1. Abdullah Zaky
111134001
111134004
111134006
6. Azmi Meilanie F
111134007
7. Berto Nozif
111134008
LABORATORIUM KONSTRUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERANCANGAN JALANDAN JEMBATAN
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
yang telah melimpahkan rahmat, ridho, dan karunia-Nya. Akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan laporan praktikum ini. Laporan praktikum ini disusun
sebagai salah satu persyaratan kelulusan mata kuliah Laboratorium Konstruksi 2
(Plumbing dan Drainase) pada Semester III.
Praktikum ini mempunyai tujuan agar mahasiswa jurusan Teknik Sipil
dapat melakukan pekerjaan Plumbing dan Drainase untuk keperluan-keperluan
sipil, serta mampu menerapkan dan melaksanakan apa yang telah dipelajari di
kampus pada praktek kerja nantinya.
Berbagai kesulitan dan masalah muncul dalam penyusunan laporan ini.
Tanpa bantuan, bimbingan, dan petunjuk dari berbagai pihak sulit kiranya penulis
untuk menyelesaikan laporan praktikum ini. Tak lupa penulis ucapkan terima
kasih kepada Tim Laboratorium kerja Plumbing dan Drainase selaku pembimbing
dan kepada para teknisi yang mana telah memberikan materi, bimbingan serta
arahan kepada penulis selama praktek kerja Plumbing dan Drainase dilaksanakan
sehingga laporan ini dapat penulis selesaikan dengan baik.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat
dan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya. Penulis mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan di masa yang akan datang.
Kelompok I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
5. Kesimpulan....................................................................................... 21
JOB III MEMBUAT ULIR DENGAN MENGGUNAKAN TREADING
MACHINE ....................................................................................................... 22
1. Tujuan .............................................................................................. 22
2. Peralatan dan Bahan......................................................................... 22
3. Keselamatan Kerja ........................................................................... 24
4. Langkah Kerja.................................................................................. 24
5. Kesimpulan ...................................................................................... 25
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sistem instalasi air tidak akan pernah terlepas dari sistem
bangunan. Maka, dibutuhkan pekerjaan yang dapat menyalurkan air
dengan baik karena kebutuhan air manusia tidak akan efektif jika tidak
menggunakan sistem instalasi air, oleh karena itu diperlukan suatu ilmu
yang mempelajari tentang seluk beluk sistem isntalasi air.
Media penyalur air biasa disebut pipa, pada praktiknya di lapangan
sistem instalasi air dititikberatkan pada pemasangan pipa pada bangunan
yang akan dipasang sistem intalasi air tersebut. Ilmu yang mempelajari
sistem instalasi ini disebut Plambing. Plambing tidak hanya mempelajari
sistem instalasi air, namun dapat berupa sistem instalasi udara, gas dan
lainnya.
Pada praktikum plambing kali ini lebih dititikberatkan pada sistem
instalasi air. Pada sistem instalasi air ini terbagi menjadi dua yaitu sistem
instalasi air bersih dan sistem instalasi air kotor.
Perencanaan sistem plambing dalam suatu gedung, guna memenuhi
kebutuhan air bersih sesuai jumlah penghuni dan penyaluran air kotor
secara efisien dan efektif, sehingga tidak terjadi kerancuan dan
pencemaran yang senantiasa terjadi karena saluran mengalami gangguan
perpipaan, mulai dari rumah sederhana sampai gedung bertingkat.
Pada praktikum kali ini juga dipelajari tentang Drainase yaitu ilmu
yang mempelajari tentang sistem pengeringan. Drainase cakupannya lebih
luas daripada plambing karena drainase merupakan saluran air yang
mencakup daerah yang luas.
Semakin pesatnya pembangunan baik gedung, jalan, bahkan
pengembangan kota membuat tuntutan tanaga kerja yang semakin
meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
1.2
Tujuan
Tujuan dari pekerjaan Drainase adalah menyalurkan air bersih atau
air kotor dengan saluran yang baik.
Tujuan dari pekerjaan Plambing adalah menyalurkan atau
mensuplai air, gas, dan yang lainnya dari suatu temoat ke tempat lain atau
instalasi didalam gedung dan untuk memudahkan dalam pensuplaian air,
gas, dan yang lainnya. Dengan adanya sistem plambing ini, tidak perlu lagi
memindahkan dengan menggunakan banyak tenaga.
1.3
1.4
BAB II
PLAMBING
3.1.
