Anda di halaman 1dari 251

PORTOFOLIO

PERANGKAT LAYANAN
BIMBINGAN KONSELING

Oleh:
LAILATUL ROFIAH KUSUMA WARDANI, S.Pd
201314501

BIMBINGAN DAN KONSELING


PROGRAM PENGEMBANGAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015

PORTOFOLIO

PERANGKAT LAYANAN
BIMBINGAN KONSELING

Oleh:
LAILATUL ROFIAH KUSUMA WARDANI, S.Pd
201314501

BIMBINGAN DAN KONSELING


PROGRAM PENGEMBANGAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan penggenggam alam semesta yang
telah memberikan bermacam kenikmatan. Salawat serta salam semoga selalu
terlimpahkan kepada manusia paling sempurna yang kita cintai, Rasulullah
Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan orang-orang yang senantiasa
menyibukan dirinya dalam kebaikan di jalan Allah yang mulia.
Portofolio ini merupakan himpunan dari tugas-tugas yang telah di
selesaikan dan pelajari oleh penulis selama mengikuti Workshop Pendidikan profesi
Guru (PPG) Pasca SM3T dengan rentang waktu terhitung bulan Maret 2015 sampai
dengan Juni 2015 di Universitas Negeri Surabaya.
Keberhasilan dalam penghimpunan portofolio ini tentunya tidak terlepas
dari kerja sama, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, yang sangat berarti
bagi penulis. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela selalu direktur Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Universitas Negeri Surabaya,
2. Dra. Titin Indah Pratiwi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan BK FIP UNESA,
beserta dosen-dosen pengajar dari jurusan BK yang telah meluangkan waktu
dan tenaga untuk membimbing dan mengarahkan kami,
3. Para staf, pegawai dan tim ahli PPG UNESA atas segala dukungan dan
pelayanannya yang tulus,
4. Pengelola Asrama Putri UNESA beserta staf yang telah memberi pelayanan
maksimal selama penulis tinggal di Asrama,
5. Dra. Retno Lukitaningsih, Kons. selaku dosen pamong yang selalu memberi
semangat dan perhatian,
6. Rekan-rekan seperjuangan PPG Pasca SM3T Ki Hajar Dewantara III atas
dukungan, semangat serta kerja samanya selama menempuh Pendidikan
Profesi Guru di UNESA dan penyelesaian portofolio ini.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015

Penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan dan bantuan yang
diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan penghimpunan portofolio workshop
BK ini. penyusunan Portofolio Perangkat Layanan Bimbingan dan Konseling ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran dari berbagai
pihak sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis memohon kepada Allah agar menerima jerih payah
perjuangan ini, dan menjadikan portofolio ini bermanfaat bagi penulis dan juga
pembaca. Sesungguhnya Allah Maha mendengar dan Maha Mengabulkan Doa.
Atas perhatian dan kerja samanya penulis ucapkan limpah terima kasih.

Surabaya, Juli 2015

Penulis

Portofolio Workshop PPG-BK 2015

ii

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAG I

PENGEMBANGAN DAN EVALUASI BK


1.
2.
3.
4.
5.
6.

BAG II

AUM ........................................................................................
ITP ............................................................................................
Program Umum BK .................................................................
Matriks Program Semester .......................................................
TOR ..........................................................................................
Evaluasi Program BK ...............................................................

1
4
11
27
34
37

ASESMEN TEKNIK NON TES DAN TES


1. Pedoman Observasi ................................................................. 55
2. Pedoman Wawancara ............................................................... 65
3. Angket ...................................................................................... 69

BAG III MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING


1. Media Bimbingan Kelompok Mbak Bintif............................... 77
2. Media Software Interaktif CaBEE............................................ 124
BAG IV KONSELING INDIVIDU
1. Konsep Teori Konseling Gestalt ..............................................
2. Verbatim Praktek Strategi Thought Stopping ..........................
3. Laporan Konseling Individu .....................................................
4. Kasus Stan ................................................................................
BAG V

146
159
164
175

BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK


1. RPL Bimbingan Kelompok ...................................................... 185
2. RPL Konseling Kelompok ....................................................... 191

BAG VI METODE PENGEMBANGAN


1. RPL Pribadi ..............................................................................
2. RPL Sosial ................................................................................
3. RPL Belajar ..............................................................................
4. RPL Karier................................................................................

Portofolio Workshop PPG-BK 2015

197
207
212
223

iii

PENGEMBANGAN
DAN EVALUASI
PROGRAM BK
Dosen Pembimbing :
Drs. Moch Nursalim, M.Si

Alat Ungkap Masalah (AUM)


Analisis Tugas Perkembangan (ATP)
Program Umum BK
Promes BK dalam Matriks
Term of Reference (TOR)
Evaluasi layanan BK

Sebelum menyusun sebuah program yang sesuai dengan kebutuhan 100 siswa kelas
VII SMP PPG, dibutuhkan triangulasi data yang bersumber dari beberapa
instrumen. Berikut disajikan hasil analisis datanya hingga penyusunan program dan
evaluasi.

1) AUM (Alat Ungkap Masalah)


ANALISIS KELOMPOK TIAP ASPEK MASALAH
Sekolah
Kelas
Jumlah Siswa
Tgl Pengandministrasian

:
:
:
:

BIDANG MASALAH
(KOMPONEN)

KODE

JMLH
ITEM

NO

SMP PPG UNESA


VII
20
15 Januari 2015
TOTAL
ITEM
ITEM MASALAH

Jasmani dan Kesehatan

JDK

25

2500

484

19%

2
3
4

Karier dan Pekerjaan


Pendidikan dan Pelajaran
Diri Pribadi

KDP
PDP
DPI

15
55
20

1500
5500
2000

452
3738
1386

30%
68%
69%

Agama dan Nilai Moral

ANM

30

3000

656

22%

Hubungan Sosial

HSO

15

1500

262

17%

Hubungan Muda-Mudi

HMM

15

1500

359

24%

Keadaan Hubungan
dalam Keluarga

KHK

25

2500

377

15%

Ekonomi dan Keuangan

EDK

15

1500

297

20%

10

Waktu Senggang

WSG

10

1000

687

69%

KLASIFIKASI
KURANG
BERMASALAH
CUKUP BERMASALAH
BERMASALAH
BERMASALAH
KURANG
BERMASALAH
KURANG
BERMASALAH
KURANG
BERMASALAH
KURANG
BERMASALAH
KURANG
BERMASALAH
BERMASALAH

Grafik Presentasi Data Kelompok


68%

69%

69%

70%
60%
50%
40%
30%

30%
22%

19%

20%

24%
17%

15%

20%

10%
0%
JDK

KNP

PDP

DPI

ANM

HSO

HMM

KHK

EDK

WS

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

Hasil dari ketiga komponen/bidang masalah dapat di rinci perbutir soal untuk
diketahui pernyataan yang bermasalah. Berikut bagan yang dimaksud;

Butir Soal Diri Pribadi


100
80
60
40

77

64 73

83 80
52

20
0

82 76 75 79

94

92
72

60

79

76

64 67

33

8
76 77 78 79 80 91 92 93 94 95 106 107 108 109 110 121 122 123 124 125

Butir
soal

Pernyataan

Materi

Keras kepala atau sukar mengubah


pendapat sendiri meskipun kata orang
lain pendapat itu salah

No.108
skor 94
No.110
skor 92
No. 80
skor 83
No. 93
skor 82

Mudah marah atau tidak mampu


mengendalikan diri
Ceroboh atau kurang hati-hati.
Kurang serius menghadapi sesuatu yang
penting.

Diriku Sekarang Ini


Aku dan Lingkungan
Diriku
Konsep Diri

Manajemen emosi

Bertanggung jawab itu


keren

Butir Soal Waktu Senggang


120

98

100
71

80

78

75

60

49

50

203

204

73

71

65

57

40
20
0
201

Butir
soal
No.216
skor 98

202

205

216

217

218

Pernyataan
Tidak mengetahui cara menggunakan
waktu senggang yang ada

219

220

Materi

Potensi diri
Managemen waktu

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

Butir Soal Pendidikan dan Pengajaran


120
100

82
67
55

46 43

50

94

89
77

80
60

98

90
64

45

44

72

78
67

61

71 72 71 70 72 68 75

66
44

78

71 75

65
49 50

73 77

71
57

74

83

65
52

33

40

84 81

76 76 79

92
72

78

75

63 66

60
32

20

11
12
13
14
15
26
27
28
29
30
41
42
43
44
45
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105

Butir soal
Pernyataan
No.72 Skor 98 Sarana belajar di sekolah kurang memadai.
No.98 skor 94 Ragu tentang kemanfaatan pendidikan lanjutan setamat sekolah ini.
Ragu apakah sekolah sekarang ini mampu memberikan modal yang kuat
No.100 skor 92 bagi para siswanya untuk menempuh pendidikan yang lebih lanjut.
No.28 skor 90

Sukar memahami penjelasan guru sewaktu pelajaran berlangsung.

Materi
Orientasa sarana prasarana sekolah
Nilaiku dan Cita-citaku
Mengapa Manusia Perlu Belajar dan
Bekerja?
Gaya Belajar

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

2) ITP (Inventori Tugas Perkembangan)


Analisis tugas perkembangan dilakukan menggunakan software ATP (Analisis Tugas
Perkembangan). Berikut disajikan hasil analisis datanya;

Analisis profil data kelompok

GRAFIK PROFIL KELOMPOK

Berdasarkan grafik profil kelompok, didapatkan hasil bahwa 100 responden siswa PPG
UNESA telah mencapai tugas perkembangan pada aspek Peran Soal sebagai Pria atau Wanita
(3,79), Kematangan Emosional (3,68), Penerimaan Diri dan Pengembangannya (3,66),
Kematangan Intelektual (3,55), Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya (3,52).

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

Sedangkan kelima aspek lainnya (Wawasan dan Persiapan Karir, Landasan Perilaku Etis,
Kesadaran Tanggung Jawab, Kemandirian Perilaku Ekonomis, dan Landasan Hidup
Religius) masih berada di bawah rata-rata Tugas Perkembangan, walaupun berada di posisi
di bawah rata-rata namun skor yang diperoleh tidak terlampau jauh dari skor rata-rata,
sehingga pemberian layanan-layanan dasar memungkinkan untuk dilakukan sebagai layanan
dasar.
8 Butir Terendah Kelompok
GRAFIK BUTIR TERENDAH KELOMPOK

Dari grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa butir pernyataan yang
mendapat skor jauh di bawah rata-rata. Artinya pernyataan-pernyataan tersebut dapat
mengindikasikan tugas perkembangan yang belum tercapai dan perlu diberikan layanan yang
sesuai.
Pada pernyataan Aspek Kemandirian Prilaku Ekonomis Butir 8-4 yakni :
a. Saya menabung apabila mempunyai uang lebih (skor 2)
b. Saya tidak begitu mengharapkan pemberian dari orang tua (skor 4)
c. Saya mengendalikan pengeluaran sehari-hari agar dapat menyisihkan uang untuk di
tabung (skor 5)
d. Saya mencoba memahami cara-cara orang mencari uang (skor 3)
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

Materi yang sesuai Butir Tugas Perkembangan tersebut adalah :


1. Memanajemen uang saku
2. Prilaku Konsumtif dan Produktif
3. Membiasakan diri gemar hidup menabung
Pada pernyataan Aspek Kesadaran Tanggung Jawab Butir 5-2 yakni:
a. Saya bercita-cita sesuai kemampuan dan kelemahan (skor 5)
b. Saya ragu mengemukakan kekeliruan yang terjadi (skor 3)
c. Saya menengok teman yang sakit seperti teman lain (skor 2)
d. Saya menjalin persahabatan atas dasar saling percaya (skor 4)
Materi yang sesuai Butir Tugas Perkembangan tersebut adalah :
1. Bertanggung jawab itu keren
2. Persahabatan Sejati
3. Potensi Diri
4. Cita-citaku Realistis

Instrumen pendukung (pilihan) : pedoman wawancara dengan kepala sekolah dan koordinator
guru BK.

Karena pada mata diklat workshop lain juga

terdapat tugas yang serupa, maka pedoman tersebut tidak


saya tampilkan pada bagian ini namun langsung hasil
kesimpulannya yang terangkum dalam tabel rekapitulasi
masalah hasil need asesmen di halaman selanjutnya.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

Matriks Rekapitulasi Masalah hasil Need Assessment


Bidang Masalah AUM
Pribadi

Masalah ATP

Kesimpulan
need
assessment

Materi Layanan

Skor 94 pada
butir soal no
108 Keras
kepala atau
sukar
mengubah
pendapat
sendiri
meskipun kata
orang lain
pendapat itu
salah.
Skor 92 butir
soal no. 110
Mudah marah
atau tidak
mampu
mengendalikan
diri

Konsep diri
negatif
Belum bisa
menempatkan
diri dan
berinteraksi
secara baik
dengan teman
dan lingkungan
smp

Konsep diri
Aku dan
Lingkungan Diriku

Kurang bisa
mengendalikan
emosi dengan
wajar
Kurang
memahami
akhlakul karimah
sebagai insan
beriman

Skor 83 butir
soal no. 80
Ceroboh atau
kurang hatihati.

Kurang bisa
merencanakan
kegiatan seharihari yang
seimbang dan
selaras dengan
kesehatan fisik
dan mentalspiritual
Belum dapat
memahami dan
membiasakan diri
berprilaku
tanggung jawab
terhadap tugas
dan orang lain
Belum
memahami
potensi-potensi
yang ada dalam
diri pribadinya

Manajemen
Emosi
Belajar dari
Pribadi Idolaku
Nabiku
Dukungan
Sistem: sholat
dhuhur
berjamaah plus
kulum bergilir
Manajemen diri
meraih prestasi

Skor 82 pada
butir soal no. 93
Kurang serius
menghadapi
sesuatu yang
penting.
Skor 98 pada
butir soal
no.216
Tidak
mengetahui
cara

Bertanggung
jawab itu keren
Kolabaratif :
dengan guru
mata pelajaran

Potensi diri
Manajemen
Waktu
Penempatan dan
penyaluran:

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

Bidang Masalah AUM

Masalah ATP

Kesimpulan
need
assessment

menggunakan
waktu senggang
yang ada.
Sosial

Belajar

ekstrakulikuler
dan organisasi
Tugas
Perkembangan
dengan skor
3,04 butir 5-2
Saya
menengok
teman yang
sakit seperti
teman lain

Skor 94 pada
butir soal no. 72
Sarana belajar
di sekolah
kurang
memadai.
Skor 94 pada
butir soal no. 98
Ragu tentang
kemanfaatan
pendidikan
lanjutan
setamat sekolah
ini.
Skor 92 pada
butir soal no.
100
Ragu apakah
sekolah
sekarang ini
mampu
memberikan
modal yang kuat
bagi para
siswanya untuk
menempuh
pendidikan yang
lebih lanjut.
Skor 90 pada
butir soal no.28
Sukar
memahami
penjelasan guru
sewaktu

Materi Layanan

Belum mampu
membangun
hubungan
persahabatan
yang sehat dan
menumbuhkan
interaksi sosial
yang positif

Persahabatan
Sejati
Empati

Kurang mengenal
fasilitas sekolah
dan cara
pemanfaatannya
seoptimal
mungkin
Belum memahami
memahami
hubungan antara
prestasi belajar
dan keberhasilan
karier di masa
depan

Dukungan sistem

Belum
mengembangkan
apresiasi positif
terhadap sekolah
dan belajar

Mengapa
Manusia Perlu
Belajar dan
Bekerja?

Nilaiku dan Citacitaku


Potensi Diri
Cita-citaku
Realistis

Dukungan sistem:
Study Tour, temu
alumni

Kurang memiliki
kemampuan dan
ketrampilan
belajar

Gaya
Belajar/Learning
Style
Cara Belajar
Efektif

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

Bidang Masalah AUM

Masalah ATP

Kesimpulan
need
assessment

pelajaran
berlangsung.

Karier

Tugas
Perkembangan
dengan skor
2,69 butir 8-4
Saya
menabung
apabila
mempunyai
uang lebih

Materi Layanan
Aplikasi
instrumentasi :
tes IQ, tes Gaya
Belajar dan Tipe
Berfikir
Membiasakan diri
gemar hidup
menabung
Perilaku
Konsumtif dan
Produktif
Hemat pangkal
kaya (manajemen
uang saku)
Dukungan
Sistem:
Entrepreneurship
Day

Visi Misi Sekolah;


VISI : Pribadi unggul dalam Prestasi, Budi pekerti yang dilandasi Iman dan
Taqwa, Kompetitif dan peduli dengan lingkungan.
MISI :
1. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan cerdas, terampil,
beriman, bertakwa dan memiliki keunggulan kompetitif
2. Mewujudkan peningkatan pencapaian standar kelulusan tiap tahun
3. Mewujudkan pengembangan kejuaraan akademik dan non akademik
4. Mewujudkan
perangkat kurikulum yang lengkap, mutakhir dan
berwawasan ke depan
5. Mewujudkan
penyelenggaraan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan belajar tuntas
6. Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional
7. Mewujudkan sarana dan prasarana sekolah yang relevan, mutakhir dan
berwawasan ke depan
8. Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang akuntabel dan transparan
9. Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, indah dan sehat yang
berwawasan lingkungan hidup.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

Visi Bimbingan Konseling;


Terwujudnya catur sukses yaitu : sukses pribadi, sukses sosial, sukses akademis
dan sukses karir.
Misi Bimbingan Konseling:

Mewujudkan keberhasilan pribadi, meliputi : memiliki keimanan dan


ketaqwaan kepada Tuhan YME, memahami diri

(self understanding),

memiliki sikap positif, memiliki sikap mandiri secara emosional, sosial dan
ekonomis.

Mewujudkan keberhasilan sosial, meliputi : memiliki rasa empati,


kooperatif, toleransi, demokratis, berkomunikasi, memiliki hubungan sosial
yang positif.

Mewujudkan keberhasilan akademik, meliputi : memiliki kemampuan dan


ketrampilan belajar, memiliki kemauan dan dorongan belajar yang tinggi,
mampu berpikir logis, mampu memecahkan masalah (problem solving),
mampu mengambil keputusan (decision making), kreatif, dan memiliki
prestasi belajar yang baik / tinggi.

Mewujudkan keberhasilan karir, meliputi : memiliki bersikap positif


terhadap suatu ketrampilan dalam mempersiapkan karir, memiliki
perencanaan dan pengembangan karier.

Wawancara dengan kepala sekolah:


Visi misi sekolah harus menjadi tujuan kegiatan BK dan semua guru. harapan
kepala sekolah pada guru BK sebagai guru yang mengerti masalah semua siswa dan
dapat membantu menyelesaikan semua masalah itu. siswa bisa bangga bersekolah
di sana dan menghasilkan banyak prestasi karena peran BK dalam pengoptimalan
potensi yang di miliki oleh siswa.
Wawancara dengan koordinator BK:
Konselor membutuhkan informasi diri siswa yang reliable dan lebih lengkap dari
sebelumnya namun dengan cara pengerjaan yang lebih memudahkan. BK akan
selalu berbenah diri dan menyesuaikan dengan tujuan sekolah serta acuan
permediknas yang berlaku demi pelayanan terbaik untuk siswa.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

10

PROGRAM UMUM
BIMBINGAN DAN
KONSELING
TAHUN 2015-2016

SMP PPG UNESA


LAILATUL R. K. WARDANI, S.Pd
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

10

1. RASIONAL
Pada Abad ke-21, setiap peserta didik dihadapkan pada situasi kehidupan
yang kompleks, penuh peluang dan tantangan serta ketidakmenentuan. Dalam
konstelasi kehidupan tersebut setiap peserta didik memerlukan berbagai
kompetensi hidup untuk berkembang secara efektif, produktif, dan bermartabat
serta bermaslahat bagi diri sendiri dan lingkungannya.
Pengembangan kompetensi hidup memerlukan sistem layanan pendidikan
pada satuan pendidikan yang tidak hanya mengandalkan layanan pembelajaran
mata pelajaran/bidang studi dan manajemen saja, tetapi juga layanan khusus
yang bersifat psiko-edukatif melalui layanan Bimbingan dan Konseling.
Berbagai aktivitas Bimbingan dan Konseling dapat diupayakan untuk
mengembangkan potensi dan kompetensi hidup peserta didik/konseli yang
efektif serta memfasilitasi mereka secara sistematik, terprogram, dan
kolaboratif agar setiap peserta didik/konseli betul-betul mencapai kompetensi
perkembangan atau pola perilaku yang diharapkan.
Bimbingan dan Konseling sebagai bagian integral dari pendidikan adalah
upaya memfasilitasi dan memandirikan peserta didik dalam rangka tercapainya
perkembangan yang utuh dan optimal. Program bimbingan dan konseling
merupakan kegiatan yang dilatarbelakangi aspek sosial, aspek psikologis dan
aspek pendidikan pada umumnya.
Aspek sosial menyangkut kehidupan individual sebagai pribadi maupun
sebagai

anggota

masyarakat.

Sekolah

sebagai

lembaga

pendidikan

bertanggung jawab untuk mendidik dan menyiapkan siswanya agar berhasil


dalam menyesuaikan diri di masyarakat dan mampu memecahkan berbagai
masalah yang dihadapinya. Dalam situasi inilah bimbingan dan konseling
diperlukan sebagai suatu bentuk bantuan kepada siswa.
Aspek psikologis menyangkut tentang pribadi siswa yang unik dengan
segala karakternya, karena siswa sebagai individu yang dinamis dan sedang
dalam proses perkembangan memiliki kebutuhan dan interaksi yang dinamis
dengan lingkungannya. Bimbingan konseling membantu siswa memahami
psikologi dirinya, menerimanya serta memaksimalkan segala potensinya.
Aspek pendidikan menyangkut tentang peranan bimbingan yang amat
penting dalam pendidikan yaitu membentuk pribadi siswa agar berkembang
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

11

secara optimal. Dengan demikian maka hasil pendidikan sesungguhnya akan


tercermin pada pribadi anak didik yang berkembang baik secara akademis,
psikologis maupun sosial.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kolaborasi dan sinergisitas kerja
antara konselor atau guru bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran,
pimpinan sekolah/madrasah, staf administrasi, orang tua, dan pihak lain yang
dapat membantu kelancaran proses dan pengembangan peserta didik/konseli
secara utuh dan optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Semua kolaborasi dan sinergisitas tersebut akan berhasil jika terencana
secara baik pula dalam bentuk program bimbingan dan konseling yang terpadu
sehingga pada pelaksanaannya dapat dipantau dan hasilnya bisa dievaluasi
demi pengembangan berkelanjutan.
LANDASAN
1.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional, Pasal 1 butir 6 yang mengemukakan bahwa konselor adalah
pendidik, Pasal 3 bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik, dan Pasal 4 ayat (4) bahwa
pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran, dan Pasal 12 Ayat (1b) yang menyatakan bahwa setiap
peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan
pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

2.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan,

3.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013


tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

4.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013


tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

5.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013


tentang Standar Penilaian untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

12

6.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013


tentang Standar Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.

7.

PP No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru yang menyatakan bahwa beban kerja
guru BK atau Konselor.

8.

Permendiknas No.27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik


dan Kompetensi Konselor.

9.

Permendikbud No.81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum,


Lampiran IV Pedoman Pembelajaran Bag VII Konsep dan Strategei
Layanan BK.

10. Permendikbud No.111 Tahun 2014 tentang pelaksaan Bimbingan dan


Konseling di sekolah dasar dan menengah.

2. VISI MISI
A. Visi Misi SMP PPG UNESA
VISI : Pribadi unggul dalam Prestasi, Budi pekerti yang dilandasi Iman
dan Taqwa, Kompetitif dan peduli dengan lingkungan.
MISI :
1.

Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan cerdas,


terampil,

beriman,

bertakwa

dan

memiliki

keunggulan

kompetitif.
2.

Mewujudkan peningkatan pencapaian standar kelulusan tiap


tahun

3.

Mewujudkan pengembangan

kejuaraan akademik dan non

akademik
4.

Mewujudkan perangkat kurikulum yang lengkap, mutakhir dan


berwawasan ke depan

5.

Mewujudkan

penyelenggaraan

pembelajaran

dengan

menggunakan pendekatan belajar tuntas


6.

Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional

7.

Mewujudkan sarana dan prasarana sekolah yang relevan,


mutakhir dan berwawasan ke depan

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

13

8.

Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang akuntabel dan


transparan

9.

Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, indah dan sehat


yang berwawasan lingkungan hidup.

B. Visi Misi Bimbingan Konseling SMP PPG UNESA


Visi Bimbingan Konseling;
Terwujudnya catur sukses yaitu : sukses pribadi, sukses sosial, sukses
akademis dan sukses karir.
Misi Bimbingan Konseling:
1. Mewujudkan keberhasilan pribadi, meliputi : memiliki keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan YME, memahami diri (self understanding),
memiliki sikap positif, memiliki sikap mandiri secara emosional, sosial
dan ekonomis.
2. Mewujudkan keberhasilan sosial, meliputi : memiliki rasa empati,
kooperatif, toleransi, demokratis, berkomunikasi, memiliki hubungan
sosial yang positif.
3. Mewujudkan keberhasilan akademik, meliputi : memiliki kemampuan
dan ketrampilan belajar, memiliki kemauan dan dorongan belajar yang
tinggi, mampu berpikir logis, mampu memecahkan masalah (problem
solving), mampu mengambil keputusan (decision making), kreatif, dan
memiliki prestasi belajar yang baik / tinggi.
4. Mewujudkan keberhasilan karir, meliputi : memiliki bersikap positif
terhadap suatu ketrampilan dalam mempersiapkan karir, memiliki
perencanaan dan pengembangan karir

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

14

3.

DESKRIPSI KEBUTUHAN
Berikut adalah rumusan hasil penilaian kebutuhan (need assessment) peserta
didik dan lingkungannya ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan
dikuasai peserta didik
No.
1

Hasil Need Assessmen


instrumen
deskripsi
AUM
Skor 94 pada butir soal
Pada aspek no 108 Keras kepala
Diri Pribadi atau sukar mengubah
pendapat sendiri
meskipun kata orang lain
pendapat itu salah.

AUM
Pada aspek
Pendidikan
dan
Pengajaran

Perilaku yang di harapkan

1, memahami konsep diri


yang positif dan negatif
2. mengubah konsep diri
negatif menjadi konsep
diri pisitif
3. dapat menempatkan diri
dan berinteraksi secara
baik dengan teman dan
lingkungan smp
Skor 92 butir soal no.
1. mampu mengelola emosi
110
2. dapat merencanakan
Mudah marah atau tidak
kegiatan sehari-hari yang
mampu mengendalikan
seimbang dan selaras
diri
dengan kesehatan fisik
dan mental-spiritual
Skor 83 butir soal no. 80
Ceroboh atau kurang
hati-hati.
Skor 82 pada butir soal
1. dapat memahami dan
no. 93
membiasakan diri
Kurang serius
berprilaku tanggung jawab
menghadapi sesuatu yang
terhadap tugas dan orang
penting.
lain
Skor 94 pada butir soal
1. dapat memanfaatkan
no. 72
sarana prasarana sekolah
Sarana belajar di
yang ada dengan
sekolah kurang
semaksimal mungkin
memadai.
Skor 94 pada butir soal
1. memahami hubungan
no. 98
antara prestasi belajar dan
Ragu tentang
keberhasilan karier di
kemanfaatan pendidikan
masa depan
lanjutan setamat sekolah
ini.
Skor 92 pada butir soal
1. mengembangkan
no. 100
apresiasi positif terhadap
Ragu apakah sekolah
sekolah dan belajar
sekarang ini mampu
memberikan modal yang
kuat bagi para siswanya
untuk menempuh

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

15

No.

Hasil Need Assessmen


instrumen
deskripsi
pendidikan yang lebih
lanjut.
Skor 90 pada butir soal
no.28
Sukar memahami
penjelasan guru sewaktu
pelajaran berlangsung.
AUM
Skor 98 pada butir soal
Pada aspek no.216
Waktu
Tidak mengetahui cara
Senggang
menggunakan waktu
senggang yang ada.
ITP-SMP
Tugas Perkembangan
Aspek
dengan skor 2,69 butir 8Kemandirian 4
Prilaku
Saya menabung apabila
Ekonomis
mempunyai uang lebih
Saya mencoba
memahami cara-cara
orang mencari uang

ITP-SMP
Aspek
Kesadaran
Tanggung
Jawab

Perilaku yang di harapkan

1. mengerti, mengenali dan


menerapkan gaya belajar
untuk pembelajaran di
kelas dan di rumah

1. memahami potensi-potensi
yang ada dalam diri
pribadinya sehingga dapat
mengetahui minat dan
bakatnya
1. termotivasi untuk gemar
menabung dan mulai
mandiri secara ekonomi
2. memahami pengertian
perilaku konsumtif dan
produktif, memahami nilai
ulet dan kompetitif dalam
kehidupan sehari-hari
3. dapat melakukan
pengelolaan uang saku
sehingga siswa mengenal,
menyadari manfaat dan
membiasakan hidup hemat
Tugas Perkembangan
1. mempelajari cara-cara
dengan skor 3,04 butir 5memperoleh hak dan
2 Saya menengok teman
memenuhi kewajiban serta
yang sakit seperti teman
sadar akan resiko dari
lain, Saya ragu
pengambilan keputusan
mengemukakan
2. membangun hubungan
kekeliruan yang terjadi
persahabatan yang sehat
dan menumbuhkan sikap
saling percaya
3. memahami potensipotensi yang ada dalam
diri pribadinya sehingga
dapat mengetahui minat
dan bakatnya
4. menentukan dan
menjelaskan cita-cita
idealis yang ingin dicapai
serta merumuskan
langkah-langkah nyata
yang harus di tempuh
untuk meraihnya

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

16

No.
3

4.

Hasil Need Assessmen


instrumen
deskripsi
Wawancara Visi misi sekolah,
dengan
harapan kepala sekolah
Kepala
pada guru BK sebagai
Sekolah
guru yang mengerti
masalah semua siswa dan
dapat membantu
menyelesaikan semua
masalah itu, siswa bisa
bangga bersekolah di
sana dan menghasilkan
banyak prestasi
Wawancara Konselor membutuhkan
dengan
informasi diri siswa yang
Konselor
reliable dan lebih lengkap
dari sebelumnya

Perilaku yang di harapkan


Mengembangkan apresiasi
positif terhadap sekolah dan
belajar

kejujuran

TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Adapun tujuan pemberian layanan bimbingan dan konseling sesuai tugas

perkembangan siswa SMP dan tiga tataran SKKPD (Standar Kompetensi


Kemandirian Peserta Didik) ialah agar siswa dapat :
a. Siswa mempunyai rasa keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa sehingga dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Siswa mengenal diri sebagai pribadi yang unik dengan berbagai potensi
dan kelemahan diri sehingga dapat mengembangkannya untuk menunjang
cita-cita.
c. Siswa mempunyai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya sebagai
pria dan wanita serta kematangan sosial sehingga mampu berinteraksi
berdasarkan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
d. Siswa memiliki kebiasaan dan ketrampilan belajar serta dapat
menidentifikasi kesulitan belajar yang dialaminya utuk menunjang
prestasi belajar.
e. Siswa mengenal dan mampu merencanakan kesiapan karier dan study
lanjutan sesuai bakat dan minatnya.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

17

5. TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


Arah pelayanan konseling dalam mencapai visi dan misi di atas
didasarkan pada Pemenuhan Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (
SKKPD ) SMP :
a. Landasan hidup religius : Peserta didik memiliki pengetahuan dan sikap
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Landasan perilaku etis : Siswa berkepribadian santun sesuai dengan nilai
yang ada di masyarakat.
c. Kematangan emosi : siswa mampu mengambil keputusan berdasarkan
berbagai pertimbangan.
d. Kematangan intelektual :

Siswa memiliki kesadaran tanggung jawab

intelektual yang tinggi.


e. Kesadaran Tanggungajawab sosial : Mampu berinteraksi berdasar
pertimbangan nilai persahabatan.
f. Kesadaran Gender : Siswa mempunyai pola hubungan yang baik dengan
teman sebaya sebagai pria dan wanita serta kematangan sosial.
g. Pengembangan diri : Memiliki kesadaran kemampuan diri mampu
mengembangkannya.Perilaku

kemandirian

(kemandirian

perilaku

ekonomis) : membiasakan diri hidup hemat, ulet dan sungguh-sungguh.


h. Wawasan dan kesiapan karier : Mampu mengidentifikasi ragam alternatif
pekerjaan , pendidikan dan aktifitas yang mengandung relevansi
kemampuan diri.
i. Kematangan hubungan dengan teman sebaya : siswa mampu bekerjasama
dengan teman yang sebaya dengan beragam latar belakangnya.

6. KOMPONEN PROGRAM
A. Bidang layanan
a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang
membantu

peserta

didik

dalam

memahami,

menilai,

dan

mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi


sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara
realistik.
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

18

b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang


membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif
dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial
yang lebih luas.
c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam
rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara
mandiri.
d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan
mengambil keputusan karier
B. Kegiatan Layanan
1) Layanan dasar
Layanan ini diberikan kepada semua peserta didik, pelaksanaan
dilakukan secara sistematis dalam rangka pengembangan potensi diri
secara optimal untuk membantu peserta didik memenuhi kebutuhan
secara nyata, memiliki keterampilan memahami diri dan lingkungan.
Proses pemberian layanan secara sistimatis melalui kegiatan-kegiatan
klasikal atau kelompok, tujuan layanan ini adalah untuk membantu
konseli agar:
1.

Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya


(pendidikan, Pekerjaan, sosial budaya dan agama).

2.

Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi


tanggungjawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi
penyesuaian diri dengan lingkungannya.

3.

Kegiatan dalam pelayanan dasar, antara lain:


a. Layanan orientasi bagi siswa baru
b. Layanan pengumpulan data
c. Layanan himpunan data
d. Layanan informasi
e. Layanan bimbingan klasikal/kelompok

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

19

2) Layanan Responsif
Layanan ini merupakan layanan bantuan yang diberikan kepada peserta
didik secara sistematis sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang
mendesak, Layanan responsif ini diberikan pada peserta didik yang
tingkat perkembanganya dibawah nilai rata-rata kelompok. Strategi
layanan yang akan diberikan berupa: Layanan konseling individu,
konseling kelompok, dan konsultasi. Tujuan layanan responsif adalah
untuk:
Membantu konseli agar dapat memenuhi

kebutuhan dan

memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu konseli


yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas
perkembanganya.
Mengintervensi masalahmasalah atau kepedulian pribadi konseli
yang muncul segera dan dirasakansaat itu.
Kegiatan layanan responsif antara lain;
a. Konseling individu
b. Konseling kelompok
c. Referal
d. Layanan konsultasi
e. Bimbingan teman sebaya
f. Konferensi kasus
g. Kunjungan rumah
3) Perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual merupakan proses layanan yang
diberikan kepada semua peserta didik. Secara sistematis untuk memiliki
pemahaman diri, perencanaan diri, dan pengembangan potensi secara
optimal. Strategi pelaksanaannya adalah konsultasi dan konseling.
Tujuan utama adalah dari layanan ini adalah membantu peserta didik
untuk dapat:
Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan,
merencanakan dan mengembangkan kemampuan sosial pribadi,

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

20

yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang


sekolah, dunia kerja dan masyarakatnya.
Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka
pencapaian tujuannya.
Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.
4) Dukungan sistem
Pelaksanaan layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan
individual tidak mungkin berhasil tanpa ada dukungan sistem yang
memfasilitasi program bimbingan dan konseling. Dukungan sistem
dapat terlaksana dengan adanya kerja sama antara konselor sekolah
dengan komponen-komponen lain yang ada di sekolah, seperti kepala
sekolah, guru bidang studi, staf tata usaha, orang tua peserta didik dan
pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan program bimbingan dan
konseling. Layanan dukungan sistem merupakan upaya untuk
memperkokoh dan meningkatkan mutu program layanan bimbingan
dan konseling di sekolah, Untuk itu diperlukan suatu upaya yaitu :
1. Pengembangan jejaring
2. Kegiatan manajemen
3. Pengembangan profesionalitas
4. Pemberian konsultasi dan kolaborasi
C. Kegiatan Pendukung
1) Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri
peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen,
baik tes maupun non-tes.
2) Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan
pengembangan

peserta

didik,

yang

diselenggarakan

secara

berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.


3) Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta
didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang
dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

21

4) Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan


komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui
pertemuan dengan orang tua dan atau keluarganya.
5) Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan
pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan
pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.
6) Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan
masalah

peserta

didik

ke

pihak

lain

sesuai

keahlian

dan

kewenangannya.

7. RENCANA OPERASIONAL
Strategi pelaksanaan bimbingan dan konseling melalui tahapan sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ini meliputi kegiatan :
a. Analisis kebutuhan peserta didik
Ananlisis ini didasarkan dari :
1) Inventori Tugas Perkembangan (ITP)
2) Alat Ungkap Masalah (AUM)
3) Pengalaman konselor
4) Masukan dari berbagai pihak terkait (orang tua peserta didik, wali
kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah dan lain-lain)
b. Konsultasi program
c. Penyusunan program
d. Penyediaan sarana dan prasarana
e. Pembagian tugas
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan program BK meliputi dua kegiatan, yaitu :
a. Di dalam jam pembelajaran sekolah meliputi :
1)

Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk


menyelenggarakan layanan informasi, penempatan/penyaluran,
penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/
kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

22

2)

Volume kegiatan tatap muka adalah satu jam perkelas perminggu


dan dilaksanakan secara terjadwal

3)

Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk


menyelengggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi
kasus,

himpunan

data,

kunjungan

rumah,

pemanfaatan

kepustkaan, dan laih tangan kasus.


b. Di luar jam pembelajaran sekolah meliputi :
1) Kegiatan

tatap

muka

dengan

peserta

didik

untuk

menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan,


bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta
kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
2) Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/
diluar jam pembelajaran ekuevalen dengan 1 jam pembelajaran
tatap muka dalam kelas.
3) Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran sekolah
maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling, di
ketahui dan dilaporkan kepada pimpinan sekolah
3. Tahap evaluasi
Dalam tahap evaluasi terdiri dari :
a. Penilaian
Penilaian proses kegiatan layanan BK dilakukan melalui analisis
terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum dalam
SATLAN dan SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan kegiatan.
b. Tindak lanjut
Dari hasil penilaian yang dilakukan merupakan bahan untuk program
tahun berikutnya.
c. Pelaporan
Pelaporan terdiri dari laporan bulanan, laporan semester dan laporan
tahunan kepada kepala sekolah.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

23

8.

PENGEMBANGAN TEMA
No.
1

instrumen
AUM
Pada aspek Diri
Pribadi

AUM
Pada aspek
Pendidikan dan
Pengajaran

AUM
Pada aspek
Waktu
Senggang
ITP-SMP
Aspek
Kemandirian
Prilaku
Ekonomis

ITP-SMP
Aspek
Kesadaran
Tanggung
Jawab
3

Wawancara
dengan Kepala
Sekolah

Hasil Need Assessmen


deskripsi
Skor 94 pada butir soal no 108 Keras
kepala atau sukar mengubah pendapat
sendiri meskipun kata orang lain pendapat
itu salah.
Skor 92 butir soal no. 110
Mudah marah atau tidak mampu
mengendalikan diri
Skor 83 butir soal no. 80
Ceroboh atau kurang hati-hati.
Skor 82 pada butir soal no. 93
Kurang serius menghadapi sesuatu yang
penting.
Skor 94 pada butir soal no. 72
Sarana belajar di sekolah kurang
memadai.
Skor 94 pada butir soal no. 98
Ragu tentang kemanfaatan pendidikan
lanjutan setamat sekolah ini.

Materi
1. Konsep diri
2. Aku dan
Lingkungan Diriku
Manajemen Emosi
Belajar dari Pribadi
IdolakuNabiku

Bertanggung jawab itu


keren
Dukungan Sistem

Nilaiku dan Cita-citaku

Skor 92 pada butir soal no. 100


Mengapa Manusia
Ragu apakah sekolah sekarang ini mampu Perlu Belajar dan
memberikan modal yang kuat bagi para
Bekerja?
siswanya untuk menempuh pendidikan
yang lebih lanjut.
Skor 90 pada butir soal no.28
Gaya Belajar/Learning
Sukar memahami penjelasan guru sewaktu Style
pelajaran berlangsung.
Skor 98 pada butir soal no.216
1. Potensi diri
Tidak mengetahui cara menggunakan
2. Manajemen Waktu
waktu senggang yang ada.
Tugas Perkembangan dengan skor 2,69
butir 8-4
Saya menabung apabila mempunyai uang
lebih

1. Membiasakan diri
gemar hidup
menabung
2. Perilaku Konsumtif
dan Produktif
3. Hemat pangkal
kaya (manajemen
uang saku)
Tugas Perkembangan dengan skor 3,04
1. Bertanggung jawab
butir 5-2 Saya menengok teman yang sakit
itu keren
seperti teman lain
2. Persahabatan Sejati

Visi misi sekolah, harapan kepala sekolah


pada guru BK sebagai guru yang mengerti
masalah semua siswa dan dapat membantu
menyelesaikan semua masalah itu, siswa

3. Potensi Diri
4. Cita-citaku Realistis
LOS (Layanan
Orientasi Siswa)
tentang sekolahan
fungsi BK

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

24

No.

