Anda di halaman 1dari 31

Mar

Pengalaman Menjawab Soal Diskusi


Daring 1 Kompetensi Pedagogi PPG Dalam
Jabatan Prodi Sertifikasi Bimbingan
Konseling

Daring merupakan salah satu tahapan yang harus dijalani oleh peserta PPG Dalam
Jabatan. Pada tahap ini Guru dituntut untuk aktif mencari tahu sendiri dengan mengakses
internet dan membuka situs https://ppgspada.brightspace.com. Pada situs tersebut guru
belajar dan mengerjakan tugas secara online.

Pada proses pembelajaran daring guru dituntut untuk belajar melalui modul yang bisa
di download, video, hingga materi slide power point. Selain belajar guru juga diharuskan
untuk menjawab diskusi, mengikuti tes formatif, mengerjakan tugas akhir, dan mengikuti tes
surmatif.
Pada tahap daring ini yang banyak dikuras adalah waktu, pikiran, dan tenaga.
Sehingga dibutuhkan kesehatan, keseriusan, hingga ketekunan yang penuh, termasuk dalam
menjawab diskusinya juga.

Nah kali ini saya akan bagikan pengalaman saya menjawab diskusi pada forum
diskusi pada kompetensi pedagodig yang saya jawab saat saya mengikuti PPG Dalam
Jabatan pada program sertifikasi bimbingan dan konseling
Khusus untuk menjawab diskusi kamu perlu memahami benar – benar apa yang
dimaksud atau yang ditanyakan oleh instruktur / dosen. Sehingga apa yang dijawab sesuai
dengan pertanyaannya. Jadi memungkinkan kamu terhindar dari nilai yang sangat rendah dan
atau revisi jawaban diskusi

Berikut pertanyaan diskusi dan jawaban saya pada kompetensi pedagogi saat
mengikuti daring PPG Dalam Jabatan angkatan 1 2019:

Modul 1: Pembelajaran Abad 21


1. M1 KB1
Salam pedagogi Bapak/Ibu, semoga semangat senantiasa mengikuti daring ini.
Kaitan dengan guru abad 21/abad milenial, ketrampilan TIK memang menjadi suatu
keharusan, termasuk juga guru BK/Konselor. Saat ini juga sedang marak didengungkan
kaitan dengan era disruption dan revolusi industri 4.0 yang membuat semua lini kehidupan
beralih ke digital, termasuk pendidikan. Sebagai contoh PPG dilakukan dengan daring,
muncul juga berbagai macam jasa pembelajaran online misalnya ruang guru, elena, dll. Jika
tidak mengikuti perkembangan tentunya akan tertinggal.
Mari kita diskusikan, wujud dan bentuk model pelayanan BK abad 21 yang seperti apa yang
sudah atau akan Bapak/Ibu lakukan?
JAWAB:
Assalamualaikum, Salam pedagogig
Saya ada beberapa model pelayanan BK abad 21 yang sudah saya terapkan dan akan saya
terapkan di sekolah nanti bila fasilitasnya saran dan Prasarananya sudah ada.
Adapun diantaranya adalah 1.konseling individual / layanan konsultasi menggunakan WA.
bila konseling individual secara langsung tidak dapat dilakukan karena terkendala oleh
beberapa sebab. maka konseling individual bisa dilakukan dengan cara video call
menggunakan WA.
2. memberikan layanan informasi /layanan pembelajaran menggunakan blog dan media
sosial. Setelah Guru memberikan layanan informasi secara tatap muka langsung. guru bisa
membagikan materi bimbingan konseling yang lebih mendalam dengan cara menulis atau
mengunduh tulisan atau video bimbingan konseling di blog lalu siswa bisa mengaksesnya dan
mendiskusikan lebih lanjut materi tersebut di blog atau di media sosial bersama guru dan
teman lainnya
3. Guru juga bisa membuat video menarik atau merujuk video di youtube yang berkaitan
dengan layanan bimbingan konseling yang akan di berikan kepada siswa misalnya kebiasaan
belajar yang baik, kisah sukses, video siswa siswa berprestasi di sekolah kita dan lain lain
4. Dengan media TIK seperti aplikasi presentasi, video, animasi dll guru juga bisa
menampilkan materi dikelas secara menarik. bahkan bila memungkinkan saat melaksanakan
bimbingan karir di kelas, siswa dibantu guru bisa berinteraksi secara langsung dengan polisi,
wartawan, dokter dll nya... selanjutnya guru memberikan arahan dan bimbingannya lebih
lanjut
Dan lain sebagainya..
Terima kasi
Wasalamualaikum wr wb
2. M1 KB2
Salam pedagogis!
Pembelajaran abad 21 ditandai dengan penggunaan interactive tools dan interactive with
others. Interactive tools memungkinkan pembelajaran dalam kegiatan bimbingan klasikal
menjadi berbeda nuansanya dibandingkan dengan kegiatan bimbingan klasikal yang tidak
mendapatkan sentuhan teknologi informasi. Coba buatlah diskusi tentang kemungkinan
pemanfaatan interactive tools dalam kegiatan bimbingan klasikal pada temaatau topik
bahasan tertentu!
Terima kasih!
JAWAB
Asalamualaikum wr.wb,
Pembelajaran abad 21 tentu membutuhkan biaya, sarana dan prasarana yang pendukung yang
sesuai dengan tuntutan pembelajaran abad 21.
Menurut saya , kegiatan bimbingan klasikal bisa memanfaatkan teknologi informasi.
Kini, rata – rata semua peserta didik di SMA sudah menggunakan smartphone dalam
kesehariannya.
Untuk pelaksanaan kegiatan bimbingan klasikal, Guru bisa menggunakan laptop yang
terkoneksi internet dan LCD Proyektor.
Nah, guru bisa memaparkan materi dalam kegiatan bimbingan klasikal menggunakan media
slide power point, video materi bimbingan klasik , atau animasi didepan kelas. Setelah itu
guru bisa mengajak siswa berdiskusi atau bartanya jawab mengenai materi yang baru saja
dijelaskan. Nah untuk memperjelas, Guru bisa memanfaatkan Skype atau aplikasi video call
lainnya untuk berinteraksi langsung dengan narasumber yang bisa membantu peserta untuk
lebih memperjelas materi bimbingan klasikal.
Kemudian guru bisa memberi tugas kepada peserta didik yang mana tugas tersebut bisa
dikirim peserta didik secara online email atau media social untuk bisa di tanggapi secara
bersama - sama
Guru juga bisa memanfaatkan youtube untuk pembelajaran. Misalnya guru membuat dan
mengupload video materi bimbingan klasikal terlebih dulu. lalu guru meminta tanggapan dan
berinteraksi kepada peserta didik mengenai video materi bimbingan klasikal yang disajikan
guru dikelas di kolom komentar video pada chanel guru di youtube. Kemudian peserta didik
menggunakan smartphonenya mencari dan berbagi sumber belajar yang lebih mendalam,
memberi tanggapan, dan berinteraksi tentang video materi bimbingan klasikal bersama
temannya, gurunya, dan juga orang lain di kolom kementar di youtube. Selain itu peserta
didik bisa bertanya dan mebawa diskusinya ke WA

3. M1 KB3
Salam pedagogia Bapak/Ibu, semoga senantiasa dilancarkan semua aktivitas Bapak/Ibu.
Beberapa hal yang penting diperhatikan oleh guru BK dan konselor untuk mengembangkan
pembelajaran abad 21 ini adalah mampu menerapkan pelayanan BK yang dapat menstimulis
siswa agar mampu memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking/HOT).
Selain itu pelayanan BK dituntut dilakukan secara bervariasi, mengintegrasikan teknologi,
dan sesuai dengan prinsip pembelajaran kekinian.
Silakan Bapak/Ibu jabarkan dan diskusikan pelayanan BK yang seperti apa yang dapat
menstimulus kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dan sesuai dengan prinsip
pembelajaran kekinian.
Lalu secara konkrit buatlah deskripsi 1 contoh variasi pelayanan BK yang khas/unik dan
dapat menjadi unggulan pelayanan Bapak/Ibu. Contoh variasi pelayanan BK dari Bapak/Ibu
dapat pula menjadi inspirasi pelayanan BK peserta yang lain.
JAWAB
Asalamu’alaikum, Salam pedagogia
Saat ini anak dan remaja sudah sudah akrab dengan yang namanya smartphone. Oleh karena
itu semua informasi bisa di dapat peserta didik dengan smartphonenya.

Menurut saya, selain mengembangkan pembelajaran yang kekinian guru juga harus bisa
memilih topic materi bimbingan yang kekinian kepada siswa. Contohnya dengan mengangkat
topic layanan Hoax di media social. Nah dari topic bahasan yang kekinian peserta didik akan
tertarik untuk mengikuti kegiatan layanan bimbingan. Karena peserta didik yang merupakan
pengguna smartphone aktif pasti sering menemui informasi - informasi yang bermacam –
macam.
Setelah guru mengawali bimbingan dengan menjelaskan tentang materi hoax. Untuk lebih
menstimulus peserta didik untuk mampu berfikir tingkat tinggi bisa mengajak peserta didik
secara berkelompok untuk mencari, menganalisis, mengklasifikasi tentang informasi hoax
menggunakan smarphone peserta didik masing - masing. Setelah berhasil menemukan,
menganalisis, mengklasifikasi peserta didik bisa mengirim temuannya kepada guru secara
online. Setelah guru mengecek tugas yang dikirim peserta didik di laptopnya kemudian
menampilkan temuan peserta didik tersebut menggunakan LCD proyektor. Kemudian
kelompok peserta didik secara bergantian mempresentasikan di depan kelas mengenai temuan
yang sudah dianalisis dan diklasifikasi tersebut. Sedangkan pesert didik lain sambil
menyaksikan presentasi temannya bisa mengecek lebih dalam mengenai hal yang
dipresentasikan menggunakan smartphone masing – masing. Bila ada hal yang kurang. Guru
memfasilitasi peserta didik untuk bisa bertanya jawab dan memberi tanggapannya sehingga
dinamika belajar dikelas lebih hidup dan menyenanggakan.

Beli keranjang Di Kisaran


Bila ada yang kurang mohon sarannya ya ? ….

