Anda di halaman 1dari 83

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kelistrikan

adalah

sifat

benda

yang

muncul

dari

adanya muatan

listrik. Listrik, dapat juga diartikan sebagai berikut:

Listrik

adalah

kondisi

dari

partikel

subatomik

seperti elektron dan proton,

yang

menyebabkan

tertentu,

penarikan

dan

penolakan gaya di antaranya.

Listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Arus


listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran positif ke
saluran negatif.

Listrik

membentuk

interaksi

fundamental

yang

dikenal

sebagai elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadinya banyak fenomena


fisika yang dikenal luas, seperti petir, medan listrik, dan arus listrik. Listrik
digunakan

dengan

luas

di

dalam

aplikasi-aplikasi

industri

seperti elektronik dan tenaga listrik.Dalam menganalisa rangkaian elektronika


atau membuat skema rangkaian elektronika, kita harus tahu komponen-komponen
yang digunakan. Komponen-komponen ini dalam skema rangkaian elektronika
diigambar berdasarkan simbol-simbol yang sudah ditentukan.Fungsi simbolsimbol komponen elektronika yaitu untuk mempermudah dan mengetahui
karakteristik komponen dalam sebuah rangkaian elektronika.
Belajar elektronika harus memahami dan mengetahui simbol-simbol
komponen yang digunakan dalam sebuah rangkaian elektronika. Seperti halnya
jika kita ingin memperbaiki peralatan elektronika, perusahaan pembuat peralatan
akan menggambar rangkaian yang di produksinya pada skema rangkaian sehingga
para pengguna/ teknisi akan mudah melacak kerusakan pada peralatan tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Resistor?
2. Apa pengertian Dioda?
3. Apa pengertian Transistor?
4. Apa pengertian kondensator?
5. Apa pengertisn IC?
6. Apa pengertian dari Regulator?
7. Apakah Fungsi dari Regulator itu?
8. Apa saja jenis-jenis regulator?
9. Bagaimana aplikasi regulator dalam sistem pengisian?
10. Bagaimana cara kerja regulator itu?
11. Bagaimana aplikasinya pada regulator pada mobil?
12. Bagamana cara perawatan dari regulator?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui tentang Resistor
2. Untuk mengetahui karakteristik dai Dioda
3. Mengetahui tentang transistor
4. Untuk mengetahui tentang kondensator
5. Mengenal dan mengetahui tentang IC
6. Mengetahui pengertian dari Regulator
7. Memahami fungsi dari Regulator
8. Mengetahui jenis-jenis regulator
9. Mahasiswa bisa memahami aplikasi regulator dalam sistem pengisian
10. Mengetahui cara kerja regulator
11. Memahami regulator pada mobil
12. Mengetahui cara merawat regulator yang baik

BAB II
LANDASAN TEORI

A.RESISTOR
1.

PENGERTIAN RESISTOR
Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk

menahan arus listrik dengan memproduksi tegangan listrik di antara kedua


kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang
mengalir, berdasarkan hukum Ohm:

Pada tabel berikut adalah simbol simbol resistor yang banyak digunakan dalam
rangkaian elektronika :
Simbol Komponen Resistor
Resistor
Resistor
Potensio Meter

Fungsi Komponen Resistor

Resistor berfungsi sebagai penghambat arus


yang mengalir dalam rangkaian listrik

Resistor berfungsi sebagai penghambat arus


dalam rangkaian listrik, nilai resistansi dapat

Potensio Meter

diatur
Resistor berfungsi sebagai penghambat arus

Variable Resistor

dalam rangkaian listrik, nilai resistansi dapat


diatur

Pada Rangkain elektronika pemasangan resistor terbagi dalam dua bagian


besar, yaitu Rangkaian Seri dan Rangkaian Paralel, dimana pada saat resistor
dipasang secara paralel akan berfungsi sebagai pembagi arus dan jika dipasang

secara seri, resistor akan berfungsi sebagai pembagi tegangan, untuk lebih
jelasnya mari kita lakukan pembahasan lebih lanjut.
Hukum Ohm menyatakan bahwa besarnya tegangan pada suatu cabang
(V) yang mengandung resistor (R) yang dialiri arus sebesar (I) adalah sama
dengan hasil resistansi dengan arus yang mengalir pada cara tersebut. Jika ditulis
dalam bentuk persamaan adalah sebagai berikut :
V = I.R.
Sedangkan hukum Kirchoff mengenai Arus mengatakan bahwa jumlah
arus yang masuk pada suatu titik percabangan sama dengan jumlah arus yang
keluar dari titik percabangan tersebut. Jika ditulis dalam bentuk perumusan adalah
sebagai berikut :
I masuk + I keluar = 0.

Hukum Kirchoff mengenai Tegangan mempunyai pernyataan yang hampir


sama dengan hukum Kirchoff mengenai Arus tetapi juga merupakan
pengembangan dari hukum Ohm, yang bahwa jumlah tegangan (baik yang berupa
sumber tegangan maupun tegangan yang ada pada komponen) pada suatu loop
(jaringan tertutup) sama dengan nol. Hal ini dapat dinyatakan dengan persamaan
matematis sebagai berikut :
V + I.R = 0

Berdasarkan hukum Ohm dan hukum Kirchoff, maka kita dapat


mengetahui dan menyelidiki adanya arus maupun tegangan dalam suatu rangkaian
dengan beberapa tahanan. Pada analisa disini dipakai rangkaian R yang linier,
meskipun sebenarnya hal tersebut berlaku juga pada sumber arus bolak-balik.
Mari kita perhatikan gambar 1. dibawah ini ; dalam gambar terdapat tiga
buah tahanan R1, R2 dan R3 dihubungkan secara seri, didapat rumus sebagai
berikut :

Resistor Rangkaian Seri


Dimana:

Vs

= Tegangan Sumber

Is

= Arus Sumber

VR1

= Tegangan pada R1 (demikian juga untuk VR2 dan VR3)

RT

= Jumlah Tahanan total Resitor

Tegangan sumber akan sama dengan penjumlah tegangan dari tiap-tiap tegangan
pada resistor
Vs = VR1 + VR2 + VR3
Karena arus yang mengalir pada setiap resistor adalag sama, maka:
VR1 = Is . R1
VR2 = Is . R2
VR3 = Is . R3
Tahanan atau resistansi keseluruhan resistor merupakan penjumlahan dari
keseluruhan resistor:
RT = R1 + R2 + R3
Arus sumber merupakan pembagian Tegangan sumber dibagi Resistansi total
resistor:
Is = Vs/(R1 + R2 + R3) = Vs/RT

Sedangkan untuk Resitor Rangkaian Paralel, dapat kita perhatikan pada


Gambar dibawah ini:

Resistor Rangkaian Paralel

Dimana

Vs

= Tegangan Sumber

RT

= Jumlah Tahanan total Resitor

Is

= Arus Sumber

Ir1

= Arus yg mengalir melalui pada R1 (demikian juga untuk


Ir2 dan Ir3)

Jumlah arus pada tiap-tiap resistor adalah sama dengan tegangan sumber maka:
Ir2 = Vs/R2 keselurahan akan sama dengan penjumlahan dari tiap-tiap arus yang
mengalir pada resitor:
Is = Ir1 + Ir2 + Ir3

Untuk Resitansi keseluruhan Resistor adalah:


1/RT = (1/R1) + (1/R2) + (1/R3)

Jumlah arus yang mengalir pada resitor (misal:arus yang mengalir pada resistor
R2 ) adalah:
Ir2 = ( (1/R2) / (1/R1 + 1/R2 + 1/R3) ) . Is
Atau karena tegangan

2.

FUNGSI RESISTOR
Fungsi resistor adalah sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus yang

mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan adanya resistor menyebabkan arus listrik

dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan. Adapun fungsi resistor secara lengkap
adalah sebagai berikut :
a. Resistor berfungsi sebagai pembagi arus
b. Resistor berfungsi Sebagai penghambat aliran arus listrik.
c. Berfungsi untuk menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan
kebutuhan suatu rangkaian elektronika (pengatur arus)
d. Berfungsi untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan
oleh rangkaian elektronika.
e. Berfungsi untuk membagi tegangan atau arus
f. Berfungsi untuk

membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah

dengan bantuan transistor daan kondensator (kapasitor).


Resistor yang biasa kita jumpai memiliki nilai resistansi yang direpresentasikan
oleh kode warna pada badan resistor. Resistor tersebut adalah seperti yang
ditunjukan pada gambar.

3.KODE WARNA RESISTOR


Hambatan sebuah resistor dinyatakan dalam bentuk kode warna. Pada
resistor tipe karbon memiliki 4 buah gelang warna sedangkan film resistor
memiliki 5 buah gelang warna. Kode warna resistor dapat dilihat seperti pada
gambar berikut ini.

Gambar kode warna pada resistor


Untuk resistor dengan 4 gelang warna:
Gelang warna pertama menyatakan angka
Gelang warna kedua menyatakan angka
Gelang warna ketiga menyatakan pangkat
Gelang warna keempat menyatakan toleransi
Untuk resistor dengan 5 gelang warna :
Gelang warna pertama menyatakan angka
Gelang warna kedua menyatakan angka
Gelang warna ketiga menyatakan angka
Gelang warna keempat menyatakan pangkat
Gelang warna kelima menyatakan toleransi.

Contoh 1 :
Sebuah resistor memiliki 4 gelang warna yaitu : Merah, merah, coklat emas,Nilai
hambatan resistor tersebut adalah :

Gelang pertama merah

:2

Gelang kedua merah

:2

Gelang ketiga coklat

: 101 = 10

Gelang keempat emas

: toleransi 5%

Maka hambatan resistor tersebut adalah 2205% Ohm

Contoh 2 :
Sebuah resistor memiliki 5 buah gelang warna yaitu : Orange orange hitam
hitam coklat.Nilai hambatan resistor tersebut adalah : 330 x 100 1% = 3301%
OhmNilai toleransi dapat dengan mudah dihitung yaitu dengan mengurangkan
sebesar toleransi pada nilai dasar resistor untuk mendapatkan batas bawah dan
menjumlahkan sebesar toleransi pada nilai dasar resistor untuk mendapatkan batas
atas.
Misalkan resistor dengan nilai dasar 1000 Ohm dan toleransi 10% maka
batas atas dan bawah resistor dapat dihitung :
Batas atas : 1000 Ohm + (10% x 1000) = 1100 Ohm
Batas bawah : 1000 Ohm (10% x 1000) = 900 Ohm
Dalam rangkaian biasanya nilai hambatan resistor sering disingkat dengan
tambahan Huruf R, K atau M. Tujuannya untuk memudahkan penulisan dan tidak
menambah rumit rangkaian.
Contoh penulisan nilai resistor dalam rangkaian :
1R2 = 1,2 Ohm
1k5 = 1500 kiloOhm
9

1M = 1 MegaOhm
4.BAHAN-BAHAN MEMBUAT RESISTOR
Pada dasarnya sifat semua bahan mempunyai sifat resistif.Sifat resistif
pada bahan ada yang besar dan ada yang sangat kecil. Beberapa bahan seperti
emas, perak, tembaga dan bahan metal umumnya memiliki resistensi yang sangat
kecil, sehingga bahan tersebut mampu mengalirkan arus listrik dengan sangat
baik. Sedangkan bahan-bahan material seperti plastic, karet, gelas, ebonite, karbon
memiliki resistensi yang sangat besar dalam menahan electron.Artinya bahan ini
sangat jelek dalam menghantarkan listrik sehingga bahan ini cocok untuk bahan
membuat resistor.
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang dipergunakan untuk
membatasi jumlah arus yang mengalir dalam sebuah rangkaian.Sesuai dengan
namanya Resistor bersifat resistif dan biasanya komponen berasal dari bahan
karbon. Tapi resistor yang kita kenal sekarang terbuat dari bahan tembaga.
a. Komposisi Karbon
Resistor komposisi karbon terdiri dari sebuah unsur resistif
berbentuk tabung dengan kawat atau tutup logam pada kedua ujungnya.
Badan resistor dilindungi dengan cat atau plastik. Resistor komposisi
karbon lawas mempunyai badan yang tidak terisolasi, kawat penghubung
dililitkan disekitar ujung unsur resistif dan kemudian disolder. Resistor
yang sudah jadi dicat dengan kode warna sesuai dengan nilai resistansinya.
Unsur resistif dibuat dari campuran serbuk karbon dan bahan
isolator (biasanya keramik). Resin digunakan untuk melekatkan campuran.
Resistansinya ditentukan oleh perbandingan dari serbuk karbon dengan
bahan isolator. Resistor komposisi karbon sering digunakan sebelum tahun
1970-an, tetapi sekarang tidak terlalu populer karena resistor jenis lain
mempunyai karakteristik yang lebih baik, seperti toleransi, kemandirian
terhadap tegangan (resistor komposisi karbon berubah resistansinya jika
dikenai tegangan lebih), dan kemandirian terhadap tekanan/regangan.

