OS AMBLIOPIA ANISOMETROPIA
OD MIOPIA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Penyakit Mata
Rumah Sakit Tentara dr. Soedjono Magelang
Disusun Oleh:
Agung Ravi Saputra Sangadji
01.210.6072
Pembimbing:
dr. YB. Hari Trilunggono, Sp.M
dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp.M
FAKULTAS KEDOKTERRAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
OS AMBLIOPIA ANISOMETROPIA
OD MIOPIA
Disusun oleh:
Agung Ravi Saputra Sangadji
01.210.6072
Dosen Pembimbing,
1. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Nn. Anita
Umur
: 17 tahun
Alamat
: Jl. Sonobogan RT 1 RW 7
Pekerjaan
: Pelajar
Agama
: Islam
Tanggal Poli
: 18 Mei 2015
2. ANAMNESIS
Dilakukan secara Autoanamnesis pada tanggal 18 Mei 2015 jam 11.00
dengan keluhan utama mata kiri untuk melihat jauh kabur dan pusing.
a. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke poliklinik Mata RST dr. Soedjono
Magelang dengan keluhan mata kiri untuk melihat jauh kabur dan
pusing, keluhan tersebut dirasakan meskipun sudah menggunakan
kacamata. Pasien merasakan keluhan tersebut terutama pada saat di
kelas duduk di bangku belakang, maka pada saat itu pasien akan
susah untuk membaca tulisan di papan tulis dan kemudian pasien
menggunakan mata kanan nya saja untuk membaca jauh. Selain itu
juga pasien merasakan matanya lelah apabila terus-terusan melihat
jauh. Pasien menyangkal melihat cahaya silau, melihat dekat kabur,
melihat halo, dan mata tidak mengeluarkan kotoran.
Pasien mengaku sudah mulai menggunakan kaca mata
sejak 3 tahun yang lalu, dan sudah 2 kali mengganti kacamata.
Kacamata sebelum nya adalah OD S -1,0 OS S-2,5
b. Status Ophthalmicus
OD
OS
Visus
3/60 S -5.00
6/12 NBC
Bulbus Oculi
Gerak bola mata
Strabismus
Eksoftalmos
Segala arah
Tidak ditemukan
-
Segala arah
Tidak ditemukan
-
Pemeriksaan
Endoftalmos
Suprasilia
Kedudukan
Jaringan parut
Palpebra
Benjolan
Edema
Hiperemi
Blefarospasme
Pseudoptosis
lagoftalmus
Margo palpebra:
Entropion
Ektropion
Silia:
Trikiasis
Tanda radang
Konjungtiva
Hiperemi
Injeksi konjungtiva
Injeksi siliar
Sekret
Kista
Bangunan patologis
Sklera
Warna
Laserasi
Kornea
Kejernihan
Kecembungan
Infiltrat
Ulkus
Sikatrik
Simetris
-
Simetris
-
putih
-
putih
-
Jernih
Cembung
-
Jernih
Cembung
-
Cukup dalam
-
Cukup dalam
-
COA
Kedalaman
Hipopion
Hifema
Iris
Warna
Kripta
Sinekia
Pupil
Letak
Bentuk
Diameter
Reflek pupil L/TL
Lensa
Kejernihan
Corpus Vitreum
Fundus Reflek
Funduskopi
Coklat
+
-
Coklat
+
-
Sentral
Lingkaran
3 mm
+/+
Sentral
Lingkaran
3 mm
+/+
Jernih
Jernih
Jernih
Jernih
Cemerlang
Cemerlang
Focus -2
Focus -8
Papil: warna merah Papil: warna merah
jambu, bulat, CDR jambu, bulat, CDR
0,3, Myopic cresent 0,3, Myopic cresent
tidak ditemukan,
tidak ditemukan,
Vasa: AVR 2:3
Vasa: AVR 2:3
Makula: Fovea
Makula: Fovea
reflek (+)
reflek (+)
Retinal bleeding (-) Retinal bleeding (-)
Ablasio retina tidak Ablasio retina tidak
ditemukan, fundus ditemukan, fundus
tigroid tidak
tigroid tidak
ditemukan
ditemukan
Normal
TIO
Normal
4. DIAGNOSA BANDING
1. Oculi Dextra
OD Myopia dipertahankan karena pada pada OD awalnya 6/9
dikoreksi menggunakan lensa negatif S -1,00 penglihatan menjadi
6/6.