TIAP HARI ADA BARANG BARU ...KLIK GAMBAR UNTUK BELANJA

Modul 2: Pengembangan Profesi Guru


1. M2 KB1
Assalamu'alaikum wr.wb.

Selamat sore,
Semoga Bapak dan Ibu senantiasa sehat dan bahagia
Pada Modul 2 KB 1, Bapak dan Ibu harus menguasai kualifikasi dan kompetensi Guru BK
yang berbeda dengan Guru Mata Pelajaran.
Mari kita diskusikan:
Kualifikasi dan kompetensi Konselor di Indonesia diatur melalui Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 Tentang Standar Kualifikasi
Akademik Dan Kompetensi Konselor.
Bagaimana pendapat Bapak dan Ibu tentang Peraturan Menteri tersebut kesesuaian dan
implementasinya sesuai tuntutan Kompetensi Pedagogik Guru BK abad 21?
Bapak dan Ibu diharapkan membaca, memahamai dan menguasai Permendiknas tersebut
supaya mantap diskusi kita.
Selamat berdiskusi
Selamat sore,
Wassalamu'alaikum wr. wb
JAWAB
Asalamualaikum wr wb, Intruktur / Dosen
dan teman – teman PPGJ 2019 yang lagi daring jangan sampai telat makan ya teman - teman
semoga tetap sehat, semangat, dan ceria.
Sebelum saya menanggapi kesesuaian implementasi Permendiknas No. 27 Tahun 2008
tersebut.
Izinkan saya curhat sejenak mengenai kualifikasi akademik guru bimbingan dan konseling di
lapangan. Menurut saya standar kualifikasi akademik yang diatur di Permendiknas No. 27
Tahun 2008 tersebut sudah bagus dan jelas yaitu guru bimbingan dan konseling harus
berkualifikasi akademik S 1 Prodi Bimbingan dan Konseling. Namun pada implementasinya
di lapangan (sekolah) masih ada di jumpai guru bimbingan dan konseling/ konselor yang
tidak berkualifikasi akademik S 1 Prodi Bimbingan dan Konseling dan melaksanakan tugas
dan tanggung jawab sebagai guru bimbingan dan konseling/konselor. Padahal konselor
adalah tenaga pendidik yang professional.
Nah. Sekarang saya mau menanggapi nih tentang Permendiknas No. 27 Tahun 2008
kesesuaian dan implementasinya sesuai tuntutan kompetensi pedagogic Guru BK abad 21.
Setau saya situasi abad 21 sering kali diidentikan dengan masyarakat informasi, yang ditandai
oleh munculnya fenomena masyarakat digital. Perubahan peradaban menuju masyarakat
berpengetahuan menuntut masyarakat dunia untuk menguasai keterampilan abad 21 yaitu
mampu memahami dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Kondisi seperti
itu juga berimplikasi terhadap perkembangan pelayanan pendidikan. Oleh karena itu selain
kompetensi pedagogic,kepribadian, social, dan professional. guru bimbingan dan konseling
juga perlu memiliki kompetensi TIK dalam mengembakan metode bimbingan dan konseling
kreatif, inovatif dan kekinian sehingga dapat mewujudkan tujuan bimbingan konseling di
sekolah dan tujuan pendidikan nasional pada umumnya.
Terima kasih
Ikan sepat pakai sepatu
Sempat tidak sempat saya ucapkan Wasalamualaikumwarohmatullahiwabarakatuh

2. M2 KB2
Assalamu’alaikum wr wb
Selamat dan sukses
Guru Bimbingan dan Konseling merupakan pekerjaan profesional yang membutuhkan
keahlian khusus serta berperan sangat penting dalam proses perkembangan perserta didik dan
meraih catur sukses yaitu sukses individu, sukses sosial, sukses akademik, sukses sosial.
Menurut Bapak dan Ibu apa urgensinya Guru Bimbingan dan Konseling harus melaksanakan
pengembangan profesi berkelanjutan?
Secara riil apa yang akan Bapak dan Ibu lakukan dalam rangka peningkatan profesionalisme
berkelanjutan?
Selamat berdiskusi
Wassalamu’alaikum wr wb

JAWAB
Asalamualaikum wr wb.. Bapak dosen /Instruktur
Dan teman – teman PPGJ Angkatan 1 2019. Gimana kabarnya ni … udah pada sarapan
belum ya ?..
Menanggapi urgensinya Guru bimbingan dan konseling harus melaksanakan pengembangan
profesi berkelanjutan adalah untuk meng upgrade dan meng update kompetensinya secara
terus menerus menyesuaikan tuntutan perkembangan yang di butuhkan saat ini dan masa
depan. Situasi dulu berbeda dengan situasi saat ini dan situasi saat ini tentu akan berbeda
dengan situasi di masa yang akan datang nanti. Peran guru sangat penting, karena guru tidak
hanya berperan mencerdaskan anak didiknya tetapi juga sebagai agen untuk membentuk nilai
– nilai etika, moral (akhlak), empati social, semangat kerja, budaya, jujur dan karakter baik
lainnya perlu ditanamkan. Agar peserta didik tidak hanya cerdas dan terampil tetapi yang
juga penting adalah bermoral (berakhlak baik). Oleh karena itu guru perlu menambah dan
memperbaharui kompetansinya sehingga guru mampu untuk menyesuaikan mede – mode
pembelajaran kekinian.
Untuk itu yang akan saya lakukan dalam peningkatan profesionalisme bekelanjutan setelah
PPGJ ini adalah
1.Terus meng upgrade kompetensi saya dalam TIK untuk kepantingan pembelajaran dan
pengembangan profesi berkelanjutan.
2.Aktif mengikuti Diklat, Seminar, Workshop dan sebagainya
3. Ikut dalam KKG dan Organisasi profesi seperti (ABKIN) dan (IKI)
4. Mengikuti pendidikan lanjutan (S-2) dan seterusnya, mudah – mudahan pemerintah buka
pendidikan S-2 Dalam Jabatan nanti .. hehe Amin
5. Aktif menulis, berkarya, dan membuat publikasi ilmiah
6. dan lain sebagainya

Nyanyi bareng bang Edi


Foto bareng mas Nardji
Jikalah kita berjumpa nanti
Jangan malu untuk foto selfi
OPEN ORDER .. KLIK GAMBAR UNTUK BELANJA

Modul 3: Teori Belajar dan Pembelajaran


1. M3 KB 1
Salam Pedagogis!
Semoga Bapak dan Ibu senantiasa semangat dan selalu sehat selama mengikuti proses PPG
ini.
Aktivitas pelayanan bimbingan konseling di sekolah pada esensinya merupakan aktivitas
pendidikan. Artinya, setiap tindakan konselor dalam memberi perlakuan maupun pelayanan
kepada siswa selalu merupakan bentuk pengaplikasikan konsep-konsep pendidikan.
Oleh karena itu, mari kita diskusikan bentuk terapan atau aplikasi teori behavioral dalam
konteks pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah yang sudah atau akan Bapak dan Ibu
laksanakan di sekolah. Sangat diharapkan, Bapak dan Ibu untuk saling
berkomentar/menanggapi secara konstruktif pendapat Bapak dan Ibu yang lain.
Terima kasih.

JAWAB
Asalamualaikum wr wb.. Bapak dan teman teman PPGJ Angkatan 1 2019 semua ..
Gimana masi semangat kan ?
Menurut teori behavioristic belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam
hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi
antara stimulus dan respon.
Adapun bentuk terapan atau aplikasi teori behavioral dalam konteks pelayanan BK di sekolah
harus dijalankan secara terprogram. Karena ketika konselor ingin membimbing siswa
misalkan dalam hal bagaimana melatih siswa yang mengalami kesulitan untuk menyatakan
diri bahwa tindakannya layak atau benar. Ia akan mengamati dulu bagaimana keadaan siswa
– siswanya dan merencanakan strategi pelaksanaannya.
Salah satu contoh penerapan yang akan lakukan ialah memberikan layanan bimbingan
kelompok menggunakan teknik sosiodrama (permainan peran) dengan topic menyatakan diri.
Bimbingan kelompok ini bertujuan untuk melatih siswa yang mengalami kesulitan untuk
menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak atau benar.
Dalam awal pelaksanaannya guru BK memberikan informasi secara klasikal dengan power
point. Setelah itu guru memandu jalannya cerita dan mendorong siswa untuk memperoleh
atau memainkan peran secara spontan, berinteraksi dan berkomunikasi dalam cerita sesuai
jalannya carita. Selain itu guru juga terus menstimulus siswa dengan mengapresiasi
penampilan dari pemeran diakhir penampilan hingga melakukan diskusi.
Semua rangkaian dalam permainan peran memberikan stimulus yang mana dapat
menghasilkan respon dari siswa dimana respon ini akan membentuk tingkah lakunya sebagai
hasil dari pembelajaran. Adapun respon yang bisa dilihat adalah dimana siswa merasa diberi
kesempatan untuk mengekspresikan problem yang ada pada dirinya selain itu siswa tampak
mulai lebih percaya diri dalam belajar maupun bergaul dengan teman temannya.
Jadi sesuai, dimana kegiaatan layanan BK tersebut merupakan aktifitas yang medorong siswa
mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari. Kemudian pembelajaran dan
evaluasinya menekankan pada hasil (respon) dari pembelajaran yang diperoleh dari layanan
BK tersebut.