10

Selain itu, jika resistor menjadi lembab, panas solder dapat mengakibatkan
perubahan resistansi dan resistor jadi rusak.
Walaupun begitu, resistor ini sangat reliabel jika tidak pernah
diberikan tegangan lebih ataupun panas lebih.Resistor ini masih
diproduksi, tetapi relatif cukup mahal. Resistansinya berkisar antara
beberapa miliohm hingga 22 MOhm.
b. Film karbon
Selapis film karbon diendapkan pada selapis substrat isolator, dan
potongan memilin dibuat untuk membentuk jalur resistif panjang dan
sempit. Dengan mengubah lebar potongan jalur, ditambah dengan
resistivitas karbon (antara 9 hingga 40 -cm) dapat memberikan
resistansi yang lebar[1]. Resistor film karbon memberikan rating daya
antara 1/6 W hingga 5 W pada 70 C. Resistansi tersedia antara 1 ohm
hingga 10 MOhm. Resistor film karbon dapat bekerja pada suhu di antara 55 C hingga 155 C. Ini mempunyai tegangan kerja maksimum 200
hingga 600 v[2].
c. Film logam
Unsur resistif utama dari resistor foil adalah sebuah foil logam
paduan khusus setebal beberapa mikrometer.
Resistor foil merupakan resistor dengan presisi dan stabilitas
terbaik. Salah satu parameter penting yang memengaruhi stabilitas adalah
koefisien temperatur dari resistansi (TCR). TCR dari resistor foil sangat
rendah. Resistor foil ultra presisi mempunyai TCR sebesar 0.14ppm/C,
toleransi 0.005%, stabilitas jangka panjang 25ppm/tahun, 50ppm/3 tahun,
stabilitas beban 0.03%/2000 jam, EMF kalor 0.1volt/C, desah -42dB,
koefisien tegangan 0.1ppm/V, induktansi 0.08H, kapasitansi 0.5pF[3]

5.CARA KERJA RESISTOR

11

Prinsip kerja resistor adalah dengan mengatur elektron (arus listrik) yang
mengalir melewatinya dengan menggunakan jenis material konduktif tertentu
yang dicampur dengan material lain sehingga menimbulkan suatu hambatan pada
aliran elektron (arus listrik). Resistor juga dapat dirangkai secara seri, parallel atau
gabungannya sehingga dapat digunakan untuk membagi arus listrik, tegangan
listrik, penurun tegangan, filter dan sebagainya.
Resistor adalah komponen elektronika pasif yang tidak memiliki sumber
daya listrik sendiri atau fungsi penguatan (amplification) dan pengolahan signal,
tetapi hanya mengurangi arus dan tegangan suatu signal yang melewatinya. Pada
saat resistor dilewatkan arus listrik maka terdapat sejumlah energi yang hilang
dalam bentuk panas.

Gambar Beda potensial listrik pada kaki resistor


Untuk dapat dilewati oleh arus listrik maka pada kedua kaki resistor harus
ada beda potensial listrik. Besar potensial listrik ini seimbang dengan besar rugirugi panas yang timbul pada resistor. Semakin besar beda potensial listrik , maka
semakin besar rugi-rugi panas yang timbul. Pada rangkaian DC beda potensial ini
dikenal dengan sebutan voltage drop. Tegangan jepit pada resistor dapat diukur
dengan mengukur beda potensial pada kaki-kaki resistor pada saat resistor sedang
mengalirkan arus listrik.Resistor termasuk jenis komponen elektronika linier yang
menghasilkan voltage drop antara kedua kaki ketika arus listrik mengalir
melewatinya. Besar arus listrik dan voltage drop yang terjadi mengikuti aturan
hukum Ohm. Besar hambatan resistor akan menentukan besar arus listrik yang
mengalir atau besar tegangan jepit yang timbul. Hal ini akan sangat berguna
dalam pengaturan arus dan tegangan listrik di rangkaian elektronika.

12

Di dalam rangkaian elektronika resistor digambarkan dengan symbol zigzag atau kotak kecil. Untuk resistor dengan hambatan yang dapat diubah-ubah
digambarkan dengan symbol zig-zag atau kotak kecil yang ditambahkan sebuah
anak panah dan memiliki 3 buah kaki. Gambar 3 berikut ini menunjukan symbol
resistor yang umum digunakan.

Gambar Macam-macam resistor menurut simbolnya


Nilai hambatan sebuah resistor juga sangat beragam dari ukuran yang
sangat kecil nilai hambatannya (< 1 Ohm) hingga resistor dengan ukuran
hambatan yang sangat besar (> 10 MOhm). Untuk fixed resistor hanya memiliki 1
nilai hambatan saja, sedangkan untuk variable resistor memiliki rentang nilai
hambatan tertentu. Biasanya nilai hambatan pada sebuah variable resistor berkisar
dari 0 Ohm hingga nilai maksimum yang tertera pada variable resistor. Variabel
resistor ada 2 tipe yaitu variable resistor tipe logaritma dan variable resistor tipe
linier. Variabel resistor tipe logaritma memiliki skala rentang hambatannya
menurut skala logaritma, sedangkan variable resistor linier memiliki skala rentang
hambatannya menurut skala linier. Variabel resistor disebut juga potensiometer.

6. RANGKAIAN ELEKTRONIKA PADA RESISTOR


a. Rangkaian resistor seri

13

Resistor yang dirangkai secara seri dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.

Gb.Rangkaian resistor seri


Resistor dirangkai secara seri maka nilai hambatan totalnya akan bertambah.
Rangkaian seri dapat digunakan untuk membagi tegangan listrik. hambatan total
dan pembagian tegangan listrik dapat dihitung sebagai berikut :

Gb.Pembagi tegangan pada resistor seri


Gambar diatas menunjukan 3 buah resistor dirangkai secara seri dan dihubungkan
dengan sumber arus DC sebesar V volt, maka dapat diketahui :
I = I1 = I2 = I3
V =V1 + V2 +V3
Dari hukum Ohm diketahui :

V= I.R

Maka didapat :

14

Tegangan untuk tiap resistor (voltage drop) dapat dihitung :

b. Rangkaian Resistor Paralel


Resistor yang dirangkai secara paralel dapat dilihat seperti pada gambar
berikut ini.

Gb. Rangkaian resistor secara paralel


Resistor dirangkai secara paralel, maka hambatan total akan lebih kecil
dari hambatan resistor terkecil yang ada di dalam rangkaian. Pada rangkaian
resistor paralel terjadi proses pembagian arus listrik, sedangkan tegangan sama
untuk tiap resistor. Hambatan total dan pembagian arus listrik dapat dihitung
sebagai berikut.

15

Gambar Pembagi arus listrik pada rangkaian paralel


Gambar diatas menunjukan 3 buah resistor yang dipasang secara paralel dan
dihubungkan ke sumber arus DC, maka hambatan resistor total akan menjadi kecil
dan terjadi proses pembagian arus listrik. Besar hambatan total dan arus listrik
yang mengalir pada tiap resistor dapat dihitung sebagai berikut :

Dari hukum Ohm diketahui : i = V/R


Maka didapat :

Arus listrik yang mengalir di tiap resistor :

Gambar berikut ini menunjukan beberapa variasi dari rangkaian paralel:

16

Gambar macam-macam rangkaian paralel


c.Rangkaian Kombinasi Resistor
Beberapa resistor dapat dirangkai dalam bentuk kombinasi seri dan
paralel. Bila resistor dirangkai dalam kombinasi seri dan paralel maka terjadi
proses pembagian arus dan tegangan listrik. Berikut ini beberapa contoh
rangkaian kombinasi seri dan paralel.
Contoh 1
Perhatikan gambar dibawah ini, hitunglah hambatan total rangkaian dan
pembagian arus dan tegangan listrik yang terjadi di dalam rangkaian.

Gambar rangkaian kombinasi resistor

17

Penyelesaian.
Hambatan total rangkaian adalah :

Seri R2 dan R3 :

Paralel (R2

3)

dengan R4 :

Hambatan Total adalah:


RS + RP = 12 + 6 = 18 Ohm
Pembagian tegangan dan arus listrik: Pada R1 dan RP terjadi pembagi tegangan
sebagai berikut :
Arus total :

Maka tegangan pada R1 :

18

Tegangan pada RAB :

Pembagian arus listrik pada R4 dan Rs adalah :


Arus yang mengalir pada R4 :

Arus yang mengalir pada RS :

Pembagian tegangan pada rangkaian R2 dan R3 adalah :


Tegangan pada R2 :

Tegangan pada R3 :

7. JENIS RESISTOR
Berdasarkan nilai hambatannya resistor dapat dibagi menjadi 3 jenis :
1. Fixed Resistor

19

Fixed resistor merupakan yang nilai hambatanya bernilai tetap,


dimana nilai-nilai ketetapan resistor fixed ini di atur oleh EIA ( Electronic
Industries Association ).

2. Variabel Resistor
Merupakan resistor yang nilai hambatanya dapat diubah-ubah.
Bentuk atau jenis dari resistor variable ini juga sangat banyak misanya
potensiometer dan trimpot. Biasanya tujuan dari pengunaan variabel
resistor ini sebagai pembagi tegangan yang dapat kita atur misalnya,
pengaturan volume amplifier analog dan sebagainya.
Potensiometer merupakan variabel resistor yang memiliki poros
untuk melakukan pengaturan nilai resistansinya sedangkan trimpot tidak
memiliki poros sehingga untuk melakukan perubahan kita mengunakan
obeng.
Berikut ini gambar potensiometer dan trimpot:

20

Simbol dan pembacaan kaki potensiometer :

3. Resistor Non Liner


Merupakan resistor yang memiliki nilai hambatan yang tidak liner
hal ini dikarenakan nilai resistor tersebut dipengarui oleh keadaan suhu,
cahaya

dan

sebagainya.Merupakan

resistor

yang

nilai

resistansi

bergantung pada keadaan sekitarnya, misalnya LDR ( Light Dependent


Resistor ), PTC ( Positive Temperatur Coeficient ), NTC ( Negative
Temperature Coeficient ), dan lain sebagainya.
LDR ( Light Dependent Resistor )
Merupakan resistor yang nilai resistansi di pengaruhi besaran
cahaya yang berada disekitarnya. LDR banyak sekali kegunaanya
semisal digunakan lampu taman otomatis, robot line tracer dan
lain-lain.

21

PTC ( Positive Temperature Coefisient )


PTC biasanya digunakan untuk sensor temperature. PTC
berfungsi sebagai tahanan atau resistansi (resistor) dimana nilai/
besar tahanannya berubah sesuai perubahan suhu. Disebut positif,
karena nilai tahanannya akan naik jika temperatur naik, dan turun
jika temperatur turun.
Prinsip Kerja PTC :
The PTC-elemen pemanas sensitif mengatur kekuatan sesuai
dengan temperatur yang diperlukan. Para input daya tergantung
pada output yang diminta panas.
Karena Perlawanan khusus suhu-karakteristik, ada suhu ada
tambahan peraturan atau perangkat keselamatan diperlukan
sementara

mencapai

tinggi

tingkat

daya

panas

ketika

menggunakan area resistansi rendah


NTC ( Negative Temperature Coefisient )
NTC memiliki karakteristik kebalikan PTC, tahanan NTC
akan turun jika temperature naik dan sebaliknya.Bagaimana
NTC/PTC bisa berfungsi sebagai sensor? Dari nilai tahanannya.
Biasanya aplikasinya dengan mengidentifikasikan arus yang
mengalir melalui PTC. Jika PTC diberi tegangan, maka akan
mengalir arus. Jadi, besarnya arus ini akan berubah2 sesuai
perubahan tahanan PTC. Arus ini kemudian diukur sebagai

22

identifikasi perubahan temperatur. Satuan dari PTC dan NTC


sendiri adalah Kelvin (K).
Prinsip Kerja NTC

Resistansi NTC thermis - diterima oleh seluruh partisipan


berkurang secara proporsional dengan peningkatan suhu.