Dasar Teori
Plambing merupakan salah satu kegiatan pelaksanaan suatu
konstruksi yang biasanya masuk pada bagian Mechanical and Electrical,
sedangkan pengertian dari plambing itu sendiri adalah suatu kegiatan
pemipaan baik itu air bersih, air panas, air kotor, gas, AC, dan lainnya.
Fungsi dari peralatan plambing adalah untuk menyediakan air
bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup
yang dilaksanakan oleh sistem penyediaan air bersih dan membuang air
kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian penting
lainnya yang dilaksanakan oleh sistem pembuangan.
Tujuan utama sistem penyediaan air adalah untuk menyediakan air
yang cukup berlebihan. Tetapi ada pembatasan pada jumlah air yang dapat
diperoleh
karena
pertimbangan
penghematan
energi
dan
adanya
2.2
tahap
ini
disiapkan
dasar-dasar
perancangan
dengan
b. Pemilihan peralatan
Setelah menetapkan dasar-dasar perancangan, jenis sistem plambing
dapat dipilih, data untuk perhitungan perancangan dapat disiapkan dan
jenis-jenis peralatannya dipelajari.
dengan
menggunakan
gambar-gambar
pendahuluan
denah
bangunan.
5. Rancangan pelaksanaan. Setelah rancangan pendahuluan diperiksa dan
disetujui oleh pemilik gedung atau perancang gedung, perhitungan dan
gambar-gambar pelaksanaan dapat disiapkan.
2.3
Hydrant.
Springkler.
2.4
- Sistem tangki atap. Biasanya dengan alasan ingin tekanan air yang
cukup, maka sistem penyimpanan air dibuat 2 bak, satu dibawah
(ground reservoar) yang kedua tangki diatas atap (Roof Tank)
diatas lantai tertinggi bangunan, dari tangki ini didistribusikan ke
seluruh bangunan yang diperlukan. Alasan alasaan penggunaan
tangki atap:
Selama air digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada
alat plambing hampir tidak berarti (tetap).
Sistem pompa yang menaikan air ke tangki atap bekerja
secara otomatis dengan alat sederhana sehingga pompa hidup
dan mati digerakan oleh alat deteksi muka air dalam tangki.
-Sistem Tangki Tekan. Pada
Kekurangan
tampak bangunan).
2.5
sangat berbeda karena air buangan dari industri banyak mengandung air
limbah, untuk industri tidak boleh langsung dibuang kesungai melainkan
harus diolah terlebih dahulu, jika air limbah tersebut sudah tidak
membahayakan baru dibuang ke sungai. Dan buangan rumah tangga
disalurkan ke riool sehingga tidak menggangu atau mencemari lingkungan
sekitarnya.
2.6
Mampu menahan gaya baik gaya dari luar seperti tanah atau
pembebanan lainnya maupun gaya yang ditimbulkan oleh tekanan air
itu sendiri.
Pada pemilihan jenis pipa yang akan dipakai harus diperhatikan
Faktor ekonomis.
Pipa caban atau pipa distribusi adalah pipa pembawa sekunder dari
pipa induk ke bangunan.
(tidak tertanam di dinding) dan ada pula yang bersifat tertutup (tertanam
pada dinding) yang masing-masingnya memiliki kekurangan dan
kelebihan tersendiri
Pemasangan pipa yang bersifat terbuka memperlihatkan nilai
estetika dari bangunan tetapi pada pipa ini bila terjadi kerusakan atau
kebocoran dapat dengan segera diketahui, tetapi pada pemasangan pipa
yang bersifat tertutup tidak mempengaruhi ornament luar, dan apabila
terjadi kebocoran tidak dapat langsung terdeteksi.
Pada instalasi plambing ini sering terjadi kerusakan. Yang
mempengaruhi kerusakan instalasi pipa, khususnya untuk pipa dari logam
adalah proses elektrolisa air yang ditimbulkan akibat adanya air tanah
sehingga kandungan atau jenis logam yang tertanam di dalam tanah, satu
jenis logam dengan logam lainnya saling berhubungan akibat adanya air
tanah. Hubungan ini disebut Elektrolisa air
Kerusakan pipa lainnya ada yang diakibatkan oleh:
a.
b.
c.
d.
10
b.
c.
d.
sambungan, untuk itu setelah pemasangan atau perbaikan pada pipa harus
dilakukan pengujian. 5 cara pengujian yang dapat dilakukan antara lain:
1. Dengan tekanan dan aliran air untuk memeriksa kebocoran pipa
terutama pada sambungan. Cara ini dilakukan dengan mengisi
instalasi dengan air kemudian diberi tekanan sampai skala tertentu
pada manometer. Jika skala pada manometer menurun maka ada
bagian yang bocor. Jika tetap maka instalasi baik,
2. Pengujian dengan asap untuk memeriksa kebocoran sambungan. Cara
ini dilakukan dengan mengisi instalasi dengan asap kemudian kedua
ujungnya ditutup dan diperhatikan pada sambungan. Jika asap keluar
maka sambungan tidak kuat atau bocor.
3. Pengujian dengan cermin untuk memeriksa kelurusan dan kebersihan
di dalam saluran pipa yang lurus. Cara ini dilakukan dengan
meletakkan 2 buah cermin pada masing-masing ujung pipa yang lurus
dengan sudut 450 dan dari cermin dapat dilihat cahaya dari ujung yang
lain maka akan terlihat apakah pipa tersebut lurus dan bersih.
11
4. Dengan slide (semacam plat baja yang tipis dan pada ujungnya ada
semacam
sikat
ijuk
yang
fungsinya
untuk
memeriksa
dan
2.7
Pelaksanaan Praktikum
Praktikum plambing ini terdiri dari:
1. Memotong dan Mengikir Pipa Galvanis.
2. Membuat Ulir Menggunakan Alat Snay Tidak Langsung.
3. Membuat Ulir dengan Menggunakan Treading Machine.
4. Pemasangan Instalasi Pipa Tertutup.
12
BAB III
JOB PLAMBING
JOB I
MEMOTONG DAN MENGIKIR PIPA GALVANIS
1.
Tujuan
-
Mahasiswa dapat mengenal cara memotong dan mengikir yang baik dan
benar, untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
2.
No.
Nama Alat
Gambar
Keterangan
Ragum
13
2.
Meteran
3.
Mistar Baja
4.
Gergaji Besi
5.
Pipa Cutter
6.
Untuk
mengukur
panjang pipa.
Untuk
mengukur
panjang pipa.
Untuk
memotong
pipa.
Untuk
memotong
pipa.
Untuk
Halus
pipa.
mengikir
14
7.
Untuk
Penggores
pipa.
Untuk
8.
menandai
Borring Reamer
meratakan
diameter
dalam
pipa.
Untuk
9.
Siku
mengecek
kesikuan
dan
2) Bahan
No.
Nama Bahan
Gambar
Keterangan
Diameter (inch) :
sebanyak
satu
buah.
3
1.
Pipa Galvanis
/4
sebanyak
satu
buah.
1
sebanyak
satu
buah.
15
3.
4.
Keselamatan Kerja
-
Langkah Kerja
1.
2.
3.
Kikir sisi pipa yang telah dipotong menggunakan kikir kasar sampai rata
dan menyiku.
4.
Cek menggunakan siku untuk mengetahui kerataan dan kesikuan sisi pipa
tersebut.
5.
6.
Potong bagian sisi lain pipa tersebut menggunakan gergaji besi. Jika
kurang yakin akan hasil penggergajian, ukuran mulai penggergajian bisa
dilebihkan 2mm.
7.
8.
9.
10. Tempatkan pipe cutter pada salah satu sisi dari pipa tersebut kemudian
mulai memotong pipa.
11. Setelah pipa terpotong, gunakan borring reamer untuk meratakan diameter
pada bagian dalam pipa.
12. Kikir sedikit bagian sisi luar pipa yang tidak rapi akibat sisa dari
pemotongan menggunakan pipe cutter.
13. Cek kerataan dan kesikuan sisi pipa menggunakan siku.
16
14. Setelah satu sisi selesai, ukur panjang pipa menggunakan meteran
kemudian tandai menggunakan penggores pada ukuran 20 cm.
15. Ulangi langkah ke-10. Tapi tempatkan pipe cutter pada bagian yang telah
ditandai. Lebihkan sekitar 1,5 mm s/d 2 mm untuk bagian pisau pemotong
pada pipe cutter.
16. Setelah itu ulangi langkah 11 s/d 13.
5.
Kesimpulan
Pemotongan pipa galvanis dapat menggunakan gergaji besi
(manual) atau menggunakan pipe cutter. Jika menggunakan pipe cutter,
maka diameter dalam harus diratakan dengan menggunakan borring
reamer. Pada saat proses pemotongan harus berhati-hati, gergaji besi tidak
boleh terlalu ditekan yang akan mengakibatkan mata gergaji menjadi tidak
stabil sehingga perpotongan menjadi tidak lurus. Sisi pipa harus diratakan
dan disikukan menggunakan kikir kasar dan kikir halus.
