Panduan Sampling
Panduan Sampling
sesaat
diambil
berturut-turut
untuk
jangka
waktu
tertentu
dan
agar setiap contoh yang dicampurkan mempunyai volume yang sama. Apabila
volume akhir dari suatu contoh gabungan 1-5 Liter, maka untuk selang waktu 1 jam
selama periode pengambilan contoh 24 jam dibutuhkan volume contoh masingmasing sebanyak 200-220 mL.
Air Bersih
72 jam
48 jam
Air Kotor/Limbah
12 jam
3. Pengawetan Contoh
Pengawetan contoh yang sempurna untuk sampel perairan adalah tidak mungkin,
mengingat sifat-sifat kestabilan dari masing-masing unsur yang terkandung pada
contoh tersebut tidak mungkin dicapai dengan sempurna. Fungsi pengawetan adalah
3
Jenis air, misalnya air tanah, air limbah, air sungai, air laut
4
Untuk sungai yang besar atau aliran-aliran yang airnya tidak bercampur rata,
maka diperlukan contoh yang lebih banyak dari beberapa tempat pemukiman
sepanjang lebar sungai dan pada kedalaman yang berbeda-beda pada setiap
lokasi.
Titik pengambilan contoh berjarak 1-5 Km dari hilir atau dari sumber
pencemaran, atau 500 m di hilir danau atau air terjun
b. Aliran terbatas
Titik pengambilan contoh air dari peralatan pipa, tangki, bejana, filter,
kondensor, evaporator adalah pada titik antara air masuk dan air keluar
Titik pengambilan contoh air tidak boleh dekat dengan sambungan untuk
menghindari pengaruh gejolak arus di dalam pipa, titik pengambilan contoh
diambil pada jarak 25 % dari diameter pipa sampai maksimum 100 mm dari
dinding pipa
c. Generator uap
Hindari tempat dimana fase uap dan fase air tidak dapat dipisahkan
1. Air dari jaringan pipa dan air tanah (air sumur gali, air sumur pompa tangan, air
mata air)
a. Semua wadah yang akan diisi dengan contoh air harus dibilas dengan air contoh
minimal 3 kali. Pada waktu pengisian air ke dalam botol dan wadah lain hindari
terjadinya aerasi.
b. Contoh air yang diperlukan terdiri dari :
c. Parameter lapangan yang perlu diperiksa antara lain bau, rasa, suhu udara dan
air,
sisa klor, pH, DO dan CO2 agresif/bebas.
d. Contoh air sebaiknya langsung diperiksa ke laboratorium dan apabila tidak
memungkinkan, contoh dapat diperiksa dengan selang waktu maksimum 72 jam.
2. Air badan air (meliputi air sungai, rawa, waduk, danau dan saluran air serta air laut
a. Semua wadah yang akan diisi dengan contoh air harus dibilas dengan air contoh
minimal 3 kali. Pada waktu pengisian air ke dalam botol dan wadah lain hindari
terjadinya aerasi.
b. Contoh air yang diperlukan terdiri dari :
c. Parameter lapangan yang perlu diperiksa antara lain bau, rasa, suhu udara dan
air, sulfida, pH, BOD, DO dan CO2 agresif/bebas.
d. Contoh air langsung dikirim ke laboratorium dengan selang waktu :
e. Apabila yang digunakan untuk mengambil gas terlarut adalah botol timba
alternatif, maka cara pemindahan contoh air dari botol timba ke botol oksigen
harus hati-hati sekali supaya tidak terjadi aerasi.
f. Untuk analisa oksigen terlarut (DO) dengan metode Winkler perlu pengikatan
oksigen terlarut tersebut di lapangan dengan cara menambahkan 2 mL MnSO4
dan 3 mL pereaksi O2 kemudian dikocok sampai rata. Bila cara ini tidak dapat
dilakukan maka contoh air sebaiknya disimpan pada temperatur 4o C dalam
termos es selama perjalan ke laboratorium.
b. Contoh air yang diperlukan untuk analisa air pemandian umum sama dengan air
badan air, hanya ada tambahan parameter lapangan yaitu bau dan kejernihan.
c. Contoh air yang diperlukan untuk analisa ini adalah :
d. Parameter lapangan yang perlu diperiksa untuk air kolam renang meliputi bau,
kejernihan, sisa klor, kebasaan, pH dan oksigen terabsobsi.
5. Air dari generator uap dan air dari tangki, bejana, filter, kondensor dan lainnya
a. Pengambilan contoh air dari generator uap dilakukan dengan alat khusus yaitu
koil pendingin. Volume contoh air yang diperlukan disesuaikan dengan tujuan
analisa.
b. Pengambilan contoh air dari tangki, bejana, filter dan sebagainya sama seperti
pengambilan contoh air dari jaringan pipa sedangkan volumenya tergantung dari
tujuan pemeriksaan.