Resistansi-temperatur

thermistorhubungan

dapat

diperkirakan oleh,karakteristi

B.KOMPONEN SEMIKONDUKTOR
1.Teori Semikonduktor
Pada bahan penghantar atau yang disebut konduktor seperti Alumunium,
baja, seng, tembaga atau bahan metal lainnya memiliki jumlah yang banyak dan
mudah digerakkan. Berlainan dengan isolator (bahan penyekat).Pada bahan ini
selain jumlah elektronnya jauh lebih sedikit, juga pada elektroon tersebut sangat
sulit digerakkan.Hal ini dikarenakan electron-elektron pada bahan isolator diikat
kuat oleh ikatan inti atomnya.Karena itulah bahan ini sangat sulit atau bahkan
tidak bisa digunakan untuk menghantarkan arus listrik.
Pada konduktor dan isolator ada satu lagi bahan yang posisinya diantara
(ditengah-tengah) kedua bahan tersebut.Karena posisinya ditengah-tengah maka
bahan ini memiliki fungsi ganda yaitu sebagai bahan penghantar dan bahan
penyekat.Bahan yang satu ini dinamakan atau disebut bahan semikonduktor,
seperti Arsenikum, Silikon, Indium, Germanium dll.Diantara sekian banyak bahan
semikonduktor yang ada, yang paling baik digunakan adalah germanium dan
Silikon.
2.Bahan-Bahan Untuk Membuat Komponen Semikonduktor
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa bahan semi konduktor dapat dibuat
dari bahan-bahan yaitu :

23

a. Arsenikum
b. Silikon
c. Indium
d. Germanium
3.Komponen Elektronika Yang Terbuat Dari Bahan Semikonduktor
Ada dua jenis semikonduktor, yaitu semikonduktor negative dan
semikonduktor positif.
Dengan adanya susunan semikonduktor jenis positif dan negative tersebut,
maka dipakailah untuk membuat komponen Dioda dan Transistor, dalam
perkembangan selanjutnya dibuat satu jenis komponen yang disebut IC
(Integrated Circuit) yang berasal dari kedua komponen tersebut. Jadi jelaslah
bahwa kontruksi dari sebuah diode akan selalu mempunya dua buah elektroda,
yaitu positif (anoda), dan negative (katoda). Sedangkan jika tiga buah diode
dirangkai sedemikian rupa menurut struktur yang ada, terciptalah sebuah
transistor.Dioda semikonduktor yang dimaksud disini bukanlah diode tabung
electron (Tabung triode) seperti yang ada pada tabung hampa.Melainkan diode
Kristal Grimanium dan Silikon.Karena kedua bahan inilah yang menjadi dasar
pembuatan Transistor.
4.Fungsi komponen semikonduktor dalam rangkaian elektronika
Elektronika daya adalah salah satu bidang ilmu teknologi elektronika yang
berhubungan dengan pengendalian konversi daya listrik, biasanya menggunakan
komponen semikonduktor.Semikonduktor daya dalam rangkaian elektronika daya
umumnya dioprasikan sebagai pensekelar (switching), pengubah (converting) dan
pengatur (controlling) sesuai dengan unjuk kerja rangkaian elektronika daya yang
diinginkan.
5.Kemudahan Dan Kecanggihan Semikonduktor
Contoh semikonduktor adalah IC, sebelum ditemukannya IC, peralatan
Elektronik saat itu memakai Tabung Vakum sebagai komponen utamanya yang
kemudian digantikan olehTransistor yang memiliki ukuran yanglebih kecil. Tetapi

24

untuk merangkaisebuah rangkaian Elektronika yangrumit dan kompleks,


memerlukankomponen

Transistor

dalam

jumlahyang

banyak

sehingga

ukuranperangkat Elektronika yangdihasilkannya pun berukuran besar dankurang


cocok untuk dapat dibawa berpergian (portable).Teknologi IC (Integrated
Circuit)memungkinkan

seorang

perancangRangkaian

Elektronika

untuk

membuatsebuah peralatan Elektronika yanglebih kecil, lebih ringan dengan


hargayang lebih terjangkau.Konsumsi dayalistrik sebuah IC juga lebih
rendahdibanding dengan Transistor.Olehkarena itu, IC (Integrated Circuit)telah
menjadi komponen Utama padahampir semua peralatan Elektronikayang kita
gunakan saat ini.Tanpa adanya Teknologi IC (IntegratedCircuit) mungkin saat ini
kita tidakdapat menikmati peralatan ElektronikaPortable seperti Handphone,
Laptop,MP3 Player, Tablet PC, Konsol GamePortable, Kamera Digital dan
peralatanElektronika lainnya.
Itulah salah satu contoh nyata tentang kemudahan dan kecanggihan Semi
konduktor yang ada pada jaman sekarang ini.

C. DIODA
1. PENGERTIAN DIODA
Dioda adalah komponen aktif semikonduktor yang terdiri dari
persambungan (junction) P-N. Sifat dioda yaitu dapat menghantarkan arus pada
tegangan maju dan menghambat arus pada tegangan balik. Dioda berasal dari
pendekatan kata dua elektroda yaitu anoda dan katoda. Dioda semikonduktor
hanya melewatkan arus searah saja (forward), sehingga banyak digunakan sebagai
komponen penyearah arus. Secara sederhana sebuah dioda bisa kita asumsikan
sebuah katup, dimana katup tersebut akan terbuka manakala air yang mengalir
dari belakang katup menuju kedepan, sedangkan katup akan menutup oleh
dorongan aliran air dari depan katup. Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu
hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja
Simbol Umum Dioda

25

Dioda disimbolkan dengan gambar anak panah yang pada ujungnya


terdapat garis yang melintang. Simbol tersebut sebenarnya adalah sebagai
perwakilan dari cara kerja dioda itu sendiri. Pada pangkal anak panah disebut juga
sebagai anoda (kaki positif = P) dan pada ujung anak panah disebut sebagai
katoda (kaki negative = N).
Simbol Komponen Dioda

Fungsi Komponen Dioda


Berfungsi sebagai penyearah yang dapat

Dioda

mengalirkan arus listrik satu arah (forward


bias)

Dioda Zener

Dioda Schottky

Penyetabil Tegangan DC (Searah)

Dioda dengan drop tegangan rendah,


biasanya terdapat dalam IC logika

Dioda Varactor

Gabungan Dioda dan Kapasitor

Dioda Tunnel

Dioda Tunnel

LED (Light Emitting Diode)

Photo Dioda

Akan menghasilkan cahaya ketika dialiri


arus listrik DC satu arah
Menhasilkan arus listrik ketika mendapat
cahaya

2. FUNGSI DIODA

26

Fungsi dioda ini memang unik, yaituhanya dapat mengalirkan arus satuarah
saja.Fungsi dioda paling umumadalah untuk memperbolehkan aruslistrik mengalir
dalam suatu arah(disebut kondisi panjar maju) danuntuk menahan arus dari
arahsebaliknya (disebut kondisi panjarmundur). Karenanya, dioda dapatdianggap
sebagai versi elektronik darikatup pada transmisi cairan dimanakatup akan terbuka
jika ada air yangmengalir dari belakang katup menujuke depan, sedangkan katup
akanmenutup oleh air yang mengalir daridepan menuju ke belakang.Fungsi dioda
yang lainnya adalahsebagai penyearah sinyal tegangan ACmenjadi sinyal
DC.Untuk dapatdigunakan sebagai penyearah setengahgelombang Anda bisa
menggunakansebuah dioda.Namun jika ingin menjadipenyearah gelombang
penuh, Andaharus menggunakan 4 buah dioda yangdirangkai seperti jembatan
ataudengan menggunakan 2 buah diode dengan trafo yang memiliki center
tap(CT).

Sedangkan Hubungan Dioda di Dalam Rangkaian Listrik adalah:

a. Sebagai penyearah, untuk dioda bridge


b. Sebagai penstabil tegangan (voltage regulator), untuk dioda zener
c. Pengaman / sekering
d. Sebagai rangkaian clipper, yaitu untuk memangkas / membuang level
sinyal yang ada di atas atau di bawah level tegangan tertentu.
e. Sebagai rangkaian clamper, yaitu untuk menambahkan komponen DC
kepada suatu sinyal AC
f. Sebagai pengganda tegangan.
g. Sebagai indikator, untuk LED (light emiting diode)
h. Sebagai sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power amplifier
i. Sebagai sensor cahaya, untuk dioda photo
j. Sebagai rangkaian VCO (voltage controlled oscilator), untuk dioda
varactor

3.BAHAN PEMBUATAN DIODA

27

Telah dijelaskan diatas bahwa Dioda termasuk komponen semikonduktor,


maka dari itu Dioda terbuat dari bahan-bahan yang bisa mengalirkan arus listrik
tetapi juga bisa menghambat aliran listrik.

4.KARAKTERISTIK DIODA
1. Bias Maju Dioda

Adalah cara pemberian tegangan luar ke terminal diode. Jika anoda


dihubungkan dengan kutub positif batere, dan katoda dihubungkan dengan
kutub negative batere, maka keadaan diode ini disebut bias maju (forward
bias). Aliran arus dari anoda menuju katoda, dan aksinya sama dengan
rangkaian tertutup. Pada kondisi bias ini akan terjadi aliran arus dengan
ketentuan beda tegangan yang diberikan ke diode dan akan selalu positif.

2. Bias Mundur Dioda

Sebaliknya bila anoda diberi tegangan negative dan katoda diberi


tegangan positif, arus yang mengalir jauh lebih kecil dari pada kondisi bias
maju. Bias ini dinamakan bias mundur (reverse bias) pada arus maju
diperlakukan baterai tegangan yang diberikan dengan tidak terlalu besar
maupun tidak ada peningkatan yang cukup significant.

28

Sebagai karakteristik dioda, pada saat reverse, nilai tahanan diode


tersebut relative sangat besar dan diode ini tidak dapat menghantarkan arus
listrik. Nilai-nilai yang didapat, baik arus maupun tegangan tidak boleh
dilampaui karena akan mengkibatkan rusaknya dioda.

Pengertian Lanjutan

Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi


kecil yang disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat
keseimbangan hole dan elektron. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak
terbentuk hole-hole yang siap menerima elektron sedangkan di sisi N banyak
terdapat elektron-elektron yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias
positif, dengan arti kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N,
maka elektron dari sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di
sisi P. Tentu kalau elektron mengisi hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada
sisi N karena ditinggal elektron. Ini disebut aliran hole dari P menuju N, Kalau
mengunakan terminologi arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi
P ke sisi N.
perhatikan gambar :

29

Sebalikya apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan
memberikan bias negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas
tegangan lebih besar dari sisi P.

Tentu jawabanya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran
hole dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masingmasing tertarik ke arah kutup berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion
layer)

semakin

besar

dan

menghalangi

terjadinya

arus.

Demikianlah sekelumit bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah
saja. Dengan tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor.
Tidak serta merta diatas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt diatas nol
baru bisa terjadi konduksi. Ini disebabkan karena adanya dinding deplesi
(deplesion layer). Untuk dioda yang terbuat dari bahan Silikon tegangan konduksi
adalah diatas 0.7 volt. Kira-kira 0.2 volt batas minimum untuk dioda yang terbuat
dari bahan Germanium.

Gb.grafik arus dioda

30

Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun
memang ada batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi
breakdown, dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terbentuk
di lapisan deplesi.Sementara masih tentang dioda, sekarang tipe dioda yang lain,
yaitu dioda zener.Dioda biasa bekerja pada daerah kanan (forward bias); tetapi
ketika dioda digunakan pada daerah kiri (reverse bias) pada suatu saat tercapai
keadaan ketika tegangan hampir konstan untuk arus hampir berapapun ! Inilah
yang menjadi prinsip kerja dioda zener sebagai penstabil tegangan. Yakni
"berapapun" (dalam batas kemampuan zener) beban/arus yang ditarik dari
rangkaian, maka tegangan akan hampir konstan (hampir tidak ada jatuh tegangan /
voltage drop).

Gb.grafik arus diode zener

dioda biasa bekerja pada daerah kanan (forward bias); tetapi ketika dioda
digunakan pada daerah kiri (reverse bias) pada suatu saat tercapai keadaan ketika
tegangan hampir konstan untuk arus hampir berapapun ! Inilah yang menjadi
prinsip kerja dioda zener sebagai penstabil tegangan. Yakni "berapapun" (dalam
batas kemampuan zener) beban/arus yang ditarik dari rangkaian, maka tegangan
akan hampir konstan (hampir tidak ada jatuh tegangan / voltage drop).karena
bekerja dalam reverse bias, maka simbol untuk dioda zener ialah mirip dengan
dioda biasa tetapi dibalik, untuk membedakan dengan dioda biasa, garisnya dibuat
agak "bagus dalam manufakturnya, tegangan breakdown ini bisa divariasikan,
ada yang 3.0V, 5.1V, 12V, d.l.l.

31

5. JENIS DIODA

1.

Dioda standar

Dioda jenis ini ada dua macam yaitu silikon dan germanium. Dioda
silikon mempunyai tegangan maju 0.6 V sedangkan dioda germanium 0.3
V. Dioda jenis ini mempunyai beberapa batasan tertentu tergantung
spesifikasi. Batasan batasan itu seperti batasan tegangan reverse,
frekuensi, arus, dan suhu. Tegangan maju dari dioda akan turun 0.025 V
setiap kenaikan 1 derajat dari suhu normal.

Sesuai karakteristiknya dioda ini bisa dipakai untuk fungsi-fungsi


sebagai berikut:
1. Penyearah sinyal AC
32

2. Pemotong level
3. Sensor suhu
4. Penurun tegangan
5. Pengaman polaritas terbalik pada DC input
Contoh dioda jenis ini adalah 1N400x (1A), 1N5392 (1.5A), dan
1N4148 (500mA).

2.

LED (light emiting diode)

Dioda jenis ini mempunyai lapisan fosfor yang bisa memancarkan


cahaya saat diberi polaritas pada kedua kutubnya. LED mempunyai
batasan arus maksimal yang mengalir melaluinya. Diatas nilai tersebut
dipastikan umur led tidak lama. Jenis led ditentukan oleh cahaya yang
dipancarkan. Seperti led merah, hijau, biru, kuning, oranye, infra merah
dan laser diode. Selain sebagai indikator beberapa LED mempunyai fungsi
khusus seperti LED inframerah yang dipakai untuk transmisi pada sistem
remote control dan opto sensor juga laser diode yang dipakai untuk optical
pick-up pada sistem CD. Dioda jenis ini dibias maju (forward).

3. Dioda Zener

33

Fungsi dari dioda zener adalah sebagai penstabil tegangan. Selain


itu dioda zener juga dapat dipakai sebagai pembatas tegangan pada level
tertentu untuk keamanan rangkaian. Karena kemampuan arusnya yang
kecil maka pada penggunaan dioda zener sebagai penstabil tegangan untuk
arus besar diperlukan sebuah buffer arus. Dioda zener dibias mundur
(reverse).

4. Dioda photo

Dioda photo merupakan jenis komponen peka cahaya. Dioda ini


akan menghantar jika ada cahaya yang mauk dengan intensitas tertentu.
aplikasi dioda photo banyak pada sistem sensor cahaya (optical). Contoh :
pada optocoupler dan optical pick-up pada sistem CD. Dioda photo dibias
maju (forward).
5. Dioda varactor

Kelebihan dari dioda ini adalah mampu menghasilkan nilai


kapasitansi tertentu sesuai dengan besar tegangan yang diberikan
kepadanya. Dengan dioda ini maka sistem penalaan digital pada sistem
transmisi frekuensi tinggi mengalami kemajuan pesat, seperti pada radio
dan televisi. Contoh sistem penalaan dengan dioda ini adalah dengan
sistem PLL (Phase lock loop), yaitu mengoreksi oscilator dengan
membaca penyimpangan frekuensinya untuk kemudian diolah menjadi
tegangan koreksi untuk oscilator. Dioda varactor dibias revers

6. PRINSIP KERJA DIODA


34

Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah.


Penyearah digunakan untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak-balik.
Arus atau tegangan tersebut harus benar-benar rata tidak boleh berdenyut-denyut
agar tidak menimbulkan gangguan bagi peralatan yang dicatu.
Dioda semikonduktor hanya dapat melewatkan arus pada satu arah saja,
yaitu pada saat dioda memperoleh catu arah/bias maju (forward bias). Karena di
dalam dioda terdapat junction (pertemuan) dimana daerah semikonduktor type-p
dan semi konduktor type-n bertemu. Pada kondisi ini dioda dikatakan bahwa
dioda dalam keadaan konduksi atau menghantar dan mempunyai tahanan dalam
dioda relative kecil. Sedangkan bila dioda diberi catu arah/bias mundur (Reverse
bias) maka dioda tidak bekerja dan pada kondisi ini dioda mempunyai tahanan
dalam yang tinggi sehingga arus sulit mengalir. Apabila dioda silicon dialiri arus
AC, maka yang mangalir hanya satu arah saja sehingga arus output dioda berupa
arus DC. Dari kondisi tersebut maka dioda hanya digunakan pada beberapa
pemakaian saja antara lain sebagai penyearah setengah gelombang (Half Wave
Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full Wave Rectifier), rangkaian
pemotong (Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun pengganda tegangan
(Voltage Multiplier).

D.TRANSISTOR
1. PENGERTIAN TRANSISTOR
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung(switching), stabilitas tegangan,
modulasi sinyal atau dapat menyimpan muatan listrik. Terbuat dari 2 buah plat
metal yang dipisahkan oleh suatu bahan electric yang digunakan untuk
menghambat aluran aliran arus antar platnya. Transistor dapat berfungsi sebagai
semacam kran listrik dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan
inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari
sirkuit/lintasan sumber listriknya. Pada umumnya Transistor memiliki tiga
terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus
yang lebih besar melaui dua terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang
35

sangat penting dalam dunia Elektronika modern. Dalam rangkaian Analog,


Transistor digunakan dalam Amplifier (penguat). Rangkaian Analog meliputi:
Pengeras suara, Sumber listrik stabil, dan Penguat sinyal radio. Dalam rangkaianangkaian digital, Transistordigunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi.
Beberapa Transistor juga dapat dirangkai sedemikiaqn rupa sehingga berfungsi
sebagai logic gate dan komponenkomponen lainnya.
Simbol Komponen Transistor
Transistor NPN

Transistor PNP

Transistor Darlington

Fungsi Komponen Transistor


Arus listrik akan mengalir (EC) ketika basis (B)
diberi positif
Arus listrik akan mengalir (CE) ketika basis (B)
diberi negatif
Gabungan dari dua transistor Bipolar untuk
meningkatkan penguatan

Transistor JFET-N

Field Effect Transistor kanal N

Transistor JFET-P

Field Effect Transistor kanal P

Transistor NMOS

Transistor MOSFET kanal N

Transistor PMOS

Transistor MOSFET kanal P

2.BAHAN PEMBUAT TRANSISTOR


BJT terdiri dari tiga daerah semikonduktor yang berbedapengotorannya,
yaitu daerah emitor ,daerah basis dan daerah kolektor.Daerah-daerah tersebut
adalah tipe-p,tipe-n dan tipe-p pada transistor PNP,dan tipe-n, tipe-p dan tipe-n
padatransistor NPN.Setiap daerahsemikonduktor disambungkan kesaluran yang
juga dinamai emitor (E),basis (B) dan kolektor (C).Basissecara fisik terletak di
antara emitordan kolektor, dan dibuat dari bahansemikonduktor terkotori

36

ringanresistivitas tinggi.Kolektormengelilingi daerah emitor, membuathampir


tidak mungkin untukmengumpulkan elektron yangdiinjeksikan ke daerah basis
untukmelarikan diri, membuat harga sangat dekat ke satu, dan jugamemberikan
yang lebih besar.Irisandari BJT menunjukkan bahwapertemuan kolektor-basis
jauh lebihbesar dari pertemuan kolektor-basis.
Transistor
karenabiasanya

pertemuan

dwikutub

bukan

merupakan

denganmempertukarkan

kolektor

tidakseperti

transistor

lainnya

perantisimetris.Ini

dan

emitormembuat

berarti
transistor

meninggalkanmoda aktif-maju dan mulai beroperasipada moda terbalik.Karena


strukturinternal

transistor

dioptimalkan

untukoperasi

moda

aktif-

maju,mempertukarkan kolektor dan emitormembuat harga dan pada


operasimundur jauh lebih kecil dari hargaoperasi maju, seringkali bahkankurang
dari 0.5.Transistor-transistor awaldibuat dari germanium tetapi hampirsemua BJT
modern dibuat dari silikon.Beberapa transistor juga dibuat darigalium arsenid,
terutama

untukpenggunaan

digunakanadalah

kecepatan

silikon-germanium

tinggi.HBT

yang

danaluminium

paling
arsenid,

sering
tetapi

jenissemikonduktor lain juga bisadigunakan untuk struktur HBT.Struktur HBT


biasanya dibuat denganteknik epitaksi, seperti epitaksi faseuap logam-organik dan
epitaksi sinarmolekuler.

3.GAMBAR DAN BAGAN TRANSISTOR

Bentuk Fisik gambar Transistor

37

Transistor PNP dan Simbol

Transistor NPN dan Simbol

4.FUNGSI TRANSISTOR DALAM RANGKAIAN ELEKTRONIKA


Fungsi Transistor dalam suaturangkaian elektronika , terutamadalam
sebuah sirkuit atau jalan sebuahrangkaian. Secara keseluruhan fungsitransistor
hanya sebagai jangkardalam suatu komponen.Transistormerupakan komponen
elektronika yangmemiliki 3 kaki,di mana dari masingmasing kaki di beri nama
dengan basis(B), colector (C) dan emitor (E).Transistor adalah sebuah
alatsemikonduktor yang bisa di pakaisebagai penguat, sebagai sirkuitpemutus dan
penyambung tegangan(switching), stabilisasi tegangan,modulasi sinyal dan
sebagai fungsilainnya. Transistor sendiri juga dapatkita jadikan semacam kran
listrik , dimana berdasarkan arus inputnya (BJT)atau tegangan inputnya (FET)
dapatmemungkinkan

pengaliran

arus

listrikyang

sangat

akurat

dari

sumberlistriknya.
Fungsi transistor juga dapat kitabedakan menjadi 2 bagian, yaitutransistor
bagian PNP dan transistorbagian NPN. Untuk dapat membedakanantara transistor
PNP dan transistorNPN dapat kita lihat dari arah panahpada kaki emitornya.

38

Contohnya adalahtransistor PNP yang anak panahnyamengarah ke dalam dan


transistor NPNarah panahnya mengarah ke luar.Fungsi transistor memang
sangatpenting dalam dunia elektronikamodern.Khususnya dalam rangkaiananalog,
di mana transistor di gunakandalam amplifier atau penguat.Di dalamrangkaian
analog meliputi pengerassuara, sumber listrik stabil dan jugapenguat sinyal
radio.Sedangkan

dalam

rangkaian

digital,transistor

banyak

di

gunakan

sebagaisaklar yang memiliki kecepatan tinggi.Dari beberapa transistor juga dapat


kita rangkai sedemikian rupa sehinggasebuah transistor yang kita rangkaitadi
berfungsi sebagai logic gate,memory dan komponen komponenlainnya.Cara kerja
transistor sangat berbedadengan komponen penguat lainnya,seperti tabung
elektronik yangkemampuannya dapat berkembangsecara berkala tergantung dari
bentukfisik yang di miliki oleh transistor itusendiri.Itu sebabnya transistormenjadi
pilihan utama para penghobielektronika dalam menyusun konseprangkaian.

5.HUBUNGAN TRANSISTOR DALAM RANGKAIAN ELEKTRONIKA

a. Rangkaian Penguat Emitor Bersama (Common Emiter)

Beberapa rumus praktis pada rangkaian Emitor Bersama:


Penguatan tegangan tanpa C3 : AV =RC/RE Penguatan tegangan
dengan C3 : AV =RC/RE Penguatan arus : Ai = R2/RE Impedansi
keluaran : Zo = RC Impedansi masukan tanpa C3 : Zi =

39

R1//R2//Zib dengan Zib = hfe (rE+re) Impedansi masukan dengan


C3 : Zi = R1//R2//Zib dengan Zib = hfe. re
b. Penguat Kolektor Bersama (Common Collector)
Penguat Kolektor Bersama biasanya dipakai sebagai
transformator impedansi, karena impedansi masukannya tinggi,
sedangkan impedansi keluarannya rendah.Penguat ini lebih unggul
dibanding transformator biasa dalam dua hal, pertama, tanggapan
frekuensinya lebar, dan kedua, ada penguatan daya.
c. Rangkaian Penguat Kolektor Bersama (Common Collector)

Beberapa rumus praktis pada rangkaian Kolektor Bersama :


Penguatan tegangan AV = rE/(rE+re) 1 (sebab rE >> re)
Penguatan arus

: Ai = hfe Impedansi keluaran : Zo = re

Impedansi masukan : Zi = R1//R2//Zib dengan Zib = hfe. re


d. Penguat Basis Bersama (Common Base)
Penguat Basis Bersama sedikit terapannya dalam teknik
frekuensi rendah, karena impedansi masukannya yang begitu
rendah akan membebani sumber sinyal. Penguat ini kadang
diterapkan dalam penguat untuk frekuensi tinggi (di atas 10 MHz),
dimana lazimnya sumber sinyalnya berimpedansi rendah.

40

e. Rangkaian Penguat Tungggal Basis (Common Base)

Beberapa rumus praktis pada rangkaian Basis Bersama :


Penguatan tegangan : Av = rC/re Penguatan arus

: Ai = hfe

Impedansi keluaran : Zo = rE Impedansi masukan : Zi = RE // re


re (karena RE >> re)
6.JENIS-JENIS TRANSISTOR
a. Uni Junktion Transistor (UJT)
Uni Junktion Transistor (UJT) adalah transistor yang mempunyai
satu kaki emitor dan dua basis. Kegunaan transistor ini adalah terutama
untuk switch elektronis. Ada Dua jenis UJT ialah UJT Kanal N dan UJT
Kanal P.

Simbol dan gambar transistor type UJT

41

b. Field Effect Transistor (FET)


Beberapa Kelebihan FET dibandingkan dengan transistor biasa
ialah antara lain penguatannya yang besar, serta desah yang rendah.
Karena harga FET yang lebih tinggi dari transistor, maka hanya digunakan
pada bagian-bagian yang memang memerlukan.
Bentuk fisik FET ada berbagai macam yang mirip dengan
transistor. Jenis FET ada dua yaitu Kanal N dan Kanal P. Kecuali itu
terdapat pula macam FET ialah Junktion FET (JFET) dan Metal Oxide
Semiconductor FET(MOSFET).