9.

instrumen

Wawancara
dengan
Konselor

Hasil Need Assessmen


deskripsi
bisa bangga bersekolah di sana dan
menghasilkan banyak prestasi
Konselor membutuhkan informasi diri
siswa yang reliable dan lebih lengkap dari
sebelumnya namun dengan cara pengerjaan
yang lebih menudahkan

Materi

Aplikasi instrumentasi
dengan AUM, ATP, tes
IQ dan Minat Bakat

EVALUASI PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT


Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, evaluasi diperlukan
untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan layanan bimbingan yang telah
dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sampai sejauh mana derajat
keberhasilan kegiatan layanan bimbingan. Berdasarkan informasi ini dapat ditetapkan
langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya.
Di lihat dari tahapan penilaian dalam bimbingan dan konseling dapat dipisahkan
menjadi tiga tahap, yaitu :
1. Penilaian segera (laiseg), adalah penilaian tahap awal yang dilakukan segera setelah
atau menjelang diakhirinya layanan yang dimaksud. Penilaian ini dapat diungkap
dengan menanyakan kepada siswa tentang proses dan keadaan siswa terkait dengan
materi layanan yang diberikan.
2. Penilaian jangka pendek (laijapen), adalah penilaian lanjutan yang dilakukan setelah
satu atau lebih jenis layanan dilaksanakan selang beberapa hari sampai paling lama satu
bulan. Penilaian ini dapat dilakukan dengan mengobservasi (mengamati) ataupun
mewancarai (menanyakan) dari beberapa sumber yang tahu tentang keadaan dan
kondisi siswa yang diberi layanan.
3. Penilaian jangka panjang (laijapan) adalah penilaian yang lebih menyeluruh setelah
dilaksanakannya layanan dengan selang satu unit waktu tertentu, seperti satu semester.
Penilaian ini biasa digunakan untuk mengukur keterlaksanaan suatu program bimbingan
dan konseling secara menyeluruh baik dalam rentang satu semester, maupun selama
satu tahun.
Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui analisis terhadap
keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam Satlan dan Satkung untuk
mengetahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan. Hasil kegiatan dicantumkan
dalam Lapelprog.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

25

Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan kegiatan dan


ketercapaian tujuan dari program yang telah ditetapkan. Ada empat macam kebijakan
lanjutan yang mungkin diambil setelah evaluasi program dilakukan, yaitu sebagai berikut:
a. Kegiatan tersebut dilanjutkan karena data yang terkumpul diketahui bahwa program
ini sangat bermanfaat dan dapat dilaksanakan dengan lancar tanpa hambatan sehingga
kualitas pencapaian tujuannya tinggi.
b. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan penyempurnaan karena dari data yang
terkumpul diketahui bahwa hasil program sangat bermanfaat tetapi pelaksanaannya
kurang lancar atau kualitas pencapaian kurang tinggi. Yang perlu mendapat perhatian
untuk kebijakan berikutnya adalah cara atau prose kegiatan pencapaian tujuan.
c. Kegiatan tersebut dimodifikasi karena data yang terkumpul dapat diketahui bahwa
kemanfaatan hasil program tinggi sehingga perlu disusun lagi perencanaan secara
lebih baik. Dalam hal ini mungkin tujuan yang perlu diubah.
d. Kegiatan tersebut tidak dapat lagi dilanjutkan (dengan kata lain dihentikan) karena
dari data yang terkumpul diketahui bahwa hasil program yang dikumpul diketahui
kurang bermanfaat, ditambah lagi di dalam pelaksanaan sangat banyak hambatan.

4.

ANGGARAN RENCANA OPERASIONAL


ANGGARAN
No

PROGRAM
Managemen

Layanan
Dasar

Layanan
Responsif

Layanan
Perencanaan
Individual
Layanan
Dukungan
Sistem

RINCIAN

ATK
Kegiatan rapat
Fotokopi assesment
Layanan informasi, orientasi,
penempatan dan penyaluran,
penguasaan konten, bimbingan
kelompok.
Kegiatan pendukung
Konseling individual
Konseling kelompok
Alih tangan kasus
Advokasi
Mediasi
bimbingan karier
kegiatan ekstrakurikuler
pelatihan ketrampilan
Peningkatan profesionalisme
Akomodasi
Penelitian
Jumlah

JUMLAH

SUMBER

Rp

RKAS
2014/2015

Rp

RKAS
2014/2015

Rp

RKAS
2014/2015

Rp

RKAS
2014/2015

Rp

RKAS
2014/2015

Rp.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

26

PEMERINTAH KOTA SURABAYA


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PROGRAM SEMESTER BIMBINGAN DAN KONSELING


TAHUN PELAJARAN 2015/2016
KELAS : VII
BIDANG

KOMPONEN
LAYANAN

KEGIATAN

SASARAN
KELAS

TOPIK
P S B

Layanan Dasar

Orientasi
- Orientasi sekolah (Layanan
(Bimbingan Orientasi Sekolah) LOS
Klasikal)
VII

-Orientasi awal BK di SMP

VII

-Pengalamanku dengan BK
-Pengalaman BK di Kelas
Sebelumnya

VIII

-BK dan Masalah-Masalahku

IX

-BK dan Kesuksesanku


Informasi
(Bimbingan

a. Konsep diri

VII

SASARAN HASIL
YANG SPESIFIK
DAN DAPAT
DIUKUR
Mengenalkan kepada
siswa tentang lingkungan
sekolah baru yang berupa
visi misi sekolah,
personil sekolah,
lingkungan fisik dan non
fisik serta keunggulan
sekolah.
memberikan layanan
klasikal agar siswa dapat
menyesuaikan diri
dengan kelas barunya
dan memaksimalkan
fungsi dan layanan BK
sesuai dengan
karakteristik jenjang
kelas
Siswa dapat mengenali
konsep diri negatif dan

WAKTU
JL
3 4 1

AGT
2

SEP

3 4 1 2 3 4 1

OKT
2 3 4 1

NOP

DES

2 3 4 1

PELAKSANA

BIA
YA

Konselor,
Kepala
sekolah,
Waka
Kesiswaa
n

Konselor

Konselor

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

27

Klasikal)

b. Aku dan Lingkungan


Diriku
VII

c. Mengapa Manusia Perlu


Belajar dan Bekerja?

VII

a. Nilaiku dan Cita-citaku


VII
d. Bertanggung Jawab itu
keren

e. Belajar dari Pribadi


IdolakuNabiku

f. Prilaku Konsumtif dan


Produktif

g. Membiasakan diri gemar


hidup menabung

VII

VII

VII

VII

positif serta mengubah


konsep dirinya menjadi
positif
Siswa dapat
menempatkan diri dan
berinteraksi secara baik
dengan teman dan
lingkungan smp
Siswa dapat
mengembangkan
apresiasi positif terhadap
sekolah dan belajar
Siswa dapat memahami
hubungan antara prestasi
belajar dan keberhasilan
karier di masa depan
Siswa dapat mempelajari
cara-cara memperoleh
hak dan memenuhi
kewajiban serta sadar
akan resik dari
pengambilan keputusan
Siswa mampu memahami
bahwa akhlak karimah/
tingkah laku terpuji
adalah bukti keimanan
Siswa memahami
pengertian perilaku
konsumtif dan produktif,
memahami nilai ulet dan
kompetitif dalam
kehidupan sehari-hari
Siswa dapat termotivasi
untuk gemar menabung
dan mulai mandiri secara
ekonomi

Konselor

Konselor

Konselor

Konselor

Konselor

Konselor

Konselor

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

28

h. Empati

i. Persahabatan Sejati

j. Potensi Diri

VII

VII

VII

k. Cita-citaku Idealis dan


Realistis
VII

Layanan
Pembelajar
an

a. Gaya Belajar/Learning
Style
VII

b. Cara Belajar Efektif

VII

Siswa mampu
membangun hubungan
persahabatan yang sehat
dan menumbuhkan
interaksi sosial yang
positif
Siswa dapat mengerti
dasar-dasar membangun
hubungan persahabatan
yang sehat dan
menumbuhkan sikap
saling percaya
Siswa dapat memahami
potensi-potensi yang ada
dalam diri pribadinya
sehingga dapat
mengetahui minat dan
bakatnya
Siswa dapat menentukan
dan menjelaskan cita-cita
idealis yang ingin dicapai
serta merumuskan
langkah-langkah nyata
yang harus di tempuh
untuk meraihnya
Siswa dapat mengerti,
mengenali dan
menerapkan gaya belajar
untuk pembelajaran di
kelas dan di rumah
Siswa padat memahami
dan mempraktekan caracara belajar yang dapat
membawa hasil
maksimal bagi
peningkatan prestasinya

Konselor

Konselor

Konselor

Konselor

Konselor

Konselor

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

29

c. Menguasai hidupku sendiri


(Manajemen Diri meraih
Prestasi)

Layanan
Penempatan
dan
Penyaluran

a. Penempatan dan
Penyaluran dalam belajar
kelompok
b. Penempatan dan
Penyaluran beasiswa

Bimbingan
Kelompok

c. Pemenpatan dan
penyaluran pada
ekstrakulikuler dan
orgaisasi
a. Manajemen Uang Saku
(Hemat pangkal kaya)

Aplikasi
Instrumenta
si
Layanan
Responsif

Konseling
Indinidual

Melancarkan AUM, ITP atau


alat instrumentasi lainnya

VII

VII,
VIII, IX

Konselor,
alumni
dan guru
Mapel
Konselor,
wali kelas,
waka
kesiswaan

VII,
VIII, IX
VII

VII,
VIII, IX

Pemanfaatan waktu luang

Manajemen Emosi,
Menguasai Diri

Konselor

VII,
VIII, IX

VII,
VIII, IX

Konseling
Kelompok

Siswa dapat
merencanakan kegiatan
harian yang bermanfaat
dan mengisi waktu
senggang dengan baik

VII,
VIII, IX

Siswa dapat melakukan


pengelolaan uang saku
sehingga siswa
mengenal, menyadari
manfaat dan
membiasakan hidup
hemat
Hasil permasalahan siswa
yang dapat di rumuskan
menjadi materi dan
perilaku siswa yang
diharapkan
Siswa mampu mengelola
emosi dan dapat
merencanakan kegiatan
sehari-hari yang
seimbang dan selaras
dengan kesehatan fisik
dan mental-spiritual
Kons. Kelompok

Konselor

Konselor

Konselor
Pihak
yang

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

30

Berwenan
g
Pihak
yang
Berwenan
g
Pihak
yang
Berwenan
g

Referal
Pelanggaran Tata Tertib
Sekolah

Kesehatan Secara Fisik


Terganggu
Kesehatan Mental Yang
Serius
Kolaborasi
dengan
Guru
Mapel,
Wali kelas
Kolaborasi
dengan
Orangtua

Perencanaan
Individual

Peer
Guidance
Kunjungan
Rumah
Asesmen
Individual

Presensi Kehadiran Siswa di


Sekolah
Keseriusan siswa bersekolah

Tersusunny
a Program
BK

VII,
VIII, IX
VII,
VIII, IX
VII,
VIII, IX

Konselor

Klasikal
Konselor

Mengumpulkan data konseli,


menemukan alternatif
pemecahan masalah konseli
Pelatihan Konselor Sebaya
Pengumpulan data konseli
Tes Psikologi
Analisis diri Siswa
Buku Pribadi Siswa

Dukungan
Sistem

VII,
VIII, IX

Rapat koordinasi bersama


Koordinator BK, tentang
penyusunan Program BK, dan
pelaksanaan teknisnya.

VII,
VIII, IX
Konselor
VIII

Bimbingan Kelompok,
Konsultasi

Konselor

VII,
VIII, IX

Konselor

VII

Konselor

VII,
VIII, IX

Konselor

VII

Konselor
Konselor,
Koordinat
or BK

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

31

Persiapan instrumen AUM,


dan Angket , dan konsultasi
dengan koordinator BK,

Konselor,
Koordinat
or BK

Melancarkan AUM, dan


Angket Kebutuhan Siswa

Konselor

Analisis Need Assesmen

Konselor

Penyusunan Program BK,


Silabus, dan RPBK
Study tour
Temu alumni
Entrepreneurship Day
Sholat Dhuhur berjamaah
plus kulum bergilir
Pengmbang
an Profesi

Evaluasi dan
Akuntabilitas

Penelitian Tindakan
Bimbingan Konseling
(PTBK)
Workshop dan Seminat
tentang BK

Konselor
VII, IX
VII, IX
VII,
VIII, IX
VII,
VIII, IX
Konselor

a. Evaluasi
Kegiatan

Konselor

b. Evaluasi
Materi

Konselor

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

32

Surabaya, 19 Maret 2015


Konselor Sekolah

Lailatul Rofiah K. Wardani, S.Pd

Mengetahui :
Koordinator BK SMP PPG UNESA

Mengesahkan,
Kepala SMP PPG UNESA

Drs. Nur Salim, M.Pd


NIP. 09890989909890

Drs. Abdul Rozak, M.Pd


NIP. 0767876577676567

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

33

TOR (TERM OF REFERENCE) KEGIATAN


BIMBINGAN DAN KONSELING
1.

Nama Kegiatan

: Konseling Kelompok (topik Manajemen Emosi)

2.

Latar Belakang (Rasional) :


Emosi adalah luapan perasaan berdasarkan keadaan serta reaksi psikologis dan
fisiologis. Memanajemen emosi artinya siswa dapat mengontrol ekspresi
dirinya khususnya emosinya dengan tepat sesuai keadaan. Dalam kehidupan
sehari-hari kemampuan mengontrol emosi adalah kemampuan yang mutlak
harus dimiliki oleh individu yang ingin beradaptasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya. Berdasarkan data AUM UMUM yang disebarkan kepada 100
siswa kelas VII, didapatkan hasil 69% siswa dinyatakan bermasalah di aspek
diri pribadi. Dalam butir soal no.110 tentang pengendalian emosi, di dapatkan
hasil bahwa 92% siswa sangat membutuhkan pelatihan manajemen emosi.
Kemudian data dari hasil angket pengendalian diri yang disebar pada subyek
sasaran di tambah informasi dari observasi lapangan dan wawancara dengan
guru BK di dapatkan 10 siswa yang memiliki kecenderungan manajemen
emosi yang sangat rendah dalam mengendalikan emosi negatif seperti marah
dan membentak yang menimbulkan masalah-masalah baru yang cukup serius
jika di biarkan. Dengan konseling kelompok latihan manajemen emosi
diharapkan individu dapat meningkatkan kemampuan mengontrol ekspresi
emosi yang telat saat berinteraksi dengan orang lain.

3.

Tujuan :
Memberikan pelatihan manajemen emosi pada siswa agar siswa mampu
menguasai diri sendiri yakni dapat mengontrol ekspresi emosi yang sesuai
dengan keadaan dan taraf kewajaran dalam pergaulan sehari-hari.

4.

Sasaran/hasil :
10 siswa kelas VII yang mengalami masalah manajemen emosi mampu
mengontrol ekspresi emosi yang sesuai dengan keadaan saat berinteraksi
bersama orang lain.

5.

Petugas

: Guru BK/Konselor

6.

Tempat kegiatan

: Ruang BK/Aula/Ruang kelas

7.

Mekanisme Pelaksanaan

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

34

a. Perencanaan
Melakukan need assesmen pada siswa
Menentukan siswa peserta konseling kelompok
Mempersiapkan meteri dan metode yang sesuai karakteristik siswa dan
kemampuan konselor
Menyusun rancangan atau langkah-langkah konseling kelompok
Menentukan jadwal konseling
Menyiapkan tempat
Menyiapkan Media yang diperlukan
b. Pelaksananaan
o Langkah-langkah konseling kelompok
o tahap pembentukan
a) menerima secara terbuka dan mengucapkan salam
b) berdoa bersama
c) menjelaskan pengertian, tujuan dan manfaat melaksanakan
konseling kelompok
d) menjelaskan cara pelaksanaan konseling kelompok
e) menjelaskan asas-asas konseling kelompok
f) perkenalan dilanjutkan dengan Games
g) ice breaking tentang ekspresi emosi
o tahap peralihan
a) Tanya jawab tentang kesiapan anggota untuk kegiatan lebih lanjut
b) Mengenali suasana apabila anggota secara keseluruhan/sebagian
belum siap untuk memasuki tahap berikutnya dan mengatasi
suasana tersebut
c) memberi topik masalah pribadi yang dibahas dalam kelompok
(manajemen emosi)
o tahap kegiatan
a) Konselor mengemukakan topik bahasan yang telah dipersiapkan
(manajemen emosi)
b) Pembahasan masalah tersebut secara tuntas

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

35

c) Malakukan latihan manajemen emosi dengan metode sosiodrama


dan bangku kosong
d) Pemilihan strategi konseling
e) Pemaparan langkah-langkah strategi konseling
f) Pembahasan pertemuan lanjutan
g) Evaluasi pelaksanaan strategi konseling yang telah di sepakati
o Tahap pengakhiran
a) Mengecek perkembangan dan keberhasilan masing-masing konseli
b) Menjelaskan bahwa kegiatan Konseling Kelompok akan diakhiri
c) Pesan serta tanggapan anggota kelompok
d) Ucapan terima kasih
e) Berdoa
f) penutup
c. Tindak Lanjut
Monitoring kegiatan siswa di sekolah oleh guru BK dan wali kelas
Menyebar angket manajemen emosi untuk mengetahui tingkat
perkembangan siswa.
8. Tolak Ukur Indikator Keberhasilan :
Program ini dikatakan berhasil jika siswa dapat menerapkan keterampilan
manajemen emosi yang ditunjukkan dengan mampunya siswa mengekspresikan
diri sesuai suasana dan taraf kewajaran dalam pergaulan sehari-hari sehingga
masalah siswa berangsur-angsur teratasi dengan baik.
9. Jadwal

Tanggal

: Bulan September 2015

Waktu

: 3 x pertemuan @ 60 menit

Surabaya, 19 Maret 2015


Konselor Sekolah

Lailatul R. K. Wardani, S.Pd.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

36

EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN


KONSELING
1. Menentukan sasaran penilaian

: Layanan Konseling
Kelompok Manajemen Emosi
2. Merumuskan Aspek evaluasi dan Instrumen:
No.
1

5
6

Aspek
Konselor

Kisi-kisi

Kemampuan verbal
Kemampuan mengelola kelompok
Kemampuan memotivasi
Penguasaan masalah
Kesiapan
Kemampuan menyampaikan
penjelasan strategi
Kemampuan berempati
Kemampuan non verbal
Membangun keakraban
Konseli
Kesukarelaan
Partisipasi
Antusias
menanggapi anggota kelompok
Menerima pendapat orang lain
Memilih strategi
Dinamika Suasana kelompok
kelompok Keaktifan kelompok
siswa
Kemampuan bekerja sama dalam
kelompok
Hasil
Adanya pemahaman baru
Adanya perubahan perilaku siswa
Perkembangan terselesaikannya
masalah
Kepuasan siswa terhadap layanan
Mempraktekan ekspresi emosi
yang tepat dan wajar
Media
Menarik
Kesesuaian dengan masalah
metode
kesesuaian metode konseling
kelompok dengan masalah
Kesesuaian metode konseling
dengan karakteristik siswa
waktu
Ketersediaan waktu
manajemen waktu

Instrumen
evaluasi
angket kepada
siswa

Observasi
(daftar ceklis)

Observasi
(daftar ceklis)

Wawancara dan
observasi

angket kepada
siswa
angket kepada
siswa

angket kepada
siswa

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

37

3. Menyusun Instrumen
INSTRUMENT EVALUASI PROGRAM BK
LAYANAN KONSELING KELOMPOK MANAJEMEN EMOSI

Nama

: ......

Kelas

: ......

Tanggal pengisian

: ..

Pengantar
Angket ini berisi beberapa daftar pernyataan yang digunakan sebagai media
untuk memperoleh informasi tentang pemberian layanan informasi pentingnya
bekonseling kelompok tentang manajemen emosi. Hasil jawaban angket ini tidak
akan mempengaruhi nilai prestasimu, untuk itu jawablah dengan sejujur-jujurnya
sesuai dengan apa yang kamu rasakan.
Petunjuk
1. Tulislah nama, kelas dan tanggal pengisian angket.
2. Bacalah semua pertanyaan ini dan pilihlah salah satu alternatif jawaban yang
paling sesuai menurut kamu
3. Berilah tanda cek () pada tempat yang disediakan

No

Pernyataan

1
2

Kata-kata yang disampaikan konselor mudah saya pahami


Konselor mampu memimpin dan memandu jalannya
konseling kelompok
Konselor mampu memotivasi saya dan anggota kelompok
lainnya
Konselor menguasai masalah yang di bahas dalam kelompok
Saat kegiatan berlangsung, konselor terlihat siap dalam
menjelaskan dan memandu penyelesaian masalah kami
Saya merasa konselor dapat berempati pada apa yang saya
rasakan

3
4
5
6
7

Saya tidak merasa terganggu dengan gerak-gerik dan tingkah


laku konselor selama konseling

Konselor dapat membangun keakraban dengan kami

Nilai
Ya Tidak

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

38

No
9

Nilai
Ya Tidak

Pernyataan
Media yang digunakan dalam konseling kelompok menarik
perhatian kami

10 Media dalam konseling kelompok sesuai dengan masalah


yang dibahas
11 metode konseling kelompok yang dilakukan sesuai dengan
masalah yang sedang kami hadapi
12 Cara konselor malakukan konseling cocok dengan sifat atau
karakter kami
13

Waktu yang digunakan saat konseling kelompok adalah


waktu yang tepat

14 Konselor mampu mengelola waktu kegiatan konseling


kelompok dengan baik
15 Saya merasa senang melakukan kegiatan konseling kelompok
total

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

39

PEDOMAN OBSERVASI EVALUASI


LAYANAN KONSELING KELOMPOK MANAJEMEN EMOSI

Observer

Kelas

Hari/Tanggal : ....................................................................
Petunjuk
Berilak tanda centang pada siswa yang menunjukkan perilaku sesuai tabel aspek
yang di nilai
No.
1.

2.

3.

4.

5.

6.

Aspek yang
Dinilai
Siswa sukarela
menceritakan
latar belakang
masalahnya
Siswa aktif
berpartisipasi
dalam seluruh
rangkaian
kegiatan
konseling
kelompok
Siswa antusias
(menjawab,
menanggapi,
posisi duduk
condong) saat
kegiatan
konseling
kelompok
berlangsung
Siswa memberi
tanggapan
terhadap masalah
dan solusi dari
anggota
kelompok
Siswa dapat
menerima
pendapat orang
lain
Siswa mampu
memilih strategi

Nama siswa
Ahd

And

Atn

Dnd

Dni

Gsl

Ik

Itg

Nyt

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

Vsa

40

No.

7.

Aspek yang
Dinilai
konseling yang
paling sesuai
untuk langkah
pemecahan
masalahnya
Siswa mampu
membuat
kesimpulan sikap
yang harus di
ubah

8.

Suasana
Kelompok
dinamis dan akrab

9.

Selama kegiatan,
anggota
kelompok aktif
berinteraksi

10.

Siswa mampu
bekerja sama
dalam kelompok

11.

Adanya
pemahaman baru
pada diri siswa

12.

Adanya
perubahan
perilaku siswa
pada siswa

13.

Terdapat
perkembangan
terselesaikannya
masalah siswa
setelah konseling
kelompok
dilaksanakan

14.

Siswa terlihat
puas terhadap
layanan

15.

Siswa mampu
mempraktekkan
ekspresi emosi

Nama siswa
Ahd

And

Atn

Dnd

Dni

Gsl

Ik

Itg

Nyt

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

Vsa

41

No.

16.

Aspek yang
Dinilai
yang tepat dan
wajar pada sesi
konseling
kelompok

Nama siswa
Ahd

And

Atn

Dnd

Dni

Gsl

Ik

Itg

Nyt

Vsa

Siswa mampu
mempraktekkan
ekspresi emosi
yang tepat dan
wajar pada
kehidupan seharihari
total
Rata-rata

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

42

4. Menyebar instrumen
Instrumen di sebar setelah kegiatan layanan konseling kelompok di lakukan kepada 10 konseli anggota konseling kelompok.
Angket Siswa
Nomer
Urut Induk
1
2015006
2015009
2
2015011
3
2015021
4
5
2015022
6
2015028
7
2015036
2015039
8
9
2015058
10 2015086

Nama
Siswa
Ahmad
Andi
Anton
Dinda
Dini
Gisel

Ike
Itang
Nurhayati
Visca

TTL L/P
L
L
L
P
P
P
P
L
P
P

1
Y
Y
Y
Y
Y
T
T
Y
Y
Y

2
T
Y
Y
Y
T
Y
Y
Y
Y
Y

3
Y
Y
T
Y
Y
Y
Y
T
Y
Y

4
Y
T
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y

5
Y
Y
Y
Y
T
Y
Y
Y
Y
Y

Nomer Item
6 7 8 9 10
Y Y Y Y T
Y Y Y Y Y
Y Y T Y Y
Y Y Y T Y
Y Y Y Y Y
Y T Y Y Y
T Y Y T Y
Y Y Y Y Y
Y Y Y Y Y
T Y Y Y Y

11
Y
Y
Y
T
Y
Y
T
Y
T
Y

12
Y
T
Y
Y
T
Y
Y
Y
T
Y

13
Y
Y
Y
Y
Y
T
Y
Y
Y
Y

14
Y
T
T
Y
Y
Y
T
T
Y
T

15
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y

Nama
Siswa
Ahmad
Andi
Anton
Dinda
Dini
Gisel
Ike
Itang
Nurhayati
Visca
Skor
%
Aspek
(dalam%)

1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
8
80

2
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
8
80

3
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
8
80

4
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
9
90

5
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
9
90

6
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
8
80

85

Konselor

Skoring
7 8 9 10
1 1 1 0
1 1 1 1
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 1
0 1 1 1
1 1 0 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
9 9 8 9
90 90 80 90
85
media

11 12 13 14
1 1 1 1
1 0 1 0
1 1 1 0
0 1 1 1
1 0 1 1
1 1 0 1
0 1 1 0
1 1 1 0
0 0 1 1
1 1 1 0
7 7 9 5
70 70 90 50
70
70
metodewaktu

15
1 13
1 12
1 12
1 13
1 12
1 12
1 10
1 13
1 13
1 13
10 123
100
100
hasil

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

% Interpretasi
118
109
109
118
109
109
91
118
118
118

43

Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik

ANALISIS EVALUASI LAYANAN KONSELING KELOMPOK


MANAJEMEN EMOSI
observasi
Nomer
Urut Induk
1 2015006
2 2015009
3 2015011
4 2015021
5 2015022
6 2015028
7 2015036
8 2015039
9 2015058
10 2015086

Nama
Siswa

L/P

L
L
L
P
P
P
Ike
P
Itang
L
Nurhayati P
Visca
P
Ahmad
Andi
Anton
Dinda
Dini
Gisel

1
Y
Y
Y
Y
Y
T
T
Y
Y
Y

2
T
Y
Y
Y
T
Y
Y
Y
Y
Y

3
Y
Y
T
Y
Y
Y
Y
T
Y
Y

4
Y
T
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y

5
Y
Y
Y
Y
T
Y
Y
Y
Y
Y

6
Y
Y
Y
T
Y
Y
T
Y
Y
Y

Nomer Item
7 8 9 10 11
Y T Y Y Y
Y Y Y T T
Y T T Y Y
Y Y Y Y Y
Y Y Y T Y
T Y Y Y Y
Y Y Y Y Y
Y T Y Y T
Y Y Y Y Y
T Y Y Y Y

12
T
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y

13
Y
Y
Y
T
Y
Y
T
Y
T
Y

14
Y
Y
Y
Y
Y
T
Y
Y
Y
Y

15
Y
T
T
Y
Y
Y
T
T
Y
T

Nama
Siswa
1
Ahmad
1
Andi
1
Anton
1
Dinda
1
Dini
1
Gisel
0
Ike
0
Itang
1
Nurhayati
1
Visca
1
Skor
8
%
80
Aspek
(dalam%)

16
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y

Aspek Evaluasi
90

2
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
8
80

3
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
8
80

4
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
9
90

5
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
9
90

6
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
8
80

7
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
8
80

83

Konseli

Skoring
8 9 10
0 1 1
1 1 0
0 0 1
1 1 1
1 1 0
1 1 1
1 1 1
0 1 1
1 1 1
1 1 1
7 9 8
70 90 80
80
Dinamika

11
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
8
80

12
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
90

13 14 15
1 1 1
1 1 0
1 1 0
0 1 1
1 1 1
1 0 1
0 1 0
1 1 0
0 1 1
1 1 0
7 9 5
70 90 50
80
Hasil

16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
100

Interpretasi

13
12
12
14
13
13
12
12
15
14
130

118
109
109
127
118
118
109
109
136
127

Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik

80

no
1
2
3
4
5
6
7

70
60

50
40
30

20
10
0
K O NS ELOR

5.

K O NS ELI

DIN A MIKA
K EL OMPOK

M EDIA

M ETO DE

W A K TU

Aspek
skor
Konselor
85 %
Konseli
83 %
Dinamika Kelompok
80 %
Media
85 %
Metode
70 %
Waktu
70 %
Hasil
90 %

interpretasi
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Baik
Sangat Baik

H A S IL

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

44

5. Penilaian

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING


No
1.

Spesifikasi

Masalah

Aspek
yang
dinilai

Bidang Bimbingan MANAJEMEN Konselor


Pribadi
EMOSI

Jenis Layanan
Konseling
Kelompok

Sasaran 10 siswa
kelas VII yang
memiliki skor
manajemen emosi
rendah dari hasil
angket, observasi
dan wawancara

Hasil penilaian

Target
%

Deskripsi

90

85 Kemampuan verbal konselor


telah baik yakni kata-katanya
mudah dipahami oleh konseli
selama memandu rangkaian
kegiatan konseling kelompok
Konselor mampu mengelola
kelompok yakni membawa
suasana menjadi cair dan
membawa seluruh anggota
kelompok melewati tahap
demi tahap konseling
kelompok
Konselor mampu memotivasi
konseli dalam
mengungkapkan masalahnya
dan bersemangat mencari
strategi pemecahan masalah
yang paling cocok baginya

Simpulan
Secara keseluruhan
pelaksanaan kegiatan konseling
kelompok manajemen emosi
sudah berjalan dengan baik. Hal
tersebut ditandai dengan nilai
kemampuan konselor dalam
memimpin kelompok dari
tahap awal pembentukan
hingga pengakhiran yang di
ikuti dengan sukarela dan
semangat oleh konseli. Hal
yang masih harus di perhatikan
adalah masalah pemilihan
metode yang harus lebih fokus
pada masalah dan manajemen

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

45

No

Spesifikasi
dengan guru BK
yakni:
Ahmad, Andi,
Anton, Dinda, Dini,
Gisel, Ike, Itang,
Nurhayati, Visca

Masalah

Aspek
yang
dinilai

Hasil penilaian

Target
%

Deskripsi

Simpulan

Konselor menguasai bahasan waktu yang lebih baik sehingga


masalah konseli sehingga
konseling dapat berjalan secara
konselor mampu menjelaskan efektif dan efisien waktu.
dan menjawab pertanyaan
konseli
Konselor telah siap
melakukan kegiatan layanan
konseling kelompok dari
tahap awal hingga akhir tanpa
absen
Konselor mampu
menyampaikan penjelasan
strategi dengan baik sehingga
konseli mengerti dan dapat
melaksanakan langkahlangkah yang telah dipilih
Konselor mampu
mengkomunikasikan empati
sehingga konseli merasa
nyaman dan terbuka
Konselor memiliki kebiasaan
non verbal yang awalnya
cukup mengganggu konseli
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

46

No

Spesifikasi

Masalah

Aspek
yang
dinilai

90

Konseli

Hasil penilaian

Target

90

Deskripsi

Simpulan

yakni kebiasaan
mempermainkan pena
Konselor mampu
membangun keakraban
dalam kelompok konseling
87 Guru BK mampu menjawab
dengan baik dan siswa
mampu menerima dan
mengerti maksud jawaban
yang diberikan
Guru BK mampu memotivasi
siswa sehingga siswa
semangat untuk mengikuti
pemberian layanan
Guru BK mampu menguasai
kondisi kelas sehingga siswa
memperhatikan materi yang
disampaikan, tidak ada yang
bercanda sendiri ataupun
mengantuk
83 Siswa dengan sukarela
menceritakan latar belakang

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

47

No

Spesifikasi

Masalah

Aspek
yang
dinilai

Hasil penilaian

Target
%

Deskripsi

Simpulan

masalah tak bisa mengontrol


emosinya
Semua anggota kelompok
berpartisipasi aktif dalam
kegiatan konseling kelompok
Anggota kelompok antusias
melaksanakan kegiatan
konseling kelompok
khususnya pada tahap
pembentukan dan kegiatan
Siswa mampu menanggapi
masalah sesama anggota
kelompok dan memberikan
respons yang membangun
Siswa dapat menerima
pendapat teman dalam
kelompok khususnya saat
penelusuran latar belakang
masalah
Seluruh anggota kelompok
mampu memilih strategi yang
cocok untuk mereka lakukan

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

48

No

Spesifikasi

Masalah

Aspek
yang
dinilai

Dinamika

90

Kelompok

Hasil

Hasil penilaian

Target

90

Deskripsi

Simpulan

terkait penyelesaian masalah


manajemen emosi
80 Suasana keakraban antar
anggota kelompok telah
terbangun cukup erat sehingga
memotivasi siswa untuk
terbuka
Anggota kelompok aktif
dalam datang ke seluruh sesi
konseling kelompok dan aktif
berpartisipasi dalam
rangkaian kegiatan konseling
kelompok
Siswa telah mampua bekerja
sama dalam kelompok
90 Siswa memiliki pemahaman
baru yang lebih mendalam
tentang manajemen emosi
Perubahan perilaku siswa
saat berada di luar kelompok
masih tidak terlihat sangat
signifikan

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

49

No

Spesifikasi

Masalah

Aspek
yang
dinilai

Metode

Hasil penilaian

Target
%

90

Deskripsi

Simpulan

Perkembangan
terselesaikannya masalah
sudah berjalan, namun belum
seluruhnya selesai dengan
baik
Siswa merasa senang dan
bersedia jika di ajak konseling
lagi di masa mendatang
Siswa dapat mempraktekkan
ekspresi emosi yang tepat
dan wajar
70 Metode yang digunakan
terlalu beragam sehingga ada
yang bisa dipahami siswa
yakni sosiodrama ada yang
masih
membingungkan
karena tidak disertai media
yang sesuai
Metode yang dilakukan sudah
sesuai dengan karakteristik
siswa SMP yang menyukai

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

50

No

Spesifikasi

Masalah

Aspek
yang
dinilai

Hasil penilaian

Target
%

Media

90

Waktu

90

Deskripsi

Simpulan

permainan peran, namun


mengalami kesulitan pada
bagian pembagian peran dan
pengembangan
85 Konselor
mampu
menampilkan media yang
menarik untuk siswa
Media yang digunakan ada
yang sangat sesuai ada yang
tidak terlalu sesuai dengan
masalah siswa yakni pada
beberapa
gambar
yang
ditampilkan
70 Konselor dan siswa dapat
menyediakan waktu untuk
melakukan kegiatan konseling
Manajemen waktu konselor
dalam kegiatan konseling
kadang
kurang
tertata,
sehingga kadang konseling
berlangsung melebihi waktu
yang disepakati bersama

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

51

ANALISIS HASIL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING SMP PPG UNESA
No

Deskripsi Hasil Evaluasi

ANALISIS
Perolehan siswa
Perolehan Pembimbing
Siswa dapat
Konselor dapat
memahami latar
meningkatkan kualitas
belakang masalah
diri khususnya dalam
mereka tentang
pemberian layanan
manajemen emosi
konseling Kelompok.

Secara keseluruhan
pelaksanaan kegiatan
konseling kelompok
manajemen emosi sudah
berjalan dengan baik. Hal
tersebut ditandai dengan
nilai kemampuan
Siswa dapat
konselor dalam
menjalin
memimpin kelompok dari
kebersamaan dan
tahap awal pembentukan
persahabatan
hingga pengakhiran yang
bersama anggota
di ikuti dengan sukarela
kelompok
dan semangat oleh
konseli. Hal yang masih
Siswa dapat
menyimulasikan
harus di perhatikan
respon tingkah laku
adalah masalah
yang tepat dan
pemilihan metode yang
wajar berkaitan
harus lebih fokus pada
dengan masalah
masalah dan manajemen
mereka

Konselor belajar
memahami cara yang
baik dalam
memberikan motivasi
kepada siswa pada saat
mengikuti kegiatan
konselor
kelompok/simulasi

DIAGNOSIS

PROGNOSIS

terlalu banyak
metode yang di
laksanakan konselor
sebagai strategi
konseling sehingga
awalnya
membingungkan
konseli.

Konselor harus belajar


lebih berkomitmen
dengan waktu
kesepakatan konseling.
Akan lebih baik jika
konselor menyimulasikan
kegiatan konseling
kelompok yang akan di
lakukan bersama teman
Konselor kurang bisa
sejawat untuk
manajemen waktu
mengevaluasi metode
dengan baik
yang diberikan serta
sehingga konseling
manajemen waktu.
sering berjalan lebih
lama dari waktu
yang disepakati

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

52

No

Deskripsi Hasil Evaluasi


waktu yang lebih baik
sehingga konseling dapat
berjalan secara efektif
dan efisien waktu.

ANALISIS
Perolehan siswa
Perolehan Pembimbing
memanajemen
emosi

DIAGNOSIS

PROGNOSIS

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

53

TINDAK LANJUT HASIL ANALISIS


PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

No

Hasil analisis

1.

Dari hasil evaluasi yang


telah dilaksanakan maka
dapat disimpulkan bahwa
layanan ini terlaksana
dengan baik

Kegiatan Tindak lanjut


Menempatkan /mengikutsertakan dalam
Tindakan segera
kegiatan
Memperbaiki poin-poin Siswa disarankan untuk aktif dalam
yang perolehan
kegiatan-kegiatan sekolah agar mereka
skornya belum optimal mampu berinteraksi dengan banyak tipe
yakni waktu dan
orang dan membiasakan tingkah laku yang
metode
menunjukkan keterampilan manajemen
emosi

Menindaklanjuti ke dalam
bentuk layanan lain
Layanan ini dapat di tindak
lanjuti ke layanan konseling
individu dan layanan tutor
sebaya jika di butuhkan

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Pengembangan dan Evaluasi Program BK

54

ASESMEN
TEKNIK NONTES
DAN TES
Dosen Pembimbing :
Dra. Titin Indah Pratiwi, M.Pd

Pedoman Observasi
Pedoman Wawancara
Angket

1. Pedoman Observasi
Langkah-langkah Penyelenggaraan Daftar Cek (Check List)
Tahap persiapan:
1. langkah penetapan topik
Partisipasi Mahasiswa

2. langkah penentuan variabel, indikator, prediktor, item-item pernyataan


variabel
Partisipasi
mahasiswa PPG
BK dalam
program PPG
berasrama

Indikator
Presensi

Keaktifan

Prediktor

Item-item
pernyataan

Menghadiri
kegiatan wajib PPG

Mengikuti apel pagi


tepat waktu
Hadir dalam
kegiatan workshop
Hadir dalam
kegiatan
pembelajaran
mandiri
Hadir dalam
kegiatan literasi
Terlihat berangkat
kegiatan PPL
Mengikuti kegiatan
bulanan aerobik
Mengikuti kegiatan
PPB

Menghadiri
kegiatan asrama

Mengikuti kegiatan
kerja bakti asrama
Menhadiri kegiatan
tahlil bulanan per
asrama
Bertanya pada dosen
saat workshop
Berpendapat dalam
kegiatan workshop
Melakukan
presentasi tugas

Keaktifan dalam
kegiatan Kelas

Keaktifan di luar
kelas/ asrama
(kepengurusan)

Menjadi petugas
apel
Menjadi pengurus
organisasi dalam
PPG

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Asesmen Psikologi Teknik Non Tes

55

variabel

Indikator

Prediktor

Item-item
pernyataan

Tampil dalam
pentas
seni/inagurasi
Ketaatan
Peraturan

Penyelesaian
tugas

Peraturan PPG

Memakai pakaian
rapi

Peraturan asrama

Tetap tinggal di
asrama saat akhir
pekan
Mengumpulkan
portofolio tugas
Mengumpulkan
karya tulisan

Tugas PPG

Tugas asrama

Tugas piket kamar


mandi

3. langkah penentuan kriteria, langkah penyusunan pedoman observasi.


Kriteria : ya dan tidak

Tahap pelaksanaan:
1. langkah-langkah penyiapan pedoman observasi
2. pengambilan atau penentuan posisi observasi
Observasi Quasi Partisipatif

3. pengamatan perilaku observee serta pencatatan dengan cek


Tahap analisis hasil:
1. penyusunan data hasil observasi
2. penyimpulan
Perhitungan =
Kesimpulan =

100% - 76% : Aktif berpartisipasi


75% - 51% : cukup aktif berpartisipasi
50% - 26% : kurang berpartisipasi
25% - 0%

: tidak berpartisipasi

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Asesmen Psikologi Teknik Non Tes

56

PEDOMAN OBSERVASI PARTISIPASI MAHASISWA PPG BK


DALAM PROGRAM PPG BERASRAMA
(Check List Individual)

Nama Mahasiswa

: .............................................

Observer

: .............................................

Hari/Tgl observasi

: .............................................

Petunjuk penggunaan
Isikan nama mahasiswa yang di observasi, nama anda sebagai pengobservasi,
serta hari dan tanggal observasi. Isikan tanda cek () pada kolom keterangan ya
jika perlaku yang diamati tampak, sebaliknya isikan tidak jika perilaku tersebut
tidak di tampak dilakukan oleh subjek.
No.

Aspek yang diamati

Keterangan
ya tidak

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Mengikuti apel pagi tepat waktu


Menjadi petugas apel
Hadir dalam kegiatan workshop
Hadir dalam kegiatan pembelajaran mandiri
Hadir dalam kegiatan literasi
Terlihat berangkat kegiatan PPL
Mengikuti kegiatan bersama asrama putra-putri (aerobik)
Mengikuti kegiatan bersama asrama putra-putri (PPB)
Mengikuti kegiatan bersama asrama putra-putri (Kerja Bakti)
Mengikuti kegiatan asrama reguler (yasin-tahlil setiap Kamis)
Menjadi pengurus organisasi dalam PPG
Menjadi pengurus cluster asrama
Tetap di asrama saat akhir pekan
Menjalankan tugas piket membersihkan kamar mandi di asrama
Mengumpulkan portofolio tugas
Mengumpulkan karya tulisan
Tampil dalam pentas seni/inagurasi
Total
Perhitungan :

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Asesmen Psikologi Teknik Non Tes

57

Kesimpulan :

Format penilaian:
Keterangan

ya

= skor 1

Tidak = skor 0
Perhitungan =

Kesimpulan = 100% - 76% : Aktif berpartisipasi


75% - 51% : cukup aktif berpartisipasi
50% - 26% : kurang berpartisipasi
25% - 0%

: tidak berpartisipasi

Surabaya, Maret 2015

(Lailatul Rofiah K. Wardani, S.Pd)

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Asesmen Psikologi Teknik Non Tes

58

Langkah Penyelenggaraan Skala Penilaian (Rating Scale)


Tahap persiapan:
1. langkah penetapan topik
Aktivitas mahasiswa
2. langkah penentuan variabel, indikator, prediktor, item-item pernyataan
variabel
Aktivitas
mahasiswa PPG BK
dalam kelas
workshop

Indikator
persiapan

prediktor
Persiapan
belajar

Selama KBM

Dengan
dosen

Dengan
teman

Sesudah

Item-item pernyataan

Mempelajari materi
sebelumnya
Datang tepat waktu
Memperhatikan
penjelasan dosen
Bertanya kepada dosen
Berpendapat dengan
baik dan santun
Mencatat materi Diklat
yang disampaikan
Menjawab pertanyaan
teman
Bekerja sama dengan
sesama mahasiswa
Menghargai pendapat
teman saat presentasi
tidak mengganggu teman
yang sedang
mengerjakan tugas
dapat membuat
rangkuman materi
Dapat mengerjakan
tugas yang diberikan
dosen

3. langkah penentuan alternatif skala


alternatif skala deskriptif : Tingkat Kemunculan sering, kadangkadang dan tidak pernah
4. langkah penentuan kriteria
Tingkat kemunculan Sering

: skor 2 (muncul lebih dari 2 kali/dari


awal sampai akhir)

Tingkat kemunculan Kadang

: skor 1 (muncul satu kali)

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Asesmen Psikologi Teknik Non Tes

59

Tingkat kemunculan Kadang

: skor 0 (tidak muncul sama-sekali)

5. langkah penyusunan pedoman observasi.


Tahap pelaksanaan:
1. langkah penyiapan pedoman observasi
2. pengambilan atau penentuan posisi observasi
Observasi Partisipatif
3. pengamatan perilaku observee serta pencatatan dengan skala.
Tahap analisis hasil:
1. langkah-langkah penyusunan data hasil observasi
2. penyimpulan data
100% - 77%

: Aktif dalam kelas workshop

76% - 32%

: Cukup aktif dalam kelas workshop

33% - 0%

: Kurang aktif dalam kelas workshop

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Asesmen Psikologi Teknik Non Tes

60

PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS MAHASISWA PPG BK


DALAM KELAS WORKSHOP
(Rating Scale individual)

Nama Mahasiswa
Observer
Hari/Tgl observasi
Tempat Observasi

: .............................................
: .............................................
: .............................................
: .............................................

Petunjuk penggunaan
Perilah tanda cek pada kolom yang sesuai dengan gejala perilaku pada individu
Tingkat Kemunculan
No

Aspek yang diamati

Sering Kadang

Tidak
pernah

1
2
3
4
5
6
7

Mempelajari materi sebelumnya


Datang tepat waktu
Memperhatikan penjelasan dosen
Bertanya kepada dosen
Berpendapat dengan baik dan santun
Bekerja sama dengan sesama mahasiswa
Menjawab pertanyaan teman
Menghargai pendapat teman saat
8
presentasi
9 Mencatat materi Diklat yang disampaikan
10 dapat membuat rangkuman materi
tidak mengganggu teman yang sedang
11
mengerjakan tugas
12 Tidak ribut di dalam kelas
Dapat mengerjakan tugas yang diberikan
13
dosen
Total
Perhitungan:
Kesimpulan :

Keterangan penilaian :
Tingkat kemunculan Sering
akhir)

: skor 2 (muncul lebih dari 2 kali/dari awal sampai

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Asesmen Psikologi Teknik Non Tes

61

Tingkat kemunculan Kadang : skor 1 (muncul satu kali)


Tingkat kemunculan Kadang : skor 0 (tidak muncul sama-sekali)
Perhitungan :

%

*skor ideal : skor 2 x 9 item = 18
Kesimpulan :
100% - 77%
76% - 32%
33% - 0%

: Aktif dalam kelas workshop


: Cukup aktif dalam kelas workshop
: Kurang aktif dalam kelas workshop

Surabaya, Maret 2015

(Lailatul Rofiah K. Wardani, S.Pd)

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Asesmen Psikologi Teknik Non Tes

62

CATATAN ANEKDOT SATU PERISTIWA

Siswa

: .................................................................... L/P

Tanggal

: ....................................................................

Kelas

: ....................................................................

Tempat

: ....................................................................

Kejadian
..........................................................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................................................
Pengamatan
................................................

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Asesmen Psikologi Teknik Non Tes

63

REKAPITULASI CATATAN ANEKDOT


Siswa : ............................................. L/P

Kelas : ............................................

No. Tanggal Tempat Kejadian Komentar/Interpretasi Saran

Pengamatan

................................................
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Asesmen Psikologi Teknik Non Tes

64

2. Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
HASIL ANALISIS SOSIOMERTI JURUSAN BAHASA INGGRIS

Responden
: Dua mahasiswano.03 atas nama Ar dan no.12 atas nama Ma
o Analisis : keduanya dipilih terbanyak pada item pertanyaan cenderung pasif dalam kegiatan diskusi (masing-masing dipilih
tujuh kali dari 22 responden) serta tidak dipilih sama sekali (nol pemilih) dalam item pertanyaan aktif dalam dalam
diskusi.
o Diagnosis: pasif dalam diskusi dikarenakan memiliki kecenderungan menarik diri
o Kajian teori:
Menurut Al-Mighwar (2006:192), Menarik diri (withdrawl) adalah bentuk tingkah laku yang menunjukkan adanya
kecenderungan putus asa dan merasa tidak aman sehingga menarik diri dari kegiatan dan takut memperlihatkan
usaha-usahanya. Sedangkan Diskusi menurut KBBI adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah.

Langkah-langkah penyelenggaraan wawancara


Tahap persiapan:
1. Menetapkan variabel yang akan diukur
o Menarik Diri dalam kegiatan diskusi

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Asesmen Psikologi Teknik Non Tes

65

2. Memerinci variabel, indikator, predikator dan Menyusun item-item pertanyaan


variabel indikator
Predikator
Pertanyaan
5W1H
Menarik 1. Putus
a. Tidak percaya pada
Menurut kamu, apa saja kelebihan dan kekurangan yang
what
Diri
Asa
kemampuan diri
kamu miliki di kelas dibanding rekan yang lain?
sebutkanlah
b. pesimis
Menurutmu, apakah kamu memiliki kemungkinan menjadi
what
yang mahasiswa terbaik di jurusanmu? Kenapa?
why
c. irrasional
bagaimana pendapatmu tentang rekan yang aktif
how
mendominasi dalam diskusi?
Apakah mereka adalah orang-orang yang sangat pintar
what
dan suka mencari-cari perhatian?
2. Merasa a. Mudah cemas
Saat dalam kelas, pernahkan kamu merasa cemas?
when
tidak
Kenapa?
why
aman
b. Tidak menyukai tantangan
Jika terjadi konflik dalam kelas, bagaimana sikapmu?
how
kenapa
why
Siapa dosen yang menurutmu sangat killer ?
who
c. merasa berbeda
Pernahkah kamu merasa berbeda dari rekan-rekan
when
sekelasmu? Kenapa?
why
3. Takut
d. Cenderung diam
Menurut teman-temanmu kamu cenderung diam saat
what
memper
diskusi, apakah itu benar? Kenapa kamu lebih suka diam?
why
lihatkan e. Tidak berani berpendapat Apakah kamu sering mencoba untuk berpendapat atau
what
usaha
atau berbicara di depan
berbicara di depan kelas?
diri
f. Takut salah berbicara
Apakah kamu merasa takut salah berbicara saat
what
berpendapat atau presentasi?
Coba ceritakan apa saja yang kamu rasakan saat itu!
what
g. Takut mendapat kesan negatif Saat kamu bicara dalam diskusi, apakah kamu merasa
what
dari orang lain
takut diejek oleh rekan-rekanmu? Kenapa?
why

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Asesmen Psikologi Teknik Non Tes

66

3. Membuat pedoman wawancara

Pedoman Wawancara
1. Wawancara ke

: ................................................................

2. Waktu wawancara

: ................................................................

3. Tempat Wawancara

: ................................................................

4. Masalah

: ................................................................

5. Nama Mahasiswa

: .................................................................

6. Proses wawancara

: ................................................................

No.

Pertanyaan

1.

Menurut kamu, apa saja


kelebihan dan kekurangan
yang kamu miliki di kelas
dibanding rekan yang lain?
Sebutkanlah!

2.

Menurutmu, apakah kamu


memiliki kemungkinan menjadi
yang mahasiswa terbaik di
jurusanmu? Kenapa?

3.

bagaimana pendapatmu
tentang rekan yang aktif
mendominasi dalam diskusi?

4.

Apakah mereka adalah


orang-orang yang sangat
pintar dan suka mencari-cari
perhatian?

5.

Saat dalam kelas, pernahkan


kamu merasa cemas? Kenapa?

6.

Jika terjadi konflik dalam


kelas, bagaimana sikapmu?
kenapa

7.

Siapa dosen yang menurutmu


sangat killer ?

8.

Pernahkah kamu merasa


berbeda dari rekan-rekan
sekelasmu? Kenapa?

Jawaban

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Asesmen Psikologi Teknik Non Tes

67

No.

Pertanyaan

9.

Siapakah sahabatmu di kelas


ini?

10

Menurut teman-temanmu kamu


cenderung diam saat diskusi,
apakah itu benar? Kenapa
kamu lebih suka diam?

11

Apakah kamu sering mencoba


untuk berpendapat atau
berbicara di depan kelas?

12

Apakah kamu merasa takut


salah berbicara saat
berpendapat atau presentasi?

13

Coba ceritakan apa saja yang


kamu rasakan saat itu!

14

Saat kamu bicara dalam


diskusi, apakah kamu merasa
takut diejek oleh rekanrekanmu? Kenapa?

Jawaban

7. Kesimpulan/catatan
:
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
.........................................................................................................
Surabaya,

Maret 2015
Pewawancara,

(Lailatul Rofiah K. Wardani, S.Pd)

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Asesmen Psikologi Teknik Non Tes

68

3. Angket
KISI-KISI ANGKET
HASIL ANALISIS SOSIOMERTI JURUSAN BAHASA INGGRIS

Responden
o Analisis

: Dua mahasiswano.03 atas nama Ar dan no.12 atas nama Ma


: keduanya dipilih terbanyak pada item pertanyaan cenderung pasif dalam kegiatan diskusi (masing-masing
dipilih tujuh kali dari 22 responden) serta tidak dipilih sama sekali (nol pemilih) dalam item pertanyaan aktif
dalam dalam diskusi.
o Diagnosis : pasif dalam diskusi dikarenakan tidak memiliki keberanian mengungkapkan pendapat
o Kajian teori :
Keberanian menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia adalah kegagahan, hal berani atau sifat tidak takut
menghadapi sesuatu, mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya,
kesulitan dan sebagainya. Keberanian menurut Indra adalah suatu sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak terlalu
merisaukan kemungkinan-kemungkinan buruk (Munawar: 2010).
Pendapat adalah pikiran, anggapan, perkiraan tentang suatu hal. Berpendapat adalah upaya untuk meyakinkan
orang lain agar sepakat dengan pembicara (Kamus lengkap Bahasa Indonesia: 2002). Pendapat adalah
rangkaian pengertian yang mengandung arti sebagai hasil kerja pikiran. (Psikologi Umum I & II: 305).
Langkah-langkah penyelenggaraan angket
Tahap persiapan:
1. memerinci variabel, indikator, prediktor, dan item pernyataan

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Asesmen Psikologi Teknik Non Tes

69

Variabel

Indikator

Prediktor

1. Kepercayaan diri a. Percaya pada


kemampuan
yang dimiliki

b. Optimis

Keberanian
Berpendapat
(Munawar, 2010)

c. Rasional dan
realistis

d. Mampu
menguasai emosi

Pernyataan
(+)
No
(-)
saya merasa memiliki keahlian
1 Kebanyakan orang lain
yang belum tentu dimiliki setiap
selalu terlihat lebih mampu
orang
dari pada diri sendiri
Saya percaya bahwa saya
2 Saya memiliki kekurangan
memiliki kelebihan
yang lebih banyak dari
pada kelebihan
Saya bersemangat untuk
3 Saya tidak ingin repot
mempelajari sesuatu walaupun
mengerjakan tugas yang
awalnya sulit
sulit
Saya ingin bisa meningkatkan
5 Saya sebenarnya seorang
prestasi saya di kelas
yang cenderung pemalas
Menurut saya, rekan yang
6 Menurut saya rekan yang
pandai berpendapat itu adalah
suka berpendapat itu
rekan yang bersemangat
memiliki tujuan untuk
belajar
mencari perhatian saja
Salah bicara bagi saya
11 Saya takut salah ketika
merupakan hal yang wajar jika
berpendapat
saya sedang belajar
Saya dapat dengan tenang
12 Saya menjadi gugup
menjawab pertanyaan dari
karena rekan-rekan
rekan maupun dosen
memperhatikan saya
ketika saya berpendapat
Saya merasa santai saat
13 Saya gemetar saat saya
berpendapat dalam diskusi di
dipaksa berbicara di
kelas
depan umum

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Asesmen Psikologi Teknik Non Tes

No
4
7
8
9
10

14
16

19

70

Variabel

Indikator

Prediktor
e. Kemampuan
bersosialisasi
f. Bertindak tegas
g. Menyukai
tantangan

2. Kemampuan
mengungkapkan
pendapat

a. Bertindak nyata

b. Keterampilan
berbicara

c. Menerima
pendapat orang
lain

Pernyataan
No
(-)
15 Saya senang mengobrol
dengan teman dekat saya
saja
Ketika saya kurang mengerti,
17 Ketika kurang mengerti
saya bertanya pada dosen
saya cenderung diam
Saat terjadi perdebatan dalam 18 Saya lebih baik diam dan
diskusi kelas, saya mencoba
tidak ikut campur jika ada
untuk menjadi penengah
perdebatan di kelas
Dalam diskusi kelas, saya akan 24 Saya hanya mengutarakan
mengutarakan pendapat dan
pendapat kepada teman
mempertahankannya
sebangku
Saya cenderung selalu ikut aktif 28 Saya lebih senang
berdiskusi dalam kelas
memperhatikan temanteman lain yang
berpendapat
Ketika berpendapat di kelas
30 Suara saya semakin lama
suara saya dapat terdengar
semakin pelan ketika
dengan jelas
berbicara di depan kelas
Saya dapat menjelaskan
33 Saya sering tiba-tiba lupa
maksud dari pendapat saya
apa yang ingin saya
kepada orang lain
katakan saat mulai bicara
dalam forum diskusi
Saya senang jika ada rekan
34 Saya menjadi cemas ketika
yang menanggapi pendapat
ada teman yang
saya
mengkritik pendapat saya
Saya dapat menerima saran
35 Saya merasa pendapat
atau kritik dari rekan sekelas
rekan-rekan kadang
(+)
Saya mudah bergaul dengan
siapa saja

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Asesmen Psikologi Teknik Non Tes

No
20
21
22
23
25

26
27

29
31

71

Variabel

Indikator

Prediktor

d. Sikap dalam
berpendapat

Pernyataan
No
(-)
kurang sesuai dengan
pendapat saya
Saya bisa bersikap dengan
36 Jantung saya berdebar
santai ketika berpendapat di
ketika saya berbicara di
kelas
kelas
Saya tetap santai dan apa
37 Saat saya berpendapat,
adanya ketika rekan-rekan
saya berusaha terlihat
memperhatikan saya saat
tidak gugup
berpendapat
Saya mengangkat tangan saya 38 Saya ragu-ragu
dengan yakin ketika akan
mengangkat tangan saya
berpendapat
ketika akan berpendapat
(+)

No
32
39

40

2. Menerapkan model jawaban


Jawaban kategorial, yaitu responden diminta memilih satu dari antara dua pilihan yang tersedia. Dapat juga dikatakan bahwa
jawaban kategorial ini bentuk jawaban benar-salah.
Pertanyaan positif Jawaban Ya mendapatkan skor 1, jawaban Tidak mendapatkan skor 0
negatif Jawaban Ya mendapatkan skor 0, jawaban Tidak mendapatkan skor 1.
Skor maksimal adalah : skor ya x jumlah item
1 x 40 = 40
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Asesmen Psikologi Teknik Non Tes

72

Perhitungan Perolehan skor : Perhitungan =

Interpretasi : 100% - 76%

: Berani Berpendapat

75% - 51%

: cukup berani berpendapat

50% - 26%

: kurang berani berpendapat

25% - 0%

: tidak berani berpendapat

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Asesmen Psikologi Teknik Non Tes

73

ANGKET
I.

Pengantar
Angket ini bukan suatu tes. Ini adalah pernyataan tentang beberapa
masalah atau kesukaran-kesukaran yang sering dihadapi oleh mahasiswa
di kelas workshop terutama tentang keberanian berpendapat dalam diskusi.
Angket ini sama sekali tidak mempengaruhi nilai dan hubunganmu dengan
dosen dan rekan di kelas. Angket ini hanya sebagai alat ukur biasa yanag
terjamin kerahasiaanya. Oleh karena itu isilah angket ini dengan sungguhsungguh dan sejujur-jujurnya dan sesuai dengan keaadaanmu.

II.

Petunjuk pengisian
a. Bacalah

pernyataan-pernyataan

ini

dengan

baik

sebelum

mengisinya.
b. Pilihlah pernyataan yang sesuai dengan perasaan, pemikiran, dan
keadaanmu saat berada di kelas PPG dengan cara memberi tanda
chek () atau tanda silang (x) pada pilihan jawaban ya atau tidak.
c. Apabila ada halhal yang belum jelas, dapat langsung ditanyakan.
d. Teliti

kembali

apakah

jawabanmu

telah

benar-benar

menggambarkan dirimu sebelum dikumpulkan.


III.

Pernyataan

No. Pernyataan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

SS

KS TS

saya merasa memiliki keahlian yang belum tentu


dimiliki setiap orang
Saya percaya bahwa saya memiliki kelebihan
Saya bersemangat untuk mempelajari sesuatu
walaupun awalnya sulit
Kebanyakan orang lain selalu terlihat lebih
mampu dari pada diri sendiri
Saya ingin bisa meningkatkan prestasi saya di
kelas
Menurut saya, rekan yang pandai berpendapat
itu adalah rekan yang bersemangat belajar
Saya memiliki kekurangan yang lebih banyak
dari pada kelebihan
Saya tidak ingin repot mengerjakan tugas yang
sulit

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Asesmen Psikologi Teknik Non Tes

74

No. Pernyataan
9.
10.
11.
12.
13.

SS

KS TS

Saya sebenarnya seorang yang cenderung


pemalas
Menurut saya rekan yang suka berpendapat itu
memiliki tujuan untuk mencari perhatian saja
Salah bicara bagi saya merupakan hal yang
wajar jika saya sedang belajar
Saya dapat dengan tenang menjawab
pertanyaan dari rekan maupun dosen
Saya merasa santai saat berpendapat dalam
diskusi di kelas

14. Saya takut salah ketika berpendapat


15. Saya senang mengobrol dengan teman dekat
saya saja
16. Saya menjadi gugup karena rekan-rekan
memperhatikan saya ketika saya berpendapat
17. Ketika saya kurang mengerti, saya bertanya
pada dosen
18. Saat terjadi perdebatan dalam diskusi kelas,
saya mencoba untuk menjadi penengah
19. Saya gemetar saat saya dipaksa berbicara di
depan umum
20. Saya senang mengobrol dengan teman dekat
saya saja
21. Ketika kurang mengerti saya cenderung diam
22. Saya lebih baik diam dan tidak ikut campur jika
ada perdebatan di kelas
23. Saya hanya mengutarakan pendapat kepada
teman sebangku
24. Dalam diskusi kelas, saya akan mengutarakan
pendapat dan mempertahankannya
25. Saya lebih senang memperhatikan teman-teman
lain yang berpendapat
26. Suara saya semakin lama semakin pelan ketika
berbicara di depan kelas
27. Saya sering tiba-tiba lupa apa yang ingin saya
katakan saat mulai bicara dalam forum diskusi
28. Saya cenderung selalu ikut aktif berdiskusi dalam
kelas
29. Saya menjadi cemas ketika ada teman yang
mengkritik pendapat saya

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Asesmen Psikologi Teknik Non Tes

75

No. Pernyataan

SS

KS TS

30. Ketika berpendapat di kelas suara saya dapat


terdengar dengan jelas
31. Saya merasa pendapat rekan-rekan kadang
kurang sesuai dengan pendapat saya
32. Jantung saya berdebar ketika saya berbicara di
kelas
33. Saya dapat menjelaskan maksud dari pendapat
saya kepada orang lain
34. Saya senang jika ada rekan yang menanggapi
pendapat saya
35. Saya dapat menerima saran atau kritik dari
rekan sekelas
36. Saya bisa bersikap dengan santai ketika
berpendapat di kelas
37. Saya tetap santai dan apa adanya ketika rekanrekan memperhatikan saya saat berpendapat
38. Saya mengangkat tangan saya dengan yakin
ketika akan berpendapat
39. Saat saya berpendapat, saya berusaha terlihat
tidak gugup
40. Saya ragu-ragu mengangkat tangan saya ketika
akan berpendapat

Terima kasih

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Asesmen Psikologi Teknik Non Tes

76

MEDIA
BIMBINGAN DAN
KONSELING
Dosen Pembimbing :
Dr. Najlatun Naqiyah

Media Bimb. Kelompok Mbak Bintif


(Tembak Bintang Asertif)
Media CaBEE (Cara Belajar Efektif
dan Efisien)

LAP0RAN
TUGAS MEDIA BIMBINGAN DAN
KONSELING
MBAK BINTIF (TEMBAK BINTANG ASERTIF)
KELOMPOK 2
I Putu Sujaya
I Wayan Gede Hedwinusana
Lailatul Rofiah K. Wardani
Orance A. Tamelan
Septa W. Triwulan
Susten Tamonob

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
2015
ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Laporan ini disusun dengan maksud untuk melaporkan hasil kegiatan kami
tentang pembuatan media bimbingan konseling dengan judul penerapan media
permainan tembak bintang asertif (Mbak Bintif) dengan metode bimbingan
kelompok teknik sosiodrama untuk melatih prilaku asertif siswa.
Dalam menyelesaikan Laporan ini tidak sedikit kendala yang kami hadapi,
baik dalam pelaksanaan kegiatan maupun dalam penyusunan laporan ini. Namun
dengan adanya ketekunan keuletan dan kesabaran, akhirnya semua itu dapat teratasi
dengan baik. Lebih dari itu kami menyadari bahwa laporan ini tidak mungkin dapat
terwujud tanpa bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan arahan dalam perencanaan, pelaksanaan, hingga
penyelesaian laporan ini. Untuk itu tidak lupa kami ucapan terimakasih kepada
Semua pihak yang telah membantu kami baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyelesaian tugas dalam mata kulia media bimbingan konseling.
Kami menyadari dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan
dalam penyusunannya, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun, guna perbaikan laporan dimasa-masa mendatang. Semoga
segala bantuan, bimbingan dan petunjuk yang telah diberikan oleh semua pihak
memperoleh balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Surabaya, April 2015

penyusun

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

BAB 1
PELAKSANAAN
1. Dasar Pemikiran
a. Data Kebutuhan konseli berdasarkan hasil need asessmen
b. Kesesuaian dengan visi misi sekolah untuk mencetak generasi yang
berkarakter
c. Fenomena perilaku agresif dan pasif yang terjadi di kelas XI berdasarkan
laporan guru mata pelajaran dan pengamatan konselor
d. Bimbingan kelompok sesuai untuk memberikan pemahaman dan
melatihkan ketrampilan asertif
e. Bersikap Asertif merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus di
miliki siswa usia SMA
f. Karena teknik permainan tembak bintang sertif menarik dan menyenangkan
untuk dilakukan oleh siswa
g. Pengalaman konselor sehingga sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
konselor

2. Tujuan media
a. Tujuan umum
Sebagai salah satu sarana yang dapat digunakan konselor dalam
memberikan layanan pribadi sosial di sekolah khususnya dalam
pelatihan asertif.
b. Tujuan khusus
Memudahkan siswa dalam memahami dan mempraktekkan perilaku
asertif di kehidupan sehari-harinya.
3. Bidang layanan
Layanan pribadi dan sosial
4. Perlengkapan media yang memadai
a. Peralatan media mbak bintif
Media permainan tembak bintang asertif atau di singkat mbak bintif
merupakan permainan yang mengadaptasi dari permainan papan tembak,
angka yang terdapat di dalam papan menunjukan nomor kartu simulasi mana
yang akan diambil untuk dibaca dan dipraktekkan atau di sosiodramakan oleh

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

77

siswa. Diharapan dengan melakukan simulasi perilaku asertif bersama teman


lain, siswa akan mengerti dan memahami perilaku asertif.
- 1 Papan sasaran tembak berbentuk bintang

1 Anak panah

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

78

24 Kartu intruksi ( 19 simulasi asertif dan 5 kartu gubrak)

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

79

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

80

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

81

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

82

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

83

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

84

Name teg reward (sesuai jumlah konseli)

Sticker reward
stiker bintang diberikan sebagai reward perilaku asertif
yang telah dlakukan bersasarkan panduan situasi dalam
kartu simulasi.

stiker smile tersenyum lebar sebagai reward bagi siswa


yang mendapatkan kartu gubrak dan menghibur hati
teman-temannya.

Stiker cemberut sebagai reinforcement bagi siswa yang


kurang bersungguh-sungguh menerapkan perilaku aserif
dalam sosiodrama.

b. Personil / peran anggota


Layla sebagai konselor
Septa sebagai konseli 1
Orance sebagai konseli 2
Edwin sebagai konseli 3
Susten sebagai konseli 4
Putu sebagai konseli 5

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

85

c. Skenario Pelaksanaan
SKENARIO BIMBINGAN KELOMPOK
PERMAINAN MBAK BINTIF (Tembak Bintang Asertif)

A. Perencanaan Bimbingan Kelompok untuk meningkatkan perilaku asertif siswa dengan media permainan Mbak Bintif (Tembak Bintang Asertif)
Materi

: Meningkatkan perilaku aserif siswa dengan metode bimbingan kelompok berbasis media permainan mbak bintif (tembak
bintang asertif)
Tujuannya
: untuk meningkatkan perilaku asertif siswa
Waktu
: 1 x pertemuan
Sasaran
: SMA
Format Kegiatan : Bimbingan Kelompok
Alat Bantu
: papan bintang asertif, anak panah asertif, kartu instruksi, sticker reward, name tag.
Tahapan
Tahap
Pembentukan

Konseli datang secara


berkelompok ke ruang
BK memenuhi
undangan guru BK
Konseli memasuki
ruangan BK, sambil
memberi salam pada
guru BK
Konseli duduk
berkelompok
berbentuk leter U

Konseli/Siswa
Tok, tok, tok,,, permisi bu

Selamat pagi bu

Konselor/Guru Pembimbing
Guru BK menyambut
Owh, ternyata kalian sudah datang.
kedatangan para konseli
Mari silahkan masuk.
dengan ramah.
Guru BK membalas
salam, dan
mempersilahkan para
konseli duduk.
Guru BK menanyakan
kabar konseli.

Waktu
20
menit

Pagi adik-adik. Silahkan duduk. Kita


lesehan saja ya. Biar enak ngobrolnya.

Bagaimana kabar kalian? Apa semua


sehat?

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

86

Tahapan
Konseli menjawab
pertanyaan guru BK
dengan serempak

Konseli/Siswa
Baik bu
Sehat bu..

Konseli menjawab
pertanyaan guru BK
dengan serempak

Belum tahu bu.

Konseli merespon
dengan serempak.

Wihh,, keren dong bu?

Para konseli tersenyum


dan beberapa dari
mereka bertanya
kepada guru BK.

Memangnya apa asertif itu bu?

Konseli menjawab
pertanyaan guru BK
dengan serempak.

Ya bu.. mau bu

Konseli diam, tidak


ada yang menjawab
pertanyaan guru BK

..

Konselor/Guru Pembimbing
Guru BK menanyakan
Wah, bagus kalau begitu.
kepada siswa, apakah
Apakah kalian tahu kenapa kalian
mereka tahu kenapa
semua ibu undang ke sini hari ini?
mereka diundang ke ruang
BK?
Guru BK menjelaskan
Jadi, ibu mengundang kalian ke sini,
tujuan kenapa mereka
bukan karena kalian bermasalah.
diundang ke ruang BK.
Justru karena kalian di pilih menjadi
agen asertif. Hal itu didapat dari
penyebaran angket beberapa waktu
yang lalu.
Guru BK merespon
Ya jelas keren dong adik-adik. Nanti
pertanyaan konseli.
kalian yang bertugas menularkan ke
teman-teman, keluarga dan lingkungan
kalian mengenai apa yang akan kita
pelajari ini.
Guru BK merespon
Pertanyaan yang sangat bagus sekali.
pertanyaan konseli.
Tetapi sebelum ibu menjawab
pertanyaan tersebut, apakah kalian
bersedia mengemban tugas ini. Ibu
yakin kalian senang dengan tugas ini.
Guru BK merespon
Bagus sekali adik-adik. Tetapi
jawaban konseli.
sebelum kita lebih jauh masuk dalam
kegiatan ini, alangkah baiknya kita
berdoa terlebih dahulu.
Siapa yang mau memimpin doa?
Guru BK menunjuk salah
Baik kalau begitu, ibu tunjuk saja ya?
satu konseli untuk
Dik Edwin yang pimpin doa y..
memimpin doa.

Waktu

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

87

Tahapan

Konseli/Siswa
Iya bu
Baik teman-teman, sebelum kegiatan
ini dimulai alangkah baiknya kalau
kita mengawalinya dengan berdoa,
agar kegiatan ini berjalan seperti yang
diharapkan. Berdoa menurut agama
dan kepercayaan masing-masing
dipersilahkan.
Edwin mengakhiri doa. selesai
Edwin menyetujui
permintaan guru BK,
dan memulai
memimpin doa.

Konselor/Guru Pembimbing
Guru BK ikut berdoa

bersama para konseli.

Guru bk mengamati masih


ada kecanggungan dalam
interaksi antar konseli.
Guru BK menawarkan
sebuah permainan agar
para konseli saling
mengenal satu sama lain.
Guru BK merespon
pertanyaan konseli.

Konseli menjawab
pertanyaan guru BK
dengan hampir
serempak.
Konseli merespon
dengan antusias.

Belum begitu kenal bu


Baru kenal wajah saja bu

Konseli merespon
dengan antusias.

Tembak-tembakan???
Cara bermainya bagaimana bu?

Guru BK merespon
pertanyaan konseli.

Para konseli mulai


memperkenalkan diri
dan menyebutkan citacita.

Susten : perkenalkan nama saya


susten, cita-cita ingin jadi polisi
Edwin : perkenalkan nama saya
Edwin, cita-cita ingin menjadi guru
BK sama seperti ibu

Guru BK merespon dan


melanjutkan aturan
mainnya.

Permainan apa itu bu?

Waktu

Ibu melihat kalian masih canggung


satu sama lainya. Apakah kalian belum
saling mengenal?
Nah, kalau begitu, ibu ada sebuah
permainan yang menyenangkan agar
kalian bisa saling mengenal satu sama
lainnya.
Iya sabar adik-adik..
Nama permainannya adalah tembaktembakan.
Pertama kalian harus memperkenalkan
diri kalian satu per satu dengan
menyebut nama panggilan dan cita-cita
kalian. Contohnya; nama ibu, Layla.
Ibu bercita-cita ingin menjadi guru
BK. Langsung saja dari dik susten
ya
Setelah itu, tangan kalian umpamakan
sebagai pistol, dan cita-cita teman
kalian itu adalah pelurunya. Misalnya
ibu bilang polisi, jadi dik susten harus
bilang cita-cita teman yang lainya. Jika

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

88

Tahapan

Konseli menjawab
dengan serempak.
Konseli memulai
permainan sambil
membentuk tangannya
seperti pistol
sungguhan.

Konseli menanggapi
pertanyaan guru BK
Putu menanggapi
permintaan guru BK.

Konseli/Siswa
Septa : perkenalkan nama saya septa,
cita-cita saya ingin menjadi dokter
Cece : perkenalkan nama saya cece,
cita-cita ingin menjadi guru juga bu,,
tapi guru bahasa indonesia
Putu : perkenalkan nama saya putu,
cita-cita ingin menjadi wakil
presiden.
Bisa bu.
Susten : wakil presiden
Putu : guru BK
Edwin : dokter
Septa : guru bahasa indonesia
Cece : guru BK
Edwin : wakil presiden
Putu : polisi
Susten : wakil presiden
Putu : ????
Susten, Edwin, septa, cece : doorrr,
dooorrr, dorrrr (menembak putu)
Seru banget bu, kita bisa saling
mengenal dengan cara yang
menyenangkan.
Iya bu
Apakah saya akan dihukum bu??

Konselor/Guru Pembimbing
ia tidak menjawab dengan cita-cita
teman lainya, maka ia bisa kita
tembak.
Bisa kalian pahami?

Guru BK mempersilahkan
para konseli memulai
permainan.
Guru BK merespon
permainan yang dilakukan
para konseli.

Nah kalau begitu kita mulai saja ya.


Mulai dari dik susten ya..

Guru BK menanggapi
pernyataan konseli.

Karena putu tertembak, jadi nanti putu


harus mengabulkan permintaan ibu ya?

Guru BK menjawab
pertanyaan putu dan
melanjutkan kegiatan.

Tentu saja tidak. Di BK tidak ada yang


namanya hukuman.
Tadi beberapa dari kalian bertanya
mengenai arti asertif. Apakah yang
lain ada yang tahu apa itu asertif??

Waktu

Nah,, jadi putu yang tertembak ya


Berarti putu kurang konsentrasi ya
Bagaimana apakah permainannya
seru??

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

89

Tahapan
Konseli menjawab
pertanyaan guru BK
dengan hampir
serempak.
Beberapa konseli
menanggapi
pertanyaan guru BK.

Beberapa Konseli
menanggapi
pertanyaan guru BK

Konseli menanggapi
jawaban guru BK

Septa mengangkan
tangannya
Septa menjawab
pertanyaan tersebut.

Konseli/Siswa
Belum tahu bu

Konselor/Guru Pembimbing
Guru BK merespon
Kalau kalian tidak tahu kata asertif,
jawaban para konseli
apa kalian pernah mendengar kata
dengan menunjukkan
pasif?
sebuah kertas yang
bertuliskan kata pasif.
Pernah bu
Guru BK menanggapi
Iya jawaban kalian sudah benar sekali.
Septa: pasif itu diam bu, tidak berani jawaban konseli.
Jadi pasif adalah sikap yang menerima
menyampaikan pendapat di depan
saja, diam, dan tidak berani
kelas
menyampaikan sesuatu dengan terus
Oce : pasif adalah orang yang sedikit
terang.
bicara bu
Setelah itu, apa kalian pernah
mendengar kata agresif??
Pernah bu
Guru BK menanggapi
Bagus sekali adik-adik, jawaban kalian
Edwin : agresif adalah menyakiti
jawaban para konseli.
semuanya benar. Jadi agresif adalah
perasaan orang lain bu
suatu sikap atau sifat yang dimiliki
Susten : agresif itu menyerang tanpa
orang yang dalam mengungkapkan
mempedulikan perasaan orang lain bu
sesuatu apapun yang ada dalam dirinya
Putu : agresif itu berani
cederung menyerang, menyakiti, dan
mengungkapkan perasaan, tapi dengan
tidak mengindahkan hak-hak orang
cara yang salah bu
lain.
Owh begitu ya bu
Guru BK menanggapi
Nah, asertif itu berada di antara pasif
Jadi asertif itu apa??
pertanyaan konseli.
dan agresif. Ada yang bisa menarik
kesimpulan apa yang dimaksud dengan
asertif?
Saya bu
Guru BK mempersilahkan Ya, silahkan dik septa
septa menjawab
pertanyaan tersebut.
Asertif itu tidak diam, dia berani
Guru BK merespon
Ya bagus sekali, jawaban dik septa
mengungkapkan sesuatu dengan cara
jawaban septa.
sudah benar sekali. Ada yang mau
yang baik.
mengungkap kan pendapatnya lagi?

Waktu

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

90

Tahapan
Beberapa konseli
mengangkat
tangannya.
Beberapa konseli
menjawab pertanyaan
tersebut.

Konseli/Siswa
Saya bu.
Susten :Asertif adalah berani aktif
dengan cara yang sopan, tidak
menyerang, dan memperhatikan hakhak orang lain
Edwin : Kalau saya, Asertif adalah
suatu sikap yang berani menyatakan
sesuatu dengan terus terang tanpa
menyakiti perasaan orang lain.

Tahap
Peralihan

Para Konseli
menjawab pertanyaan
guru BK hampir
serentak.

Bersedia bu
Siap bu
Permainan apa itu bu??

Tahap
Kegiatan

Beberapa konseli
bertanya dengan penuh
antusias.

Bagaimana cara bermainya bu?


Kayaknya seru nih

Konselor/Guru Pembimbing
Guru BK mempersilahkan Ya silahkan kalian jawab, mulai dari
konseli menjawab satu
dik susten ya..
persatu.
Guru BK menanggapi
Wah,, benar sekali adik-adik. Berarti
jawaban para konseli.
kalian sudah mengetahui apa itu asertif
dan perbedaannya dengan pasif dan
agresif. Agar kalian lebih memahami
dan bisa menularkannya kepada orangorang di sekitar kalian, maka kalian
harus belajar mempraktekan dan
melatih sikap asertif tersebut. Ibu
mempunyai sebuah permainan yang
sangat menarik untuk melatih sikap
asertif kalian. Apakah kalian bersedia
dan siap untuk melatih sikap asertif
kalian?
Guru BK merespon
Bagus sekali adik-adik, ibu sangat
pertanyaan konseli.
senang dengan semangat kalian.
Nama permainannya adalah Mbak
Bintif (Tembak bintang asertif). Kalian
lihat papan yang berbentuk bintang
berwarna-warni dan berisikan angka di
atas?? Itulah yang akan kita gunakan
bermain.
Guru BK menjelaskan
Masing-masing akan bergiliran
cara permainan tersebut.
menembak papan bintang yang ada di
depan tersebut dengan anak panah ini
(sambil menunjukkan anak panah).
Nanti akan kena di salah satu nomer
yang ada di papan tersebut. Di nomer
tersebut bersembunyi sebuah instruksi

Waktu

5
menit

30
menit

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

91

Tahapan

Konseli/Siswa

Putu mengangkat
tangannya.
Putu bertanya

Saya bu
Menembaknya dari mana bu??
Kalau tidak kena bagaimana bu??

Konselor/Guru Pembimbing
yang harus kalian peragakan dengan
teman yang kalian pilih. Sampai disini
ada yang ingin kalian tanyakan?
Guru BK mempersilahkan Ya silahkan putu
putu bertanya.
Guru BK merespon
Wah pertanyaan bagus.
pertanyaan putu dan
Kalian menembak dari sini (sambil
menjelaskan lebih rinci.
menunjuk satu titik tempat untuk
menembak)
Nah, apabila tidak menancap dan/
menancap di luar gambar bintang, ibu
akan mengijinkan kalian mengulang
dan membantu kalian hingga anak
panah yang kalian lempar menancap di
salah satu warna dan angka yang
tertulis di warna tersebut. Dalam papan
bintang tersebut, terdapat 24 angka dan
warna. Dan masing-masing dari angka
dan warna tersubut berisi satu kartu
intruksi. Jadi terdapat 24 kartu
instruksi dalam papan bintang asertif
tersebut. Dari 24 kartu intruksi
tersebut, terdapat 19 kartu yang berisi
perintah memperagakan situasi
tertentu. Dan 5 kartu yang ibu sebut
kartu gubrak, kartu yang berisi
perintah untuk menghibur temanteman kalian. Yang melempar ibu
sebut sebagai pelempar, sedangkan
yang tidak melempar bertugas sebagai
pengamat yang bertugas menilai

Waktu

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

92

Tahapan

Konseli/Siswa

Semua konseli
menjawab pertanyaan
guru BK dengan
serempak.

Sudah bu

Konseli menggunakan
name tag nya masingmasing.

Putu berdiri dan siap


melempar.

Konselor/Guru Pembimbing
penampilan pelempar dalam
melakukan instruksi di kartu tersebut.
Yang penampilannya dianggap bagus
dan sesuai dengan instruksi akan
mendapat satu stiker bintang. Dan
yang penampilannya dianggap cukup
bagus akan mendapat stiker smile.
Stiker-stiker tersebut akan di tempal
pada name tag yang akan ibu bagikan
sebelum memulai permainan ini. Dan
yang paling banyak mendapat bintang
akan dinyatakan sebagai pemenangnya
dan akan mendapatkan hadiah dari ibu.
Sudah bisa kalian pahami?
Guru BK membagikan
Nah kalau kalian sudah mengerti,
name tag untuk masingkalian pakai name teg ini. Stiker yang
masing konseli.
kalian dapat nanti ditempelkan di
kolom yang sudah ibu sediakan di
dalam name tag.
Guru BK
Nah karena putu tadi tertembak oleh
menginstruksikan untuk
teman-temannya. Jadi ibu mau putu
memulai permainan.
yang pertama menjadi pelempar.
Silahkan berdiri putu.
Guru BK membacakan
Nah, karena anak panahnya menancap
kartu instruksi yang harus di no. 4, kartu instruksinya adalah
diperagakan oleh putu.
Anda sedang belajar di kamar, lalu
kakak anda bernyanyi dengan keras di
kamarnya, dan ini menggagu anda,
coba praktekan bagaimana anda
meminta kakak anda mengecilkan
suaranya.

Waktu

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

93

Tahapan

Konseli/Siswa

Putu memilih Edwin


untuk diajak
memperagakan situasi
tersebut.

Konseli menjawab
dengan serentak

Konseli menjawab
dengan serentak.

Edwin: (menyanyi dengan keras di


kamarnya)
Putu: permisi kak, boleh gabung
gak?
Edwin: yuk masuk dik
Putu: (duduk di samping kakaknya)
Edwin: (melanjutkan nyanyiannya
dengan makin keras)
Putu: kak mau kue gak?
Edwin: wah,, mau dong dik
Putu: ini kak
Edwin: kue apa ini dik?
Putu: kue putu kak
Edwin: wih mantap nih..
Putu: kak bisa minta tolong gak?
Besok saya ada ulangan kak, kak
nyanyinya bisa pelanin dikit gak?
Edwin: wah sory ni dik, kak kira dik
gak di rumah, ya kakak akan pelanin
sedikit nyanyinya
Putu: makasi ya kak
Sudah bu
Putu menyuruh kakaknya untuk
memelankan suara nyanyiannya
dengan sopan.
Bintang bu

Konselor/Guru Pembimbing
nah, silahkan putu pilih salah seorang
teman yang diajak memperagakan
situasi tersebut dengan perilaku yang
asertif.
Guru BK merespon
Wahh,, tepuk tangan untuk putu dan
peragaan situasi tersebut.
Edwin. Bagaimana menurut kalian
apakah putu sudah menunjukkan sikap
asertif? Bagian manakah yang
menunjukan sikap keasertifan putu??

Guru BK merespon
jawaban konseli.

Ya benar sekali. Jadi stiker apa yang


pantas diberikan untuk putu dan
Edwin??

Guru BK memberi stiker


bintang pada putu dan

Ya ini bintang untuk kalian, dan


silahkan duduk kembali.

Waktu

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

94

Tahapan

Konseli/Siswa

Susten ke depan dan


siap melempar.

Susten menyanyikan
lagu garuda pancasila
sambil bertepuk tangan
menghibur temantemannya
Konseli menjawab
pertanyaan guru BK.

..

Cece kedepan dan siap


melempar.

..

Stiker smile bu..

Konselor/Guru Pembimbing
Edwin, dan
Untuk pelempar berikutnya, dik susten
mempersilahkan mereka
ya. Mari dik susten silahkan ke depan.
untuk duduk ketempatnya
masing-masing, serta
melanjutkan permainan.
Guru BK membacakan
Nah, karena anak panah mengenai
kartu instruksi yang harus angka 16. Wah selamat dik susten
diperagakan oleh susten.
kamu mendapat kartu gubrak. Jadi
instruksinya adalah Silahkan
menghibur teman anda dengan
menyanyikan lagu perjuangan
Republik Indonesia.
Guru BK mengapresiasi
Tepuk tangan adik-adik. Stiker apa
usaha susten menghibur
yang akan kita berikan kepada susten?
teman-temannya.

Guru BK memberikan
stiker smile pada susten
dan melanjutkan
permainan.
Guru BK membacakan
kartu instruksi yang harus
diperagakan oleh cece.

Waktu

Ini untuk kamu susten


Yang berikutnya cece ya

Nah, karena anak panah mengenai no


2, jadi instruksinya adalah Saat jam
istirahat teman anda menelfon anda.
Namun saat jam istirahat mau habis
teman anda masih juga berbicara, anda
ingin mengakhiri namun takut tidak
enak dengan teman anda, Praktekan !!
Nah, cece silahkan pilih satu
temannya.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

95

Tahapan
Cece memilih Edwin
untuk memperagakan
situasi tersebut

Konseli menjawab
pertanyaan guru BK.
Konseli menjawab
pertanyaan guru BK
dengan serempak.
Edwin ke depan dan
bersiap menembak.

Konseli/Siswa
Edwin: halo cece kamu ada dimana
ini
Cece: aku masih di kantin
Edwin : kenapa kamu uda seminggu
ini menghubungi aku?
Cece: akhir-akhir ini aku lagi sibuksibuknya. maaf
(Bel tanda masuk kelas bordering, tapi
Edwin masih saja melanjutkan
pembicaraan)
Cece: maaf win, nanti saya telpon lagi
ya? Bel sekolah sudah bunyi, saya
harus segera ke kelas
Edwin: ya deh kalau begitu
Cece berani mengakhiri pembicaraan
dengan sopan bu
Bintang bu
..

Konselor/Guru Pembimbing
Guru BK merespon
Wah,, tepuk tangan untuk cece dan
peragaan situasi tersebut.
Edwin.. Bagaimana menurut kalian
apakah cece sudah menunjukkan sikap
asertif? Bagian manakah yang
menunjukan sikap keasertifan cece??

Guru BK merespon
jawaban konseli.
Guru BK memberikan
stiker bintang, dan
melanjutkan permainan.
Guru BK membacakan
kartu instruksi yang harus
diperagakan oleh edwin.

Waktu

Ya benar sekali. Jadi stiker apa yang


cocok untuk diberikan kepada cece
dan Edwin?
Ini stiker bintang untuk kalian berdua.
Nah sekarang giliran edwin yang
menjadi penembak ya
Wah nomer 1.. jadi instruksinya adalah
Saat pelajaran sedang berlangsung,
anda tidak terlalu mengerti apa yang
disampaikan oleh guru anda,
Apa yang akan anda lakukan?? jika
guru yang mengajar anda tersebut
terkenal agak suka marah-marah.
Nah sekarang Edwin silahkan pilih
salah seorang teman yang di ajak
memperagakan situasi tersebut.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

96

Tahapan
Edwin memilih septa
untuk di ajak
memperagakan situasi
tersebut.

Konseli menjawab
pertanyaan guru BK.

Konseli menjawab
pertanyaan guru BK
dengan serempak.

Konseli/Siswa
Septa : nyam, nyam, nyam,
nyam, nyam, nyam, sedangkan rumus
molekul adalah rumus yang
menyatakan jumlah dan jenis atomatom unsure yang menyusun satu
molekul senyawa. Rumus dan
contohnya sudah ada dalam buku.
Kalau kalian tidak bodoh, pasti kalian
bisa ngerti maksud rumus itu
(dengan serentak siswa siswi melihat
buku dan mencoba memahami rumus
tersebut. Tetapi setelah beberapa lama,
siswa masih terlihat kebingungan
dengan rumus-rumus tersebut. Hingga
akhirnya salah seorang siswa
mengangkat tangannya)
Edwin : maaf bu, saya kurang
mengerti dengan rumus ini bu. Bisakah
ibu menjelaskannya dengan contoh
yang lebih mudah untuk dimengerti??

Edwin berani mengungkapkan


ketidakpahamannya, dan meminta
pada guru untuk menjelaskan kembali
dengan contoh yang lebih mudah
untuk dipahami.
Bintang bu.

Konselor/Guru Pembimbing
Guru BK merespon
Wah,, tepuk tangan untuk edwin dan
penampilan Edwin dan
septa.. Bagaimana menurut kalian
septa
apakah edwin sudah menunjukkan
sikap asertif? Bagian manakah yang
menunjukan sikap keasertifan edwin??

Guru BK merespon
jawaban konseli.

Ya benar sekali. Jadi stiker apa yang


cocok untuk diberikan kepada edwin
dan septa?

Guru BK memberikan
Edwin dan septa stiker
bintang, dan melanjutkan
permainan.

Nah ini untuk kalian. Berarti semua


sudah dapat sebagai penembak ya..?

Waktu

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

97

Tahapan
Susten mengangkat
tangannya dan
menyampaikan
pendapatnya.

Konseli/Siswa
Maaf bu, saya tadi cuma dapat kartu
gubrak, boleh tidak saya melempar
lagi bu??

Septa mengangkat
tangannya paling
cepat.

Susten ke depan dan


bersiap melempar

Susten memilih cece


untuk di ajak
memperagakan situasi
tersebut.

Susten : Bu apa boleh saya bicara


sebentar ?
Cece : Ia ada apa nak?
Susten : Ada kesalahan yang saya
lakukan disekolah dan ini pasti buat
ibu marah!
Cece : ya tidak lah.. apapun
kesalahan kamu pasti ibu tidak marah
asalkan kamu jujur!
Susten : Begini bu beberapa hari
belakangan ini di sekolah kami ada
peraturan yang melarang siswanya
untuk membawa HP

Konselor/Guru Pembimbing
Guru BK merespon
Wah, susten sampai ketagihan.
permintaan susten.
Bagaimana ya? Karena waktunya
masih beberapa menit, jadi ibu izinkan
lagi 2 penempak. Siapa yang mau lagi
selain dik susten??
Guru BK merespon.
Wahh,, dik septa cepat sekali. Jadi dik
susten sama dik septa kita berikan
untuk menembak lagi. Silahkan dik
susten menembak terlebih dahulu.
Guru BK membacakan
Nah, karena anak panah mengenai
kartu instruksi yang harus angka 5. Jadi situasi yang harus
diperagakan oleh susten.
diperagakan oleh susten adalah anda
mendapat surat dari guru BK karena
anda melanggar peraturan membawa
HP saat ujian. Coba praktekkan,
bagaimana cara anda memberitahu
kedua orang tua anda.
Guru BK merespon
Wah,, tepuk tangan untuk susten dan
penampilan susten dan
cece. Bagaimana menurut kalian
cece.
apakah susten sudah menunjukkan
sikap asertif? Bagian manakah yang
menunjukan sikap keasertifan susten??

Waktu

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

98

Tahapan

konseli menjawab
pertanyaan guru BK

konseli menjawab
pertanyaan guru BK

Septa merespon dan


bersiap menembak..

Konseli/Siswa
Konselor/Guru Pembimbing
Cece : Berarti sekarang kamu tidak
boleh membawa HP ke sekolah lagi??
Susten : ia bu.. dan tadi pagi saya
membawanya ke sekolah, dan
kemudian HP saya di sita!
Cece : terus??
Susten : saya ketahuan oleh anggota
Osis dan di laporkan ke guru BK, saya
dipanggil keruang BK lalu diberikan
surat panggilan orang tua
Cece : oohh.. ibu kali ini tidak
marah tapi lain kali jangan di bawa
lagi yaa.. sekarang Mana suratnya
nak?
Susten : ini bu suratnya...(sambil
memberikan surat) makasih ya bu
karena ibu tidak marah.. dan lain kali
saya tidak akan ulang lagi...!!!
Susten berani menyampaikan surat
Guru BK merespon
Ya benar sekali, jadi stiker apa yang
dari guru BK dan menjelaskan dengan jawaban konseli.
pantas didapatkan oleh dik susten??
sopan kenapa ia mendapat surat
tersebut.
Bintang bu
Guru BK memberikan
Ini untuk kalian ya
stiker bintang kepada
Nah, silahkan septa ke depan.
susten dan cece.
Nampaknya septa sangat ingin sekali
menembak bintang itu, semoga dapat
kartu yang bagus ya..
Amin bu
Guru BK membacakan
Nah, karena anak panah pas menancap
..
kartu instruksi yang harus di nomor 20, jadi instruksinya
diperagakan oleh septa.
adalah??

Waktu

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

99

Tahapan

Konseli/Siswa

Septa menanyakan ke
teman sebelah kirinya,
apa yang harus
dilakukannya. Dan
cece pun menjawab.
Septa memimpin
teman-temannya
bertepuk pramuka..
Septa merespon dan
langsung duduk.

Karena sekarang kita memakai baju


pramuka,, bagaimana kalau kamu
memimpin teman-teman untuk tepuk
pramuka.

Para konseli
menghitung bintang
yang dimiliki, dan
menyimpulkan siapa
yang paling banyak
mendapat bintang.
Para konseli merespon
kata-kata guru BK.

Konselor/Guru Pembimbing
Wahh,, selamat septa, kamu mendapat
kartu gubrak. Jadi instruksinya adalah
Selamat kamu beruntung mendapat
kesempatan menghibur temantemanmu.
#tugas: bertanyalah ke teman sebelah
kirimu, apa yang dilakukan untuk
menghibur teman-temanmu.
Guru BK merespon.
Ya boleh,, silahkan septa pimpin
teman-temannya.

..

Guru BK merespon
penampilan septa.

Wah bagus sekali ya,, ini stiker smile


untuk dik septa.

Terima kasih ibu

Guru BK melanjutkan
kegiatan.

Edwin paling banyak mendapat


bintang bu

Guru BK merespon
jawaban konseli.

Nah, sebelum kita akhiri kegiatan ini.


Coba lihat name tag kalian, siapa yang
paling banyak mendapat bintang?
Nah, seperti janji ibu tadi, jadi Edwin
berhak mendapat hadiah ini (sambil
memberikan hadiah pada edwin)

Apakah kita tidak dapat hadiah juga


bu?

Guru BK merespon
pertanyaan konseli dan
melanjutkan kegiatan.

Waktu

Tentu kalian dapat hadiah juga. Ini


untuk kalian.
Nah ini lah untungnya belajar asertif.
Baru belajar asertif saja kalian sudah
mendapat sesuatu. Apalagi kalau

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

100

Tahapan

Tahap
Pengakhiran

Konseli/Siswa

Konselor/Guru Pembimbing
kalian terapkan dikehidupan seharisehari. Ibu yakin banyak hadiah yang
lebih bagus yang akan kalian dapatkan.
Nah sebelum kalian pulang, coba
kalian simpulkan apa yang kalian
dapatkan dari kegiatan ini.
Coba Edwin sebagai pemenang yang
pertama menyampaikan pendapatnya.
Para konseli
Edwin: saya jadi bisa belajar menjadi Guru BK merespon
Nah, bagus sekali. Berarti kalian sudah
menyampaikan
lebih berani menyatakan perasaan
jawaban para konseli.
memahami dan sudah bisa langsung
pendapatnya.
dengan terus terang
mempraktekkan apa yang kita pelajari
Septa: saya dapat membedakan mana
hari ini. Jadi tugas kalian berikutnya,
yang mana termasuk perilaku pasif,
sebagai agen-agen asertif adalah
agresif, dan asertif
mempraktekkan sikap asertif di
Putu: saya mengetahui hal yang baru
kehidupan sehari-hari. Apabila kalian
Cece: saya bisa bertemu dengan
berhasil, tempelkan stiker bintang
teman-teman baru, dan belajar bersama
yang akan ibu bagikan di name tag
dengan mereka
kalian. Bisakan kalian pahami?
Susten: saya bisa berperilaku yang
lebih asertif
Para konseli menjawab Bisa bu
Guru BK mengakhiri
Nah, karena waktunya sudah habis.
pertanyaan guru BK
kegiatan.
Kita akhiri saja kegiatan ini. Tapi
dengan serempak.
sebelum kita akhiri kegiatan ini, ada
baiknya kita berdoa dulu sebelum
meninggalkan ruangan ini. Siapa yang
mau memimpin doa? Ya ibu tunjuk
saja ya. Ayo cece silahkan pimpin
doanya.
Cece memimpin doa
..
guru BK mempersilahkan Nah, silahkan berdiri adik-adik.
para konseli berdiri dan
menyuruh siswa

Waktu

5
menit

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

101

Tahapan

Konseli/Siswa

Para konseli
AKU BISA ASERTIF!!!
mengatakan aku bisa
asertif dengan
semangat dan optimis.
Para konseli merespon. Ya ibu
Terima kasih ibu
Selamat siang

Konselor/Guru Pembimbing
mengatakan aku bisa
Sebelum pulang, ayo kita katakan
asertif
bersama-sama dengan semangat dan
optimis aku bisa asertif
Nah, hati-hati pulangnya ya adikadik..

Guru BK merespon
pernyataan konseli.

Waktu

Sama-sama adik-adik,,
Selamat siang juga.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

102

d. Naskah Materi

MATERI PEMAHAMAN PERILAKU ASERTIF


Apa itu Asertif? ASERTIF berasal dari kata to assert yang berarti
menyatakan dengan tegas. Asertif adalah suatu tingkah laku individu yang
penuh dengan ketegasan yang timbul karena adanya kebebasan emosi dari
setiap usaha untuk membela hak-haknya serta adanya keadaan efektif yang
mendukung, yang meliputi : mengetahui hak-hak pribadi, berbuat sesuatu untuk
mendapatkan hak tersebut dan melakukan hal tersebut sebagai usaha untuk
mencapai kebebasan emosi
perilaku asertif merupakan suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan
apa yang diinginkan, dirasakan dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan
tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan orang lain. Dengan
berperilaku asertif, seseorang dituntut untuk jujur terhadap dirinya dan jujur
pula

dalam

mengekspresikan

perasaan,

pendapat,

kebutuhan

secara

proporsional tanpa ada maksud untuk memanipulasi, memanfaatkan ataupun


merugikan pihak lain.
Ada 3 katagori dalam perilaku asertif:
Asertif penolakan
Ditandai oleh ucapan memperhalus, seperti : maaf
Asertif pujian
Ditandai oleh kemampuan untuk mengekspresikan perasaan positif seperti
meghargai, menyukai, mencintai, mengagumi, memuji dan bersyukur.
Asertif permintaan
Terjadi jika seseorang meminta orang lain melakukan sesuatu yang
memungkinkan kebutuhan atau tujuan seseorang tercapai, tanpa tekanan
atau paksaan.
Banyak manfaat yang bisa didapat dari perilaku asertif, yakni :
Melatih individu yang tidak dapat menyatakan kemarahan dan
kejengkelan
Melatih individu yang mempunyai kesulitan untuk berkata tidak dan
yang membiarkan orang lain memanfaatkannya.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

103

Melatih individu yang merasa bahwa dirinya tidak memiliki hak untuk
menyatakan pikiran, kepercayaan, dan perasaan-perasaannya.
Melatih individu yang sulit mengungkapkan rasa kasih dan responrespon positif yang lain.
Meningkatkan penghargaan terhadap diri sendiri.
Membantu untuk mendapatkan perhatian dari orang lain.
Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.
Dapat berhubungan dengan orang lain dengan konflik, kekhawatiran dan
penolakan yang lebih sedikit
Ciri Ciri Perilaku Asertif
Menurut Fensterheim dan Baer (dalam Sikone:2006), ciri-ciri individu yang
berperilaku asertif adalah sebagai berikut:
Bebas mengemukakan pikiran dan pendapat, baik melalui kata-kata
maupun tindakan.
Dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka.
Mampu memulai, melanjutkan dan mengakhiri suatu pembicaraan dengan
baik.
Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuan terhadap pendapat
orang lain, atau segala sesuatu yang tidak beralasan dan cenderung
bersifat negatif.
Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain ketika
membutuhkan.
Mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang
tidak menyenangkan dengan secara tepat.
Memiliki sikap dan pandangan yang aktif terhadap kehidupan.
Menerima keterbatasan yang ada di dalam dirinya dengan tetap berusaha
untuk mencapai apa yang diinginkannya sebaik mungkin, sehingga baik
berhasil maupun gagal ia akan tetap memiliki harga diri (self esteem) dan
kepercayaan diri (self confidence).

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

104

Perbedaan Perilaku Asertif, Agresif dan Pasif


Terdapat tiga bentuk perilaku, yaitu perilaku asertif, agresif dan pasif
sebagai berikut:
Asertif
Perilaku asertif ditandai dengan ciri-ciri dapat menyatakan hak-hak dirinya
tanpa mengorbankan hak-hak orang lain, respek atau mengahargai dirinya
sendiri dan orang lain, menerima hak diri dan orang lain, tidak mengalami
hambatan untuk mengekspresikan diri serta dapat menciptakan iklim
komunikasi dengan penuh kejujuran dan keterbukaan.
Agresif
Perilaku agresif ditandai dengan ciri-ciri menyatakan hak-hak dirinya tanpa
mempertimbangkan

hak-hak

orang

lain,

dapat

mengekspresikan

perasaannya tetapi dengan melukai perasaan orang lain. Tujuan yang ingin
dicapai orang yang agresif adalah untuk menang, kadang-kadang
dipenuhi dengan rasa frustasi dan dendam.
Pasif (Non Asertif)
Ciri-ciri dari perilaku ini adalah gagal untuk menyatakan hak-hak
pribadinya, tidak menerima hak-hak pribadinya, terhambat untuk
mengekspresikan perasaan dan keinginannya dengan tujuan untuk
memenuhi tuntutan orang lain, oleh karenanya jarang memiliki kepuasan
pribadi dan sering mengalami kecemasan
Upaya-Upaya Asertif
Ada beberapa hal yang dapat diupayakan untuk tampil asertif yaitu :
Mengetahui pikiran dan perasaan diri sendiri, apa keinginan sejati siswa.
Berfikir secara realistik, menguji kembali berbagai jargon dan mitos yang
selama ini siswa terima tanpa kritik.
Berkomunikasi dengan apa yang siswa inginkan dan jangan mendustai
diri siswa.
Bersikap positif terhadap orang lain.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

105

Bebas membela diri, mau mengakui kesalahan dan menghindari sikap


menyalahkan orang lain karena masalah siswa.
Mampu berdikari, mampu berkata ya dan tidak bila hendak
bermaksud berkata tersebut.
Menggunakan jumlah kekuatan yang tepat dalam bersikap asertif, namun
tetap kontrol diri.
Mengetahui batasan diri sendiri dan orang lain untuk menentukan apakah
siswa perlu berperilaku asertif atau tidak sesuai dengan situasinya.

e. Materi dalam Kartu Simulasi Permainan Tembak Bintang Asertif


Berikut adalah materi yang terdapat dalam kartu aksi, yang diubah
kedalam bentuk pernyataan atau pertanyaan dan membuat siswa bermain
simulasi, seperti dalam tahapan pelatihan asertif.
1. Bebas mengemukakan pikiran dan pendapat baik melalui kata-kata
maupun tindakan.
2. Dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka.
3. Mampu memulai, melanjutkan dan mengakhiri suatu pembicaraan
dengan baik.
4. Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuan terhadap pendapat
orang lain atau segala sesuatu yang tidak beralasan dan cenderung
bersifat negatif.
5. Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain ketika
membutuhkan.
6. Waktu pelaksanaan
Di kampus PPG UNESA : Kamis, 16 April 2015 pukul 10:00
Di sekolah : Untuk kelas XI pada minggu ke-2 semester ganjil
7.

Fasilitas dan sarana pendukung


a. Anggaran biaya
No
1

Nama barang
Sterofom

Satuan

Harga
2

Jumlah

Rp. 10.000,- Rp. 20.000,-

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

106

No

Nama barang

Print Spanduk 60 x 60
cm
3 Kertas duplek
4 Print kartu
a. Kartu intruksi
b. Sticker
c. Nama
teg
reward
5 Double tape
6 Lakban bening
7 Anak panah
a. Peniti
b. Tali rafia
c. Konde
d. Lakban kecil
Jumlah

Satuan

Harga
1
1

Jumlah

Rp. 15.000,- Rp. 15.000,Rp.5.000,-

Rp. 5.000,-

1 pack
1 pack
5

Rp. 20.000,- Rp. 20.000,Rp. 5.000,- Rp. 5.000,Rp. 1.000,- Rp. 5.000,-

1
1

Rp. 10.000,- Rp. 10.000,Rp. 5.000,- Rp. 5.000,-

1 set
1 gulung
@1
@1

Rp. 5.000,Rp. 5.000,Rp. 5.000,Rp. 5.000,-

Rp. 5.000,Rp. 5.000,Rp. 5.000,Rp. 5.000,Rp. 85.000,-

c. Bahan Pustaka
Aryani, 2004. Mengembangkan Pribadi Yang Asertif . Jakarta : Rajawali
press
Breitman,P & Hatch, C.2005. Katakan Tidak Tanpa Merasa Bersalah.
Penyadur:Sari Nurmawati. Semarang: Dahara Press
Sikone.2006. Menanamkan Sikap Asertif di Sekolah.(Online),
(http://id.shvoong.com/social-sciences/1685406-menanamkansikap-asertif-di-sekolah/, diakses 12 April 2015).
Zulkhan.2009. Asertivitas :Apa Maknanya & Haruskah Menjadi Asertif?
(online),
(http://zulkhankomunitaspelangi.blogspot.com/2011/02/asertivitas-apa-maknanyaharuskah.html. diakses 12 April 2015)
8.

Rencana Evaluasi
Laiseg : balikan dari konseli berupa pendapat dan kesimpulan mengenai
materi sekaligus media dan kegiatan layanan.
Laijapen: pengumpulan tugas rumah berupa pencatatan mandiri keberhasilan
menerapkan tingkah laku asertif, observasi dari guru mata pelajaran.
Laijapan: follow up pada kegiatan lain sesuai kebutuhan siswa.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

107

BAB II
PEMBAHASAN
1.

Refleksi konselor
Konselor telah melaksanakan layanan bimbingan kolompok teknik
sosiodrama dengan media mbak bintif (tembak bintang asertif) pada hari
Kamis, 18 April 2015 di PPG UNESA. Berikut beberapa refleksi konselor
pada tiap tahap;
Tahap pembentukan:
Konselor telah menyambut siswa dengan hangat,
konselor dan siswa duduk lesehan di atas karpet ruang
BK karena posisi lesehan paling sesuai untuk dapat
bergerak bebas.
Konselor dapat membuka dan menjelaskan tujuan
kedatangan konseli dengan menyampaikan bahwa
konseli adalah siswa pilihan yang akan dilantik menjadi
agen asertif BK sehingga siswa tidak memiliki pikiran
negatif atas pemanggilan guru BK dan mau bekerja sama
mengikuti kegiatan.
Konselor memakai ice breaking/Games dengan nama
tembak-tembakan sebagai jembatan untuk korelasi
menuju media di tahap kegiatan yakni media tembak
bintang asertif
Saat tahap peralihan, siswa bernama Putu bertanya
tentang arti asertif, namun konselor mencegahnya
dengan meminta pernyataan kesiapan terlebih dahulu,
hal ini membuat konselor terkesan terlalu menuntun
langkah demi langkah proses bimbingan dan kurang
luwes serta menghargai siswa.
Tahap peralihan
:
Diawali pengantar pembagian lencana asertif, konselor
memberikan pertanyaan dan penawaran kegiatan
pelatihan asertif kepada semua siswa
Tahap kegiatan

konselor memberikan materi dengan media kertas


bertuliskan pasif, agresif dan asertif sebagai pemancing
diskusi dan apersepsi siswa. Akan lebih baik jika

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

108

2.

penjelasan materi tersebut diserai gambar sehingga


membantu visualisasi siswa.
Konselor menjelaskan cara permainan sambil
mencontohkan untuk menghemat waktu, namun lebih
baik jika ada sesi tersendiri untuk menjelaskan semua
peralatan permainan dan tata cara permainan serta tujuan
permainan terlebih dahulu agar siswa lebih memahami
apa yang akan mereka lakukan.
Contoh yang konselor utarakan dan atau perankan akan
lebih baik jika sesuai dengan angka hasil lemparan
konselor saat memberi contoh, sehingga langkahlangkah permainan jadi lebih jelas.
Siswa satu persatu melempar/menembak panah asertif
dengan jarak yang sudah di atur tidak terlalu jauh dari
papan mbak bintif. Siswa di berikan dorongan dan pujian
jika tepat mengenai angka dan diberikan dukungan jika
belum berhasil mengenai angka. Jika permainan ini
dilakukan dengan konseli/siswa dalam jumlah besar,
maka akan lebih baik jika diberikan modifikasi cara-cara
melempar panah asertif dalam sebuah kertas yang di
kocok seperti melempar dengan mata tertutup, melempar
dengan berjoget, dan sebagainya untuk membuat
suasana menjadi seru dan mencegah kebosanan cara
melempar.
Siswa membaca kalimat-kalimat simulasi yang terlulis
dalam kartu simulasi dan mempraktekannya dalam
bentuk sosiodrama. Seolah-olah siswa menjadi bintang
film yang memerankan sebuah peran asertif. Siswasiswa lain memperhatikan dan memberikan balikan
berupa komentar dan menganalisis kata-kata yang
termasuk asertif. Konselor

Tahap pengakhiran:
Refleksi konseli/siswa
Terdapat lima konseli yang mendapatkan layanan bimbingan kelompok
teknik sosiodrama dengan media mbak bintif. Kelima konseli adalah siswa
kelas IX yang terpilih melalui hasil angket karena memiliki skor agresif dan
asertif yang cukup tinggi dan berdasarkan observasi serta wawancara
konselor kepada beberapa guru mata pelajaran. Tujuan di pilihnya mereka
adalah untuk memberikan pengetahuan dan pelatihan tentang tingkah laku
asertif sebagai suatu alternatif tingkah laku agresif dan pasif yang dilakukan,
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

109

sekaligus menjadikan siswa-siswa tersebut bangga menjadi agen BK yang


mempraktekan asertif.
a. Che - che : siswa ini awalnya tidak berani mengangkat tangan untuk
berbicara dan malu - malu, dengan adanya ice breking di sekolah, che che mulai berani menganggkat tangan dan memberikan pendapat,
artinya dengan adanya permainan tembak bintang asertif (ice briking )
che - che sudah berani dan mampu berprilaku asertif.
b. Putu : Awalnya sudah berani memberikan pendapat sehingga dengan
adanya ice breking putu lebih berani lagi utuk berpendapat, artinya putu
yang awalnya berperilaku agresif dengan adanya simulasi asertif putu
mampu berperilaku asrtif dan mengetahui manfaat prilaku asertif dan
agresif.
c. Septa : Awalnya berperilaku kurang asertif terhadap teman dan dengan
adanya permainan tembak bintang asertif dan akhirnya septa akhirnya
bisa/mampu berprilaku asertif terhadap semua teman.
d. Susten : Awalnya berprilaku agresif dan cenderung suka menghina
teman tapi dengan adanya permainan tembak bintang asertif susten
mampu untuk berperilaku lebih asertif dengan teman.
e. Edwin : Awalnya siswa yang pasif dan sangat pendiam, dan dalam
simulasi dengan mbak bintif edwin lebih berani lagi berpendapat dan
bahkan edwin paling banyak mendapatkan bintang asertif . Artinya
edwin selalu berperilaku asertif sehingga edwin pantas mendapatkan
kado paling besar dari semua teman - temannya.
f.

Tindak lanjut
a. Terapan media
Pelaksanaan bimbingan kelompok dengan tema perilaku asertif
menggunakan media permainan yang berjudul mbak bintif (tembak
bintang asertif). Di dalam permainan mbak bintif ini terdapat beberapa
alat-alat sebagai pendukungnya. Berikut beberapa alat-alat
pendukungnya.
1) Papan tembak bintang asertif
Papan tembak bintang asertif merupakan sasaran yang harus di
tembak menggunakan anak panah asertif. Di dalam papan
tembak bintang asertif terdapat angka yang berisikan kartu
instruksi dan kartu gubrak secara acak. Jika anak panah
tertancap pada salah satu angka dan mendapatkan kartu
instruksi, maka pemain harus melakukan instruksi yang terdapat
dalam kartu.
2) Anak panah bintang asertif

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

110

Anak panah bintang asertif merupakan alat perantara pemain


untuk menembak papan bintang asertif dengan berusaha
tertancap pada salah satu angka yang ada di papan bintang
asertif.
3) Kartu instruksi asertif 19 lembar
No
indikator
1. Bebas
mengemukakan
pikiran dan
pendapat, baik
kata-kata maupun
tindakan

Pernyataan/ perintah simulasi


1. Saat
pelajaran
sedang
berlangsung, kamu tidak terlalu
mengerti apa yang disampaikan
oleh guru kamu, Apa yang kamu
lakukan?? jika guru yang
mengajar kamu tersebut terkenal
agak suka marah-marah
2. Kamu kecewa dengan hasil UH
yang kamu dapat, kamu merasa
guru
salah
mengoreksi
jawabanmu, karena temanmu
dengan jawaban hampir sama
juga benar, Coba Praktekkan
bagaimana kamu melakukan
protes dan meminta guru untuk
mengoreksi ulang

2.

Dapat
berkomunikasi
secara langsung
dan terbuka

3. Apa yang akan kamu lakukan


ketika ada hal yang ingin kamu
sampaikan dalam diskusi kelas,
namun pemimpin kelas tidak
menghiraukanmu
4. Bagaimana
cara
kamu
menanggapi
hal-hal
atau
perbuatan yang tidak kamu sukai
dari temanmu

jawaban
Sikap asertif yang siswa
lakukan adalah
mengangkat tangan
kemudian bertanya dengan
sopan kepada guru
tersebut dan meminta guru
tersebut untuk
menjelaskan kembali.
Sikap asertif yang
seharusnya siswa lakukan
adalah menjelaskan
kepada guru dengan sopan,
bahwa sebenarnya ada
kemungkinan kesalahan
dalam koreksi, namun
harus dengan bahasa yang
sopandan memintanya
untuk mengoreksi
kembali, dan jika di
perlukan bawa pekerjaan
milik teman, jika memang
guru tersebut kurang
percaya
Mengangkat tangan sambil
mengangkat tangan dan
berkata maaf sebelumnya
pimpinan rapat, saya minta
bicara!
maka lebih baiknya jika
mengatakan apa yang tidak
kita sukai dengan cara
yang sopan kepada teman
agar dia tidak tersinggung,
jelaskan jika sikap tersebut
tetap tetap ada pada
dirinya maka
kemungkinan apa yang
akan terjadi, namun jangan
lakukan di depan orang

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

111

No

indikator

Pernyataan/ perintah simulasi

5. Kamu kecewa kepada sahabatmu


yang selalu bersikap semaunya
sendiri,
mampukah
kamu
bicarakan
kekecewaanmu
tersebut, agar sahabatmu mau
mengerti dan merubah sikapnya

6. Kamu
hendak
mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler teater
disekolah, namun kamu takut
meminta izin ke orang tua karena
akan menginap beberapa hari.
Coba praktekan bagaimana cara
meminta izin yang benar agar
kamu dapat mengikuti kegiatan
tersebut.

jawaban
banyak karena akan
membuat temanmu malu
maka lebih baiknya jika
mengatakan apa yang tidak
kita sukai dengan cara
yang sopan kepada teman
agar dia tidak tersinggung,
jelaskan jika sikap tersebut
tetap tetap ada pada
dirinya maka
kemungkinan apa yang
akan terjadi, namun jangan
lakukan di depan orang
banyak karena akan
membuat temanmu malu
Menjelaskan kepada orang
tua dengan baik dan sopan
apa saja yang akan di
lakukan di sana dan
meyakinkan orang tua
bahwa siswa akan baik
baik saja,

7. Kamu mendapat surat dari guru


BK karena kamu melanggar
peraturan membawa HP saat
ujian.
Coba praktekkan, bagaimana
cara kamu memberitahu kedua
orang tua kamu.

Meminta maaf kepada


orang tua, dan
menjelaskan dengan jelas
dan sopan kepada orang
tua agar orang tua mampu
mengerti dengan kesalahan
yang siswa lakukan

8. Saat dirumah, tiba-tiba orang tua


sahabat kamu datang dan
menanyakan kebenaran tentang
dengan siapa dan kemana
kemarin sahabat kamu pergi.
Sahabat kamu mengaku kalau dia
pergi dengan teman-temannya
namun yang kamu ketahui dia
pergi dengan pacarnya. Apa yang
akan kamu perbuat??menutupi
perbuatan sahabat kamu ataukah
jujur
ke
orangtuanya.
Persahabatan
kamu
di
pertaruhkan

Sikap asertif yang siswa


tunjukan adalah berkata
jujur kepada orang tua
sahabat siswa tanpa
membela sahabat ataupun
menutupi kesalahan
sahabat siswa tetapi juga
tidak boleh memprofokasi
orang tua sahabat,
berbicara apa adanya tanpa
di tutup tutupi degan cara
bicara yang sopan

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

112

No

indikator

3.

Mampu memulai,
melanjutkan dan
mengakhiri suatu
pembicaraan
dengan baik

Pernyataan/ perintah simulasi


9. Guru
bagian
ketertiban
melakukan razia HP di kelas
kamu karena mendapat informasi
bahwa ada siswa dikelas yang
memiliki
konten
negative
(porno) dalam HP nya. Teman
kamu dicurigai membawa HP
tersebut dan tidak mengakuinya,
kemudian guru menanyakannya
padamu
karena
kamu
sahabatnya.
Apa yang akan kamu lakukan??
10. Saat jam istirahat temanmu
meneleponmu. Namun saat jam
istirahat mau habis teman kamu
masih juga berbicara, kamu ingin
mengakhiri namun takut tidak
enak dengan teman kamu,
Praktekkan !!

11. Saat di angkutan umum, kamu


duduk bersebelahan dengan
siswa dari sekolah lain. Kamu
tertarik
untuk
berkenalan
dengannya, bagaimana caramu
untuk memulai pembicaraan
dengannya jika dilihat sekilas
nampaknya dia termasuk orang
yang jutek (kurang ramah)
12. Kamu
sedang
menunggu
jemputan pulang sekolah, di
sebelahmu ada siswa lain yang
menunggu juga, beranikah kamu
memulai
pembicaraan
dengannya? Praktekkanlah

4.

Mampu menolak 13. Saat pergantian jam, kamu di


dan menyatakan
ajak teman-teman kamu untuk
ketidak setujuan
pergi ke kantin dan kabur saat
terhadap pendapat
pelajaran sejarah karena menurut
orang lain atau
temanmu
itu
pelajaran
segala
sesuatu
membosankan. Coba praktekan
yang
tidak

jawaban
Sikap asertif yang di
tunjukan adalah jika siswa
di tanya oleh guru maka
siswa harus
memberitahukan apa yang
siswa ketahui dan tidak
menutupi kesalahan teman

Sikap asertif yang di


lakukan adalah secara
sopan memberitahukan
kepada teman bahwa jam
istirahat telah selesai dan
agar teman memutuskan
telponya, namun hal
tersebut harus di lakukan
secara sopan
Sikap asertif yang di
tunjukan adalah
mengatakan dengan sopan
dan menanyakan tentang
sekolahnya ataupun
namanya namun hal
tersebut harus di katakan
dengan kata kata yang
sopan agar tidak
menyinggung
Sikap asertif yang di
lakukan adalah mendekati
siswa tersebut dan
kemudian dengan sopan
meminta perkenalan dan
mengatakan pokok
bahasan yang mungkin
dapat menjadikan suasana
menjadi lebih akrab
Sikap asertif yang di
lakukan adalah dengan
menolak ajakan teman
dengan cara yang halus
dan menjelaskan apa
dampak yang mungkin
terjadi jika siswa bolos,

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

113

No

indikator
beralasan
dan
cenderung bersifat
negatif

Pernyataan/ perintah simulasi


jawaban
bagaimana kamu menggapi dan juga harus berusaha
ajakan tersebut
mengajak teman untuk
masuk ke dalam kelas
14. Bayu dan Tika adalah sepasang Sikap asertif yang siswa
kekasih saat mereka berdua di lakukan adalah dengan cara
dalam rumah sendirian dan sepi, menolak dengan sopan
tiba-tiba Bayu meminta di cium agar
bayu
tidak
oleh Tika. Namun Tika tidak tersinggung dan tidak sakit
mau, apa yang akan kamu hati
katakan jika kamu sebagai Tika?
15. Pagi hari saat hendak berangkat
ke sekolah, tiba-tiba teman kamu
meneleponmu. Dia meminta
tolong untuk dibuatkan surat izin
sakit, namun kamu tahu teman
kamu tersebut tidak sakit dan
hendak pergi bersama pacarnya.
Apa yang akan kamu lakukan??

5.

