Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II

PERCOBAAN IV
PENENTUAN VISKOSITAS POLIMER KITOSAN
MENGGUNAKAN VISKOMETER OSTWALD

OLEH :
NAMA

: RAMLAH

NIM

: F1F1 12 071

KELAS

:B

KELOMPOK

: IV (EMPAT)

ASISTEN

: L.M. ANDI ZULBAYU

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI

2013
PENENTUAN VISKOSITAS POLIMER KITOSAN
MENGGUNAKAN VISKOMETER OSTWALD
A. TUJUAN
Tujuan

dari

percobaan

ini

yaitu

untuk

mempelajari

penentuan viskositas polimer kitosan menggunakan viscometer


Ostwald.
B. LANDASAN TEORI
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu
cairan atau fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang
berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa
cairan ada yang dapat mengalir cepat, sedangkan lainnya mengalir
secara lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti air, alkohol dan
bensin

mempunyai

mengalir

lambat

viskositas

seperti

kecil.

gliserin,

Sedangkan

minyak

castor

cairan

yang

dan

madu

mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas tidak lain menentukan


kecepatan mengalirnya suatu cairan (Sutiah et al., 2008).
Viskositas atau kekentalan merupakan gaya gesek yang
dimilki fluida. Gesekan terjadi antarpartikel zat cair, atau gesekan
antara zat cair dan dinding termpat zat cair itu berada. Setiap zat
cair memiliki viskositas yang berbeda (Indrajit, 2007).
Besarnya viskositas dari materi viskoelastik berbanding lurus
dengan berat molekul, serta dipengaruhi oleh temperarur dan
kandungan polimernya. Semakin besar molekul akan semakin
tinggi viskositas (Soekardi & Hutauruk, 2004). Panjang rantai suatu
molekul polimer juga terkait dengan berat molekul dan viskositas,
dimana semakin panjang rantai molekul polimer maka viskositas
dan berat molekulnya juga semakin meningkat (Hasan et al.,
2005).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida
yang merupakan gesekan antara molekulmolekul cairan satu
dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat
dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan
yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi.

Viskometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur


viskositas suatu fluida. Model viskometer yang umum digunakan
berupa viskometer peluru jatuh, tabung (pipa kapiler) dan sistem
rotasi (Febrianto et al., 2013).
Viskositas merupakan ukuran kekentalan zat cair. Nilai
viskositas mutlak dibutuhkan dalam penentuan sifat fisik cairan.
Secara konvensional, nilai viskositas dapat diukur dengan cara
mengalirkan zat cair tersebut. Cairan yang memiliki viskositas
tinggi

lebih

mempunyai

sulit

mengalir

viskositas

dibanding

rendah.

dengan

Pengukuran

cairan

viskositas

yang
secara

konvensional memiliki ketelitian yang kurang memadai. Untuk itu


diperlukan suatu alternatif alat ukur yang mudah digunakan dan
memiliki ketelitian yang lebih baik. Ada tiga jenis alat ukur
viskositas yang umum digunakan saat ini, yaitu: a). Viskometer
jenis rotasi, b). Viskometer jenis peluru jatuh dan c). Viskometer
jenis pipa kapiler
Penggunaan Viscometer Ostwald didasarkan pada prinsip
yang sama, meskipun dengan menawarkan perbandingan antara
viskositas antara dua zat cair. Viskometer terdiri dari sebuah pipa U
dari

kaca

dengan

dua

pentolan

dan

sebuah

pipa

kapiler

diantaranya. satu lengan pipa terbuka dengan corong diujungnya,


satu lengan pipa lainnya memiliki stopcock (Gosh, 2009).
Polimer adalah senyawa molekul yang ciri-cirinya adalah
memiliki massa molar yang tinggi, mulai dari ribuan hingga jutaan
gram, dan terbuat dari banyak unit berulang. Sifat fisik dari apa
yang dikenal juga sebagai makromolekul ini berbeda jauh dari sifatsifat molekul biasa yang kecil, sehngga diperlukan teknik khuss
untuk mempelajarinya (Chang, 2005).
Kitosan merupakan senyawa dengan rumus kimia poli(2amino-2-dioksi--D-Glukosa) yang dapat dihasilkan dengan proses
hidrolisis kitin menggunakan basa kuat. Saat ini terdapat lebih dari
200 aplikasi dari kitin dan kitosan serta turunannya di industri
makanan, pemrosesan makanan, bioteknologi, pertanian, farmasi,
kesehatan, dan lingkungan (Hargono et al., 2008).