17
JOB II
MEMBUAT ULIR MENGGUNAKAN ALAT SNAY TIDAK LANGSUNG
1.
Tujuan
-
Mahasiswa dapat membuat ulir pada pipa galvanis menggunakan alat snay
dengan baik sesuai dengan ukuran yang diperlukan.
2.
No.
Nama Alat
Gambar
Keterangan
Untuk menjepit
atau
1.
Ragum
menahan
atau
dikikir.
2.
Snay Tidak
Langsung
Untuk membuat
ulir pada pipa.
18
Untuk
memperlancar
dan agar tidak
3.
Oli can
merusak
alat
akibat
gesekan
antara
alat
dengan pipa.
Untuk
4.
Kuas
membersihkan
serpihan pipa.
Untuk mengecek
5.
Socket
2) Bahan
No.
Nama Bahan
Gambar
Keterangan
Diameter (inch)
:
sebanyak satu
buah.
1.
Pipa Galvanis
/4
sebanyak
satu buah.
1 sebanyak satu
buah.
19
3. Keselamatan Kerja
4.
Langkah Kerja
1.
Persiapkan alat snay yang akan digunakan. Atur alat snay sesuai dengan
ukuran pisau yang dibutuhkan.
2.
3.
Jepit pipa pada ragum. Posisi pipa tidak boleh miring, jika miring maka
hasil snay tidak akan sejajar dan tidak akan cocok jika dipasangkan dengan
socket.
4.
Putar dan tekan snay ke arah dalam pipa. Setelah memakan 1 putaran ulir,
alat snay tidak perlu ditekan. Ulir pipa sampai panjang ulir yang telah
ditentukan; untuk job ini pipa diameter panjang ulir 15 mm, pipa
diameter panjang ulir 17 mm, dan untuk pipa diameter 1 panjang ulir
20 mm. Jangan lupa untuk selalu memberi oli selama proses berlangsung.
20 cm
20 cm
20
20 cm
5.
Setelah uliran sesuai dengan panjang yang telah ditentukan ubah panel
hingga snay berputar kearah sebaliknya, tetapi jangan lepaskan snay dari
pipa.
6.
Dalam posisi horizontal atur pisau dengan cara : buka sedikit baut pisau
menggunakan kunci snay kemudian putar baut yang ada di belakang pisau
atau di samping alat putar dengan derajat yang sama, kencangkan kembali
baut yang berada di tengah.
7.
8.
Ulangi langkah 7, kemudian putar dan tekan kembali snay pada pipa.
9.
Setelah selesai lepas snay, dan pasangkan socket pada pipa hasil uliran.
Hasil uliran yang baik adalah ketika dipasangkan dengan socket hanya
tersisa 3 drat ayau ulir.
10. Jika socket belum bisa masuk maka ulangi lagi langkah 5, 6, dan 7 dengan
kedalaman pemakanan pisau yang berbeda.
5.
Kesimpulan
Dengan hasil pemotongan pipa dan penguliran pipa yang baik dan
siku sesuai dengan ukuran yang ditentukan, maka pemasangan pipa akan
lancar.
21
JOB III
MEMBUAT ULIR DENGAN MENGGUNAKAN TREADING MACHINE
1.
Tujuan
-
2.
1) Peralatan
No.
Nama Alat
Gambar
Keterangan
Untuk
1.
Treading Machine
menjepit
2.
Mistar Baja
Untuk
mengukur
panjang pipa.
22
3.
Untuk
Penggores
menandai
pipa.
Untuk
4.
Kuas
membersihkan
serpihan pipa.
5.
Untuk
Penahan Pipa
menahan
2) Bahan
No.
Nama Bahan
Gambar
Keterangan
Diameter (inch) :
sebanyak satu
buah.
3
1.
Pipa Galvanis
/4 sebanyak satu
buah.
1 sebanyak satu
buah.
23
3.
4.
Keselamatan Kerja
-
24
Kesimpulan
Ulir yang dihasilkan menggunakan mesin sering terjadi kerusakan karena
penguliran terlalu dalam dan kadang tak terkontrol. Namun pengerjaan menjadi
lebih cepat, serta keseluruhan langkah kerja seperti pemotongan, pembersihan
serpihan dan penguliran dapat dilakukan pada satu mesin. Tenaga yang digunakan
menjadi lebih sedikit untuk pekerjaan yang besar.
25
BAB IV
DRAINASE
4.1.
