Anda di halaman 1dari 19

PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED

LEARNING)
DALAM MATERI STATISTIKA
SMP Rudi
Widyaiswara LPMP
Sulsel
rudy.lpmpsulsel1@gmail.c
om
Abstra
k
Rumusan masalah yang dikaji dalam tulisan ini adalah (1) apa itu Model
pembelajaran berbasis proyek (2) bagaimana menerapkan Model pembelajaran
berbasis proyek pada materi statistika dan (3) bagaimana sistem penilaian Model
pembelajaran
berbasis proyek. Melalui kajian literature dan analisis ilmiah
terhadap model pembelajaran berbasis proyek diperoleh (1) model pembelajaran
berbasis
proyek
adalah
metode
pembelajaran
yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai media, (2) Penerapan model pembelajaran pada
materi statistika diawali dengan pemberian tugas proyek mengumpulkan data
penumpang Makassar- Toraja selama bulan Agustus 2014 pada perusahaan
armada bus, data tersebut diolah dan disajikan dalam
bentuk
diagram.
Selanjutnya melalui bimbingan guru peserta didik melaksanakan tahap
perencanaan,
penyusunan
jadwal,
pelaksanaan
proyek,
menguji
hasil
melalui presentasi dan diskusi dan diakhiri dengan refeksi siswa (3) Penilaian
proyek pada model pembelajaran berbasis proyek merupakan kegiatan penilaian
terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan
data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data, hingga presentasi dan
diskusi kelas.
Kata Kunci: Pembelajaran Matematika, Model Pembelajaran
berbasis proyek.
Abstra
ct
The formulation of the problem discuss in this paper are: (1) what is the projectbased learning model (2) how to implement project-based learning model in
statistical material, and (3) how to assessment system of project-based learning
model. Through the study of literature and scientifc analysis of project-based
learning model, it be can conclused, that (1) project-based learning model is a
learning method that uses project/activity as a medium (2) The implementation of
a statistical learning model begins by collection the passengers data from
Makassar-Toraja during August 2014 at the buses feet company. The data is
processed and presented through diagram. Furthermore, student carry out
planning, scheduling, project implementation, test results throught presentations
and discussions, and refection, (3) Project assessment of task which completed
within certain period. The task is in form of investigation consist of planning, data
collection, organizing, data processing, presentation, and class discussion.
Keywords: Learning
learning model.

Mathematics,

project-based

1
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=322:pjbl-smp&catid=42:ebuletin&Itemid=215

Artikel E-Buletin LPMP SulSel Edisi Desember 2014 ISSN. 2355-3189

PENDAHULUA
N
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikud) Nomor 58 tahun 2014 Matematika merupakan salah
satu mata pelajaran yang termasuk dalam kelompok A wajib pada struktur
kurikulum SMP/MTs. Karena itu dalam mewujudkan tujuan pendidikan
sangat ditentukan oleh pelaksanaan pembelajaran matematika pada setiap
satuan pendidikan menengah. Menurut Akbar dkk,
pembelajaran
matematika dapat dipandang sebagai usaha guru dalam membantu
peserta didik memahami atau terampil matematika (Akbar dkk, 2011). Hal
ini berarti bahwa pembelajaran matematika diartikan sebagai usaha guru
dalam membantu peserta didik untuk memiliki standar kompetensi lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Berdasarkan hasil wawancara dan analisa penulis di satuan
pendidikan,
khususnya SMP/MTs menemukan bahwa pada umumnya persepsi peserta
didik terhadap pelajaran matematika dirasakan sukar, gersang, dan tidak
tampak kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini sama dengan yang
dikemukakan oleh Sujono bahwa banyak orang menyatakan bahwa
matematika sulit, orang-orang yang tidak menyukai
dan tidak
dapat
mengerjakan
matematika
itu
mengatakan
bahwa matematika itu
manfaatnya hanya sedikit. Persepsi peserta didik dan masyarakat
terhadap matematika sebagai mata pelajaran sulit dan kurang bermanfaat
sangat
mempengaruhi
keberhasilan
pelaksanaan
pembelajaran
matematika.
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi dalam pelaksanaan
proses pembelajaran matematika disatuan pendidikan adalah adanya
kesulitan belajar yang dialami
oleh
peserta
didik
dalam
belajar
matematika,
yang
mengakibatkan pengalaman pembelajaran yang
diperoleh peserta didik tidak bisa bertahan lama, apalagi pengalaman
tersebut diharapkan dapat digunakan dalam menghadapi problema
kehidupan
sehari-hari
peserta
didik.
Kesulitan
belajar
tersebut
mengakibatkan banyak peserta didik kurang mampu memahami materi
selanjutnya sehingga prestasinya kurang baik jika menghadapi Ulangan
harian maupun Ulangan Semester.
Penggunaan beberapa model dan pendekatan pembelajaran yang
beragam dalam pembelajaran
matematika terkadang tidak mampu
menciptakan lingkungan belajar yang menarik, menyenangkan dan
bermakna sehingga peserta didik tidak mencapai tujuan pembelajaran
secara efektif dan efsien. Salah satu Pembelajaran yang selama ini
digunakan oleh guru dalam pembelajaran matematika di SMP/MTs dan
beberapa satuan pendidikan yang lain adalah pembelajaran konvensional.
Pada pembelajaran matematika secara konvensional, guru kurang
memperhatikan keterkaitan materi pembelajaran dengan kehidupan seharihari.
Model pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu
model pembelajaran yang direkomendasikan tim pengembang kurikulum
2013. Berdasarkan pengamatan penulis dalam memfasilitasi guru-guru

