Anda di halaman 1dari 4

Yogyakarta, 30 April 2009

Kepada Yang Terhormat


Ibu Dewi Srikandi selaku Klien kami
Di Yogyakarta
Hal : Pendapat Hukum terhadap kasus pelaksanaan gadai saham PT Kayangan Indah
terhadap Fredrico Maccaroni
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan permohonan saudara mengenai pendapat hukum terhadap
pelaksanaan gadai saham PT. Kayangan Indah kepada Fredrico Maccaroni tanpa melalui
RUPS perseroan yang juga melanggar Pasal 8 AD PT. Kayangan Indah yang melarang saham
diperalihkan kepada orang selain WNI dan/atau badan hukum yang sahamnya dimiliki WNA
dan didirikan selain menurut hukum Indonesia serta eksekusi/pelaksanaan gadai saham tanpa
melalui penetapan Pengadilan Negeri adalah melawan hukum sehingga tidak sah menurut
Akta Sri Kumalasari, S.H., Notaris di Yogyakarta No. 50, Tanggal 30 Januari 2005 tentang
Perjanjian Kerja Sama.
Dalam memberikan pendapat hukum ini, kami memiliki pemahaman atas hal ini sebagai
berikut:
1. Semua salinan dokumen yang diberikan kepada kami sesuai dengan aslinya;
2. Semua dokumen tersebut diterbitkan oleh dan diberikan kepada pihak yang
berwenang;
3. Semua tanda tangan yang terdapat dalam dokumen yang diberikan kepada kami sesuai
dengan kebenarannya;
4. Bahwa semua posisi kasus yang tergambarkan jelas pada pendapat hukum ini,
diuraikan sesuai dengan kebenaran dan faktanya;
5. Bahwa benar semua kejadian yang ada pada posisi kasus ini jelas, nyata, dan tidak
mengada-ada.
Pendapat hukum ini didasarkan pada kualifikasi sebagai berikut:
1. Pendapat Hukum ini terbatas pada Hukum Republik Indonesia;
2. Pendapat hukum ini diberikan berdasarkan hukum Republik Indonesia sehingga yang
berlaku hingga tanggal diberikannya pendapat ini sepanjang pengetahuan kami.

Setelah mempelajari dokumen-dokumen yang secara tegas menyangkut dengan kejadian


Hukum dala pelaksanaan gadai sahan, dengan mempertimbangkan waktu, keadaan, kejadian
yang telah terjadi dalam proses penandatanganan perjanjian kerja sama, maka kami
memberikan pendapat dari segi hukum sebagai berikut :
A. Posisi Kasus
Bambang Wisnuaji dengan Dewi Srikandi adalah pendiri dan pemegang saham
perseroan terbatas PT. Kayangan Indah dengan komposisi Bambang Wisnuaji sebanyak
450 lembar saham atau 90% (sepuluh prosen) dan Dewi Srikandi sebanyak 50 lembar
saham atau 10% (sepuluh prosen) berdasarkan Akta Abdullah, S.H., Notaris di Sleman
No. 11, Tanggal 26 Juni 2000 tentang Perseroan Terbatas PT. Kayangan Indah, dengan
pengurus perseroan Bambang Wisnuaji sebagai Direktur dan Dewi Srikandi selaku
Komisarisnya; sebagaimana kemudian telah mendapat pengesahan oleh Dirjen
Administrasi Hukum Umum pada tanggal 24 Agustus 2000 dengan No. C218670.HT.01.08.TH2000; dan terakhir diubah melalui Akta Sri Kumalasari, S.H., Notaris
di Yogyakarta No. 10, Tanggal 30 Januari 2008, sebagaimana telah mendapat pengesahan
Menteri Hukum dan HAM pada tanggal 24 April 2008 dengan No. C21270.HT.01.04.TH2008.
PT. Kayangan Indah memiliki usaha jasa rumah penginapan dan restoran bernama
Taman Kayangan di dekat lokasi Candi Boko yang terletak di Desa Bokoharjo,
Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman dengan menyewakan 22 kamar, yang berdiri di
atas sebidang tanah hak milik No 123/Bokoharjo seluas 1200 m2 Surat Ukur No.
150/Bokoharjo tanggal 22 Januari 1999 atas nama Bambang Wisnuaji. Taman kayangan
sangat diminati pengunjung wisatawan asing karena berada di atas perbukitan yang
memiliki view Candi Boko, Candi Prambanan, jalur keretapi Yogya Solo dan persawahan.
Namun fasilitas kamar restoran, kamar, kolam renang, kamar mandi, dan taman masih
belum memenuhi kualitas yang diharapkan.
Kemudian pada tanggal 30 Januari 2005, Bambang Wisnuaji dalam kapasitas selaku
Direktur PT. Kayangan Indah, telah mengadakan perjanjian kerjasama dengan Fredrico
Maccaroni seorang WN Italia, sebagaimana termuat dalam Akta Sri Kumalasari, S.H.,
Notaris di Yogyakarta No. 50, Tanggal 30 Januari 2005, tentang Perjanjian Kerja Sama,
yang antara lain berisi bahwa Fredrico Maccaroni akan memberikan dana sebagai modal
kerja kepada Bambang Wisnuaji sebesar Rp. 1.500.000.000,00 (satu milyar limaratus juta
rupiah) untuk renovasi restoran, kamar, kolam renang dan kamar mandi, dan taman.
Bahwa dalam perjanjian kerjasama tersebut Bambang Wisnuaji akan mengembalikan dana

modal kerja kepada Fredrico Maccaroni sebesar Rp. 1.500.000.000,00 (satu milyar
limaratus juta rupiah) tersebut dalam jangka waktu 3 tahun, ditambah dengan pembagian
keuntungan 25% keuntungan bersih usaha PT. Kayangan Indah tiap tahunnya.
Bahwa ternyata Bambang Wisnuaji tidak dapat mengembalikan dana modal kerja
kepada Fredrico Maccaroni dikarenakan memburuknya situasi wisata di Indonesia akibat
isu terorisme dan travel warning beberapa negara potensial, sehingga jumlah kunjungan
tamu dan hunian Taman Kayangan pun menurun drastis.
Dalam Akta Sri Kumalasari, S.H., Notaris di Yogyakarta No. 50, Tanggal 30 Januari
2005, tentang Perjanjian Kerja Sama juga memuat ketentuan bahwa Bambang Wisnuaji
menjaminkan 400 lembar sahamnya (gadai saham) dengan ketentuan apabila lalai
memenuhi kewajibannya maka Fredrico Maccaroni secara otomatis memiliki hak atas 400
lembar saham dengan ketentuan Pasal 9 Akta Sri Kumalasari, S.H., Notaris di Yogyakarta
No. 50. yang mengatur adanya pemberian kuasa yang tidak dapat ditarik kembali dari
Bambang Wisnuaji kepada Fredrico Maccaroni untuk menghadap direksi dan melakukan
perubahan kepemilikan atas 400 lembar saham tersebut.
Bahwa ternyata Bambang Wisnuaji tidak dapat mengembalikan dana modal kerja
kepada Fredrico Maccaroni dikarenakan memburuknya situasi wisata di Indonesia akibat
isu terorisme dan travel warning beberapa negara potensial, sehingga jumlah kunjungan
tamu dan hunian Taman Kayangan pun menurun drastis.
Selanjutnya Fredrico Maccaroni bersama dengan Bambang Wisnuaji menghadap Sri
Kumalasari, S.H., Notaris di Yogyakarta dan dibuatlah Akta No. 30 tanggal 11 Januari
2010 tentang Berita Acara Rapat yang antara lain merubah pemilik dan kepemilikan
saham PT. Kayangan Indah dengan komposisi Bambang Wisnuaji sebanyak 50 lembar
saham atau 10%, Dewi Srikandi sebanyak 50 lembar saham atau 10% dan Fredrico
Maccaroni sebanyak 400 lembar saham atau 80% dari total saham. Selebihnya dalam akta
tersebut menunjuk Rudi Sengkuni (teman bisnis Fredrico Maccaroni) sebagai Direktur dan
Bambang Wisnuaji sebagai Komisarisnya.
Dewi Srikandi kemudian berencana menggugat Fredrico Maccaroni bersama dengan
Bambang Wisnuaji karena Akta Sri Kumalasari, S.H., Notaris di Yogyakarta No. 50,
Tanggal 30 Januari 2005, tentang Perjanjian Kerja Sama memuat ketentuan gadai saham
yang dilakukan tanpa persetujuan terlebih dahulu melalui RUPS perseroan, dan Pasal 8
AD PT. Kayangan Indah jelas melarang saham diperalihkan kepada orang selain WNI dan
/ atau badan hukum yang sahamnya dimililiki WNA dan didirikan selain menurut hukum
Indonesia, serta eksekusi / pelaksanaan Gadai Saham tanpa melalui penetapan Pengadilan
Negeri adalah melawan hukum sehingga tidak sah.

B. Permasalahan Hukum
1. Apakah pelaksanaan gadai saham PT. Kayangan Indah yang dilakukan oleh Bambang
Wisnuaji adalah sah menurut hukum?
2. Apakah dewi srikandi dapat menggugat Fredrico Maccaroni? Dan apakah dasar
hukumnya?

C. Analisis Hukum
1. Pelaksanaan gadai saham PT. Kayangan Indah oleh Bambang wisnuaji

Anda mungkin juga menyukai