Anda di halaman 1dari 3

Lidah mertua (Sansevieria)

Sansevieria berkembang biak melalui umbi lapis, termasuk tanaman hias yang sering
disimpan di dalam rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi dengan
sedikit air dan cahaya matahari. Daun tumbuhan ini tebal dan banyak mengandung air
(sukulen). Oleh karena itu, sangat tahan kekeringan.Keistimewaan Sansevieria adalah
memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya. Ciri spesifik yang jarang
ditemukan pada tanaman lain, diantaranya mampu hidup pada rentang suhu dan
cahaya yang banyak.
Penelitian yang dilakukan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah menemukan
bukti-bukti bahwa tanaman ini secara alami mampu memerangi Sick Building
Syndrome selain itu juga mampu menyerap lebih dari 107 unsur polutan berbahaya
yang terdapat di udara sebab Sansevieriamengandung bahan aktif pregnane glikosid,
yang berfungsi untuk mereduksi polutan menjadi asam organik, gula dan asam amino,
dengan demikian unsur polutan tersebut jadi tidak berbahaya lagi bagi
manusia. Sansevieria juga menjadi objek penelitian tanaman penyaring udara NASA
untuk membersihkan udara di stasiun ruang angkasa.
Berdasarkan riset dari Wolfereton Environmental Service, kemampuan setiap helai
daun Sansevieriabisa menyerap 0.938 mikrogram per jam formaldehyde. Bila
disetarakan
dengan
ruangan
berukuran
75
meter
persegi
cukup
diletakkan Sansevieria dengan 4 helai daun. Riset lainnya (FAkultas MIPA , Unibraw
MAlang)dapat disimpulkan bahwa untuk ruangan dengan volume 100 m3 (panjang x
lebar x tinggi = 5 x 5 x 4 m3) dapat ditempatkan Sansevieria dewasa sebanyak 5 helai
sebagai penetralisir udara tercemar agar ruangan tersebut bebas polutan.
BLANCENG (Dieffenbachia spp)
Tumbuh baik pada areal dengan intensitas penyinaran rendah dan kelembapan
tinggi.Getah dari tanaman ini bisa menyebabkan gatal-gatal dikulit. Tanaman ini
memiliki trik hisap polutan tersendiri. Media tanam beserta daun tanaman
keluarga Araceae ini banyak mengeluarkan uap air. Kondisi ini mengakibatkan udara
dalam ruangan menjadilembap. Selain uap,tanaman ini dan juga jenis
tanaman Aglaonema
yang
lain juga
rajin
menyemprotkan
senyawa
yang
dinamai phytochemicalyang mampu menekan populasi bakteri dan spora jamur
merugikan hingga 50 -60%. Di alam, hal seperti itu terjadi sebagai salah satu
mekanisme tumbuhan untuk bertahan dan melindungi diri dari serangan
pathogen.Phytochemical dilepaskan saat fotosintesa pada tumbuhan tertentu dan
memiliki efek anti bakteri.Zat ini berkhasiat untuk menekan pertumbuhan spora jamur
dan bakteri merugikan dalam ruangan. Eksperimen telah menunjukkan bahwa amuba
atau bakteri yang diletakkan di dekat sehelai daun segar akan musnah dalam
beberapa menit saja. Selain dari efek anti bakteri, phytochemical juga mengurangi
rasa sakit, membantu konsentrasi, menghilangkan rasa lelah dan memperbaiki
kecekatan mental.
SRI REJEKI (Aglaonema )
Masih satu family yaitu Aracae dengan Diffenbacia. Jika setiap 1000 orang penduduk
Ibu Kota butuh ruang hijau seluas 0,95 ha. Artinya, setiap kepala menghendaki
dukungan hidup dari helaian daun seluas 9,5 m. Jika dirata-rata, besaran itu kira-kira
sama dengan luas daun Aglaonema sebanyak 1 pot. Apabila dihitung dari data luas
daun Sri Rejeki maka diperlukan individu dengan jumlah daun sebanyak 14 helai.
Berdasarkan penelitian Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia pada
ruangan dengan volume 100 m3 dapat ditempatkan Lidah Mertua dewasa sebanyak
5helai dan Sri Rejeki sebanyak 14 helai daun. Kombinasi Lidah Mertua dan Sri Rejeki
dapat menjadi alternative untuk menggantikan fungsi AC sebagai penetralisir polusi
udara dalam ruangan terutama yang disebabkan oleh asap rokok dan mikroorganisme.
PALEM KUNING (Chrysalidocarpus lutescens)