Simbol dan gambar transistor type FET

c. MOSFET
MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) adalah suatu jenis
FET yang mempunyai satu Drain, satu Source dan satu atau dua Gate.
MOSFET mempunyai input impedance yang sangat tinggi. Mengingat
harga yang cukup tinggi, maka MOSFET hanya digunakan pada bagian
bagian

yang

benar-benar

memerlukannya.Penggunaannya

misalnya

sebagai RF amplifier pada receiver untuk memperoleh amplifikasi yang


tinggi dengan desah yang rendah.
Dalam pengemasan dan perakitan dengan menggunakan MOSFET
perlu

diperhatiakan

bahwa

komponen

ini

tidak

tahan

terhadap

elektrostatik, mengemasnya menggunakan kertas timah, pematriannya


menggunakan jenis solder yang khusus untuk pematrian MOSFET. Seperti
42

halnya pada FET, terdapat dua macam MOSFET ialah Kanal P dan Kanal
N.

Simbol dan gambar transistor type MOSFET

E.KONDENSATOR
1.PENGERTIAN KONDENSATOR

Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang
dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan

43

ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan


yang disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator disebut juga sebagai
"kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini
Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk
menyimpan arus listrik dalam bentuk muatan, selain itu kapasitor juga dapat
digunakan sebagai penyaring frekuensi. Kapasitas untuk menyimpan kemampuan
kapasitor dalam muatan listrik disebut Farad (F) sedangkan simbol dari kapasitor
adalah C (kapasitor). sebuah kapasitor pada dasarnya terbuat dari dua buah
lempengan logam yang saling sejajar satu sama lain dan diantara kedua logam
tersebut terdapat bahan isolator yang sering disebut dielektrik.
Bahan dielektrik tersebut dapat mempengaruhi nilai dari kapasitansi
kapasitor tersebut. adapun bahan dielektrik yang paling sering dipakai adalah
keramik, kertas, udara, metal film dan lain-lain. Kapasitor sering juga disebut
sebagai kondensator. Kapasitor memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran,
tergantung dari kapasitas, tegangan kerja, dan lain sebagainya.
Suatu kapasitor mempunyai satuan yaitu Farad (F), yang menemukan
adalah Michael Faraday(1791-1867) pada dasarnya kapasitor dibagi menjadi 2
bagian yaitu kapasitor Polar dan Non Polar, berikut penjelasanya :

1. Kapasitor Polar adalah kapasitor yang kedua kutubnya mempunyai


polaritas positif dan negatif, biasanya kapasitor Polar bahan dielektriknya
terbuat dari elketrolit dan biasanya kapasitor ini mempnyai nilai
kapasitansi yang besar dibandingkan dengan kapasitor yang menggunakan
bahan dielektrik kertas atau mika atau keramik.Lihat pada gambar di
bawah.
2. Kapasitor Non Polar adalah kapasitor yang yang pada kutubnya tidak
mempunyai polaritas artinya pada kutup kutupnya dapat dipakai secara
berbalik. biasanya kapasitor ini mempunyai nilai kapasitansi yang kecil
dan bahan dielektriknya terbuat dari keramik, mika dll.

44

Desain kapasitor, baik polar maupun nonpolar, ada dua bentuk, yaitu aksial dan
radial. Contoh bentuk kapasitor aksial dan radial ditunjukan pada gambar
(perhatikan posisi kaki kakinya

Simbol Komponen Condensator

Condensator Bipolar

Fungsi Komponen
Condensator
Berfungsi untuk
menyimpan arus listrik

Condensator Nonpolar

Condensator Bipolar

Kapasitor berpolar

sementara waktu
Electrolytic Condensator
(ELCO)
Electrolytic Condensator
(ELCO)
Condensator yang nilai

Kapasitor Variable

kapasitansinya dapat
diatur

45

Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu Farad = 9 x 1011 cm yang artinya
luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 Farad sama dengan 106 mikroFarad
(F), jadi 1 F = 9 x 105 cm.
Satuan-satuan sentimeter persegi (cm) jarang sekali digunakan karena kurang
praktis, satuan yang banyak digunakan adalah:

1 Farad = 1.000.000 F (mikro Farad)

1 F = 1.000.000 pF (piko Farad)

1 F = 1.000 nF (nano Farad)

1 nF = 1.000 pF (piko Farad)

1 pF = 1.000 F (mikro-mikro Farad)

2.FUNGSI KONDENSATOR
Fungsi kapasitor pada rangkaian elektronika biasanya adalah sebagai
berikut:
a. Kapasitor sebagai kopling, dilihat dari sifat dasar kapasitor yaitu dapat
dilalui arus ac dan tidak dapat dilalui arus dc dapat dimanfaatkan untuk
memisahkan 2 buah rangkaian yang saling tidak berhubungan secara dc
tetapi masih berhubungan secara ac(signal), artinya sebuah kapasitor
berfungsi sebagai kopling atau penghubng antara 2 rangkaian yang
berbeda.
b. Kapasitor berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian power supply,
yang saya maksud disini adalah kapasitor sebagai ripple filter, disini sifat
dasar kapasitor yaitu dapat menyimpan muatan listrik yang berfungsi
untuk memotong tegangan ripple.
c. Kapasitor sebagai penggeser fasa.
d. Kapasitor sebagai pembangkit frekuensi pada rangkaian oscilator.
e. Kapasitor digunakan juga untuk mencegah percikan bunga api pada
sebuah saklar.

3.CARA KERJA KONDENSATOR

46

Cara kerja kapasitor dalam sebuah rangkaian adalah dengan mengalirkan


elektron menuju kapasitor. Pada saat kapasitor sudah di penuhi dengan elektron,
tegangan akan mengalami perubahan. Selanjutnya, elektron akan keluar dari
sebuah kapasitor dan mengalir menuju rangkaian yang membutuhkannya. Dengan
begitu, kapasitor akan membangkitkan reaktif suatu rangkaian.
Kapasitansi
Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk
dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1
coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat
bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan
tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan
rumus dapat ditulis :
Q = CV .(1)

Dimana :

Q = muatan elektron dalam C (coulombs)


C = nilai kapasitansi dalam F (farads)
V = besar tegangan dalam V (volt)

Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas


area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan
konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumusan dapat ditulis sebagai berikut :

C = (8.85 x 10-12) (k A/t) ...(2)

47

Memperbesar Kapasitansi Kapasitor


a. Memperbesar luas pelat
Agar ukuran kapasitor tidak terlalu besar maka kedua pelat dibatasi
dengan lapisan tipis isolator.
b. Memperkecil jarak antar pelat
Kapasitansi dapat diperbesar dengan cara ini tetapi , dapat menimbulkan
kebocoran disebabkan jarak antar pelat yang sangatkecil.
c. Menggunakan bahan dielektrik
Bahan dielektrik yang digunakan adalah bahan dengan konstanta dielektrik
tinggi sebagai lapisan pemisah dua pelat

4..RANGKAIAN KONDENSATOR ATAU KAPASITOR


Rangkaian Kapasitor Seri

Kapasitas Ekuivalen Seri

V = q ( 1/C1 + 1/C2 )

Rumus Kapasitas Seri

Kebalikan dari kapasitor ekivalen dari susunan seri kapasitor sama dengan jumlah
kebalikan dari tiap - tiap kapasitas.

48

Rangkaian Kapasitor Paralel

Kapasitas Ekuivalen Paralel

q = ( C1 + C2 ) V

Rumus Kapasitor Paralel

Kapasitas ekivalen dari susunan paralel sama dengan jumlah tiap tiap kapasitas.
Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub
yaitu positif dan negatif serta

memiliki

cairan elektrolit dan

biasanya

berbentuk tabung.
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih
rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya,
kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan
lainnya seperti tablet atau kancing baju.
Adapun cara memperbesar kapasitansi kapasitor atau kondensator dengan jalan:

Menyusunnya berlapis-lapis.

Memperluas permukaan variabel.

Memakai bahan dengan daya tembus besar.

49

Permitivitas Relatif Dielektrik


Dielektrik

Permitivitas

Keramik rugi rendah 7


Keramik k tinggi

50.000

Mika perak

Kertas

Film plastik

2,8

Polikarbonat

2,4

Polistiren

3,3

Poliester

2,3

Polipropilen

Elektrolit aluminium 25
Elektrolit tantalum

35

Wujud dan Macam kondensator

50

1. Wujud dan Macam kondensator


Karakteristik kondensator

Teg
an

Tipe

Jan

Tole

gka

rans

uan

i(%)

ga
n
AC

an
ga
n
DC

perak 10 nF

Keram 5 pF ik

Polyst
yrene

1 uF

(V)

(V)

400 V

10% 250 V 400 V

50 pF

nF

(pp

0,5% -

- 500 1%

suhu

m/C

10 10% 500 V 600 V

5 pF -

isien

lazi

uF

Mika

Koef

lazi

10 nF
Kertas -

Frek

Teg

150 V 500 V

uen
si
pan
cun
g
(M
Hz)

300

0,1

ppm/C MHz

100

10

ppm/C MHz

30

10

ppm/C MHz

-150

10

ppm/C MHz

Su

Res

du

ista

nsi

Sta

ru

boc

bili

gi

ora

tas

n(

0,01 109

lumay
an

0,00 1011

Baik

05

sekali

0,01 108

Baik

0,00 1012

Baik

05

sekali

51

1. Wujud dan Macam kondensator


Karakteristik kondensator

Teg
an

Tipe

Polyes
ter

Jan

Tole

gka

rans

uan

i(%)

ga
n
AC

an
ga
n
DC

olit

1 uF -

alumin 1 F

(V)

(V)

400 V 400 V

600 V 900 V

Terpo
50% larisas 400 V
i

ium

Elektr 1 uF -

10%

(pp

uF

Elektr

suhu

m/C

Polypr 1 nF 5%

isien

lazi

uF

opylen 100

Koef

lazi

100
pF - 2 5%

Frek

Teg

Terpo

60 V

uen
si
pan
cun
g
(M
Hz)

400
ppm/C

170
ppm/C

1500

1 MHz

1 MHz

0,05

ppm/C MHz

500

0,1

Su

Res

du

ista

nsi

Sta

ru

boc

bili

gi

ora

tas

n(

0,00 1011

Cuku

0,00 1010

Cuku

05

0,05 108

0,00

108

Cuku
p

Baik

52

1. Wujud dan Macam kondensator


Karakteristik kondensator

Teg
an

Tipe

olit

Jan

Tole

gka

rans

uan

i(%)

2000

tantal uF

ga
n
AC

Frek

Teg
an

Koef

ga

isien

suhu

DC

si
pan
cun

(pp

lazi

lazi

m/C

(V)

(V)

larisas

uen

g
(M
Hz)

ppm/C MHz

Su

Res

du

ista

nsi

Sta

ru

boc

bili

gi

ora

tas

n(

um

4.JENIS KONDENSATOR ATAU KAPASITOR


a. Kondensator tetap
Kondensator tetap ialah suatu kondensator yang nilainya konstan dan tidak
berubah-ubah. Kondensator tetap ada tiga macam bentuk:
Kondensator keramik (Ceramic Capacitor)
Bentuknya ada yang bulat tipis, ada yang persegi empat
berwarna merah, hijau, coklat dan lain-lain. Dalam pemasangan
di papan

rangkaian(PCB),

boleh

dibolak-balik

karena

tidak

mempunyai kaki positif dan negatif. Mempunyai kapasitas mulai dari


beberapa piko Farad sampai dengan ratusan Nano Farad (nF). Dengan

53

tegangan kerja maksimal 25 volt sampai 100 volt, tetapi ada juga yang
sampai ribuan volt.
Contoh misal pada badannya tertulis = 203, nilai kapasitasnya
= 20.000 pF = 20 nF = 0,02 F.Jika pada badannya tertulis = 502, nilai
kapasitasnya = 5.000 pF = 5 nF = 0,005 F
Kondensator polyester
Pada dasarnya sama saja dengan kondensator keramik begitu
juga cara menghitung nilainya. Bentuknya persegi empat seperti
permen. Biasanya mempunyai warna merah, hijau, coklat dan
sebagainya.
Kondensator kertas
Kondensator kertas ini sering disebut juga kondensator padder.
Misal

pada

radio

dipasang

seri

dari spul osilator ke

variabel

condensator. Nilai kapasitas yang dipakai pada sirkuit oscilator antara


lain:

Kapasitas 200 pF - 500 pF untuk daerah gelombang menengah (Medium


Wave / MW) = 190 meter - 500 meter.

Kapasitas 1.000 pF - 2.200 pF untuk daerah gelombang pendek (Short


Wave / SW) SW 1 = 40 meter - 130 meter.

Kapasitas 2.700 pF - 6.800 pF untuk daerah gelombang SW 1, 2, 3 dan 4,


= 13 meter - 49 meter.