Kitosan

yang

dapat

larut

dalam

asam

lemah

serta

bermuatan positif, diperoleh dari deasetilasi kitin menjadi polimer


D-glukosamin. Kitosan dan turunannya telah banyak dimanfaatkan
secara komersial dalam industri pangan, kosmetik, pertanian,
farmasi pengolahan limbah dan penjernihan air. Dalam bidang
pangan, kitosan dapat dimanfaatkan dalam pengawetan pangan,
bahan pengemas, penstabil dan pengental, antioksidan serta
penjernih pada produk minuman. Selain itu, kitosan banyak
diaplikasikan sebagai pangan fungsional karena dapat berfungsi
sebagai serat makanan, penurun kadar kolesterol, antitumor serta
prebiotik (Rochima et al., 2007).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu:
- Labu Takar 100 ml
- Viskometer Ostwald
- Gelas kimia
- Filler
- Pipet tetes
- Statif
- Klem
- Timbangan
- Corong
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini
yaitu:
- Kitosan
- Asam Asetat
- Aquades

D. PROSEDUR KERJA
1. Pengenceran asam asetat
Asam asetat
-

Dipipet sebanyak 2 mL
Dimasukkan kedalam labu takar 100

mL
Diencerkan dengan aquades

Asam Asetat 2 %
2. Pengukuran waktu alir
Kitosan
-

Ditimbang sebanyak 0,04 gram


Diencerkan dengan asam asetat 2 %

sebanyak 100 mL
Dipipet sebanyak 20 mL dan
dimasukkan kedalam viskometer

ostwald
Diamati waktu alirnya dengan

menggunakan stopwatch
Diulangi perlakuan diatas untuk kitosan
0,06
g, 0,08 g dan 0,1 g

Hasil Pengamatan

E. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel Pengamatan
No.
1.
2.
3.
4.

Konsentrasi Larutan Kitosan


0.04 g/100 ml
0.06 g/100 ml
0.08 g/100 ml
0.1 g/100 ml

Waktu Alir
8.9 s
13.42 s
16.36 s
16.95 s

2. Kurva
Kurva Perbandingan Konsentrasi Kitosan dengan Waktu Alir
18
16
14
12
10

Waktu Alir (s)

8
6
4
2
0
0.03

0.04

0.05

0.06

0.07

0.08

0.09

Konsentrasi (g/100 mL)

0.1

0.11

F. PEMBAHASAN
Viskositas merupakan kekentalan suatu zat cair. Viskositas
dapat diartikan sebagai resistensi atau ketidakmauan suatu bahan
untuk mengalir yang disebabkan adanya gaya gesekan suatu
bahan terhadap perubahan bentuk apabila bahan itu dikenai suatu
gaya tertentu.
Viskositas dapat diukur dengan cara mengukur laju aliran
suatu fluida yang melewati tabung berbentuk silinder. Viskometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur viskositas atau
kekentalan suatu larutan. Aliran cairan dapat dikelompokkan ke
dalam dua tipe. Yang pertama adalah aliran laminar atau aliran
kental, yang secara umum menggambarkan laju aliran kecil melalui
sebuah pipa dengan garis tengah kecil. Aliran yang lain adalah
aliran turbulen, yang menggambarkan laju aliran yang besar
melalui pipa dengan diameter yang lebih besarAda beberapa
macam viskometer, antara lain viskometer Ostwald, viskometer
Hoppler viskometer Cup and Bob, dan viskometer Cone and Plate.
Pada percobaan ini, untuk menentukan waktu alir larutan
digunakan viskometer Ostwald. Prinsip kerja viskometer Oswald
adalah suatu larutan dengan jumlah tertentu dimasukkan kedalam
salah satu pipa yang dimisalkan pipa A, lalu pada bagian pipa B
larutan dihisap atau ditup hingga larutan tersebut naik sampai
garis, kemudian diukur waktu yang diperlukan cairan untuk
mengalir melewati dua tanda yang ada pada viskometer. Sampel
yang digunakan pada percobaan kali ini adalah kitosan.
Kitosan adalah polimer yang merupakan turunan kitin yang
hanya dibedakan oleh gugus radikal CH 3. Kitosan mempunyai sifat
antimikroba yang lebih besar daripada kitin untuk melawan jamur.
Kitosan dapat digunakan sebagai pengawet makanan dari bahan
alami yang tidak beracun karena kitosan diperoleh dari kulit udang
yang diolah menjadi kitin dan diproses lebih lanjut menjadi kitosan.
Polimer adalah makromolekul yang berasal dari gabungan
monomer-monomer. Polimer merupakan senyawa kimia yang
mempunyai massa molekul sangat tinggi dan tersusun dari unit
ulangan sederhana yang tergabung melalui proses polimerisasi.

Kitosan terlebih dahulu dilarutkan dengan larutan asam


asetat 2%. Asam asetat digunakan untuk melarutkan kitosan
dikarenakan kitosan tidak dapat larut dalam pelarut air, tetapi
hanya dapat larut dalam pelarut asam organik seperti asam
format/air,

asam

asetat/air,

asam

laktat/air

dan

asam

glutamat/airdengan pH dibawah 6. Kitosan memiliki viskositas yang


cukup tinggi ketika dilarutkan.
Setelah dilakukan pengamatan, diperoleh waktu alir larutan
kitosan dengan konsentrasi 0.04 g/100ml yaitu 8.9 s, konsentrasi
0.06 g/100 ml yaitu 13.42 s, berat molekul 0.08 g/100 ml yaitu
16.36 g/100 ml, dan konsentrasi 0.1 g/100 ml yaitu 16.95 s. Dari
hasil pengamatan terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi maka
semakin tinggi pula waktu alir kitosan dalam viskometer. Hal ini
dikarenakan konsentrasi larutan yang besar mempunyai viskositas
yang besar pula.

G. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi molekul kitosan maka semakin lama
pula

waktu

alirnya

karena

jika

konsentrasinya

kekentalan (viskositasnya) juga besar.

besar

maka

DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond, 2005, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, Erlangga,
Jakarta.
Febrianto, Teguh, Sukiswo Supeni Edi & Sumarno, 2013, Rancang
Bangun Alat Uji Kelayakan Pelumas Kendaraan Bermotor
Berbasis Mikrokontroler, Unnes Physics Journal, Vol: 2 (1).
Gosh,

Arun K., 2009, Introduction To Measurements and


Instrumentation, PHI Learning Private Limited, New Delhi.

Hargono, Abdullah & Indro Sumantri, 2008, Pembuatan Kitosan Dari


Limbah Cangkah Udang Serta Apilkasinya Dalam Mereduksi
Kolesterol LEmak Kambing, Reaktor, Vol: 12 (1).
Hasan, M., S.I. Rahayu, C.I. Rahman & I M. Arcana, 2005, Sintesis
Kopoliester dari g-Kaprolakton dan 2,2-dimetil-1,3-Propandiol:
Prepolimer Alternatif untuk Sintesis Berat Molekul Tinggi,
Jurnal Matematika dan Sains, Vol: 10(4).
Indrajit, D., 2007, Mudah dan Aktif Belajar Fisika, PT. Setia Purna Inves,
Bandung.
Rochima, E., Maggy T. Suhartono, Dahrul Syah & Sugiyono, 2007,
Viskositas dan Berat Molekul Kitosan HAsil Reaksi enzimatis
Kitin Deatilase Isolat Bacillus papandayan K-29-14, Seminar
Nasional dan Kongrel Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan
Indonesia (PATPI).
Samdara, Rida, Syamsul Bahri & Ahmad Muqoribin, 2008, Rancang
Bangun Vsikometer Dengan Metode Rotasi Berbasis
Komputer, Jurnal Gradien, Vol: 4 (2).
Soekardi, Istiantoro & Johan A. Hutauruk, 2004, Transisi Menuju
Fakoemulsifikasi, Granit, Jakarta.
Sutiah, K.Sofian Firdausi & Wahyu Setia Budi, 2008, Studi Kualitas
Minyak Goreng dengan Parameter Viskositas dan Indek Bias,
Berkala Fisika, Vol: 11(2).

Anda mungkin juga menyukai