Dasar Teori
Drainase berasal dari kata dry yang berarti kering. Drainase adalah
suatu sistem saluran atau pembuangan yang berfungsi sebagai pengering
sehingga mencegah banjir, ataupun sebagai pembuang air kotor industri,
pabrik, rumah tangga, dan sebagainya.
Dalam pembuatan drainase terdiri dari bermacammacam saluran
dan jenisnya antara lain :
1. Drainase jalan raya untuk mengeringkan air yang ada pada jalan
raya, agar tidak cepat rusak.
2. Drainase konstruksi gedung untuk mengeringkan genangan air
pada suatu lokasi atau komplek perumahan agar masyarakat
sekitarnya bebas dari bibit bibit penyakit atau penyebab lainnya
yang bisa mendatangkan bencana.
3. Drainase pertanian untuk menyalurkan air dari suatu daerah atau
suatu tempat yang banyak airnya ketempat lain yang membutuhkan
air. Drainase pada pertanian biasanya disebut irigasi.
Prinsip saluran drainase yang baik :
-
26
Pertemuan pipa saluran satu sama lain tidak boleh saling tegak
lurus, sekurang-kurangnya membentuk sudut 45o, untuk mencegah
terjadinya tumbukan air (hammer water).
4.2.
harus dibuat
27
penyaluran, yaitu :
1. Sistem terpisah
Yaitu saluran air limbah dan saluran air hujan dipisahkan dengan
mengunakan saluran-saluran tertutup. Contohnya air kotoran rumah
tangga, industri, rumah sakit, dan air hujan dibuat melalui saluransaluran sendiri.
Sistem
terpisah
digunakan
apabila
tempat
atau
lokasi
Kerugian
Biaya
pembuatannya
besar
saluran-saluran
tertutup
kesatu
tempat
tertentu.
28
Kerugian
Kadangkadang
saluran
kotorankotoran
domestik.
Tidak banyak memakan tempat.
Untuk pensuplaian air minum. Jenis pipa yang digunakan untuk saluran
air minum sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat dan tidak
berbahaya. Misalnya pipa tanah liat yang bagian dalamnya diglassur, pipa
besi / galvanis, pipa paralon / PVC, dan pipa beton.
4.3.
Bentuk-bentuk Saluran
Saluran akan membawa cairan dan berbagai macam benda padat,
sehingga harus diperhitungkan kecepatannya agar tidak terjadi pengerusan
serta terjadinya endapan-endapan yang dapat mengakibatkan saluran
tersumbat. Kecepatan saluran yang ideal adalah antara 2-3
/det dan
29
lingkaran.
Bentuk
ini
biasanya
dipakai
untuk
Jenis-jenis Saluran
Saluran jika ditinjau dari manfaatnya dapat dibagi dalam dua
bagian :
1. Saluran terbuka. Saluran ini cocok untuk limbah yang tidak
menimbulkan bau seperti limbah air hujan sehingga tidak
mencemari lingkungan.
Keuntungan
Relatif murah.
Kerugian
Mudah dikotori terutama dari
pembuangan sampah.
Menimbulkan bau yang tidak
Mudah dilaksanakan.
30
Letaknya mengijinkan
Jika musim kemarau saluran terbuka tidak boleh ada genangan air
Kerugian
Sulit untuk diperbaiki.
Pengerjaannya memakan waktu
yang relatif lama.
4.5.
1.
31
Analisa
lainnya
2.
Pekerjaan persiapan
Antara lain :
-
3.
Melaksanakan pekerjaan.
4.
5.
Penggalian tanah
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggalian, antara lain :
-
32
Klasifikasi galian :
-
Galian dalam.
Metode galian :
-
6.
Kedalaman (m)
60
1,5
65
80
90
100
Penurapan tanah (untuk galian tanah) adalah konstruksi sementara untuk
Lokasi galian.
Keadaan tanah.
Kedalaman galian.
Panjang pipa.
7.
Tipe tertutup. Untuk tanah lunak, gembur, tanah berpasir atau labil.
Pipa yang akan dipasang dalam keadaan bersih dan tidak retak.
34
8.
Bak kontrol.
Bak peresapan.
Septic tank.
35
9.
Dengan slide (plat baja tipis yang dilengkapi sikat ijuk pada
ujungnya), untuk memeriksa dan membersihkan bagian dalam
sambungan pipa.
10.
4.6.
Pengurugan tanah
Sambungan Pipa
Syarat syarat penyambungan :
1. Pengaliran dalam saluran tidak boleh terganggu.
Masuknya saluran air kotor ke saluran pembuangan bersudut antara
45-90.
-45 bila ada kotoran yang sukar mengendap.
-90 bila ada kotoran mudah mengendap tetapi aliran terganggu
2. Air perumahan tidak boleh tertahan oleh air yang ada di saluran
pembuang.
3. Sambungan harus mudah diperiksa, buat bak kontrol.
4. Untuk saluran tertutup pada jarak jarak tertentu harus ada bak
kontrol
-60 m untuk saluran kecil.
-150 m untuk saluran besar.
36
BAB V
JOB DRAINASE
JOB I
MEMBUAT KEMIRINGAN DENGAN ALAT SEDERHANA
1.
Tujuan
-
2.
No.
Nama Alat
Gambar
Keterangan
Untuk menancapkan
1.
dolken
palu besi
pembuatan
untuk
bouwplank.
Untuk menancapkan
2.
Martil
patok
dalam
pembuatan
bouwplank.
37
Untuk
3.
Waterpass
Batang
meratakan
bouwplank
dan
untuk
membantu
dalam
pembuatan
kemiringan.
Selang
4.
Cangkul
Untuk
menggali
tanah.
Seblang
meratakan pinggiran
galian.
6.
Boning Rod
Untuk
membantu
dalam
membuat
untuk
mengecek
lebar
galian.
38
Untuk
7.
Siku
membuat
8.
Roll Meter
Meteran
Untuk mengukur.
Meteran
2) Bahan
No.
1.
Nama Alat
Patok
Gambar
Keterangan
Ukuran 90 cm.
39
3.
Keselamatan Kerja
- Tempatkan peralatan dan bahan pada tempatnya.
- Pakailah pakaian dan alat pelindung yang diperlukan.
- Konsentrasi pada waktu bekerja.
4.
Langkah Kerja
1. Persiapkan peralatan dan bahan, serta lokasi yang akan digunakan untuk
mempermudah pekerjaan.
2. Pasang patok awal lalu tancapkan dengan kuat dan kokoh, ketinggian
patok sesuaikan dengan ketinggian kita nanti saat akan membidik.
3. Ukur jarak sejauh 14 m dengan menggunakan roll meter dari patok awal,
lalu tancapkan dengan kokoh patok akhir yang ketinggiannya lebih tinggi
dari patok awal.
4. Pasang boning rod diatas patok awal, rekatkan menggunakan kawat
kemudian kencangkan kawat menggunakan gegep sampai bouwplank
berdiri kokoh diatas patok.
5. Tempatkan waterpass diatas boning rod dengan arah memanjang ke arah
patok akhir dan waterpass dalam keadaan horizontal ditengah-tengah,
lalu bidik melalui permukaan atas boning rod kearah patok akhir.
40
6. Kemudian pada patok akhir telah dipasang boning rod terlebih dahulu
diatasnya. Boning rod tidak perlu direkatkan pada patok. Cukup dipegang
oleh teman kita yang lain.
7. Anggota kelompok lain yang membidik memberi arahan apakah boning
rod diakhir telah rata atau level dengan boning rod tempat dia membidik.
8. Lalu ukur dari tanda kerataan atau kelevelan tadi turun sejauh tinggi
kemiringan yakni 42 cm karena kemiringan 3%, lalu tandai pada patok
akhir tadi.
9. Tancapkan lagi sebuah patok di depan patok akhir (segaris lurus pada
patok awal), ketinggiannya sama dengan tanda kemiringan pada patok
akhir tadi. Untuk membuat ketinggian agar sama dengan patok akhir,
dapat menggunakan waterpass batang.
10. Pasang boning rod diatas patok yang kedua dari akhir. Rekatkan kembali
menggunakan kawat dan gegep. Hingga berdiri kuat dan kokoh.
11. Bidik dari boning rod patok awal ke boning rod yang baru saja dipasang.
Atur agar boning rod awal dapat membidik boning rod akhir tersebut.
(boning rod awal agak dimiringkan).
12. Kemudian pasang patok-patok diantara patok awal dan patok akhir tadi
dengan jarak 2 m pada setiap patok, sehingga patok-patok antara tadi
berada satu garis lurus.
41
13. Letakkan boning rod dengan arah melintang dan tegak lurus diatas patokpatok antara patok awal dan patok akhir. Satu orang berdiri dibelakang
patok awal untuk membidik permukaan atas boning rod pada patok awal
kearah permukaan atas boning rod pada patok antara, satu orang lagi
memegang boning rod lain didampingi orang yang memegang martil dan
mendirikan boning rod diatas patok antara. Bisa dimulai dengan patok
antara yang paling jauh dengan patok awal.
