keluarganya.
Epidemiologi
Menurut WHO saat ini diperkirakan terdapat
250.000 kematian akibat asma.
Asma merupakan 10 besar penyebab kesakitan
dan kematian di Indonesia, hal itu tergambar dari
data studi Survey Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) di berbagai propinsi di Indonesia. SKRT
1986 menunjukkan asma menduduki urutan ke 5
dari 10 penyebab kesakitan.
ETIOLOGI
Gen
Lebih dari 20 lokus pada 15 kromosom autosomal
dihubungkan dengan asma (Gen kluster IL-4 pada
kromosom 5)
Lingkungan
Infeksi virus pada sal. Napas, mis: RSV
Faktor Resiko
Jenis Kelamin
Usia
Riwayat Atopi
Lingkungan
Ras
Asap Rokok
Outdoor air pollution,
Infeksi respiratorik.
Patogenesis Asma
Obstruksi Jalan napas
Inflamasi sal. Napas, hipersensitivitas dan
remodeling
Pencetus serangan
Melepaskan mediator
(Histamin,prostaglandin,,d
ll)
Serangan ASMA
Patogenesis Asma
Patologi Anatomi
Gambaran makroskopik yang penting dari asma
adalah :
(1) Mukus penyumbat dalam bronki,
(2) Inflamasi paru yang berlebihan.
Jalan udara seringkali tersumbat oleh mukus,
yang terdiri dari sel yang mengalami
deskuamasi. Musin sering mengandung
komponen seroprotein yang timbul dari reaksi
peradangan hebat dalam submukosa.
Secara mikroskopik :
1. hiperplasia dari kelenjar mucus,
2. bertambah tebalnya otot polos bronkus dan
3. hipertofi serta hiperplasia dari sel gobletmukosa
4. Pertambahan jumlah limfosit peradangan, terutama
eosinofil terdapat pada mukosa yang edema.
klasifikasi
Konsensus Pediatri Internasional III tahun 1998 :
1) Asma episodik jarang
2) Asma episodik sering
3) Asma kronik atau persisten
Asma
Persisten
Sedang
Asma
Persisten
Berat
Setiap hari
Gejala
<1x/mgg
>
Setiap hari
1x/mgg
< 1x/hari
Serangan
Singkat
Gejala
Nokturnal
<3x/bln
>2x/bln
>1x/mgg
Sering
terjadi
Uji Faal
Paru
FEV 1 >
80%
PEF > 80%
FEV 1 >
80%
PEF > 80%
FEV 1 >
60-80%
PEF > 6080%
FEV 1 <
60%
PEF <60%
Variabilitas
FEV1 <
20%
FEV1 2030%
FEV1 >
30%
FEV1 >
30%
Asma episodik
jarang (Asma
ringan)
Asma episodik
sering (Asma
sedang)
Asma persisten
(Asma berat)
1. Frekuensi serangan
<1x/bulan
>1x/bulan
Sering
2. Lama serangan
<1 minggu
>1 minggu
Hampir sepanjang
tahun, tidak ada remisi
3. Diantara serangan
Tanpa gejala
Tidak terganggu
Sering terganggu
Sangat terganggu
5. Pemeriksaan fisis di
luar serangan
Mungkin terganggu
(ada kelainan)
Tidak perlu
PEF / FEV1>80%
PEF/FEV1 <60%
Variabilitas 20-30%
Variabilitas .15%
Variabilitas >30%
Variabilitas >50%
Ringan
Sedang
Berat
Ancaman
henti napas
aktivitas
Berjalan
Bayi:menangis
keras
Berbicara
Bayi: tangis
pendek dan
lemah,
kesulitan
makan
Istirahat
Bayi : berhenti
makan
Bicara
kalimat
Penggal
kalimat
Kata-kata
Posisi
Bisa berbaring
Lebih suka
duduk
Duduk
bertopang
lengan
Kesadaran
Mungkin
teragitasi
Biasanya
teragitasi
Biasanya
teragitasi
Kebingungan
Sianosis
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Nyata
Ringan
Sedang
Berat
Ancaman henti
nafas
Mengi
Sedang, sering
hanya pada
akhir ekspirasi
Nyaring ,
sepanjang
ekspirasi
.inspirasi
Sangat nyaring,
terdengar tanpa
stetoskop
Sulit/tidak
terdengar
Sesak napas
Minimal
Sedang
Berat
Otot bantu
napas
Biasanya tidak
Biasanya ya
Ya
Gerakan
paradoktorakoabdominal
Retraksi
Dangkal ,
retraksi
interkostal
Sedang,
ditambah
retraksi
suprasternal
Dalam,
ditambah naps
cuping hidung
Dangkal /hilang
Laju napas
meningkat
Meningkat
Meningkat
Menurun
Sedang
PaCO2
<45mmhg
<45mmhg
Berat
Ancaman
Henti Napas
Ada
>20mmhg
Tidak ada,
tanda kelelahan
otot napas
Ada 1020mmhg
(%nilai dugaan/
>60%
>80%
% nilai terbaik)
40-60%
60-80%
SaO2%
>95%
91-95%
<90%
PaO2
Normal
(biasanta tidak
perlu diperiksa)
>60mmhg
<60mmhg
<40%]
<605
Respons <2jam
dengan
batuk
yang
menghasilkan
Diagnosis
Anamnesis yang baik cukup untuk menegakan
diagnosis.
Ditambah dengan pemeriksaan fisik dan,
Pemeriksaan penunjang.
Anamnesis
Gejala
timbul/membur
uk terutama
malam/dini
hari
Faktor
pencetus
serangan
Gejala berupa
batuk
berdahak,
sesak napas,
rasa berat di
dada
ASM
A
Tidak dapat
diobati dengan
obat batuk
biasa
Pemeriksaan Fisik
Menurut PNAA 2004
Dapat ditemukan: sianosis, pernapasan cuping
cidung, frekuensi napas meningkat
Thorax:
Ins: penggunaan otot napas tambahan, retraksi
Pal: fremitus suara melemah/normal
Perk: hipersonor
Aus: ekspirium memanjang, wh +/+
Pemeriksaan penunjang
Uji faal paru, efektif untuk anak usia >6tahun
Foto rontgen thoraks
Uji provokasi bronkus
Eosinofil sputum
Penilaian status alergi
Diagnosis banding
Sal. Napas atas
rhinitis alergi
Sinusitis
Sal. Napas
bawah
Bronkiolitis virus
GERD
TBC
Pneumonia
Tatalaksana
Monitoring dan assessment reguler
Cek up 2-4mgg sampai tujuan tercapai
2-4 tahun tetap terkontrol
Monitor fungsi paru
Farmakoterapi
Edukasi
Pengobatan
1. Bronkodilator Beta adrenergik kerja pendek
2. Anti kolinergik Ipratropium Bromida
3. Kortikosteroid Prednison, Prednisolon
4. Obat lain
MgSo4
Mukolitik
Antibiotik
Obat sedasi
Antihistamin
5. Terapi Suportif
Oksigen
Helium dan Oksigen
6. Terapi Cairan
Komplikasi
Emfisema
Atelektasis
Bronkietasis
Gagal napas
Kematian
Prognosis
Perjalanan klinis asma menentukan prognosis.
Apabila ditangani semestinya mortalitas kecil
TERIMA
KASIH