Anda di halaman 1dari 21

Referat

Thrombophlebitis
Savian Ravi 1015177
Jessica Angela 1115012
Fransica Kristina 1115079
Stephanie Widjaja 1115096
Nadia Dara Ayundha - 1110179

Definisi
Thrombophlebitis septic adalah suatu kondisi
yang ditandai dengan thrombosis pembuluh
darah vena, inflamasi, dan bakteriemi.
Gejala klinis thrombophlebitis septic bervariasi
dari ringan, di mana hanya pembuluh darah
vena terlokalisasi yang terkena dan mereda
spontan hanya dengan intervensi minimal,
hingga berat, di mana terjadi syok berat yang
refrakter terhadap manajemen baik operatif
maupun perawatan intensif.

Definisi
Trombosis dan infeksi dapat terjadi
pada pembuluh darah vena di
seluruh tubuh, baik superficial
maupun profunda, seperti pada
pembuluh darah vena perifer, pelvis,
vena porta (pylephlebitis), vena cava
superior, vena cava inferior, vena
jugularis interna (Lemierre
Syndrome), sinus dural.

Etiologi

Venipuncture
Kateterisasi vena sentral dan
Penggunaan obat-obatan intravena
Abrasi dan laserasi
Infeksi jaringan lunak
Hiperkoagulasi darah
Luka bakar

Etiologi
Pathogen pada kulit dan jaringan
subkutan
Bakteri enteric
Flora penyebab infeksi pada traktus
genitourinarius.
Organisme tersering adalah
Staphylococcus aureus, namun juga
bisa disebabkan oleh staphylococcus
koagulase negatif, basilus enteric
gram negatif, serta enterokokus.

Patogenesis
Pemasangan kateter intravascular adalah faktor
penyebab utama pada perkembangan phlebitis
dan thrombophlebitis septic.
Infeksi dapat berawal saat pemasangan kateter
atau bakteri dapat berkolonisasi dahulu pada
pangkal kateter kemudian berlanjut ke lumen
kateter sebelum memasuki ruang intravaskuler.
Setelah bakteri mamsuki sistem pembuluh
darah vena, bakteri dapat berproliferasi
menyebabkan kerusakan endotel, inflamasi
local, serta thrombosis.

Patogenesis
Mekanisme pertahanan lokal yang
terganggu, seperti hilangnya kulit
secara luas pada pasien luka bakar
meningkatkan suseptibilitasi pasien
untuk terjadinya thrombophlebitis.
Seringkali terjadi infeksi polimikroba
pada pasien luka bakar. Penggunaan
steroid serta obat injeksi adalah
faktor risiko yang penting.

Gejala Klinis
Pada penelitian oleh Baker et al pada 100
pasien dengan phlebitis septic perifer:
83% mengeluhkan nyeri,
44% mengalami demam,
37% mengalami pembengkkan,
9% mengalami keluarnya pus secara
spontan dari pintu masuk infeksi.
Pelaku penyalahgunaan obat-obatan
terlarang mengalami selulitis local hingga
abses pada lokasi injeksi.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Umum
Complete Blood Count (CBC) : ditemukan
leukositosis.
Pemeriksaan Kimia : Pada infeksi berat
ditemukan asiosis dan ketidakseimbangan
elektrolit.
Pemeriksaan fungsi hepar : Dilakukan jika
adanya kecurigaan pylephlebitis (Phlebitis vena
porta hepatica)
Prothrombin Time (PT) : Jika ada indikasi terapi
antikoagulan

Pemeriksaan Penunjang
Kultur Mikroba
Semua pasien dengan suspek phlebitis
septic harus diperiksa kultur darah.
Pada kasus thrombophlebitis akibat
pemasangan kateter intravena, harus
dibuat kultur dengan sampel dari lokasi
sentral dan perifer sebagai perbandingan.
Material purulen dari jaringan lunak perifer
diperika dnegn apewarnaan gram serta
dikultur.

Pemeriksaan Penunjang
- Imaging
CT Scan dengan kontras
CT Scan dengan kontras secara umum diterima sebagai
pemeriksaan pilihan pada sebagian besar trombophlebitis septic
Memberikan gambaran filling defect pada pembuluh darah yang
bermasalah.
CT scan dapat menggambarkan proses inflamasi yang sedang
berlangsung.
MRI
MRI secara umum diterima sebagai modalitas diagnostic pada
sebagian besar thrombophlebitis septic.
MRI dapat memvisualisasi trombophlebitis intra abdominal
dengan baik, memperlihatkan thrombus intraluminal dan
penebalan dinding pembuluhdarah yang abnormal.

