Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1
Kata Pengantar... 2
BAB I ( Tinjauan Pustaka ) ............................... 3
BAB II ( Hasil Percobaan dan Jawab Pertanyaan ) .. 12
BAB III ( Pembahasan ) 20
BAB IV ( Kesimpulan ) 23
Daftar Pustaka ........................... 24

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan HidayahNya, saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Fisiologi yang berjudul Laporan Praktikum
Fisiologi Blok Sistem Tubuh II Pengukuran Tanda-Tanda Vital tanpa suatu kendala yang berarti.
Laporan Praktikum ini saya buat sebagai salah satu sarana untuk lebih mendalami materi
tentang pengukuran tanda-tanda vital pada manusia.Kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang
Maha Esa, untuk itu saya mohon maaf apabila dalam laporan ini masih terdapat kesalahan baik
dalam isi ataupun sistematika. Saya juga berharap laporan praktikum ini dapat bermanfaat untuk
pendalaman materi pada Blok Sistem Tubuh II ini.

Jember, 23 November 2014

Penulis

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Teori Dasar Pengukuran Tanda Vital


Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan
sistem tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan
tekanan darah. Tanda vital mempunyai nilai sangat penting dalam fungsi tubuh. Adanya
perubahan tanda vital dapat menunjukkan keadaan metabolism dalam tubuh; denhut nadi
dapat menunjukkan perubahan pada sitem kardiovaskuler; frekuensi pernapasan dapat
menunjukkan fungsi pernap[asan; dan tekanan darah dapat menilai kemampuan sistem
kardiovaskular, yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi. Semua tanda vital saling
berhubungan dan saling memengaruhi. Perubahan tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalam
kondisi aktivitas berat/dalam keadaan sakit dan perubahan tersebut merupakan indicator
adanya gangguan sistem tubuh.
Tanda-tanda vital ini harus dilihat secara tersendiri dan kolektif. Tanda-tanda vital
memperlihatkan perubahan pada tubuh yang mungkin tidak dapat diobservasi. Pemantauan
tanda-tanda vital seharusnya bukan merupakan prosedur otomatis atau rutin; tindakan ini
seharusnya merupakan pengkajian yang perlu pemikiran, dan ilmiah. Tanda-tanda vital harus
dievaluasi berdasarkan status kesehatan klien saat ini dan sebelumnyadan dibandingkan
dengan standar normal yang ada. Jika hasil yang didapat tidak konsisten dengan yang
diharapkan, hasil tersebut harus dicek ulang.
1.2 Teori Dasar Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah adalah gaya yang diterima per satuan luas dinding pembuluh darah
yang diberikan oleh cairan darah. Pada dasarnya cara pengukuran tekanan darah ada dua
macam, yaitu:
(1) Cara Langsung

Merupakan cara pengukuran tekanan darah yang paling tepaat untuk menentukantrekanan
darah yaitu dengan menggunakan jarum atau kanula yang dimasukkan ke dalam
pembuluh darah untuk dihubungkan dengan manometer.
(2) Cara Tak Langsung
Menggunakan alat manometer. Macam menometer bermacam-macam seperti : Tensi
meter terbuka (tensimeter air raksa); rensimeter tertutup (Sphygmomanometer /
tensimeter pegas); tensimeter pegas/elektrik. Tensimeter terdiri dari menset hawa, pompa
karet, skrup, klep, dan manometer air raksa (manometer terbuka) atau manometer aneroid
(manometer tertutp). Selain cara tersebut, cara pengukuran tidak langsung dapat pula
digunakan tensimeter elektronik/digital, yang dapat dipasang di

paha, lengan atas,

pergelangan tangan, kepala atau di jari tangan.

Lazimnya pengukuran dilakukan pada A. Brachialis pada lengan atas atau A.


Femoralis pada tungka atas. Panjang manset disyaratkan selebar kira-kiara 2-3 lingkar
bagian tersebut. Teknik pengukuran dengan manometer ada dua cara, yaitu :
(1) Palpasi
Hanya dapat menentukan sistole. Dilakukan dengan menggunakan sentuhan dan
rabaan. Ada dua jenis palpasi: palpasi ringan dan palpasi dalam. Palpasi ringan
banyak digunakan dalam pengkajian dengan cara ujung jari pada satu atau dua tangan
digunakan secara simultan, tangan diletakkan pada area yang akan dipalpasi dan jarijari tanganditekan ke bawah perlahan-lahan sampai ditemukan hasil. Palpasi dalam
dikerjakan untuk merasakan isi sbdomen. Yang dapat dilakukan dengan dua tangan
sehingga bimanual. Satu tangan digunakan untuk merasakan bagian yang dipalpasi,
tangan lainnya untuk menekan ke bawah. Dengan posisi relaks, jari-jari tangan kedua
diletakkan melekat pada jari-jari pertama. Tekanan dilakukan oleh puncuk tangan ke
sendi intrapalngeal distal. Tekanan dilepas sebelum pindah area kecuali untuk
mengetahui adanya nyeri tekan.
(2) Auskultasi