Jalan jalan ke Kabupatan Langkat


Singgah sebentar ke daerah pelawi
Teman – teman jangan hilang semangat
Karena dosennya cakep – cakep dan baik hati …..😁

2. M3 KB2
Salam Pedagogis!
Semoga Bapak dan Ibu senantiasa semangat dan selalu sehat selama mengikuti proses PPG
ini.
Aktivitas pelayanan bimbingan konseling di sekolah pada esensinya merupakan aktivitas
pendidikan. Artinya, setiap tindakan konselor dalam memberi perlakuan maupun pelayanan
kepada siswa selalu merupakan bentuk pengaplikasikan konsep-konsep pendidikan.
Oleh karena itu, mari kita diskusikan bentuk terapan atau aplikasi teori kognitif dalam
konteks pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah yang sudah atau akan Bapak dan Ibu
laksanakan di sekolah. Penting untuk ditegaskan bahwa konteks penerapan teori tidak harus
selalu di kegiatan layanan secara klasikal (classroom), tetapi juga dapat di luar kelas seperti
kegiatan konseling, bimbingan kelompok dan yang lainnya. Sangat diharapkan, Bapak dan
Ibu untuk saling berkomentar/menanggapi secara konstruktif pendapat Bapak dan Ibu yang
lain.
Terima kasih.
JAWAB
Asalammualaikum, Bapak dan teman – teman PPGJ Angkatan1 2019 semuanya..
Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku sesorang ditentukan oleh persepsi
serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajar. Dalam aplikasi
teori belajar kognitif, keterlibatan siswa secara aktif aman penting diperhatikan. Untuk
menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengaitkan dengan struktur kognitif
yang telah dimiliki siswa.
Oleh karena itu, bentuk terapan atau aplikasi teori kognitif yang bisa saya lakukan salah
satunya adalah dengan memberi pemahaman, penerapan, pengentasan tentang susah
konsentrasi saat belajar, sering mengantuk saat pelajaran, dan kurang aktif mengikuti
kegiatan disekolah dengan membarikan layanan konseling kelompok. Di sini konselor bisa
mendorong semua anggota kelompok untuk terlibat secara aktif saling membantu dan
memfasilitasi anggota kelompok untuk saling mengungkapkan masalah dan memberi ide,
gagasan dan pendapatnya tentang masalah belajaran tersebut. Dengan cara ini konselor dapat
memfasilitasi siswa dalam kelompok untuk memperbaiki diri dan belajar dari pengalaman
anggota lain dalam memahami topik secara mendalam dan tuntas. Untuk mengurangi
ketenggan konselor bisa menyelingi dengan permainan ringan atau bernyanyi bersama .
Nah pada akhir kegiatan konselor bersama anggota kelompok bisa mengevaluasi
perubahan/pemahaman yang telah di peroleh dari kegiatan bimbingan dan menetepkan
tindakan selanjutnya. Dengan cara ini pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa. Dengan
model diskusi dengan memanfaatkan dinamika dalam konseling kelompok ini siswa jadi
belajar dan paham banyak hal positif dari teman - temannya dari topic yang didiskusikan.
Itulah paparan singkat dari penerapan aplikasi teori kognitif dalam layanan BK, bila ada yang
kurang sesuai mohon masukan dan tambahannya dari Bapak dan teman – teman yang lain
terimakasi.

3. M3 KB3
Salam Pedagogis!
Semoga Bapak dan Ibu senantiasa semangat dan selalu sehat selama mengikuti proses PPG
ini.
Bapak dan Ibu telah mempelajari konsep dan aplikasi teori konstruktivistik dalam konteks
pembelajaran di sekolah. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa teori konstruktivistik
memang telah mewarnai arah dan praktik pembelajaran di sekolah pada banyak negara. Salah
satu keunggulan teori konstruktivistik dalam pembelajaran adalah pemahamannya akan
keaktifan siswa dalam menciptakan pengetahuan sehingga mereka terfasilitasi mendapatkan
pengetahuan yang bermakna, bukan hanya pengetahuan yang dihafalkan saja atau ditirukan
tanpa dipahami esensinya.
Oleh karena itu, berdasarkan pengalaman Bapak dan Ibu selama memberikan pelayanan
bimbingan konseling, mari kita diskusikan kemungkinan relevansi teori konstruktivistik
dalam rangka meningkatkan kualitas/mutu pelayanan bimbingan konseling. Sangat
diharapkan, Bapak dan Ibu untuk saling berkomentar/menanggapi secara konstruktif
pendapat Bapak dan Ibu yang lain.
Terima kasih.
JAWAB
Asalammualaikum, Bapak Instruktur/ dosen dan teman teman semuanya..
Salam pedagogis
Dalam pembelajaran konstruktivistik guru berperan agar proses pengkonstruksian belajar
oleh siswa berjalan lancar dalam arti guru membantu siswa membentuk pengetahuannya
sendiri. Sedangkan siswa harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep
dan memberi makna tentang hal – hal yang sedang dipelajarinya.
Berdasarkan penerapan layanan BK di sekolah adalah dengan cara bimbingan kelompok yang
di ikuti dengan tindak lanjut dari hasil bimbingan kelompok sebagai tugas atau bentuk nyata
dari komitmen peserta didik yang mengikuti bimbingan kelompok yang telah termotivasi
untuk menjalankan apa yang dihasilkan dari bimbingan kelompok.
Misalnya guru mengawalinya dengan melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok dengan
topic “berani berwirausaha” untuk terlebih dahulu mengajak sekaligus membangkitkan
pemahaman dan semangat siswa untuk berani berwirausaha dan mengembangkan langkah –
langkah bersama untuk menangani permasalahan dalam memulai suatu usaha. Satelah
berhasil merangkum proses dan hasil yang di capai.
Nah guru bisa memancing siswa untuk melaksanakan tindak lanjut dari hasil layanan
bimbingan kelompok tersebut. Dengan cara mendorong siswa untuk mulai membuat produk
berupa makanan ringan, minuman, aksesoris dll (sesuai bidang keahlian masing – masing)
untuk dijual di jam istirahat sekolah sebagai tindak lanjut dari kegiatan bimbingan kelompok
yang sudah dilaksankan. Dengan cara ini siswa akan aktif melakukan kegiatan, menyiapkan
keberanian dan berfikir kreatif untuk menyusun bagaimana mensukseskan suatu usaha
mereka. Dan imbalan dari kegiatan ini adalah bukan cuma nilai semata, namun yang lebih
penting adalah siswa akan menjadi paham secara langsung bagaimana berwirausaha sehingga
bisa sukses nantinya setelah lulus sekolah. Nah guru bimbingan konseling bisa memfasilitasi
dan mencatat perkembangan siswa dari bimbingan kelompok hingga tindak lanjut nyata yang
sudah diwujudkan oleh siswa

4. M3 KB4
Salam Pedagogis!
Semoga Bapak dan Ibu senantiasa semangat dan selalu sehat selama mengikuti proses PPG
ini.
Bapak dan Ibu telah mempelajari konsep dan aplikasi teori humanistik dalam konteks
pembelajaran di sekolah. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa teori humanistik memang
telah mewarnai arah dan praktik pembelajaran dan pelayanan bimbingan konseling di sekolah
pada banyak negara. Salah satu keunggulan teori humanistik adalah pandangannya yang
positif dan sangat mempercaya sisi kemanusiaan dari setiap individu bahwa setiap orang pada
dasarnya selalu berupaya menjadi lebih kompleks atau baik melalui proses aktualisasi.
Sayangnya, banyak pendidik dan bahkan konselor menjadi mengkritik teori humanistik saat
menghadapi siswa-siswa yang beresiko, seperti siswa yang rawan DO, pelaku bully, tidak
disiplin, memiliki prestasi belajar yang rendah dan seterusnya. Mereka memandang bahwa
siswa yang beresiko tidak dapat dipercayai untuk dapat berkembang dan beraktualisasi.
Oleh karena itu, berdasarkan pengalaman Bapak dan Ibu selama memberikan pelayanan
bimbingan konseling, mari kita diskusikan:
Relevansi teori humanistik untuk diaplikasikan dalam memberi perlakuan kepada siswa yang
berresiko
Pandangan apa yang ideal tentang hakekat manusia (siswa) dalam memandang perilaku tidak
patut siswa yang perlu dimiliki konselor Indonesia
JAWAB
Assalamualaikum…
Bapak Ibu dosen dan teman – teman PPGJ 2019 Angkatan I ..
Berikut saya paparkan penjelasan saya mengenai topic yang sedang kita bahas ini :
1. Teori humanistic dianggap sukar diterjemahkan ke dalam langkah-langkah yang lebih
konkrit dan praktis. Namun sifat idealnya yaitu memanusiakan manusia. Berdasarkan
pengalaman saya dalam memberikan perlakuan kepada siswa beresiko, seorang guru harus
bisa pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan berpusat pada siswa (student centered ).
Dalam kasus ini guru perlu masuki dunia mereka ( peserta didik), dan bawa mereka ke dunia
kita (pendidik). Dalam arti sebagai pendidik, kita perlu memahami pola pikiran dan
karakteristik anak didik. Untuk itu kita perlu menyelami dunia mereka, apa yang mereka
butuhkan dan apa yang mereka inginkan. Dengan begitu maka pendidik dapat menentukan
strategi agar pembelajaran dapat terlaksana dan tujuan dapat tercapai.
Dalam layanan bimbingan dan konseling ada layanan yang terencana seperti bimbingan
kelompok, konseling individu, konseling kelompok dan lain sebagainya. Namun diluar itu
guru BK bisa melaksanakan pendekatan – pendekatan yang tidak terencana ( tidak kaku)
untuk bisa mengenal siswa, memahami, dan berusaha akrab dengan siswa yang beresiko
tersebut. Setelah guru BK sudah menjadi teman, orang terpercaya, sahabat ( orang yang di
anggap orang dalam bagi siswa) sampai guru BK memahami motif kenapa siswa beresiko
tersebut bisa seperti itu sekaligus menemukan cara untuk membawanya kembali ke jalan
yang benar. Kemudian guru BK dengan cara yang bersahabat dan tepat, perlahan – lahan
berusaha untuk membawa siswa kearah yang lebih baik lagi. Bahkan bila guru BK dapat
membuat bimbingan yang bermakna dan berkesan bagi siswa, siswa akan terus ingin
dibimbing oleh guru BKnya sekaligus merubah perilakunya sendiri.
2. Pada hakekatnya manusia itu bukanlah batu artinya kelakuan manusia dapat berubah.
Perubahan perilaku manusia tergantung penerimaannya terhadap pelajaran yang tersedia.
Manusia tidak mau berubah karena dia masi memiliki keyakinan kuat akan pemahamannya.
Nah untuk menangani masalah perilaku tidak patut siswa. Guru BK perlu menemukan kunci
agar siswa mau menerima pelajaran baru yang lebih baik untuk dia dan meninggal
pemahaman lama yang tidak baik dan merusaknya. Namun saya memahami bahwa guru
bukan lah tenaga yang ajaib. Namun usaha guru dalam mendidik siswa akan membuat siswa
luluh dan dari niat tulus guru itu Allah pasti akan memudahkannya.
Danging kuweni di bungkus ketupat
Ada preman punya adek angkat
Kini daring sudah memasuki modul 4
Semoga teman teman tetap kuat dan semangat

TIAP HARI ADA BARANG BARU .. KLIK GAMBAR UNTUK BELANJA

Modul 4 Karakteristik Peserta Didik


1.M4 KB1
Salam pedagogia Bapak/Ibu, semoga senantiasa sehat dan semangat mengikuti daring ini.
Pendidik memiliki tanggung jawab untuk membantu keberhasilan peserta didik dalam proses
pembelajaran. Salah satu langkah awal untuk merancang strategi pembelajaran dan pelayanan
yang efektif dengan cara memahami karakteristik peserta didik. Karakteristik peserta didik
dapat ditinjau dari gender, etnik, usia, kultural, status sosial, dan minat.
Mari kita diskusikan, berdasarkan pengalaman Bapak/Ibu dalam memberikan pelayanan BK,
strategi/teknik apa yang pernah dilakukan untuk mengidentifikasi dan memahami
karakteristik peserta didik? Mohon dijelaskan kelebihan dan keterbatasan strategi tersebut.
Bapak/Ibu, dapat memberikan reply/balasan pada topik/thread saya ini. Bapak ibu saya harap
juga dapat memberikan reply/balasan dari jawaban teman lain agar diskusi dapat semakin
aktif. Terima kasih.