Pemeriksaan Penunjang
- Imaging
Ultrasonography
Ultrasonography dapat mendeteksi thrombus pembuluh darah vena
dan merupakan pemriksaan diagnostic pada kasus
thrombophlebitis dengan hasil kultur darah yang positif.
Ultrasound juga dapat memdeteksi abses pada jaringan lunak di
sekitar pembuluh darah vena yang bermasalah.
Namun ultrasonography tidak adekuat untuk menjadi pemeriksaan
diagnostic pada trombophlebitis septic pelvis serta thrombosis vena
dura.
Angiography
Angiography berguna untuk menegakkan diagnosis
thrombophlebitis akibat pemasangan kateter intravena karena
dapat mendemonstrasikan lapisan fibrin yang menempel pada
ujung kateter.

Diagnosis Banding
Diagnosis Banding pada phlebitis
perifer, vena cava superior, dan vena
cava inferior adalah :
Selulitis
Thrombosis Vena Dalam

Prinsip Umum Terapi


Kateter intravena perifer harus segera dilepaskan
sejak ada tanda2 eritema, indurasi atau edema.
Bila phlebitis sudah menjadi supuratif, pelepasan
kanula tidak lagi berguna.
Perlu diberikan antibiotic broad spectrum untuk
mengatasi S.aureus, streptococci, dan
enterobacteriaceae.
Vankomisin juga dapat digunakan untuk
mengatasi MRSA atau MSSA dan streptokokus.
Durasi pemberian terapi intravena sekitar 7 hari,
setelah itu dilanjutkan dengan antibiotic oral.

Terapi Medikamentosa
Prinsip Terapi Medikamentosa
Antibiotik dipilih di awal secara empiris dan
berdasarkan lokasi infeksi. Antibiotik spectrum luas
digunakan sebelum adanya hasil pemeriksaan
kultur darah. Karena banyaknya infeksi yang
disebabkan S. Aureus, terapi antibiotik untuk MRSA
sebaiknya dilakukan secara rutin.
Antikoagulan dapat dipertimbangkan berdasarkan
lokasi thrombus yang terinfeksi, dan fibrinolisis
lokal dapat diberikan pada kasus thrombophlebitis
akibat pemasangan kateter vena sentral.

Terapi Antibiotik

Vancomycin
Ceftriaxone (Rocephin)
Cefepime (Maxipime)
Clindamycin (Cleocin)
Ampicillin-sulbactam (Unasyn)
Ampicillin-sulbactam (Unasyn)
Piperacillin and tazobactam sodium (Zosyn)
Piperacillin and tazobactam sodium (Zosyn)
Imipenem-cilastatin (Primaxin)
Metronidazole (Flagyl)
Fluconazole (Diflucan)
Amphotericin B liposomal (AmBisome)

Terapi Fibrinolitik
(Thrombolitik)

Tujuan terapi fibrinolitik adalah untuk melarutkan


selaput fibrin atau thrombus yang terinfeksi yang
dapat menjadi sumber infeksi resisten serta
penyebab emboli septic. Agen fibrinolitik yang
diinjeksikan dengan panduan kateter lebih aman
dibandingkan regimen fibrinolitik sistemik karena
jarang menimbulkan lisis sistemik.

Obat-obatan Terapi Fibrinolitik (Thrombolitik):


Reteplase (Retavase)
Alteplase (Activase)

Terapi Antikoagulan,
Kardiovaskuler

Antikoagulan heparin penting untuk pasien


dengan phlebitis septic, namun monoterapi
antikoagulan tidak menjanjikan kesuksesan terapi.
Progresi penyakit dapat terjadi meski telah
dilakukan terapi efektif menggunakan antikoagulan
heparin. Warfarin tidak digunakan pada terapi
phlebitis septik akut, karena berisiko meningkatkan
thrombogenesis.

Obat-obatan Terapi Fibrinolitik (Thrombolitik):


Heparin
Enoxaparin (Lovenox)

Terapi Operatif
Pada phlebitis superficial, walaupun
supuratif sebenarnya tidak memerlukan
konsultasi.
Namun, pasien dengan phlebitis supuratif
yang sudah menyebar ke vena profunda
memerlukan konsultasi ke bedah vascular.
Sebagai tambahan, expertise dari dokter
bedah umum, ginekolog, tht, atau bedah
syaraf dapat diperlukan, tergantung dari
focus infeksi pasien.

Komplikasi
Penyebaran infeksi ke vena profunda
Thromboemboli

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai