Lapkas Psoriasis Gutata
Lapkas Psoriasis Gutata
Disusun oleh :
VINA
Pembimbing :
dr. SILVIA T.BANGUN, M,Ked Sp.KK
1 | L A P O RA N K A S U S P S O R I A S I S G U TATA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan bimbingannya sehingga laporan kasus ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan kasus ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dalam Kepanitraan Klinik Departemen
Kulit dan Kelamin di Rumah Sakit Umum Kabanjahe.
Pada kesempatan ini penulis juga hendak Mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
atas bantuan dari pembimbing kami yaitu dr.Silvia T.Bangun, Sp.KK berupa bimbingannya yang
sangat membantu penulis dalam menyelesaikan laporan kasus ini yang berjudul Psoriasis Gutata
Penulis berharap laporan kasus ini dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan
tentang Psoriasis gutata. Dengan menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Penulis
Kabanjahe,Mei 2015
DAFTAR ISI
2 | L A P O RA N K A S U S P S O R I A S I S G U TATA
COVER....................... ............... . i
KATA PENGANTAR
ii
30
BAB I
3 | L A P O RA N K A S U S P S O R I A S I S G U TATA
PENDAHULUAN
Psoriasis ialah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai
dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis
dan transparan; disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan Kobner.2,3
Dewasa ini kasus psoriasis makin sering dijumpai. Meskipun penyakit ini tidak
berbahaya tetapi menyebabkan gangguan kosmetik, mengingat bahwa perjalanannya menahun
dan residif. Insidens pada orang kulit putih lebih tinggi daripada penduduk kulit berwarna. Di
Eropa dilaporkan sebanyak 3-7%, di Amerika Serikat 1-2%, sedangkan di Jepang 0,6%. Pada
bangsa berkulit hitam, misalnya di Afrika, jarang dilaporkan, demikian pula bangsa Indian di
Amerika. Insidens pada pria agak lebih banyak daripada wanita, psoriasis terdapat pada semua
usia tetapi umumnya pada orang dewasa.2,3
Penyebab psoriasis masih belum diketahui, namun terdapat beberapa faktor resiko
timbulnya psoriasis seperti faktor genetik dan faktor imunologi. Berbagai faktor pencetus pada
psoriasis diantaranya stress
gangguan metabolik, obat, alkohol dan merokok. Stress psikis merupakan faktor pencetus yang
utama .2,4
BAB II
4 | L A P O RA N K A S U S P S O R I A S I S G U TATA
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn.B
Jenis kelamin
: Laki-laki
Usia
: 53 tahun
Alamat
: Parasmiah
Agama
: Kristen
: disangkal.
Riwayat hipertensi
: diakui
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat asma
: disangkal
Riwayat maag
: disangkal
: disangkal.
5 | L A P O RA N K A S U S P S O R I A S I S G U TATA
Konsumsi rokok
: disangkal
Konsumsi alkohol
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat asma
: disangkal
e. Riwayat Alergi
Alergi obat, debu dan makanan disangkal
f. Riwayat Habituasi
Os mandi 1x sehari dan menggunakan sabun, selalu mengganti pakaian setelah
mandi. tidak menggunakan handuk bergantian.
g. Riwayat pengobatan:
Pasien belum pernah berobat sebelumnya.
3. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 24 april 2015 pukul 11.30 WIB di Poli Penyakit
Kulit dan Kelamin
a. Status Generalis
Keadaan umum : Kooperatif, Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
b. Vital Sign
Tekanan Darah: 130/80 mmHg
Nadi
: 80 kali/menit regular
6 | L A P O RA N K A S U S P S O R I A S I S G U TATA
Nafas
: 22 kali/menit, regular.
Suhu
: afebris
Status gizi
c. Status Internus
Kepala
Mata
Leher
Telinga
Hidung
Mulut
Thoraks
Abdomen
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
d. Status dermatologis
Distribusi
Ad region
Efloresensi
Konfigurasi
4. DIAGNOSA BANDING
Psoriasis gutata
Sifilis
Erupsi obat
7 | L A P O RA N K A S U S P S O R I A S I S G U TATA
Dermatitis seboroik
Ptiriasis rosea
5. DIAGNOSA KERJA
Psoriasis Gutata
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
7. PENATALAKSANAAN
a. Non Medikamentosa
- Menghindari garukan pada bagian lesi
- Hindari stres yang terlalu berat
b. Medikamentosa
Sistemik
1. Antibiotik Azitromycyin 1x500 mg/hari
2. Pemberian antihistamin yang bersifat sedative dapat diberikan bila pasien
mengeluhkan gatal yang mengganggu, Cetirizin 10mg 1x1 perhari.