pada pelatihan kurikulum 2013, sebagian besar guru masih kesulitan dalam
menerapkan model pembelajaran ini.
Rumusan masalah yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah (1) apa
itu model
pembelajaran berbasis proyek (2) bagaimana menerapkannya dalam
pembelajaran serta (3)
bagaimana
sistem
penilaian
model
pembelajaran berbasis proyek

berdasarkan kurikulum 2013? Dalam tulisan ini penulis akan menyajikan


penerapan model pembelajaran berbasis proyek pada materi Statistika
kelas VII SMP/MTs.

PEMBAHASAN
A. Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Dibanyak negara maju, pembelajaran berbasis proyek telah banyak diterapkan. Meski
demikian, dalam pelaksanaanya pembelajaran ini tidak selalu efektif. Dengan alasan itulah
banyak praktisi pendidikan mengubah nama pembelajaran tersebut agar citra pembelajaran
yang menekankan praktik-praktik kualitas unggul dan pendekatan baru ini tetap terjaga.
Di Australia model pembelajaran berbasis proyek di sebut dengan rich task. Di
Ninestiles School Birmingham, Inggris disebut dengan reality-base learnig. Di Kent,
Homewood School Inggris, pembelajaran ini disebut dengan total learning. Oleh Bellanca
dalam Rajabi (2014), pembelajaran berbasis proyek ini disebut dengan pembelajaran yang
diperkaya atau enriched learning.
Buku materi pelatihan guru kurikulum 2013 untuk Matematika
SMP/MTs yang diterbitkan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan dan
kebudayaan
(BPSDMPK
dan PMP) tahun 2013 menjelaskan bahwa
pembelajaran berbasis proyek adalah metode pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan
eksplorasi,
penilaian,
interpretasi,
sintesis,
dan informasi
untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran berbasis proyek
merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah
awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.
Menurut Rajabi (2014) langkah-langkah umum pembelajaran
berbasis proyek
adalah sebagai berikut.
1. Timbulnya masalah dari para peserta didik. Dalam hal ini terkait
dengan cara mengahadapi masalah, mendefinisikan masalah dan
mengkatagorikannya.
2. Memunculkan sebuah proyek sebagai alternatif pemecahan masalah.
3.
Pembentukan
tim
pembelajaran
kolaboratif/kooperatif
untuk
menyelesaikan masalah.
4. Setelah kajian lebih lanjut dalam tim mereka, para peserta didik yang
cepat belajar
membantu rekannya yang lambat belajar sehingga tidak
mengganggu kelangsungan proyek.
5. Mengerjakan serangkaian tugas berkelanjutan bagi semua anggota tim
yang memungkinkan terciptanya hasil pemikiran peserta didik.
Hasil pemikiran tersebut harus nyata, dapat dilihat dan dipublikasikan.

Berdasarkan
materi
pelatihan
kurikulum
2013
mata
pelajaran matematika SMP/MTs yang diterbitkan BPSDMPK dan PMP
Kemendikbud, Sintaks pembelajaran matematika berbasis proyek
adalah:
TAHAP
PEMBELAJARA
N
Penentuan
Pertanyaan Mendasar (Start With
the Essential
Question).

Mendesain
Perencanaan
Proyek (Design a
Plan for the
Project)

KEGIATAN PEMBELAJARAN
Guru mengemukakan pertanyaan
esensial yang bersifat eksplorasi
pengetahuan yang telah dimiliki
peserta didik berdasarkan
pengalaman belajarnya yang
bermuara pada penugasan peserta
didik dalam melakukan suatu
aktivitas.
Guru Mengorganisir peserta didik
kedalam kelompok-kelompok
yang heterogen (4-5) orang.
Heterogen berdasarkan tingkat
kognitif atau etnis
Guru memfasilitasi setiap kelompok
untuk menentukan ketua dan
sekretaris secara demokratis, dan
mendeskripsikan tugas masingmasing setiap anggota kelompok.

Menyusun Jadwal
(Create a Schedule)

Memonitor
peserta didik dan
kemajuan proyek
(Monitor the

Guru dan peserta didik


membicarakan aturan main untuk
disepakati bersama dalam proses
penyelesaian proyek. Hal- hal yang
disepakati: pemilihan aktivitas,
waktu maksimal yang direncanakan,
sansi yang dijatuhkan pada
pelanggaran
aturan main, tempat pelaksanaan
proyek,
hal-hal yang dilaporkan, serta alat
Menyusun jadwal pelaksanaan
projek, yaitu menyusun tahaptahap pelaksanaan projek dengan
mempertimbangkan kompleksitas
langkah-langkah dan teknik
penyelesaian produk serta waktu
yang ditentukan guru.
Menyelesaikan projek dengan
difasilitasi dan dipantau guru, yaitu
mencari atau mengumpulkan
data/material dan

Students and the


Progress of the
Project)

Menguji Hasil
(Assess the
Outcome)

Mengevaluasi
Pengalaman(Evalu
ate the
Experience)

kemudian mengolahnya untuk


menyusun/mewujudkan bagian
demi bagian sampai dihasilkan
produk akhir
Guru memfasilitasi Peserta Didik
dalam
membuat laporan, termasuk
melaporkan proses berlangsungnya
tugas projek
serta menceriterakan hambatan
dalam mengerjakan tugas projek

Mempresentasikan/mempublikasika
n hasil projek, yaitu menyajikan
produk dalam bentuk presentasi,
diskusi, pameran, atau publikasi
(dalam majalah dinding atau
internet) untuk memperoleh
tanggapan dari peserta didik yang
guru dan peserta didik melakukan
refeksi terhadap aktivitas dan
hasil proyek yang sudah
dijalankan. Proses refeksi
dilakukan baik secara individu
maupun kelompok.

Dalam pembahasan selanjutnya mengenai penerapan model


pembelajaran berbasis proyek pada materi statistika, penulis menggunakan
sintaks atau langkah- langkah pembelajaran berdasarkan buku materi
pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 yang dikeluarkan oleh BPSDMPK
dan PMP Kemdikbud.

B. Penerapan Model pembelajaran Berbasis Proyek pada


Materi Statistika
Langkah langkah Pembelajaran matematika berbasis proyek pada
materi statistika dapat disusun dengan berdasarkan tahapan-tahapan
pembelajaran yang memuat kegiatan-kegiatan
pelaksanaan proyek
dengan memperhatikan
komponen- komponen dan prinsip-prinsip
pembelajaran Kurikulum 2013 berdasarkan lampiran Permendikbud No 58
tahun 2014.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 58 tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013
Kurikulum SMP/MTs Lampiran 1 mengenai struktur kurikulum SMP/MTs,
Kompetensi Dasar dari Kompetensi Inti Keterampilan pada materi statistika
kelas VII: Memahami teknik penyajian data dua variabel menggunakan

tabel, grafik batang, diagram lingkaran, dan grafk garis. berdasarkan


kompetensi dasar tersebut disusunlah indikator sebagai berikut:

1. Mengidentifkasi jenis variabel dan mengenal hubungan dua


variabel.
2.
Menjelaskan teknik pengolahan data dalam
bentuk tabel.
3.
Menjelaskan teknik penyajian data dalam bentuk
diagram batang
4.
Menjelaskan teknik penyajian data dalam bentuk diagram
Lingkaran.
5.
Menjelaskan teknik penyajian data dalam bentuk
diagram garis
Berdasarkan Lampiran 1 Permendikbud Nomor 58 tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Kurikulum SMP/MTs, Kompetensi Dasar dari
Kompetensi Inti Keterampilan pada materi statistika kelas VII yaitu:
Mengumpulkan, mengolah, menginterpretasi,
dan menyajikan
data
hasil pengamatan dalam bentuk tabel, diagram, dan grafk. Berdasarkan
kompetensi dasar tersebut, maka disusun Indikator sebagai berikut:
1.
Mengumpulkan
data
melalui
wawancara/angket/observasi.
2.
Mengolah data yang telah
dikumpulkan
3. Menyajikan data dalam bentuk table
umum
4. Menyajikan table hasil pengolahan
data
5. Menyajikan data dalam bentuk diagram
garis
6. Menyajikan data dalam bentuk diagram
batang
7.
Menyajikan data dalam bentuk diagram
lingkarang
8.
Menginterpretasikan data hasil
observasi.
Model pembelajaran berbasis proyek biasanya diterapkan pada
pertemuan terakhir dari suatu materi pembelajaran. Pada pertemuan yang
menggunakan model pembelajaran
berbasis proyek, pembelajaran
diarahkan untuk menerapkan konsep atau pengetahuan yang sudah
diperoleh pada pertemuan sebelumnya. Dalam kurikulum 2013, kita
mengenal kompetensi dasar yang diturunkan dari kompetensi inti (KI) 3,
yaitu pengetahuan sedangkan kompetensi dasar yang diturunkan dari
kompetensi inti (KI) 4 yaitu Keterampilan. Model pembelajaran berbasis
proyek biasanya digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diturunkan dari KI 4 yaitu keterampilan.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 58 tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013
Kurikulum SMP/MTs Lampiran 1 mengenai silabus Mata pelajaran SMP/MTs
jumlah jam pelajaran (JP) materi statistika kelas VII
adalah 15 JP.

Berdasarkan struktur kurikulum SMP/MTs jumlah Jam Pelajaran Matematika


dalam satu minggu adalah 5
JP. Jika setiap minggu jumlah pertemuan dibagi menjadi 2 pertemuan
masing-masing
2 JP dan 3 JP, maka jumlah pertemuan untuk materi statistika adalah 6
pertemuan. Berdasarkan hal tersebut pembelajaran materi statistika yang
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek yaitu pada pertemuan
ke-5 dan ke-6.
Tujuan pembelajaran dari pertemuan 5 dan 6 adalah:
1. Melalui kerja proyek dalam kelompok peserta didik menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2.
Melalui kerja proyek, peserta didik dapat menumbuhkan kerja sama,
rasa ingin
tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika serta memiliki
rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk
melalui pengalaman belajar

3. Melalui kerja proyek, peserta didik dapat mengumpulkan data


penumpang salah satu perusahaan armada bus tujuan Makassar-Toraja
dalam bulan Agustus 2014.
4. Melalui kerja proyek, peserta didik dapat mengolah data hasil
observasi, dengan mencari mean, modus, nilai maksimum dan
minimum.
5. Melalui kerja proyek, peserta didik dapat menyajikan data dalam
bentuk diagram batang.
6. Melalui proyek, peserta didik dapat menyajikan data dalam bentuk
diagram lingkaran.
7. Melalui kerja proyek, peserta didik dapat menginterpretasi data.
Contoh penerapan yang akan diuraikan berupa Langkah-langkah
pembelajaran matematika pada materi statistika kelas VII SMP
menggunakan pembelajaran berbasis proyek (pertemuan 5 dan 6) adalah
sebagai berikut:
a. Penentuan Pertanyaan Mendasar
1. Guru mengajukan pertanyaan awal yang mempu membuka
pikiran awal peserta didik misalnya:
(i) Berapakah kira-kira rata-rata jumlah penumpang setiap harinya?
(ii) Kapan Jumlah penumpang paling banyak?
(iii)Kapan jumlah penumpang paling sedikit?
2. Guru menyampaikan jenis proyek yang akan dibuat adalah
mengumpulkan data, mengolah data, dan menyajikan data
penumpang pada Perusaahaan Armada Bus tujuan Makassar-Toraja
pada bulan Agustus 2014.
b. Mendesain Perencanaan Proyek
Langkah-langkah pembelajaran pada tahap ini
adalah:
1. Guru membagi peserta didik menjadi 5 kelompok kerja, kemudian
masing- masing kelompok akan mengamati 1 perusahaan armada bus
Makassar-Toraja.
2. Guru memberi deadline waktu penyelesaian proyek.
3. Guru mengorganisasi tugas proyek yang harus diselesaikan peserta
didik secara berkelompok:
Nama Kelompok Armada
yang
diobservasi
1
Bintang Prima
2
Bintang Timur
3
Kharisma
4
Litha
5
Piposs
4. Setiap kelompok akan mengunjungi perwakilan perusahaan
armada sesuai dengan yang ditugaskan.
5. Setiap kelompok mendiskusikan deskripsi kegiatan pada tahap
pengumpulan

data berupa: daftar penumpang selama bulan Agustus 2014


melalui angket/observasi/wawancara dengan petugas perusahaan
armada.

6.

Setiap kelompok mendiskusikan tentang data apa saja yang perlu


mereka tanyakan pada saat pengumpulan data dan menuliskan
pada lembar kerja, untuk membantu peserta didik mengumpulkan
informasi yang mereka butuhkan.
7. Setiap kelompok mendiskusikan desain dan rencana proyek dan
menuangkannya dalam lembar kerja proyek. Tidak masalah
lembar kerja proyek setiap kelompok berbeda
8. Jika peserta kesulitan menyusun lembar kerja proyek, maka guru
menyiapkan
alternative lembar kerja proyek.
9. Untuk proyek yang sifatnya lebih kompleks dan lebih besar,
perencanaan proyek bisa dituangkan dalam bentuk proposal proyek.
c.

Menyusun Jadwal
Langkah-langkah pembelajaran pada fase menyusun jadwal:
1. Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyusun jadwal proyek
2. Setiap kelompok mendiskusikan Jadwal Proyek
3.
Setiap
kelompok
menuangkan
hasil
diskusi
ke
dalam
format/table
jadwal proyek, sehingga memungkinkan setiap
kelompok memiliki format yang berbeda.
4. Guru memberi bimbingan peserta didik dalam menyusun jadwal
proyek,
sehingga meskipun setiap kelompok memiliki format jadwal
berbeda tetapi substansinya sama untuk menyelesaikan tugas
proyek.
5. Jika peserta kesulitan menyusun jadwal, maka guru menyiapkan
alternatif lembaran/format Jadwal proyek.

Pada akhir kegiatan pembelajaran pertemuan 4, guru harus mengecek


kesiapan peserta didik dalam melaksanakan tugas proyek. Kesiapan
pelaksanaan proyek tersebut, terkait dengan aturan main, distribusi
penugasan, jadwal, lembar kerja, alat dan bahan yang akan digunakan
dalam menyelesaikan tugas proyek.
Pada tahap memonitor peserta didik dan kemajuan proyek,
pembelajaran dilakukan di luar jam pelajaran. Tahap ini berlangsung
selama seminggu hingga masuk pada pertemuan ke 6.
d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek
Langkah-langkah pembelajaran pada tahap memonitor peserta
didik dan kemajuan proyek adalah:
1.
Guru mengawasi kerja proyek setiap kelompok dengan melihat
kekompakan kerja tiap kelompok.
2. Guru mengarahkan setiap kelompok untuk selalu bekerjasama dan
kompak.
3.
Guru memantau penyelesaian proyek setiap saat, dan
menyesuaikan dengan jadwal, jika ada kegiatan yang belum
terlaksana sesuai jadwal , maka guru membimbing mereka untuk
menyelesaikannya.

4. Guru menyiapkan instrument dan rubric penilaian yang akan


dijadikan acuan
dalam melakukan penilaian autentik

5. Selama peserta didik menyelesaikan tugas proyek, guru mengamati


sambil melakukan penilaian Autentik menggunakan instrument
dan rubric yang sudah digunakan sebelumnya.
6. Guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat laporan,
termasuk melaporkan proses berlangsungnya tugas proyek serta
menceriterakan hambatan dalam mengerjakan tugas proyek sebagai
bahan umtuk refeksi kegiatan pada akhir pembelajaran.
7. Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyiapkan materi
presentasi, yang
akan disajikan pada pertemuan ke 6.
Tahap selanjutnya menguji hasil, dilaksanakan pada pertemuan ke 6.
e.