Nilai kapasitasnya ada yang tertulis langsung ada juga ada pula yang memakai
kode warna.
Table Perkalian Kondensator Kertas
Warna Nomor Faktor Perkalian Toleransi Voltase maksimum
Hitam

20%

54

Coklat

101

100V

Merah

102

250V

Jingga

103

250V

Kuning 4

104

400V

Hijau

105

400V

Biru

630V

Ungu

630V

Abu-abu 8

630V

Putih

10%

630V

b.Kondensator elektrolit
Kondensator

elektrolit atau Electrolytic

Condenser (sering

disingkat Elco) adalah kondensatoryang biasanya berbentuk tabung, mempunyai


dua kutub kaki berpolaritas positif dan negatif, ditandai oleh kaki yang panjang
positif sedangkan yang pendek negatif atau yang dekat tandaminus ( - ) adalah
kaki negatif. Nilai kapasitasnya dari 0,47 F (mikroFarad) sampai ribuan
mikroFarad dengan voltase kerja dari beberapa volt hingga ribuan volt.Selain
kondensator elektrolit yang mempunyai polaritas pada kakinya, ada juga
kondensator yang berpolaritas yaitu kondensator solid tantalum.
Kerusakan umum pada kondensator elektrolit di antaranya adalah:

Kering (kapasitasnya berubah)

Konsleting

55

Meledak, yang dikarenakan salah dalam pemberian tegangan positif dan


negatifnya, jika batas maksimum voltase dilampaui juga bisa meledak.

c.Kondensator variabel
Kondensator variabel dan trimmer adalah jenis kondensator yang
kapasitasnya bisa diubah-ubah. Kondensator ini dapat berubah kapasitasnya
karena

secara fisik mempunyai

poros

yang

dapat

diputar

dengan

menggunakan obeng.

Kondensator variabel
variabel terbuat dari logam, mempunyai kapasitas maksimum
sekitar

100

pF

(pikoFarad)

0.0001F).Kondensator

sampai

variabel

500

pF

(100pF

dengan spul antena dan

spul osilator berfungsi sebagai pemilih gelombangfrekuensi tertentu yang


akan ditangkap.

Kondensator trimer
Sedangkan kondensator trimer dipasang paralel dengan variabel
kondensator berfungsi untuk mengatur pemilihan gelombang frekuensi
tersebut.Kondensator trimer mempunyai kapasitas di bawah 100 pF
(pikoFarad).

Kerusakan umumnya terjadi jika:

Korsleting

Setengah korsleting (penangkapan gelombang pemancar menjadi tidak


normal)

F. IC (INTEGRATED CIRCUIT)
1. PENGERTIAN IC (Integrated Circuit)
Integrated Circuit (IC) adalah suatu komponen elektronik yang dibuat dari
bahan semi conductor, dimana IC merupakan gabungan dari beberapa komponen
seperti Resistor, Kapasitor, Dioda dan Transistor yang telah terintegrasi menjadi
56

sebuah rangkaian berbentuk chip kecil, IC digunakan untuk beberapa keperluan


pembuatan peralatan elektronik agar mudah dirangkai menjadi peralatan yang
berukuran relatif kecil.Sebelum adanya IC, hampir seluruh peralatan elektronik
dibuat dari satuan-satuan komponen(individual) yang dihubungkan satu sama
lainnya menggunakan kawat atau kabel, sehingga tampak mempunyai ukuran
besar serta tidak praktis.
IC dapat di definisikan sebagai kumpalan dari beberapa komponen hingga
ribuan komponen elektronika berupa transistor, resistor dan komponen
elektronika yang lain dan membentuk suatu rangkaian elektronika yang
membentuk fungsi elektronika tertentu dan dikemas dalam sebuah kemasan yang
kompak dan kecil dengan pin atau kaki sesuai dengan fungsinya. Kemasan
demikian disebut Integrated Circuit (IC). Sejarah IC (Integrated Circuit) IC
mengkombinasikan tiga komponen elektronik dalam sebuah piringan silikon kecil
yang terbuat dari pasir kuarsa. Para ilmuwan kemudian berhasil memasukkan
lebih banyak komponen-komponen ke dalam suatu chip tunggal yang disebut
semikonduktor. Integrated Circuit (IC) merupakan komponen semikonduktor
yang di dalamnya dapat memuat puluhan, ratusan atau ribuan atau bahkan lebih
komponen dasar elektronik yang terdiri dari sejumlah komponen resistor,
transistor, dioda dan komponen semikonduktor yang lain. Komponen-komponen
yang ada di dalam IC membentuk suatu subsistem terintegrasi (rangkaian terpadu)
yang bekerja untuk suatu keperluan tertentu, namun tidak tertutup kemungkinan
dipergunakan untuk tujuan yang lain. Setiap jenis IC didesain untuk keperluan
khusus sehingga setiap IC akan memiliki rangkaian internal yang beragam. IC
digunakan untuk beberapa keperluan pembuatan peralatan elektronik agar mudah
dirangkai menjadi peralatan yang berukuran relatif kecil.

2.BAHAN PEMBUATAN IC
Susunan Atom SemikonduktorBahan semikonduktor yang banyakdikenal
contohnya

adalah

Silicon

(Si),Germanium

(Ge)

dan

Galium

Arsenida(GaAs).Germanium dahulu adalahbahan satu-satunya yang dikenal


untukmembuat

komponen

semikonduktor.Namun

belakangan,

silikon

57

menjadipopular setelah ditemukan caramengekstrak bahan ini dari alam.Silikon


merupakan bahan terbanyak kedua yang ada dibumi setelah oksigen(O2).Pasir,
kaca dan batu-batuan lainadalah bahan alam yang banyakmengandung unsur
silikon.
Dapatkahanda menghitung jumlah pasir dipantai.Struktur atom kristal
silikon, satuinti atom ( nucleus) masing-masingmemiliki 4 elektron valensi. Ikatan
intiatom yang stabil adalah jika dikelilingioleh 8 elektron, sehingga 4
buahelektron atom kristal tersebutmembentuk ikatan kovalen dengan ion-ion atom
tetangganya. Ikatan kovalen menyebabkan electron tidak dapat berpindah dari
satu intiatom ke inti atom

yang lain. Padakondisi demikian, bahan

semikonduktorbersifat isolator karena tidak adaelektron yang dapat berpindah


untukmenghantarkan listrik.Pada suhukamar, ada beberapa ikatan kovalenyang
lepas karena energi panas,sehingga memungkinkan electron terlepas dari
ikatannya.Namun hanyabeberapa jumlah kecil yang dapatterlepas, sehingga tidak
memungkinkanuntuk menjadi konduktor yang baik.Semikonduktor sangat
berguna dalambidang elektronik, karenakonduktansinya yang dapat diubahubahdengan menyuntikkan materi lain(biasa disebut materi doping)

3.GAMBAR DAN BAGAN IC

58

Gambar IC yang sering dijual dipasaran

4.FUNGSI IC DALAM RANGKAIAN ELEKTRONIKA


Sebelum ditemukannya IC, peralatanElektronik saat itu memakai
TabungVakum

sebagai

olehTransistor

yang

merangkaisebuah

komponen

memiliki

rangkaian

memerlukankomponen

utamanyayang

ukuran

yanglebih

Elektronika

Transistor

dalam

kemudian
kecil.

yangrumit
jumlahyang

digantikan

Tetapi

untuk

dan

kompleks,

banyak

sehingga

59

ukuranperangkat Elektronika yangdihasilkannya pun berukuran besar dankurang


cocok untuk dapat dibawaberpergian (portable).Teknologi IC (Integrated
Circuit)memungkinkan

seorang

perancangRangkaian

Elektronika

untuk

membuatsebuah peralatan Elektronika yanglebih kecil, lebih ringan dengan


hargayang lebih terjangkau.
Konsumsi dayalistrik sebuah IC juga lebih rendahdibanding dengan
Transistor.Olehkarena itu, IC (Integrated Circuit)telah menjadi komponen Utama
padahampir semua peralatan Elektronikayang kita gunakan saat ini.Tanpa adanya
Teknologi IC (IntegratedCircuit) mungkin saat ini kita tidakdapat menikmati
peralatan ElektronikaPortable seperti Handphone, Laptop,MP3 Player, Tablet PC,
Konsol GamePortable, Kamera Digital dan peralatanElektronika lainnya.Aplikasi
dan Fungsi IC (IntegratedCircuit) dalam Rangkaian ElektronikaBerdasarkan
Aplikasi dan Fungsinya, IC(Integrated Circuit) dapat dibedakanmenjadi Linear
IC, Digital IC dan jugagabungan dari keduanya.IC LinearIC Linear atau disebut
juga dengan ICAnalog adalah IC yang pada umumnyaberfungsi sebagai :
1. Penguat Daya (Power Amplifier)
2. Penguat Sinyal (Signal Amplifier)
3. Penguat Operasional (OperationalAmplifier / Op Amp)
4. Penguat Sinyal Mikro (MicrowaveAmplifier)
5. Penguat RF dan IF (RF and IFAmplifier)
6. Voltage Comparator
7. Multiplier
8. Penerima Frekuensi Radio (RadioReceiver)
9. Regulator Tegangan (VoltageRegulator)
5.HUBUNGAN IC DALAM RANGKAIAN ELEKTRONIKA

60

IC mengkombinasikan tiga komponen elektronik dalam sebuah piringan


silikon kecil yang terbuat dari pasir kuarsa. Para ilmuwan kemudian berhasil
memasukkan lebih banyak komponen-komponen ke dalam suatu chip tunggal
yang disebut semikonduktor. Integrated Circuit (IC) merupakan komponen
semikonduktor yang di dalamnya dapat memuat puluhan, ratusan atau ribuan atau
bahkan lebih komponen dasar elektronik yang terdiri dari sejumlah komponen
resistor, transistor, dioda dan komponen semikonduktor yang lain. Komponenkomponen yang ada di dalam IC membentuk suatu subsistem terintegrasi
(rangkaian terpadu) yang bekerja untuk suatu keperluan tertentu, namun tidak
tertutup kemungkinan dipergunakan untuk tujuan yang lain. Setiap jenis IC
didesain untuk keperluan khusus sehingga setiap IC akan memiliki rangkaian
internal yang beragam.

6.JENIS JENIS IC
a. IC Monolitik
Yaitu IC yang berdiri sendiri artinya dalam satu IC monolitik ini
hanya menjalankan/mengatur satu blok rangkaian saja dan tidak tergabung
dengan IC yang lain. Umumnya IC monolitik ini biasanya kebanyakan
didapati pada radio dan televise.Contohnya : IC AN 7812, AN 7805, SN
7400, 7411 dan lain-lain.
b. IC Hybrid
Yaitu gabungan dari beberapa IC atau dengan kata lain IC yang
terkumpul. Dalam satu PCB (papan rangkaian) Umumya IC Hybrid ini
terdapat pada komputer.
Dalam beberapa rangkaian yang besar dapat diintegrasikan
menjadi satu dan dikemas dalam kemasan yang kecil.Sementara satu IC
yang kecil dapat membuat ratusan hingga ribuan komputer.Berikut
dibawah ini satu gambar IC yang bentuknya seperti transistor.

61

Bentuk IC yang menyerupai sisir disebut menyerupai sisir


karena kaki-kakinya hanya satu sisi saja biasa pula IC dinamakan
IC SINGLE INLINE

Bentuk IC yang segiempat dengan kaki-kaki berada pada


keempat sisinya.Bentuk yang seperti ini kebanyakan digunakan
pada CPU komputer salah satu contohnya seperti gambar di bawah
ini.

IC yang kaki-kakinya hanya pada dua sisinya saja


atau biasa disebut Dual Line (DIL).
Salah satu contohnya seperti gambar dibawah ini.

62

IC yang berbentuk bulat dan dual in line, kaki-kakinya


diberi nomor urut untuk dengan urutan sesuai arah jarum jam, kaki
nomor satu diberikan tanda titik atau takikan. Setiap IC ditandai
dengan nomor type, Nomor ini menunjukkan jenis IC, jadi jika
nomornya sama misalnya IC SN 7400 dengan IC HD 7400 dan
sebagainya.

63

BAB III
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN REGULATOR

Tegangan yang dihasilkan oleh alternator bervariasi tergantung dari


kecepatan putaran dan banyaknya beban. Sehingga bisa menimbulkan kerusakan
pada komponen kelistrikan pada mobil akibat tegangan yang tidak tetap / naikturun. Untuk itulah digunakan regulator yang berfungsi untuk menjaga tegangan
out-put alternator tetap konstan.Tegangan listrik dar alternator tidak selalu
konstan hasilnya, karena hasil listrik alternator tergantung kecepatan putaran
mesin. Fungsi regulator adalah mengatur besarnya arsu listrik yang masuk
kedalam rotor coil sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator
tetap/konstan menurut harga yag ditentukan walaupun kecepatannya berubahubah, selain itu juga berfungsi untuk mematikan tanda dari lampu pengisian,
lampu ini akan otomatis mati apabila alternator sudha menghasilkan arus listrik.
Rotor berfungsi sebagai magnet.Adapun magnet yang dihasilkan adalah
magnet listrik,maka dengan menambah atau mengurangi arus listrik yang masuk
ke rotor koil akan mempengaruhi daya magnet tersebut.sehingga hasil pada stator
koilpun akan terpengaruh.Jadi hasil alternator sangat dipengaruhi oleh oleh
adanya arus listrik yang masuk ke rotor koil.