Dengan bantuan alat stetoskop. Dengan cara ini dapat diukur tekanan sistole maupun
diastole. Sedang, pada tensimeter elektronik, selain dapat mengukur sistole dan
diastole juga dapat mengukur kontraksi jantung atau denyut nadi. Tekanan sistole
dihasilakn oleh dinding pembuluh darah setiap kali jantung kontraksi, dan
memompanya kedalam pembuluh darah. Tekanan diastole adalah tekanan paling
rendah ketika jantung istirahat dan sedang tejadin pengisisan darah. Satuan darah
adalah mmHg (milimeter air raksa). Seorang tidak dapat mengukur tekanan
darahnya sendiri kecuali menggunakan tensimeter elektronik.
Tekanan sistole dihasilkan oleh dinding pembuluh darah setiap kali jantung
kontraksi, dan memompanya ke dalam pembuluh darah. Tekanan diatole adalah
tekanan paling rendah ketika jantung istirahat dan sedang terjadi pengisian darah.
Tabel 1.1 Nilai Tekanan Darah Normal
Jenjang

Diastolik (mmHg)

Sistolik (mmHg)

Pada masa bayi

50

70 90

Pada masa anak-anak

60

80 100

Pada masa remaja

60

90 110

Dewasa

60 70

110 125

Lansia

80 90

130 150

Tabel 1.2 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa.


Kategori

Sistole (mmHg)

Diastole (mmHg)

Hipotensi

< 90

< 60

Optimal

< 120

< 80

Normal

< 130

< 85

Normal tinggi

130 139

85 89

Hipertensi ringan

140 159

90 99

160 179

100 109

(stadium 1)
Hipertensi sedang

(stadium 2)
Hipertensi berat (stadium

180 209

110 119

210

120

3)
Hipertensi berat (stadium
4)

1.3 Teori Dasar Denyut Nadi


Ketika jantung berdenyut. jantung memompa darah melalui aorta dan pembuluh darah
perifer. Pemompaan ini menyebabkan darah menekan dinding arteri, menciptakan gelombang
tekanan seiring dengan denyut jantung yang pada perifer terasa sebagai denyut/detak nadi.
Denyut nadi ini dapat diraba/palpasi untuk menilai kecepatan jantung, ritme dan fungsinya.
Karena mudah diakses, nadi pada radial tangan adalah metode yang paling banyak digunakan
untuk mengukur kecepatan jantung; dipalpasi melalui arteri tangan (radial) pada pergelangan
tangan anterior.
Denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri saat darah dipompa keluar
jantung. Denyut nadi juga dikatakan sebagai jumlah kontraksi jantung per menit.
Pemeriksaan denyut nadi meliputi irama dan kekuatan kontraksinya.
Kecepatan denyut nadi dalam keadaan sehat dapat berbeda-beda karena dipengaruhi oleh
pekerjaan, makanan, usia, dan emosi.
Lokasi untuk merasakan denyut nadi adalah :
1. Karotid : di bagian medial leher, di bawah angulus mandibularis, hindari pemeriksaan
2.
3.
4.
5.
6.
7.

dua sisi sekaligus pada waktu bersamaan.


Brakial : di atas siku dan medial dari tendo bisep.
Radial : bagian distal ddan ventral dari pergelangan tangan.
Femoral : di sebelah inferomedial ligamentum inguinalis.
Popliteal : di belakang lutut, sedikit ke lateral dari garis tengah.
Tibia posterior : di belakang dan sedikit kea rah inferior dari maleolus medialis.
Pedis dorsalis : Lteral dari tendo m. Extensor hallucis longus.
Pengukuran denyut nadi yang paling tepat adalah di A. Karotis atau A. Brachialis
karena lebih dekat dengan aorta. Denyut nadi dapat meningkat saat berolahraga, sakit,
trauma, dan emosi.

Tabel 2.1 Keceapatan normal denyut nadi

Jenjang

Denyut nadi (per menit)

Pada bayi yang baru lahir

140

Selama tahun pertama

120

Selama tahun kedua

110

Umur 5 tahun

96 100

Umur 10 tahun

80 90

Dewasa

60 80

1.4 Teori Dasar Frekuensi Pernafasan


Respirasi/pernafasan adalah jumlah pernafasan/inspirasi per menit. Proses fisiologis
yang berperan pada proses pernafasan adalah : ventilasi pulmoner, respirasi eksternal dan
internal. Laju pernafasan meningkat pada keadaan stress, kelainan metabolic, penyakit
jantung paru, dan pada peningkatan suhu tubuh. Pernafasan pada umunya mempunyai
kecepatan yang lebih rwndah dan tidak teratur dibandingkan denyut nadi, oleh karena itu
penghitungan frekuensi nafas hendaknya dilakukan dalam satu menit untuk menghindari
kesalahan. Selain kecepatan/frekuensi nafas hendaknya diperhatikan pola-pola pernafasan
(dada, perut, mulut, hidung), usaha nafas (berkaitan dengan ada sumbatan atau tidak),
penggunaan otot-otot tambahan, dan volume nafas (pendek/panjang/dalam). Pengukuran
dilakukan ketika orangcoba dalam keadaan istirahat,dengan menghitung berapa jumlah dada
terangkat permenit.
Batasan normal
Batasan normal beraneka ragam tergantung usia. Ppada bayi: 30-60 kali/menit, anakanak: 20-30 kali/menit, remaja: 15-24 kali/menit, dan dewasa: 16-20 kali/menit.
Jenis ketidaknormalan bunyi pernafasan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Crackel (bunyi nafas seperti retakan/pecahan)


Friction (bunyi nafas seperti ada tarikan dinding dada ke dalam)
Grunting (bunyi nafas seperti rintihan)
Ronchi (bunyi nafas seperti terengah-engah
Stridor ( bunyi nafas kasar)
Wheezing ( bunyi nafas seperti siulan)
7

1.5 Teori Dasar Suhu Tubuh


Suhu tubuh biasanya diukur untuk memastikan ada tidaknya demam. Namun, masih
ada kontroversi mengenai termometer yang paling tepat dan tempat terbaik untuk
pengukuran temperatur. Suhu inti secara umum didefinisikan sebagai pengukuran suhu
dalam arteri paru-paru. Standar lain dalam pemantauan suhu inti adalah esophagus distal,
kandung kemih, dan nasofaring yang akurat ke dalam 0,1-0,2 C dari suhu inti. Namun,
pengukuran suhu inti sulit dilakukan karena menimbulkan ketidaknyamanan pada anak.
Suhu setiap bagian tubuh berbeda-beda. Suhu pada bagian dalam adalah yang paling
tinggi dan semakin ke daerah yang di luar, suhu semakin rendah. Suhu seseorang dapat
bervariasi bergantung pada jenis kelamin, aktivitas, makanan, siklus menstruasi, dan lainlain. Secara normal, suhu tubuh manusia adalah 36,5 0C 37,2 0C (97,8 0F 99 0F) sesuai
dengan The American Medical Association.
Beberapa tempat yang dapat dilakukan dalam pengukuran suhu tubuh adalah melaui
ketiak, kulit, di bawah dubur, lidah, dan membran timpani.
1) Pengukuran suhu oral
Penempatan dari termometer di bawah lidah bisa mengakibatkan perbedaan besar
dalam mencatat suhu. Fisiologi rongga mulut memungkinkan variasi suhu jaringan .
Penempatan probe yang salah dalam mulut telah dilaporkan mengakibatkan perbedaan
suhu sebesar 1,7 C. Probe harus tetap pada sublingual untuk periode waktu tertentu
untuk memastikan pengukuran oral akurat. Periode ini umumnya beberapa detik untuk
thermometer elektronik kontak dalam model prediktif, tetapi pada model monitor
pengukuran yang sama mungkin memakan waktu tiga menit atau lebih. Satu menit
diperlukan untuk termometer kimia. Waktu pengukuran yang diperlukan ditentukan oleh
waktu yang dibutuhkan untuk suhu probe untuk menyeimbangkan dengan yang area
kontak.
Pengukuran suhu pada rongga mulut yang dapat menggunakan sebuah
termometer air raksa atau dengan termometer digital. Suhu pada daeral mulut : 36,8 0C +
0,35 0C.
8

2) Pengukuran suhu ketiak (axilla)


Penempatan yang benar dalam pengukuran suhu aksila dan kontak kulit secalah
langsung adalah penting. Termometer ditempatkan

dibawah lengan dengan bagian

ujungnya berada di tengah aksila dan jaga agar menempel pada kulit, bukan pada
pakaian, pegang lengan anak dengan lembut agar tetap tertutup. Termometer elektronik
kontak membutuhkan waktu 5 menit untu mengukur suhu yang akurat.
Pengukuran dilakukan di ketiak menggunakan termometer air raksa atau digital.
Pengukuran suhu di ketiak cenderung lebih rendah dari mulut sekita 0,6 0C.

