Anda di halaman 1dari 52

dr. Wiwien S Utami, M.

Sc
Lab Parasitologi FK UJ

Serangga/hewan penyebar penyakit


atau memindahkan (menularkan) agen
infeksi dr sumber infeksi ke host yg
rentan
Menurunkan kepadatan populasi
vektor serangga
Arthropod Borne Diseases

Disebut juga Vector-borne diseases


Bertanggung jawab thd penularan
penyakit dari 1 host ke host yg lain
Penyakit penting yang bersifat endemis
atau epidemis serius berakibat
kematian
kelas Insecta, Arachnidae dan
Crustaceae

Perbedaan karakter Vektor

Pengendalian Nyamuk
2. Pengendalian Tikus
3. Pengendalian Lalat
1.

1.

2.
3.

Pengendalian Populasi Nyamuk


- Memberantas tempat perindukan
nyamuk
- Waktu kebiasaan menggigit
- Tempat-tempat peristirahatan nyamuk
untuk menentukan tempat residu
insektisida
Mengetahui Jarak terbang (Flight Distance)
Mengetahui Feeding time

Pengendalian larva :
1. Pengendalian lingkungan
2. Pengendalian kimia
mineral oils, paris green, insektisida
sintetik : fenthion, chlorpyrofos, abate,
malathion
3. Pengendalian biologik

Pengendalian nyamuk Dewasa:


1. Residual sprays
2. Space sprays
3. Pengendalian genetik
- sterile male technique
- cytoplasmic incompatibilty
- chromosom translocation
- sex distortion
4. Pemasangan mosquito net, insecticide
mosquito nets
5. Pemakaian repellents

Demam Berdarah
Chikungunya
Yellow fever
Malaria
Filariasis

Family Muridae :
Rattus
Mus musculus
Investasi dari Arthropoda (Ektoparasit)
- Pinjal (Siphonaptera)
- Kutu (Anoplura)
- Tungau/Mites (Acarina)
- Caplak/Ticks (Arachnida)

Lalat rumah (Musca domestica)


Lalat hijau (Lucilia seritica)
Lalat biru (Calliphora vomituria)
Lalat latirine (Fannia canicularis)
Screw-worm fly (Cochliomyia
hominivorax)
Vektor mekanis bagi kolera,
dysenteri, thyus, diare

1.
2.
3.
4.
5.

Pengendalian lingkungan
Pengendalian insektisida
Fly-paper
Perlindungan terhadap gangguan lalat
Pendidikan kesehatan

1.

2.

3.

4.

5.

Residual sprays
DDT 5%, metoxychlor 5%, lindane 0,5%,
chlordane 2,5%
Baits
Diazinon, malathion, dichlorvos
Cords and Ribbons
Diazinon, fention, di-methoate
Space sprays
Penyemprotan ruang, pyrethrine, DDT, BHC
Larvacid
diazinon 2,5%, dichlorvos 2%, di-methoate

(1).Space Sprayuntuk serangga terbang,


metode aplikasi insektisida dengan cara
memecah insektisida cairan menjadi dropletdroplet yang sangat kecil (10 50 mikron)
dan berada di udara untuk waktu yang cukup
(2).Surface Sprayuntuk serangga
merayap,
(3).Fumigasi, dan
(4).Pengumpanan (Baiting).

(2).Surface Sprayuntuk serangga merayap,


Dusting permukaan kering
Surface sprayPermukaan yang disemprot
adalah permukaan yang paling sering dilewati
oleh hama.
High Volume Surface Spray
penyemprotan volume tinggi pada permukaan
tanah untuk pengendalian rayap dan serangga
penghuni tanah lainnya (semut api, anjing
tanah dsb).

(4).Pengumpanan (Baiting).
harus didukung oleh beberapa hal :
Sanitasi.
Penempatan yang benar.
Ketersediaan umpan yang cukup.
Palatibilitas umpan tinggi.
Migrasi hama terbatas

A.C u a c a
Iklim dan variasi musim mempengaruhi
kehidupan agen penyakit, reservoir
dan vektor.
B. V e k t o r
Organisme hidup yang dapat
menularkan agen penyakit dari suatu
hewan ke hewan lain atau manusia

C. Reservoir
Hewan-hewan yang menyimpan kuman
patogen dimana mereka sendiri tidak
terkena penyakit
D.Geografis
Insiden penyakit yang ditularkan arthropoda
berhubungan langsung dengan daerah
geografis dimana reservoir dan vektor
berada
E.Perilaku Manusia
Interaksi antara manusia, lingkungan
dan kebiasaan manusia

1. Inokulasi (Inoculation)
Masuknya agen penyakit atau bibit yang
berasal dari arthropoda kedalam tubuh
manusia melalui gigitan pada kulit atau
deposit pada membrana mucosa
2. Infestasi (Infestation)
Masuknya arthropoda pada permukaan
tubuh manusia kemudian berkembang
biak sebagai contoh scabies.

3. Extrinsic Incubation Period dan


Intrinsic Incubation Period
Waktu yang diperlukan untuk
perkembangan agen penyakit dalam
tubuh vektor parasit malaria dalam
tubuh nyamuk anopheles berkisar
antara 10 14 hari tergantung
dengan temperatur lingkungan dan
masa inkubasi intrinsik dalam
tubuh manusia
berkisar
antara 12 30 hari tergantung
dengan jenis plasmodium malaria.

4. Definitive Host dan Intermediate


Host
Disebut sebagai host definitif atau
intermediate tergantung dari apakah
dalam tubuh vektor atau manusia
terjadi perkembangan siklus seksual
atau siklus aseksual contoh parasit
malaria

5. Propagative, Cyclo Propagative dan


Cyclo - Developmental
Propagative Agen penyakit atau parasit
tidak mengalami perubahan siklus dan
hanya multiplikasi dalam tubuh vektor
plague bacilli pada kutu tikus, dengue
(DBD)
Cyclo propagative Agen penyakit
mengalami perubahan siklus dan
multiplikasi dalam tubuh vektor parasit
malaria dalam tubuh nyamuk anopheles
Cyclo - Developmental Agen penyakit
mengalami perubahan siklus tetapi
tidak mengalami proses multifikasi
dalam tubuh vektor seperti parasit filarial
dalam tubuh nyamuk culex.

1. Kontak langsung.
2. Transmisi secara mekanik.
melalui tinja, darah, ludah, urine, ulcus
superficial, atau eksudat dari vektor
3. Transmisi secara biologi.

Prinsip Mengontrol Arthropoda


1.
2.
3.
4.

Kontrol
Kontrol
Kontrol
Kontrol

lingkungan
kimia
biologi
genetik

1. Kontrol Lingkungan
Cara ini merupakan cara terbaik untuk
mengontrol arthropoda karena hasilnya
dapat bersifat permanen.
Misalnya,
membersihkan tempat-tempat hidup
arthropoda.
2. Kontrol Kimia
Cara ini menggunakan golongan insektisida
seperti :
golongan organochlorin
golongan organoposgat
golongan carbomate,
tetapi sering terjadi resistensi dan dapat
menimbulkan kontaminasi lingkungan.

3. Kontrol Biologi
Ditujukan untuk mengurangi polusi
lingkungan akibat pemakaian insektisida
yang berasal dari bahan-bahan beracun.
Misalnya, memelihara ikan.
4. Kontrol Genetik
Ada beberapa teknik :
Steril Technique
Citoplasmic Incompatibility
Chromosomal Translokasi

1. Insektisida :
DDT
Malathion 0,5%
2. Personal Hygiene

1.
2.
3.
4.

Benazyl Benzoate 25%


BHC 0,5% - 10%
Tetmosol 5%
Sulfur Ointment 2,5 - 10%

1. Insektisida
DDT
Diazinon 2%
Malathion 5%
2. Repellent
Diethyl Toluamide
Benzyl Benzoate
3. Kontrol Rodent

1.Insektisida
DDT
Chlordane
Dieldrin
Lindane
Malathion
2. Kontrol Lingkungan
3. Proteksi Terhadap Pekerja

1. Fisik:
Penyaringan
Pemasakan (suhu 60oC)
2. Kimia :
Chlorine 5 ppm
Lime
Abate 1 mg/liter
3. Biologi :
Memelihara ikan

golongan organik dan anorganik.


Insekstisida organik mengandung unsur
karbon
Insektisida anorganik umumnya
bersifat alami, yaitu diperoleh dari
makhluk hidup sehingga disebut
insektisida hayati, tidak mengandung
unsur karbon

Senyawa Organofosfat
Senyawa Organoklorin
Karbamat
Pirethrin/ Pirethroid Sintetik
Pengatur Tumbuh Serangga
Fumigan

Insektisida golongan ini dibuat dari


molekul organik dengan penambahan
fosfat.
Insektisida sintetik yang masuk dalam
golongan ini adalah Chlorpyrifos,
Chlorpyrifos-methyl, Diazinon,
Dichlorvos, Pirimphos-methyl,
Fenitrothion, dan Malathion.

Insektisida golongan ini dibuat dari molekul


organik dengan penambahan klorin.
Insektisida organoklorin bersifat sangat
persisten, dimana senyawa ini mashi tetap
aktif hingga bertahun-tahun sudah
dilarang penggunaannya karena
memberikan dampak buruk terhadap
lingkungan.
Contoh-contoh insektisida golongan
organoklorin adalah Lindane, Chlordane,
dan DDT.

Insektisida golongan karbamat


diketahui sangat efektif mematikan
banyak jenis hama pada suhu tinggi
dan meninggalkan residu dalam jumlah
sedang.Namun, insektisida karbamat
akan terurai pada suasana yang terlalu
basa.
Salah satu contoh karbamat yang
sering dipakai adalah bendiokarbamat

Insektisida golongan ini terdiri dari dua


kategori, yaitu bersifat fotostabil serta
bersfiat tidak non fotostabil namun
kemostabil.
Produknya sering dicampur dengan
senyawa lain untuk menghasilkan efek
yang lebih baik. Salah satu contoh
produk insektisida ini adalah
Permethrin.