***
1. WARNA
Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu
perairan sudah tercemar atau belum. Air selokan dapat berubah dari bening menjadi
kelabu karena adanya proses dekomposisi. Warna perairan dapat pula dipengaruhi
oleh biota yang ada didalamnya, misalnya algae, plankton dan tumbuhan air. Air
sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan, hal ini karena
dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi
didalamnya.
Metode Pengamatan : Organoleptik
2. BAU
Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik
pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas. Gas yang keluar dari hasil
dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya
dapat mematikan biota yang ada di dalamnya, contohnya adanya kasus ikan=ikan
yang mati atau mabuk pada waduk Cirata, Jawa Barat.
Metode Pengamatan : Organoleptik
3. RASA
Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau
sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan. Rasa suatu perairan dalam
kondisi bair berasa hambar, bila suatu periran sudah berwarna kurang baik atau/dan
bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak.
Metode Pengamatan : Organoleptik
4. TEMPERATUR
Suhu merupakan parameter
Aquatic life atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan
organisme baik secara langsung maupun tidak langsung. Aktivitas biologi dapat
menaikkan suhu perairan sampai 60o C. suh air buangan kebanyakan lebih tinggi
daripada suhu badan air. Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi.
Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi
antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya. Tetapi hal ini tidak
mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi
biota, contohnya terumbu karang. Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2
yang terlarut akan semakin rendah, demikian pula sebaliknya.
Alat : termometer
Cara Kerja :
dicelupkan ke dalam air tersebut, ditunggu beberapa menit. Diangkat dan dicatat
suhunya.
10
Urinometer
Termometer
Sampel air
Cara Kerja :
Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai
BJ sampel. Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas
ukur.
Perhitungan :
n
tk tp x 0,001
3
BJ sesungguhnya =
A + n
Ket :
tk
= suhu kamar
tp
= suhu peneraan
Faktor koreksi
6. KEKERUHAN
Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air. Sinar
matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk
proses metabolisme. Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk
akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut, dan bila air
tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak. Kekeruhan dapat dipakai
sebagai indikasi kualitas suatu perairan. Air alami dan air buangan yang
mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar.
Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air. Misalnya
11
Turbidimeter
Cara Kerja :
Perhitungan :
Hasil pemeriksaan
x NTU x Pengenceran = .. NTU
Kekeruhan larutan standart
7. KECERAHAN
Alat : Secchi disc
Cara Kerja :
Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm).
Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm).
Perhitungan :
A + B =
2
.. cm
8. KEDALAMAN
Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus, debit air dan kecerahan.
Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin
berkurang.
12
Alat :
ujungnya.
Cara Kerja :
Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat
tinggi permukaan air pada tali (.. cm).
9. KECEPATAN ARUS
Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad
renik dan oksigen. Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan.
Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan
oksigen di dalam perairan tersebut. Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai
arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi.
Alat :
Roll meter
Stop watch
Tali rafia
Ranting kayu
Cara Kerja :
Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran
air.
Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air
berbarengan dengan dijalankannya stop watch.
Perhitungan :
Jarak yang ditempuh
Waktu yang diperlukan
.. m/s
Alat :
Roll meter
Bandul logam
Bola pingpong
Cara Kerja :
Diukur lebar dan panjang perairan, lebar dan panjang perairan tersebut dibagi
rata untuk beberapa titik.
Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk
kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut
(A m2).
Perhitungan :
A x V
A =
V =
kecepatan arus
Timbangan
Cawan porselin
Kertas saring
Oven
Desikator
Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram).
14
Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di
dalam gelas piala.
Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu
kamar.
Perhitungan :
1000 x (B A)
= . gram/Liter
50
Perhitungan :
Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang
ada.
laut perairan dalam. Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan
dan matahari terhadap bumi; morfologi setempat dan kedalaman. Berdasarkan
posisi kedukuan bulan, matahari dan bumi, maka pasut dapat dibedakan :
a. Pasut Purnama
Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi
seperti pada saat bulan muda atau bulan purnama,maka daya tarik keduanya
saling memperkuat.
b. Pasut Perbani
Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi, maka
gaya tarik keduanya akan saling meniadakan.
Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan
waktu dengan menggunakan papan palem.
Alat : Papan palem diberi tanda/ukuran seperti meteran
Tali
Teropong / Binokuler
Senter
Cara Kerja :
Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat
angka tinggi air pada papan palem.
Perhitungan :
DHL dalam umhos/cm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer.
***
17
PARAMETER KIMIA
a. pH
Alat
: pH Universal
Cara Kerja
Bahan :
1. Iodida alkali (perekasi Winkler)
2. H2SO4 pekat
3. Larutan Mangan sulfat/ MnSO4 48 %
4. Natrium tiosulfat 0,025 N
5. Indikator amylum 1 %
Cara Kerja :
1. Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler, lalu dikocok
dan ditunggu hingga terbentuk endapan.
2. Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat, dikocok hingga endapan larut.
3. Diambil 50,0 mL sampel tersebut, dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat
0,025 N sampai berwarna kuning muda pucat.
4. Ditambahkan inikator amilum (biru).
5. Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat, dari biru sampai menjadi
bening.
6. Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai.
18
Perhitungan :
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mg/L) =
mL sampel
c. CO2 BEBAS
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Labu erlenmeyer
Bahan :
1. Indikator Phenol ptalein
2. Natrium bikarbonat
Cara Kerja :
1. Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer.
2. Tambahkan 3-5 mL indikator PP.
3. Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda.
4. Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai.
Perhitungan :
19
Perhitungan :
Kadar BOD (mg/L) = (DO sesaat DO5) X pengenceran
Bahan :
1. H2SO4 6 N
20
2. KMnO4 0,01 N
3. H2C2O4 0,01 N
Cara kerja :
1. Dipipet 25 mL sampel air, dimasukkan kedalam erlenmeyer.
2. 2. Tambahkan 0,5 mL H2SO4, beberapa teter KMnO4 0,01 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi.
3. Pipet 10 mL larutan KMnO4 0,01 N kedalamnya. Warna larutan akan berwarna
merah.
4. Dididihkan larutan tersebut, catat jamnya. Warna larutan akan lebih muda,
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat.
5. Turunkan suhu 80oC, ditambahkan 10 mL asam oksalat 0,01 N dengan pipet
khusus. Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih.
6. Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 0,01 N sampai berwarna
pink.
Perhitungan :
(10 + a) b (10 x c) 31,6 x 1000
dimana :
a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 0,1 N
d = sampel air (mL)
g. KESADAHAN TOTAL
Alat :
1. Pipet volume 10,0 mL
2. Erlenmeyer
3. Buret
Bahan :
1. Larutan EDTA
21
2. Larutan Buffer pH 10
3. Indikator EBT
Cara kerja :
1. Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer.
2. Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda.
3. Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-1,5 mL.
4. Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda.
5. Catat volume EDTA yang dipakai.
Perhitungan :
mg/L CaCO3 : mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h. SALINITAS
Alat :
1. Erlenmeyer
2. Pipet volume
3. Pipet tetes
4. Buret dan statif
Bahan :
1. Indikator K2CrO4
2. AgNo3 0,1 N
Cara kerja :
1. Ambil 30 mL sampel air laut, lalu diencerkan 10-50 kali.
2. Tambahkan K2CrO4.
3. Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata.
Perhitungan :
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 35,5 X 1000 X 1,81
mL sampel X 1000
22
i. KESADAHAN Ca
Alat :
1. Pipet volume 10,0 mL
2. Erlenmeyer
3. Buret
Bahan :
1. Larutan EDTA 0,01 N
2. Indikator Maurexide
3. Larutan NaOH 1 N
Cara kerja :
1. Dipipet 10,0 mL sampel, dimasukkan dalam erlenmeyer.
2. Ditambahakan 1 mL NaOH.
3. Ditambahkam indikator Maurexide 0,1 g dan aduk sampai warnanya merah bata.
4. Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu.
5. Catat volume EDTA yang terpakai.
Perhitungan :
Mg/ L Ca =
j. KESADAHAN Mg
Perhitungan :
mg/L Mg = (kesadahan total kesadahan Ca) x 0.24
23
Cara kerja :
1. Ambil sampel air dalam botol Winkler.
2. Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri.
3. Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes, tittrasi dengan HCl 0,1 N sampai
berwarna jingga.
4. Catat mL HCl yang terpakai.
Perhitungan :
D.M.A = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l. ASIDITAS
Alat :
1. Erlenmeyer
24
2. Buret
3. Pipet volume 10,0 mL
Bahan :
1. Indikator PP
2. NaOH 0,02 N
Cara kerja :
1. Ambil sampel air sebanyak 10,0 mL masukkan kedalam erlenmeyer.
2. Tambahkan 3 tetes indikator PP.
3. Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat.
4. Catat mL NaOH yang dipakai.
Perhitungan :
Total Keasaman mg/L CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m. ALKALINITAS
Alat :
1. Tabung plastik
2. Erlenmeyer
3. Pipet
Bahan :
1. Indikator PP pH 4,5
2. Brom Cressol Red pH 8,3
3. Sulfuric Acid
Cara kerja :
1. Masukkan sampel kedalam botol plastik, lalu dituang kedalam erlenmeyer.
2. Tambahkan 1 tetes indikator PP, jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no. 4).
3. Jika berwarna pink, tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan).
25
4. Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink.
5. Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan.
Perhitungan :
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 17,1
26