3) Melalui Rektal
Pengukuran suhu pada daerah rektal/anus menggunakan termometer air raksa atau
digital. Pengukuran suhu rektal cenderung lebih tinggi dari oral. Suhu : 37,2 0C + 0,3 0C.
4) Pengukuran suhu membrane tympani
Penempatan termometer adalah pada lubang terlinga, masukan ujung prove
thermometer secara perlahan-lahan kedalam saluran telinga yang mengarah ketitik
tengah. Teknik yang benar adalah tergantung pada bagaimana perangkat digunakan.
Probe termometer pada beberapa model harus dimasukkan hanya cukup sampai mencapai
segel cahaya, sedangkan model lainnya memerlukan segel penuh dan putaran dari
termometer. Oleh karena itu penting bahwa perawat dilatih dalam penggunaan yang benar
dari thermometer timpani di area klinis.

Suhu tubuh dapat berubah menjadi lebih tinggi atau lebih rendah. Perubahan suhu
tubuh menjadi lebih tinggi dari normal disebut demam. Hal ini disebabkan karena adanya
abnormal process dalam tubuh. Perubahan suhu ke suhu yang lebih rendah dari normal
disebut hipotermia.
1.6 Teori Dasar Berat Badan dan Tinggi Badan
Pengukuran fisik Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) sangat diperlukan
dalam memperoleh informasi tambahan yang menegakkan diagnosis, terutama yang
9

berkaitan dengan hormonal metabolic. Pemeriksaan tinggi badan harus dilakukan dengan
posisi berdiri. Berat badan sering kali diperbandingkan dengan Berat Badan Ideal.
Berat Badan Ideal Wanita :
a. BBideal maks wanita
= Tinggi Badan 110
b. BBideal min wanita
= BBideal maks (BBideal maks x 10%)

Berat Badan Ideal Pria :


a. BBideal maks pria
b. BBideal min pria

= Tinggi Badan 110


= BBideal maks (BBideal maks x 10%)

Pengukuran tinggi badan dan berat badan juga dapat digunakan untuk menentukan
Indeks Massa Tubuh = IMT (Body Mass Index) yang dapat digunakan untuk
memprediksi kesehatan seseorang.
IMT ( BMI )=

BB(kg)
TB 2 (m2)

Klasifikasi IMT :

BB sangat kurus (kurus beresiko)


BB kurang (kurus)
BB Normal
BB berlebih (agak gemuk)
Obesitas kelas 1 (gemuk)
Obesitas kelas 2 (sanat gemuk)
Extreme Obess

= IMT < 18,5 kg/m2


= IMT < 18,5 kg/m2
= 18,5 24,9 kg/m2
= 25 29,9 kg/m2
= 30 34,9 kg/m2
= 35 39,9 kg/m2
= 40 kg/m2

10

BAB II
HASIL PERCOBAAN

2. 1 Pengukuran Tekanan Darah


2.2.1 Pengukuran Sikap Tubuh
Ora

Param

ng

eter

Berbaring
II
II Rer

I
Dina

Tangan

110/

120/

(PR)

kanan
Tangan

80
110/

70

kiri
Tangan

70
110/

kanan
Tangan

90
110/

kiri

80

Aldi
(LK
)

120/
80

Duduk
II
III

ata
115/

100/

100/

75
110/

60
100/

70
110/

70
115/

70
100/

75
100/

85
110/

70
110/

80
110/

80

80

85

Rer

Berdiri
II
II

ata
100/

100/

100/

65
107/

70
100/

70

72
100/

60
100/

110/

75
110/

80
100/

80

82

70

110/
70

100/
80

Rer
ata
100/
70
100/
60
100/
78
100/
70

2.2.2 Pengaruh Latihan


Orang
Faiz

Parameter

Nadi

Sebelum
3 menit pertama
6 menit

(kali/menit)
91
65
94

Sistole (mmHg)

Diastole

107
134
116

(mmHg)
62
110
71
11

9 menit
11 menit
Sebelum
3 menit pertama
6 menit
9 menit
11 menit

Aldi

93
95
69
74
82
70
71

105
103
96
113
93
99
108

65
62
51
92
42
45
47

2.2.3 Pengaruh Stress : Cold Pressure Test


Orang
Aldi

Parameter
Pra-stress
30 detik
60 detik

Sistole (mmHg)
108
104
111

Diastole (mmHg)
47
67
50

2. 2 Percobaan Pengukuran Denyut Nadi


Orang coba

Jenis kelamin

Stefani

Perempuan

Prisca

Perempuan

Faiz

Perempuan

Tazqia

Perempuan

Denyut nadi (pada tiga


empat arteri)
A.Radialis : 24x4=96
A.Brachialis :23x4=92
A.Carotis
:24x4=96
A.Radialis : 24x4=96
A.Brachialis :23x4=92
A.Carotis
:24x4=96
A.Radialis : 20x4=80
A.Brachialis :22x4=88
A.Carotis
:20x4=80
A.Radialis : 33x4=132
A.Brachialis :32x4=128
A.Carotis
:33x4=132