16. Saat di kelas tiba-tiba teman


kamu yang menjadi penguasa
kelas mengganggu kamu, apa
yang kamu lakukan untuk
menghentikannya?
praktekkanlah
Mampu
17. Kamu ingin menyampaikan ke
mengajukan
teman kamu bahwa kamu mau
permintaan
dan
meminta buku kamu segera
bantuan kepada
dikembalikan, namun kamu takut
orang lain ketika
tidak enak hati pada teman
membutuhkan
kamu coba praktekkan dan
bagaimana usaha kamu untuk
mendapatkan buku kembali

18. Kamu sedang belajar di kamar,


lalu kakak kamu bernyanyi
dengan keras di kamarnya, dan
ini mengganggu kamu, coba
praktekkan bagaimana kamu
meminta
kakak
kamu
mengecilkan suaranya

Sikap asertif yang di


tunjukan adalah dengan
menolak kemauan temaan
dengan cara yang sopan
dan tidak menyinggung
perasaan teman

Sikap asertif yang di


tunjukan adalah dengan
menolak kemauan temaan
dengan cara yang sopan
dan tidak menyinggung
perasaan teman
Sikap asertif yang harus di
lakukan adalah dengan
meminta buku tersebut
dengan cara yang sopan
dan tidak menyinggung
perasaan teman dengan
mengataakan yang
sebenarnya bahwa siswa
membutuhkan buku
tersebut.
Sikap sertif yang di
tunjukan adalah meminta
tolong kepada kakak untuk
mengecilkan suaranya
dengan menjelaskan
bahwa adiknya sedang
belajar, namun harus
dengan menggunakan kata
kata yang sopan agar
kakak tidak tersinggung

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

114

No

indikator

Pernyataan/ perintah simulasi


19. Kamu ingin meminjam uang
temanmu untuk membeli kertas
ulangan, karena kebetulan hari
ini kamu tidak membawa uang,
tetapi teman yang membawa
uang lebih bukan teman
dekatmu. Praktekkan ketika
kamu akan meminjam uang
temanmu tersebut

jawaban
Sikap asertif yang di
tunjukan adalah dengan
mencoba meminjam uang
pada teman tersebut dengan
cara yang sopan

4) Kartu gubrak 5 lembar


a) Bernyanyi lagu perjuangan
b) Bernyanyi lagu populer gangnam style
c) Bernyanyi lalu galau masa kini
d) Meminta teman untuk memilihkan lagu
e) Bernyanyi lagu anak-anak dengan penggantian vokal
5) stiker gambar bintang, gambar senyum dan gambar sedih
ketika anggota kelompok mempraktekkan instruksi maka ia
berhak mendapatkan stiker bergambar. Mendapatkan stiker
gambar bintang jika anggota kelompok dan pemeran pembantu
mampu mempraktekkan kartu instruksi asertif dengan benar
sesuai dengan teori perilaku asertif. Mendapatkan stiker gambar
senyum jika anggota kelompok dan pemeran pembantu mampu
mempraktekkan kartu instruksi asertif tetapi kurang benar dan
atau mendapatkan stiker gambar senyum jika mendapatkan
kartu gubrak dan mempraktekkannya sesuai dengan suruhan
yang terdapat dalam kartu gubrak. Dan mendapatkan stiker
gambar sedih jika anggota kelompok dan pemeran pembantu
tidak mampu mempraktekkan kartu instruksi asertif dan atau
mendapatkan stiker gambar sedih jika mendapatkan kartu
gubrak dan tidak mampu mempraktekkannya.
6) name tag/lencana
name tag merupakan kartu pengenal kelompok yang berfungsi
sebagai tempat untuk menempel stiker yang didapat. Akhir
permainan tembak bintang asertif akan dilakukan penghitungan
stiker gambar bintang untuk menentukan pemenang perilaku
asertif. Anggota kelompok yang mengumpulkan stiker gambar
bintang yang paling banyak berarti dia menjadi pemenang
asertif.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

115

7) reward / hadiah
Pelaksanaan permainan tembak bintang asertif terdapat
pemenang asertif. Di dalam permainan ini, pemenang asertif
akan mendapatkan reward / hadiah, tetapi anggota kelompok
yang lain juga mendapatkan reward/hadiah dengan tujuan
memberikan penghargaan terhadap anggota kelompok yang
sudah berusaha mempraktekkan instruksi asertif.
8) Evaluasi
Pelaksanaan bimbingan kelompok menggunakan media
permainan mbak bintif (tembak bintang asertif) ini mampu
membentuk anggota kelompok untuk bisa berperilaku asertif.
Dalam proses bermain, anggota kelompok sangat antusias dan
merasakan senang. Ini terlihat dari anggota kelompok
memperhatikan konselor ketika memberikan penjelasan cara
bermain dan menantikan kartu instruksi yang akan didapatkan.
Selain itu saat anggota kelompok mempraktekkan instruksi,
terlihat dengan serius mempraktekkannya dan tidak sungkansungkan ketika di dalam mempraktekkannya terdapat peristiwa
yang lucu. Permainan ini berprinsip bahwa dengan
mensimulasikan langsung suatu perilaku, anggota kelompok
dengan mudah menangkap materi yang disampaikan oleh
konselor. Sehingga, media permainan tembak bintang asertif ini
dapat mempermudah kerja seorang konselor. Tetapi, media
permainan yang dipraktekkan juga memiliki kelemahankelemahan.
Kelemahan-kelemahannya yaitu;
1. Tidak terdapat tanda bahwa angka di papan asertif sudah
terkena tembakan
2. membutuhkan waktu yang cukup untuk mempraktekkan
instruksi-instruksi asertif
3. konselor harus menyediakan reward / hadiah sejumlah
anggota kelompok yang berarti konselor mengeluarkan
anggaran dana ekstra untuk menyiapkannya.
Untuk pelaksanaan selanjutnya konselor harus dapat
menutupi kelemahan-kelemahan yang ada sehingga media
permainan mbak bintif (tembak bintang asertif) lebih baik lagi
untuk dipraktekkan.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

116

EVALUASI
Tabel data angket akuntabilitas media Mbak Bintif
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

nama penilai
alfian
muslimin
farid
kusniati
zaynus
maepin
Ita
tri
hamzah
Tami
Haris
Elis
Fay
Janwar
hamka
Oce
Yiswi
Nuzul
total
prosentase
per aspek

pilihan jawaban
total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
3
4
3
4
3
4
4
4
3
4
36
3
4
3
4
3
4
3
4
3
3
34
3
4
3
4
4
3
3
4
3
3
34
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
38
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
38
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
39
4
4
3
4
4
4
4
3
3
3
36
4
3
3
4
3
3
3
4
4
3
34
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
38
3
3
4
3
3
3
4
4
4
3
34
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
37
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
38
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
32
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
4
3
3
3
4
3
4
3
3
4
34
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
34
3
3
4
3
3
4
3
4
3
3
33
67 66 60 67 62 67 65 70 62 63
93% 92% 83% 93% 86% 93% 90% 97% 86% 88%
89%
90%
93% 90%
92%
88%

prosen
tase
90%
85%
85%
100%
95%
95%
98%
90%
85%
95%
85%
93%
95%
80%
100%
85%
85%
83%

kejelasan
tujuan
media

an
sa
ua
ng a
pe edi
m

kelayakan

kepatutan

n
aa

n
ta
pa

n
gu
ke

te
Ke

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

117

EVALUASI MEDIA PELAKSANAAN PROGRAM


BIMBINGAN DAN KONSELING
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA MENGGUNAKAN
MEDIA MBAK BINTIF (TEMBAK BINTANG ASERTIF)

No

Spesifikas
i
Bidang
Bimbingan
PribadiSosial

Tema

ASER
TIF

Aspek
yang
dinilai

Target

Ketepatan

100

Hasil penilaian
%

Deskripsi

%
89

Jenis
Layanan
Bimbingan
Kelompok

Sasaran 5
siswa kelas
IX yang
cenderung
pasif dan
agresif di
kelas
berdasarka
n data
angket dan
laporan
guru mata
pelajaran

Kegunaan

Simpulan

100

90

Media
Mbak
Bintif
sesuai
dengan
kisi-kisi
perilaku
asertif
Pemilihan
teknik
sosiodrama
dan media
mbak
bintif dapat
meningkat
kan
perilaku
asertif
siswa
Waktu
yang
digunakan
untuk
layanan
kurang dari
satu jam
Media
yang
digunakan
dapat
membantu
konselor
untuk
meningkat
kan
perilaku
3asertif
si4swa
Siswa
mengetahu
i bahwa

Secara
keseluruhan
media Mbak
Bintif atau
media tembak
bintang asertif
sudah
memenuhi
kriteria
akuntabel
karena
memenuhi
skor ketepatan,
kegunaan,
kepatutan,
kelayakan,
penguasaan
media dan
kejelasan
tujuan media.
Media mbak
bintif dianggap
telah sesuai
mencerminkan
perilaku asertif
dan dapat
meningkatkan
perilaku
asertrif siswa,
situasi-siruasu
dalam kartu
simulasi yang
ada telah patut
sehingga
perangkat
media ini
layak guna di
lapangan.
Konselor pun
telah
menguasai

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

118

Kepatutan

100

93

Kelayakan

100

90

Penguasaa
n media

100

92

permainan
tembak
bintang
dapat
membantu
meningkat
kan sikap
asertifnya
Media
tersebut
sangat
patut di
gunakan
untuk
meningkat
kan
perilaku
asertif
Media
tembak
bintang
sangat
layak di
gunakan
dalam
layanan
bimbingan
kelompok
dalam
meningkat
kan
perilaku
asertif
Konselor
sangat
menguasai
media
yang di
gunakan
dalam
media
kelompok
Siswa
mengerti
prosedur
dan tata
cara
penggunaa
n media
dalam
layanan
bimbingan

penggunaan
media dalam
layanan
bimbingan
kelompok.
Namun masih
perlu
peningkatan
pada
manajemen
waktu,
pemberian
instruksi yang
lebih lama
serta
pengucapan
tujuan media
kepada siswa
dengan lebih
eksplisit atau
gamblang.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

119

Kejelasan
tujuan
media

100

88

kelompok
karena
konselor
menjelaska
n prosedur
sambil
memberika
n contoh
praktek,
namun
belum ada
sesi khusus
untuk
menjelaska
n semua
prosedur
dan
perangkat
permainan
Tujuan
media
yang di
gunakan
jelas dan
dapat di
aplikasikan
oleh siswa
namun
konselor
belum
menyebutk
an tujuan
tersebut
secara
gamblang
dalam
kata-kata
kepada
siswa

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

120

ANALISIS HASIL EVALUASI PELAKSANAAN


PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
PPG UNESA
Deskripsi
Hasil
Evaluasi
Secara
keseluruhan
media Mbak
Bintif atau
media
tembak
bintang
asertif sudah
memenuhi
kriteria
akuntabel
karena
memenuhi
skor
ketepatan,
kegunaan,
kepatutan,
kelayakan,
penguasaan
media dan
kejelasan
tujuan
media.
Media mbak
bintif
dianggap
telah sesuai
mencermink
an perilaku
asertif dan
dapat
meningkatka
n perilaku
asertrif
siswa,
situasisiruasu

ANALISIS
Perolehan
Perolehan
siswa
Pembimbing
Siswa dapat Konselor
mengerti arti
dapat
asertif serta
meningkatk
contoh
an kualitas
perilaku
diri
asertif di
khususnya
kehidupan
dalam
sehari-hari
pemberian
Siswa dapat
layanan
mempraktek
bimbingan
an dan
Kelompok.
melatih
perilaku
Konselor
asertif
belajar
dalam
memahami
simulasi
sosiodrama
cara yang
baik dalam
Siswa dapat
memberika
membedaka
n motivasi
n perilaku
kepada
pasif,
siswa pada
agresif, dan
saat
asertif
mengikuti
kegiatan
Siswa dapat
bimbingan
menjalin
kelompok
kebersamaa
teknik
n dan
sosiodrama
persahabata
menggunak
n bersama
an media
anggota
permainan
kelompok
mbak bintif

DIAGNOSIS
Konselor
terlalu terburuburu dalam
menjelaskan
prosedur
permainan dan
memperkenalk
an peralatan
permainan
sehingga
konselor
terkesan
berbicara
terlalu cepat.
Konselor
Kuang dapat
memanajemen
waktu
bimbingan
yang sesuai
dengan target
pertemuan
layanan
Tujuan media
dan tujuan
kegiatan harus
di sampaikan
dengan katakata yang jelas
oleh konselor
agar siswa
mengerti
tujuan atau

PROGNOSI
S
Konselor
harus belajar
lebih
berkomitmen
dengan waktu
kesepakatan
konseling.
Akan lebih
baik jika
konselor
menyimulasik
an kegiatan
konseling
kelompok
yang akan di
lakukan
bersama
teman sejawat
untuk
mengevaluasi
metode yang
diberikan
serta
manajemen
waktu.
Perlu
modifikasi
pada prosedur
media saat
pelembaran
anak panah
dengan
memberikan
variasi cara

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

121

Deskripsi
Hasil
Evaluasi
dalam kartu
simulasi
yang ada
telah patut
sehingga
perangkat
media ini
layak guna
di lapangan.
Konselor
pun telah
menguasai
penggunaan
media dalam
layanan
bimbingan
kelompok.
Namun
masih perlu
peningkatan
pada
manajemen
waktu,
pemberian
instruksi
yang lebih
lama serta
pengucapan
tujuan media
kepada
siswa
dengan lebih
eksplisit atau
gamblang.

ANALISIS
Perolehan
Perolehan
siswa
Pembimbing

DIAGNOSIS
arah kegiatan
yang akan
mereka
lakukan

PROGNOSI
S
melempar
anak panah

Perlu di
berikan
modifikasi
terhadapa
prosedur
permainan
mbak bintif
pada saat
melempar
anak panah
agar porsi
penggunaan
media Mbak
Bintif tidak
lebih sedikit
dari teknik
sosiodrama

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

122

TINDAK LANJUT HASIL ANALISIS


PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN
KONSELING
No

Hasil analisis

Dari hasil
evaluasi yang
telah
dilaksanakan
maka dapat
disimpulkan
bahwa layanan
ini terlaksana
dengan baik
dengan teknik
yang tepat dan
media yang
layak untuk
memberikan
pengetahuan
dan pelatihan
tentang tingkah
laku asertif

Kegiatan Tindak lanjut


Menempatkan
Menindaklanjuti
Tindakan
/mengikutsertakan ke dalam bentuk
segera
dalam kegiatan
layanan lain
Memperbaiki Siswa disarankan
Layanan ini dapat
poin-poin
untuk menjadi agen di tindak lanjuti
yang
asertif BK dalam
ke layanan
perolehan
kehidupan seharikonseling
skornya
hari khususnya di
individu dan
belum
sekolah
layanan tutor
optimal
sebaya jika di
yakni
butuhkan
kejelasan
tujuan media
dan
ketepatan
waktu.
Menyediakan
skenario
sosiodrama
berdasarkan
kartu
simulasi dan
beberapa
variasi dalam
melempar
anak panah

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

123

2015

PENGEMBANGAN
SOFTWARE INTERAKTIF
CABEE (CARA BELAJAR
EFEKTIF DAN EFESIEN)
UNTUK SISWA SMP/MTS

TUGAS INDIVIDU MATA DIKLAT MEDIA BK


LAILATUL ROFIAH KUSUMA WARDANI
BIMBINGAN DAN KONSELING | PPG UNESA 2015

1. Dasar Pemikiran
Seiring dengan perkembangan zaman yang mengagung-agungkan IPTEKS

(Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni), banyak orang yang berbondong-bondong


berpindah dari cara-cara yang manual atau konvensional ke arah cara-cara baru
yang praktis dan penuh sentuhan IT (Informatic Technologi) agar terlihat
mengikuti arus zaman atau up to date. Contohnya alat-alat canggih di dunia
kedokteran, industri, perkantoran, perdagangan bahkan pendidikan. Tak
terkecuali dalam dunia Bimbingan Konseling.
Terdapat beberapa produk pengembangan software BK yang telah terbukti
memudahkan kinerja konselor khususnya dalam bidang perhitungan asesmen
kebutuhan seperti AUM, ATP, Sosiometri dan lain-lain. Semua software tersebut
cara penggunaannya ditujukan kepada konselor dan konseli sebagai sasaran.
Masih belum banyak media yang cara penggunaannya ditujukan langsung kepada
konseli atau siswa agar selain sebagai sasaran data, konseli dapat melakukan
pembelajaran mandiri serta mastery learning yakni siswa dapat belajar sesuai
dengan keinginannya sampai tuntas menyesuaikan kemampuan diri (Porter dkk,
2003).
Saat ini para kaum remaja termasuk siswa tingkat SMP/Mts yang menjadi
sasaran layanan Bimbingan Konseling sedang sangat menyukai hal-hal yang
berkaitan dengan IT yang canggih dan praktis. Mereka bangga apabila dapat
menggunakan teknologi dan mulai terbiasa menggunakannya sebagai suatu
kebutuhan wajar setiap hari. Didorong pula oleh tugas perkembangan remaja awal
yang tertarik mencari identitas diri, siswa cenderung sangat antusias dengan
asesmen tes psikologi yang dilakukan oleh guru BK, termasuk diantaranya adalah
tes gaya belajar. Sehingga hal tersebut akan menyenangkan dan tepat guna jika
dapat dilakukan dengan perantara media teknologi yang langsung bersentuhan
dengan siswa sebagai pengguna.
Kartini Kartono mengungkapkan bahwa Cara belajar yang dilakukan siswa
ada yang efisien dan ada juga cara belajar yang kurang efisien. Seorang siswa yang
mempunyai cara belajar yang efisien memungkinkannya untuk mencapai hasil
belajar yang lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai cara belajar yang tidak
efisien. Hasil IKMS pada siswa Mts X menunjukan bahwa terdapat 64% (176
siswa) dari 275 siswa membutuhkan informasi tentang cara belajar efektif dan
efisien.
Cara belajar siswa perlu mendapat bimbingan yang sebaik-baiknya, karena
cara belajar inilah yang akan jauh lebih bermanfaat daripada hanya mengenal
fakta-fakta saja. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Sukirno, dkk (dalam Ulfa

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

124

Himatul, 2008: 26) bahwa membimbing cara-cara belajar lebih diutamakan.


Menurut Slameto (2003: 69) bahwa memilih cara belajar yang tepat akan
meningkatkan hasil belajar. Cara belajar yang tepat adalah cara belajar yang
sistematis yaitu efektif dan efisien. Efektif berarti tepat dan dapat memberikan
hasil, dan efisien berarti hasil tersebut diperoleh. Selain itu, cara belajar yang baik
akan menyebabkan berhasil belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk akan
menyebabkan kurang berhasil atau gagalnya belajar (Gie, 1984 dalam Ulfa, 2008:
28), maka cara belajar siswa perlu mendapat bimbingan yang sebaik-baiknya baik
dari guru maupun orang tua.
Konselor atau guru BK di SMP/Mts memiliki peran penting dalam hal
pembimbingan cara belajar siswa, namun fakta di lapangan menyatakan bahwa
konselor-konselor khususnya di SMP/Mts swasta masih kesulitan mendapatkan
jatah jam mengajar sehingga konselor tidak memiliki jam masuk BK yang artinya
tidak memiliki kesempatan khusus untuk melakukan layanan informasi klasikal
tentang cara belajar efektif dan efisien yang berkaitan dengan asesmen gaya
belajar.
Setiap individu itu unik dan bisa berbeda modalitas belajarnya maka
pelaksanaan pembimbingan cara belajar yang di berikan akan lebih tepat jika
menyasar perindividu konseli. Namun melakukan tindakan perindividu
merupakan hal yang berat di lakukan di sekolah-sekolah swasta yang
perbandingan antara konselor dan konselinya melebihi jumlah ideal 1:150.
Menurut pengamat pendidikan, Siswo Saroso (dalam Ariani, 2010), Tidak
bisa dipungkiri bahwa teknologi multimedia mampu memberi dampak besar
dalam komunikasi dan pendidikan karena bisa mengintegrasikan teks, grafik,
animasi, audio, dan video dan mengembangkan proses belajar kearah yang lebih
dinamis. Ini merupakan bukti keunggulan penggunaan multimedia yang mulai
sangat dianjurkan untuk digunakan dalam dunia pendidikan Indonesia.
Dari berbagai uraian di atas, diperlukanlah pengembangan software
interaktif mengenai informasi cara-cara belajar yang efektif dan efisien, termasuk
tes inventori gaya belajar yang menarik yang dapat diakses secara mandiri oleh
masing-masing konseli yang bebas ruang dan waktu dan sesuai kesiapan belajar
konseli sehingga dapat menjadi salah-satu media BK yang membantu kinerja
konselor dalam memberikan pelayanan perindividu kepada setiap siswa tanpa
adanya jam masuk BK.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

125

2. Nama media

SOFTWARE INTERAKTIF CaBEE (CARA BELAJAR EFEKTIF


DAN EFISIEN)
3. Tujuan media
Mengembangkan software interaktif untuk siswa agar siswa dapat
secara mandiri mengetahui cara belajar yang efektif dan efisien sesuai
kebutuhannya berupa cara belajar sesuai gaya belajar, cara berhitung,
cara mengingat, cara mengikuti ujian, cara belajar di rumah dan cara
belajar di sekolah.

sebagai media asesmen siswa tentang modalitas/gaya belajar.


Sebagai sarana BK menyampaikan layanan informasi bidang belajar
kepada siswa SMP/Mts yang bebas ruang waktu dan efisien tenaga
khususnya bagi konselor yang tidak memiliki jam masuk BK di sekolah

Sebagai upaya preventif terhadap masalah kesalahan cara belajar


siswa.

4. Manfaat media
Bagi konselor:
a. Membantu mempermudah konselor dalam memberikan layanan
di bidang belajar yang sesuai kebutuhan konseli usia SMP/Mts.
b. Membantu Konselor dalam melakukan asesmen psikologi tentang
Gaya Belajar siswa.
c. Dengan menggunakan software SLTS ini, berarti mengefisiensikan
waktu, biaya dan tenaga Konselor.
d. Menjadi media yang dapat menimbulkan minat siswa untuk
datang pada Konselor dan mendapatkan tindak lanjut hasil
interpretasi tes Gaya Belajar serta informasi cara belajar efektif
dan efisien.
e. Mendapatkan tambahan media BK tentang bidang belajar
berbentuk software yang ditujukan untuk siswa.
f. Memberikan rintisan solusi dari tidak adanya jam BK atau kelas
nyata dengan menghadirkan multimedia yang mengarah pada
cyber class atau kelas virtual yang mandiri, bebas ruang dan waktu
serta sesuai perkembangan zaman.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

126

Bagi siswa:
a. Membantu konseli atau siswa dalam mengenali gaya belajar diri
yang dengan pengetahuan tersebut diharapkan siswa dapat
mengoptimalkan cara belajarnya menjadi efektif dan efisien dan
memperoleh hasil belajar yang maksimal.
b. Dapat menjadi jembatan pembuka wawasan baru yang positif
tentang layanan BK di SMP/Mts sehingga siswa mau
memanfaatkan peran dan fungsi BK dengan semaksimal mungkin.
c. Memiliki media software interaktif tentang cara belajar efektif
dan efisien yang dapat diakses sesuai dengan kebutuhan siswa.

Bagi guru:
a. Pengetahuan dan kemampuan siswa tentang belajar efektif dan
efisien dapat membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas.

5. Bidang Layanan
Media software interaktif CaBEE ini membidik bidang belajar

6. Rancangan Media

Spesifikasi produk yang diharapkan


Produk yang dihasilkan dalam pengembangan media BK ini berupa
paket program komputer multimedia atau software multimedia
bernama. Spesifikasi produk ini dikembangkan pada dua bagian yaitu:
a. File software CaBEE Berisi informasi cara belajar efektif dan efisien
serta tes gaya belajar yang dikemas dengan desain dan penyajian
yang menarik (audio-visual). Tes gaya belajar yang dipakai adalah
inventori gaya belajar dari Bobbi DePorter (2003). Software CaBEE
ini akan dikemas dalam bentuk file komputer berekstensi .exe yang
dapat disimpan dalam CD (Compact Disk) maupun flash disk. CaBEE
dapat diakses dengan baik menggunakan komputer/laptop dengan
sistem operasi Windows.
b. Buku Panduan Digital CaBEE berisi pengertian, tujuan, sasaran,
manfaat, dan prosedur penggunaan CaBEE bagi siswa. Buku
Panduan ini berbentuk file digital bernama Buku Panduan.exe yang
disertakan satu folder bersama file software CaBEE. walaupun
digital, buku panduan Its Me memiliki tampilan seperti buku nyata
yang bisa dibuka/flip perlembar disertai desain yang menarik.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

127

Materi:

cara belajar
sesuai modalitas/
tes gaya belajar

cara menghadapi
ujian

cara belajar di
sekolah

cara berhitung

cara belajar di
rumah

cara menghafal

Bagan 1 materi dalam software

1. Pengertian Cara Belajar


Cara belajar merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Cara belajar merupakan suatu cara
yang konsisten yang dilakukan oleh seorang siswa dalam menangkap
stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan
soal (Nasution, 2003: 94). Menurut Ningrum (2011: 13) diantara caracara belajar ada yang buruk dan ada pula yang efisien yaitu yang
memberikan perbandingan terbaik antara usaha dengan hasilnya. Tapi
efisiensi dalam belajar hendaknya ditekankan pada segi hasil, yaitu
dengan usaha yang tertentu mencapai hasil maksimum.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

128

Menurut Slameto (2003: 69) bahwa memilih cara belajar yang tepat
akan meningkatkan hasil belajar. Cara belajar yang tepat adalah cara
belajar yang sistematis yaitu efektif dan efisien. Efektif berarti tepat
dan dapat memberikan hasil, dan efisien berarti hasil tersebut
diperoleh. Selain itu, cara belajar yang baik akan menyebabkan
keberhasilan belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk akan
menyebabkan kurang berhasil atau gagalnya belajar, maka cara belajar
siswa perlu mendapat bimbingan yang sebaik-baiknya baik dari guru
maupun orang tua.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
cara belajar siswa adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa
pada situasi belajar tertentu, kegiatan-kegiatan tersebut merupakan
pencerminan usaha belajar yang dilakukannya.
2. Klasifikasi Cara Belajar
Cara belajar seseorang secara teratur dimulai dari cara belajar
mandiri di rumah dan cara belajar di sekolah.
a. Cara Belajar di Rumah
Menurut Djamarah, 2002 (dalam Ningrum, 2011: 14) cara belajar
dirumah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Mempunyai fasilitas dan perabot belajar
Fasilitas dan perabot belajar juga berperan dalam menentukan
keberhasilan belajar siswa. Siswa yang belajar tanpa fasilitas
akan mengalami hambatan dalam belajar. Fasilitas dan perabot
belajar yang dimaksud tentu saja yang berhubungan materil
seperti kertas, pensil, penggaris, buku catatan, meja dan kursi
belajar.
2) Mengatur waktu belajar
Masalah mengatur waktu belajar mempunyai arti penting
dalam cara belajar sendiri di rumah. Menjelaskan bahwa siswa
yang tidak bisa membagi waktunya dalam belajar akan
menghadapi kebingungan pelajaran apa yang akan dipelajari
hari ini atau hari berikutnya. Menurut Slameto (2003: 82) agar
belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil perlulah
seseorang siswa mempunyai jadwal yang baik dan
melaksanakannya dengan teratur atau disiplin.
3) Mengulang bahan pelajaran
Setelah pulang dari sekolah jangan lupa mengulang bahan
pelajaran dirumah. Apa yang dijelaskan oleh guru di sekolah
tidak mesti semuanya terkesan dengan baik, tentu saja ada
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

129

4)

5)

6)

7)

yang masih samar-samar dalam ingatan karena itu pengulangan


sangat membantu untuk memperbaiki semua kesan yang masih
samar-samar dalam ingatan agar menjadi jelas dalam ingatan.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Slameto (2003: 85)
bahwa mengulang bahan pelajaran besar pengaruhnya dalam
belajar, karena dengan adanya pengulangan bahan yang belum
begitu dikuasai dan mudah terlupakan akan tetap tertanam
dalam otak, sejalan dengan teori Hilgard dan Bower bahwa lupa
dapat terjadi karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak
pernah digunakan atau dihafalkan siswa.
Menghafal bahan pelajaran
Menghafal bahan pelajaran merupakan salah satu kegiatan
dalam rangka penguasaan bahan. Bahan yang harus dikuasai
tidak hanya dengan cara mengambil intisarinya tetapi ada juga
bahan pelajaran yang harus dikuasai dengan cara
menghafalkannya, dalam menghafal tidak hanya asal
menghafal, yang penting adalah mengerti apa yang dihafalkan.
Membaca buku
Membaca buku merupakan keharusan bagi seorang siswa,
tetapi masalahnya bagaimana cara membaca buku yang baik
dan efisien. Cukup banyak siswa yang mengeluh akibat cara
membacanya kurang menghasilkan hasil belajar yang
memuaskan, sesuai dengan tujuan yang diinginkan dari
kegiatan membaca.
Membuat ringkasan dan ikhtisar
Bagian kegiatan yang tidak kalah pentingnya dari semua
kegiatan belajar adalah membuat ringkasan dan ikhtisar. Kedua
jenis kegiatan tersebut biasanya dilakukan oleh siswa setelah
selesai membaca suatu buku atau suatu bab tertentu. Baik
ringkasan maupun ikhtisar sangat membantu siswa karena
dapat mempermudah siswa dalam mengingat atau
mempelajari suatu bahan pelajaran.
Mengerjakan tugas
Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Slameto (2003:
88) bahwa agar berhasil dalam belajar siswa harus mengerjakan
tugas dengan sebaik-baiknya. Setiap ada tugas dari guru
sebaiknya langsung dikerjakan, karena bermalas-malasan untuk
mengerjakan tugas sama halnya memupuk persoalan dalam
diri.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

130

8) Memanfaatkan perpustakaan
Sebagai seorang pelajar harus mengetahui dan
memanfaatkan perpustakaan karena dalam perpustakaan
terdapat banyak buku yang dapat membantu dalam proses
belajar siswa.
b. Cara Belajar di Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal, karena di
sekolah terlaksana serangkaian kegiatan terencana dan
terorganisasi termasuk kegiatan dalam rangka proses belajar
mengajar di dalam kelas. Pendidikan di sekolah mengarahkan
belajar siswa supaya memperoleh pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, sikap dan nilai yang semuanya menunjang
perkembangan.
Siswa harus memiliki cara belajar yang efektif dan efisien agar dapat
mengikuti pendidikan di sekolah dengan baik, sehingga
keberhasilan dalam belajar dapat tercapai. Djamarah, 2002 dalam
Ningrum, 2011: 16) mengklasifikasikan cara belajar yang efektif di
sekolah sebagai berikut:
1) Masuk Kelas Tepat Waktu
Sebagai siswa yang terikat oleh suatu peraturan sekolah, yang
salah satunya adalah siswa harus masuk kelas tepat waktu
tidak bisa dilalaikan. Ini adalah kewajiban yang mutlak yang
harus ditaati oleh semua siswa. Masuk kelas tepat waktu
adalah suatu sikap mental yang banyak mendapatkan
keuntungan. Teman-treman di kelas tidak terganggu ketika
sedang menerima pelajaran dari guru. Penjelasan guru dapat
didengar dengan jelas. Siswa sendiri dapat belajar dengan
tenang sambil mencatat hal-hal yang penting dari penjelasan
guru.
2) Memperhatikan Penjelasan Guru
Ketika sedang menerima penjelasan dari guru tentang materi
tertentu maka semua perhatian harus tertuju pada guru.
Pendengaran harus benar-benar dipusatkan kepada penjelasan
guru. Jangan bicara sendiri saat guru menjelaskan karena itu
dapat mengganggu konsentrasi pendengaran. Pentingnya
memperhatikan penjelasan guru karena apa yang guru jelaskan
terkadang tidak ada di dalam buku paket atau sudah ada dalam
buku tetapi keterangannya belum jelas.
3) Menghubungkan Pelajaran yang Sedang Diterima dengan
Bahan yang Sudah Dikuasai
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

131

Selama sekolah disuatu lembaga pendidikan, misalnya SMP,


SMA atau sederajat tentunya sudah mempunyai ilmu yang
dapat dihubungkan dengan bahan pelajaran tertentu.
Menghubungkan pelajaran yang sedang diterima dengan apa
yang telah dimiliki akan mempercepat pengertian.
Manfaatnya, pelajaran yang lalu menjadi hafal dan mengerti
sedangkan pelajaran yang baru diterima cepat dikuasai.
4) Mencatat Hal-hal yang Dianggap Penting
Ketika belajar di kelas, ketika guru menjelaskan bahan
pelajaran sebaiknya siswa mencatat hal-hal yang dianggap
penting karena siswa tidak perlu lagi mencatat dengan tergesagesa tetapi cukup mencatat dengan tenang pada kertas. Buku
catatan terlihat rapi dan jauh dari coret-coretan, sehingga
untuk mencari dan membacanya lebih bersemangat. Hal
tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Slameto (2003:
85) catatan yang baik, rapi, lengkap, teratur akan menambah
semangat dalam belajar. Apabila siswa sudah bersemangat
untuk belajar, maka siswa dapat belajar lebih nyaman dan
menyenangkan tanpa adanya suatu perasaan terpaksa. Hal ini
dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa tersebut.
5) Aktif dan Kreatif dalam Kerja Kelompok
Setiap guru mengajar tidak ada yang sama, ada guru yang
mengajar dengan pendekatan perseorangan dan ada juga guru
mengajar dengan pendekatan kelompok. Guru yang mengajar
dengan pendekatan kelompok biasanya membagi yang
mempunyai kesamaan pandangan untuk meraih sukses dalam
belajar, apabila kelompok belajar sudah terbentuk, selanjutnya
merencanakan pembagian waktu, tempat berkumpul, dan
bahan pelajaran yang perlu dibahas. Penentuan waktu yang
baik sebaiknya tidak bertabrakan dengan jam belajar di
sekolah. Tempat yang digunakan sebaiknya bergantian. Bahan
yang perlu dipelajari tentu saja semua bahan pelajaran yang
diajarkan oleh guru di sekolah.
3. Cara Belajar berdasarkan Modalitas/Gaya Belajar
Bandler dan Grinder (dalam Gunawan, 2004: 143) mengemukakan
bahwa secara umum manusia menggunakan 3 prefensi sensori yaitu
berdasarkan pada visual (penglihatan, auditori (pendengaran) dan
kinestetik (Sentuhan dan gerakan).ini yang dikenal dengan gaya belajar

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

132

atau modalitas V-A-K, Yang selanjutnya akan mempengaruhi cara


belajar seseorang.
Secara singkat gaya belajar atau modalitas belajar adalah suatu
cara bagaimana otak menyerap informasi yang masuk melalui panca
indera secara optimal. Gardner (dalam Porter, 2010: 122) berpendapat
bahwa modalitas belajar tersebut dapat dikarakteristik menjadi cara
belajar visual, auditori dan kinestetik.
Meskipun manusia cenderung pada salah satu modalitas belajar,
nukan berarti bahwa individu tidak dapat mengakses menggunakan
modalitas lain yang ada dan bukan berarti modalitas yang lain tidak
baik, semuanya baik tergantung mana yang dirasa paling sesuai dengan
diri seseorang.
Hasil riset menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan cara
belajar yang sejalan dengan modalitas belajar mereka yang dominan,
mencapai hasil belajar yang lebih baik dari pada siswa yang belajar
dengan cara yang tidak sejalan dengan modalitas belajarnya
(Gunawan, 2004: 144). Penelitian juga menunjukkan bahwa semakin
banyak modalitas belajar yang dilibatkan secara bersamaan, belajar
akan semakin hidup, berarti, dan melekat, dan tentunya hasilnya akan
lebih baik lagi (Porter, 2010: 124).
Menurut Porter (2010: 122) cara belajar yang sangat berperan
dalam proses pembelajaran adalah:
a. Visual
Orang yang memiliki gaya belajar visual, belajar dengan
menitikberatkan ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti
konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham.
Selain itu, mereka memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna.
Disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah
artistic, hanya saja biasanya mereka memiliki kendala untuk
berdialog secara langsung karena terlalu reaktif terhadap suara,
sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah
menginterpretasikan kata atau ucapan (Porter, 2010: 123).
Dari pernyataan di atas, pada intinya cirri-ciri siswa dengan
gaya belajar visual yaitu memiliki kebutuhan yang tinggi untuk
melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum mereka
memahaminya. Siswa lebih mudah menangkap pelajaran lewat
materi bergambar atau dengan tanda-tanda/simbol-simbol yang
berwarna.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

133

Cara belajar yang utama siswa visual adalah:


1) Perlu alat peraga seperti bagan, gambar, poster, kolase, flow
chart, atau alat-alat eksperimen
2) Belajar dengan majalah, grafik, diagram, peta pikiran
3) Menuliskan hal-hal yang oenting dalam materi yang
dipelajarinya
4) Observasi
5) Merapikan tempat belajar, terganggu dengan barang-barang
yang berserakan karena dapat memecah konsentrasi belajar
6) Menggunakan kertas-kertas dan pensil warna atau spidol
sebagai alat untuk menuliskan hal-hal penting atau membuat
gambar dari materi yang dipelajarinya (Susilo, 2006: 111).
b. Auditorial
Modalitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata. Orang yang
memiliki modalitas belajar auditori belajar dewngan mengandalkan
pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya
(Gunawan, 2004: 149). Mereka yang memiliki modalitas belajar ini
umumnya susah menyerap secara langsung informasi dalam
bentuk tulisan, selain memiliki kesulitan menulis ataupun
membaca.
Dalam belajar siswa yang menyukai kecenderungan modalitas
belajar auditori mempunyai cara-cara belajar utama yang lebih
mereka sukai, antara lain sebagai berikut:
1) Memerlukan suara yang jelas dengan intonasi yang terarah dan
bertenaga
2) Membaca dengan keras atau lebih suka dibacakan
3) Belajaar dengan bermain Tanya-jawab
4) Mendengarkan ceramah/kuliah
5) Diskusi dengan teman
6) Belajar dengan mendengarkan atau menyampaikan
ind=formasi
7) Belajar kelompok
8) Belajar dengan mendengarkan musiok
9) Terganggu dengan kebisingan dan kegaduhan (Susilo, 2006:
112)
c. Kinestetik
Orang yang memiliki gaya belajar kinestetik mengharuskan individu
yang bersangkutan menyentuh sesuatu yanag memberikan
informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada
beberapa karakteristik cara belajar seperti ini yang tak semua orang
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

134

bisa melakukannya. Karakteristik pertama adalah menempatkan


tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus
mengingatnya. Dengan memegangnya saja, seseorang yang
memiliki gaya belajar ini bisa menyerap informasi tanpa harus
membaca penjelasannya (Gunawan, 2004: 149).
Karakter berikutnya dicontohkan sebagai orang yang tak tahan
duduk manis lama-lama mendengarkan penyampaian informasi.
Individu yang memiliki gaya belajar ini merasa bisa belajar lebih
baik kalau prosesnya disertai kegiatan fisik. Kelebihannya, mereka
memiliki kemampouan mengkoordinasikan sebuah tim disamping
kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability). Tak
jarang, orang yang cenderung memiliki karakter ini lebih mudah
menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak
gambar atau kata untuk kemudian belajar mengucapkannya atau
memahami fakta (Susilo, 2006: 108).
Cara belajar yang utama siswa kinestetik adalah:
1) Perlu alat peraga yang nyata untuk belajar
2) Berpindah tempat saat belajar
3) Menyentuh sesuatu yang berhubungan dengan pelajarannya
4) Mempraktekkan apa yang dipelajarinya
5) Menggunakan gerakan tubuh untuk menjelaskan sesuatu
6) Belajar sambil bermain
7) Istirahat sejenak di tengah waktu belajarnya.
4. Cara Belajar Efektif dan Efisien
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris effective, yang artinya
berhasil guna, sedangkan efisien berasal dari kata efficient, yang
artinya berdaya guna. Belajar yang efektif dan efisien berarti belajar
yang berhasil guna dan berdaya guna. Maksudnya, belajar yang
bermanfaat, tepat sasaran, sesuai antara perolehan hasil dengan
waktu, tenaga, dan biaya yang digunakan. Dengan kata lain, waktu
lebih singkat, tenaga sedikit, dan biaya ringan mendapatkan hasil yang
optimal.
Cara belajar yang efektif perlu memperhatikan prinsip prinsip
belajar. Belajar adalah kegiatan mentransformasikan ilmu
pengetahuan dari sumbernya ke dalam otak. Apabila sumbernya
buku, belajar berarti memperhatikan, memahami, dan mendengarkan
penjelasan guru. Proses transformasi ilmu pengetahuan dari
membaca, mendengarkan, dan melihat sampai terekam di sel-sel otak
ada 3 tahap:
a. Tahap pertama tahu apa yang dibaca
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

135

b. Tahap kedua mengerti apa yang dibaca, didengar, atau dilihat


c. Tahap ketiga memahami apa yang dibaca, didengar atau dilihat
Agar dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dapat berhasil
dengan baik, perlu adanya motivasi belajar dan konsentrasi belajar
motivasi belajar dapat berasal dari diri si pelajar itu sendiri. Misalnya,
niat yang kuat, kesadaran diri, rasa tanggung jawab, sedangkan
motivasi dari luar lingkungan si pelajar, misalnya, pujian atau hadiah,
dan orang lain yang berhasil dan sebagainya.
1. Cara menghafal
Gunawan (2004: 155) menjelaskan bahwa dalam hal belajar materi
yang bersifat hafalan, sebaiknya diikuti petunjuk berikut :
a. Bacalah secara cepat seluruh materi yang diperlukan
b. Kemudian bacalah kembali (diulang) secara perlahan-lahan sambil
membuat ringkasan materi inti
c. Cocokkan kembali hasil ringkasan terhadap materi inti
d. Kumpulkan dalam bentuk materi baru dari hasil seluruh ringkasan
e. Apabila ingin mempelajari banyak materi dalam waktu yang
singkat, cukup dengan membaca hasil ringkasannya saja
2. Cara berhitung
Dalam hal mempelajari materi yang bersifat hitungan dengan banyak
rumus, dalil dan aksioma (Gunawan, 2004: 156) sebaiknya ikuti
petunjuk berikut:
a.
b.
c.
d.
e.

Kuasai isi materi secara mendalam


Hafalkan rumus atau dalil yang berhubungan dengan materi
Gunakan rumus atau dalil untuk memecahkan persoalan
Apabila gagal, konsultasikan dengan guru pemberi materi
Sebaiknya berlatihlah dari persoalan yang mudah menuju
persoalan yang semakin sukar
f. Untuk melatih diri menyukai menyelesaian persoalan (soal-soal)
ada baiknya mengerjakan ulang contoh soal dalam buku. Kerjakan
berulang - ulang sampai paham betul
Menurut The Liang Gie ada 4 macam Cara Belajar Efektif
yaitu: Keteraturan Cara Belajar Efektif, Disiplin belajar, Konsentrasi
dan Pemakaian perpustakaan (Gie, 1984, dalam Ningrum, 2011: 19).
3. Cara Mengikuti Ujian
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar mendapatkan hasil baik
dalam ulangan adalah:
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

136

1) Persiapan menghadapi ulangan; kegiatan belajar untuk


menghadapi ulangan, dan mempelajari/menguasai materi ulangan
serta mempersiapkan perlengkapan ulangan seperti alat-alat tulis
2) Saat ulangan berlangsung; harus benar-benar memahami soal.
Tenang, mengerjakan dari hal yang termudah dan meneliti setelah
selesai
3) Setelah ulangan selesai; yang perlu dilakukan setelah ulangan
berakhir adalah memeriksa kembali jawaban-jawaban yang dibuat
dalam ulangan.