14. Si pembidik memberi aba-aba pada yang memegang boning rod diatas
patok antara, apakah boning rod pada patok akhir tidak terhalang oleh
boning rod pada patok antara, bila boning rod pada patok akhir tidak
terlihat itu berarti patok pertama kurang turun. Patok antara harus dipukul
oleh pemegang martil. Penurunan patok antara ini harus dilakukan
dengan teliti sambil dicek oleh si pembidik. Setelah boning rod pada
patok akhir telah terlihat rata dengan boning rod pada patok antara, itu
berarti tinggi patok telah sesuai dengan kemiringan yang tepat.
15. Lakukan hal yang sama untuk patok-patok antara yang lainnya, sehingga
semua patok antara menjadi segaris lurus dan dalam satu kesatuan
kemiringan yang tepat.
16. Untuk mengecek hasil kerja kita dapat menggunakan waterpass selang.
42
5.
78 cm
64 cm
2
C
65 cm
2
61 cm
2
65 cm
2
63 cm
2
54 cm
Kemiringan 3%
43
6.
Kesimpulan
Pembidikan sederhana dengan menggunakan boning rod ini dilakukan
bila dalam keadaan yang paling buruk, yakni bila tidak ada alat selang atau
waterpass atau peralatan lain yang dibutuhkan dilapangan. Kesalahan dalam
praktek ini terjadi karena faktor kesalahan manusia yakni pada saat membidik.
Maka untuk menghindari terjadinya kesalahan yang fatal, ketika dalam
pembidikan sebaiknya dilakukan lebih dari satu orang.
44
JOB II
MEMBUAT BOWPLANK / STAKE OUT / PAPAN DUGA
1. Tujuan
-
Mahasiswa dapat membuat papan duga dengan benar, tegak, rata, dan
kokoh.
Nama Alat
Gambar
Keterangan
Untuk
1.
Palu
cakar
palu besi
atau
menancapkan
dolken
untuk
pembuatan
bouwplank.
Untuk
menancapkan
2.
Martil
patok
dalam
pembuatan
bouwplank.
45
Untuk
3.
Waterpass
Batang
meratakan
bouwplank
dan
untuk
membantu
dalam
pembuatan
kemiringan.
Selang
4.
Cangkul
Untuk
tanah.
Untuk
5.
Seblang
menggali
dan
menggali
meratakan
pinggiran galian.
6.
Boning Rod
Untuk
membantu
dalam
membuat
kemiringan
dan
juga
digunakan
untuk
mengecek
lebar galian.
46
Untuk
7.
Siku
membuat
kesikuan
antara
dua sisi.
8.
Pensil
9.
Gergaji Kayu
10.
Unting-unting
Untuk menandai.
Untuk
memotong
kayu.
Untuk
mengecek
ketegakan.
47
11.
Benang
Untuk
membuat
garis
bayangan
atau
garis
bantu
pada pekerjaan.
12.
13.
Sebagai
Paku
Roll
penyambung kayu.
Meter
dan
Roll Meter
Meteran
Untuk mengukur.
Meteran
48
2) Bahan
No.
Nama Alat
1.
Patok
2.
Papan
Gambar
Keterangan
3. Keselamatan Kerja
-
4. Langkah Kerja
1. Persiapkan peralatan dan bahan, serta lokasi penggalian yang akan
digunakan.
2. Buat dua patok kecil sebagai tanda dan sepanjang 7 m, dan hubungkan
patok-patok tersebut dengan benang sebagai as stake out / as galian.
3. Pasang patok acuan dengan jarak antara as patok 80 cm dan tancapkan
secara kuat dan kokoh. Pemasangan disejajarkan dengan patok as tadi. (40
cm ke kiri dan 40 cm ke kanan).
49
4. Pasang papan pada patok untuk stake out pada ketinggian 80 cm dari
permukaan tanah, sehingga permukaan bagian atas papan tepat pada level
80 cm, lalu pakukan satu buah terlebih dahulu pada patok 1 agar mudah
Posisikan
papan
agar
datar
dengan
Kesimpulan
Dalam pembuatan papan duga, hal hal yang harus diperhatikan
adalah :
1. Ketegakan dan kekokohan dari papan duga atau stake out.
2. Kedataran papan duganya.
3. Kelevelan antara papan duga yang satu dengan yang lain karena akan
51
JOB III
PEKERJAAN PENGGALIAN TANAH DENGAN KEMIRINGAN 1%
1.
Tujuan
-
2.