2.3 Pengukuran Frekuensi Nafas


Orang coba
Erlita
Stefani
Mita

Jenis Kelamin
Perempuan
Perempuan
Perempuan

Frekuensi Nafas
23 kali
23 kali
30 kali

2.4 Pengukuran Suhu Tubuh


12

Orang Coba
Tazqia (Pr)

Lokasi
Mulut
Ketiak
Mulut
Ketiak

Erlita (Pr)

Suhu Tubuh
37,7 C
38,1 C
36 C
35,5 C

2.5 Pengukuran Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB)


Orang Coba

Jenis

BB dan TB

BB ideal (min

IMT

Klasifikasi

Tazqia

Kelamin
Pr
BB = 43 kg

Erlita

Pr

TB =154,5 cm
BB = 38 kg

Max = 44,5 kg
Min = 37,8 kg

Pr

TB = 152 cm
BB = 48 kg

Max = 42 kg
Min = 43,2 kg

19,22 kg/m

(kurus)
BB normal

Pr

TB = 158 cm
BB = 55 kg

Max = 48 kg
Min = 39,6 kg

23,19 kg/m

BB normal

TB = 154 cm

Max = 44 kg

Faiz
Mita

max)
Min = 39,55 kg

18,01 kg/m

BB kurang

16,44 kg/m

(kurus)
BB kurang

Jawaban Pertanyaan
A. Pertanyaan Percobaan Tekanan darah
1. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter
konvensional dan digital?
Jawab : Ada.
2. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan pada lengan kanan dan
kiri?
Jawab : Ada.
3. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter
konvensional dan digital?
Jawab : Ada.
4. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran A. Radialis, A. Karotis, dan A.
Brachialis?
Jawab : Ada.
5. Apakah ada perbedaan tekanan darah yang diukur dengan perbedaan posisi?
jelaskan mengapa ?
Jawab : Ada. Hal tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Jika
pada posisi berbaring gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah sehingga
13

tekanan darah menjadi lebih rendah. Pada saat duduk maupun berdiri kerja
jantung dalam memompa darah akan lebih keras karena melawan gaya gravitasi
sehingga kecepatan denyut jantung meningkat. Selain akibat kontraksi jantung,
pembuluh darah di bawah jantung mendapatkan beban tambahan akibat
perbedaan tinggi tingkat jantung dan pembuluh. Karena peningkatan tekanan ini,
darah mengumpul padapembuluh vena di ekstrimitas bawah sehingga isi
sekuncup berkurang. Selain itu cairan berkumpul pada ruang intertisium akibat
peningkatan tekanan hidrostatik pada kapiler.
6. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah!
Jawab : Kelenturan dinding arteri, volume darah (semakin besar volume darah
maka semakin tinggi tekanan darah), kekuatan gerak jantung, viskositas darah
(semakin besar viskositas, semakin besar resistensi terhadap aliran), curah jantung
(semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah meningkat), dan kapasitas
pembuluh darah (semakin basar kapasitas pembuluh darah maka makin tinggi
tekanan darah).
7. Jelaskan kemungkinan yang dapat terjadi di bidang keokteran gigi jika pada
penderita tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu!
Jawab : Tanda-tanda vital yang tidak diukur pada pasien sebelum dilakukan
tindakan sangat berbahaya. Kemungkinan yang terjadi, misal apabila pengukuran
tekanan darah tidak dilakukan, apabila pasien memiliki penyakit hipertensi, ketika
dilakukan pencabutan akan berakibat fatal, yaitu terjadi pendarahan hebat.
B. Pertanyaan Percobaan Percobaan Denyut Nadi
1. Mengapa mahasiswa kedokteran ggi harus mengukur denyut nadi sebelum
melakukan tindakan operatif ?
Jawab : Karena cepat lambatnya denyut nadi merupakan salah satu yang
menunjukkan kesehatan jantung pasien. Sehingga sebelum memutuskan
perawatan gigi apa yang tepat untuk pasien seorang dokter gigi harus mengetahui
kondisi kesehatan jantung pasien dengan mengukur denyut nadi.
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi denyut nadi ?

14

Jawab : Jenis kelamin, usia, berat badan, keadaan emosi atau psikis, kebiasaan
aktifitas sehari-hari, sikap tubuh saat di ukur denyut nadinya, suhu/ temperatur
udara di seklilingnya, dan konsumsi obat saat diukur.
3. Apakah ada perbedaaan pengukuran denyut nadi pada berbagai posisi tubuh ?
Jelaskan !
Jawab : Posisi tubuh akan berpengaruh pada denyut nadi seseorang, dimana pada
posisi berdiri denyut nadi seseorang akan lebih cepat karena kerja jantung lebih
berat untuk memompa darah ke seluruh tubuh sedangkan pada posisi berbaring
kerja jantung tidak terlalu berat
4. Mengapa saat bekerja denyut meningkat ?
Jawab : Karena metabolisme tubuh meningkat dan kebutuhan O2 juga meningkat.
Jantung akan semakin memompa darah yang kaya akan O2 untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Hal tersebut akan meningkatkan denyut nadi.
5. Bagaimana cara menentukan denyut nadi maksimal dan optimal ?
Jawab : Cara menentukan Denyut Nadi Maksimal (DNM) = 220 umur.
Kemudian hasilnya dikalikan dengan intensitas membakar lemak 60 70 persen
DNM. Misal, orang berusia 40 tahun DNMnya adalah DNM = 220 40 = 180.
180 dikalikan 60% untuk batas minimal dan 70% untuk batas maksimal yang
hasilnya 108 126. Artinya, orang tersebut harus berhenti beraktivitas ketika
denyut nadinya telah melampui 126. Jika dipaksakan akan terjadi kram jantung.
Jadi, orang tersebut DNM optimumnya berkisar 108 126.
C. Pertanyaan Percobaan Suhu Tubuh
1. Mengapa pengukuran suhu tubuh diketiak berbeda ? Berapa perbedaannya?
Jelaskan!
Jawab : Pengukuran suhu pada ketiak akan menunjukkan nilai yang berbeda
karena dilakukan pada bagian luar tubuh
2. Kapan harus melakukan pengukuran suhu tubuh di rongga mulut atau pengukuran
suhu tubuh di bagian tubuh yang lain ?
Jawab : Pengukuran suhu per oral dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih
akurat
Pengukuran suhu pada ketiak dan per rectal ditujukanan pada bayi,
15

Pengukuran pada ketiak juga dilakukan kepada pasien dewasa ketika pasien
kurang kooperatif.
D. Pertanyaan Percobaan Pengukuran Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB)
1. Apakah pengukuran TB dan BB diperlukan di bidang kedokteran ggi ? Jelaskan
untuk apa?
Jawab : Pengukuran fisik Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) sangat
diperlukan dalam kedokteran gigi. Karena melalui pengukuran TB dan BB dapat
diperoleh informasi tambahan yang menegakkan diagnosis. Selain itu BB
seseorang biasanya digunakan sebagai acuan dalam memberikan dosis obatobatan.
2. Apakah akibat jika seseorang termasuk kurus beresiko dan apa pula akibat bagi
yang terlalu gemuk ? Jelaskan!
Jawab :
Resiko seseorang yang terlalu kurus adalah sebagai berikut:
1. Patah tulang
Lemak bisa diibaratkan sebagai bahan bakar dalam pembentukan
esterogen, hormon seks perempuan yang berguna untuk menjaga kesehatan
tulang. Makin sedikit lemak tubuh, makin sedikit esterogen yang dihasilkan
sehingga tulang menjadi rapuh karena massanya sedikit.
2. Keguguran
Menurut penelitian di London School of Hygiene & Tropical Medicine,
perempuan yang terlalu kurus memiliki risiko keguguran 72 persen lebih besar
pada trimester pertama. Terlalu kurus juga menyebabkan perempuan lebih rentan
mengalami morning sickness, yakni mual muntah saat hamil muda.
3. Depresi
Pada pria, terlalu kurus maupun terlalu gemuk sama-sama meningkatkan
risiko depresi dan keinginan bunuh diri sebesar 12 persen. Menurut penelitian di
American Journal Of Epidemiology, terlalu kurus dan terlalu gemuk mengurangi
produksi serotonin yakni hormon untuk menghadirkan perasaan senang.

16

4. Arthritis dan gangguanjantung


Penelitian di Mayo Clinic menunjukkan, perempuan yang terlalu kurus 3
kali lebih rentan serangan jantung di usia 42 tahun ke atas. Lemak yang terlalu
sedikit di persendian memicu arthritis atau radang sendi, yang merupakan faktor
risiko atheroschlerosis atau penyumbatan pembuluh darah ke jantung.

Resiko seseorang yang terlalu gemuk adalah sebagai berikut:


1. Diabetes Militus
Diabetes militus erat kaitannya dengan obesitas. Hampir semua orang
obeis menderita diabetes militus. Hal ini disebabkan karena kegemukan dapat
meningkatkan kadar gula darah hingga 200mg%.
2. Hipertensi
Kegemukan dapat meningkatkan tekanan darah. Seseorang yang terlalu
gemuk memiliki resiko terkena hipertensi 10x lebih besar daripada orang yang
memiliki berat badan normal.
3. Penyakit Kardiovaskuler
Kegemukan dapat menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit
kardiovaskuler. Hal tersebut dikarenakan kegemukan menyebabkan kerja
ventrikel kiri jantung menjadi overload sehingga dapat beresiko terkena gagal
jantung.