Langkah-langkah pembuatan media:


start

finish
Need Asessment
Judul, pokok
bahasan/subpokok
bahasan, sasaran, tujuan

finishing
Uji coba program dan revisi

Membuat Flowchart
Memahami alur
pembelajaran sesuai
model interaktif yang
dipilih
Membuat Storyboard

Organisasi materi
dalam bentuk frame
(tahapan penyajian)

revisi

produksi
Pembuatan animasi,
pemrograman

Mengumpulkan bahan
Teks, grafis, animasi,
video, audio

Pemilihan
software
pengembang

bagan langkah pembuatan media (Darmawan:2011)


1. Need Asessment
Membuat judul yang menarik dan yang sedang/pernah booming di
dunia remaja yakni CaBEE (Cara Belajar Efektif dan Efisien), agar cepat
diterima oleh siswa dan jika mampu, mengubah makna kata cabecabean dari yang negatif jadi positif.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

137

2. Membuat Flowchat
Flow chart adalah penggambaran menyeluruh mengenai alur program
yang dibuat dengan simbol-simbol tertentu. Dengan flow chart alur
program/software dari start sampai finish dapat tergambarkan secara
utuh, hal ini juga penting terutama untuk bahan pegangan proses
pemrograman (Darmawan:2011).
3. Story Board/Naskah
story board merupakan penjelasan lebih lengkap dari setiap alur yang
terdapat pada flow chart. Fungsi story board di antaranya; sebagai
pedoman bagi narrator (pengisi suara), sebagai pedoman bagi
programmer dan pembuat animasi, sebagai dokumen tertulis/naskah
dari multimedia yang dikembangkan, dan sebagai bahan pembuat
manual book yang berfungsi sebagai buku petunjuk penggunaan.

Bagan
flow chart
CaBEE
Portofolio Workshop PPG-BK 2015
Media
Bimbingan
dan Konseling

138

Tabel Storyboard CaBEE


No.

Deskripsi

Visual

Audio

Tombol

Logo UNESA dan


tahun pembuatan
@2014
Logo SMKN
sekolah
Logo Konselor
Zoom in, fade in,
fade out

Sound
effect

Tampilan awal
pembukaan
software CaBEE

instru
men

masuk

Tampilan login
Memasukkan
data siswa
berupa
Nama
Kelas
No absen

audio

masuk

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

139

No.
Deskripsi
3 Petunjuk singkat

Visual

Audio
audio

Tombol
oke

audia

Tes Gaya
Belajar
Cara
Belajar
Efektif dan
Efisien
Dan
Biografi

penggunaan

Menu utama

Tampilan menu
Cara belajar
efektif dan
efisien

Cara
berhitung
Caramengi
kuti ujian
Cara
mengingat
Cara
belajar di
sekolah
Cara
belajar di
rumah

Tampilan
tes
gaya belajar
Pertanyaan
tampil
satu
persatu disertai
tiga tombol

Iya
Kadangkadang
tidak

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

140

No.
Deskripsi
6.1 Halaman salah

Visual

Audio

Tombol
kembali

satu hasil tes


gaya belajar

Halaman yang
mengajak siswa
untuk
mengkonsultasik
an hasil software
ke konselor

menu

Halaman
penjelasan cara
belajar di
sekolah

menu

10

Biografi
Halaman Close

11

menu

Video pengembang
Ucapan terimakasih

4. Mengumpulkan bahan
Proses mengumpulkan bahan grafis, animasi dan audio (termasuk
merekam suara) sesuai rencana dalam story Board.
5. Produksi
Tahap desain di software Adobe Photoshop, animasi dan pemrograman
di software Adobe Flash
6. Finishing/prototipe software CaBEE selesai di buat dan siap di uji
cobakan dan di revisi
Langkah-langkah penerapan media:
Software interaktif CaBEE ini adalah media yang dapat digunakan oleh
siswa dengan bantuan atau tanpa bantuan konselor.
Jika CaBEE diberikan secara mandiri, maka langkah penerapan medianya
hanya dengan menyebarkan file software dan buku panduan digital CaBEE
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

141

pada siswa SMP/Mts yang menjadi sasaran. Dan mengevaluasi dampak


media tersebut dengan angket siswa.
Jika CaBEE diberikan dengan bantuan arahan dari konselor, maka langkah
penerapan media software ini adalah dengan pemberian layanan klasikal
yakni:
1x pertemuan 2 x 40 menit
No
1.

2.

Kegiatan Konselor

Kegiatan Siswa

Kegiatan Awal
a. Mengucapkan salam sebagai tanda - Memperhatikan dan
pembukaan
dan
pembangkit
mendengarkan kegiatan
semangat siswa.
yang disampaikan
b. Mengisi Daftar Presensi Siswa.
konselor.
a. Pengaturan tempat siswa, sehingga - Merespon kegiatan yang
satu siswa satu komputer atau
disampaikan
konselor
laptop dengan Games singkat.
dengan
mengikuti
Apersepsi
bermain degan aktif dan
b. Menyampaikan materi pengait
bertannya.
yakni cara belajar dan efektif secara
ringkas
c. Menyampaikan topik, tujuan, dan
membahas buku panduan
Kegiatan Inti
- Eksplorasi
- Mendengarkan
a. Mengkopikan file software
penjelasan dan perintah
CaBEE kepada masing-masing
konselor.
siswa dibantu koordinator siswa
- Duduk di tempat duduk
yang disertai fasilitas
komputer atau laptop
- Aktif mencoba software
CaBEE secara aktif
- Elaborasi
a. Memberikan waktu kepada
siswa untuk mengeksplorasi
penggunaan software CaBEE

Alokasi
waktu
20

- Setiap siswa secara aktif


dan mandiri mencoba
software CaBEE

20

- Konfirmasi
- Aktif menyampaikan
a. Merefleksikan hasil Perolehan
hasil
perwakilan siswa
belajar/pengalaman
menggunakan software

15

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

142

No

3.

Kegiatan Konselor

Alokasi
waktu

Kegiatan Siswa

b. Menjelaskan kembali pentingnya - Memperhatikan


bekerja dan pentingnya memilih
kegiatan yang
dan merencanaan karir
disampaikan konselor
c. Tanya jawab dengan siswa
- Bertanya
Kegiatan Akhir
Penutup
1. Membagikan dan menjelaskan cara
pengisian angket siswa.
2. Kesimpulan dan Refleksi.
3. Salam penutup.

Mengisi angket terbuka


Memperhatikan kegiatan
akhir yang disampaikan
konselor

7. Personil
Konselor sebagai pengembang media dan fasilitator,
Guru BK di sekolah yang telah diberi pelatihan terlebih dahulu sebagai
asisten fasilitator,
Siswa sebagai pengguna media.

8. Rancangan Biaya
Untuk menghasilkan software yang menarik tentunya
membutuhkan kesiapan dana, tapi karena media software ini sifatnya
permanen sehingga dapat digunakan terus menerus, dana yang
dikeluarkan merupakan investasi jangka panjang. Berikut perkiraan
anggaran dana dalam pengembangan software interaktif CaBEE:
No

Nama barang

1.

Desain dan
programing ahli
media
Kepingan CD untuk
arsip tersimpan

2
3

Cover cd

Buku Panduan untuk


arsip

Lain-lain

Satuan

Harga

Jumlah

Rp. 250.000,-

Rp. 250,000,-

Rp. 2500,-

Rp. 7.500,-

1 pack

Rp. 12.000,-

Rp. 12.000,-

Rp.10.000,-

Rp. 30.000,Rp. 50.500,-

Jumlah

Rp. 350.000,-

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

143

10

9. Evaluasi
Pertanyaan untuk mengetes pemahaman
menggunakan software CaBEE.
Tabel Kisi-kisi angket
Sub Variabel
1. Pemahaman
siswa
terhadap
materi

Indikator
terdapat nilai dan
manfaat terhadap
pemahaman meteri
yang disampaikan
oleh software
terdapat pengaruh
terhadap persepsi,
afeksi dan perilaku
siswa

2. Kemudahan
media

3. Tampilan
media yang
menarik

kemudahan
penggunaan produk
untuk dipelajari dan
dimengerti akan isi
produk
yang
disampaikan melalui
software
merangsang
perhatian
dan
menggugah minat
penggunaan

konseli

setelah

pertanyaan
setelah
mencoba
software interaktif
CaBEE, apakah yang
kamu
ketahui
tentang cara belajar
efektif dan efisien?
apa hasil tes gaya
belajarmu?
Bagaimana
cara
belajar di rumah
yang efektif dan
efisien?
Bagaimanakah
tips/cara menghafal
materi pelajaran?
Apa yang kamu
pikirkan dan rasakan
setelah
mencoba
CaBEE?
Apakah
kamu
memiliki keinginan
untuk
mengonsultasikan
hasil
tes
gaya
belajarmu atau cara
belajarmu kepada
guru BK?
Ceritakan
pengalamanmu saat
menggunakan
CaBEE? Sulit atau
mudah digunakan?

bagaimana
pendapatmu
tentang
tampilan
CaBEE?
Ceritakan

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

144

Sub Variabel

Indikator

pertanyaan
hal-hal
yang
menurutmu menarik
dan
yang
mengganggumu!
apakah
kamu
tertarik
untuk
menggunakan
CaBEE? Jika iya
kenapa? Jika tidak
kenapa?

10. DAFTAR PUSTAKA


Ariani, Niken dan Dany Haryanto. 2010. Pembelajaran Multimedia di Sekolah:
Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif dan Prospektif. Jakarta:
Prestasi Pustakaraya.
Darmawan, Deni. 2011. Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Gunawan, Adi W., 2004. Genius Learning Strategy, Petunjuk praktis untuk
menerapkan Accelerated Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Nasution, S, 2003, Metode Research (Penelitian Ilmiah), PT Bumi Aksara, Jakarta.
Ningrum, Ernita Cahya. 2011. Pengaruh Minat dan Cara Belajar terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XII IPS di SMA Negeri 1
Singosari. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Malang.
Porter, Bobbi De, dkk. 2010. Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang
Kelas. Bandung: Kaifa.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengeruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Susilo, M Joko. 2006. Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar. Yogyakarta: Pinus.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Media Bimbingan dan Konseling

145

KONSELING
INDIVIDU
Dosen Pembimbing :
Dr. Budi Purwoko

Konsep teori Konseling Gestalt


Verbatim praktek strategi TS
(Thought Stopping)
Laporan Konseling Individu
Analisis Kasus Stan

TUGAS PRESENTASI

TEORI KONSELING
GESTALT

Oleh:
Alfian Yanis Candra Kirana
Hamka Arifuddin
Lailatul Rofiah Kusuma Wardani

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

146

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

147

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

148

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

149

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

150

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

151

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

152

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

153

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

154

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

155

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

156

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

157

Hakekat Manusia:
1. Manusia memiliki sifat dasar baik dan memiliki
kemampuan untuk menangani kehidupannya dengan
berhasil walaupun kadang butuh bantuan
2. Setiap individu memiliki kesanggupan memikul tanggung
jawab pribadi dan hidup sepenuhnya sebagi pribadi yang
terpadu atau utuh

Faktor Penyebab:
1. Ketidakseimbangan dengan lingkungan
2. Kurang menyadari bagian dari dirinya
3. Ketidakmampuan individu
mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan
tingkah lakunya
4. Mengalami kesenjangan antara waktu
sekarang dengan yang akan datang
5. Tidak mau bertanggung jawab, ingin tetap
tergantung pada orang lain

GESTALT

Konseling:
1. Manusia dalam kehidupannya
selalu aktif sebagai suatu
keseluruhan (holistik)
2. Manusia aktif terdorong kearah
keseluruhan dan integrasi
pemikiran, perasaan dan tingkah
lakunya
3. Setiap individu memiliki
kemampuan untuk menerima
tanggung jawab pribadi, memiliki
dorongan untuk mengembangkan
kesadaran yang akan mengarahkan
menuju terbentuknya integritas
atau keutuhan pribadi

Pribadi Ideal:
1. Mencapai kesadaran diri
2. Menghayati hidup pada tataran disini
dan sekarang
3. Mampu mengungkapkan masalahmasalah pribadi yg tak terselesaikan
4.

Pribadi Bermasalah:
1. Pribadi yang terpolarisasi, baik fisik
maupun mental
2. Cemas terhadap masa lalu dan masa
yang akan datang
3. Tidak bertanggung jawab
4. Bergantung pada orang lain

Konselor

Fasilitator dan
frustator
Konseli
Partisipasi aktif
memakna

Teknik:
a. Eksperimen
b. Penggunaan bahasa
c. Analisis impian
d. Bermain topdog atau underdog
e. Bermain peran (empty chair & making
around)
f. Fantasi
g. Interpretasi koneksi tubuh
h. Kelompok

Tujuan
Sadar diri,
menghayati hidup
di sini sekarang,Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu
mengungkapkan
masalah yg tak
selesai, ketrmpln
mengelola hidup

158

Mata Diklat Konseling Individu

IMPLEMENTASI STRATEGI
THOUGHT STOPPING (TS)

Kelompok 4:
Alfian Yanis Candra Kirana
Hamka Arifuddin
Lailatul Rofiah Kusuma Wardani

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015

1. Masalah
Hamka adalah seorang mahasiswa tingkat awal di sebuah perguruan tinggi
negeri yang ada di Surabaya. Sebenarnya ia seorang yang supel dan cukup
pintar, namun setiap kali ada kegiatan presentasi, Hamka selalu terlihat
gugup dan mengalami kecemasan. Rasa cemasnya muncul dikarenakan
adanya pikiran-pikiran negatif yang berulang-ulang pada pikirannya, seperti
takut ditertawakan teman-temannya, takut tidak bisa menjawab pertanyaan
dari dosen, takut apa yang dikerjakannya salah dan mendapatkan nilai yang
jelek dan takut dipermalukan di depan kelas. Hal-hal seperti itulah yang
selalu terngiang-ngiang dan selalu muncul dalam pikirannya dan
membuatnya gugup ketika ada kegiatan presentasi di kelas. Padahal
sebenarnya jika Hamka menghentikan pikiran negatif tentang ketakutan
kegagalan presentasi tersebut, ia mampu melaksanakan presentasi dengan
baik.

2. Rasional pemilihan strategi


Strategi Thought Stopping sering kali digunakan untuk membantu konseli
yang terikat oleh pikiran-pikiran negatif yang selalu berulang-ulang dan
tidak produktif atau kegelisahan yang berulang-ulang atau gambarangambaran yang selalu menyalahkan diri sendiri. TS sangat cocok bagi
konseli yang mempunyai pikiran yang merusak diri (self-defeating) yang
sebentar-sebentar muncul dan terus menerus muncul. (Nursalim, 2013:45).
Akar masalah Hamka terdapat pada pikiran-pikiran negatifnya tentang
kegagalan presentasi yang selalu muncul dalam benaknya setiap ada
kegiatan presentasi, sehingga salah satu alternatif implementasi strategi
yang sesuai dengan masalah tersebut adalah teknik Thought Stopping atau
berhenti berfikir yang bertujuan untuk membantu konseli mengontrol
pikiran dan gambaran negatif dalam diri konseli dengan cara menekan
kesadaran negatif tersebut.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

159

3. Langkah-langkah implementasi strategi


1. Rasional
2. Berhenti memikirkan yang diarahkan oleh konselor
3. Berhenti memikirkan yang diarahkan oleh konseli (diinterupsi oleh
konseli secara terbuka/overt)
4. Berhenti memikirkan yang diarahkan oleh konseli (interupsi oleh
konseli secara tertutup/covert)
5. Pergantian ke pikiran-pikiran yang asertif, positif, atau netral
6. Perkerjaan rumah dan tindak lanjut

4. Verbatim (Thought Stopping)


Ko: Hamka, kita telah membicarakan tentang bagaimana kamu secara terusmenerus merendahkan kemampuanmu dalam kegiatan presentasi.
Meskipun kamu tahu bahwa pikiranmu tentang tidak bisanya kegiatan
presentasi itu sebetulnya tidak mencerminkan kemampuanmu yang
sesungguhnya, tetapi meskipun demikian, kamu tetap saja berpikir
seperti itu. Pikiran-pikiran semacam itu yang akan menambah
kegugupanmu sebelum dan selama kegiatan presentasi berlangsung.
Ki: Saya mengerti apa yang ibu maksudkan dan saya setuju sekali. Namun
saya ini merasa tidak dapat membuat bagaimana saya berpikir bahwa
saya ini dapat mengerjakannya.
Ko: Ya, benar. Begini... berpikir tentang suatu keadaan dengan cara tertentu
memang perlu kita pelajari dan ini merupakan suatu kebiasaan juga.
Selain itu, kita perlu waktu untuk mengubahnya. Nah, hal itu tidak
mungkin berubah secara mudah tanpa ada dorongan kemauan diri ini.
Oleh sebab itu, perlu latihan secara sistematis tentang cara berpikir yang
baru dan lebih produktif.
Ki: Menurut ibu, apabila saya dapat berpikir tentang saya secara positif,
nanti cara itu akan dapat membantu saya?
Ko: Baiklah, mari kita lihat hal tersebut dengan cara begini. Ketika kamu
berpikir Aku ini seorang laki-laki, tentu saja aku tidak dapat kegiatan
presentasi atau soal ini terlalu sulit bagiku, aku menyerah saja. Itu

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

160

tadi adalah cara berpikir yang negatif. Tetapi apabila kamu berpikir
seperti ini, biar aku laki-laki, aku juga dapat kegiatan presentasi
dengan baik atau aku tahu sebetulnya jika aku mau, aku punya
kemampuan, aku harus mengerjakannya. Pikiran-pikiran semacam ini
lebih positif, sedangkan pikiran-pikiran negatif tadi dapat mengganggu
kemampuanmu untuk kegiatan presentasi. Sebab, kamu memulai
meyakinkan bahwa kamu adalah tidak berguna. Selain itu, ketika kamu
berpikir bahwa kamu akan mulai, sudah diawali dengan rasa gugup dan
ingin menyerah atau keluar dari situasi tersebut. Nah, disinilah pikiranpikiran positifmu diperlukan untuk membantumu agar merasa lebih
rileks. Dengan demikian akan meningkatkan penampilanmu di kelas
apabila sedang kegiatan presentasi.
Ki: Ya... ya... masuk akal juga bu!
Ko: Nah baiklah... begini, saya akan menjelaskan sedikit tentang apa yang
akan kita lakukan, sehingga kamu dapat mengerti bagaimana hal
tersebut dapat membantumu. Pertama, saya akan memintamu untuk
menyampaikan hal-hal yang spesifik yang biasa kamu pikirkan tentang
dirimu sendiri dan kapasitasmu dalam kegiatan presentasi. Untuk setiap
pikiranmu yang negatif, saya akan mengajarimu cara untuk
menghentikan pikiran semacam itu, sehingga pikiran-pikiran tersebut
tidak berlanjut. Kemudian setelah kamu merasa bahwa kamu memiliki
kontrol untuk menghentikan pikiran-pikiran tersebut, kita akan belajar
ke pikiran-pikiran yang positif. Kita cari pikiran-pikiran yang dapat
mengatasinya, sebab pikiran-pikiran ini nanti akan membantumu
mengatasi situasi itu. Nanti saya membantu melatihmu sampai kamu
bisa

dan

terbiasa

menggunakan

pikiran-pikiran

yang

dapat

menanggulangi pikiran negatifmu. Bagaimana menurut pendapatmu?


Ki: Saya kira hal itu memberi ide bagus bagi saya, akan tetapi tentunya ini
perlu sedikit waktu.
Ko: Ya, memang perlu waktu. Kita harus meluangkan waktu untuk
mempelajarinya, kemudian yang penting kamu betul-betul mau berlatih
seperti apa yang kamu pelajari tadi. Ehm... saya heran tampaknya kamu

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

161

memperhatikan tentang merubah cara berpikir, seperti yang ibu


sampaikan tadi.
Ko: Saya menyadari sering ide-ide ini terdengar sedikit asing. Tetapi apakah
kamu tahu ada buku-buku bacaan yang isinya ada hal-hal yang
mengajarkan tentang kontrol pikiran, serta bagaimana kamu dapat
memiliki kontrol terhadap cara berpikir, karena pemikiran itu dapat
mempengaruhimu. Misalnya, ada seorang atlit yang akan tampil di
arena pertandingan, tentu atlit ini dipengaruhi oleh cara berpikirnya saat
akan bertanding, terutama berpikir akan kemampuannya.
Ki: Ya... saya mengerti. Hanya saat ini memang belum terpikir untuk diri
saya, tetapi saya mengerti bu, akan penjelasan ibu tadi.
Ko: Baiklah, silakan kamu duduk yang santai, pikirkan tentang kegiatan
presentasimu. Nanti beritahu saya apa yang sedang kamu pikirkan itu.
Ki: Oh ya... saya berpikir betapa sulitnya matematika itu bagi saya. Saya ini
orangnya bodoh dan ...
Ko: Stop!
Ki: Waduh... saya kaget betul bu, sangat mengejutkan saya.
Ko: Ehm... saya tahu itu. Lalu apa yang terjadi saat saya mengejutkanmu
tadi?
Ki: Ya... saya benar-benar kaget bu. Jadi pikiran saya tentang bagaimana
bodohnya saya di matematika tadi menjadi berhenti.
Ko: Ya benar, kamu tadi kan menceritakan pada saya beberapa pikiran
negatifmu tentang matematika, serta kemampuanmu. Jadi, disitulah
yang langsung saya interupsi, kemudian kamu akan menghentikan
pikiranmu itu bukan? Interupsi semacam ini memang mengejutkan,
tetapi hal itu menunjukkan bahwa pikiran-pikiran semacam itulah yang
tidak perlu berlanjut.
Ki: Ya bu... saya mengerti apa yang ibu maksudkan. Tapi... apakah saya bisa
melakukan hal yang sama seperti itu?
Ko: Saya yakin kamu pasti bisa, yaitu dengan seringnya kamuberlatih.
Marilah saya tunjukkan cara untuk menginterupsi dirimu sendiri,
pikirkan sekali lagi tentang kegiatan presentasi tadi. Lalu kapanpun jika

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

162

kamu mulai hal-hal seperti kamu tidak bisa kegiatan presentasi atau
kamu bodoh tadi, maka berteriaklah stop...!
Ki: Stop...!
Ko: Nah!... bagus . apa yang terjadi pada dirimu?
Ki: Ya... jadi berhenti pikiran ini. Tentu saja, masih aneh kelihatannya.
Ko: Ya, memang demikian awalnya. Nanti secara bertahap kita akan sampai
pada titik dimana kamu dapat menghentikan pikiran dengan
memikirkan satu kata stop. Saat ini mari kita lakukan beberapa kali
sampai kamu terbiasa.
Ko: Baiklah, saya kini ingin mencoba hal yang sama, hanya kali ini jika
kamu menemui pikiran-pikiran negatifmu. Hentikanlah dengan
mengatakan

stop!

pada

dirimu

sendiri

tanpa

seorangpun

mendengarnya.
Ko: Wah... itu bagus sekali. Sepertinya kamu mampu untuk menghentikan
pikiran-pikiran tersebut dengan tepat.
Ki: Ya... ternyata saya bisa juga. Tapi apakah saya tidak lupa ya cara
melakukannya?
Ko: Oh... tidak bisa, jika kamu melatihnya. Teruskan dengan membuat halhal yang baru atau lebih positif dan buanglah hal-hal yang lama atau
negatif. Paling tidak sekarang kamu berlatih 3 kali sehari, persis seperti
yang telah kita lakukan hari ini, kemudian selanjutnya sesuaikan
dengan kebutuhanmu. Jika pikiran-pikiran ini muncul, maka kamu
dapat melakukan dengan cara sama seperti ini. Lalu... dapatkah kamu
mencatat hasil latihanmu setiap hari?
Ki: Oh ya bu... tentu saja bisa. Maksud ibu kan mencatat setiap saya berlatih
dan waktu atau kapan saya melakukannya. Begitu kan bu?
Ko: Ya benar. Ingatlah untuk mencatat berapa kali atau berapa sering,
dimana dan berapa lama kamu melakukannya. Baiklah... selamat
berlatih.
Ki: Terimakasih bu...!

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

163

Laporan Konseling
Individu

TUGAS MATA DIKLAT KONSELING INDIVIDU


LAILATUL ROFIAH KUSUMA WARDANI

PPG PASCA SM3T UNESA | 2015

Laporan Layanan Konseling Individual


Pendekatan Konseling Kognitif Teknik Thought Stopping

A. RUMUSAN MASALAH
1. Deskripsi Masalah
a) Identitas Konseli (Inisial)
Nama

: Ll

Usia

: 24 tahun

Alamat

: Asrama Putri Unesa, Surabaya

b) Gambaran Kasus
Ll adalah salah seorang mahasiswi 24 tahun yang sedang
melanjutkan program pendidikan profesi guru di salah satu perguruan
tinggi negeri Surabaya. Ll gadis yang sederhana, ramah, ceria, dan rajin
menyapa siapa saja. Ll mudah bergaul dan tidak pilih-pilih teman, oleh
karena itu Ll mempunyai banyak teman dan cukup dikenal banyak orang.
Secara intelektual Ll dapat dikatakan cerdas, terbukti pada saat kegiatan
perkuliahan Ll mampu menyelesaikan tugas-tugas perkuliahannya tepat
waktu dan aktif mengeluarkan ide atau gagasannya pada saat proses
perkuliahan. Anak sulung ini juga rajin membantu orang tuanya berjualan
makanan ringan yang dijajakan pada teman-teman dikampus dan pada
siapapun yang ditemuinya dengan ceria.
Akhir-akhir ini, kira-kira 2 minggu berjalan. Beberapa kali
konselor mengamati dan mendapati Ll mengalami perubahan, seperti Ll
yang biasanya ramah dan ceria tiba-tiba menjadi pendiam, cemberut,
murung, dan suka menyendiri. Menurut informasi dari salah seorang
temannya, setiap kali ditanya mengenai penyebab perubahan perilakunya
itu, Ll tidak memberikan jawaban yang serius dan pasti.
Setelah melakukan pendekatan yang cukup panjang, dan konselor
mengamati setiap hari perilaku Ll dan mencoba mengorekorek
informasi dari Ll sendiri, secara tidak langsung Ll bercerita bahwa
perubahan yang dialami dikarenakan salah seorang teman laki-laki
sekampusnya yaitu X. Dalam suatu wawancara dengan Ll, Ll menyatakan
bahwa mereka pernah mengalami hubungan yang dekat (tapi bukan
hubungan pacaran) dengan X pada saat bertugas disuatu daerah terpencil
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

164

wilayah Indonesia Timur. Padahal saat itu Ll sudah memiliki kekasih B,


akan tetapi bimbang karena hatinya telah terpaut pada X. Ll pun merasa
jika X juga memiliki perasaan yang sama, karena perilaku-perilaku X pada
Ll memberikan indikasi bahwa X juga mempunyai perasaan suka dengan
Ll.
Setahun berlalu sampai akhirnya mereka menyelesaikan tugas di
pulau tersebut dan pulang ke daerah asal masing-masing. Ll menyatakan
dia dan X telah sepakat bahwa mereka akan menjadi teman biasa dan
berlaku biasa-biasa saja. Pada waktu masuk perkuliahan, Ll dan X masuk
universitas yang sama. Akan tetapi setiap mereka bertemu sikap X terlalu
cuek dan nyaris tidak mempedulikan Ll. Ll menuturkan bahwa X bersikap
seolah-olah belum pernah bertemu dengan Ll. Ll juga menyatakan bahwa
dia merasa selalu diabaikan. Ll berpikir bahwa dirinya tidak berarti
dan hidupnya tidak bermakna. Pikiran itu membuatnya membuatnya
merasa kecewa, sedih dan kesal dengan dirinya sendiri. Ll pernah
menghubungi X dan mencoba menyapa X, akan tetapi X hanya berperilaku
sekedarnya. X tampak cuek dan seakan-akan tidak mempedulikan Ll.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari teman sekampus mereka,
menyatakan bahwa sikap X memang cenderung cuek dengan siapa saja.
Konselor mengamati bahwa perubahan yang dialami Ll
mempengaruhi kegiatan perkuliahannya seperti misalnya Ll menjadi
kurang konsentrasi pada saat mengikuti perkuliahan, Ll kurang fokus
dalam mengerjakan tugas-tugasnya, dan menjadi pasif. Padahall
sebenarnya Ll tergolong mahasiswi yang aktif dan cukup cerdas. Terbukti
bahwa Ll biasanya rajin mengeluarkan ide / berpendapat pada saat
mengikuti kegiatan perkuliahan maupun non perkuliahan.
Ll mengakui pada konselor bahwa sebenarnya diam-diam Ll
masih menyimpan perasaan suka pada X, padahal Ll sudah mempunyai B
seorang kekasih yang baik hati menurut Ll. Ll juga menyatakan bahwa
hubungannya dengan B kekasihnya belum sepenuhnya mendapatkan restu
dari orang tua Ll. Orang tua Ll beranggapan bahwa B kurang pantas
menjadi pendamping Ll karena adanya perbedaan status sosial dan
ekonomi. Konselor melihat bahwa Ll sedang dilema/kebingungan dalam
menentukan sikap dan kesulitan dalam mengelola perasaannya sendiri

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

165

yang kadangkala mempengaruhi kegiatannya sehari-hari terutama


dikampus.
2. Asesmen
Model Konseptualisasi Masalah menurut Seay:
Model ini didasarkan pada tema hidup utama (dan gaya hidup) yang
ditarik dari tiga modalitas utama fungsi manusia yaitu: kognisi (pikiran), afeksi
(perasaan, emosi) dan perilaku (tindakan, kinerja) yang diberi akronim CAB
C - Berpikiran bahwa dirinya tidak berarti.
A - Konseli merasa kecewa, sedih dan kesal.
B - Konseli menunjukkan perilaku pendiam, cemberut, murung, dan
suka menyendiri.
Tabel model konseptualisasi masalah dari Seay
Kemungkinan
Lingkungan

Kesalahan
Kognitif

Diabaikan oleh
seseorang yang
bermakna (si
X)

Berpikiran
bahwa dirinya
tidak berarti
dan hidupnya
tidak
bermakna.

Gangguan
Afektif
(perasaan,
emosi)
konseli merasa
kecewa, sedih
dan kesal
dengan dirinya
sendiri.

Pola Perilaku

konseli
menunjukkan
perilaku pendiam,
cemberut, murung,
dan suka
menyendiri.

3. Analisis
Menangkap apa yang sedang terjadi pada diri konseli dan untuk
mengembangkan beberapa dugaan teoretik atau hipotesis menyangkut masalah
konseli (menduga hubungan kausal antara gejala dengan gejala lain atau
faktor-faktor tertentu yang telah diidentifikasi)
Dari kasus diatas, yang menjadi tema kognitif meliputi: konseli
mempunyai konsep pola pikir negatif tentang dirinya sendiri yaitu
konseli Berpikiran bahwa dirinya tidak berarti dan hidupnya tidak
bermakna. Berawal dari sebuah peristiwa lingkungan yaitu konseli
diabaikan oleh seseorang yang bermakna (si X) sehingga konseli
mengalami gangguan emosi dan perasaan yaitu merasa sedih, kecewa dan
kesal dengan dirinya sendiri. Kesalahan kognitif yang disertai gangguan
afektif pada konseli tersebut menyebabkan terbentuknya pola perilaku

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

166

seperti konseli menjadi pendiam, murung, raut wajah tampak sedih, dan
suka menyendiri.
Konselor dapat menggunakan informasi tersebut guna membuat hipotesis
menyangkut gejala perilaku konseli, meliputi (tetapi tidak terbatas) hal-hal
berikut :
Konsep negatif / kesalahan kognitif dari pikiran konseli yang
beranggapan bahwa dirinya tidak berarti dan hidupnya tidak bermakna
lagi menimbulkan masalah afektif yaitu konseli merasa kecewa, sedih
dan kesal dengan dirinya sendiri kemudian memunculkan pola perilaku
yang negatif dan tidak sehat. Dalam pendekatan teori kognitif
memandang bahwa pikiran yang positif akan memunculkan tingkah laku
positif, begitu juga sebaliknya.
B. RUMUSAN TUJUAN
Membantu konseli mengubah pola pikirnya yang negatif dan merusak diri yaitu
berpikiran bahwa dirinya tidak berarti dan hidupnya tidak bermakna lagi menjadi
pola pikir yang lebih sehat dan positif.
C. TEKNIK-TEKNIK DAN TAHAPAN KONSELING
1. Teknik Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan maka teknik
yang dapat digunakan untuk mengubah pikiran negatif konseli yaitu pikiran
bahwa dirinya tidak berarti dan hidupnya tidak bermakna lagi, menjadi berpikir
positif dan lebih sehat, dalam pendekatan konseling Kognitif adalah teknik
Thought Stopping. Pendekatan ini memandang bahwa pikiran yang positif
akan memunculkan tingkah laku positif, begitu juga sebaliknya pikiran negatif
akan memunculkan tingkah laku negatif.
2. Teknik Thought Stopping
Thought Stopping merupakan keterampilan memberikan intruksi
kepada diri sendiri (swaperintah) untuk menghentikan alur pikiran negatif
melalui penghadiran rangsangan atau stimulus yang mengagetkan. Stimulus
yang mengagetkan didasarkan pada pandangan bahwa pikiran itu ketika
beroperasi akan berjalan seperti aliran sungai. Aliran pikiran ini dapat
dibuyarkan atau dihambat jalannya sehingga terputus dengan cara
pemblokiran.
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

167

Pikiran negatif yang mengganggu seseorang dapat diblokir atau


dikacaukan alirannya dengan instruksi TiDAK atau STOP. Maksudnya
setiap muncul pikiran negatif yang mengganggu yang menimbulkan masalah
emosional dan perilaku dapat dihentikan dengan sengaja menghentikan dan
mengatakan tidak atau stop pada diri sendiri. Jika hal itu dilatihkan dan
dilakukan berulang-ulang, maka akan terbentuk semacam mekanisme kendali
pada diri konseli setiap kali muncul pikiran negatif. Pikiran negatif itu serta
merta berhenti dan tidak mengganggu emosi dan kewajaran perilaku konseli.
Ada dua macam cara menghentikan pikiran negatif: overt dan covert.
Cara yang pertama menghentikannya dengan mengucapkan (bersuara) katakata STOP atau TIDAK, sedangkan yang kedua dengan isyarat atau niatan
batin saja. Melalui isyarat, misalnya dengan menepuk atau mencubit anggota
tubuh tertentu. Keduanya juga dapat diterapkan secara bersama, kata-kata dan
isyarat. Untuk sampai pada tingkat terampil dan efektif, penggunaannya harus
dilatihkan secara terus-menerus. Langkah-langkahnya sebagai berikut: (a)
Mulailah dengan menciptakan keadaan rileks pada konseli; (b) Bila kondisi
rileks sudah tercapai, mulailah konseli memunculkan pikiran negatif yang
selama ini sering muncul dan mengganggu konseli; (c) Konseli membiarkan
beberapa saat pikiran itu menari-nari dipanggung pikiran konseli; (d)
Kemudian konseli mengucapkan kata STOP diikuti isyarat ke tubuh dengan
niat menghentikan pikiran itu.
3. Strategi Teknik Thought Stopping
Strategi berhenti berpikir (Thought Stopping) memiliki 6 komponen utama,
yaitu:
a) Rasional
Pertama-tama konselor akan menerangkan rasional Thought
Stopping. Sebelum memakai strategi ini, konseli harus sadar akan pikiranpikirannya yang mengalahkan dirinya yang sering muncul yaitu pikiran
bahwa dirinya tidak berarti dan hidupnya tidak bermakna lagi.
Wolpe (1982) menyatakan bahwa konselor harus menunjukkan bagaimana
pikiran konseli yang mengganggu (gagal) dengan cara apa konseli keluar
dari masalah itu tanpa diganggu oleh pikiran-pikiran itu. Berikut adalah
contoh yang dapat digunakan konselor untuk menjelaskan tujuan Thought
Stopping:
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

168

anda mengatakan bahwa anda terganggu oleh pikiran-pikiran


yang sering muncul yaitu berpikiran bahwa pikiran bahwa dirinya tidak
berarti dan hidupnya tidak bermakna lagi itu tadi. Pikiran-pikiran
tersebut menghabiskan banyak energi dan benar-benar tidak perlu, tentu
anda akan merasa lebih baik jika anda tidak terus menerus memikirkan
tentang hal itu. Nah! Prosedur ini dapat membantu anda untuk bekerja
menghilangkan kebiasaan berpikir seperti itu. Bagaimana menurut
anda?.
Jika konseli bersedia untuk mencoba menggunakan Thought
Stopping, konselor harus menjelaskan prosedur itu tanpa memperagakan
secara terlalu jelas kepada konseli tentang bagaimana cara menghentikan
pikiran itu, sebab pada kenyataan awal inilah sangat efektif. Selanjutkan
konselor dapat berkata:
nah saya akan meminta anda untuk duduk rileks dan
membicaran pikiran itu muncul seperti berpikir bahwa diri anda tidak
berarti dan hidup rasanya

tidak bermakna lagi tadi, saya akan

menginterupsi anda, selanjutnya saya nanti akan mengajari anda tentang


bagaimana cara membubarkan rentetan pikiran itu sehingga anda dapat
melakukannya kapanpun jika sewaktu-waktu pikiran itu muncul.
b) Berhenti berpikir / Thought Stopping yang diarahkan oleh konselor (overt
interuption counselor)
Pada tahap ini konselor bertanggung jawab untuk menginterupsi
pikiran. Interupsi ini terbuka (overt), yaitu dengan mengucapkan kata
stop yang keras., dapat pula yang disertai dengan tepukan tangan,
mengetuk meja atau dengan siulan. Awal mula konseli diperintahkan untuk
menyatakan semua pikirannya secara keras.

Kata-kata (verbalisasi)

tersebut memungkinkan konselor untuk menentukan pernyataan yang


mana, yang tepat untuk dihentikan, seperti contoh berikut:
1) Konselor meminta konseli untuk duduk bersandar

(relaks) dan

membicarakan semua pikiran ini masuk dalam benak (alam pikiran).


.......duduklah bersandar dengan rileks dan biarkan pikiranpikiranmua itu masuk ke alam pikiranmu

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

169

2) Konselor meminta konseli untuk mengungkapkan dengan kata-kata


secara

keras

tentang

pikiran-pikiran

tersebut.

Jika

muncul

.......kapanpun anda mulai berpikir apa saja sampaikan pada saya


3) Pada saat konseli mengungkapkan pikiran-pikiran yang menyalahkan
diri (self defeating), konselor menginterupsi dengan keras kata stop
dan dapat disertai tepuk tangan, siulan, atau menepuk meja.
4) Konselor menunjukkan interupsi bagaimana yang tidak terduga tadi
adalah efektif dalam menghilangkan pikiran-pikiran negatif.
5) mungkin anda sadar bahwa pada saat saya berkata stop dalam
menginterupsi anda, maka pikiran-pikiran yang negatif atau yang
merusak dirimu itu berhenti dan tidak berlanjut seperti biasanya....
Pada saat ini adalah sangat efektif bagi konselor untuk menunjukkan
bagaimana konseli dapat belajar mengontrol pikirannya.
c) Berhenti berpikir / Thought Stopping yang diarahkan oleh konseli (overt
interuption client)
Setelah belajar untuk mengontrol pikiran negatifnya sebagai
respon dari interupsi konselor tadi, maka konseli menerima tanggung
jawab untuk menginterupsinya sendiri. Pertama konseli mengarahkan diri
sendiri seperti yang diarahkan oleh konselor tadi. Tahap ini berlangsung
sebagai berikut:
1) Konseli dengan sengaja mengaktifkan pikiran-pikirannya tentang
apapun dan membicarakan segala macam pikiran ini masuk ke dalam
alam pikirannya.
2) Konselor meminta konseli untuk mengatakan stop dengan keras
kapanpun bila konseli menemukan pikiran-pikiran negatif. .....kali ini
anda anda dapat mengarahkan diri anda sendiri, apabila muncul
pikiran-pikiran yang negtif tadi interupsilah sendiri dengan kata
stop yang keras
d) Berhenti berpikir / Thought Stopping yang diarahkan oleh konseli (Covert
interuption client)
Pada beberapa kasus rasanya tidak praktis dan bijaksana bagi
konseli untuk menginterupsi diri secara terbuka. Bayangkan saja apabila
konseli berada ditempat umum, dibus tiba-tiba berterika stop. Oleh
karena itu pada tahap berikut ini semua juga seperti tahap sebelumnya: (1)
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

170

konseli membiarkan pikiran-pikirannya mauk kedalam pikirannya; (b)


ketika konseli akan menginterupsi dengan kata stop cukup dalam hati
saja (covert).
e) Pergantian dari pikiran asertif, positif/netral.
Untuk mengurangi kegelisahan yang masih tersisa, menyarankan
konseli untuk memikirkan pikiran-pikiran yang lebih asertif, jika telah
menginterupsi pikiran-pikiran negatifnya, karena diasumsikan bahwa
tingkah lakua sertif ini dapat mencegah kecemasan, kegelisahan, walaupun
konseli tidak belajar untuk menekan pikiran yang tidak dikehendaki tadi.
Pada dasarnya konseli diajarkan untuk mengganti pikiran-pikiran
ke respon aserif setelah di interupsi. Reson ini mungkin dapat kontradiksi
dengn isi dari pikiran negatifnya. (catatan: seperti Coping Thought pada
restrukturing cognitif).
Berikut ini contoh langkah-langkah dalam mengajarkan konseli:
1) Konselor menerangkan tujuan dari menekan yang berbeda untuk
pikiran yang negatif/tidak produktif.
2) ... untuk menghentikan pikiran anda yang tadi ... , tadi itu, akan
membantu kamu apabila kamu menggantinya dengan jenis pikiran lain
yang tidak berhubungan dengan persoalan anda (coping thought).
Prosedur bagian ini akan membantu anda belajar berpindah kepikiran
lain setelah anda menghentikan pikiran negatif tadi.
3) Konselor dapat memberikan contoh yang dapat mengganti setelah
menghentikan pikiran yang negatif. Selanjutnya konselor meminta
konseli untuk mempraktekkan dengan suara yang keras. ... setelah
anda memberi tanda stop kepada diri anda sendiri, gantilah pikiran
anda dengan sesuatu yang positif, kemudian anda nanti memikirkan
tentang hal itu dan dapat dilakukan dari waktu ke waktu dengan suara
yang keras
4) Setelah itu konseli melatihnya dengan cara tertutup (covert interuption)
f) Pekerjaan rumah dan tindak lanjut
PR ini diperlukan agar konseli terus berlatif , dan dapat
menguatkan kontrol konseli dalam menghentikan pikiran yang negatif jika
sewaktu-waktu muncul. Rekaman pikiran konseli tentang pesan stop dari

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

171

konselor tadi dapat digunakan untuk latihan penguatan kontrol pikiran,


lambat laun penggunaan rekaman pesan diwaktu latihan seperti itu akan
tidak diperlukan lagi, seperti strategi yang lain. maka berhenti
berpikir/thought stoping ini harus dijadwalkan.

4. Tahapan Konseling
a. Pembukaan
1) Membangun hubungan konseling yang melibatkan konseli (rapport)
dengan terpenuhinya asas-asas BK terutama asas kerahasiaan,
kesukarelaan, keterbukaan dan kegiatan.
2) Menegosiasikan kontrak. Membangun perjanjian antara konselor
dengan konseli, berisikan: (1) kontrak waktu, yaitu berapa lama waktu
pertemuan yag diinginkan oleh konseli dan konselor tidak
berkeberatan; (2) kontrak tugas, yaitu berbagi tugas antara konselor
dan konseli; (3) kontrak kerjasama dalam proses konseling, yaitu
terbinanya peran dan tanggungjawab bersama antara konselor dan
konseli dalam seluruh rangkaian kegiatan konseling.
b. Transisi
a) Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling
sudah terjalin dengan baik dan konseli telah melibatkan diri, maka
konselor harus dapat membantu memperjelas masalah konseli.
b) Membuat penafsiran dan menjajaki atau menaksir kemungkinan masalah
dan merancang bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan
membangkitkan semua potensi konseli, dan menentukan berbagai
alternatif yang sesuai, untuk mengantisipasi masalah yang dihadapi
konseli.
c) Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara. Hal ini bisa terjadi
apabila konseli merasa senang terlibat dalam pembicaraan atau
wawancara

konseling,

serta

menampakkan

kebutuhan

untuk

mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya.


c. Inti
a)

Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah konseli lebih dalam.

b)

Konselor melakukan reassesment (penilaian kembali), bersama-sama


konseli meninjau kembali permasalahan yang dihadapi konseli.
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

172

c)

Konselor menerapkan keterampilan dan teknik-teknik konseling yang


telah direncanakan dalam upaya membantu konseli mengatasi
masalahnya (merubah perilakunya), dan dapat menunjukkan pribadi
yang jujur, iklas dan benar-benar peduli terhadap konseli. Teknik yang
digunakan adalah teknik thought stoping/berhenti berpikir.

d)

Kesepakatan yang telah dibangun pada saat kontrak tetap dijaga, baik
oleh pihak konselor maupun konseli.

d. Penutupan
a) Konselor bersama konseli merangkum atau membuat kesimpulan
mengenai hasil proses konseling, dan melakukan refleksi.
b) Memberikan penguatan bahwa konseli mampu merubah pikiranpikirannya yang negatif / yang merusak diri menjadi pikiran yang lebih
positif.
c) Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan
kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling sebelumnya.
d) Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera)
e) Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya
D. Rencana Evaluasi Konseling
1. Rumusan Evaluasi
a) Evaluasi Proses, melaksanakan evaluasi terhadap bagaimana proses
berjalannya konseling individu dengan menerapkan teknik thought
stoping/berhenti berpikir.
b) Evaluasi Hasil, melaksanakan evaluasi terhadap hasil/dampak yang timbul
dari pelaksanaan konseling individu dengan menerapkan teknik thought
stoping/berhenti berpikir.
2. Kriteria Keberhasilan Konseling
a) Konseling dapat dikatakan berhasil apabila kegiatan konseling yang
dilaksanakan oleh konselor dan konseli dapat berjalan sesuai dengan
langkah-langkah atau tahapan dalam rencana pelaksanaan layanan
konseling individu (RPLKI) yang telah dirancang oleh konselor. (dengan
menggunakan instrumen lembar penilaian konseling individu)
b) Konseling dapat dikatakan berhasil apabila tujuan konseling sudah
tercapai.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

173

3. Rencana Tindak lanjut


a) Konselor dan konseli melaksanakan perjanjian untuk melakukan
pertemuan berikutnya untuk membahas bagaimana dampak penerapan
teknik yang telah dilatihkan diluar proses konseling.
b) Jika tujuan konseling sudah tercapai maka tidak ada lagi pertemuan untuk
melakukan konseling atau konseling dihentikan.
c) Jika tujuan konseling belum tercapai, maka konselor merancang kembali
sebuah rencana konseling individu baru dengan menggunakan pendekatan
dan teknik konseling yang berbeda tetapi relevan dengan masalah yang
dialami konseli.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

174

Analisis Kasus Stan

TUGAS MATA DIKLAT KONSELING INDIVIDU


LAILATUL ROFIAH KUSUMA WARDANI

PPG UNESA | 2015

Kasus Stan
1. Analisis perkasus
Terapi Psikoanalitik
Determinstik, genetik, analitis, perkembangan, historis, insight,ketidaksadaran,
motivasional

Inti Analisis
Masalah
Perhatian yang besar bisa diberikan
kepada bahan yang ditekannya seperti
kecemasan yang berhubungan dengan
terobosan dorongan-dorongan seksual
dan agresifnya yang terancam

Ia juga mengembangkan superego yang


kuat dengan mengintroyeksi nilai-nilai
dan standar-standar orang tuanya dan
menjadikannya sebagai miliknya.

Dia
meninternalisasi
perasaan
bersalahnya yang menjadi tekanan.
Akibatnya,
Stan
menunjukkan
kecenderungan merusak diri, yaitu
suatu cara untuk menghukum dirinya
sendiri.
Keasyikannya minum alkohol bisa
disimpulkan
sebagai
bukti
dari
keterpakuan pada oral, karena pada
masa dini anak-kanaknya tidak pernah
dicintai dan diterima, stan masih
menderita karena deprivasi, dan dengan
nekat terus mencari persetujuan dan
penerimaan dari orang lain.

Konsep Kunci
Konflik intrapsikis (antara di, ego,
superego) menimbulkan kecemasan.
Terdapat tiga bentuk kecemasan yakni
kecemasan neurotik (takut bahwa
instink-instink akan terlepas dan
menyebaban melakukan sesuatu yang
mendatangkan hukuman), kecemasan
realistik (ketakutan terhadap ancaman
bahaya luar), dan kecemasan moral
(kecemasan kata hati).
Kekuatan-kekuatan
irasional
berpengaruh kuat; bahwa seseorang
dikendalikan
oleh
impuls-impuls
seksual dan agresif.
Gangguan prilaku yang dialami oleh
manusia dikendalikan oleh dorongandorongan atau instik-instik yang tidak
disadari, bahwa gangguan perilaku yang
dialami di masa sekarang berkaitan
dengan pengalaman kehidupan masa
lampau, khususnya peristiwa-peristiwa
traumatik yang dialami pada masa
kanak-kanak serta kompleks terdesak
Dorongan naluriah dibedakan menjadi
dua,yakni naluri hidup (libido) dan
naluri mati atau naluri merusak
(tanatos).

Manusia berkembang melalui lima


tahapan perkembangan yang disebut
tahapan Psikoseksual yakni pemuasan
kebutuhan seksual yang menonjol pada
setiap tahapan perkembangan. Tahap
oral adalah kepuasan seksual yang
diperoleh
dari
mulut.
Fiksasi/
keterpakuan
pada
tahap
ini
menyebabkan orang menjadi orang
yang tergantung pada orang lain.
Stan mengidentikkan dirinya dengan Pada tahapan Psikoseksualtahap
ayahnya yang lemah dan impoten, serta palis,
interaksi
bersifat

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

175

Terapi Psikoanalitik
Determinstik, genetik, analitis, perkembangan, historis, insight,ketidaksadaran,
motivasional

Inti Analisis
menggeneralisasikan
ketakutan
terhadap ibunya kepada semua wanita.
Selanjutnya, bisa disimpulkan bahwa
Stan mengawini wanita yang mirip
dengan ibunya dan menstimulasi
perasaan
impoten
Stan
dalam
kehadirannya.

Tujuan
Karena stan memilih seorang terapis
wanita, maka terdapat peluang untuk
mengembangkan hubungan transferensi
dan usaha menembusnya akan menjadi
inti proses terapeutik. Tujuannya adalah
membuat hal-hal yang tak disadari
menjadi disadari hingga dia tidak lagi
dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan
tak sadar.
Hubungan Terapeutik
Karena stan memilih seorang terapis
wanita, maka terdapat peluang untuk
mengembangkan hubungan transferensi
dan usaha menembusnya akan menjadi
inti proses terapuitik. Bahwa Stan
lambat laun akan berelasi dengan
terapis sebagaimana dia berelasi dengan
ibunya, dan bahwa hubungan semacam
itu akan menjadi bahan yang berguna
untuk memperoleh pemahaman atas
sumber kesulitannya
Teknik
Stan akan menghabiskan waktu
terapinya untuk menghidupkan kembali
dan mengeksplorasi pengalaman masa
anak-kanaknya

Konsep Kunci
genital/eksploitasi organ
kelamin
sambil melakukan fantasi seksual.
Peristiwa
anak
laki-laki
mengembangkan fantasi pada ibunya
disebut Oedipus complex. Dan jika tidak
terpecahkan,
anak
akan
mengembangkan kepribadian palis
yang cenderung ke sesama jenis dan
tidak bisa benar-benar mencintai lawan
jenis.
Mencapai hal-hal yang tidak disadari
menjadi disadari. Menata ulang
kepribadian dasar. Membantu konseli
menghidupkan kembali pengalamanpengalaman masa usia awal dan
menembus konflik yang direpresi, serta
mencapai kesadaran intelektual.

Mencapai hal-hal yang tidak disadari


menjadi disadari. Menata ulang
kepribadian dasar.

Teknik
utama
yang
digunakan
melingkupi analisis mimpi, penafsiran,
asosiasi bebas, analisis resistensi dan
transferensi. Teknik-teknik tersebut
sebagai
metode
mengungkap
ketaksadaran,
konflik-konflik
dan
pengalaman masa lampau yang
direpresi.
Tes-tes
penyingkapan
kepribadian seringkali digunakan.
Pertanyaan
digunakan
untuk
mengungkap kasus-kasu masa lalu.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

176

Terapi Eksistensial-Humanistik
Kesadaran diri, kebebasan memilih, tangung jawab pribadi, kecemasan, pencarian makna,
kesepian, kontak sosial, kematian

Inti Analisis
Masalah
Terapis akan meminta stan agar
menyadari bahwa dia tidak perlu
menjadi korban pengkondisian masa
lampau, tetapi bahwa dia bisa menjadi
arsitek dalam merancang ulang
kehidupannya.

Konsep Kunci
Setiap manusia itu pada dasarnya
diciptakan baik dan memiliki
kebebasan serta potensi untuk
menangani beberapa kondisi
bawaannya dengan cara memilih untuk
bertanggung jawab dan membuat
hidupnya bermakna

Kecemasan yang dialami stan dipandang


sebagai sesuatu yang tidak perlu
disembuhkan karena semua kondisi itu
sendiri tidak neurotik. tapi Stan diberi
kesadaran bahwa kecemasan yang
realistis adalah bagian vital dari hidup
yang
perlu dicari tahu cara
mengatasinya

Perasaan cemas disebut kecemasan


eksistensial merupakan keadaan yang
tak dapat dihindari oleh manusia dan
merasa cemas itu sehat karena artinya
manusia itu sedang bersiap untuk
berkembang memenuhi tanggung
jawab untuk membuat hidupnya lebih
berharga

Keinginan Stan bunuh diri dianggap Manusia tak bisa menghindari fakta
sebagai simbolik yang mengarahkan ketiadaan atau kematian. Perasaan
pada pencarian kebermaknaan hidup
tidak berdaya yang disebabkan
karenanya memicu manusia menjalani
hidup lebih bermakna
Perasaan bersalah Stan dinilai sebagai
perasaan bersalah neurotik karena Stan Manusia hanya benar-benar menjadi
berlandaskan
pandangan
tentang manusia jika ia sanggup membuat
mengecewakan orang lain dan bukan pilihan atau keputusan betapapun
memenuhi pengharapan mereka. Stan sulitnya
hidup
yang
sedang
harus belajar bahwa perasaan bersalah dihadapinya, merak harus membuat
akan berguna jika berlandaskan pilihan dengan sadar dan bertanggung
kesadarannya
atas
penyia-nyiaan jawab
potensinya sendiri. Stan juga perlu
menerima kenyataan bahwa dia sekali
kali bisa merasa kesepian karena
memilih untuk diri sendiri hidup dari
pusat dirinya sendiri menekankan rasa
kesepian
Tujuan
Membantu seseorang agar ia dapat
Dia bisa membebaskan diri dari melihat dirinya yang bebas dan menjadi
kekuatan-kekuatan deterministik dan sadar akan tanggung jawabnya.
menerima tanggung jawab yang data Menyadarkan konseli bahwa ia
dengan
kebebasan
mengarahkan bertanggung jawab atas kejadiankehidupannya sendiri.
kejadian yang menimpanya sebagai
bentu-kannya. Mengidentifikasi faktor
penghambat kebebasan konseli.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

177

Terapi Eksistensial-Humanistik
Kesadaran diri, kebebasan memilih, tangung jawab pribadi, kecemasan, pencarian makna,
kesepian, kontak sosial, kematian

Inti Analisis
Hubungan Terapeutik/Proses
Konseling
....mendekati Stan dengan pandangan
bahwa ia memiliki kesanggupan untuk
memperluas
kesadaran
dan
memutuskan sendiri arah kehidupan
masa depannya.

Konsep Kunci
Membantu seseorang bahwa ia dapat
melihat dirinya yang bebas dan
menjadi sadar akan tanggung
jawabnya. Menyadarkan konseli
bahwa ia bertanggung jawab atas
kejadian-kejadian yang menimpanya
sebagai bentu-kannya.
Mengidentifikasi faktor penghambat
kebebasan konseli.

Membangun hubungan yang otentik


sebagai alat untuk lebih memenuhkan
tingkat pemahaman diri
Teknik
Pendekatan ini tidak akan menekankan
teknik-teknik, tetapi menitikberatkan
pentingnya pemahaman terapis atas
dunia stan.

Kunci keberhasilan konseling adalah


hubungan yang otentik antara konselor
dan konseli
Tidak mengembangkan teknik-teknik
secara khusus, melainkan dapat
meminjam teknik dari pendekatan
yang lain. Pemahaman dipandang lebih
penting daripada teknik-teknik.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

178

Terapi Client-Centered
Humanistik, pengalaman, eksistensial, organismik, konsep diri, medan fenomena,
fenomenologis, positif, berfungsi penuh

Masalah
Stan
dipercaya
mampu
untuk
menemukan jalannya sendiri dan akan
mempercayai bahwa di dalam dirinya
sendiri memiliki sumber-sumber yang
diperlukan
bagi
pertumbuhan
pribadinya. Stan akan didorong untuk
secara bebas berbicara tentang perasaanperasaan gagal, tidak layak adu tidak
merasa
diri
sebagai
laki-laki
sejati,ketakberdayaan
yang
kadang
muncul serta perasan takut dan tidak
pastinya.
Tujuan
Terapis akan memberikan kepada Stan
kebebasan dan rasa aman untuk
mengeksplorasi
aspek-aspek
yang
mengancam dari diri dan manahan diri
dari keinginan menghakimi dan mengkritik
Stan atas perasaan-perasaan yang
dimilikinya.

Hubungan Terapeutik
Hubungan
terapeutik
cenderung
membebaskan Stan dari cara-cara yang
meniadakan diri. Berkat perhatian dan
kepercayaan dari terapis, Stan akan
mampu meningkatkan keyakinannya
sendiri dan mempercayai kemampuan
dirinya untuk mengatasi kesulitan dan
menemukan cara hidup baru.
Teknik
Terapi Clint Center tidak akan menitik
beratkan diagnosis atau penggalian
untuk memperoleh informasi dari masa
lampau Stan. Sebaliknya, Stan akan
didorong untuk secara Stan akan didorong
untuk secara bebas berbicara tentang
perasaan-perasaan gagal, tidak layak adu
tidak merasa diri sebagai laki-laki sejati,
ketakberdayaan yang kadang muncul
serta perasan takut dan tidak pastinya.

Manusia dipandang positif, manusia


memiliki kecenderungan untuk fully
functioning.
Konseli berpotensi menjadi sadar atas
masalah-masalahnya serta cara
mengatasi masalah itu. Kepercayaan
ditempatkan pada kesangggupan konseli
untuk mencapai self directed. Mental
yang sehat sejalan dengan keselarasan
ideal self dan real self. Sebaliknya
salah suai akibat dari kesenjangan di
antara keduanya.
Memfasilitasi iklim yang aman dan
kondusif untuk eksplorasi diri konseli
sehingga menyadari faktor penghambat
pertumbuhannya dan dapat mengalami
aspek-aspek diri yang sebelumnya
diingkari dan didistorsi. Membantu
konseli untuk lebih terbuka, mempercayai
diri sepenuhnya, berkemauan untuk
berproses, meningkatkan sponatinitas
dan kepercayaan hidup.
Membantu konseli untuk lebih terbuka,
mempercayai
diri
sepenuhnya,
berkemauan
untuk
berproses,
meningkatkan
sponatinitas
dan
kepercayaan hidup.
Mengkomunikasikan tiga kondisi fasilitatif
hubungan, yakni: Empati, Keaslian, dan
respek atau penghargaan positif tanpa
syarat
Menekankan
teknik-teknik
mendengarkan
aktif,
merefleksikan
perasaan,
menjelaskan,
dan
menghadirkan diri pada klien. Dukungan
dan menanamkan keyakinan dapat
digunakan
secara
layak.
Tidak
menerapkan diagnostik, penafsiran,
bertanya, dan menggali informasi.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

179

Terapi Gestalt
Eksistensia, pengalaman, humanistik, kesadaran, di sini dan sekarang, konfrontasi, perasaan,
kebuntuan, urusan tak selesai, bermain peran, kontak

Inti Analisis
Masalah
..... kepada urusan yang tak selesai yang
dimiliki oleh stan dengan orang tua,
saudara-saudara, dan dengan bekas
istrinya. .....terutama perasaan-perasaan
dendam kepada semua orang itu yang
diarahkan kepada dirinya sendiri. Situasi
hidup Stan sekarang akan menjadi titik
perhatian, tetapi Stan perlu mengulangi
perasaan-perasaan masa lampaunya yang
bisa menghambat upayanya sekarang
dalam mengembangkan keakraban dengan
orang lain.
Tujuan
Terapi gestalt ditujukan ke arah
penyelesaian urusan masa lampau Stan
yang tak selesai yang menghambat fungsi
diri Stan sekarang. melalui kesadaran atas
apa yang dilakukan sekarang dan
bagaimana mengunci diri dari masa
lampaunya, stan bisa meningkatkan
kesanggupan memikul tanggung jawab
pribadi atas kehidupanya sendiri
Hubungan Terapeutik/Proses Konseling
Butir utama adalah bahwa Stan akan
menghadapi ketakutannya sendiri dan
terlibat dalam dialog dengan kutub-kutub
yang ada di dalam dirinya. Yang menjadi
sasaran
bukanlah
menghilangkan
perasaan-perasaanya, melainkan belajar
untuk hidup dengan polaritasnya

Teknik
Stan terlibat permainan dialog dimana
sisi top dok-nya bisa berbicara kepada sisi
under dok-nya. Dalam diri Stan. Kedua sisi
tersebut bergulat untuk memperoleh
kendali terhadap satu sama lain. Stan
memainkan sendiri kedua sisi dirinya itu,
sehingga teknik kursi kosong bisa
digunakan.

Konsep Kunci
seseorang
mengalami
gangguan
perkembangan jika orang tersebut
membiarkan dirinya dikelilingi oleh
banyak masalah yang tak terselesaikan
(unfinished Business).
Masalah yang tak terselesaikan adalah
emosi-emosi yang terpendam yang
diasosiasikan dengan fantasi/ingatan
tertentu

Manusia yang sehat adalah manusia yang


utuh menerima keseluruhan bagian
dirinya termasuk polaritasnya, memiliki
kesadaran menjalani hidup bertanggung
jawab di sini dan sekarang
tanpa
menyesali
masa
lalu
dan
mengkhawatirkan masa depan.

Daripada
membicarakan
masalah
kesedihan, gestalt menggiring konseli
untuk merasakan kembali sebuah
kesedihan itu dalam situasi di sini dan
sekarang
Manusia kehilangan kekuatannya &
cemas krn menghabiskan energi untuk
meratapi kekeliruan di masa lampau &
mengangankan rencana-rencana masa
depan yang tak berkesudahan semua itu
hanya penipuan diri atas pelarian dari
tanggung jawab.
Dengan bantuan teknik/permainanpermainan konseli diarahkan mencapai
kesadaran penuh tentang masalahmasalah
yang tak terselesaikan,
kekuatan sumber pribadinya, maka
mereka akan menemukan jalan tembus
dari kebuntuan yang mudah menuju
pemecahan masalah dan mencapai
perkembangan dan aktualisasi diri.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

180

Analisis Transaksional
Kognitif, analitik, kontrak,interpersonal, konfrontasi, game, transaksil, keputusan ulang, gaya
ego

Masalah
Stan akan membentuk kontrak bersama
yang akan menyepesifikkan area area
kehidupannya yang ingin dirubah.
Eksplorasi masa lampau digunakan untuk
mengenali putusan putusan dini yang
negatif.
Tujuan
Stan perlu belajar bahwa putusannya
tentang cara mengada yang digunakan
pada masa anak-anak agar dirinya survive
boleh jadi tidak layak lagi dan belajar
bahwa putusan-putusan dininya bisa
diubah
Hubungan Terapeutik
Terapis
AT
akan
lebih
suka
mengonfrontasi Stan dengan permainanpermainan
yang
dimainkannya,
pengumpulan
perasaan
yang
digunakannya
untuk
membenarkan
skenario kehidupan dan keputusan
dininya
Teknik
Stan akan memulai terapinya dengan
membentuk kontrak bersama terapisnya
yang akan menyesifikkan area kehidupan
yang ingin diubahnya

Masa lampau digunakan untuk eksplorasi


keyakinan irasional. Meningkatkan
kesadaran individu

peningkatan
kesadaran
untuk
membebaskan
diri
dari
skenario
kehidupan yang terbentuk pada masa
kanak- kanak

Bentuk terapi kontraktual untuk


menspesifikan area- area kehidupan yang
ingin diubah.
Eksplorasi masa lampau tentang putusan
putusan dini yang negatif

konfrontasi dengan permainan putusan


irasional

Terapi Tingkah Laku


Tindakan, pragmatis, ilmiah, belajar, pengalaman, orientasi tujuan, kontrak

Masalah
Jika Stan bisa belajar lebih banyak tentang
tingkah laku yang layak, ia bisa
menghapus kecemasan dan perasaan
bersalah yang tidak realistis, memperoleh
respon yang lebih adaftif.
Tujuan
modifikasi tingkah laku yang selama ini
menimbulkan perasaan bersalah dan
kecemasan pada stan

Tingkah laku produk


membentuk
dan
lingkungan. Tingkah
sebagai hasil belajar
lingkungan.

dari belajar. Kita


dibentuk
oleh
laku dipandang
dan pengondisian

Mengeliminasi tingkah laku yang salahsuai


dan mempelajari tingkah laku yang lebih
efektif. Fokus pada faktor-faktor yang
mempengaruhi
perilaku
dan
menemukannya untuk merencanakan apa
yang dapat dilakukan pada perilaku
bermasalahnya.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

181

Hubungan Terapeutik
membantu konseli menerjemahkan
tujuan umumnya ke dalam tujuan
kongkret yang dapat diukur

Teknik
Pertama stan akan belajar prosedur
relaksasi. Kemudian dia mencatat
ketakutan yang spesifik yang berkaitan
dengan kegagalan. Di urutkan dalam
hierarki. Kemudian Stan membayangkan
suatu adegan yang berhubungan
ketakutan.

Fokus
pada
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
perilaku
dan
menemukannya untuk merencanakan apa
yang dapat dilakukan pada perilaku
bermasalahnya. Konseli aktif dalam
aturan dan pola-pola pencapaian tujuan
tindakan dan mengevaluasi bagaimana
tujuan dapat dicapai.
Teknik utamanya melingkupi disensitisasi,
latihan asertif, pengondisian operan,
aversi, dan sistemik. Menggunakan
prinsip-prinsip belajar untuk mengubah
tingkah laku. Pertanyaan yang sering
digunakan apa, bagaimana, dan kapan,
dan tidak menggunakan mengapa. Tidak
menggunakan prosedur pengetesan.

Terapi Rasional Emotif


Rasional, kognitif, filosofis, tindakan, relativistik, didaktik, keputusan, di sini dan sekarang,
humanistik, irasional

Masalah
Mengajarkan kepada Stan bahwa dia telah
memelihara gagasan yang irasional
dengan mereindoktrinasi diri dalam cara
yang tidak kritis dan bahwa dia bisa
belajar mengatasi sumber dari kesulitankesulitannya.

Tujuan
menyingkirkan gagasan irasional Stan dan
menginternalisasi suatu filsafat hidup
yang rasional

Hubungan Terapeutik
Terapis aktif direktif serta memusatkan
perhatiannya kepada aspek kognitif dan
behavioral

Teknik
Menantang konseli memeriksa gagasan
irasional,
Mengevaluasi
cara-cara,
mereindoktrinasi diri dengan putusan

Individu berkecenderungan berfikir salah,


yang memengaruhi emosi dan gangguan
perilaku. Kognisi merupakan penentu
bagaimana kita merasa dan bertindak.
Terapi utamanya berorientasi pada
kognisi
dan
tingkah
laku,
dan
penekanannya
berfikir,
menilai,
menganalisis,
melakukan,
dan
memutuskan ulang.
Menantang dan mengkonfrontasi
keyakinan konseli yang salah berdasar
kejadian yang dikumpulkan dan
dievaluasinya. Membantu konseli
menghilangkan keyakinannya yang
dogmatis dan menguranginya Menjadi
sadar akan pikiran otomatiknya dan
merubahnya.
Menantang dan mengkonfrontasi
keyakinan konseli yang salah berdasar
kejadian yang dikumpulkan dan
dievaluasinya. Membantu konseli
menghilangkan keyakinannya yang
dogmatis dan menguranginya Menjadi
sadar akan pikiran otomatiknya dan
merubahnya.
Menggunakan prosedur beragam
mengajar, membaca, pekerjaan rumah,
dan metode ilmiah logis. Teknik
digunakan untuk evaluasi pemikiran dan

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

182

Terapi Rasional Emotif


Rasional, kognitif, filosofis, tindakan, relativistik, didaktik, keputusan, di sini dan sekarang,
humanistik, irasional

yang mengalahkan diri, Memahami keyakinan-keyakinannya. Terapis


gagasan irasional dan menjadi sadar dia menafsirkan, bertanya, menggali,
telah memelihara gagasan yang keliru. menatang, dan mengonfrontasi klien.
Teknik Pekerjaan rumah, permainan
peran,
sarkasme,
percontohan,
pengulangan tingkah laku, desensitisasi
sistemik

Terapi Realita
Realitas, rasional, kognitif, ilmiah, direktif, didaktik, kontrak, dukungan, komitmen, positif, saat
sekarang.

Inti Analisis
Masalah
Asumsi yang dipegang adalah bahwa jika
Stan mulai bisa meningkatkan rasa harga
dirinya dan menyadari kekuatankekuatannya sendiri, niscaya perasaanperasaannya yang negatif tentang dirinya
sendiri akan berubah
Tujuan Konseling
Tujuan-tujuan akan dibuat spesifik dan
konkret dan terapis akan membantu Stan
dalam menentukan realistis tidaknya
tujuan-tujuan yang ingin dicapai, yakni
dengan
mengajukan
pertanyaanpertanyaan yang menuntut reaksi negatif
Stan untuk membuat penilaian terhadap
kehidupannya.
Hubungan Terapuetik/Proses Konseling
Terapis bisa meminta Stan menilai
kebiasaan minum alkoholnya, yakni
apakah kebiasaannya itu merupakan
pengorbanan
yang
pantas
untuk
memperoleh
kesenangan-kesenangan
sesaat, jika Stan setuju bahwa kebiasaan
minumnya itu tidak kondusif bagi usahausaha
memperoleh
apa
yang
diinginkannya dari segi kepuasan jangka
panjang, maka Stan bisa membuat
rencana-rencana
untuk
menghapus
kebiasaanya minum alkohol. ..... tidak
akan
dibiarkan
untuk
meminta
dimaklumi ataupun untuk menyalahkan

Konsep Kunci
Manusia adalah produk alamiah sosial
yang memiliki kebutuhan dasar untuk
mencapai Identitas berhasil. Agar
terhindar dari ganggguan perilaku,
individu harus mengembangkan identitas
berhasil dan ini dapat dilakukan dengan
cara mempresepsi realitas secara benar
bagaimana adanya.
Membantu konseli menjadi lebih dalam
menemukan
kembali
kebutuhankebutuhannya. Memampukan konseli
untuk menghubungkan kembali dengan
orang-orang yang dipilihnya untuk
ditempatkan pada dunia berkualitasnya.

Terapis berfungsi membangun hubungan


yang baik dengan klien. Terapis
melibatkan klien dalam evaluasi
hubungan-hubungannya dengan respek,
seperti apa dan bagaimana agar efektif.
Terapis menemukan keinginan konseli,
apa yang ingin dilakukan,
mengundangnya untuk menilai tingkah
lakunya saat ini, merencanakan
perubahan, dan membuat komitmen.
Selama klien memiliki kemauan
bertanggung jawab. konselor adalah
penyokong perubahan klien.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

183

Terapi Realita
Realitas, rasional, kognitif, ilmiah, direktif, didaktik, kontrak, dukungan, komitmen, positif, saat
sekarang.

Inti Analisis
orang lain. .....beberapa saran khusus
yang bisa diberikan oleh terapis....
Teknik
Beberapa strategi dan cara mungkin
digunakan adalah pertama-tama suatu
kontrak yang spesifik yang akan
menentukan batas waktu terapi dan
tujuan-tujuan terapi. ....terapis akan
menantang stan dalam melakukan
penilaian terhadap kehidupannya...

Konsep Kunci

Merupakan terapi aktif, direktif, dan


dedaktik. Terapis menggunakan kontrak
dan dapat diakhiri jika selesai. Klien
membuat penafsiran-penafsiran dan
pertimbangan nilai. Bersifat suportif dan
konfrontasional.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Konseling Individu

184

BIMBINGAN DAN
KONSELING
KELOMPOK
Dosen Pembimbing :
Elisabeth Christiana, M.Pd

RPL Bimbingan Kelompok teknik


Permainan Simulasi Kepemimpinan
RPL Konseling Kelompok

RPL Bimbingan
Kelompok
Teknik
Permaian
Simulasi
Workshop Bimbingan dan Konseling Kelompok

Anggota Kelompok
Susten Tamonob
Farid Dinar Kurniawan
I Putu Sujaya
Muslimin
Lailatul Rofiah Kusuma Wardani
Sri Utami Hidayati

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015

FORMAT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK


TEKNIK PERMAINAN SIMULASI
KOMPONEN
Topik Layanan

: Kepemimpinan

Bidang Bimbingan

: Pribadi-Sosial

Jenis Layanan

: Bimbingan Kelompok (Topik Tugas


Kelompok Homogen)

Kelas

: VIII semester ganjil

Standar Kompetensi Kemandirian

:Kematangan

intelektualMempelajari

cara-cara pengambilan keputusan dan


pemecahan masalah
Tujuan

: 1.

Siswa

mengetahui,

menyimulasikan
memberikan

peran

penilaian

kepemimpinan

dalam

memahami,
dan
empat

dapat
tipe

permainan

Menara Gelas dihubungkan dengan cara


pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah
2.

Siswa

memahami

ciri

tipe

kepemimpinan yang baik untuk di


terapkan dalam kepemimpinan OSIS
SMP
3. Siswa memiliki komitmen

untuk

menjadi calon pemimpin OSIS yang


baik dan demokratis
Indikator

:1. Siswa memperhatikan simulasi tipe


pemimpin

yang

diperankan

siswa

lainnya
2. siswa dapat menyimulasikan peran tipe
pemimpin sesuai kartu yang diperoleh

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan dan Konseling Kelompok 185

3. dapat memberikan penilaian empat tipe


kepemimpinan

dalam

permainan

Menara Gelas dihubungkan dengan cara


pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah
2.

Siswa

memahami

ciri

tipe

kepemimpinan yang baik untuk di


terapkan dalam kepemimpinan OSIS
SMP
3. Siswa memiliki komitmen

untuk

menjadi calon pemimpin OSIS yang


baik dan demokratis
Materi

: Tipe-tipe pemimpin

Metode dan Teknik

: permainan simulasi

Alat/Bahan

: kartu peran dan gelas

Waktu

: 40 menit

LANGKAH-LANGKAH
1. Tahap Pembentukan
a. Menerima secara terbuka dengan cara menyambut kehadiran anggota
kelompok dengan ramah dan mengucapkan terimakasih
b. Berdoa
c. Menjelaskan arti bimbingan kelompok
d. Menjelaskan tujuan bimbingan kelompok
e. Menjelaskan cara pelaksanaan bimbingan kelompok
f. Menjelaskan

asas-asas

bimbingan

kelompok

(kerahasiaan,

kesukarelaan, keterbukaan, kenormatifan


g. Perkenalan dan dilanjutkan dengan permainan kefokusan yang
berkaitan dengan nama game yang akan dimainkan dalam kegiatan inti
yaitu mbok darmi menari dimenara

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan dan Konseling Kelompok 186

2. Tahap Peralihan
a. Menjelaskan kembali kegiatan kelompok
b. Tanya jawab tentang kesiapan anggota untuk kegiatan lebih lanjut
c. Mengenali suasana apabila anggota secara keseluruhan/sebagian belum
siap untuk memasuki tahap berikutnya dan mengatasi suasana tersebut
3. Tahap Kegiatan
a. Konselor menyampaikan peraturan
b. Konselor mensimulasikan permainan (memberikan contoh bermain)
c. Di dalam bimbingan kelompok ini ada 5 konseli
d. Konselor menyerahkan kartu pesan yang berisi watak pemimpin
kepada 5 konseli yang diacak oleh konselor, kartu pesan tersebut
terbuat dari kertas yang di print dan dilapisi oleh kardus. Isi dari kartu
pesan tersebut adalah:
1. Pemimpin Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia
membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya
sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan
kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus
dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi
sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak
mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu
melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana
kerja yang kooperatif
2. Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan

demokratis

berorientasi

pada

manusia

dan

memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya.


Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan
penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan
kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak
terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif
dari setiap warga kelompok.Kepemimpinan demokratis menghargai
potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan dan Konseling Kelompok 187

bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan


bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap
anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat
3. Kepemimpinan otoriter/militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik mirip dengan tipe kepemimpinan
otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik
adalah: (1) lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando,
keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana, (2)
menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat
menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda
kebesaran yang berlebihan, (4) menuntut adanya disiplin yang keras
dan kaku dari bawahannya, (5) tidak menghendaki saran, usul,
sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, (6) komunikasi
hanya berlangsung searah.
4.

Kepemimpinan paternalistik
Kepemimpinan

paternalistik

lebih

diidentikkan

dengan

kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut:


(1) mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang
tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan, (2)
mereka bersikap terlalu melindungi, (3) mereka jarang memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri,
(4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk berinisiatif, (5) mereka memberikan atau hampir
tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan
untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka
sendiri, (6) selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
e. Ada 5 kartu pesan namun yang berisikan perwatakan pemimpin hanya
ada 4 kartu pesan, ada satu kartu pesan yang berisikan pesan kosong,
konseli yang mendapatkan kartu pesan kosong tidak memainkan peran
seperti watak dalam kartu pesan yang disediakan. Dan watak dari
kartu tersebut dimainkan satu persatu, yang mendapat kartu pertama
berarti dia yang memerankan menjadi watak kepemimpinan yang

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan dan Konseling Kelompok 188

pertama otomatis yang lain menjadi anggota, diteruskan hingga watak


yang terakhir.
f. Dengan watak yang telah disampaikan dan aturan pemberian kartu.
Konselor menjelaskan permainan yang harus dipermainkan/dilakukan
yaitu menyusun gelas menjadi menara
g. Setelah permainannya selesai konselor meminta konseli untuk
merefleksi dari peran yang sudah dilakukan, refleksi datang dari
anggota yang dipimpin dan pemimpinnya.
h. Konselor memberikan umpan balik dari refleksi para konseli
i. Konselor menjelaskan tentang tujuan dan sedikit materi dari kegiatan
yang telah dilakukan.
4.

Pengakhiran
a. Menjelaskan bahwa kegiatan akan diakhiri
b. Salah satu anggota kelompok merangkum kegiatan apa yang sudah di
dapat
c. Anggota kelompok mengemukakan kesan dan menilai kemajuan yang
dicapai masing-masing
d. Pembahasan kegiatan lanjutan
e. Pesan serta tanggapan anggota kelompok
f. Siswa mengisi instrumen lembar penilaian kegiatan bimbingan
kelompok
g. Ucapan terima kasih
h. Berdoa
i. Perpisahan

Refleksi umum

: Kepimpinan yang baik diterapkan dalam


organisasi intra sekolah adalah kepimpinan
demokratis

karena

berorientasi

pada

manusia dan memberikan bimbingan yang


efisien kepada para pengikutnya. Terdapat
koordinasi pekerjaan pada semua bawahan,
dengan penekanan pada rasa tanggung

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan dan Konseling Kelompok 189

jawab internal (pada diri sendiri) dan


kerjasama yang baik.
Tindak lanjut

: Konselor mengevaluasi hasil pemilihan


ketua Osis yang akan dilaksanakan dan
menjadi konsultan yang siap sedia bagi
pengurus Osis.

Surabaya, Juni 2015

Guru BK/Konselor,

Peran Anggota Kelompok :


Susten Tamonob (Konselor)
Farid Dinar Kurniawan (Konseli 1: Demokratis)
I Putu Sujaya (Konseli 2: Laissez Faire)
Muslimin (Konseli 3: Pengamat)
Sri Utami Hidayati (Konseli 4: Otoriter)
Lailatul Rofiah Kusuma Wardani (Konseli 5: Paternalistik)

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan dan Konseling Kelompok 190

RPL Konseling
Kelompok
Tugas Individu Workshop Bimbingan dan Konseling Kelompok

Oleh :
Lailatul Rofiah Kusuma Wardani

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015

RANCANGAN PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


KONSELING KELOMPOK
1. Identitas
a. Satuan Pendidikan

: Mahasiswa PPL PPG BK UNESA 2014

b. Tahun Ajaran

: 2015 - 2016

c. Kelas

: Bimbingan Konseling

d. Pelaksana Dan Pihak Terkait


Konselor

: Lailatul R. K Wardani

Konseli

: Ni Kadek Maepin

Ni Kadek Ita Purnama Dani

I Putu Sujaya

I Wayan Gede Hedwinusana

Janwar T Zacharias

Elisabet Sri Handayani

2. Waktu
a. Tanggal

: 22 Mei 2014

b. Jam Pelayanan

: 12.0012.40

c. Volume Waktu

: 40 Menit

d. Tempat

: Ruang Kelas BK

3. Bidang Bimbingan dan


Konseling

: Pribadi

4. Materi Pelayanan
a. Tema

: Keberanian menghadapi trauma

b. Sumber Materi Pelayanan

: Nursalim, Mochamad. 2013. Strategi dan


Intrepretasi Konseling. Jakarta: Akademia
Permata.