JAWAB
Asalamualaikum, Ibu Sinta dan teman teman PPGJ 2019 Angkatan I yang sedang daring ….
Teknik apa yang pernah dilakukan untuk mengidentifikasi dan memahami karakteristik
peserta didik yang dilakukan adalah
1. wawancara
Kelebihannya yaitu melalui tatap muka langsung, dapat memberikan peluang untuk menggali
informasi tentang peserta didik dan terbinanya hubungan baik diantara pewawancara dengan
siswa. Sedangkan kekurangannya butuh waktu dan kerja ekstra untuk dalam menggali,
mencatat dan menganalisa setiap jawaban individu dan hasil wawancara.
2. Observasi
Kelebihannya yaitu observasi dapat memberikan data yang tidak diperoleh dari instrumen
lain. Namun observasi memerlukan waktu panjang , apabila ingin mendapatkan gambaran
yang menyeluruh tentang siswa dan kesimpulan dan hasil analisis observasi seringkali lebih
bersifat subyektif.
3. AUM Umum
Kelebihannya ialah dapat dilakukan secara individual, kelompok, maupun klasikal, sehingga
guru BK dalam waktu singkat dapat memperoleh data yang banyak. Namun kelemahannya
yaitu AUM UMUM membutuhkan waktu yang banyak untuk pengolahan hasil, sebagai
konsekuensi dari banyaknya jumlah bidang masalah yang tersedia.
4. Sosiometri
Kelebihan dari sosiometri yang mernah diterapkan adalah informasi tentang fungsi siswa
dalam kelompok yang dihasilkan oleh sosiometri objektif sebab bersumber dari banyak
siswa. Namun pada penerapannya sosiometri hanya dapat diterapkan pada kelompok peserta
didik yang sudah saling mengenal dalam waktu yang cukup tidak bisa diterapkan pada siswa
baru
5. Angket
Pada penerapannya angket merupakan metode yang praktis karena dapat dipergunakan untuk
mengumpulkan data kepada sejumlah siswa dalam jumlah yang banyak dan waktu yang
singkat. Namun kekurangannya yaitu sulit untuk mendapat jaminan bahwa siswa akan
memberikan jawaban yang sesuai kenyataan dan pertanyaan atau pernyataan dalam angket
dapat saja ditafsirkan salah oleh siswa.
6. Outobiografi
Pada penerapannya kelebihannya yaitu data yang dikemukakan oleh siswa dapat merupakan
data autentik. Hal ini didasarkan pada asumsi, bahwa konseli merupakan orang yang paling
tahu tentang dirinyaa sendiri. Namun dalam penerapan outobiografi seorang konseli
cenderung tidak menceritakan kekurangan yang ada pada dirinya.
7. Studi Dokumenter
Kelebihannya yaitu data yang diperoleh adalah data yang tidak direkayasa. Sedangkan
kekurangannya isinya biasanya hanya berupa informasi yang kurang lengkap.
Itulah sebagian beberapa teknik yang dilakukan untuk memahami siswa pada dasarnya setiap
teknik memiliki kelebihan dan kekurangannya namun bila di kaitkan satu sama lain. Guru BK
bisa mendapatkan pemahaman yang riil dari karakteristik peserta didik

2.M4 KB2
Salam pedagogia, Bapak/Ibu, semoga senantiasa sehat dan semangat mengikuti daring ini.
Ada beberapa teknik untuk mendeteksi kemampuan awal peserta didik yang dalam
pelaksanaannya melibatkan/ berkolaborasi dengan pihak lain. Mohon diceritakan pengalaman
Bapak/Ibu tentang bentuk kerja sama dan tindak lanjut dengan pihak lain (misal guru mata
pelajaran atau orang tua) setelah mendapatkan informasi kemampuan awal peserta didik.
Bapak/Ibu, dapat memberikan reply/balasan pada topik/thread saya ini. Bapak ibu saya harap
juga dapat memberikan reply/balasan dari jawaban teman lain agar diskusi dapat semakin
hidup. Terimakasih.
JAWAB
Asalamualaikum, Ibu dan teman – teman PPGJ Angkatan I…
Konselor dan guru adalah mitra kerja dalam melaksanakan tugas – tugas pendidikan di
sekolah. Hubungan kemitraan antara konselor dengan guru bisa dilakukan diantaranya adalah
dalam hal kegiatan alih tangan. Misalnya guru mendapati ada siswa semangat dan prestasi
belajarnya menurun.
Kemudian guru mengalih tangankan permasalahan siswa tersebut untuk mendapat
penanganan menggunakan pendekatan bimbingan konseling. Berdasarkan informasi dari guru
kelasnya bahwa siswa ini sering lebih banyak diam di kelas dan kurang aktif mengikuti
pelajaran. Selain itu dia juga jarang masuk kesekolah tanpa keterangan. Padahal sebelumnya
siswa ini adalah siswa yang aktif dan memiliki prestasi belajar yang cukup baik yaitu pernah
mendapat rengking 5 di kelas.
Setelah saya menerima dan menangani siswa tersebut menggunakan pendekatan bimbingan
konseling, ternyata siswa tersebut sedang mangalami masalah dalam keluarganya yang mana
bapaknya pergi jauh mendapat tugas pekerjaan yang sangat lama sementara ibunya sibuk
bekerja dan dia merasa kesepian. Setelah konselor memberi layanan BK beberapa kali namun
berdasarkan pantauan, tidak menemukan perubahan yang signifikan. Kemudian konselor
mengambil langkah lain yaitu mengundang orang tua (ibu) siswa untuk ikut memahami
permasalahan anak dan melakukan tindakan pertolongan agar anak kembali semangat dan
meningkatkan prestasi belajarnya. Nah, setelah masalah siswa tertangani untuk penanganan
lebih lanjut yang terkait dengan pengajaran/latihan khusus (seperti pengajaran/pelatihan
perbaikan, program pengayaan) kemudian konselor mengalih tangankannya kepada guru
kelasnya.
Berdasarkan pemantauan selanjutnya siswa menjadi lebih dewasa dan terus memperbaiki
prestasi belajarnya di kelas.
Demikianlah cerita singkat dari saya Walamualaikum Wr, Wb.

3. M4 KB3
Salam pedagogia Bapak/Ibu, semoga senantiasa sehat dan semangat mengikuti daring ini.
Peserta didik memiliki kecerdasan majemuk bervariasi yang berimplikasi terhadap strategi
pengembangannya. Berdasarkan pengalaman Bapak/Ibu, uraikanlah strategi pelayanan BK
seperti apa yang sudah Bapak/Ibu lakukan untuk memfasilitasi pengembangan kecerdasan
majemuk peserta didik?
Bapak/Ibu, dapat memberikan reply/balasan pada topik/thread saya ini. Bapak ibu saya harap
juga dapat memberikan reply/balasan dari jawaban teman lain agar diskusi dapat semakin
hidup. Terimakasih.
JAWAB
Asalamu’alaikum, Salam pedagogia Ibu Dosen dan teman – teman PPGJ 2019 Angkatan I.
Adapun strategi pelayanan BK untuk memfasilitasi pengembangan kecerdasan majemuk
peserta didik yaitu:
a. Guru bimbingan konseling menggali informasi mengenai kecerdasan majemuk siswa
dengan observasi, wawancara, studi documenter, angket, dan lain sebagainya
b. Guru bimbingan dan konseling memberikan layanan informasi agar siswa mengetahui dan
memahami apa yang dimaksud kecerdasan majemuk itu dan juga mengetahui bagaimana
intelegensi itu berpengaruh pada kehidupannya
c. Guru bimbingan dan konseling memberikan arahan dan bimbingan dalam membantu siswa
memahami dirinya
e. Memberikan layanan konseling yang berorientasi pada dukungan terhadap pemenuhan
kebutuhan anak berbakat untuk tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan
potensi dan kondisinya.
f. Guru bimbingan mengajak orang tua untuk berkerjasama. Jadi, orang tua juga mulai
menyadari potensi apa yang kamu miliki. Lalu, orang tua akan dapat memberikan sarana dan
prasarana yang bisa menunjang pengembangan potensi dirimu
g. Menjalin kerjasama dengan wali kelas dan para guru bidang studi dalam menciptakan
strategi dan gaya belajar yang menarik dan membantu mengoptimalkan potensi siswa.
h. Mengadakan layanan bimbingan konseling secara individu atau kelompok untuk
memberikan dorongan dalam mengembangkan potensi diri siswa. Agar cita – cita siswa
tercapai sesuai kemampuan.
i. Memberikan pelakuan terhadap anak dengan berkonsentrasi pada pencegahan akan
terjadinya persoalan yang akan muncul di kemudian hari. Adapun strategi yang sering
dijadikan pilihan diantaranya: perencanaan akademik yang sesuai mencegah perkembangan
kelainan perilaku, mencegah underachievement, mencegah konflik sosial/akademik, menaruh
perhatian terhadap kebutuhan afektif terhadap populasi khusus, perencanaan karir, dan
menghindari dampak terhadap keluarga. Bisa diterapkan dengan layanan penempatan dan
penyaluran, layanan konsultasi, konseling individu
j. Perkembangan kecerdasan juga dapat dilakukan dengan teknik “konseling sebaya”/ “tutor
sebaya”. caranya guru memfasilitasi siswa dengan memberikan arahan kepada siswa yang
lain, yang bisa dipercaya yaitu anak yang termasuk aktif atau superaktif untuk membimbing
dengan anak yang pendiam atau anak yang memiliki kecerdasan interpersonal yang rendah,
Pembimbing di dalam kelompok dapat bergantian tergantung pada kecerdasan apa yang akan
dikembangkan
k. Melaksanakan bimbingan berbasis bermain peran untuk mengembangkan kecerdasan
interpersonal siswa
l. observasi untuk memantau dan mencatat perkembangan dari hasil layanan bimbingan
konseling kepada siswa
Itu dari saya Assalamualaikum wr.wb.

OPEN ORDER .. KLIK GAMBAR UNTUK BELANJA


Modul 5: Strategi Pembelajaran
1.M5 KB1
Salam pedagogia Bapak/Ibu, semoga senantiasa dilancarkan semua aktivitas Bapak/Ibu.
Terdapat beberapa macam model pembelajaran, misalnya model coperative learning, problem
based learnig, project based learning, atau role play.
Mari kita diskusikan bersama, kita fokuskan pada model coperative learning (jig saw dan
group investigation). Dari dua tipe tersebut, jig saw dan group investigation, mana menurut
Bapak/Ibu yang lebih cocok diterapkan dalam layanan BK. Mengapa memilih dan bagaimana
penerapan konkritnya?
Saya berharap semua berpatisipasi aktif, dan saling memberikan tanggapan.
JAWAB

Asalamualaikum, Bapak dan teman – teman PPGJ I 2019 semuanya dimana pun teman –
teman berada saat ini …
Untuk melaksanakan layanan yang lebih variatif sehingga pelayanan BK tidak di persepsikan
siswa “itu itu saja”. Menurut saya baik model Jig saw dan grop investigation bisa saja
diadaptasikan dengan layanan bimbingan dan konseling. Namun jika disuruh memilih
menurut saya model jig saw cocok untuk disandingkan dengan layanan bimbingan klasik.
Karena bimbingan klasikal merupakan kegiatan layanan yang diberikan kepada sejumlah
peserta didik/konseli dalam satu rombongan belajar dan dilaksanakan di kelas dalam bentuk
tatap muka antara guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan peserta didik/konseli.
Adapun metode yang biasa diterapkan dalam bimbingan klasikal antara lain diskusi, bermain
peran, dan ekspositori. Nah dilihat dari karakteristik bimbingan klasikal dan berdasarkan
karakteristik / prosedur penerapan jigsaw yang saya baca di modul serta melihatnya video.
Sangat cocok bila jig saw diterapkan dalam bimbingan klasikal untuk menciptakan suasana
bimbingan yang lebih hidup.
Adapun bentuk penerapannya yaitu:
A. Tahap Awal
Pedahuluan
1. Membuka dengan salam dan berdoa

2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya,
ice breaking)
3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
4. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik

B. Tahap Inti
1. Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
3. Guru BK menjelaskan tentang bentuk kelompok yang akan dibuat dan mengajak untuk
siswa membentuk kelompok
4. Guru memberi materi berikut lembar kerja ahli kepada kelompok asal
5. Guru mengajak masing – masing kelompok ahli untuk membahas materi yang sudah
dibagikan
6. Guru mengajak setiap anggota kelompok ahli untuk kembali dan bergabung ke kelompok
asal (home team) di mana setiap anggota menjelaskan dan menyusun (menyimpulkan) materi
masing-masing bersama anggota lain dalam kelompoknya
7. Guru BK mengajak agar seorang atau dua orang perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya kepada kelompok lain
8. Guru memberi tanggapan, koreksi serta bimbingan terhadap hasil yang telah
dipresentasikan pesert didik

C. Tahap Penutup
1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
2. Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam

2. M5 KB2
Salam pedagogia Bapak/Ibu, semoga senantiasa dilancarkan semua aktivitas Bapak/Ibu.
Pada diskusi KB 1, kita telah mendiskusikan bersama tentang model pembelajaran dan
penerapannya pada pelayanan BK.
Kali ini masih berkaitan, mari kita diskusikan tentang media pembelajaran apa yang dapat
menunjang model pembelajaran coperative learning dengan tipe jig saw atau group
investigation. Berikan alasan mengapa memilih media pembelajaran tersebut dan bagaimana
pengaplikasiannya.
Saya sangat berharap Bapak/Ibu dapat memunculkan media pembelajaran yang kreatif, yang
dapat menginspirasi Bapak/Ibu lainnya/
JAWAB
Assalamualaikum, Bapak Dosen dan teman teman PPGJ I 2019
Salam Daring … semoga tetap kuat
Menurut saya tentang media apa yang dapat menunjang model pembelajaran yang dimaksud
adalah tergantung materi apa yang ingin diberikan kepada siswa. Tujuan pelajaran apa yang
ingin dicapai serta bagaimana karakteristik siswa dan kondisi lingkungan sekitar.
Misalnya guru ingin menerapkan pembelajaran berbasis website atau e-learning akan tetapi
siswa tidak mampu menggunakan computer, tidak punya smartphone, tidak mampu
menggunakan internet dan kondisi lingkungannya masih serba tradisional. Maka media
tersebut tidak bisa dipakai.
Jadi guru harus mempertimbangkan dulu media apa yang cocok untuk digunakan.
Contohnya guru ingin melaksanakan bimbingan klasikal model jig saw pada sebuah sekolah
di kota. Dengan materi bimbingan my goal and career di perguruan tinggi pada siswa kelas
12 SMA
Adapun medianya yaitu

1. Laptop dan Lcd proyektor untuk menapilkan media slide power point dan atau video yang
berhubungan dengan materi layanan bimbingan klasikal. Alasan pengunaan media ini adalah
untuk memudahkan guru untuk menampilkan materi kepada siswa
2. Guru BK bisa memanfaatkan media smartphone yang dimiliki siswa karena semua siswa
SMA di kota sudah akrab sama yang namanya smartphone. Alasannya untuk memudahkan
siswa dalam mencari sumber refrensi dan untuk mendukung kegiatan bimbingan terkait
materi yang akan dibahas.
Adapun cara pengaplikasiannya yaitu :
Tahap Inti
1. Guru BK menjelaskan dan menayangkan materi dengan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
3. Guru BK menjelaskan tentang bentuk kelompok yang akan dibuat dan mengajak untuk
siswa membentuk kelompok
4. Guru memberi materi berikut lembar kerja ahli kepada kelompok asal
5. Guru mengajak masing – masing kelompok ahli untuk membahas materi yang sudah
dibagikan dengan menggunakan smartphone yang dimiliki siswa untuk mencari informasi
sesuai sub materi tentang perguruan tinggi dan my goal and career yang dibagikan kepada
masing – masing kelompok ahli
6. Guru mengajak setiap anggota kelompok ahli untuk kembali dan bergabung ke kelompok
asal (home team) di mana setiap anggota dalam kelompok asal bersama-sama menjelaskan
dan menyusun (menyimpulkan) materi masing-masing tentang my goal and career di
perguruan tinggi di dalam kelompok asalnya
7. Guru BK mengajak agar seorang atau dua orang perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya kepada kelompok lain
8. Guru memberi tanggapan, koreksi serta bimbingan terhadap hasil yang telah
dipresentasikan pesert didik

3. M5 KB3
Salam pedagogia Bapak/Ibu, semoga senantiasa dilancarkan semua aktivitas Bapak/Ibu.
Pada diskusi KB 1 dan KB 2, kita telah mendiskusikan bersama tentang model pembelajaran
dan penerapannya pada pelayanan BK serta media yang sesuai.
Kali ini masih berkaitan, mari kita diskusikan tentang pengembangan materi layana apa yang
dapat menunjang model pembelajaran coperative learning dengan tipe jig saw atau group
investigation. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan materinya?
Saya sangat berharap Bapak/Ibu dapat memunculkan ide yang kreatif, yang dapat
menginspirasi Bapak/Ibu lainnya/
JAWAB
Assalamualaikum wr wb. Bapak Dosen dan teman-teman PPGJ 2019 ..
Semoga kita dilancarkan dan dimudahkan dalam semua aktivitas kita. Aamiin..
Guru BK bisa mengembangkan materi layanan tentang HIV dan AIDS pada peserta didik
tingkat SMA dalam model cooperative learning teknik jigsaw dalam layanan bimbingan
klasikal. Dengan menggunakan power point, video, lembar kerja siswa dan online agar siswa
bisa mengakses bahan belajar yang dibuat guru di blog guru atau di akun youtube guru
mengenai HIV dan AIDS.
Kegiatan perlakuan yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan pemahaman siswa
mengenai HIV AIDS dilakukan sesuai dengan prosedur yang sudah ada. Adapun bentuk
pengembangannya yaitu:
1. Guru menjelaskan materi HIV dan AIDS menggunakan power point dan menunjukkan
video yang berkaitan dengan materi. Tidak lupa guru juga menjelaskan cara dan proses
pengelompokan siswa dalam kegiatan bimbingan model cooperative learning teknik jigsaw
kepada siswa
2. Guru mengelompokkan siswa dalam kelompok jigsaw lalu diberikan materi yang berbeda.
Kemudian, siswa bersatu dalam kelompok ahli (dengan materi yang sama) materi dan bahan
bisa siswa peroleh dari blog guru atau channel youtube guru menggunakan smartphone
masing – masing. Dalam kelompok ahli ini siswa menuangkan segala pemikiran,
pendapatnya mengenai materi HIV AIDS di lembar kerjanya.
Adapun materi yang di bahas yaitu pengertian HIV AIDS, sejarah HIV AIDS, perjalanan
virus HIV AIDS, penularan HIV AIDS, gejala HIV AIDS dan dampak HIV AIDS.
3. Setelah dikusi pada kelompok ahli selesai. Masing - masing siswa membawa hasil
diskusinya dan kembali bergabung ke kelompok asal. Kemudian masing – masing kelompok
asal berdiskusi, meringkas, menyusun, laporan di lembar kerja dan persentasi materi tentang
HIV dan AIDS di depan kelas.
4. Saat setelah presentasi selanjutnya membuka tanya jawab antara kelompok presentasi dan
siswa yang lain
5. Setelah semua kelompok presentasi guru memberi arahan lebih lanjut, membimbing siswa,
sekaligus mengapresiasi hasil kerja siswa. Kemudain guru mengajak semua siswa
menyimpulkan materi tentang HIV dan AIDS.
Khususnya dengan materi HIVAIDS. Pemberian informasi melalui cooperative learning
teknik jigsaw ini dapat merangsang siswa untuk lebih terlibat di dalam kelompok, karena
melalui diskusi siswa dapat bekerjasama, mengemukakan pendapat, dan bertanya sehingga
siswa lebih paham terhadap materi yang diberikan. Siswa juga lebih dapat mengeksplor dan
leluasa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari teman sekelompoknya. Disamping itu,
diperlukan peran dan kepekaan guru bimbingan dan konseling dalam proses perlakuan
dengan memperhatikan setiap diskusi dalam kelompok.

4.M5 KB4
Salam pedagogia Bapak/Ibu, semoga senantiasa dilancarkan semua aktivitas Bapak/Ibu.
Pada diskusi KB 1, KB 2 dan KB 3, kita telah mendiskusikan bersama tentang model
pembelajaran dan penerapannya pada pelayanan BK, media yang sesuai serta pengembangan
materi layanannya.
Kali ini masih berkaitan, mari kita diskusikan tentang pengembangan rencana pelaksaaan
layanan bimbingan dan konseling (RPLBK) yang dapat menunjang model pembelajaran
cooperative learning dengan tipe jig saw atau group investigation. Bagaimana langkah-
langkah menyusun rencana pelaksaaan layanan bimbingan dan konseling (RPLBK) ?
Saya sangat berharap Bapak/Ibu dapat memunculkan ide yang kreatif, yang dapat
menginspirasi Bapak/Ibu lainnya/
JAWAB
Asalamualaikum, Bapak Dosen dan teman – teman PPGJ 1 2019
Salam Daring, semoga kita diberi kemudahan dan kelanjaran dalam menjalankan semua
aktivitas kita .. Aamiin
Pengembangan rencana layanan BK model jig saw. Misalnya bimbingan klasikal teknik jig
saw, adapun langkah – langkah pengembangan RPLBK bimbingan klasikal model
cooperative learning tipe jig saw yaitu
1. Menyiapkan bahan yakni silabus, buku-buku materi bimbingan, sintaks dari model –
model bimbingan yang dipilih, menginvestasi sumber belajar lain, yang mungkin dapat
digunakan
2. Guru memahami karakteristik perserta didik, kondisi sarana prasarana sekolah dan
menyesuaikannya dengan RPL yang akan dilaksanakan
3. Guru BK mengkaji dan menyesuaikan RPL yang akan dikembangkan dengan standar
kompetensi kemandian (SKK), menganalisis silabus, program BK yang telah disusun, materi
bimbingan yang menunjang pencapaian SKK, bidang layanan (bimbingan klasikal),
menentukan fungsi dan tujuan layanan , menentukan sasaran layanan, metode/ teknik
bimbingan (cooperative learning tipe jig saw), alat/ media, mengembangkan kegiatan
pembelajaran, penjabaran jenis penilaian, menentukan alokasi waktu, menentukan sumber
belajar.
4. Membuat langkah bimbingan dengan model cooperative learning tipe jig saw. misalnya
yaitu
I. Pembuka (orientasi): menyiapkan peserta didik, memberi motivasi, menjelaskan SKK dan
sebagainya
II. Tahap Inti: Adapun langkahnya yaitu (a) Guru BK menayangkan media slide power point
yang berhubungan dengan materi layanan. (b) Peserta didik mengamati slide pp yang
berhubungan dengan materi layanan. (c) Guru BK menjelaskan tentang bentuk kelompok
yang akan dibuat dan mengajak untuk siswa membentuk kelompok. (d) Guru memberi materi
berikut lembar kerja ahli kepada kelompok asal. (e) Guru mengajak masing – masing
kelompok ahli untuk membahas materi yang sudah dibagikan. (f) Guru mengajak setiap
anggota kelompok ahli untuk kembali dan bergabung ke kelompok asal (home team) di mana
setiap anggota menjelaskan dan menyusun (menyimpulkan) materi masing-masing bersama
anggota lain dalam kelompoknya. (g) Guru BK mengajak agar seorang atau dua orang
perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya kepada kelompok lain. (h)
Guru memberi tanggapan, koreksi serta bimbingan terhadap hasil yang telah dipresentasikan
pesert didik.

III. Penutup: guru bersama peserta didik melakukan refleksi


5. Guru menyusun dan mengembangkan rencana penilaian proses bimbingan dan hasil
layanan BK melalui laiseg, laijapang

Bangun pagi langsung jualan sarapan bubur


Tidak lupa siapkan kantung buat metik anggur
Bapak Ibu Dosen maaf kalau kaget jika lihat jawabannya ngaur
Karena rasanya saya lelah dan ngantuk pengen tidur

TIAP HARI ADA BARANG BARU ... KLIK GAMBAR UNTUK BELANJA

MODUL 6: PENILAIAN HASIL BELAJAR


1. M6 KB1
MATERI DISKUSI
Urgensi evaluasi dalam pelaksanaan bk perlu menjadi kompetensi yg harus dkuasai bagi
calon konselor profesional dalam menjalankan tugas pokok pasca implementasi pelayanan.....
1).tunjukkan asumsi2 yg melatar belakangi....
2). Tunjukkan perbedaan konsep antara penilaian, evaluasi dan pengukuran dalam bidang
BK dan bagaimana hirarkinya
3.) Apakah saudara terbiasa melakukan vevaluasi BK
4). Bagaimana proses akuntabilitas BK

JAWAB
Asalamualaikum Wr. Wb. Bapak Ibu dosen dan teman teman PPGJ 1 2019 ..SEMOGA
DIBERIKAN KEMUDAHAN DAN KELANJARAN DALAM BERBAGAI AKTIVITAS
KITA …
Asumsi - asumsi yg melatar belakangi urgensi evaluasi dalam pelaksanaan bk yaitu
a. Evalusi BK sebagai umpan balik kepada guru pembimbing (konselor) untuk memperbaiki
atau mengembangkan program bimbingan dan konseling.
b. Evaluasi BK penting untuk memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru
mata pelajaran, dan orang tua siswa tentang perkembangan siswa agar secara bersinergi atau
berkolaborasi meningkatkan kualitas implementasi program BK di sekolah
c. Evaluasi BK untuk mengetahui keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian tujuan dari
program yang telah ditetapkan
d. Evaluasi BK merupakan cara untuk mengetahui kemajuan program bimbingan dan
konseling atau subjek yang telah memanfaatkan layanan bimbinga dan konseling.
e. pentingnya evaluasi BK karena untuk mengetahui tingkat efesiensi dan efektifitas strategi
pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu
tertentu
- Perbedaan konsep antara penilaian, evaluasi dan pengukuran dalam bidang BK dan
bagaimana hirarkinya
Pengukuran adalah membandingkan hasil tes dengan standar yang ditetapkan. Pengukuran
bersifat kuantitatif atau dalam kata lain berdasarkan angka-angka.
Sedangkan menilai adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil
pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan.
Penilaian bersifat kualitatif. Penilaian pada umumnya digunakan untuk menentukan nilai atau
kualitas dari objek pelayanan bimbingan dan konseling.
Evaluasi lebih komprehensif dari pada pengukuran maupun penilaian. Pengukuran hanya
dibatasi pada deksripsi kuantitatif tanpa disertai deskripsi kualitatif dan pertimbangan nilai.
Evaluasi mencakup keseluruhan aspek kuantitatif dan kualitatif serta disertai pertimbangan
nilai. Evaluasi dapat juga dipandang sebagai proses penafsiran (interpretasi) serta pembuatan
keputusan berkenaan dengan informasi assessment. Perbedaan lain antara penilaian dan
evaluasi dari literatur yang penyusun baca yakni terletak pada ruang lingkupnya. Evaluasi
lebih makro, luas dan menyeluruh serta mencakup keseluruhan komponen dan keterkaitan
antara komponen-komponen tersebut apabila dibandingkan dengan penilaian/assessment.
Pengukuran, penilaian, dan evaluasi merupakan suatu bentuk hierarki kegiatan yang harus
dilakukan oleh pendidik termasuk guru bimbingan dan konseling. Ketiganya merupakan
salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan bimbingan dan konseling. Berbagai
data yang diperoleh dari proses di atas merupakan bahan bagi guru bimbingan dan konseling
dalam mengambil keputusan yang tentunya harus didasarkan atas data objektif dan intrepetasi
data yang akurat.
Untuk melakukan evaluasi maka awalnya perlu dilakukan pengukuran. Setelah diperoleh
data-data yang berbentuk angka (pengukuran) maka perlu diberikan penilaian. Contohnya
seorang guru Bimbingan dan Konseling mengamati siswa A membuang sampah di halaman
sekolah sebanyak 3 kali (pengukuran), berdasarkan patokan nilai apa yang dilakukan siswa A
tergolong salah (penilaian), guru BK mencari tahu penyebab siswa A membuang sampah
sembarangan dan memutuskan untuk memberikan pengertian kepada siswa tersebut baik
secara individual, kelompok maupun klasikal untuk menjaga kebersihan sekolah (evaluasi).

Feedback dari Intruktur/Dosen :


Agar lebih memeperdalam pemahaman tentang evaluasi .... dalam rangka secara
kontinyu mmampu memperbaiki layanan dan program BK yg diselenggarakan guru BK
sbg kompetensi professional,tingkatkan kompetensi pemahaman tentang evaluasi terutama
pada layanan BK dan program BK

2. M6 KB2
1.Kegiatan evaluasi baru bisa dilakukan setelah adanya data pengukuran, penilaian proses
dan hasil layanan
Tunjukkan pemikiran saudara
2. mengapa penilaian otentik (Authentic Assessment) diperlukan dalam program BK dan
layanan BK serta bagaimana cara menentukan penilaian otentik pada komponen proses dan
hasil layanan, terutama pd layanan klasikal,
3.Dalam BK, evaluasi proses layanan dan hasil layanan tidak hanya difokuskan pada aspek
aspek afektif dan psikomotorik. Bilamana aspek kognitif perlu dilakukan evaluasi pada
layanan BK?
4. Bagaimana cara mengembangkan model penilaian otentik dalam program BK
JAWAB
Asalamualaikum wr wb, Intruktur / Dosen
dan teman – teman PPGJ 2019 yang lagi daring jangan sampai telat makan ya teman - teman
semoga tetap sehat, semangat, dan ceria.

(1) Kegiatan evaluasi baru bisa dilakukan setelah adanya data pengukuran, penilaian proses
dan hasil layanan.
Pelaksanakan evaluasi program bimbingan dan konseling juga ada beberapa langkah yang
perlu di laksanakan oleh guru atau konselor, diantaranya ialah :
1. Merumuskan masalah atau beberapa pertanyaan. Pada fase ini terdiri dari kegiatan
penyusunan kisi-kisi evaluasi. Karena tujuan evaluasi secara umum adalah untuk
memperoleh data yang diperlukan untuk mengambil keputusan, maka guru perlu
mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan hal-hal yang akan dievaluasi.
2. Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul data. Dalam fase kedua ini
dilakukan dengan memilih alat-alat/instumen evaluasi yang ada atau menyusun dan
mengembangkan alat-alat evaluasi yang diperlukan untuk memperoleh data yang diperlukan,
yaitu mengenai tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian program, maka konselor perlu
menyusun instrumen yang relevan dengan kedua aspek tersebut.
3. Mengumpulkan dan menganalisis data. Dalam fase pelaksanaan evaluasi ini, guru
melaksanakan kegiatan evaluasi sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
4. Melakukan tindak lanjut. Berdasarkan temuan yang diperoleh, maka guru dapat dilakukan
kegiatan tindak lanjut. Kegiatan ini dapat meliputi dua kegiatan, yaitu (1) memperbaiki hal-
hal yang dipandang lemah, kurang tepat, atau kurang relevan dengan tujuan yang ingin
dicapai, dan (2) mengembangkan program, dengan cara merubah atau menambah beberapa
hal yang dipandang dapat meningkatkan kualitas atau efektivitas program.
(2) Mengapa penilaian otentik (Authentic Assessment) diperlukan dalam program BK dan
layanan BK serta bagaimana cara menentukan penilaian otentik pada komponen proses dan
hasil layanan, terutama pd layanan klasikal,
Karena untuk menilai peserta didik selama proses kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling berlangsung dan juga membandingkan keberhasilan pelaksanaan program dengan
standarstandar program yang telah ditetapkan sebelumnya
Caranya: Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan (bisa menggunakan istrumen observasi) proses yang terjadi:
1. Mengadakan refleksi
2. Sikap peserta didik dalam mengikuti kegiatan : (contoh :semangat/ kurang semangat/ tidak
semangat)
3. Cara peserta didik menyampaikan pendapat atau bertanya : sesuai dengan topik/ kurang
sesuai dengan topik/ tidak sesuai dengan topik
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan terhadap pertanyaan Guru Bimbingan dan
Konseling atau konselor: mudah dipahami/ tidak mudah/ sulit dipahami
3. Dalam BK, evaluasi proses layanan dan hasil layanan tidak hanya difokuskan pada aspek
aspek efektif dan psikomotorik. Bilamana aspek kognitif perlu dilakukan pada layanan BK?
Layanan BK Bimbingan Kelompok, karena dalam bimbingan kelompok terdapat teknik
bimbingan kelompok bermain peran dimana guru BK bisa melihat aspek kognitif peserta
didik dalam mengingat, meniru, dan mencontohkan.
Layanan bimbingan klasikal dimana guru BK bisa melihat kemampuan siswa dalam
menafsirkan sesuatu, menentukan impliksi – implikasi, merinci, membahas dan menjelaskan
dan aspek kognitif lainnya yang bisa di evaluasi oleh guru BK
4. Bagaimana cara mengembangkan model penilaian otentik dalam program BK.
a. Penyusunan Rencana Evaluasi.
Dalam kegiatan penyusunan rencana evaluasi, langkah awal yang harus dilakukan oleh guru
bimbingan dan konseling atau konselor yaitu :
1) Menentukan jenis data atau informasi yang dibutuhkan
2) menentukan alat pengumpul data yang digunakan
3) Sumber data atau informasi yang dapat dihubungi
4) Waktu pelaksanaan
5) Kriteria evaluasi

b. Pengumpulan Data.
Kegiatan pengumpulan data dan informasi dapat menggunakan metode-metode, seperti
observasi dan lainnya
c. Analisis dan Interpretasi Data.
Data dan informasi yang telah diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis. Tahapan analisis
ini sangat tergantung pada jenis data dan informasi yang telah diperoleh selama proses
pengumpulan data.
5. Kriteria Keberhasilan Program.
Dalam kegiatan evaluasi program bimbingan dan konseling, guru bimbingan dan konseling
atau konselor harus dapat memberikan kesimpulan akhir, apakah program maupun layanan
yang dilakukan berhasil atau tidak

Feedback dari Instruktur/Dosen:


untuk evaluasi aspek kognitif dilakukan pada saat evaluasi hasil berdasarkan dari
knowledge(pengetahuan) dan Understanding (Pemahaman) dari peserta didik terhadap
materi yang dikembangkan pada rpl bk.

Untuk instrumen proses dan hasil layanan ... tentukan dulu indikator evaluasinya. untuk
evaluasi proses mengarah kepada kapabilitas dari kondisi sumber daya dalam proses.
sedangkan untuk komponen hasil layanan evaluasi diarahkan pada peserta didik.

3. M6 KB3
Materi Diskusi M6, Kb3
Untuk menghasilkan instrument Instrumen evaluasi Layanan dan Program BK yang
berkualitas perlu perancangan yang sungguh2. Bagaimana upaya2 yg dilakukan mewujudkan
instrument berkualitas tsb
Perlukah pada komponen need asesemen lingkungan dilakukan evaluasi ? bagaimana
mengembangan instrument evaluasi pada komponen tsb.
Berikan konsep operasional cara mengembangkan instrument evaluasi layanan BK
berdasarkan Tema layanan klasikal yg akan saudara ujudkan dalam bentuk item2
pernyataan pada instrument proses layanan.
JAWAB
Asalamualaikum wr wb.. Bapak dan teman teman PPGJ Angkatan 1 2019 semua..
Semoga kita diberi kemudahan, kelancaran, kesehatan di segala aktivitas kita khusunya
diaktivitas kita yang sangat padat ini
1. Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan instrument berkualitas
Penyusunan tes dilakukan melalui tiga tahap yang perlu dilakukan, yaitu perencanaan tes,
penulisan tes dan analisis tes. Perencanaan tes dilakukan dengan langkah-langkah:
a. Menetapkan tujuan tes

b. Menetapkan hasil belajar yang akan diukur


c. Mempersiapkan tabel spesifikasi
d. Menetapkan isi materi tes
e. Menetapkan butir tes
f. Menyiapkan norma aturan
g. Mempersiapkan kunci scoring

Ada beberapa upaya – upaya umum yang bisa ditempuh dalam menyusun instrumen. yaitu:
Analisis variabel
Mengkaji variabel menjadi sub penilaian sejelas-jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa
diukur dan menghasilkan data yang diinginkan . Dalam membuat indikator variabel, dapat
menggunakan teori atau konsep-konsep yang ada dalam pengetahuan ilmiah yang berkenaan
dengan variabel tersebut, atau menggunakan fakta empiris berdasarkan pengamatan lapangan.
Menetapkan jenis instrumen untuk mengukur variabel
Satu variabel mungkin bisa diukur oleh atau jenis instrumen, bisa pula lebih dari satu
instrumen.
Setelah ditetapkan jenis instrumennya, menyusun kisi-kisi. Kisi-kisi ini berisi lingkup materi
pertanyaan, abilitas yang diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, waktu yang
dibutuhkan. Materi atau lingkup materi pertanyaan didasarkan pada indikator varibel.
Artinya, setiap indikator akan menghasilkann beberapa luas lingkup isi pertanyaan, serta
abilitas yang diukurnya. Abilitas dimaksudkan adalah kemampuan yang diharapkan dari
subjek yang dievaluasi. Misalnya kalau diukur prestasi belajar, maka abilitas prestasi tersebut
dilihat dari kemampuan subjek dalam hal pengenalan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
evaluasi. Atau bila diukur sikap seseorang, maka lingkup abilitas sikap kita bedakan aspek
kognisi, afeksi, dan konasinya.
Berdasarkan kisi-kisi tersebut kemudian guru menyusun item dan pertanyaan sesuai dengan
jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi. Jumlah pertanyaan bisa
dibuat lebih dari yang ditetapkan sebagai item cadangan. Setiap item yang dibuat peneliti
harus sudah punya gambaran jawaban yang diharapkan. Artinya, prakiraan jawaban yang
betul/diinginkan harus dibuat guru.
Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi instrumen,
misalnya membuang instumen yang tidak perlu, menggantinya dengan item yang baru, atau
perbaikan isi dan redaksi/bahasannya.
2. Perlukah pada komponen need asesemen lingkungan dilakukan evaluasi ? bagaimana
mengembangan instrument evaluasi pada komponen tsb.
Perlu, karena metode Need Assessment dibuat untuk bisa mengukur tingkat kesenjangan
yang terjadi dalam pembelajaran siswa dari apa yang diharapkan dan apa yang sudah didapat.
Adapun
langkah-langkah pengembangannya dalam melakukan penilaian terhadap kebutuhan (Needs
Assessment) sebagai berikut :
1. Tahap persiapan perencanaan (Baca: Penentuan alokasi waktu, sumber-sumber yang
tersedia, orang yang akan dilibatkan, dll)
2. Merumuskan tujuan sementara. Tujuan ini berhubungan dengan produk pendidikan yang
ingin dihasilkan. Tujuan ini dirumuskan berdasarkan kajian teoritis dan pendapat para fakar,
3. Memvalidasi tujuan sementara tentang tingkat kesesuaiannya dengan melibatkan para
pendidik dan lainnya,
4. Memprioritaskan tujuan untuk mengetahui ranking tujuan-tujuan tersebut sesuai dengan
kepentingnnya dengan melibatkan siswa, guru dan sivitas akademika sekolah,
5. Penjabaran tujuan dari bentuk pernyataan ke dalam standar performan yang dapat diukur
(tujuan khusus/objectives),
6. Memvalidasi standar performan (objectives) untuk melihat akurasi penjabaran dari tujuan
umum ke tujuan khusus dan juga untuk mengetahuan tentang penspesifikasian tujuan-tujuan
penting,
7. Memprioritaskan kembali tujuan dengan melibatkan sampling kedua dari siswa, staff dan
masyarakat,
8. Memasukkan tujuan-tujuan yang berorientasi ke masa depan melalui teknik delphi,
9. Perankingan kembali tujuan berdasarkan penelitian dan studi prediktif (teknik delphi),
10. Menyeleksi alat tes yang berhubungan dengan performan siswa,
11. Membandingkan data yang terkumpul yang disajikan lewat Tabel, skema dan lainnya,
12. Penyusunan daftar kebutuhan sementara (the initial gap or needs statement),
13. Memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan ranking kepentingannya dan
dilakukan seperti pada langkah ke empat,
14. Mempublikasikan hasil penilaian kebutuhan (needs assessment) yang dibuat dalam
bentuk pernyataan-pernyataan mengenai kebutuhan.
3. Berikan konsep operasional cara mengembangkan instrument evaluasi layanan BK
berdasarkan Tema layanan klasikal yg akan saudara ujudkan dalam bentuk item2 pernyataan
pada instrument proses layanan.
1. Guru BK menentukan standar kompetensi kemandirian siswa
2.Guru BK menentukan bentuk evaluasinya
3.Guru BK menetapkan kelas berapa instrument ini akan diterapkan
4. Guru BK menyusun kisi – kisi evaluasi
5. Guru BK merumuskan tujuan evaluasi
6. Guru BK memilih materi yang akan dievaluasi
7. Guru BK menentukan dan merumuskan Indikator evaluasi (L1/ L2/ L3)
8. Menulis item bertanyaan
9. Menelaah item pertanyaan

