Daftar Isi 1
Kata Pengantar... 2
BAB I ( Tinjauan Pustaka ) ............................... 3
BAB II ( Hasil Percobaan dan Jawab Pertanyaan ) .. 12
BAB III ( Pembahasan ) 20
BAB IV ( Kesimpulan ) 23
Daftar Pustaka ........................... 24
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan HidayahNya, saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Fisiologi yang berjudul Laporan Praktikum
Fisiologi Blok Sistem Tubuh II Pengukuran Tanda-Tanda Vital tanpa suatu kendala yang berarti.
Laporan Praktikum ini saya buat sebagai salah satu sarana untuk lebih mendalami materi
tentang pengukuran tanda-tanda vital pada manusia.Kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang
Maha Esa, untuk itu saya mohon maaf apabila dalam laporan ini masih terdapat kesalahan baik
dalam isi ataupun sistematika. Saya juga berharap laporan praktikum ini dapat bermanfaat untuk
pendalaman materi pada Blok Sistem Tubuh II ini.
Penulis
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Merupakan cara pengukuran tekanan darah yang paling tepaat untuk menentukantrekanan
darah yaitu dengan menggunakan jarum atau kanula yang dimasukkan ke dalam
pembuluh darah untuk dihubungkan dengan manometer.
(2) Cara Tak Langsung
Menggunakan alat manometer. Macam menometer bermacam-macam seperti : Tensi
meter terbuka (tensimeter air raksa); rensimeter tertutup (Sphygmomanometer /
tensimeter pegas); tensimeter pegas/elektrik. Tensimeter terdiri dari menset hawa, pompa
karet, skrup, klep, dan manometer air raksa (manometer terbuka) atau manometer aneroid
(manometer tertutp). Selain cara tersebut, cara pengukuran tidak langsung dapat pula
digunakan tensimeter elektronik/digital, yang dapat dipasang di
Dengan bantuan alat stetoskop. Dengan cara ini dapat diukur tekanan sistole maupun
diastole. Sedang, pada tensimeter elektronik, selain dapat mengukur sistole dan
diastole juga dapat mengukur kontraksi jantung atau denyut nadi. Tekanan sistole
dihasilakn oleh dinding pembuluh darah setiap kali jantung kontraksi, dan
memompanya kedalam pembuluh darah. Tekanan diastole adalah tekanan paling
rendah ketika jantung istirahat dan sedang tejadin pengisisan darah. Satuan darah
adalah mmHg (milimeter air raksa). Seorang tidak dapat mengukur tekanan
darahnya sendiri kecuali menggunakan tensimeter elektronik.
Tekanan sistole dihasilkan oleh dinding pembuluh darah setiap kali jantung
kontraksi, dan memompanya ke dalam pembuluh darah. Tekanan diatole adalah
tekanan paling rendah ketika jantung istirahat dan sedang terjadi pengisian darah.
Tabel 1.1 Nilai Tekanan Darah Normal
Jenjang
Diastolik (mmHg)
Sistolik (mmHg)
50
70 90
60
80 100
60
90 110
Dewasa
60 70
110 125
Lansia
80 90
130 150
Sistole (mmHg)
Diastole (mmHg)
Hipotensi
< 90
< 60
Optimal
< 120
< 80
Normal
< 130
< 85
Normal tinggi
130 139
85 89
Hipertensi ringan
140 159
90 99
160 179
100 109
(stadium 1)
Hipertensi sedang
(stadium 2)
Hipertensi berat (stadium
180 209
110 119
210
120
3)
Hipertensi berat (stadium
4)
Jenjang
140
120
110
Umur 5 tahun
96 100
Umur 10 tahun
80 90
Dewasa
60 80
ujungnya berada di tengah aksila dan jaga agar menempel pada kulit, bukan pada
pakaian, pegang lengan anak dengan lembut agar tetap tertutup. Termometer elektronik
kontak membutuhkan waktu 5 menit untu mengukur suhu yang akurat.
Pengukuran dilakukan di ketiak menggunakan termometer air raksa atau digital.
Pengukuran suhu di ketiak cenderung lebih rendah dari mulut sekita 0,6 0C.
3) Melalui Rektal
Pengukuran suhu pada daerah rektal/anus menggunakan termometer air raksa atau
digital. Pengukuran suhu rektal cenderung lebih tinggi dari oral. Suhu : 37,2 0C + 0,3 0C.
4) Pengukuran suhu membrane tympani
Penempatan termometer adalah pada lubang terlinga, masukan ujung prove
thermometer secara perlahan-lahan kedalam saluran telinga yang mengarah ketitik
tengah. Teknik yang benar adalah tergantung pada bagaimana perangkat digunakan.