OD Hipermetropia disingkirkan karena pada hipermetropia
didapatkan keluhan pandangan kabur saat melihat jauh dan dekat.
Koreksi menggunakan lensa sferis positif akan memberikan tajam
penglihatan yang baik, namun pada pasien tajam penglihatan
2. Oculi Sinistra
OS Ambliopia Anisometropia dipertahankan karena pada
ambliopia ini terjadi perbedaan refraksi yang besar antara kedua
mata. Pada pemeriksaan visus pasien didapatkan visus OD 3/60
S 5,00 6/12 (NBC) dan visus OD awalnya 6/9 dikoreksi
menggunakan lensa negatif S -1,00 penglihatan menjadi 6/6, serta
tidak ditemukan kelainan pada segmen anterior dan posterior bola
mata.
OS Ambliopia Isometropia disingkirkan karena pada ambliopia
ini terjadi kelainan refraksi tinggi yang tidak dikoreksi dimana
ukurannya hampir sama antara mata kiri dan kanan, sedangkan
pada pasien ini didapatkan perbedaan refraksi antara kedua mata.
Non-medikamentosa
a. Resep kacamata sesua koreksi
OD: S -1,00 OS S -5,00 = Pasien merasa pusing
Dilakukan under correction
OD: OD: S -1,00 OS S -2,00 = Pasien tidak pusing
b. Oklusi
Menggunakan mata yang mengalamai ambliopia untuk melihat,
dengan cara menutup mata yang tidak mengalami ambliopia pada
kasus ini yaitu mata kanan pasien. Kemudian menurut Amblyopia
Treatment Studies dilakukan patching (penutupan mata selama)
VOD
VOS
Quo ad visam
Dubia ad bonam
Dubia ad bonam
Quo ad sanam
Dubia ad bonam
Dubia ad bonam
Quo ad fungsionam
Dubia ad bonam
Dubia ad bonam
Quo ad kosmeticam
bonam
Bonam
Quo ad vitam
bonam
Bonam
9. EDUKASI
Untuk miopia
Menjelaskan pada pasien bahwa dirinya mengalami rabun jauh,
dimana mata kiri minusnya jauh lebih tinggi daripada mata yang
kanan, sehingga mata yang digunakan untuk melihat adalah mata
yang kanan dan itu menyebabkan mata kiri nya menjadi mata
malas.
Memberitahukan pada pasien agar kacamata selalu dipakai , agar
Untuk ambliopia
10. RUJUKAN
Pasien tidak dirujuk ke bagian spesialis lain
10. KOMPLIKASI
Miopia: Ablasio Retina
AMBLIOPIA
Pendahuluan
Amblyopia lebih dikenal dengan sebutan Lazy Eye (mata malas). Mata malas atau
Amblyopia adalah kondisi dimana mata mengalami penurunan penglihatan yang
tidak bisa dibantu meskipun menggunakan kacamata maupun lensa kontak.
Amblyopia tidak disebabkan karena adanya kesalahan pada mata. Pada kondisi
ini, otak tidak tidak sepenuhnya melakukan fungsinya dalam menggambarkan
objek yang dilihat oleh mata. Amblyopia hampir selalu terjadi hanya pada satu
mata saja, tapi di beberapa kasus sangat jelas menunjukkan bahwa amblyopia
mempengaruhi penglihatan pada kedua belah mata. Sebagian besar penderita
Amblyopia adalah anak-anak.
Penyembuhan Amblyopia sendiri banyak dilakukan pada tahun pertama ketika
seseorang di diagnosis menderita Amblyopia ketika mata masih dapat berkembang
dengan baik.