17

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengukuran Tekanan Darah
Pada praktikum kali ini, tekanan darah diukur dengan metode tidak langsung dan
pengukuran dilakukan di lengan bagian atas. Tekanan darah dari masing-masing
praktikan diukur dalam berbagai keadaan. Pertama, dengan posisi sikap tubuh yakni
berbaring, duduk dan berdiri. Kedua, dengan pengaruh latihan. Dan ketiga, karena
pengaruh stress atau cold pressure test.
Tekanan darah orang coba diukur dengan tensimeter pada A.Radialis. pada posisi
berbaring terlentang diukur secara auskultasi tekanan darah orang coba sampai 3 kali
berturutturut dan diambil nilai rata-ratanya. Sedangkan pada posisi duduk dan berdiri
pemeriksaan dilakukan setelah 3 menit dengan keadaan orang coba dalam kondisi tenang.
Tekanan darah memiliki sifat yang dinamis. Pada perubahan posisi tubuh dari
berbaring telentan, duduk, dan berdiri, tekanan darah mengadakan penyusaian untuk
dapat tetap menunjang kegiatan tubuh. (Mohrman D and Jane H,2006) Pada keadaan
berbaring telentang tangan kanan orang pertama didapatkan rata-rata tekanan 115/75 dan
pada tangan kiri 100/70. Pada keadaan berbaring telentang tangan kanan orang kedua
didapatkan rata-rata tekanan 115/85 dan pada tangan kiri 110/80. Pada keadaan duduk
tangan kanan orang pertama didapatkan rata-rata tekanan 100/65 dan pada tangan kiri
107/72. . Pada keadaan duduk tangan kanan orang kedua didapatkan rata-rata tekanan
18

100/75 dan pada tangan kiri 110/82. Pada keadaan berdiri tangan kanan orang pertama
didapatkan rata-rata tekanan 100/70 dan pada tangan kiri 100/60. Pada keadaan berdiri
tangan kanan orang kedua didapatkan rata-rata tekanan 100/78 dan pada tangan kiri
100/70.
Setelah melakukan aktivitas naik turun bangku selama 2 menit didapatkan hasil
tekanan sistole/diastole yang menurun. Pada 3 menit pertama cenderung tinggi sedangkan
untuk menit ke-6, ke-9, dan ke-11 tekanan darah akan kembali pada keadaan awal
sebelum melakukan aktivitas.
Menurut teori yang ada penurunan tekanan darah setelah melakukan latihan fisik
dapat terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran dan relaksasi. Aktivitas fisik
tersebut dapat melemaskan pembuluh-pembuluh darah, sehingga tekanan darah menurun,
sama halnya dengan melebarnya pipa air akan menurunkan tekanan air. Dalam hal ini,
latihan fisik/olahraga dapat mengurangi tahanan perifer. Penurunan tekanan darah juga
dapat terjadi akibat berkurangnya aktivitas memompa jantung(Medical Journal, 2006).
Otot jantung pada orang yang rutin melakukan latihan fisik sangat kuat, maka otot
jantung pada individu tersebut berkontraksi lebih sedikit daripada otot jantung individu
yang jarang berolahraga, untuk memompakan volume darah yang sama (Mirkin G and
Hoffman M, 1978). Karena olahraga dapat menyebabkan penurunan denyut jantung (Fox
EL,1988), maka olahraga akan menurunkan cardiac output, yang

pada akhirnya

menyebabkan penurunan tekanan darah.Peningkatan efisiensi kerja jantung dicerminkan


dengan penurunan tekanan sistolik, sedangkan penurunan tahanan perifer dicerminkan
dengan penurunan tekanan diastolik. (Ganong, 1995).
Pada percobaan pengukuran tekanan darah yang dilakukan dengan tangan yang
dimasukkan kedalam bak yang berisi air es menyebabkan tekanan darah menjadi turun
pada 30 detik pertama, hal tersebut karena pada suhu yang dingin pembuluh darah
mengalami kontriksi, penurunan kebutuhan oksigen serta penurunan kerja jantung
sehingga tekanan darah pun menurun. Namun pada 60 detik setelahnya mengalami
kestabilan kembali.
3.2 Pengukuran Denyut Nadi