64

REGULATOR

ALTERNATOR

BATERAI

Gambar diatas memperlihatkan hubungan fungsi dari regulator, alternator


dan baterai. Apabila alternator tidak menghasilkan listrik,maka hanya dari baterai
saja untuk mengatasi kebutuhan kelistrikan,bila hal ini terjadi maka regulator akan
bekerja memberi tanda pada pengemudi(lampuCHG)
2. FUNGSI REGULATOR
Fungsi dari regulator adalah
Mengatur besar arus listrik yang masuk kedalam rotor coil sehingga
tegangan yang dihasilkan alternator tetap konstan (sama) menurut harga
yang ditentukan meskipun putarannya berubah-ubah.
Selain daripada itu regulator juga berfungsi untuk mematikan tanda dari
lampu pengisian yang secara otomatis mati apabila alternator sudah
menghasilkan arus listrik.
Fungsi regulator juga mengatur agar altenator berhenti mengisi accu bila
accu sudah penuh dan mengisi kembali begitu tegangan pada accu
menurun

3. JENIS REGULATOR
Regulator ada dua jenis yaitu regulator tipe kontak point dan regulator tipe IC.
a. Regulator Tipe Kontak Point

65

Yaitu memanfaatkan kontak point yang mengikuti voltage regulator


dan voltage relay. Voltage regulator dan voltage relay merupakan
kumparan yang akan menghasilkan kemagnetan jika di aliri listrik,
selanjutnya kemagnetan tersebut akan menggerakkan kontak point.
Komponen Regulator Tipe Kontak Poin
Regulator tipe kontak point terdiri dari :

Voltage regulator yang berfungsi untuk menjaga tegangan output


alternator tetap konstan.

Voltage relay yang berfungsi untuk mematikan lampu CHG dan


meng-hubungkan arus ke voltage regulator.

b. regulator tipe IC
untuk regulator tipe ini biasanya dipakai pada mobil keluaran baru.
Regulator tipe ini sudah bekerja secara elektronik sehingga lebih awet,
keuntungan yang lain dengan menggunakan regulator tipe IC ini adalah
regulator tipe point terpisah dengan alternator sedangkan tipe IC melakat
pada badan alternator.
Adapun ciri-ciri IC Regulator yang dibuat jadi satu dengan
alternator adalah sebagai berikut:

66

ukuran kecil dan outputnya tinggi

tidak perlu diperlukan penyetelan voltage(tegangan)

mempunyai sifat kompensasi tempertur untuk kontrol tegangan


yang dimiliki untuk pengisian baterai dan suplai ke lampu-lampu.

Tahan terhadap getaran tinggi dan tahan lama.Sebab IC regulator


tidak mempunyai parts yang bergerak.

Kelebihan regulator tipe IC

Rentang tegangan outputnya lebih sempit dan variasi tegangan outputnya


dalam waktu singkat.

Tahan terhadap getaran dan dapat digunakan dalam waktu lama karena
tidak banyak bagian-bagian yang bergerak.

Kerena tegangan outputnya rendah suhunya naik, pengisian baterai dapat


dilakukan dengan baik.
Kekurangan dari regulator tipe IC

Mudah terpengaruh oleh tegangan dan suhu tidak wajar.

4. APLIKASI DALAM SISTEM PENGISIAN

67

Pada rangkaian tersebut di atas regulator terdiri dari dua bagian yaitu
bagian regulator tegangan dan relai tegangan (relai lampu pengisian). Relai
tegangan bekerja berdasarkan tegangan dari terminal Neutral (N) yang berfungsi
untuk memutuskan hubungan masa lampu kontrol dan menghubungkan tegangan
sinyal regulasi dari B+ alternator.
Gambar diatas menunjukan rangkaian dari sistem pengisian yang memakai
regulator tipe dua kontak.Kebutuhan tenaga untuk menghasilkan medan magnet
pada rotor alternator disuplai dari terminal F.Arus ini diatur dalam arti ditambah
atau dikurangi oleh regulator sesuai dengan tegangan terminal B.Listrik dihasilkan
oleh stator alternator yang disuplai dari terminal B,dan dipakai untuk mensuplai
kembali beban-beban yang terjadi pada lampu-lampu besar,wipers,radio dan lainlain dalam penambahan untuk mengisi kembali baterai.Lampu pengisian akan
menyala ,bila alternator tidak mengirimkan jumlah listrik yang normal.Hal
tersebut terjadi apabila tegangan dari terminal N alternator kurang dari jumlah
yang ditentukan.
Seperti yang ditunjukan pada gambar diatas,bila sekering terminal IG
diputus,listrik tidak akan mengalir ke rotor dan akibatnya alternator tidak
membangkitkan listrik.Walaupun sekering CHG putus alternator akan berfungsi
.Hal tersebut dapat dibuktikan dengan bantuan sirkuit pengisian sebagai berikut:
A. Cara kerja pada saat kunci kontak ON dan mesin mati

68

Bila KK diputar pada posisi ON, arus dari battry akan mengalir ke rotor
dan merangsang rotor coil. Pada waktu yaang sama, arus battry juga mengalir ke
lampu pengisian (CHG) dan akibaatnya lampu jaadi menyala (ON).
Secara keseluruhan mengalirnya arus listrik sebagai berikut:
a. Arus yang ke field coil
Terminal (+) battrey
sekring -

- fusibel link -

kunci kontak (IG switch) -

terminal IG regulator - poin PL1

poin PL0

terminal F

regulator - terminal F altenator - brush - slip ring - rotor coil - brush


- terminal E alternator - massa - body.
Akibatnya rotor terangsang dan timbul kemagneten yang seharusnya arus
ini disebut arus medan (field corrent).

b. Arus ke lampu charge


Terminal (+) bateray - fusibel link - kunci kontak IG (IG switch sekring)
- lampu CHG - terminal L regulator - titik kontak P0 - titik kontak P1

terminal E regulator - massa bodi.


Akibatnya lampu change akan menyala.

69

B.Cara kerja mesin dari kecepatan rendah ke kecepatan sedang.


Sudah mesin hidup dan rotor berputar, tegangan/ voltage dibangkitkan
dalam stator coil, dan tegangan neutral dipergunakan untuk voltage relay.karena
itu lampu change jadi mati. Pada waktu yang sama tegangan yang dikeluarkan
beraksi pada voltage regulator. Arus medan (field corrent) yang ke rotor dikontrol
dan disesuaikan dengan tegangan yang dikeluarkan terminal B yang beraksi pada
voltage regulator. Deminkian salah satu arus medan akan lewat menembus arus
tidak menembus R, tergantung pada keadaan tititk control PL0.

Catatan:
Bila gerakan P0 dari voltage relay, membuat hhubungan dengan titik kontak P2.
Maka pada sirkuit sesudah dan sebelum lampu pengisian teganganya sama.
Sehingga arus tidak mengalir ke lampu dan akhirnya lampu mati. Untuk jelasnya
aliran arus pada masing-masing pristiwa sebagai berikut:
a) Tegangan neutral
Terminal N alternator - terminal N regulator - magnet coil dari voltage
relay - terminla E regulator - massa body.

70

Akibatnya pada magnet coil dari voltage relayakan terjadi kemagnetan dan
dapat menarik titik P0 dari P1 dan selanjutnya P0 akan bersatu dengan P2
dengan demikian lampu pengisian jadi mati.

b) Tegangan yang keluar (output voltage)


Terminal B alternator - terminal B regulator - titik kontak P2
kontak P0

titik

maagnet coil dari voltage regulator - terminal ER regulator -

massa body.
Akibatnya pada coil voltage regulator timbul kemagnetan yang dapat
mempengaruhi posisi dari titik kontak (point) PL0.
Dalam hal ini PL0 akan tertarik dari PL! sehingga pada kecepatan serdang
PL0 akan mengambang (seperti terlihat dalam gambar di atas).

c) Arus yang ke field (field current)


Terminal B altenator - IG switch - fuse - teminal IG regulator - poin
PL1 - poin PL0 - resistor R - teminal F regulator - terminal F alternator rotor coil - terminal E alternator - massa body.
Dalam hal ini jumlah arus / tegangan Yng masuk rotor coil bias melalui 2
saluran.
Bila kemagnetan di voltage regulator besar dan mampu menarik
PL0 dari PL1, maka arus yang ke rotor coil akan melalui resistor.
Akibatnya arus akan kecil dan kemagnetan yang ditimbulkan rotor
coilpun kecil (berkurang).
Sedangkan kalau kemagnetan pada voltage regulator lemah dan
PL0 tidak tertarik dari PL1 maka arus yang ke rotor coil akan tetap
melalui point PL1 poin PL0. Akibatnya arus tidak melalui resistor
dan arus yang masuk ke rotor coil akan normal kembali.

71

d) Output corrent
Terminal B alternator - batray dan beban - massa body.

C.Cara kerja mesin dari kecepatan sedang ke kecepatan tinggi

Bila putarn mesin bertambah, voltage yang dihasilkan oleh kumparan


stator naik. Dan gaya tarik dari kemagnetankumparan voltageregulator menjadi
lebih kuat.Dengan gaya tarik yang lebih kuat, field current yang ke rotor akan
mengalir terputus-putus (intermittenly). Dengan kata lain, gerakan titik kontak
PL0 dari voltage regulator kadang-kadang membuat hubungan dengan kontak PL2.
Catatan:
Bika gerakan titik kontak PL0 pada pada regulator berhubungan dengan titik
kontak PL2, field current akan dibatasi. Bagaimanapun juga, point P0 dari voltange
relay tidak akan terpisah dari point P2, sebab tegangan neutral terpelihara dalam
sisa flux dari rotor. Aliran arusnya adlah sebagai berikut:
1. Voltage neutral (tegangan netral)

72

Terminal N alternator - terminal N regulator - magnet coil dari voltage


relay - terminal E - regulator - massa body.
Arus ini juga sering disebut neutral voltage.
2. Out put voltage
Terminal B alternator -

terminal B regulator -

point P2

point P0

magnet coil dari N regulator - terminal E regulator.


Inilah yang disebut dengan output voltage
3. Tidak ada arus ke field current
Terminal B alternator - IG switch - fuse - terminal IG regulator resistor - terminal F regulator - terminal F alternator - rotor coil atau - poin PL0

poin P2

ground - terminal E alternator - massa.

Bila arus resistor mengalir terminal F regulator rotor coil massa.


Akibatnya arus yang ke rotor ada. Tapi kalau PL0 nempel PL2 maka arus
mengalir ke massa, sehingga yang ke rotor coil tidak ada.
4. Output current
Terminal B alternator - battray - massa.

5. CARA KERJA REGULATOR


Saat Kecepatan Rendah ke Sedang

73

Saat kecepatan rendah arus yang dihasilkan alternator masih kecil


sehingga yang mengalir ke voltage regulator juga masih ke-cil, sehingga
kemagnetan pada voltage regulator (M) belum mampu menarik P0. Arus yang P0
mengalir ke rotor coil (F) melalui P1
Saat kecepatan mesin naik arus yang dihasilkan alternator juga naik, sehingga yang mengalir ke voltage regulator juga naik, sehingga kemag-netan pada
voltage regulator (M) sudah mampu menarik P0 lepas dari P1.
Arus yang mengalir ke rotor coil (F) melalui tahanan (R), sehingga arus
yang dihasilkan alternator menjadi turun dan menyebabkan kemagnetan pada
voltage regulator (M) turun dan P0 kembali berhubungan dengan P1.

Saat Kecepatan Sedang ke Tinggi

Saat kecepatan sedang, posisi P0 adalah mengambang.


Dengan naiknya putaran maka arus yang dihasilkan alternator besar, se-hingga
arus yang mengalir ke voltage regulator besar, dan kemagnetan pa-da voltage
regulator mampu menarik P0 berhubungan dengan P2 Arus yang mengalir ke
rotor coil (F) menjadi terputus.