3. Methotrexate 2,5mg setiap 12 jam 1-1-1
Topikal
8. PROGNOSIS
Ad vitam
: ad bonam
Ad fungsionam
: ad bonam
Ad sanationam
: dubia ad bonam
8 | L A P O RA N K A S U S P S O R I A S I S G U TATA
Ad kosmetikum
: dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
9 | L A P O RA N K A S U S P S O R I A S I S G U TATA
1. DEFINISI
Psoriasis adalah penyakit yang penyebab nya autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai
dengan ada nya eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis lapis dan transparan,
terkadang disertai juga dengan fenomena tetesan lilin, auzpit, dan kobner.
Guttate psoriasis adalah presentasi klinis yang ditandai khas seperti tetesan air, diameter 1-10
mm, papula seperti salmon-pink, biasanya dengan skuama halus, seperti yang ditunjukkan pada
gambar di bawah.
Psoriasis guttate. Khas presentasi klinis guttate psoriasis akut ditandai dengan erupsi lesi kecil, seperti tetesan, diameter 1-10 mm,
papula salmon-pink, biasanya dengan skala halus. Courtesy of Hon Pak, MD.
10 | L A P O R A N K A S U S P S O R I A S I S G U T A T A
Psoriasis guttate. Perhatikan karakteristik lesi yang terdiri dari beberapa diskrit, papula seperti tetesn dengan rona pink-salmon.
Sebuah skala halus, yang biasanya tidak ada pada lesi stadium awal, dapat dihargai pada yang lebih mapan. Courtesy of Hon Pak,
MD.
Varian dari psoriasis guttate terutama terjadi pada batang tubuh dan ekstremitas proksimal, tetapi
mungkin memiliki distribusi merata. Lesi baru guttate psoriasis berkembang selama bulan
pertama, dan stabil pada bulan kedua, dan berkurang pada bulan ketiga
[1]
[2]
infeksi bakteri superfisial anus dan kulit perianal pada anak-anak, juga dikaitkan dengan
munculnya psoriasis guttate [3, 4].
Meskipun bisa kambuh, biasanya didahului terutama karena infeksi faring oleh streptokokus,
serangan terisolasi juga telah dijelaskan. Kemunculan lesi papular sebagai respon terhadap
infeksi streptokokus dapat berupa manifestasi pertama psoriasis pada individu yang sebelumnya
tidak terkena atau eksaserbasi akut psoriasis plak lama. Jarang, guttate psoriasis mungkin kronis
dan / atau timbul tanpa adanya infeksi streptokokus sebelumnya.
2. EPIDEMIOLOGI
Bentuk guttate psoriasis relatif jarang di Amerika Serikat, terjadi sekitar 2% dari populasi
psoriatik. Survei internasional tentang guttate psoriasis diantara pasien dengan psoriasis memiliki
rentang prevalensi yng luas yaitu 1,6-44%. Sebuah studi 2009 menunjukkan bahwa prevalensi
psoriasis berkorelasi dengan distribusi dan mortalitas epidemi streptokokus. [7].
11 | L A P O R A N K A S U S P S O R I A S I S G U T A T A
3. ETIOPATOGENESIS
Untuk beberapa dekade, psoriasis merupakan penyakit yang ditandai dengan terjadinya
hiperplasia sel epidermis dan inflamasi dermis. Karakteristik tambahan berdasarkan perubahan
histopatologi yang ditemukan pada plak psoriatik dan data laboratorium yang menjelaskan siklus
sel dan waktu transit sel pada epidermis. Epidermis pada plak psoriasis menebal dan hiperplastik,
dan terdapat maturasi inkomplit sel epidermal di atas area sel germinatif. Replikasi yang cepat
dari sel germinatif sangat mudah dikenali, dan terdapat pengurangan waktu untuk transit sel
melalui sel epidermis yang tebal. Abnormalitas pada vaskularisasi kutaneus ditandai dengan
peningkatan jumlah mediator inflamasi, yaitu limfosit, polimorfonuklear, leukosit, dan makrofag,
terakumulasi di antara dermis dan epidermis. Sel-sel tersebut dapat menginduksi perubahan pada
struktur dermis baik stadium insial maupun stadium lanjut penyakit.3
12 | L A P O R A N K A S U S P S O R I A S I S G U T A T A
Hal lain yang menyokong adanya factor genetic adalag bahwa psoriasi berkaitan dengan
HLA. Psoriasis tipe I berhubungan dengan HLA-B13, B17, Bw57 dan Cw6. Psoriasis
tipe II berkaitan dengan HLA-B27 dan Cw2, sedangkan psoriasis pustulosa berkaitan
dengan HLA-B27.
2. Faktor Imunologik
Defek genetic pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari ketiga jenis
sel yaitu limfosit T, sel penyaji antigen (dermal) atau keratinosit. Keratinosit psoriasis
membutuhkan stimuli untuk aktivasinya. Lesis psoriasis matang umumnya penuh dengan
sebukakan limfosit T di dermis yang terutama terdiri atas limfosit T CD4 dengan sedikit
sebukan limfositik dalam epidermis. Sedangkan pada lesi baru pada umumnya lebih
didominasis oleh sel linfosit T CD8. Pada lesi psoriasis terdapat sekitar 17 sitokin yang
produksinya bertambah. Sel Langerhans juga berperan dalam imunopatogenesis psoriasis.
Terjadinya proliferasi epidermis dimulai dengan adanya pergerakan antigen baik endogen
13 | L A P O R A N K A S U S P S O R I A S I S G U T A T A
maupun eksogen oleh sel langerhans. Pada psoriasis pembentukan epidermis (turn over
time) lebih cepat, hanya 3-4 hari, sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari.
Nickoloff (1998) berkesimpulan bahwa psoriasis merupakan penyakit autoimun.
Lebih 90% dapat mengalami remisi setelah diobati dengan imunosupresif. Berbaga factor
pencetus pada psoriasis yang disebutkan dalam kepustakaan diantaranya adalah stress
psikis, infeksi fokal, trauma (Fenomenan Kobner), endokrin, gangguan metabolic, obat,
alcohol dan merokok. Stress psikis merupakan factor pencetus utama. Infeksi fokal
mempunyai hunungan yang erat dengan salah satu jenis psoriasis yaitu psoriasis gutata,
sedangkan hubungannya dengan psoriasis vulgaris tidak jelas. Pernah dilaporkan
kesembuhan psoriasis gutata setelah dilakukan tonsilektomi. Umumnya infeksi
disebabkan oleh Streptococcus. Faktor endokrin umumnya berpengaruh pada perjalan
penyakit. Puncak insidens psoriasis terutama pada masa pubertas dan menopause. Pada
waktu kehamilan umumnya membaik sedangkan pada masa postpartum umumnya
memburuk. Gangguan metabolisme seperti dialysis dan hipokalsemia dilaporkan menjadi
salah satu factor pencetus. Obat yang umumnya dapat menyebabkan residif ialah beta
adrenergic blocking agents, litium, anti malaria dan penghentian mendadak steroid
sistemik. 2
Ada beberapa faktor predisposisi yang dapat menimbulkan penyakit ini,
yaitu:
4. GEJALA KLINIS
14 | L A P O R A N K A S U S P S O R I A S I S G U T A T A
Onset lesi kulit psoriasis guttate seringkali akut, dengan erupsi papul multipel pada badan dan
ekstremitas proksimal. Lesi sering disertai dengan sedikit rasa gatal.
Pada hampir semua kasus psoriasis guttate, adanya riwayat infeksi streptokokus, biasanya
dari saluran pernapasan bagian atas (misalnya, faringitis atau tonsilitis), 2-3 minggu sebelum
munculnya erupsi. [10, 11] infeksi streptokokus perianal, yang sering bermanifestasi sebagai
pruritus kronis anus pada anak-anak, juga dapat dikaitkan dengan munculnya psoriasis guttate. [3,
4]
.
Beberapa agen infeksi lainnya juga terlibat dalam munculnya psoriasis gutata, namun
tidak sekuat riwayat infeksi streptokokus. Organisme organisme yang terkait meliputi: Bakteri
Staphylococcus aureus-Jamur-Malassezia, Candida Virus - Human papillomavirus (HPV),
retrovirus, retrovirus endogen manusia (HERVs) [12] Terapi obat, termasuk agen biologis, kadangkadang dapat memicu timbulnya jenis guttate. Obat yang paling sering terlibat dengan nculnya
jenis gutata termasuk lithium, beta-blocker, obat antimalaria, dan obat anti-inflamasi. [12] obat
imunomodulator seperti infliximab, etanercept, imatinib, dan adalimumab juga telah dilaporkan
menyebabkan guttate psoriasis [13, 14. , 15].
Sebuah riwayat keluarga juga turut berpengaruh dalam munculnya psoriasis gutata. [16]
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan kulit menunjukkan lesi khas yang terdiri dari papul yang menyerupai tetesan
air, multipel, diskrit, diameter1-10 mm, dengan rona kemerahan. Pada psoriasis gutata huga
dapat ditemukan sisik halus, tetapi biasanya tidak ditemukan pada lesi stadium awal.
Lesi psoriasis guttate muncul pertama kali pada badan dan ekstremitas proksimal. Lesi ini
juga dapat menyebar ke wajah, telinga, dan kulit kepala. Baik telapak tangan maupun telapak
jarang terena. Adanya perubahan kuku dan tanda tetesan lilin, yang merupakan karakteristik dari
psoriasis kronis, mungkin ditemukan pada lesi ini.
15 | L A P O R A N K A S U S P S O R I A S I S G U T A T A
Temuan lainnya bisa berupa eritema faring atau perianal tergantung dari letak infeksi
streptokokus akut. Ledoux dkk menekankan pemeriksaan yang cermat, termasuk daerah perianal
pada anak-anak. [4]
5. BENTUK KLINIS
1. Psoriasis Vulgaris
Bentuk ini adalah yang lazim terdapat karena itu disebut psoriasis vulgaris.
Dinamakan juga tipe plak karena lesi-lesinya pada umumnya berbentuk plak. Tempat
predileksinya yaitu pada scalp, perbatasan scalp dengan wajah, ekstremitas terutama
bagian ekstensor yaitu lutut, siku dan daerah lumbosakral.
16 | L A P O R A N K A S U S P S O R I A S I S G U T A T A
Psoriasis Guttate (GUH-tate) adalah salah satu bentuk dari psoriasis yang mulai
timbul sejak waktu anak-anak atau remaja. kata guttate berasal dari bahasa Latin yang
berarti jatuh.(drop). Bentuk psoriasis ini menyerupai bintik-bintik merah kecil di kulit.
bercak (lesions) guttate biasanya timbul pada badan dan kaki. Bintik-bintik ini biasanya
tidak setebal atau bersisik seperti bercak-bercak (lesions) pada psoriasis plak.
Psoriasis Guttate kadang-kadang timbul secara tiba-tiba. berbagai kondisi
diketahui menjadi pencetus timbulnya psoriasis guttate, termasuk infeksi saluran
pernafasan atas, infeksi streptococcal, amandel, stress, luka pada kulit dan penggunaan
obat-obatan tertentu (termasuk anti-malaria dan beta-bloker). Infeksi streptococcal pada
tenggorokan (strep throat) biasanya merupakan salah satu pencetus psoriasis guttate.
Strep throat bisa terjadi tanpa gejala dan tetap bisa menimbulkan psoriasis guttate.
berkonsultasilah dengan dokter anda untuk menjalani pemeriksaan strep guna mengetahui
apakah anda terserang infeksi strep atau tidak. Psoriasis Guttate masih bisa tetap ada,
walaupun infeksi streptococcus telah hilang. Bentuk psoriasis ini dapat hilang dengan
sendirinya, kadang-kadang penderita akan sembuh untuk selamanya, atau sembuh untuk
sementara waktu kemudian kambuh kembali sebagai pecahan dari psoriasis plak. kadangkadang psoriasis guttate bisa timbul pada masa anak-anak dan terbawa sampai dewasa.
17 | L A P O R A N K A S U S P S O R I A S I S G U T A T A
4. Psoriasis Eksudativa
Bentuk ini sangat jarang. Biasanya kelainan pada psoriasis itu dalam bentuk
kering, tetapi pada jenis ini kelaianannya bersifat eksudatif seperti pada dermatitis akut.
5. Psoriasis Seboroik
Gambaran klinis psoriasis seboroik merupakan gabungan antara psoriasis dan
dermatitis seboroik, skuama yang biasanya kering menjadi agak berminyak dan agak
lunak. Selain berlokasi pada tempat yang lazim, juga terdapat pada tempat seboroik.
6. Psoriasis Pustulosa
Ada 2 pendapat mengenai psoriasis pustulosa, pertama dianggap sebagai penyakit
tersendiri, kedua dianggap sebagai varian psoriasis. Terdapat 2 bentuk psoriasis pustulosa
yaitu:
a. Psoriasis Pustulosa Palmoplantar (Barber)
Psoriasis pustulosa palmoplantar bersifat kronik dan residif, mengenai
telapak tangan atau telapak kaki atau keduanya. Kelainan kulit berupa kelompokkelompok pustule kecil steril dan dalam, di atas kulit yang eritematosa, disertai
rasa gatal.
18 | L A P O R A N K A S U S P S O R I A S I S G U T A T A
19 | L A P O R A N K A S U S P S O R I A S I S G U T A T A
tidak tampak lagi karena terdapat eritema dan skuama tebal universal. Adakalanya lesi
psoriasis masih tampak samar-samar yakni lebih eritematosa dan kulitnya lebih meninggi.
2,6
6. HISTOPATOLOGI
Psoriasis memberikan gambaran histopatologik yang khas yakni parakeratosis dan
akantosis. Pada stratum spinosum terdapat kelompok leukosit yang disebut abses Munro. Selain
itu terdapat pula papilomatosis dan vasodilatasi di subepidermis.2
Aktivitas mitosis sel epidermis tampak begitu tinggi, sehingga pematangan keratinisasi
sel-sel epidermis terlalu cepat dan stratum korneum tampak menebal. Di dalam sel-sel tanduk ini
masih ditemukan inti sel (parakeratosis). Di dalam stratum korneum dapat ditemukan kantongkantong kecil yang berisikan sel radang polimorfonuklear yang dikenal sebagai mikro abses
Munro. Pada puncak papil dermis didapati pelebaran pembuluh darah kecil yang disertai oleh
sebukan sel radang limfosit dan monosit.5
20 | L A P O R A N K A S U S P S O R I A S I S G U T A T A
8 PENGOBATAN
21 | L A P O R A N K A S U S P S O R I A S I S G U T A T A
Secara garis besar, pengobatan pada psoriasis terdiri dari pengobatan secara sistemik,
pengobatan secara topical, terapi penyinaran dengan PUVA dan pengobatan dengan cara
Goeckman.
1. Pengobatan Sistemik
a. Kortikosteroid
Kortikosteroid dapat mengontrol psoriasis dengan dosis ekuivalen
prednisone 30mg per hari. Setelah membaik dosis diturunkan perlahan-lahan lalu
diberikan dosis pemeliharaan. Penghentian obat secara mendadak akan
menyebabkan kekambuhan dan dapat terjadi psoriasis pustulosa generalisata. 2
b. Obat Sitostatik
Obat sitistatik yang biasa digunakan adalah metotrexate. Obat ini bekerja
dengan cara menghambat enzim dihidrofolat reduktase, sehingga menghambat
sintesis timidilat dan purin. Obat ini menunjukkan hambatan replikasi dan fungsi
sel T dan mungkin juga sel B karena adanya efek hambatan sintesis. 7
Indikasinya ialah untuk psoriasis, psoriasis pustulosa, psoriasis arthritis
dengan lesi kulit dan eritroderma karena psoriasis yang sukar terkontrol dengan
obat standar. Kontraindikasinya ialah bila terdapat kelainan hepar, ginjal, system
hematopoetik, kehamilan, penyakit infeksi aktif (misalnya TBC, Ulkus peptikum,
colitis ulserosa dan psikosis). Pada awalnya metotrexate diberikan dengan dosis
inisial 5 mg per orang dengan psoriasis untuk melihat apakah ada gejala
sensitivitas atau gejala toksik. Jika tidak terjadi efek yang tidak diinginkan maka
MTX diberikan dengan dosis 3 x 2.5mg dengan interval 12 jam selama 1 minggu
dengan dosis total 7.5mg. Jika tidak ada perbaikan maka dosis dinaikkan 2,5 - 5
mg per minggu dan biasanya dengan dosis 3 x 5 mg akan tampak ada perbaikan.
Cara lain adalah dengan pemberian MTX i.m dosis tunggal sebesr 7,5 25 mg.
Tetapi dengan cara ini lebih banyak menimbulkan reaksi sensitivitas dan reaksi
toksik. Jika penyakit telah terkontrol maka dosis perlahan diturunkan dan diganti
ke pengobatan secara topical.
Setiap 2 minggu dilakukan pemeriksaan hematologic, urin lengkap, fungsi
ginjal dan fungsi hati. Bila jumlah leukosit < 3500/uL maka pemberian MTX
dihentikan. Bila fungsi hepar baik maka dilakukan biopsy hepar setiap kali dosis
22 | L A P O R A N K A S U S P S O R I A S I S G U T A T A
mencapai dosis total 1,5 gram, tetapi bila fungsi hepar abnormal maka dilakukan
biopsy hepar bila dosis total mencapai 1 gram.
Efek samping dari penggunaan MTX adalah nyeri kepala, alopecia,
saluran cerna, sumsul tulang, hepar dan lien. Pada saluran cerna berupa nausea,
nyeri lambung, stomatitis ulcerosa dan diare. Pada reaksi yang hebat dapat terjadi
enteritis hemoragik dan perforasi intestinal. Depresi sumsum tulang menyebabkan
timbulnya leucopenia, trombositopenia dan kadang-kadang anemia. Pada hepar
dapat terjadi fibrosis dan sirosis.
c. Levodopa
Levodopa sebenarnya dipakai untuk penyakit Parkinson. Pada beberapa
pasien Parkinson yang juga menderita psoriasis dan diterapi dengan levodopa
menunjukkan perbaikan. Berdasarkan penelitian, Levodopa menyembuhkan
sekitar 40% pasien dengan psoriasis. Dosisnya adalah 2 x 250 mg 3 x 250 mg.
Efek samping levodopa adalah mual, muntah, anoreksia, hipotensi, gangguan
psikis dan gangguan pada jantung.
d. Diaminodifenilsulfon
Diaminodifenilsulfon (DDS) digunakan pada pengobatan psoriasis
pustulosa tipe Barber dengan dosis 2 x 100 mg sehari. Efek sampingnya adalah
anemia hemolitik, methemoglobinuria dan agranulositosis.
e. Etretinat & Asitretin
Etretinat merupakan retinoid aromatik, derivat vitamin A digunakan bagi
psoriasis yang sukar disembuhkan dengan obat-obat lain mengingat efek
sampingnya. Etretinat efektif untuk psoriasis pustular dan dapat pula digunakan
untuk psoriasis eritroderma. Pada psoriasis obat tersebut mengurangi proliferasi
sel epidermal pada lesi psoriasis dan kulit normal. Dosisnya bervariasi : pada
bulan pertama diberikan 1mg/kgbb/hari, jika belum terjadi perbaikan dosis dapat
dinaikkan menjadi 1 mg/kgbb/hari. Efek sampingnya berupa kulit menipis dan
kering, selaput lendir pada mulut, mata, dan hidung kering, kerontokan rambut,
cheilitis, pruritus, nyeri tulang dan persendian, peninggian lipid darah, gangguan
fungsi hepar, hiperostosis, dan teratogenik. Kehamilan hendaknya tidak terjadi
sebelum 2 tahun setelah obat dihentikan. Asitretin (neotigason) merupakan
23 | L A P O R A N K A S U S P S O R I A S I S G U T A T A
metabolit aktif etretinat yang utama. Efek sampingnya dan manfaatnya serupa
dengan etretinat. Kelebihannya, waktu paruh eliminasinya hanya 2 hari,
dibandingkan dengan etretinat yang lebih dari 100 hari. 2
f. Siklosporin
Siklosporin
berikatan
dengan
siklofilin
selanjutnya
menghambat
Preparat ter yang berasal dari fosil biasanya kurang efektif untuk psoriasis, yang
cukup efektif ialah yang berasal dari batubara dan kayu. Ter dari batubara lebih
24 | L A P O R A N K A S U S P S O R I A S I S G U T A T A
efektif daripada ter berasal dari kayu, sebaliknya kemungkinan memberikan iritasi
juga besar. Pada psoriasis yang telah menahun lebih baik digunakan ter yang
berasal dari batubara, karena ter tesbut lebih efektif daripada ter yang berasal dari
kayu dan pada psoriasis yang menahun kemungkinan timbulnya iritasi kecil.
Sebaliknya pada psoriasis akut dipilih ter dari kayu, karena jika dipakai ter dari
batu bara dikuatirkan akan terjadi iritasi dan menjadi eritroderma.
Ter yang berasal dari kayu kurang nyaman bagi penderita karena berbau
kurang sedap dan berwarna coklat kehitaman. Sedangkan likuor karbonis
detergens tidak demikian. Konsentrasi yang biasa digunakan 2 5%, dimulai
dengan konsentrasi
Supaya lebih efektif, maka daya penetrasi harus dipertinggi dengan cara
menambahkan asam salisilat dengan konsentrasi 3 5 %. Sebagai vehikulum
harus digunakan salap karena salap mempunyai daya penetrasi terbaik.
b. Kortikosteroid
Kortikosteroid topikal memberi hasil yag baik. Potensi dan vehikulum
bergantung pada lokasinya. Pada skalp, muka dan daerah lipatan digunakan krim,
di tempat lain digunakan salap. Pada daerah muka, lipatan dan genitalia eksterna
dipilih potensi sedang, bila digunakan potensi kuat pada muka dapat memberik
efek samping di antaranya teleangiektasis, sedangkan di lipatan berupa strie
atrofikans. Pada batang tubuh dan ekstremitas digunakan salap dengan potensi
kuat atau sangat kuat bergantung pada lama penyakit. Jika telah terjadi perbaikan
potensinya dan frekuensinya dikurangi.
c. Ditranol (Atralin)
Obat ini dikatakan efektif. Kekurangannya adalah mewarnai kulit dan
pakaian. Konsentrasi yang digunakan biasanya 0,2-0,8 persen dalam pasta, salep,
atau krim. Lama pemakaian hanya jam sehari sekali untuk mencegah
iritasi. Penyembuhan dalam 3 minggu.
d. Pengobatan dengan Penyinaran
Seperti diketahui sinar ultraviolet mempunyai efek menghambat mitosis,
sehingga dapat digunakan untuk pengobatan psoriasis. Cara yang terbaik ialah
penyinaran secara alamiah, tetapi sayang tidak dapat diukur dan jika berlebihan
25 | L A P O R A N K A S U S P S O R I A S I S G U T A T A
meninggikan daya penetrasi bahan aktif. Jadi emolien sendiri tidak mempunyai
efek antipsoriasis.
3. Antimikroba
Karena hubungan yang jelas dengan infeksi streptokokus terlihat dalam
kebanyakan kasus psoriasis guttate, sangat penting untuk mendapatkan kultur
tenggorokan untuk setiap serangan faringitis pada pasien dengan riwayat diketahui
psoriasis dan segera memulai pengobatan dengan antibiotik yang tepat pada pasien
dengan biakan positif [36]
Kegunaan antibiotik dalam pengelolaan psoriasis masih dipertanyakan.. Misalnya,
Dogan dkk dan Owen dkk menemukan tidak ada perbaikan signifikan secara statistik
pada psoriasis guttate streptokokus setelah pengobatan dengan penisilin atau eritromisin
atau tanpa pengobatan.
[37, 38]
antimikroba empiris pada psoriasis guttate streptokokus terkait dengan agen berikut
[39]
9. KOMPLIKASI
Dokter harus memperhatikan reaksi hipersensitivitas yang mungkin terjadi dengan
antimikroba yang disebutkan di atas, terutama terhadap penisilin. Jika hipersensitivitas dicurigai,
obat harus segera dihentikan. Pasien yang hipersensitif terhadap penisilin umumnya
27 | L A P O R A N K A S U S P S O R I A S I S G U T A T A
melakukannya dengan baik pada eritromisin. Sefalosporin juga dapat membunuh streptokokus,
tetapi beberapa sensitivitas silang dengan penisilin telah didokumentasikan.