Insektisida golongan ini merupakan


hormon yang berperan dalam siklus
pertumbuhan serangga, misalnya
menghambat perkembangan normal.
Beberapa contoh produknya adalah
Methoprene, Hydramethylnon,
Pyriproxyfen, dan Flufenoxuron

Fumigan adalah gas-gas mudah menguap


yang dapat membunuh hama serangga.
Fumigan hanya boleh digunakan oleh
personel terlatih karena tingkat
toksisitasnya yang tinggi.
Contoh-contohnya adalah Metil Bromida
(CH3Br), Aluminium Fosfit, Magnesium
Fosfit, Kalsium Sianida, dan Hidrogen
Sianida

Silica (SiO2) merupakan insektisida anorganik


yang bekerja dengan menghilangkan selubung
lilin pada kutikula serangga sehingga
menyebabkan mati lemas. Insektisida jenis ini
sering dibuat dari tanah diatom atau kieselgurh,
yang tersusun dari molekul diatom
Bacillariophyceae.
Asam Borat (H3BO3) adalah insektisida anorganik
yang dipakai untuk menarik perhatian semut

INSEKTISIDA ORGANIK
Pirethrum adalah insektisida organik
alami yang berasal dari kepala bunga
tropis krisan. Senyawa ini memiliki
kemampuan penghambatan serangga
yang baik pada konsentrasi rendah.
Namun berkaitan dengan proses
ekstraksinya, senyawa ini sangat mahal.
Rotenon adalah insektisida organik alami
yang diperoleh dari pohon
Derris.Senyawa ini berfungsi sebagai
insektisida yang menyerang permukaan
tubuh hama.

Neem merupakan ekstrak dari pohon


Neem (Azadirachta indica)
Penggunaan Neem sebagai insektisida
hayati dimulai sejak 40 tahun lalu.
Ekstrak neem mengganggu aktivitas
sistem pencernaan serangga, khususnya
golongan Lepidoptera (ngengat dan
kupu-kupu beserta larvanya
Selain itu neem juga berperan sebagai
pengatur tumbuh dimana menyebabkan
beberapa jenis serangga terus berada
pada kondisi larva dan tidak bisa
tumbuh dewasa.

Bakteri Bacillus thuringiensis


memproduksi toksin Bt yang dapat
mematikan serangga yang memakannya.
Toksin Bt aktif pada pH basa dan
menyebabkan saluran pencernaan
serangga berlubang sehingga berujung
pada kematian. Para peneliti telah
berhasil memindahkan gen yang
berperan dalam produksi toksin Bt dari B.
thuringiensis ke tanaman kapas sehingga
serangga yang memakan tanaman kapas
tersebut akan mati. Kapas Bt merupakan
salah satu organisme transgenik yang
paling banyak ditanam di dunia.

Insektisida yang dipakai seringkali


menyerang organisme non target
seperti burung dan makhluk hidup
lainnya Dikhawatirkan berpotensi
membahayakan kesehatan manusia.

Insektisida seringkali digunakan melebihi


dosis yang seharusnya karena petani
beranggapan semakin banyak insektisida
yang diaplikasikan maka akan semakin
bagus hasilnya.
Beberapa petani bahkan mencampurkan
perekat pada insektisidanya agar tidak
mudah larut terbawa air hujan. Namun,
penggunaan perekat ini justru
mengakibatkan tingginya jumlah residu
pestisida pada hasil panen yang nantinya
akan menjadi bahan konsumsi manusia

Penggunaan insektisida sintetik juga


dapat mengakibatkan terjadinya
pencemaran lingkungan.
Hal ini dikarenakan insektisida tertentu
dapat tersimpan di dalam tanah
selama bertahun-tahun, dapat merusak
komposisi mikroba tanah, serta
mengganggu ekosistem perairan

Resistensi insektisida merupakan suatu


kenaikan proporsi individu dalam populasi
yang secara genetik memiliki kemampuan
untuk tetap hidup meski terpapar satu
atau lebih senyawa insektisida
Peningkatan individu ini terutama oleh
karena matinya individu-individu yang
sensitif insektisida sehingga memberikan
peluang bagi individu yang resisten untuk
terus berkembangbiak dan meneruskan
gen resistensi pada keturunannya

Tingkat resistensi serangga hama pada


insektisida terus meningkat seiiring
dengan kemunculan dan pemakaian
berbagai jenis insektisida sintetik di
tahun-tahun berikutnya

Perilaku hama.
Ketersediaan alat.
Bahaya drift kontaminasi lingkungan.
Keamanan operator dan bukan sasaran.
Kemungkinan kontaminasi terhadap
makanan.
Bercak/stain.Jenis/tipe permukaan.
Biaya.

Sudah Ngantuuukk.

Anda mungkin juga menyukai