Merupakan jenis pinang-pinangan yang bisa tumbuh hingga 6 m. Mempunyai


kemampuan menyerap racun paling banyak jenisnya dan paling tinggi diantara
tanaman lainnya. Tanaman kecil cocok diletakkan di dalam rumah dan tanaman besar
di pinggir jalan sangat efektif untuk menyerap gas beracun dari asap kendaraan
maupun pabrik. PAlem Kuning setinggi 1,8 m dapat menghasilkan uap air 1 liter/24
jam dan menghisap zat beracun paling banyak jenis dan volumenya. Kemampuan
menyerap Trikloroetilen-nya 16,520 microgram, sedangkan penyerapan benzena
34,073 microgram, dan Formaldehida 76,707 microgram per 24 jam. Tanaman ini
tergolong lengkap, karena juga mampu menyerap xylene maupun amonia dalam
jumlah besar
SPATHIPHYLLUM (Spathiphyllum clevelandii)
Ada yang menyebutnya sebagai Peace Lili. Merupakan tanaman indoor, satu pot
tanaman dewasa mampu menyerap racun dalam ruangan hingga seluas 10 m persegi.
Efektif menghirup gas beracun jenis alkohol, aseton, trikloro dan formaldehid.
Sehingga tanaman ini sangat cocok diletakkan di dekat meja kerja yang banyak
diletakkan printer, tip-ex dan sejenisnya. Satu Spatiphylum dewasa dapat menyerap
racun secara maksimal pada area berukuran sekitar 10m.
HANJUANG (Dracaena fragrans)
Tanaman hias berdaun hijau atau merah ini dikenal dengan nama andong dalam
bahasa Jawa. Secara harfiah maupun filosofis, nama hanjuang sendiri memiliki makna
sebagai pembatas ruangan. Daun tanaman ini memiliki kemampuan anti bakterial
sehingga memiliki kemampuan menyerap racun yang sangat tinggi. Diantaranya yang
paling banyak ia serap adalah racun dari jenis formaldehid yang bersumber dari lem
atau eternit di plafon rumah. Hanjuang mampu menyerap antara 18,000 sampai
27,292 microgram Trikloroetilene, 25,968 microgram benzena, serta 20,459
microgram Formaldehida, untuk setiap 24 jam, untuk setiap tanaman dalam pot
ukuran diameter 20 cm
Philodendron (Philodendron erubescens)
Efektif menghisap racun Formaldehid yang terdapat pada lem dan eternit sehingga
cocok di letakkan sebagai tanaman indoor. Philodendron mampu menyerap
Formaldehida 8,000 microgram per 24 jam.
GERBERA (Gerbera jamesonii)
Mampu menyerap gas beracun apapun dan menghasilkan uap air untuk kesejukan
udara. Tanaman gerbera maupun krisan mampu mengurangi gas polutan yang
gentayangan di dalam ruangan sebanyak 90%. Agar dicapai hasil maksimal, ruangan
seluas 30m dibutuhkan tanaman gerbera/krisan sebanyak 2 3 pot.
Lili Paris (Chlorophytum comusum)
Merupakan jenis tanaman yang tidak suka pada sinar matahari langsung. Mudah
diperbanyak dari anakan yang menjuntai dari pohon induk. Biasa ditanam di dalam
pot, namun seringkali sebagai tanaman hias di luar ruangan yang ditanam langsung di
tanah sebagai ground cover. Ia mampu menyerap segala jenis gas beracun. Lili paris
dalam pot ukuran 20 cm mampu menyerap Formaldehida, 10,378 microgram per 24
jam
MARANTA (Marantha leuconeura)
Tanaman ini mampu menghasilkan kelembaban udara dengan baik dan mampu
menghisap segala jenis gas beracun, sayangnya tanaman ini tidak tahan sinar
matahari secara langsung sehingga kalau di tanam di luar ruangan memerlukan
peneduh.
SIRIH BELANDA (Epipremnum aureum)
Mampu meredam 53% dari total benzena sebesar 0,156 ppm per hari. Sanggup
menekan 67% dari total formaldehid 18 ppm dan 75% dari total Karbon monoksida
sebesar113 ppm

TIPS
Agar tanaman anti polutan ini dapat melakukan fungsinya dengan sempurna, saat
perawatan perlu beberapa perhatian ekstra sebagai berikut:
1. Pori-pori pada daun tanaman merupakan bagian yang bertugas menyerap zatzat beracun. Lama kelamaan pori-pori tanaman ini dapat tertutup oleh debu.
Apalagi tanaman di dalam ruang tidak terkena air hujan yang dapat meluruhkan
debu-debu yang menempel. Karena itu lap permukaan daun secara berkala
dengan kapas dan air, agar pori-pori daun terbebas dari selimut debu.
2. Jangan lupa mengeluarkan tanaman ke luar ruangan agar ia mendapatkan
pasokan sinar matahari yang cukup. Setidaknya, setiap 2 atau 3 hari sekali,
jemur tanaman tersebut di halaman. Lebih baik lagi jika anda punya banyak
tanaman berjenis sama, sehingga dapat bergantian di letakkan di dalam ruangan

Anda mungkin juga menyukai