No.
Peralatan
Nama Alat
Gambar
Keterangan
Untuk
1.
menancapkan
dolken
untuk
pembuatan
bouwplank.
Untuk
2.
Sekop
menggali,
mengambil,
dan
memindahkan
tanah.
52
3.
Cangkul
Untuk
tanah.
Untuk
4.
Seblang
menggali
dan
menggali
meratakan
pinggiran galian.
5.
Boning Rod
Untuk
membantu
dalam
membuat
kemiringan
dan
juga
digunakan
untuk
mengecek
lebar galian.
6.
7.
Unting-unting
Benang
Untuk
mengecek
ketegakan.
Untuk
membuat
garis
bayangan
atau
garis
bantu
pada pekerjaan.
53
3.
4.
Keselamatan Kerja
-
Langkah Kerja
1. Pada as galian yang telah dibuat sebelumnya dalam pekerjaan pembuatan
papan stake out, buatlah batas-batas pekerjaan galian.
4.
5.
Karena kita akan menggali sepanjang 4 m, maka dari stake out A dan
stake out B diukur sejauh 1,5 m ke arah lahan penggalian. Tandai
menggunakan benang dan telah diketahui dari batas A itu lah kita akan
memulai penggalian dan dari batas benang B penggalian kita berakhir.
6.
7.
54
8.
9.
5. Kesimpulan
Dalam penggalian tanah, hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Ketepatan galian dalam ukuran jarak maupun kedalaman galian.
2. Kerapihan pada sisi-sisi galian.
3. Kerataan tanah galian.
55
JOB IV
PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA DAN PEMASANGAN BAK
KONTROL
1. Tujuan
-
2.
No.
Nama Alat
Gambar
Keterangan
Untuk
1.
Waterpass
Batang
meratakan
bouwplank
dan
untuk
membantu
dalam
pembuatan
kemiringan.
2.
Cangkul
Untuk
menggali
tanah.
56
Untuk
3.
menggali,
mengambil,
Sekop
dan
memindahkan
tanah.
4.
Untuk
membantu
dalam
membuat
kemiringan
Boning Rod
dan
juga
digunakan
untuk
mengecek
lebar galian.
5.
Roll Meter
Meteran
Untuk mengukur.
Meteran
57
2) Bahan
No.
Nama Bahan
1.
Bak Kontrol
2.
Pipa PVC 4
3.
Tee 4
Gambar
58
4.
Socket
5.
Elbow
3.
4.
Keselamatan Kerja
-
Langkah Kerja
1. Bersihkan dasar galian tanah dari sampah-sampah dan bongkahan tanah
yang berjatuhan ke dalam galian.
2. Periksa kemiringan dasar galian dengan menggunakan boning rod, apakah
sesuai dengan kemiringan pipa saluran yang akan dipasang.
3. Letakkan bak kontrol pada ujung kemiringan yang rendah (diujung).
59
5.
Kesimpulan
Hal-hal terpenting dalam pemasangan pipa yang ditujukan untuk
pekerjaan drainase adalah bagaimana cara agar aliran air dapat mengalir
dengan baik tanpa ada halangan baik berupa sampah ataupun lumpur serta
masalah kemiringan dasar saluran. Oleh karena itu pada setiap belokan aliran
air diupayakan agar memasang bak kontrol hal ini untuk memudahkan bila
pipa tersumbat sehingga mudah dibersihkan, dan apabila ada lumpur atau
sampah yang ada dalam pipa dapat mengendap di dasar bak control, contoh
bila pada saluran air hujan bila tersumbat maka akan terjadi kebanjiran atau
60
pada jalan raya bila kurang baik system drainasenya maka akan terjadi
genangan air yang mengakibatkan kerusakan jalan bila tidak ditanggulangi.
Masalah kemiringan merupakan hal yang paling utama agar selalu
diperhatikan, karena bila kemiringan kurang maka air tidak.akan mengalir
dengan lancer, sebaliknya bila terlalu miring sekali atau curam maka dapat
merusak dasar saluran pada saluran yang terbuat dari beton.
Saat penyambungan pipa PVC harus dipastikan rapat tidak sampai terjadi
kebocoran pada sambungan, contoh untuk saluran limbah rumah tangga bila
terjadi kebocoran maka akan mencemari lingkungan sekitarnya.
Pada saat memasang tee jangan sampai terbalik dengan arah aliran air,
maksudnya agar air mudah mengalir atau tidak saling bertabrakan.
61
Y
58cm
Socket
230cm
T-Y
4,00"
100cm