir, perempuan dengan kepala dalam oven kompor gas.
Kemarin aku berhenti membunuh diriku. Aku sendirian dengan susuku,
pahaku, dan kemaluanku. Kuhancurkan medan pertempuran yang dulunya
adalah rumahku.
Kuhempaskan jendela-jendela, dengan tangan yang berdarah kurobek-
robek foto para lelaki yang pernah kucinta dan mengharapkanku di tempat
tidur, di meja, di kursi, dan di tanah. Kulempar pakaianku ke dalam api,
kugali jam yang tadinya jantung dari dadaku, aku pergi ke jalan berbaju
darah.

HORATIO MASUK
ORANG-ORANG DI TIANG BERBICARA SEREMPAK “UNIVERSITAS ORANG-
ORANG MATI, BISIKAN DAN GUMAMAN DARI NISAN-NISAN MEREKA” PARA
FILSUF YANG TELAH MATI MELEMPAR HAMLET DENGAN BUKU-BUKU
MEREKA, GALERI PARA PEREMPUAN MATI, PEREMPUAN DI TALI
GANTUNGAN, PEREMPUAN DENGAN PEMBULUH NADI TERSAYAT

OPHELIA : Kau ingin makan jantungku Hamlet?


HAMLET : Aku ingin jadi perempuan!
(Hamlet dengan tangan di kepalanya dan Memakai Pakaian Ophelia)
HORATIO : Perapian berasap dalam bulan yang gelisah.
Demam parah yang ia derita hanyalah saat yang paling buruk.
Saat yang paling buruk dari tahun untuk sebuah revolusi.
Terkadang saat musim dingin mereka datang ke kampung. Dengan
serigalanya, mencabik-cabik seorang petani.
HAMLET : Aku bukan Hamlet, aku tidak ikut main lagi, kata-kataku tidak bermakna
lagi untukku, pikiran-pikiranku menghisap darah imajinasi dramaku, sudah
tidak berlangsung, aku juga tidak tertarik lagi, aku tidak ikut main lagi.
HAMLET MENGAMBIL TOA dan TELEVISI

HAMLET : Demokrasi adalah sebuah monumen, demokrasi menggambarkan seorang


pembuat sejarah dalam pembesaran seratus kali lipat, proses membantu
sebuah harapan, namanya dapat ditukar-tukar, harapan tidak terpenuhi dan
monumen tergeletak di tanah diratakan tiga tahun setelah pemakaman
kenegaraan orang yang dibenci dan dihormati oleh para penerus kekuasaan
mereka. Dalam lubang-lubang hidung dan kuping yang luas, pada lipatan-
lipatan kulit dan patung yang telah dihancurkan itu, orang-orang miskin
kota metropolitan bertempat tinggal. Setelah runtuhnya monumen,
menyusul huru-hara setelah beberapa waktu yang dapat diterima. Huru-
hara berasal dari jalan-jalan makan angin, melawan tata lalu lintas selama
jam kerja, jalan-jalan jadi milik pejalan kaki, di sana-sini mobil dijungkir
balikkan, pejalan lamban melalui jalan satu arah menuju tempat parkir
yang tidak dapat diambil kembali, yang dikelilingi pejalan kaki bersenjata.
Para polisi menyapu pinggiran jalan ketika prosesi mendekati komplek
pemerintahan, prosesi itu dihentikan oleh sebarisan polisi, kelompok-
kelompok terbentuk. Para juru bicara muncul dari kumpulan itu, di atas
balkon gedung pemerintahan, seorang lelaki dengan tuxedo yang tidak rapi
muncul dan mulai bicara seperti biasanya, ketika batu pertama
mengenainya, ia mundur kebalik pintu kaca ganda yang tahan peluru.
Seruan menuntut kebebasan yang lebih banyak muncul dari teriakan untuk
menggulingkan pemerintahan. Orang banyak mulai melucuti polisi
menggempur dua tiga gedung penjara dan sebuah seksi kepolisian, sebuah
kantor polisi rahasia, menggantung antek-antek pemerintahan pada
kakinya, pemerintah menurunkan pasukan tank baja.
SEPERTI ORANG KELELAHAN, BERLAHAN-LAHAN TERJATUH DAN MERINTIH
KESAKITAN

HAMLET : Aku menatap kebalik pintu kaca tahan peluru, dimana kerumunan itu
mendesak ke depan dan aku mencium keringat-keringat ketakutanku.
Bergetar dengan takut dan jijik aku melihat diriku dalam kumpulan yang
mendesak ke depan, mulut berbusa, mengacungkan tinju kepada diriku,
aku menggantungkan daging berseragam di kakiku. Akulah prajurit dalam
menara meriam yang dapat berputar, kepalaku kosong di bawah helm,
teriakan tercekik di bawah belenggu. Aku mematahkan leherku, aku adalah
tawananku sendiri, peranku adalah air ludah dan tempolong, pisau dan
luka, taring dan tenggorokan, leher dan tali, aku adalah bank data berdarah
dalam kerumunan. Meludahkan dahak kata-kata di dalam kedap suaraku di
atas pertempuran. Dramaku sudah tidak berlangsung, naskahnya sudah
hilang, pemain-pemainnya meletakkan wajah mereka di gantungan baju
ruang ganti, di dalam kotaknya para juru bisik membusuk, mayat yang
dijejali kapas di ruang penonton tidak menggerakkan tangan, aku pulang
dan membunuh waktu, bersatu dengan diriku yang utuh.
SUARA-SUARA DI BELAKANG PANGGUNG, ORANG-ORANG PADA GELISAH

HAMLET : Televisi kemuakan sehari-hari.


Pada bualan yang dipersiapkan, pada kebahagiaan yang diperintahkan.
Hal ini memberi kepada kita, pembunuhan kita sehari-hari karena
kepunyaanmu adalah kemuakan yang sia-sia, pada kebohongan yang
dipercaya oleh para pembohong dan tidak oleh siapapun kecuali kemuakan
pada kebohongan yang dipercaya, kemuakan pada topeng-topeng para
selebritis telah menorehkan oleh perjuangan mereka memperebutkan
pekerjaan-pekerjaan, suara-suara untuk pemilihan, rekening-rekening
Bank.
ORANG-ORANG BERTERIAK DENGAN SEREMPAK “HIDUP KAPITALIS SEJATI”
HAMLET : Untuk seorang pembunuh, seperti Raja MACBETH, telah menawarkan
selir ketiganya, aku mengenal setiap tahi lalat di pangkal pahanya, dalam
sepi lapangan terbang, aku menghela nafas, aku seorang yang
mendapat privilege, privilege yang menjadi kemuakanku, penjara yang
dilindungi tembok kawat berduri.
MENGAMBIL PALU DAN MEMUKUL LUKISAN MARK, LENIN DAN MAO
MENGELUARKAN DARAH

HAMLET : Aku tidak ingin lagi makan minum, bernafas, mencintai seorang
perempuan, seorang lelaki, seorang anak, seekor binatang aku tidak ingin
lagi mati, aku tidak ingin lagi membunuh, aku membongkar dagingku yang
tersegel, aku ingin menghuni pembuluh darahku, sum-sum tulangku,
labirin tengkorakku, aku bersemayam dalam tahiku, dalam darahku,
pikiranku adalah luka-luka dalam otakku, otakku adalah bekas luka, aku
ingin jadi mesin, tangan untuk meraih, kaki untuk berjalan, tanpa nyeri,
tanpa pikiran.

LENIN, MARK, MAO BERBICARA SERENTAK


Yang utama adalah menggulingkan seluruh kondisi yang ada

OPHELIA DUDUK DI KURSI, SEMENTARA DUA LELAKI MEMBUNGKUSNYA


DENGAN KAIN KASSA DARI BAWAH KE ATAS

OPHELIA : Disini elektra berbicara dalam jantung kegelapan, di bawah matahari


sebagai alat siksa, kemetropolitan dunia, atas nama para korban, aku
menolak seluruh sperma yang telah aku terima, kurubah susu dari
payudaraku menjadi racun yang mematikan, ku tarik kembali dunia yang
telah aku lahirkan. Kedua pahaku, kukubur dunia dalam kemaluanku,
ganyang kebahagiaan penaklukan, hiduplah kebencian, penghinaan,
pemberontakkan, dan kematian. Ketika itu melalui kamar tidurmu dengan
pisau jagal, kalian akan tahu tentang kebenaran.

DARI LUBANG KE LUBANG MENUJU LUBANG AKHIR KELESUAN, DI


BELAKANG SETAN YANG TELAH MENCIPTAKAN DIA, HIJAU SEPERTI
OPHELIA SELAMA WAKTU NIFAS. DAN SEGERA SETELAH KOKOK AYAM
KETIGA SEORANG BADUT AKAN MENCABIK-CABIK BAJU BADUT SEORANG
FILSUF, SEEKOR ANJING PEMBURU YANG GEMUK MERANGKAK KE DALAM
BAJU JIRAH
Selesai

Anda mungkin juga menyukai