Amblyopia adalah kondisi neurogikal bawaan atau karena sebab di atas. Otak
akan menghalangi mata untuk melihat objek secara jelas dan proses tersebut dapat
menyebabkan penurunan permanen pada penglihatan yang tidak dapat ditolong
dengan kacamata, lensa kontak atau operasi lasik sekalipun. Kebanyakan orang
tua dan anak dapat secara dini mencegah kondisi ini, dengan menjaga kondisi
mata dari penyakit yang sangat sulit disembuhkan.
Kedua mata harus menerima objek benda yang dilihat dengan jelas selama masa
awal penglihatan (pada anak hingga usia 6 tahun). Semua hal yang menghalangi
penglihatan yang jelas pada mata selama masa tersebut diakibatkan karena
Amblyopia. Pada umumnya penyebab Amblyopia adalah Atrabismus konstan
(bola mata turun sebelah), Anisometropia (penglihatan yang berbeda), adanya
penyumbatan pada mata karena trauma dan kelopak mata yang layu.
Anisometropia adalah penyebab utama amblyopia, dan banyak penelitian
menginformasikan bahwa ia sering tidak terdiagnosa dan tertangani. Untuk
membantu faktor-faktor risiko amblyopia (kekeruhan media refraksi, strabismus
dan atau kesalahan refraksi), The vision screening committee of the American
Association forPediatric Ophthalmology and Strabismus (AAPOS) telah
mengembangkan petunjuk (guidelines) skrening penglihatan. Seorang anak yang
persen pada anak-anak dengan masalah mata. Sebagian besar data menunjukkan
bahwa kira-kira 2% populasi umum menderita amblyopia.
Amblyopia seperti yang ditunjukkan pada Visual Acuity Impairment Survey yang
disponsori oleh National Eye Institute (NEI) merupakan penyebab utama
hilangnya penglihatan monokular pada dewasa yang berumur 20-70 tahun atau
lebih. Prevalensi amblyopia tidak mengalami perubahan dari tahun ke tahun.
Amblyopia was shown in the Visual Acuity Impairment Survey sponsored by
the National Eye Institute(NEI) to be the leading cause of monocular vision loss
in adults aged 20-70 years or older. Prevalence of amblyopia has not changed
much over the years.
Amblyopia merupakan masalah sosioekonomi yang terjadi masyarakat. Banyak
studi menunjukkan bahwa ia merupakan salah satu hilangnya penglihatan
monokular pada orang dewasa. Lebih jauh lagi, seseorang dengan amblyopia
memiliki risiko yang lebih tinggi menjadi buta karena penyebab potensial dari
sebab lain. Tidak terdapat faktor ras dan jenis kelamin pada kelainan ini. Risiko
yang tinggi ada pada anak-anak yang perkembangannya terlambat seperti lahir
premature, dan atau mempunyai riwayat keluarga amblyopia.
Etiologi
Amblyopia dapat disebabkan oleh banyak kelainan yang mendahului. Sebagian
besar penyebab tersebut antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Organik. Kelainan struktur retina atau nervus optikus dapat saja terjadi.
Amblyopia fungsional dapat bersuperimposisi dengan kelainan visual organik.
Diagnosis
Anamnesis
Hal ini diperlukan untuk mencari riwayat kelainan sebelumnya. Perlu pula
dicari informasi riwayat bedah mata sebelumnya. Sebagai tambahan informasi
rutin, penggalian informasi mengenai riwayat strabismus dalam keluarga atau
masalah mata lain adalah sangat penting karena keberadaan masalah mata tersebut
dapat merupakan faktor predisposisi terjadi amblyiopia pada anak-anak.
Pemeriksaan fisik
1.
1.
1.
2.
3.
Pemeriksaan visus
Diagnosis amblyopia biasanya memerlukan dua garis perbedaan tajam
penglihatan yang bermakna antara kedua mata; namun definisi ini masig
membingungkan dan perbedaan yang hanya sedikit sering terjadi.