Menguji hasil
Langkah-langkah pembelajaran pada tahap menguji hasil adalah:
1.
Guru
memfasilitasi
setiap
kelompok
mempresentasikan/mempublikasikan hasil proyek, yaitu menyajikan
produk dalam bentuk presentasi, diskusi, pameran, atau publikasi
(dalam majalah dinding atau internet).
2. Guru memfasilitasi kelompok lain untuk memberi tanggapan.
3. Guru memberi penguatan terhadap hasil sajian masing-masing
kelompok.
4.
Guru memfasilitasi setiap kelompok untuk memperbaiki tugas
berdasarkan masukan dan hasil diskusi kelas.

f.

Mengevaluasi Pengalaman
Langkah-langkah pembelajaran pada tahap mengevaluasi pengalaman
adalah:
1.
Guru memfasilitasi peserta didik untuk menulis pengalaman
masing-masing selama menjalankan tugas proyek.
2.
Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyampaikan hasil
pengalaman masing-masing di depan kelas.
3. Guru memfasilitasi peserta didik untuk membuat kesimpulan dari
pembelajaran statistika melalui model pembelajaran berbasis proyek.
4. Guru memberi penguatan terhadap materi statistika secara
keseluruhan.

C. Sistem Penilaian Model Pembelajaran berbasis Proyek


Penilaian pembelajaran berbasis proyek harus diakukan secara
menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
peserta didik selama pembelajaran. Teknik penilaian yang sering digunakan
pada model pembelajaran berbasis
proyek
yaitu
penilaian
proyek.
Meskipun demikian penilaian yang digunakan tidak hanya menggunakan
teknik penilaian proyek, karena seorang guru juga harus menilai aspek
sikap dan pengetahuan.
Dalam tulisan ini penulis hanya akan

menjelaskan mengenai
penilaian proyek.

teknik

penilaian

keterampilan

menggunakan

Berdasarkan Permendikbud nomor 104 tentang penilaian kurikulum


2013, penilaian proyek merupakan salah satu bentuk penilaian kompetensi
keterampilan. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui
pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan
kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu
secara jelas. Penilaian proyek pada model ini
merupakan
kegiatan
penilaian
terhadap
suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak
dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan
penyajian data.
Berdasarkan materi pelatihan kurikulum 2013 yang diterbitkan
BPSDMPK dan PMP kemdikbud, penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang
perlu dipertimbangkan yaitu:
1)

Kemampuan pengelolaan :
Kemampuan peserta didik dalam
memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan
data serta penulisan laporan.

2)

Relevansi:
Kesesuaian
dengan
mata
pelajaran,
dengan
mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
dalam pembelajaran.

3)

Keaslian: Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil


karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk
dan dukungan terhadap proyek peserta didik.

Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan,


proses
pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan
hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain,
pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan
tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster.
Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/ instrumen penilaian
berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
Sebenarnya penilaian proyek ini bukan hanya menilai aspek
keterampilan, namun karena secara teknis lebih dominan kepada
keterampilan, jadi penilaian ini dimasukkan ke dalam kategori penilaian
autentik keterampilan. Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran,
peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap,
pengetahuan, dan keterampilannya.
Penilaian proyek sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Penilaian
proyek membantu mengembangkan keterampilan berpikir tinggi peserta
didik. Kemampuan berpikir tinggi yang dimaksud adalah berpikir kritis,
pemecahan masalah, serta berpikir kreatif. Penilaian proyek ditempuh
dengan menggunakan instrumen yang berupa rubrik.
Berikut ini akan disajikan contoh instrument penilaian dan rubric
penilaian menggunakan teknik penilaian proyek pada pembelajaran
matematika materi statistika :

101
0
Artikel E-Buletin LPMP SulSel Edisi Desember 2014 ISSN. 2355-3189

Contoh Instrumen Penilaian proyek


NO

Nama
Siswa

Amir

Ainun

Rahma
tia

Imran

ASPEK PENILAIAN
Perencanaan

Persiapan

Pengolahan
data

Penyajian
data

Laporan

Presentasi

KET
Diberi Nilai 1
atau 2 atau 3
atau 4
berdasarkan
kriteria yang
diatur dalam
rubric
penilaian

Contoh rubric penilaian proyek berdasarkan format/instrument di atas:


Skor dan
Kriteria

Aspek
1

4
memuat
tujuan,
topik,
target,
tempat
pengambila
n data,
deadline
waktu,
jadwal,
responde
n,
deskripsi
kegiatan
proyek,
rencana
anggaran,
pembagia
Jika tersedia
Lembar kerja
Proyek,
time
schedule
proyek,
alat dan
bahan,
distribusi
tugas
Jika data
diperoleh
lengkap,
terstruktu
r, dan
sesuai
tujuan

Perencanaan

Jika memuat Jika memuat


tujuan, topik, tujuan,
topik, dan
target dan
tempat
pengambila
n data

memuat
tujuan,
topik,
target,
tempat
pengambila
n data,
deadline
waktu,
jadwal,
responde
n,
deskripsi
kegiatan
proyek

Persiapan

Jika tersedia
distribusi
tugas

Jika tersedia
alat dan
bahan,
distribus
i tugas

JIka tersedia
time
schedule
proyek,
alat dan
bahan,
distribusi
tugas

Jika data
diperoleh
kurang
lengkap,
kurang
terstruktu
r,

Jika data
diperoleh
lengkap,
kurang
terstruktu
r,

Pengumpulan Jika data


data
diperoleh
tidak
lengkap,
tidak
terstruktur,

dan tidak
dan kurang
dan kurang
sesuai tujuan sesuai tujuan sesuai tujuan
Pengolahan
dan
Penyajian
Data

Laporan

Presentasi

Pengolahan
data
berdasarkan
data yang
dikumpulka
n

Pengolahan
data
berdasarkan
data yang
dikumpulkan
, olah
datanya
lengkap

Pengolahan
data
berdasarkan
data yang
dikumpulkan
, olah
datanya
lengkap,
data
disajikan
secara tepat

Pengolahan
data
berdasarkan
data yang
dikumpulkan
, olah
datanya
lengkap,
data
disajikan
secara
tepat, cara
penyajian
rapi dan
menarik
Jika
Jika
Jika
Jika
pembahasan pembahasan pembahasan pembahasan
data tidak
data
data
data
sesuai
kurang
kurang
sesuai
tujuan
sesuai
sesuai
tujuan
tujuan
tujuan
proyek dan
penelitian
membuat
proyek,
proyek,
dan
simpulan
membuat
membuat
membuat
tapi tidak
simpulan
simpulan
simpulan
relevan dan
dan saran
dan saran
dan saran
tidak ada
tapi tidak
tapi kurang
yang
saran
relevan
relevan
relevan
JIka sesuai
JIka sesuai
JIka sesuai
JIka sesuai
dengan
dengan
dengan
dengan
tujuan
tujuan
tujuan
tujuan
proyek ,
proyek
proyek
proyek
, sesuai
, sesuai
, sesuai
dengan
dengan
dengan
laporan,
laporan,
laporan,
bahan
bahan
presenta
presentasi
si
menarik,
menarik,
cara
penyajian
komunikatif

PENUTUP
1. Model pembelajaran berbasis proyek adalah metode
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media,
2. Penerapan model pembelajaran pada materi statistika diawali
dengan
pemberian tugas proyek mengumpulkan data penumpang MakassarToraja selama bulan Agustus 2014 pada perusahaan armada
bus, data tersebut diolah dan disajikan dalam bentuk diagram.
Selanjutnya melalui bimbingan guru peserta didik melaksanakan
tahap perencanaan, penyusunan jadwal, pelaksanaan proyek,
menguji hasil melalui presentasi dan diskusi dan diakhiri dengan
refeksi siswa

3.

Penilaian proyek pada model pembelajaran berbasis proyek


merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa
suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian,
pengolahan
dan penyajian data, hingga
presentasi dan diskusi kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar Sutawidjaja dan Jarnawi Afgani. 2011. Pembelajaran Matematika. Jakarta. Universitas
Terbuka.
Kemdikbub. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 .
BPSDMPK
dan PMP: Jakarta
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014, Implementasi Kurikulum,
Lampiran IV.
Pedoman Umum Pembelajaran.: Jakarta
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMP/MTs
Lampiran 1 mengenai struktur kurikulum SMP/MTs : Jakarta
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMP/MTs
Lampiran 2 mengenai silabus SMP/MTs : Jakarta
Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Kurikulum 2013:
Jakarta
Rajabi, Muhammad, 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Instalasi Sistem
Operasi Dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek. Surabaya:
UNESA

Anda mungkin juga menyukai