Probe termometer pada beberapa model harus dimasukkan hanya cukup sampai mencapai
segel cahaya, sedangkan model lainnya memerlukan segel penuh dan putaran dari
termometer. Oleh karena itu penting bahwa perawat dilatih dalam penggunaan yang benar
dari thermometer timpani di area klinis.
Suhu tubuh dapat berubah menjadi lebih tinggi atau lebih rendah. Perubahan suhu
tubuh menjadi lebih tinggi dari normal disebut demam. Hal ini disebabkan karena adanya
abnormal process dalam tubuh. Perubahan suhu ke suhu yang lebih rendah dari normal
disebut hipotermia.
1.6 Teori Dasar Berat Badan dan Tinggi Badan
Pengukuran fisik Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) sangat diperlukan
dalam memperoleh informasi tambahan yang menegakkan diagnosis, terutama yang
9
berkaitan dengan hormonal metabolic. Pemeriksaan tinggi badan harus dilakukan dengan
posisi berdiri. Berat badan sering kali diperbandingkan dengan Berat Badan Ideal.
Berat Badan Ideal Wanita :
a. BBideal maks wanita
= Tinggi Badan 110
b. BBideal min wanita
= BBideal maks (BBideal maks x 10%)
Pengukuran tinggi badan dan berat badan juga dapat digunakan untuk menentukan
Indeks Massa Tubuh = IMT (Body Mass Index) yang dapat digunakan untuk
memprediksi kesehatan seseorang.
IMT ( BMI )=
BB(kg)
TB 2 (m2)
Klasifikasi IMT :
10
BAB II
HASIL PERCOBAAN
Param
ng
eter
Berbaring
II
II Rer
I
Dina
Tangan
110/
120/
(PR)
kanan
Tangan
80
110/
70
kiri
Tangan
70
110/
kanan
Tangan
90
110/
kiri
80
Aldi
(LK
)
120/
80
Duduk
II
III
ata
115/
100/
100/
75
110/
60
100/
70
110/
70
115/
70
100/
75
100/
85
110/
70
110/
80
110/
80
80
85
Rer
Berdiri
II
II
ata
100/
100/
100/
65
107/
70
100/
70
72
100/
60
100/
110/
75
110/
80
100/
80
82
70
110/
70
100/
80
Rer
ata
100/
70
100/
60
100/
78
100/
70
Parameter
Nadi
Sebelum
3 menit pertama
6 menit
(kali/menit)
91
65
94
Sistole (mmHg)
Diastole
107
134
116
(mmHg)
62
110
71
11
9 menit
11 menit
Sebelum
3 menit pertama
6 menit
9 menit
11 menit
Aldi
93
95
69
74
82
70
71
105
103
96
113
93
99
108
65
62
51
92
42
45
47
Parameter
Pra-stress
30 detik
60 detik
Sistole (mmHg)
108
104
111
Diastole (mmHg)
47
67
50
Jenis kelamin
Stefani
Perempuan
Prisca
Perempuan
Faiz
Perempuan
Tazqia
Perempuan
Jenis Kelamin
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Frekuensi Nafas
23 kali
23 kali
30 kali
Orang Coba
Tazqia (Pr)
Lokasi
Mulut
Ketiak
Mulut
Ketiak
Erlita (Pr)
Suhu Tubuh
37,7 C
38,1 C
36 C
35,5 C
Jenis
BB dan TB
BB ideal (min
IMT
Klasifikasi
Tazqia
Kelamin
Pr
BB = 43 kg
Erlita
Pr
TB =154,5 cm
BB = 38 kg
Max = 44,5 kg
Min = 37,8 kg
Pr
TB = 152 cm
BB = 48 kg
Max = 42 kg
Min = 43,2 kg
19,22 kg/m
(kurus)
BB normal
Pr
TB = 158 cm
BB = 55 kg
Max = 48 kg
Min = 39,6 kg
23,19 kg/m
BB normal
TB = 154 cm
Max = 44 kg
Faiz
Mita
max)
Min = 39,55 kg
18,01 kg/m
BB kurang
16,44 kg/m
(kurus)
BB kurang
Jawaban Pertanyaan
A. Pertanyaan Percobaan Tekanan darah
1. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter
konvensional dan digital?
Jawab : Ada.
2. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan pada lengan kanan dan
kiri?
Jawab : Ada.
3. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter
konvensional dan digital?
Jawab : Ada.
4. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran A. Radialis, A. Karotis, dan A.