74

6. REGULATOR PADA MOBIL


Regulator berfungsi untuk mengontrol tegangan yang dihasilkan pembangkit
listrik, mengontrol arus yang kelua, dan mencegah arus balik dari baterai. Ketiga
fungsi tersebut dilaksanakan oleh tiga buah relai yang ada pada regulatornya,
yaitu voltage regulator , pembatas arus, dan cut out relay.
1. Voltage regulator.
Voltage regulator berfungsi untuk mengontrol listrik yang
dihasilkan agar selalu tetap. Prinsip kerjanya adalah pada saat tegangan
listrik mulai naik dan arus listrik tersebut secara otomatis dialirkan melalui
sebuah tahanan yang dihubungkan seri dengan kumparan medan ( field
coil ) sehingga arus yang masuk ke kmuparan medan dibatasi. Akibatnya
tegangan listrik yang dibangkitkan menjadi turun. Jika tegangan listrik
turun maka secara otomatis arus listrik mengalir melalui tanpa tahanan
yang dihubungkan seri tersebut. Akibatnya tegangan listrik naik kembali.
Naiknya tegangan listrik tersebut dapat diatur dengan menyetel keteganan
pegas dan celah udara pada voltage regulator tersebut. Pegas yang terlalu
kuat mengakibatkan tegangan listrik melebihi ketentuan sedangkan pegas
yang terlalu lemah berakibat tegangan listrik yang dialirkan ke kumparan
medan lebih rendah dari seharusnya. Celah udara yang terlalu besar akan
memperlambat pembukaan kontak pemutusnya sehingga tegangan
listriknya menjadi lebih besar dan sebaliknya.
2. Pembatas arus.
Tujuan pemasangan pembatas arus adalah untuk membatasi arus
listrik yang berlebihan dari dinamo. Prinsip kerjanya: jika arus yang
mengalir berlebihan maka secara otomatis arus tersebut akan dialirkan
melalui sebuah tahanan kemudian baru menuju kumparan medan. Dengan
demikian arus yang dibangkitkan dinamo menjadi kurang. Jika arus listrik
yang dibangkitkan terlalu kecil maka secara otomatis karena gaya pegas
mak arus listrik yang dialirkan ke kumparan medan tanpa melewati

75

tahanan sehingga besar arus listrik akan bertambah. Penyetelan pada


pembatas arus adalah menyetel tegangan pegas dengan cara menggantinya
dengan pegas yang sesuai. Tegangan pegas yang terlalu besar
mengakibatkan arus yang mengalir menjadi bertambah besar. Tegangan
pegas yang lemah mengakibatkan arus yang mengalir ke kumparan medan
menjadi terlalu kecil. Demikian pula dengan celah pada kontak
pemutusnya. Celah yang terlalu besar mengakibatkan arus yang mengalir
menjadi kecil sedangkan celah yang terlalu kecil mengakibatkan arus yang
mengalir menjadi terlalu besar.
3. Cut out relay
Tegangan listrik yang dibangkitkan oleh dinamo dipengaruhi oleh
putaran dinamo tersebut. Pada putaran rendah tegangan listrik yang
dibangkitkan turun. Pada suatu putaran tertentu tegangan listrik yang
dibangkitkan dinamo lebih rendah dari tegangan listrik baterai, jika
keadaan ini dibiarkan maka akan terjadi arus balik, yaitu arus yang
mengalir dari baterai ke dinamo. Untuk mengatasi hal ini maka dipasang
cut out relay yang berfungsi untuk mencegah arus balik tersebut. Prinsip
kerja cut out relay hampir sama dengan voltage regulator dan pembatas
arus, yaitu dengan memanfaatkan gaya magnet dari inti besi. Pada saat
dinamo belum berputar maka hubungan ke baterai masih terputus karena
gaya magnet yang ada pada inti besi belum cukup kuat untuk melawan
gaya pegas yang menahan kontak pemutus.
Hubungan pengisian ke baterai baru akan tersambung pada saat
gaya kemagnetan tersebut mampu melawan gaya tarik pegas. Hal ini
terjadi jika tegangan listrik yang dibangkitkan dinamo lebih besar dari
tegangan listrik baterai. Hal - hal yang perlu diperhatikan dan disetel pada
cut out relay antara lain adalah celah kontak pemutus dan ketegangan
pegas penahannya. Celah kontak pemutus yang terlalu besar akan
memperlambat saat penutupannya sehingga tegangan pengisian dinamo
menjadi jauh lebih besar dari tegangan baterai. Demikian pula dengan

76

tegangan pegas penahannya. Tegangan pegas penahan yang terlalu besar


mengakibatkan tegangan pengisian baterai menjadi jauh lebih besar dari
tegangan pengisian. Seharusnya tegangan ini sesuai dengan ketentuan.
Sebaliknya jika pegas penahannya terlalu lemah maka besar kemungkinan
untuk terjadinya arus balik atau cut out relay tidak berfungsi. Ada pengatur
tegangan dengan satu titik kontak pemutus dan ada yang dengan dua titik
kontak pemutus.
Regulator dengan satu titik kontak pemutus jarang digunakan
karena mempunyai kelemahan, yaitu timbul bunga api yang cukup besar
pada titik kontak pemutus ketika sedang membuka. Akibatnya umur
kontak pemutus regulator menjadi lebih pendek. Untuk itu sekarang
banyak digunakan regulator dengan dua titik kontak pemutus. Satu titik
kontak pemutus untuk putaran rendah dan satunya lagi untuk putaran
tinggi. Pada saat regulator bekerja maka kontak pemutus akan bergerak
dari titik kontak putaran rendah ke titik kontak putaran tinggi. Apabila titi
kontak bergerak dari sisi titik kontak putaran tinggi ke sisi titik kontak
putaran rendah akan terjadi penurunan tegangan. Untuk sistem 12 volt,
penurunan tegangan terjadi sekitar 0,5 sampai 1 volt. Penyetel regulator
tidak boleh dilakukan pada saat terjadi penuruan tegangan tersebut. Hal ini
juga tidak boleh dilakukan pada saat tegangan alternator tidak stabil akibat
perubahan tahanan pada kumparan karena pengaruh suhu.
Kumparan magnet pengatur tegangan terbuat dari kawat tembaga
di mana tahanannya akan berubah jika suhunya naik sehingga gaya tarik
magnet pada inti besi berkurang. Akibatnya tegangan yang dikeluarkan
alternator menjadi lebih tinggi. Untuk mengatasi hal ini maka regulator
menggunakan tahanan dan bimetal. Tapi untuk menstabilisasikan tegangan
dari keadaan tersebut diperlukan waktu beberapa menit. Pada saat itulah
penyetelan tidak boleh dilakukan.
7. PEMERIKSAAN REGULATOR MOBIL
Pemeriksaan, penyetelan dan perawatan regulator antara lain:
77

1. Lepas unit regulator dari dudukannya


2. Bersihkan unit regulator dari debu dan kotoran
3. Periksa keadaan titik kontaknya. Mungkin sudah sangat aus, kotor atau
berkarat. Titik kontak yang sangat aus, harus diganti. Titik kontak yang
kotor atau berkarat harus dibersihkan karena aliran listrik akan terhambat
oleh kotoran dan karat tersebut.
4. Periksa keadaan pegas penahannya. Mungkin patah atau terlalu lemah.
Ukur kekuatan pegas tersebut dan bandingkan dengan ketentuan pada
buku pedoman servisnya.
5. regulator, dan sesuaikan dengan buku pedoman servisnya.

78

BAB IV
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dari uraian komponen kelistrikan didapat kesimpulan antaralain:
a. Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu digunakan dalam
setiap rangkaian elektronika karena bisa berfungsi sebagai pengatur atau
untuk membatasi jumla harus yang mengalir dalam suatu rangkaian

b. Dioda
Dioda adalah komponen aktif semikonduktor yang terdiri dari
persambungan (junction) P-N. Sifat dioda yaitu dapat menghantarkan arus
pada tegangan maju dan menghambat arus pada tegangan balik. Dioda
berasal dari pendekatan kata dua elektroda yaitu anoda dan katoda. Dioda
semikonduktor hanya melewatkan arus searah saja (forward), sehingga
banyak digunakan sebagai komponen penyearah arus. Secara sederhana
sebuah dioda bisa kita asumsikan sebuah katup, dimana katup tersebut
akan terbuka manakala air yang mengalir dari belakang katup menuju
kedepan, sedangkan katup akan menutup oleh dorongan aliran air dari
depan katup. Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat
mengalirkan arus satu arah saja

c. Transistor
adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung(switching), stabilitas tegangan, modulasi sinyal
atau dapat menyimpan muatan listrik. Terbuat dari 2 buah plat metal yang
dipisahkan oleh suatu bahan electric yang digunakan untuk menghambat
aluran aliran arus antar platnya. Transistor dapat berfungsi sebagai
semacam kran listrik dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau

79

tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat


akurat dari sirkuit/lintasan sumber listriknya.

d. Kapasitor
adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan
arus listrik dalam bentuk muatan, selain itu kapasitor juga dapat digunakan
sebagai penyaring frekuensi. Kapasitas untuk menyimpan kemampuan
kapasitor dalam muatan listrik disebut Farad (F) sedangkan simbol dari
kapasitor adalah C (kapasitor).

e. Integrated Circuit (IC)


adalah suatu komponen elektronik yang dibuat dari bahan semi conductor,
dimana IC merupakan gabungan dari beberapa komponen seperti Resistor,
Kapasitor, Dioda dan Transistor yang telah terintegrasi menjadi sebuah
rangkaian berbentuk chip kecil, IC digunakan untuk beberapa keperluan
pembuatan peralatan elektronik agar mudah dirangkai menjadi peralatan
yang berukuran relatif kecil.
Sedangkan kesimpulan dari Regulator ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a) Tegangan listrik dar alternator tidak selalu konstan hasilnya, karena hasil
listrik alternator tergantung kecepatan putaran mesin. Fungsi regulator
adalah mengatur besarnya arsu listrik yang masuk kedalam rotor coil
sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator tetap/konstan menurut
harga yag ditentukan walaupun kecepatannya berubah-ubah, selain itu
juga berfungsi untuk mematikan tanda dari lampu pengisian, lampu ini
akan otomatis mati apabila alternator sudha menghasilkan arus listrik.
b) Regulator ada dua jenis yaitu regulator tipe kontak point dan regulator tipe
IC.
Regulator Tipe Kontak Point
Yaitu memanfaatkan kontak point yang mengikuti voltage
regulator dan voltage relay. Voltage regulator dan voltage relay

80

merupakan kumparan yang akan menghasilkan kemagnetan jika di aliri


listrik, selanjutnya kemagnetan tersebut akan menggerakkan kontak
point.
Regulator tipe IC
Untuk regulator tipe ini biasanya dipakai pada mobil keluaran
baru. Regulator tipe ini sudah bekerja secara elektronik sehingga lebih
awet, keuntungan yang lain dengan menggunakan regulator tipe IC ini
adalah regulator tipe point terpisah dengan alternator sedangkan tipe
IC melakat pada badan alternator.

B.SARAN
Pemeriksaan, penyetelan dan perawatan regulator antara lain:
1. Lepas unit regulator dari dudukannya
2. Bersihkan unit regulator dari debu dan kotoran
3. Periksa keadaan titik kontaknya. Mungkin sudah sangat aus, kotor atau
berkarat. Titik kontak yang sangat aus, harus diganti. Titik kontak yang
kotor atau berkarat harus dibersihkan karena aliran listrik akan terhambat
oleh kotoran dan karat tersebut.
4. Periksa keadaan pegas penahannya. Mungkin patah atau terlalu lemah.
Ukur kekuatan pegas tersebut dan bandingkan dengan ketentuan pada
buku pedoman servisnya.
5. regulator, dan sesuaikan dengan buku pedoman servisnya.

81

DAFTAR PUSTAKA

http://otomotiflearning.blogspot.com/2011/05/fungsi-dan-komponensistem-pengisian.html
http://masruddin.freevar.com/sistem_pengisian/rangkaian_sistem_pengisian.html
http://belajar-otomotif-1.blogspot.com/2013/07/pemeriksaan-regulator-mobil.html
http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/penguat-1-satu-transistor/
http://rangkaianelektronika.info/rangkaian-regulator-tegangan/
http://www.tugasku4u.com/2013/04/dioda.html
http://aderahmawan.blogspot.com/2008/04/makalah-tentang-kondensatordan.html
http://www.tugasku4u.com/2013/03/kapasitor.html
http://inspirativeteen.blogspot.com/2012/04/makalahartikel-kondensator-atau.html
http://forumelektronikaindonesia.blogspot.com/2012/05/capasitor.html
http://pengertiandancontoh.blogspot.com/2013/03/fungsi-kondensator.html
http://dien-elcom.blogspot.com/2012/07/rangkaian-seri-dan-pararelkapasitor.html
http://arrester.wordpress.com/2010/02/16/integrated-circuit/
http://nie-ic.blogspot.com/2011/11/pengertian-ic-integrated-circuit.html
http://nie-ic.blogspot.com/2011/11/pengertian-ic-integrated-circuit.html
http://aryutomo.wordpress.com/2010/12/10/pengatur-tegangan-voltage-regulator/
http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/regulator-tegangan/
http://denny333.wordpress.com/2012/07/11/sistem-pengisian-charging-system/
http://rshsmart.blogspot.com/2012/09/sistem-pengisian-pada-mobil-part3.html#!/2012/09/sistem-pengisian-pada-mobil-part-3.html
http://transkonsgt.blogspot.com/2010/10/fungsi-alternator-cara-merawatnya.html
http://lagulagusumatera.blogspot.com/2012/11/cara-kerja-regulator-sertaalternator.html
http://rshsmart.blogspot.com/2012/09/sistem-pengisian-pada-mobil-part4.html#!/2012/09/sistem-pengisian-pada-mobil-part-4.html
http://otobedah.blogspot.com/2012/07/charging-system-1.html
82

http://onderdilmobil.net/komponen-mobil/cara-kerja-regulator-mobil/
http://belajar-otomotif-1.blogspot.com/2013/07/regulator-pada-mobil.html
http://adf.ly/3185334/banner/http://twinwap.blogspot.com/2013/02/makala
h-sistem-pengisian.html

83

Anda mungkin juga menyukai