19

Denyut nadi adalah getaran atau denyut darah di dalam pembuluh darah arteri akibat
kontraksi ventrikel kiri jantung.Denyut ini dapat dirasakan dengan palpasi yaitu dengan
menggunakan ujung jari tangan di sepanjang jalannya pembuluh darah arteri,terutama
pada tempat tempat tonjolan tulang dengan sedikit menekan diatas pembuluh darah arteri.
Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyaknya faktor yang
mempengaruhinya.
Pada percobaan perhitungan denyut nadi pada tiga pembuluh darah yaitu, A.
Brachialis, A. Karotis serta A.Radialis didapatkan hasil yang hampir sama. Hal tersebut
karena ketiiga arteri tersebut merupakan arteri yang paling tepat untuk melakukan
pengukuran denyut nadi.
3.3 Frekuensi Nafas
Pengukuran frekuensi nafas dilakukan dengan cara mendudukkan orang coba
dengan tenang. Kemudian dilakukan dengan memperhatikan dengan cermat naik
turunnya dinding dadan dan menghitung jumlah naik turunnya selama 60 detik.
Pada orang pertama dan kedua didapatkan hasil normal yaitu 23 kali per menit
sedangkan pada orang ketiga didapatkan hasil lebih tinggi, hal tersebut mungkin
dikarenakan orang coba selesai melakukan aktivitas berat seperti berjalan.
3.4 Suhu Tubuh
Pengukuran suhu tubuh merupakan bagian rutin pada hampir semua penilaian
klinis, karena dapat menggambarkan tingkat keparahan penyakit (misalnya, infeksi).
Suhu tubuh dapat diukur dengan berbagai alat thermometer (thermometer gelas,
elektronik, timpani) dan berbagai rute (per oral, rectal, axilla, tympani).
Pada percobaan kali ini dilakukan pemeriksaan pada 2 lokasi yankni mulut dan
ketiak (per oral dan axilla). Didapatkan hasil yang hampir sama. Namun pada orang
pertama hasil lebih tinggi pada ketiak sedangkan orang kedua hasil lebih tinggi pada
mulut.
3.5 Tinggi Badan dan Berat Badan

20

Pengukuran TB (Tinggi Badan) dan BB (Berat Badan) sangat diperlukan dalam


suatu pemeriksaan. Selain itu, pengukuran berat badan dan tinggi badan juga digunakan
untuk mengetahui IMT (Indeks Massa Tubuh). Indeks massa tubuh adalah pengukuran
yang membandingkan berat badan dan tinggi badan seseorang untuk memperkirakan
berat badan ideal dengan tinggi badan tertentu.Indeks massa tubuh juga dapat digunakan
untuk menentukan seberapa besar seseorang dapat terkena resiko penyakit tertentu yang
disebabkan karena berat badannya.
Berdasarkan klasifikasi indeks massa tubuh, seseorang yang memiliki nilai indeks
massa tubuh yang tidak normal akan lebih beresiko terserang penyakit tertentu. Misalnya,
seseorang yang memiliki nilai indeks massa tubuh tinggi (obesitas) lebih rentan terkena
hipertensi (nilai tekanan darah diatas normal). Jadi, pengukuran tinggi badan dan berat
badan mempengaruhi tekanan darah seseorang.
Pada percobaan kali ini orang pertama dan kedua diklasifikasikan dalam kondisi
BB kurang dengan IMT 18,01 kg/m2 dan 16,44 kg/m2. Sedangkan pada orang ketiga dan
keempat diklasifikan dalam kondisi BB normal dengan IMT 19,22 kg/m2 dan 23,19
kg/m2..

BAB IV
KESIMPULAN
Pengukuran tanda-tanda vital memberikan informasi yang berharga terutama mengenai
status kesehatn pasien secara umum. Tanda-tanda vital meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.

Tekanan darah
Denyut nadi
Frekuensi nafas
Suhu tubuh
Tinggi badan dan berat badan

Seluruh pengukuran di tanda-tnda vital di atas sangat penting untuk menentukan tindakan
selanjutnya yang akan dilakukan pada pasien. Pengukuran ini harus dibandingkan dengan
rentang normal sesuai usia pasien dan hasil pengukuran sebelumnya pada setiap pemeriksaan.

21

Daftar Pustaka

Berman, dkk. 2009. Kozier and Erbs Techniques in Clinical Nursing. Jakarta : EGC
Bethesda. 1998. Clinical Guidelines on the Identification, Evaluation, and Treatment of
Overweigjt and Obesity in Adults. National Heart, Lung, and Blood Institute.
Guyton,Arthur C.2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC.
Hidayat, A dan Uliyah, M. 2005. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Hermalinda. Tidak ada tahun. Jurnal Pemanfatan Teknologi Dalam Pengukuran Suhu. Jakarta:
Universitas Indonesia
Suhartini, dkk. 2012. Petunjuk Praktikum Fisiologi Blok Sistem Tubuh II Edisi II. Jember: FKG
Universitas Jember
Syaifuddin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta: EGC.

22

23

Anda mungkin juga menyukai