Brachialis?
Jawab : Ada.
5. Apakah ada perbedaan tekanan darah yang diukur dengan perbedaan posisi?
jelaskan mengapa ?
Jawab : Ada. Hal tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Jika
pada posisi berbaring gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah sehingga
13
tekanan darah menjadi lebih rendah. Pada saat duduk maupun berdiri kerja
jantung dalam memompa darah akan lebih keras karena melawan gaya gravitasi
sehingga kecepatan denyut jantung meningkat. Selain akibat kontraksi jantung,
pembuluh darah di bawah jantung mendapatkan beban tambahan akibat
perbedaan tinggi tingkat jantung dan pembuluh. Karena peningkatan tekanan ini,
darah mengumpul padapembuluh vena di ekstrimitas bawah sehingga isi
sekuncup berkurang. Selain itu cairan berkumpul pada ruang intertisium akibat
peningkatan tekanan hidrostatik pada kapiler.
6. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah!
Jawab : Kelenturan dinding arteri, volume darah (semakin besar volume darah
maka semakin tinggi tekanan darah), kekuatan gerak jantung, viskositas darah
(semakin besar viskositas, semakin besar resistensi terhadap aliran), curah jantung
(semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah meningkat), dan kapasitas
pembuluh darah (semakin basar kapasitas pembuluh darah maka makin tinggi
tekanan darah).
7. Jelaskan kemungkinan yang dapat terjadi di bidang keokteran gigi jika pada
penderita tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu!
Jawab : Tanda-tanda vital yang tidak diukur pada pasien sebelum dilakukan
tindakan sangat berbahaya. Kemungkinan yang terjadi, misal apabila pengukuran
tekanan darah tidak dilakukan, apabila pasien memiliki penyakit hipertensi, ketika
dilakukan pencabutan akan berakibat fatal, yaitu terjadi pendarahan hebat.
B. Pertanyaan Percobaan Percobaan Denyut Nadi
1. Mengapa mahasiswa kedokteran ggi harus mengukur denyut nadi sebelum
melakukan tindakan operatif ?
Jawab : Karena cepat lambatnya denyut nadi merupakan salah satu yang
menunjukkan kesehatan jantung pasien. Sehingga sebelum memutuskan
perawatan gigi apa yang tepat untuk pasien seorang dokter gigi harus mengetahui
kondisi kesehatan jantung pasien dengan mengukur denyut nadi.
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi denyut nadi ?
14
Jawab : Jenis kelamin, usia, berat badan, keadaan emosi atau psikis, kebiasaan
aktifitas sehari-hari, sikap tubuh saat di ukur denyut nadinya, suhu/ temperatur
udara di seklilingnya, dan konsumsi obat saat diukur.
3. Apakah ada perbedaaan pengukuran denyut nadi pada berbagai posisi tubuh ?
Jelaskan !
Jawab : Posisi tubuh akan berpengaruh pada denyut nadi seseorang, dimana pada
posisi berdiri denyut nadi seseorang akan lebih cepat karena kerja jantung lebih
berat untuk memompa darah ke seluruh tubuh sedangkan pada posisi berbaring
kerja jantung tidak terlalu berat
4. Mengapa saat bekerja denyut meningkat ?
Jawab : Karena metabolisme tubuh meningkat dan kebutuhan O2 juga meningkat.
Jantung akan semakin memompa darah yang kaya akan O2 untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Hal tersebut akan meningkatkan denyut nadi.
5. Bagaimana cara menentukan denyut nadi maksimal dan optimal ?
Jawab : Cara menentukan Denyut Nadi Maksimal (DNM) = 220 umur.
Kemudian hasilnya dikalikan dengan intensitas membakar lemak 60 70 persen
DNM. Misal, orang berusia 40 tahun DNMnya adalah DNM = 220 40 = 180.
180 dikalikan 60% untuk batas minimal dan 70% untuk batas maksimal yang
hasilnya 108 126. Artinya, orang tersebut harus berhenti beraktivitas ketika
denyut nadinya telah melampui 126. Jika dipaksakan akan terjadi kram jantung.
Jadi, orang tersebut DNM optimumnya berkisar 108 126.
C. Pertanyaan Percobaan Suhu Tubuh
1. Mengapa pengukuran suhu tubuh diketiak berbeda ? Berapa perbedaannya?
Jelaskan!
Jawab : Pengukuran suhu pada ketiak akan menunjukkan nilai yang berbeda
karena dilakukan pada bagian luar tubuh
2. Kapan harus melakukan pengukuran suhu tubuh di rongga mulut atau pengukuran
suhu tubuh di bagian tubuh yang lain ?
Jawab : Pengukuran suhu per oral dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih
akurat
Pengukuran suhu pada ketiak dan per rectal ditujukanan pada bayi,
15
Pengukuran pada ketiak juga dilakukan kepada pasien dewasa ketika pasien
kurang kooperatif.
D. Pertanyaan Percobaan Pengukuran Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB)
1. Apakah pengukuran TB dan BB diperlukan di bidang kedokteran ggi ? Jelaskan
untuk apa?
Jawab : Pengukuran fisik Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) sangat
diperlukan dalam kedokteran gigi. Karena melalui pengukuran TB dan BB dapat
diperoleh informasi tambahan yang menegakkan diagnosis. Selain itu BB
seseorang biasanya digunakan sebagai acuan dalam memberikan dosis obatobatan.
2. Apakah akibat jika seseorang termasuk kurus beresiko dan apa pula akibat bagi
yang terlalu gemuk ? Jelaskan!
Jawab :
Resiko seseorang yang terlalu kurus adalah sebagai berikut:
1. Patah tulang
Lemak bisa diibaratkan sebagai bahan bakar dalam pembentukan
esterogen, hormon seks perempuan yang berguna untuk menjaga kesehatan
tulang. Makin sedikit lemak tubuh, makin sedikit esterogen yang dihasilkan
sehingga tulang menjadi rapuh karena massanya sedikit.
2. Keguguran
Menurut penelitian di London School of Hygiene & Tropical Medicine,
perempuan yang terlalu kurus memiliki risiko keguguran 72 persen lebih besar
pada trimester pertama. Terlalu kurus juga menyebabkan perempuan lebih rentan
mengalami morning sickness, yakni mual muntah saat hamil muda.
3. Depresi
Pada pria, terlalu kurus maupun terlalu gemuk sama-sama meningkatkan
risiko depresi dan keinginan bunuh diri sebesar 12 persen. Menurut penelitian di
American Journal Of Epidemiology, terlalu kurus dan terlalu gemuk mengurangi
produksi serotonin yakni hormon untuk menghadirkan perasaan senang.
16
17
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengukuran Tekanan Darah
Pada praktikum kali ini, tekanan darah diukur dengan metode tidak langsung dan
pengukuran dilakukan di lengan bagian atas. Tekanan darah dari masing-masing
praktikan diukur dalam berbagai keadaan. Pertama, dengan posisi sikap tubuh yakni
berbaring, duduk dan berdiri. Kedua, dengan pengaruh latihan. Dan ketiga, karena
pengaruh stress atau cold pressure test.
Tekanan darah orang coba diukur dengan tensimeter pada A.Radialis. pada posisi
berbaring terlentang diukur secara auskultasi tekanan darah orang coba sampai 3 kali
berturutturut dan diambil nilai rata-ratanya. Sedangkan pada posisi duduk dan berdiri
pemeriksaan dilakukan setelah 3 menit dengan keadaan orang coba dalam kondisi tenang.
Tekanan darah memiliki sifat yang dinamis. Pada perubahan posisi tubuh dari
berbaring telentan, duduk, dan berdiri, tekanan darah mengadakan penyusaian untuk
dapat tetap menunjang kegiatan tubuh. (Mohrman D and Jane H,2006) Pada keadaan
berbaring telentang tangan kanan orang pertama didapatkan rata-rata tekanan 115/75 dan
pada tangan kiri 100/70. Pada keadaan berbaring telentang tangan kanan orang kedua
didapatkan rata-rata tekanan 115/85 dan pada tangan kiri 110/80. Pada keadaan duduk
tangan kanan orang pertama didapatkan rata-rata tekanan 100/65 dan pada tangan kiri
107/72. . Pada keadaan duduk tangan kanan orang kedua didapatkan rata-rata tekanan
18
100/75 dan pada tangan kiri 110/82. Pada keadaan berdiri tangan kanan orang pertama
didapatkan rata-rata tekanan 100/70 dan pada tangan kiri 100/60. Pada keadaan berdiri
tangan kanan orang kedua didapatkan rata-rata tekanan 100/78 dan pada tangan kiri
100/70.
Setelah melakukan aktivitas naik turun bangku selama 2 menit didapatkan hasil
tekanan sistole/diastole yang menurun. Pada 3 menit pertama cenderung tinggi sedangkan
untuk menit ke-6, ke-9, dan ke-11 tekanan darah akan kembali pada keadaan awal
sebelum melakukan aktivitas.
Menurut teori yang ada penurunan tekanan darah setelah melakukan latihan fisik
dapat terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran dan relaksasi. Aktivitas fisik
tersebut dapat melemaskan pembuluh-pembuluh darah, sehingga tekanan darah menurun,
sama halnya dengan melebarnya pipa air akan menurunkan tekanan air. Dalam hal ini,
latihan fisik/olahraga dapat mengurangi tahanan perifer. Penurunan tekanan darah juga
dapat terjadi akibat berkurangnya aktivitas memompa jantung(Medical Journal, 2006).
Otot jantung pada orang yang rutin melakukan latihan fisik sangat kuat, maka otot
jantung pada individu tersebut berkontraksi lebih sedikit daripada otot jantung individu
yang jarang berolahraga, untuk memompakan volume darah yang sama (Mirkin G and
Hoffman M, 1978). Karena olahraga dapat menyebabkan penurunan denyut jantung (Fox
EL,1988), maka olahraga akan menurunkan cardiac output, yang
pada akhirnya
19
Denyut nadi adalah getaran atau denyut darah di dalam pembuluh darah arteri akibat
kontraksi ventrikel kiri jantung.Denyut ini dapat dirasakan dengan palpasi yaitu dengan
menggunakan ujung jari tangan di sepanjang jalannya pembuluh darah arteri,terutama
pada tempat tempat tonjolan tulang dengan sedikit menekan diatas pembuluh darah arteri.
Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyaknya faktor yang
mempengaruhinya.
Pada percobaan perhitungan denyut nadi pada tiga pembuluh darah yaitu, A.
Brachialis, A. Karotis serta A.Radialis didapatkan hasil yang hampir sama. Hal tersebut
karena ketiiga arteri tersebut merupakan arteri yang paling tepat untuk melakukan
pengukuran denyut nadi.
3.3 Frekuensi Nafas
Pengukuran frekuensi nafas dilakukan dengan cara mendudukkan orang coba
dengan tenang. Kemudian dilakukan dengan memperhatikan dengan cermat naik
turunnya dinding dadan dan menghitung jumlah naik turunnya selama 60 detik.
Pada orang pertama dan kedua didapatkan hasil normal yaitu 23 kali per menit
sedangkan pada orang ketiga didapatkan hasil lebih tinggi, hal tersebut mungkin
dikarenakan orang coba selesai melakukan aktivitas berat seperti berjalan.
3.4 Suhu Tubuh
Pengukuran suhu tubuh merupakan bagian rutin pada hampir semua penilaian
klinis, karena dapat menggambarkan tingkat keparahan penyakit (misalnya, infeksi).
Suhu tubuh dapat diukur dengan berbagai alat thermometer (thermometer gelas,
elektronik, timpani) dan berbagai rute (per oral, rectal, axilla, tympani).
Pada percobaan kali ini dilakukan pemeriksaan pada 2 lokasi yankni mulut dan
ketiak (per oral dan axilla). Didapatkan hasil yang hampir sama. Namun pada orang
pertama hasil lebih tinggi pada ketiak sedangkan orang kedua hasil lebih tinggi pada
mulut.
3.5 Tinggi Badan dan Berat Badan
20
BAB IV
KESIMPULAN
Pengukuran tanda-tanda vital memberikan informasi yang berharga terutama mengenai
status kesehatn pasien secara umum. Tanda-tanda vital meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
Tekanan darah
Denyut nadi
Frekuensi nafas
Suhu tubuh
Tinggi badan dan berat badan
Seluruh pengukuran di tanda-tnda vital di atas sangat penting untuk menentukan tindakan
selanjutnya yang akan dilakukan pada pasien. Pengukuran ini harus dibandingkan dengan
rentang normal sesuai usia pasien dan hasil pengukuran sebelumnya pada setiap pemeriksaan.
21
Daftar Pustaka
Berman, dkk. 2009. Kozier and Erbs Techniques in Clinical Nursing. Jakarta : EGC
Bethesda. 1998. Clinical Guidelines on the Identification, Evaluation, and Treatment of
Overweigjt and Obesity in Adults. National Heart, Lung, and Blood Institute.
Guyton,Arthur C.2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC.
Hidayat, A dan Uliyah, M. 2005. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Hermalinda. Tidak ada tahun. Jurnal Pemanfatan Teknologi Dalam Pengukuran Suhu. Jakarta:
Universitas Indonesia
Suhartini, dkk. 2012. Petunjuk Praktikum Fisiologi Blok Sistem Tubuh II Edisi II. Jember: FKG
Universitas Jember
Syaifuddin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta: EGC.
22
23