5. Tujuan Layanan
a. Jenis Layanan

: Kuratif (membantu menyelesaikan masalah


yang dialami konseli)

b. Kegiatan Pendukung

:-

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan dan Konseling Kelompok

191

6. Fungsi Layanan

: Pengentasan

7. Metode Dan Teknik


a. Jenis layanan

: Konseling kelompok

b. Kegiatan pendukung

: Himpunan Data

8. Sarana
a. Media

: Lembaran Kertas

b. Instrumen

:-

c. Sumber

:-

9. Sasaran Penilaian

: Tercapainya tujuan konseli

10. Langkah Kegiatan


a. Pembentukan/Permulaan
1. Konselor membuka konseling kelompok dengan mengucapkan salam
2. Konselor

menerima

anggota

kelompok

secara

terbuka

dan

mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok karena sudah


mengikuti kegiatan konseling kelompok secara sukarela
3. Konselor memimpin doa dan menanyakan kabar
4. Konselor memberikan ice breaking sekaligus pendalaman perkenalan
kepada anggota kelompok untuk membangkitkan motivasi dan
antusiasme anggota kelompok agar mau terlibat aktif dalam konseling
kelompok. Permainan yang akan dilakukan adalah kenal saya, cara
permainannya adalah sebagai berikut:
a. Konselor membagikan kertas dan pena kepada semua konseli,
konseli menulisakan nama pada masing-masing kertas yang ia
pegang.
b. Untuk menguji kedalaman pengenalan masing-masing konseli,
Konselor mengintruksikan bahwa konseli akan menukar kertas
tersebut ke arah kanan. Seorang yang memegang kertas milik
temannya dalam waktu 10 detik harus menuliskan minimal satu ciri
fisik dan/atau sifat yang menggambarkan teman tersebut. untuk
memudahkan proses penulisan, permainan akan di lakukan sambil
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan dan Konseling Kelompok

192

berdiri dan saling membelakangi karena punggung masing-masing


teman akan menjadi tatakan tulisan bagi teman dibelakangnya.
Permainan ini di laksanakan dalam bentuk berdiri melingkar.
Setelah waktu 10 detik habis, konseli harus berbalik badan dan
menyerahkan kertas milik teman di sebelah kanannya. Permainan
kenal saya ini berlangsung hingga kertas bertuliskan nama tersebut
kembali kepada pemiliknya.
c. Konselor memberikan waktu pada konseli untuk membaca kertas
kenal saya miliknya dan memberikan kesempatan konseli masingmasing membacakan hasilnya.
d. Konseli membuat kesimpulan atau hikmah permainan dengan
arahan konselor.
5. Konselor mengungkapkan latar belakang pentingnya konseling
kelompok berserta tujuan yang ingin dicapai dalam konseling
kelompok serta menjelaskan asas-asas kegiatan dalam konseling
kelompok dan pelaksanaan konseling kelompok.
Konseling kelompok merupakan salah satu layanan konseling
yang di selenggarakan dalam suasana kelompok yang memanfaatkan
dinamika kelompok, serta terdapat hubungan konseling yang hangat,
terbuka, permisif dan penuh keakraban. Hal ini merupakan upaya
individu untuk membantu individu yang mempunyai masalah agar
dapat

menjalani

perkembangannya

dengan

lebih

lancar

dan

terselesaikannya permasalahan yang dihadapi


Tujuan pelaksanaan konseling kelompok adalah pengembangan
pribadi, pembahasan dan pemecahan masalah pribadi yang dialami oleh
masing-masing anggota kelompok, agar terhindar dari masalah dan
masalah terselesaikan dengan cepat melalui bantuan anggota kelompok
yang lain.
Konselor menjelaskan azas-azas dalam konseling kelompok
yang harus diperhatikan oleh konseli, diantaranya asas kerahasiaan,
kesukarelaan dan kenormatifan. Azas kesukarelaan yaitu anggota
kelompok mengikuti bimbingan kelompok tanpa adanya paksaan dari

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan dan Konseling Kelompok

193

siapapun dan atas inisiatif sendiri, Azas kerahasiaan harus diperhatikan


agar anggota tidak takut dalam mengungkapkan pengalamanpengalaman pribadinya dan merasa aman karena terjaga atas rahasia
yang dimilikinya, Azas kenormatifan diperlukan agar antar anggota
kelompok dapat memberikan kesempatan kepada anggota kelompok
untuk mengemukakan pendapat
b. Peralihan
1. Konselor menanyakan tentang kesiapan anggota untuk melaksanakan
konseling kelompok. Jika konseli menjawab siap dalam bahasa verbal
dan terlihat siap dalam bahasa non verbal (ekspresi wajah, sikap duduk,
dll) maka konselor akan melanjutkan ke tahap kegiatan. namun jika
dirasa belum siap karena masih belum terjalin kedekatan, atau
kepercayaan maupun kenyamanan pada diri konseli, maka konselor
akan mengulangi lagi tahap pembentukan hingga di tercipta suasana
kesiapan konseli.
a. Kegiatan
1. Berpikir
Konselor bertanya tentang permasalahan yang sedang

dialami

masing-masing anggota kelompok.


2. Merasa
Konselor menanyakan apa yang dirasakan oleh masing-masing
anggota kelompok terkait dengan permasalahan yang sedang dihadapi
3. Bersikap
Konselor mengajak anggota kelompok untuk memilih satu permasalah
yang

akan diselesaikan atau dicari penyelesaian masalahnya,

kemudian konselor memberikan kesempatan kepada anggota


kelompok untuk bertanya lebih jelas lagi tentang permasalahan konseli
4. Bertindak
Konselor mengarahkan anggota kelompok dan konseli menuju ke
dalam kegiatan pemecahan masalah konseli dengan mencari
alternative penyelesaian masalah serta berperan serta dalam
implementasi strategi yang sesuai dengan konseli agar tujuan

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan dan Konseling Kelompok

194

pengentasan masalah konseli dapat tercapai atau paling tidak ada


proses perkembangan ke arah pencapaian tujuan tersebut.
5. Bertanggung jawab
Konselor menanyakan kepada konseli alternatif-alternatif yang akan
dilakukan konseli untuk mengentaskan masalah yang dihadapinya
dengan memberikan pertimbangan-pertimbangan keuntungan dan
kerugian masing-masing alternatif pemecahan. Anggota kelompok
memberikan penguatan kepada konseli.
b. Penutup/Pengakhiran
1. Konselor menjelaskan kegiatan kelompok akan segera diakhiri
2. Anggota kelompok menyampaikan pesan dan kesan dari hasil kegiatan
kelompok
3. Konselor membantu anggota untuk menyimpulkan kegiatan konseling
kelompok
4. Konselor mendiskusikan tentang kegiatan konseling kelompok
lanjutan
5. Doa dan salam
11. Rencana Penilaian
a. Penilaian Proses

: Konseli dan anggota kelompok aktif dalam


mengungkapkan masalah dan penyelesaiannya

b. Penilaian Hasil
1. Laiseg

: Angket

2. Laijapen : Wawancara dan observasi


3. Laijapang : Wawancara dan observasi
12. Catatan Khusus : konselor telah melakukan observasi pendahuluan terhadap
konseli 1, bahwa ia mengalami trauma terhadap darah dan
berakibat besar pada kecemasan konseli. Konseli juga
telah melakukan konseling individu bersama konselor lain
namun kurang mengalami kemajuan. Diharapkan dengan

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan dan Konseling Kelompok

195

setting kelompok konseli dapat mengalami kemajuan


yang signifikan terhadap pengentasan masalahnya.

Mengetahui,

Surabaya, 22 Mei 2015

Kepala Sekolah

Konselor

Abdul Rozak, S.Pd


NIP.19750505 200701 2 014

Lailatul R. K. Wardani, S.Pd


NIM. 201314501

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan dan Konseling Kelompok

196

BIMBINGAN
KLASIKAL
Dosen Pembimbing :
Denok Setiawati, M.Pd.,Kons.

RPL Pribadi Memahami Diri


RPL Sosial Kerja Sama
RPL Belajar Cara Belajar Efektif
RPL Karier Surat Lamaran Kerja

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN KLASIKAL
SMK NEGERI 99 SURABAYA

1. Bidang Bimbingan

: Pribadi

2.

Aspek Perkembangan

: Pengembangan diri

3.

Pokok Materi

: Memahami Diri

4.

Judul Materi

: Who am I?

5. Jenis Layanan

: Layanan Informasi

6.

: Siswa dapat mengenal diri, kemampuan dan

Tujuan Layanan

keinginan diri
7. Fungsi Layanan

: Pemahaman

8. Subyek Layanan

: Siswa kelas X

9. Waktu

: 2x45 menit

10. Metode

: Ceramah, diskusi, Games AllStandUp

11. Alat/media

: LCD, power point, lembar kegiatan, tes


Who am I

12. Deskripsi Proses

Pertemuan Pertama
Tahap
Pendahuluan

Inti

Kegiatan yang dilakukan


1) Konselor memberi salam, menanyakan siswa yang
tidak masuk berdoa dan memperkenalkan diri, siswa
memperhatikan aktif menanggapi
2) Memberikan ice breaking kepada siswa untuk
mencairkan suasana dan membentuk keterbukaan antar
siswa dan antara siswa dengan guru
3) Menyampaikan judul dan inti tujuan bimbingan secara
singkat
1) Konselor mengeksplor pemahaman awal siswa tentang
pemahaman diri
2) Konselor memberikan selembar kertas dan memandu
siswa untuk menuliskan kelebihan dan kelemahan diri
mereka menurut diri mereka sendiri dalam waktu
singkat serta memotivasi siswa agar memperoleh hasil
sebanyak yang telah ditulis oleh konselor
3) Konselor merefleksi tentang jumlah kelebihan dan
kekurangan diri siswa
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan Klasikal

Waktu
5 menit

35 menit

197

Tahap
4)
5)
6)

7)

Penutup

1)
2)

Kegiatan yang dilakukan


Konselor memberikan materi tentang potensi-potensi
diri
Konselor memandu siswa untuk melakukan permainan
bertukar kertas penilaian diri dengan teman
Konselor memberi waktu pada siswa untuk membaca
hasil kertas penilaian miliknya dan meminta beberapa
siswa membacakannya dengan keras
Konselor membantu siswa merefleksikan arti dari
permainan tersebut dengan materi potensi diri yang
telah disampaikan konselor
Konselor membuka sesi tanya jawab
Konselor menutup sesi bimbingan dengan doa serta
mengucapkan salam yang dijawab serentak oleh para
siswa

Waktu

5 menit

Pertemuan Kedua
Tahap
Pendahuluan

Inti

Penutup

Kegiatan yang dilakukan


1) Konselor memberi salam, menanyakan siswa yang
tidak masuk dan berdoa, siswa memperhatikan aktif
menanggapi
2) Konselor memberikan ice breaking kepada siswa untuk
mencairkan suasana
3) Konselor membahas rangkuman materi sebelumnya
untuk mengingatkan ingatan siswa
8) Konselor membagikan hasil kertas penilaian diri pada
pertemua sebelumnya pada masing-masing siswa
9) Konselor menjelaskan tentang bentuk jonary window
dan memandu siswa untuk membuatnya di buku
masing-masing
10) Konselor menjelaskan cara mengisi johary window
berdasarkan hasil kertas-kertas penilaian diri dan teman
11) Konselor membuka sesi tanya jawab dan membimbing
siswa membuat Johari window nya sendiri
12) Konselor memberikan kesimpulan tipe kepribadian
bersasarkan Johari window
13) Konselor memberikan penjelasan tentang tes Who Ma
I dan cara pengisiannya
3) Konselor mengkopikan file tes who am I yang telah
berbentuk software pada siswa dan memotivasi siswa
untuk mengkonsultasikan hasilnya kepada konselor di
luar jam BK
4) Konselor menutup sesi bimbingan dengan doa serta
mengucapkan salam yang dijawab serentak oleh para
siswa

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan Klasikal

Waktu
5 menit

35 menit

5 menit

198

13. Penilaian: a. Laiseg

: kertas penilaian kelebihan kekurangan diri dan


penilaian teman

b. Laijapen

: konsultasi hasil tes Who am I

c. Laijapang

:-

Mengetahui,
Kepala Sekolah,

Surabaya, Juni 2015


Konselor,

Abdul Rozak, M.Pd


NIP 19750505 200012 1 003

Lailatul R. K. Wardani, S.Pd

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan Klasikal

199

Pemahaman Diri
A. MENGENAL DIRI
1. Siapa saya ?
Pertanyaan diatas sangat sederhana, tetapi memerlukan jawaban yang
sangat mendalam dan mungkin tidak mudah karena pertanyaan itu
menggambarkan sejauh mana seseorang memahami dirinya. Ada orang
yang tahu benar siapa dirinya, tetapi banyak juga orang yang belum
mengenal dirinya secara utuh. Banyak aspek diri yang harus diungkap,
diantaranya : kelebihan dan kekurangan seseorang baik yang menyangkut
fisik, psikis, minat dan bakat, cita-cita, kepribadian, kebutuhan-kebutuhan
pokok, gaya hidup yang saya inginkan, dan lain sebagainya.
Manusia sebagai makhluk yang unik, artinya diantara yang satu
dengan yang lain berbeda, tentu mempunyia jawaban yang berbeda pula
dalam menjabarkan pernyataan diatas. Tidak menutup kemungkinan dalam
perjalanan hidup seseorang jabaran itupun dapat berubah-ubah. Hal ini
dikarenakan proses pengenalan dan pemahaman diri akan terus berlangsung
dengan waktu yang tidak terbatas dan sepanjang waktu itu pula manusia
akan terus berkembang hingga mampu mengembangkan kecakapan
penggalian dan pengolahan informasi.
2. Potensi diri yang bersifat Psikologis
Potensi

adalah

daya,

kekuatan,

kemampuan,

kesanggupan,

kemampuan yang memungkinkan untuk dapat dikembangkan. Potensi


psikologis adalah kemauan dan tekad yang bulat untuk mengembangkan
sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Potensi diri adalah seluruh
kemampuan dan kekuatan yang dimiliki seseorang.
3. Potensi diri yang bersifat Fisik dan Fisiologis
Tuhan telah membekali manusia dengan kelengkapan fisik yang
sempurna. Anggota badan dan organ tubuh yang ada padanya
memungkinkan ia bekerja dan beraktivitas dengan mudah. Potensi fisik
antara lain :
1. Organ kepala dan panca indera (mata, telinga dan lain-lain)
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan Klasikal

200

2. Organ pernafasan (jantung, paru-paru, tenggorokan, dan lain-lain)


3. Organ Pencernaan (gigi/mulut, lambung, usus, dan lain-lain)
4. Organ Persendian, tulang anggota badan
5. Organ peredaran darah (ginjal, pembuluh, dan lain-lain)
6. Organ kulit, kuku dan rambut
7. Daya tahan tubuh dan stamina
4. Potensi diri yang bersifat spiritual / keimanan
Spirit adalah sumber kekuatan. Spirit adalah inti dan pusat hati nurani.
Semua hal dalam hidup ini akan punya arti kalau ada spirit. Bahkan hidup
itupun akan bermakna bila dilandasi dengan spirituallisme dan keimanan.
Tanpa spirit dan iman, semua akan melemah, hancur lalu sirna
5. Potensi akademis/ belajar
Sesuatu disebut berkualitas unggul apabila sesuai dengan desain
peruntukkan/ kegunaannya. Demikian juga siswa/pelajar yang berkualitas
baiik adalah yang mampu menyelesaikan tugas-tugas belajar/akademiknya
secara memadai.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan Klasikal

201

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan Klasikal

202

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan Klasikal

203

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan Klasikal

204

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan Klasikal

205

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan Klasikal

206

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN KLASIKAL
SMP NEGERI 66 SURABAYA

1. Bidang Bimbingan

: Sosial

2.

: Kematangan hubungan dengan teman

Aspek Perkembangan

sebaya
3.

Pokok Materi

:Memiliki pemahaman dan sikap yang


bersahabat dan dapat menjalin kerjasama
antar teman dikelas maupun dengan orang
lain di masyarakat

4.

: Kerja Sama Aku Butuh Kalian, Kalian Juga

Judul Materi

Butuh Aku
5. Jenis Layanan

: Layanan Informasi

6.

: Siswa dapat mempelajari 3 norma-norma

Tujuan Layanan

utama pergaulan dengan teman sebaya yang


beragam latar belakangnya
7. Fungsi Layanan

: Pemahaman dan pencegahan

8. Subyek Layanan

: Siswa kelas VII

9. Waktu

: 1x40 menit

10. Metode

: Ceramah, diskusi, Games AllStandUp

11. Alat/media

: LCD, power point, video, lembar kegiatan

12. Deskripsi Proses

Tahap
Pendahuluan

1)

2)

3)
Inti

1)

Kegiatan yang dilakukan


Konselor memberi salam, menanyakan siswa yang
tidak masuk berdoa dan memperkenalkan diri, siswa
memperhatikan aktif menanggapi
Konselor memfokuskan perhatian siswa dengan
memberi permainan alat musik mulut ting tong tang
tung untuk membagi kelompok
Menyampaikan judul dan inti tujuan bimbingan secara
singkat
Konselor menyajikan materi dan para siswa melihat,
membaca dan mencatat apa yang tertuang pada
tayangan Slide Show materi

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan Klasikal

Waktu
5 menit

20 menit

207

Tahap
2)
3)

4)

5)
Penutup

1)
2)

Kegiatan yang dilakukan


Konselor memutarkan Film Pendek tentang kerjasama
dan siswa memperhatikan dengan seksama
Konselor menanyakan kepada para siswa tentang apa
pentingnya kerjasama bagi mereka dan memotivasi
siswa dengan diskusi pada lembar kegiatan
Konselor menjelaskan cara Games All Stand Up dan
memberikan instruksi pada setiap kelompok agar
mempraktekan kerja sama dalam permainan ini di
depan kelas secara bergantian
Konselor
merefleksikan
hikmah
permainan
AllStandUp
Konselor membuka sesi tanya jawab
Konseli menutup sesi bimbingan dengan memutar lagu
perpisahan dan mengucapkan salam yang dijawab
serentak oleh para siswa

13. Penilaian: a. Laiseg

Waktu

15 menit

: pertanyaan refleksi terlampir

b. Laijapen

: observasi guru mata pelajaran

c. Laijapang

:-

Mengetahui,
Kepala Sekolah,

Surabaya, Juni 2015


Konselor,

Abdul Rozak, M.Pd


NIP 19700803 200012 1 003

Lailatul R. K. Wardani, S.Pd

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan Klasikal

208

Lembar kegiatan

Coba sebutkan 5 kebutuhan sehari-hari mu sebagai manusia !


1. ..
2. .
3. .
4. .
5. .
Bagaimanakah cara kita memenuhi kebutuhan tersebut ?
..

Adakah peran orang lain didalamnya ?

Apa yang kamu lakukan untuk dapat bekerja sama dengan orang lain ?

Dalam kelompok yang telah dibuat diskusikanlah pendapat berikut ini dengan
menjawab setuju atau tidak disertai alasannya. Dalam membina kerja sama
perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Debat Kusir
setuju / tidak
alasan
..................
2. Hormati pendapat orang lain
setuju / tidak
alasan
................
3. Mengatakan kamu salah pada teman
setuju / tidak
alasan
................
4. Jika kamu salah, segera akui dengan simpatik
setuju / tidak
alasan
................
5. Mulai dengan hal-hal yang disepakati bersama
setuju / tidak
alasan
....................
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan Klasikal

209

video

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan Klasikal

210

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Bimbingan Klasikal

211

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN KLASIKAL
SMA NEGERI 99 SURABAYA

1. Bidang Bimbingan

: Belajar

2. Aspek Perkembangan

: Kematangan intelektual

3.

: Mengenal gejala kesulitan belajar untuk

Pokok Materi

mengantisipasi

kesulitan

belajar

yang

mungkin terjadi dan solusinya


4. Judul Materi

: CaBEE (Cara Belajar Efektif Efisien)

5. Jenis Layanan

: Layanan Informasi

6.

: Siswa dapat mempelajari cara-cara belajar

Tujuan Layanan

yang efektif efisien dan pemecahan masalahmasalah belajar yang mungkin terjadi
7. Fungsi Layanan

: Pemahaman dan pencegahan

8. Subyek Layanan

: Siswa kelas X

9. Waktu

: 1x45 menit

10. Metode

: Ceramah, penugasan, tes gaya belajar,


diskusi tanya jawab

11. Alat/media

: LCD, power point, video, lembar kegiatan

12. Deskripsi Proses

Tahap
Pendahuluan

1)

2)

3)
Inti

1)

2)

Kegiatan yang dilakukan


Konselor memberi salam, menanyakan siswa yang
tidak masuk berdoa dan memperkenalkan diri, siswa
memperhatikan aktif menanggapi
Konselor mencairkan suasana dengan menampilkan
video ice breaking gerakan rumus benar salah yang
harus ditirukan oleh para siswa serta yel-yel
penyemangat
Menyampaikan judul dan inti tujuan bimbingan secara
singkat
Konselor menyajikan materi dan para siswa melihat,
membaca dan mencatat apa yang tertuang pada
tayangan Slide Show materi
Konselor membagikan lembar kegiatan tentang ari
belajar pada siswa

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Layanan Bimbingan Klasikal

Waktu
5 menit

35 menit

212

Tahap
3)
4)

5)

6)

Penutup

7)
1)
2)
3)
4)

Kegiatan yang dilakukan


Konselor memberikan motivasi pada siswa untuk
mengisi lembar kegiatan dengan jujur
Konselor memutarkan video tentang modalitas belajar
(visual, audio, kinestetik) dan memberikan lembar tes
modalitas/gaya belajar
Konselor memberi waktu pada siswa untuk mengisi tes
dan menghitung hasil tes milik teman serta mengisi
angket kebiasaan belajar
Konselor memberikan arahan pada siswa untuk
memahami cara belajar efektif dan efisien sesuai
dengan modalitas belajarnya
Sesi tanya jawab
Konseli mengisi dengan jujur refleksi gaya belajar diri
Konselor mencontohkan yel-yel penyemangat
Ucapan terima kasih
Berdoa dan salam

13. Penilaian: a. Laiseg

Waktu

5 menit

: pertanyaan refleksi terlampir

b. Laijapen

: observasi guru mata pelajaran

c. Laijapang

: hasil belajar semester/raport

Mengetahui,
Kepala Sekolah,

Surabaya, Juni 2015


Konselor,

Abdul Rozak, M.Pd


NIP 19700803 200012 1 003

Lailatul R. K. Wardani, S.Pd

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Layanan Bimbingan Klasikal

213

I. PENGERTIAN DAN PRINSIP BELAJAR

A. Pengertian Belajar

Belajar adalah perubahan tingkah laku (change in behavior), dari tidak


tahu menjadi tahu,dari tidak terampil menjadi terampil,dari belum dapat
melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu dan lain
sebagainya.
Perubahan tersebut merupakan perubahan yang timbul
karenaadanya pengalaman dan latihan. Jadi belajar bukanlah
suatu hasil,akan tetapi merupakan suatu proses untuk
mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan
menuntut ilmu.

Proses belajar adalah mengalami,


berbuat mereaksi dan melampaui (under going).

B. Prinsip Belajar
Landasan utama dalam mencapai keberhasilan belajar adalah kesiapan
mental. Tanpa kesiapan mental, maka tidak akan dapat bertahan terhadap
berbagai kesukaran (kesulitan) yang dihadapi selama belajar.
Setiap siswa hendaknya mempunyai minat yang besar terhadap semua mata
diklat yang diterima di sekolah. Suka atau tidak suka semua mata diklat harus
ditempuh. Sikap membenci mata diklat tidak ada manfaatnya,yang terbaik ialah
mengambil sikap positif dengan berusaha menyukai semua mata diklat yang
diajarkan.

II. HAMBATAN-HAMBATAN BELAJAR

Dalam kegiatan belajar tidaklah selalu lancar seperti yang kita harapkan.
Kadang kita juga mengalami hambatan-hambatan,baik yang datangnya dari
dalam maupun dari luar diri kita. Hambatan-hambatan tersebut harus dapat kita
hindari. Untuk itu kita perlu memahami hambatan-hambatan yang terjadi,antara
lain:
A. Hambatan yang Berasal Dari Dalam Diri Kita
Kesehatan yang kurang baik mengakibatkan tidak dapat
berkonsentrasi.
Fisik yang kurang sehat (penglihatan kabur,pendengaran
yang kurang,gagap dll).
Intelegensi yang kurang/rendah (kemampuan belajar
yang rendah).
Kebiasaan buruk,malas.
Persepsi negatif (perasaan pesimis,rendah diri,tertekan,
takut dan cemas).
Sikap yang negatif terhadap diri,lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat.
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Layanan Bimbingan Klasikal

214

Kelelahan psikologis (kepenatan saraf) sebagai akibat


ketegangan emosi (emosi yang tidak stabil)
B. Hambatan yang Berasal Dari Luar Diri Kita

Keadaan lingkungan yang kurang tenang, gadu, kacau


dan kurang tertib.
Sarana dan prasarana yang kurang lengkap seperti,
buku-buku, kertas, alat tulis dan alat-alat lainnya.
Meja tulis yang kurang bersih dan penuh dengan
barang-barang yang tidak diperlukan.
Pengaruh teman yang kurang baik.
Keluarga,guru atau orang lain yang kurang memberi
dorongan.

Dari keseluruhan hambatan di atas,menurut


Stine hambatan yang paling mempengaruhi kecepatan
dan kemudahan dalam belajar yaitu memprogram diri
untuk mengalami stres dan kegagalan dengan
berulang-ulang menyusun persepsi negatif yang salah
dibenak kita, seperti:

1. Belajar itu Membosankan


Pernyataan ini merupakan penghambat nomor satu yang diletakkan
dalam perjalanan belajar manusia. Jika ini terus-menerus dilakukan maka
akan membuat perasaan gelisah dan sulit untuk memfokuskan perhatian.
Untuk itu buatlah program kebalikan dengan sebuah keyakinan yang
kuat dan positif,yaitu membalikkan dan mengubah kalimat diatas
menjadi Belajar itu menyenangkan, melibatkan dan sangat menarik
2. Saya Bukan Pelajar yang Baik
Program ulang keraguan dan perasaan negatif,sambil memperkuat
pikiran bawah sadar akan kemampuan untuk sukses. Apabila perasaan
negatif ini berulang-ulang dilakukan maka akan menjadi kenyataan.
Oleh karena itu yakinlah kepada diri sendiri bahwa anda adalah
pelajar yang baik,tentunya dengan mengubah kalimat yang ada di dalam
pikiran menjadi Saya seorang pelajar yang hebat,selalu siap
mempelajari banyak hal
3. Saya tidak Dapat Belajar/tidak Dapat Memahami Subyek ini
Sebenarnya kita dapat mempelajari semua hal, dengan memprogram
saluran komunikasi mental yang dilibatkan dalam belajar untuk menerima
informasi. Hal ini dikarenakan,pikiran akan menerima apa yang berulang-

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Layanan Bimbingan Klasikal

215

ulang kita katakan sebagai fakta,dan apapun yang anda dengar atau baca
tentang subyek itu akan diterima.
Segera balikkan dan ubah kalimat diatas menjadi Saya mampu
mempelajari/memahami semuanya,baik matematika,bahasa Inggris
dan banyak lagi ilmu yang ada di dunia ini
4. Saya tidak Akan Ingat Apa yang Saya Pelajari
Ketika pernyataan diatas dikeluarkan terus menerus,maka akan
terkirim perintah penghapusan mental ke otak,yang menghapus bersih isi
file-file mental secepat kita mengisinya.
Hentikan otak kita dari kalimat-kalimat yang merusak diri, dan
gantikan dengan percakapan diri yang memperkuat kesadaran tentang
betapa kuat kemampuan belajar kita yang diwariskan sejak lahir. Dengan
mengubah pernyataan diatas menjadi Saya sudah belajar mengingat
banyak hal penting, nama, fakta, tanggal. Saya dapat dan akan
mengingat aspek penting ini

LATIHAN 1 :
1. Tuliskan perubahan tingkah laku dari hasil belajar yang pernah
kalian alami!
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
2. Coba sebutkan pikiran atau persepsi negatif dalam proses belajar
yang selama ini ada di benak kalian!
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
3. Coba buatlah program-kebalikan dari persepsi negatif yang sudah
kalian tulis,dengan sebuah keyakinan yang kuat dan positif !
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Layanan Bimbingan Klasikal

216

III. MODALITAS BELAJAR


Modalitas belajar merupakan hal yang paling utama dalam pelaksanaan
belajar,antara lain:
A. Menggunakan Otak Dengan maksimal

Otak Kanan
Otak kanan berhubungan dengan hati
(tersembunyi di bawah sadar),yang bertugas untuk
memunculkan
kreativitas
(creativity),imajinasi
(imagination) dan emosi (emotion). Penggunaan dari
otak kanan lebih dominan hingga mencapai 80%
Otak Kiri
Untuk otak kiri berhubungan dengan pikiran
(terlihat dipermukaan). Adapun tugasnya berkenaan
dengan
menganalisis
(analysis),
logika
(logic),kalkulasi/berhitung (calculation) dan meneliti
(detail). Untuk penggunaannya hanya mencapai
20%

B. Menggunakan Gaya Belajar


Penggunaan gaya belajar ini harus dimulai dengan menentukan
indera yang paling tepat untuk menjadi kekuatan diri dalam menunjang
proses belajar. Adapun macam-macam gaya belajar,antara lain:
Gaya Belajar Visual
Gaya belajar dengan cara
melihat,membayangkan dan memperhatikan
(bersih,cantik,jelek,besar,jernih dll)

Gaya Belajar Audio


Gaya belajar dengan cara mendengar
(nada,irama,suasana heboh,suasana gaduh dll)
Gaya Belajar Kinesthetic
Gaya belajar dengan cara bergerak,
merasa,menyentuh, menggengam,
menangkap,menekan
(dingin,kasar,tebal,tipis dll)

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Layanan Bimbingan Klasikal

217

LATIHAN 2
Lingkari nomor-nomor pada pernyataan yang kalian setujui
untuk menentukan gaya belajar sesuai dengan kekuatan
diri masing-masing
1. Saya lebih suka mendengarkan informasi yang ada dikaset daripada
membaca buku.
2. Jika mengerjakan sesuatu,saya selalu membaca instruksinya terlebih
dahulu.
3. Saya lebih suka membaca daripada mendengarkan penjelasan dari
guru.
4. Saat seorang diri,saya biasanya memainkan musik/lagu atau
bernyanyi.
5. Saya lebih suka berolahraga daripada membaca buku
6. Saya selalu dapat menunjukkan arah utara atau selatan di mana pun
saya berada.
7. Saya suka menulis surat,jurnal atau buku harian.
8. Saat berbicara,saya suka mengatakan,saya mendengar anda,itu
terdengar bagus,itu bunyinya bagus.
9. Kamar tidur,ruangan,meja,mobil atau rumah saya biasanya
berantakan/tidak teratur.
10. Saya suka merancang,mengerjakan dan membuat sesuatu dengan
kedua tangan saya.
11. Saya tahu hampir semua kata dari lagu yang saya dengar.
12. Ketika mendengar oranglain bicara,saya biasanya membuat gambar
dari apa yang mereka katakan dalam pikiran saya.
13. Saya suka olahraga dan rasanya saya adalah olahragawan yang baik.
14. Mudah sekali bagi saya untuk mengobrol dalam waktu yang lama
dengan kawan saya saat berbicara di telepon.
15. Tanpa musik,hidup sangat membosankan.
16. Saya sangat senang berkumpul dan biasanya dapat mudah berbicara
dengan siapa saja.
17. Saat melihat obyek dalam bentuk gambar,saya dapat dengan mudah
mengenali obyek yang sama walupun posisi obyek itu diputar/diubah.
18. Saya biasanya mengatakan, saya rasa,saya perlu menemukan pijakan
atas hal ini, atau saya ingin bisa menangani hal ini.
19. Saat mengingat suatu pengalaman,saya sering kali melihat
pengalaman itu dalam bentuk gambar di dalam pikiran saya.
20. Saat mengingat suatu pengalaman,saya sering kali mendengar suara
dan berbicara pada diri saya mengenai pengalaman itu.
21. Saat mengingat suatu pengalaman,saya sering kali ingat bagaimana
perasaan saya terhadap pengalaman itu.
22. Saya lebih suka musik daripada seni lukis.
23. Saya sering mencoret-coret kertas saat berbicara di telepon atau dalam
suatu pertemuan/rapat.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Layanan Bimbingan Klasikal

218

24. Saya lebih suka melakukan contoh peragaan daripada membuat


laporan tertulis atas suatu kejadian.
25. Saya lebih suka membacakan cerita daripada mendengarkan.
26. Saya biasanya berbicara dengan perlahan.
27. Saya lebih suka berbicara daripada menulis.
28. Tulisan tangan saya biasanya tidak rapi.
29. Saya biasanya menggunakan jari saya untuk menunjuk kalimat yang
saya baca.
30. Saya dapat dengan cepat melakukan penjumlahan dan perkalian dalam
pikiran saya.
31. Saya suka mengeja dan saya pintar mengeja kata-kata.
32. Saya akan sangat terganggu apabila ada orang yang berbicara pada
saat saya sedang nonton TV.
33. Saya suka mencatat perintah/instruksi yang disampaikan pada saya.
34. Saya dapat mengingat dengan mudah apa yang orang katakan.
35. Saya paling mudah belajar sambil mempraktekkan/melakukan.
36. Sangat sulit bagi saya untuk duduk diam dalam waktu yang lama.

Jumlahkan total untuk setiap kategori. Semakin tinggi angka


pada ketegori tertentu berarti anda semakin suka menggunakan gaya
belajar itu.
Misalnya pada gaya belajar visual,anda melingkari jawaban no.
2,6,7,12. Maka total skor anda adalah 4 (karena anda memilih 4
nomor). Demikian seterusnya.
Ada
yang perlu diingat,bahwa ada kemungkinan anda
menggunakan lebih dari satu gaya belajar. Dan ini tidak menjadi
masalah karena anda akan lebih mudah utuk belajar dengan dua atau
lebih gaya belajar (banyak media yang bisa digunakan)

a. Gaya Belajar Visual


2
19

3
23

6
25

7
30

12
31

TOTAL:
17
33

b. Gaya Belajar Auditori


1
16

4
20

8
22

11
27

TOTAL:

14 15
32 34

c. Gaya Belajar Kinestetik TOTAL:


5
9
24 26

10
28

13
29

18 21
35 36

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Layanan Bimbingan Klasikal

219

IV. TEKNIK-TEKNIK BELAJAR EFEKTIF DAN EFISIEN

Belajar efektif dan efisien dapat tercapai apabila


menggunakan teknik belajar yang tepat. Banyak siswa
yang mengalami kegagalan atau tidak mencapai hasil
yang baik dalam pelajarannya karena tidak mengetahui
teknik belajar yang efektif dan efisien.

Adapun teknik-teknik belajar efektif dan efisien,antara lain:

Dilakukan secara rutin (sesuai dengan jadwal


yang telah dibuat) dan berkesinambungan.

Membaca secara keseluruhan,baru kemudian


mempelajari bagian-bagiannya.

Membuat catatan penting (meringkas).

Menarik kesimpulan dan dilakukan (latihan)


dengan penuh perhatian.
Pelaksanaan dengan waktu yang efektif, 4 X 2
lebih baik dari pada 2 X 4 (4 kali belajar a selama
2 jam,lebih baik hasilnya dari 2 kali belajar a
selama 4 jam)
Mengulangi bahan pelajaran (sering diulangulang)
Konsentrasi dengan baik (konsentrasi dapat
dilatih bukan bawaan/bakat)

Melatih kecepatan membaca sekurang-kurangnya


200 perkataan dalam satu menit. Caranya dengan
membaca lompatan mata tanpa mengucapkannya
dengan menggerakkan bibir ataupun dalam
hati,karena
pengucapan
itu
memperlambat
kecepatan.{YAK}

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Layanan Bimbingan Klasikal

220

LATIHAN 3
Berilah tanda (V) pada kolom yang telah disediakan sesuai
dengan kebiasaan belajar kalian!
NO

KEBIASAAN BELAJAR

1.

Lebih senang belajar sendiri dari pada


belajar bersama-sama.
Sebelum mulai belajar terlebih dahulu
menentukan bahan-bahan yang akan
saya pelajari sehingga waktu yang
tersedia dapat dimanfaatkan sebaikbaiknya.
Di luar jam sekolah saya belajar satu
jam atau lebih.
Sambil
belajar
saya
senang
mendengarkan radio atau menonton
TV.
Saya menyelesaikan tugas-tugas tepat
pada waktunya dengan mengerjakan
secara teratur dari hari ke hari.
Saya menyelesaikan pekerjaan rumah
tepat pada waktunya.
Saya berusaha untuk benar-benar
tertarik pada setiap pelajaran yang
saya ikuti.
Bagi saya belajar merupakan suatu hal
yang bersifat untung-untungan dan
tergantung suasana hati pada waktu
itu.
Saya belajar dengan santai tanpa
rencana.
Beberapa tugas sekolah tidak menarik,
sehingga saya harus memaksakan diri
mempelajari dan menyelesaikan tugastugas tersebut.
Saya tidak bisa belajar dengan baik
karena gelisah,murung atau karena
pikiran.
Bila duduk untuk belajar saya merasa
sangat
lelah,jemu atau mengantuk sehingga
saya tak dapat belajar dengan baik.
Bila saya membaca bahan bacaan yang
panjang pada saat-saat tertentu saya
berhenti
membaca
sambil
meninjau/mengingat kembali hal-hal
pokok
yang
telah
saya
baca
sebelumnya.
Saya merasa sedikit sekali hasil yang
saya
peroleh
dalam
belajar
dibandingkan dengan waktu yang saya
pergunakan.
Saya belajar hanya karena ada
ulangan.

2.

3.
4.
5.

6.
7.
8.

9.
10.

11.
12.

13.

14.

15.

YA TIDAK

KETERANGAN

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Layanan Bimbingan Klasikal

221

Setelah anda mengisi pernyataan diatas, adakan koresi


diri sendiri tentang cara belajar yang telah anda lakukan!
Cara belajar saya (lingkari a. atau b.)
a) Efektif dan efisien
Langkah selanjutnya :
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
b) Kurang efektif dan kurang efisien
Cara mengatasi :
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Layanan Bimbingan Klasikal

222

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN KLASIKAL
SMK NEGERI 96 SURABAYA

1. Bidang Bimbingan

: Karir

2. Aspek Perkembangan

: Wawasan dan Kesiapan Karier

3.

: Membuat lamaran pekerjaan pekerjaan

Pokok Materi

4. Judul Materi

: Surat Lamaranku, Langkah Karierku

5. Jenis Layanan

: Layanan Informasi

6.

: Siswa dapat mengembangkan alternatif

Tujuan Layanan

perencanaan

karier

dengan

mempertimbangkan kemampuan, peluang


dan ragam karier dengan membuat surat
lamaran pekerjaan sesuai dengan lowongan
pekerjaan yang diinginkan
7. Fungsi Layanan

: Pemahaman dan pencegahan

8. Subyek Layanan

: Siswa kelas IIX

9. Waktu

: 1x45 menit

10. Metode

: Ceramah, pemberian contoh, tanya jawab

11. Alat/media

: LCD, power point, kertas

12. Deskripsi Proses

Tahap
Pendahuluan

1)

2)

3)
Inti

1)

Kegiatan yang dilakukan


Konselor memberi salam, menanyakan siswa yang
tidak masuk berdoa dan memperkenalkan diri, siswa
memperhatikan aktif menanggapi
Konselor mencairkan suasana dengan menampilkan
video ice breaking gerakan Apel yang harus ditirukan
oleh para siswa
Menyampaikan judul dan inti tujuan bimbingan secara
singkat
Konselor menyajikan materi dan para siswa melihat
serta membaca apa yang tertuang pada tayangan Slide
Show materi tentang contoh lamaran kerja dan hal-hal
yang harus di perhatikan dalam membuat surat lamaran
yang baik.

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Layanan Bimbingan Klasikal

Waktu
5 menit

35 menit

223

Tahap

Penutup

Kegiatan yang dilakukan


2) Konselor membagikan selembar kertas pada siswa, lalu
konselor meminta siswa untuk memberi nama kertas
tersebut kemudian menuliskan profesi yang di inginkan
3) Konselor memberikan motivasi pada siswa untuk
membuat surat lamaran pekerjaan berdasarkan target
profesi yang di inginkan.
4) Konselor mempersilahkan salah satu siswa untuk
membacakan hasil surat lamaran
5) Konselor memberi waktu pada siswa agar dapat
menyelesaikan tulisannya tidak terlalu lama, kemudian
Konselor menginstruksikan siswa untuk melipat kertas
tersebut menjadi berbentuk pesawat terbang.
6) Konselor memberikan arahan agar siswa melembarkan
pesawat kertas mereka dan di saat yang hamper
bersamaan mereka juga harus menangkap pesawat
kertas milik orang lain. Disini siswa dituntut untuk
tidak bersikap egois dalam proses mendapatkan
pesawat
7) Konselor mempersilahkan siswa membuka dan
membaca isi pesawat kertas milik teman mereka.
Konselor mengajarkan keberanian kepada siswa
sekaligus mengajarkan menghargai pendapat teman.
8) Konselor menerangkan situasi bahwa seolah-olah
masing-masing siswa adalah HRD yang memiliki
perusahaan dan sedang mengoreksi surat lamaran milik
teman.
9) Konselor memberikan refleksi terhadap balikan dari
konseli
10) Sesi tanya jawab
1) Konseli memutar lagu perpisahan dan mengucapkan
salam yang dijawab serentak oleh para siswa
2) Ucapan terima kasih

13. Penilaian: a. Laiseg

Waktu

5 menit

: pertanyaan refleksi
- Kalau kamu diterima di suatu tempat kerja atau
pekerjaan tertentu, gambarkan dalam narasi tempat
kerja apa yang kamu inginkan dan atau pekerjaan
seperti apa yang kamu inginkan!

b. Laijapen

: hasil surat lamaran siswa sesuai lowongan


pekerjaan yang diinginkan

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Layanan Bimbingan Klasikal

224

c. Laijapang

: form isian pilihan karier (studi lanjut atau pilihan


dunia kerja)

Mengetahui,
Kepala Sekolah,

Surabaya, Juni 2015


Konselor,

Abdul Rozak, M.Pd


NIP 19700803 200012 1 003

Lailatul R. K. Wardani, S.Pd

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Layanan Bimbingan Klasikal

225

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Layanan Bimbingan Klasikal

226

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Layanan Bimbingan Klasikal

227

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Layanan Bimbingan Klasikal

228

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Layanan Bimbingan Klasikal

229

Portofolio Workshop PPG-BK 2015 Layanan Bimbingan Klasikal

230

Anda mungkin juga menyukai