Crowding phenomenon : karakteristik yang umum terjadi pada mata
amblyopia adalah kesulitan dalam membedakan optotipe yang saling
berdekatan. Visus sering lebih baik ketika pasien dihadirkan huruf tunggal
daripada sebaris huruf.
Tes pada anak yang belum bisa bicara.
Kesukaan memfiksasi mata lebih mudah dinilai terutama ketika
terdapat strabismus.
Induced tropia test dapat dilakukan dengan cara memegang prisma 10
dioptri pada kasus orthophoria atau microtropia.
Pada bayi yang matanya terfiksasi silang, yaitu dengan cara
memberikan perhatian ketika perpidahan fiksasi (fixation switch) terjadi. Jika
ini terjadi mendekati posisi primer, maka visusnya sama pada kedua mata.
Sensitifitas kontras (contrast sensitivity). Mata amblyopia strabismus
dan anisometropia mengalami kehilangan ambang sensitifitas kontras yang
nyata, terutama pada frekuensi spasial yang besar. Kehilangan ini
meningkatkan perburukan amblyopia.
Neutral density filters. Pasien dengan amblyopia strabismus
mempunyai visus yang lebih baik atau hanya mengalami sedikit penurunan
ketika diuji dengan neutral density filters dibandingkan mata normal. Hal ini
tidak ditemukan pada pasien dengan amblyopia anisometropia atau penyakit
organik.
Fungsi binokular. Amblyopia biasanya berhubungan dengan perubahan
pada fungsi binokular atau stereopsis.
4.
MIOPIA
1 DEFINISI
Miopia (nearsightedness) adalah suatu kelainan refraksi dimana sinarsinar sejajar masuk ke bola mata tanpa akomodasi akan dibiaskan di depan
retina. Sehingga untuk meletakkan bayangan di retina maka titik terjauh harus
lebih dekat ke bola mata dibandingkan dengan orang normal. Untuk
mengoreksinya dengan lensa sferis negatif terkecil (American Academy of
Ophthalmology,2009-2010)
2 KLASIFIKASI
Bentuk miopia menurut penyebabnya :
a. Miopia aksial
Panjang aksial bola mata lebih panjang dari normal, walaupun kornea dan
kurvatura lensa normal dan lensa dalam posisi anatominya normal. Miopia
dalam bentuk ini dijumpai pada proptosis sebagai hasil dari tidak
normalnya besar segmen anterior, peripapillary myopic crescent dan
exaggerated cincin scleral, dan staphyloma posterior.
b. Miopia refraktif
Mata memiliki panjang aksial bola mata normal, tetapi kekuatan refraksi
mata lebih besar dari normal
Hal ini dapat terjadi pada :
-Miopia kurvatura
Mata memiliki panjang aksial bola mata normal, tetapi kelengkungan
dari kornea lebih curam dari rata-rata, misal : pembawaan sejak lahir atau
keratokonus,
atau
kelengkungan
lensa
bertambah
seperti
pada
2. Terapi bedah
Seiring dengan semakin berkembangnya tehnik operasi dan semakin
banyaknya orangyang lebih memilih operasi dibandingkan dengan memakai
kacamata ataupun lensa kontak. Sekarang telah dilakukan banyak prosedur
operasi untuk mengkoreksi kelainan refraksi seperti miopia secara permanen.
Setelah operasi penderita miopia akan mendapatkan tajam penglihatan sampai
20/40 bahkan sampai 20/20 (American Academy of Ophthalmology,20092010)
Beberapa tehnik operasi yang telah digunakan untuk mengatasi kelainan
refraktif miopia ini,
diantaranya :
Epikeratophakia
Radial keratotomy (RK)
Photo-refractive keratotomy (PRK)
Laser Insitu Keratomileusis (LASIK)
Clear lens extraction in unilateral high myopia
Phakic IOL
6 KOMPLIKASI
1. Retinal detachment
2. Katarak komplikata
3. Perdarahan vitreus
4. Perdarahan koroid
5. Strabismus divergen