Feedback dari Instrukut/Dosen:


Menulis Item instrumen, merupakan aktivitas rutin dalam setiap
layanan BK. Namun agar berkualitas baik, memerlukan berlatih secara
kontinyu. Melalui Kegiatan Belajar 3 ini, Bapak/Ibu perlu merencanaan dan
pengembangan perangkat penilaian khususnya Instrumen non test.
Selanjutnya dilakukan penyekoran, dan pelaporan.

4. M6 KB4
A. Evaluasi hasil layanan BK tidak bisa lepas dari tingkat kualitas Instrumen penilaian yang
di buat oleh Guru BK (baik instrument kognitif, afektif, psikomotor), diskusikan bagaimana
cara yang tepat menyusun instrument penilaian layanan BK agar bisa memenhi kaidah2
teoritik dan empirik, agar hasil evaluasi program bk dan layanan BK tidak menyesatkan.
Mari Berdiskusi.

JAWAB
Asalamualaikum Wr. Wb. Bapak Ibu Dosen Instruktur dan teman-teman PPGJ 1 2019..
semoga kita semua diberikan kemudahan kelancaran, kesehatan dalam menjalankan berbagai
aktivitas kita ya khususnya diaktivitas kita yang padat ini
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan didalam mutu instrument yaitu: validitas,
reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Berikutnya adalah konstruksi instrument
yang dikembangkan atas dasr teori tertentu.
Suatu instrument dibangun atau dikembangkan atas dasar konstruksi tertentu. Konstruksi
tersebut biasanya dikembangkan atau diturunkan dari teori tertentu. Misalnya kita akan
mengembangkan alat ukur (instrument) untuk mengukur tingkat intelegensi seseorang.
Langkah umum yang harus ditempuh adalah:

1. Menetapkan landasan teori atau konstruk yang dikembangkan


2. Memikirkan alat ukur model apa yang akan dikembangkan, akan menggunakan
instrument tes atau nontes. Kalau non tes, akan model apa yang digunakan, post choice atau
skala.
3. Mengembangkan lay –out (kisi – kisi)
Dalam menentukan atau mempertimbangkan model instrument mana yang akan digunakan (
tes atau nontes) dan bagaimana cara pengumpulan data itu akan dilakukan, biasanya diawali
dengan mempertimbangkan.
Untuk apa data itu diperlukan (untuk tujuan apa), danJenis data apa (data yang bagaimana)
yang diperlukan.
Setelah kedua hal itu terumuskan secara umum langkah atau prosedur yang harus ditempuh
dalam mengembangkan instrument pengumpul data (baik tes maupun nontes) adalah sebagai
berikut:
1. Mengembangkan kisi –kisi pengembangan instrument
2. Menentukan format instrument yang digunakan
3. Mengembangkan konstruk instrument
4. Menulis atau merumuskan item – item sesuai dengan format yang dipilih
5. Mengkaji ulang rumusan item – item instrument oleh staf lain (judgment)
6. Merevisi item – item instrument berdasarkan hasil judgment
7. Menggandakan instrument
8. Ke lapangan (pengumpulan data)

B. Tunjukkan bagaimana cara analisis….. kualitas perangkat soal/item instrument non test
pada evaluasi proses dan hasil layanan BK Setiap kali mengimplementasikan layanan BK,
seharusnya konselor melakukan evaluasi layanan BK
Dengan demikian data instrumentasi proses layanan dan hasillayanan akan sangat bermnfaat
bagi pengguna layanan. Bagaimana pendapat saudara?
JAWAB
Asalamualaikum wr wb.. Bapak dosen /Instruktur
Dan teman – teman PPGJ Angkatan 1 2019. Semoga kita diberi kemudahan, kelancaran, dan
kesehatan dalam menjalankan segala aktivitas kita Aamiin
Tunjukkan bagaimana cara analisis kualitas perangkat soal/item instrument non test pada
evaluasi proses dan hasil layanan BK.
a. Butir yang ditulis divalidasi secara teoritik dan empirik
b. Validasi pertama yaitu validasi teoritik ditempuh melalui pemeriksaan pakar atau panelis
yang menilai seberapa jauh ketepatan dimensi sebagai jabaran dari konstruk, indikator
sebagai jabaran dimensi dan butir sebagai jabaran indikator
c. Revisi instrumen berdasarkan saran pakar atau penilaian panelis
d. Setelah konsep instrumen dianggap valid secara teoritik dilanjutkan penggandaan
instrumen secara terbatas untuk keperluan uji coba
e. Validasi kedua adalah uji coba instrumen di lapangan yang merupakan bagian dari proses
validasi empirik. Instrumen diberikan kepada sejumlah responden sebagai sampel yang
mempunyai karakteritik sama dengan populasi yang ingin diukur. Jawaban responden adalah
data empiris yang kemudian dianalisis untuk menguji validitas empiris atau validitas kriteria
dari instrumen yang dikembangkan
f. Pengujian validitas krtieria atau validitas empiris dapat dilakukan dengan menggunakan
kriteria internal maupun kriteria eksternal
g. Berdasarakn kriteria tersebut dapat diperoleh butir mana yang valid dan butir yang tidak
valid
h. Untuk validitas kriteria internal, berdasarkan hasil analisis butir yang tidak valid
dikeluarkan atau direvisi untuk diujicobakan kembali sehingga menghasilkan semua butir
valid.
i. Dihitung koefisien reliabilitas yang memiliki rentangan 0-1, makin tinggi koefisien
reliabilitas instrumen berarti semakin baik kualitas instrumen
j. Rakit semua butir yang telah dibuat menjadi instrumen yang final

Setiap kali mengimplementasikan layanan BK, seharusnya konselor melakukan evaluasi


layanan BK. Dengan demikian data instrumentasi proses layanan dan hasil layanan akan
sangat bermnfaat bagi pengguna layanan. Bagaimana pendapat saudara?
Iya karena evaluasi merupakan langkah yang penting dalam manajemen program
bimbingan. tanpa penilaian, kita tidak mungkin dapat mengetahui dan mengidentifikasi
keberhasilan pelaksanaan program bimbingan yang telah direncanakam. Dengan cara
melelakukan evaluasi maka segala upaya, tindakan atau proses untuk menentukan derajat
kualitas kemajuan kegiatan bimbingan dan konseling dengan mengacu pada kriteria atau
patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan dan konseling yang telah
diteta

Feedback dari Instruktur/Dosen:

analisis kualitas perangkat butir instrument layanan dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu: analisis secara teoritik (kualitatif) dan analisis secara empiris (kuantitatif). Analisis
secara teoritis adalah telaah butir pernyataan yang difokuskan pada aspek materi,
konstruksi, dan bahasa. Aspek materi berkaitan dengan substansi keilmuan yang
ditanyakan serta tingkat berpikir yang terlibat, aspek konstruksi berkaitan dengan teknik
penulisan butir instrumen, dan aspek bahasa berkaitan dengan kejelasan hal yang
ditanyakan. Analisis empiris adalah telaah butir pernyataan berdasarkan data lapangan
(uji coba).

Analisis empiris adalah telaah butir pernyataan instrumen berdasarkan data lapangan (uji
coba). Analisis karakteristik butir mencakup analisis parameter kuantitatif dan kualitatif
butir. Parameter kuantitatif berkaitan dengan analisis butir berdasarkan atas tingkat
kesukaran, daya beda, dan keberfungsian alternative pilihan jawaban.Parameter
kualitatif berkaitan dengan analisis butir berdasarkan atas pertimbangan ahli (expert
judgement).

Follow IG: Caribijak

Posted 1st March by Shering Konseling


0

Add a comment

Shering Konseling

 Classic
 Flipcard
 Magazine
 Mosaic
 Sidebar
 Snapshot
 Timeslide

 Recent
 Date
 Label
 Author
Mar 25th

Mar 17th

Mar 1st

Feb 16th

Feb 5th

Jan 30th

Sep 30th

Sep 2nd

Sep 1st

Aug 27th

Aug 20th

Aug 20th

Aug 19th

Aug 18th

Jul 30th

Jul 27th

Jul 11th

Jun 22nd

May 15th

Mar 16th

1
Mar 16th

Mar 4th

Feb 24th

Feb 11th

Jan 27th

Jan 6th

Dec 18th

11

Dec 3rd

Nov 18th

Nov 16th

Nov 5th

Oct 28th

Sep 30th

Aug 27th

Jul 21st

Jul 21st

Jul 21st

Jul 10th

Jul 1st

Jun 2nd

May 31st

May 30th
May 27th

May 27th

May 21st

May 17th

May 15th

May 15th

May 15th

May 15th

May 14th

May 13th

May 12th

May 11th

May 8th

May 7th

May 7th

May 6th

Mar 13th

Mar 5th

Feb 20th

Feb 17th

Feb 12th

Feb 12th


Loading
Dynamic Views theme. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai