modal kerja kepada Fredrico Maccaroni sebesar Rp. 1.500.000.000,00 (satu milyar
limaratus juta rupiah) tersebut dalam jangka waktu 3 tahun, ditambah dengan pembagian
keuntungan 25% keuntungan bersih usaha PT. Kayangan Indah tiap tahunnya.
Bahwa ternyata Bambang Wisnuaji tidak dapat mengembalikan dana modal kerja
kepada Fredrico Maccaroni dikarenakan memburuknya situasi wisata di Indonesia akibat
isu terorisme dan travel warning beberapa negara potensial, sehingga jumlah kunjungan
tamu dan hunian Taman Kayangan pun menurun drastis.
Dalam Akta Sri Kumalasari, S.H., Notaris di Yogyakarta No. 50, Tanggal 30 Januari
2005, tentang Perjanjian Kerja Sama juga memuat ketentuan bahwa Bambang Wisnuaji
menjaminkan 400 lembar sahamnya (gadai saham) dengan ketentuan apabila lalai
memenuhi kewajibannya maka Fredrico Maccaroni secara otomatis memiliki hak atas 400
lembar saham dengan ketentuan Pasal 9 Akta Sri Kumalasari, S.H., Notaris di Yogyakarta
No. 50. yang mengatur adanya pemberian kuasa yang tidak dapat ditarik kembali dari
Bambang Wisnuaji kepada Fredrico Maccaroni untuk menghadap direksi dan melakukan
perubahan kepemilikan atas 400 lembar saham tersebut.
Bahwa ternyata Bambang Wisnuaji tidak dapat mengembalikan dana modal kerja
kepada Fredrico Maccaroni dikarenakan memburuknya situasi wisata di Indonesia akibat
isu terorisme dan travel warning beberapa negara potensial, sehingga jumlah kunjungan
tamu dan hunian Taman Kayangan pun menurun drastis.
Selanjutnya Fredrico Maccaroni bersama dengan Bambang Wisnuaji menghadap Sri
Kumalasari, S.H., Notaris di Yogyakarta dan dibuatlah Akta No. 30 tanggal 11 Januari
2010 tentang Berita Acara Rapat yang antara lain merubah pemilik dan kepemilikan
saham PT. Kayangan Indah dengan komposisi Bambang Wisnuaji sebanyak 50 lembar
saham atau 10%, Dewi Srikandi sebanyak 50 lembar saham atau 10% dan Fredrico
Maccaroni sebanyak 400 lembar saham atau 80% dari total saham. Selebihnya dalam akta
tersebut menunjuk Rudi Sengkuni (teman bisnis Fredrico Maccaroni) sebagai Direktur dan
Bambang Wisnuaji sebagai Komisarisnya.
Dewi Srikandi kemudian berencana menggugat Fredrico Maccaroni bersama dengan
Bambang Wisnuaji karena Akta Sri Kumalasari, S.H., Notaris di Yogyakarta No. 50,
Tanggal 30 Januari 2005, tentang Perjanjian Kerja Sama memuat ketentuan gadai saham
yang dilakukan tanpa persetujuan terlebih dahulu melalui RUPS perseroan, dan Pasal 8
AD PT. Kayangan Indah jelas melarang saham diperalihkan kepada orang selain WNI dan
/ atau badan hukum yang sahamnya dimililiki WNA dan didirikan selain menurut hukum
Indonesia, serta eksekusi / pelaksanaan Gadai Saham tanpa melalui penetapan Pengadilan
Negeri adalah melawan hukum sehingga tidak sah.
B. Permasalahan Hukum
1. Apakah pelaksanaan gadai saham PT. Kayangan Indah yang dilakukan oleh Bambang
Wisnuaji adalah sah menurut hukum?
2. Apakah dewi srikandi dapat menggugat Fredrico Maccaroni? Dan apakah dasar
hukumnya?
C. Analisis Hukum
1. Pelaksanaan gadai saham PT. Kayangan Indah oleh Bambang wisnuaji