Kami pula yang dapat menghadirkan keduanya bersenyawa di atas surga dunia
Tak ada tuan, tak ada hamba
Kehampaan ini bernyawa
Aku katakan kepada kalian sabda batu kepada api
Perihal riwayat hidup yang menggenang dibawah bendera klaim kebenaran
Perihal jemaat yang merasa jumawa saat merasa
Memiliki jejak riwayat kuasa yang meminta patuh semua nyawa
Aku katakan kepada kalian kutukan batu kepada api
Perihal sebuah kuasa yang berfana taklid pada kebenaran ala massifikasi
Perihal tuhan jejadian kontra kehidupan perihal datangnya kala
Mereka yang telah keluar dari sarang-sarang mereka
Dari pintu-pintu pabrik
Dari gerbang-gerbang korporasi
Dari jendela gedung-gedung parlemen
Mendatangi pintu-pintu rumah kalian
Menumbalkan semua masa depan keturunan kalian
Perihal tuhan jejadian kontra kehidupan perihal datangnya kala
Mereka yang keluar dari sarang-sarang mereka
Aku katakan kepada kalian sabda batu kepada api
Bahwa di atas langit sana masih terdapat berlapis surga tak berujung lapis
Sehingga semua makna hirarki langit hanyalah persepsi muka bumi
Sehingga siapapun yang mengklaim dirinya pemimpin bumi adalah pendusta
Aku katakan kepada kalian sabda batu kepada api
Semua ujung senjakala pembangkangan ini bermuara
Pasca sebuah akhir zaman yang mengawali pancaroba tanah dan angkasa
Sabda batu kepada api
Api kepada kaki kaki langit
Manunggaling kawula gusti mengusung Anok
Tanah ini berbisik perihal suaka pada kekosongan strata
Tak ada tuan, tak ada hamba
Ada adalah tiada, dan kehampaan ini bernyawa
Membaca Gejala Dari Jelaga
Matahari terlalu pagi mengkhianati
Pena terlalu cepat terbakar
Kemungkinan terbesar sekarang, memperbesar kemungkinan pada ruang ketidakmungkin
an
Sehingga setiap orang yang kami temui tak menemukan lagi satupun sudut kemungkin
an untuk kemungkinan untuk berkata tidak mungkin
Tanpa darah mereka mengering
Sebelum mata pena berkarat dan menolak kembali terisi
Sebelum semua paru disesaki tragedi dan pengulangan menemukan maknanya sendiri d
alam pasar dan semerbak deodoran
Atau mungkin dalam limbah dan kotoran
Atau mungkin dalam seragam sederetan nisan
Kita pernah bernazar
Untuk menantang awan
Menantang langit dengan kalam-kalam terhunus
Hingga hari-hari penghabisan
Tanpa pretense apapun untuk mengharapkan surga dan neraka
Di atas semua
Saat momen terhidup dalam hidupmu adalah memasang badan di tengah medan
Kawan, mana kepalan kalian?!
[Chorus]
Serupa kesabaran terakhir para buruh di palang pintu pabrik
Serupa panen terakhir para petani penggarap
Serupa tengat miskin kota di ujung penggusuran
Serupa pilihan terakhir Pasifis di hadapan ancaman pasar
Serupa harapan mereka yang tak bisa lagi berharap
Serupa pilihan terakhir keluarga korban kekerasan negara
Serupa rahim setiap ibu yang melahirkan para kombatan yang menantang setiap tira
n di titik nadir perhitungan
[Spoken II]
Kami akan bangun kembali godam dari reruntuhan dan berangkal harapan
Keyakinan yang menyaingi semua manual langitan
Esok akan terlalu terlambat, hari ini atau tidak sama sekali!
Meski kalian coba bunuh kami berkali, kami akan lahir berkali bergenerasi
Harapan meski sebutir pasir di lautan yang menyapa setiap kawan
Dan menagih setiap jemari yang pernah menjanjikan kepalan
Untuk menggetarkan nyali para tiran!
[Soundclip dari orasi di lapangan]
Kawan-kawan, dengarkan kawan-kawan!
Komando ada di tangan saya, jangan terpancing provokasi!
Kawan-kawan, tunjukkan pada mereka kita tak akan bergeming hari ini, kawan-kawan
!
Komando ada di tangan saya. Satu langkah untuk pembebasan!
Hitung mundur dari sekarang!!
Puritan ( Godblessed Facists )
adalah bagaimana manusia menyebut nama tuhannya : tebas lehernya dahulu baru beri
dia kesempatan untuk bertanya
pastikan setiap tema legitimasi agama seperti hak cipta
supaya dapat kucuci seluruh kesucianmu dengan sperma
persetan dengan Surga sejak parameter pahala
diukur dengan seberapa banyak kepala yang kau pisahkan dengan nyawa
kini leherku-lah yang membuat golokmu tertawa
target operasi di antara segudang fasis seperti FBR di Karbala
karena aku adalah libido amarahmu yang terangsang dalam genangan darah
selangkangan Shanty jika kau menyebut parang bagian dari dakwah
melahap dunia menjadi pertandingan sepakbola
penuh suporter yang siap membunuh jika papan skor tak sesuai selera
para manusia-unggul warisan Pekan Orientasi Mahasiswa
paranoia statistika agama, wacana-phobia ala F.A.K
B-A-K-I-N tak pernah bubar, mewujud dalam nafas kultural
persis wakil parlemen yang kau coblos dan kau tuntut bubar
partai bisa ular, belukar liberal
Gengis Khan mana yang coba definisikan moral
persetankan argumentasi membakar bara masalah
dengan kunci pembuka monopoli anti-argumen komprehensi satu bahasa
instruksi air raksa mereduksi puisi hingga level yang paling fatal
kehilangan amunisi, sakral adalah ambisi
wadal modernisasi, program labelisasi Abu Jahal
distopia yang tak pernah sabar untuk menuai badai
aku bersumpah untuk setiap jengkal markas yang kalian anggap layak bongkar
dan setiap buku yang nampak lebih berguna jika terbakar
jika setiap hal harus bergerak dalam alurmu yang sakral
sampai api terakhir pun, neraka bertukar tempat dengan aspal
batalyon pembenci Gommorah sucikan dunia dengan darah
Altar Ruins
the medium cuddles ya with the imperial massage
mirror imaged a serious-head-concussioned god in the daily mirage
an extra-large style on top of triple-barrage
red coated fat-ass fillin chimneys with fudge
forget the grudge
got proletariat ambushed by television and booze
remain seated with a pedestrian chant about enjoying the boat cruise
9 to 5 lifestyle accustomized no customers curfew
commercial laughter stashed behind the scheme of a murderous issue
Smithian legacy addressed me as the 21st century s heresy
switchin frequency at mono for maximum density air superiority
bullshitin off that Thatcherism, got institution evokin pysician
to bought-up techno-capital technicians
them devious-hearted will beat ya with a backward journey to the future
givin the reality a permanent neck-bite, providing a static legal adjustment
bumrushin Picassos for winter house improvement
like gasoline-cocktailin cop station as a weekend entertainment
MC s strive for precision, but still caught-up within
24-7 latest version of billboards encirclement
a misleading paramount, praise the fuckin sermon
disciples of god re-write revelations with abundance of testosterone
even when McDonalds restaurant occupies the lines of your Holy Quran
muthafucka still lack of skill in readin between the lines
damage /
Nekrodamus
Trigger Mortis
Kami yang menari
Hanya menyembah kuasa
Dan meredam semua dinding dinding neraka
Kami yang menyimpan derita pada pintu-pintu surga
Yo! Mereka yang menyimpan gelisah pada kegelapan
Haus naluri pada liang yang ditabur kemiskinan
Yang menyimpan bara lebih banyak dari koleksi tuhan atas kutukan
Sehingga setiap jiwa yang mati tak harus menunngu proses pembusukan
Dan mereka yang meredam agar harus menyadari dinding bangunan
Yang membuat pilihan tak diberi tuhan untuk bebas dari setan
Dan bersimpati pada nisan setiap berhala simbol taliban
Dipungut setengah terpaksa di belokan separuh jalan
Hidup yang berkubang hampir menyerupai selokan
Dengan kubangan dimana mereka membuang limbah dan selongsong deodoran
Kota yang meradang di bawah plot Nokia dan Coca-cola
Kokoh berpola seragam dan opini para tentara
Menagih laba lebih baik daripada kurir samsara
Menagih suara di hari haram kau boikot atau penghuni penjara
Menagih nyawa anakmu sebagai ganti wadal perantara
Dengan pelelang valas narkotika sesajen dan maskara
Jangan berkhotbah tentang kiamat di pojok lokalisasi
dimana malaikat hanya boleh menjenguk mereka yang sekarat
mencekat nafas yang hidup di pengadilan di atas dunia
tanpa belikat mencari di kanal berangkal dengan urat nadi bersayap
apa yang dapat diharap dari intrik tua yang sibuk merancang sengkarut
teori di atas statistik filsafat yang sibuk membalut
apa yang dapat diharap dari aktivisme yang pasang surut
tak ada revolusi di sela rakyat yang militan memasang buntut
sehingga petaka sembako dan kita menanti nomor urut
sehingga setan berupa kegelapan lebih baik dari metafora novel butut
metafora gospel taghut menyembunyikan makam lebih laik dari kabut
lebih picik dari sampah pengecut kepada penghakiman iman yang tersudut
penguasa kota ini menegakkan kamar dengan memelihara rasa takut
dinding kota ini mempromosikan kebebasan dengan mulut hasrat dan mata tertutup
penegak iman di sini membangun imaji tuhan dengan gelak dan pedang di atas pundu
k
kami tak butuh manual pada apa yang layak apa yang tidak patut
sudah kuduga aku akan berubah wujud
separuh hamba separuh tuhan separuh badut
separuh hidupku dirancang mereka tetap terkutuk
separuh kutinggalkan terikat di rel kereta
separuh kusisakan tuk tiga matahariku dan kubiarkan berlanjut
Homicide
Panoptikanubis
[Morgue Vanguard]
Satu bangsa dibawah kontrol korporat
satu bangsa dibawah kendali kuasa yang meminta taat
satu kumpulan anubis pengawas siap menebar pukat
dan semua kesadaran harus tunduk pada mesin laba tanpa sarat
mereka sangat awas dengan monitor menggurita
menguasai dunia lawas hingga arah masa depan kita
menguasai dunia mimpi bawah sadar dan mengendalikan cerita
menguasai jaringan seluler, radio dan kanal-kanal berita