Area kulit yang telah diberi steroid topikal potensi tinggi untuk waktu yang lama dapat
menunjukkan beberapa atrofi, telangiectases, dan hipopigmentasi. Mengganti preparat obat
dengan potensi yang lebih rendah atau modalitas pengobatan lain harus dipertimbangkan.
Pasien PUVA mungkin mengalami beberapa efek samping, seperti mual dan muntah.
Efek ini kadang-kadang diperbaiki dengan mengambil pil psoralen setelah makan.
Fotosensitifitasyang diinduksipsoralen bertahan hingga 24 jam setelah pemberian obat. Pasien
harus diinformasikan tentang perlunya untuk memakai lensa pelindung dan untuk menghindari
paparan sinar matahari selama periode ini akan.
11. PROGNOSIS
Psoriasis tidak menyebabkan kematian tetapi menggangu kosmetik karena perjalanan
penyakitnya bersifat kronis dan residif. 2 Psoriasis gutata akut timbul cepat. Terkadang tipe ini
menghilang secara spontan dalam beberapa minggu tanpa terapi. Seringkali, psoriasis tipe ini
berkembang menjadi psoriasis plak kronis. Penyakit ini bersifat stabil, dan dapat remisi setelah
beberapa bulan atau tahun, dan dapat saja rekurens sewaktu-waktu seumur hidup. Pada psoriasis
tipe pustular, dapat bertahan beberapa tahun dan ditandai dengan remisi dan eksaserbasi yang
tidak dapat dijelaskan. Psoriasis vulgaris juga dapat berkembang menjadi psoriasis tipe ini.
28 | L A P O R A N K A S U S P S O R I A S I S G U T A T A
Pasien denan psoriasis pustulosa generalisata sering dibawa ke dalam ruang gawat darurat dan
harus dianggap sebagai bakteremia sebelum terbukti kultur darah menunjukkan negatif. Relaps
dan remisi dapat terjadi dalam periode bertahun-tahun.4
BAB IV
KESIMPULAN
29 | L A P O R A N K A S U S P S O R I A S I S G U T A T A
Guttate psoriasis adalah salah satu jenis pdari psoriasis vulgaris dengan memiliki gejala
klinis yang khas yang ditandai oleh adanya lesi yang berbentuk ] seperti tetesan air, dengan
diameter 1-10 mm, papula seperti salmon-pink, dan biasanya dengan skuama halus.
Penyebab psoriasis guttate yang pasti belum diketahui, diduga suatu penyakit kulit yang
disebabkan oleh karena adanya hubungan dengan infeksi dari streptococcus, peranan limfosit
T dalam tubuh dan juga adanya peranan autoantibodi tubuh.
Mekanisme patofisiologis pada psoriasis guttate belum diketahui. Guttate psoriasis
diyakini hasil dari reaksi kekebalan dipicu oleh infeksi streptokokus sebelumnya dalam
berbagai genetik rentan. Sebuah fenomena autoimun juga mendasari terjadinya psoriasis
guttate karena beberapa produk dari streptokokus.
Penatalaksanaan psoriasis guttate lebih kepada simptomatik dan terapi pencegahan
terhadap terjadinya komplikasi pada psoriasis gutatte, karena bentuk psoriasis guttate akut
dapat berkembang menjadi plak kronis. psoriasis gutate ini biasanya akan membaik selama
musim panas dan akan memburuk pada musim dingin.
Meskipun psoriasis guttate terjadi dalam waktu singkat, bentuk guttate akut berkembang
menjadi bentuk plak kronis diperkirakan 68% pasien. Seperti bentuk-bentuk lain dari
psoriasis, psoriasis guttate cenderung membaik selama musim panas dan memburuk selama
musim dingin.
DAFTAR PUSTAKA
30 | L A P O R A N K A S U S P S O R I A S I S G U T A T A
Diunduh
dari:
Yayasan
Psoriasis
Indonesia
dalam
http://www.psoriasis.or.id/psoriasis_pustular.php. 2005.
7. Goldenstein B., Goldenstein A. Psoriasis. Dalam Goldenstein B.,Goldenstein A.,
31 | L A P O R A N K A S U S P S O R I A S I S G U T A T A