Sistem Anggaran Negara, Pusat Dan Daerah (MAKSI)
Sistem Anggaran Negara, Pusat Dan Daerah (MAKSI)
: 161502033
AB I
September
2015
oleh
pemerintah dan
sebagai
alat
pengawasan
masyarakat
terhadap
-2-
namun
juga
laporan
kebijakan
yang
diambil.
Anggaran
negara
-3-
ekonomi yang deflasi biasanya dipergunakan anggaran negara yang defisit dan
sebaliknya dalam keadaan ekonomi yang inflasi dipergunakan anggaran negara yang
surplus.
Umumnya anggaran negara dapat diklasifikasikan atas 2 kategori:
1) Anggaran Berimbang (Balanced Budgeting)
Anggaran
berimbang
disusun
sedemikian
rupa
sehingga
setiap
anggaran
defisit
yaitu
pengeluaran
lebih
besar
dari
Fungsi Alokasi
Pemerintah mengadakan alokasi terhadap sumber-sumber dana untuk
mengadakan barang-barang kebutuhan perseorangan dan sarana yang
dibutuhkan untuk kepentingan umum. Semuanya itu diarahkan agar
terjadi keseimbangan antara uang beredar dan barang serta jasa dalam
masyarakat.
2)
Fungsi Distribusi
Pemerintah melakukan penyeimbangan, menyesuaikan pembagian
pendapatan dan mensejahterahkan masyarakat.
3)
Fungsi Stabilitas
Pemerintah meningkatkan kesempatan kerja serta stabilitas harga
barang-barang
kebutuhan
masyarakat
dan
-4-
menjamin
selalu
C.
-5-
D.
E.
-6-
-7-
(rupiah)
sekaligus
dapat
digunakan
sebagai
alat
pengendalian. Agar fungsi perencanaan dan pengawasan dapat berjalan dengan baik,
maka sistem anggaran dan pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran harus
dilakukan dengan cermat dan sistematis. Berdasarkan fungsinya, anggaran berfungsi
sebagai berikut:
1. Anggaran sebagai alat perencanaan
Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan
organisasi. Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa
yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan
berapa hasil yang diperoleh dan belanja pemerintah tersebut.
2. Anggaran sebagai alat pengendalian
Anggaran merupakan suatu alat yang esensial untuk menghubungkan antara
proses perencanaan dan proses pengendalian. Sebagai alat pengendalian,
anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran
pemerintahagar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan
kepada publik. Tanpa anggaran, pemerintah tidak dapat mengendalikan
pemborosan-pemborosan pengeluaran. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan
bahwa Presiden, menteri, gubernur, bupati, dan manajer publik lainnya dapat
dikendalikan melalui anggaran. Anggaran sektor publik dapat digunakan untuk
mengendalikan (membatasi kekuasaan) eksekutif.
3. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal
Anggaran
sebagai
alat
kebijakan
fiskal
pemerintah
digunakan
untuk
-9-
akan
mencoba
mempengaruhi
anggaran
pemerintah
untuk
mempercayakan
aspirasinya
melalui
proses
politik
yang
ada.
Pengangguran, tuna wisma dan kelompok lain yang tak teroganisasi dengan
mudah dan tidak berdaya mengikuti tindakan pemerintah. Jika tidak ada alat
untuk menyampaikan suara mereka, maka mereka akan mengambil tindakan
dengan jalan lain seperti dengan tindakan massa, melakukan boikot, vandalisme
dan sebagainya.
- 10 -
rasio
kerangka
anggaran
(penerimaan,
pengeluaran
dan
- 12 -
- 13 -
informasi
dan
pemahaman
berbagai
program
yang
keuangan tahunan pemerintah negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR). Dalam menyusun suatu anggaran harus berkaitan antara dana-dana yang akan
dikeluarkan dan tujuan yang akan dicapai. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) berisikan daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan
dan pengeluaran negara dalam satu tahun anggaran (1 Januari 31 Desember).
Namun ada juga yang dimulai dari 1 April dan berakhir pada 31 Maret tahun berikutnya.
- 14 -
4. Fungsi Alokasi
- 15 -
LANGKAH
PENYUSUNAN
ANGGARAN
PENDAPATAN
DAN
BELANJA
NEGARA
Daur anggaran adalah masa atau jangka waktu mulai saat anggaran disusun
sampai dengan saat perhitungan anggaran disahkan dengan undang-undang. Daur
anggaran berbeda dengan tahun anggaran. Tahun anggaran adalah masa satu tahun
untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan anggaran atau waktu di mana anggaran
tersebut dipertanggungjawabkan. Jelaslah, bahwa daur anggaran bisa mencakup tahun
anggaran atau melebihi tahun anggaran karena pada dasarnya, berakhirnya suatu daur
anggaran diakhiri dengan perhitungan anggaran yang disahkan oleh undang-undang.
Daur anggaran adalah suatu
dimulai dari tahap penyusunan anggaran oleh yang berwenang. Daur anggaran negara
Republik Indonesia secara umum sebelum diberlakukannya Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, ada lima tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Penyusunan dan pengajuan rancangan anggaran (RUU-APBN) oleh pemerintah
kepada DPR.
a. Berdasarkan pasal 23 UUD 1945, tiap tahun APBN ditetapkan dengan
undang-undang.
b. Yang bertanggung jawab dalam penyusunan anggaran adalah kekuasaan
eksekutif.
c. Proses penyusunan dan pengajuan RUU-APBN, adalah sebagai berikut:
1) Penerbitan Surat Edaran Menteri Keuangan yang berisi permintaan
sumbangan anggaran dalam bentuk DUK (Daftar Usulan Kegiatan)
- 16 -
pula
dengan
penyesuaian
anggaran
dengan
- 17 -
b. Daftar isian kegiatan, daftar isian proyek dan Surat Keputusan Otorisasi
(DIK, DIP dan SKO) merupakan dokumen dasar pelaksanaan anggaran.
Ketiganya merupakan kredit anggaran, yaitu batas pengeluaran yang
dapat
digunakan
untuk
mengelola
kegiatan
rutin
atau
kegiatan
pembangunan pemerintah.
c. Setelah DIK diterima oleh kepala kantor dan DIP oleh pemimpin
proyek/bendaharawan
Permintaan
proyek,
Pembayaran
maka
(SPP)
baik
telah
dapat
SPPR
diajukan
(rutin)
dan
Surat
SPPP
oleh
pemimpin
proyek
dalam
pelaksanaan
pembangunan proyek.
4. Pemeriksaan pelaksanaan anggaran dan akuntasi oleh aparat pengawasan
fungsional.
- 18 -
a. Pengawasan
dilakukan
oleh
BPK
(Badan
Pemeriksa
Keuangan),
yaitu
realisasi
penerimaan
dikurangi
realisasi
pengeluaran;
3) Perincian SAL/SAK.
d. Disamping UU PAN disertakan juga nota PAN yang antara lain memuat
sebab-sebab perbedaan yang terdapat antara anggaran dan realisasinya
serta penetapan surplus (sisa anggaran lebih/SAL) dan deficit (sisa
- 19 -
II.
Pembahasan kerangka ekonomi makro dan kebijakan fiskal oleh DPR dan
pemerintah.
III.
IV.
V.
VI.
- 21 -
- 22 -
transparansi
keuangan
dan
negara
akuntabilitas
sebagai
upaya
pengelolaan
konkrit
keuangan
untuk
negara.
menurut
Undang-Undang
Dasar.
Dalam
melaksanakan
tugas
yang
berlaku,
Pemerintah
berkewajiban
memberikan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN yang telah disetujui oleh DPR (pasal 30
ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dan ketentuan dalam setiap
Undang-Undang APBN).
Mandat yang diberikan oleh DPR itu harus dipertanggungjawabkan. Sebelum
terbitnya Undang-Undang No.17 tahun 2003, pertanggungjawaban atas pelaksanaan
APBN diwujudkan dalam bentuk Perhitungan Anggaran Negara (PAN). Dalam
menyusun PAN ini, Menteri Keuangan ditugasi untuk Mempersiapkan PAN berdasarkan
laporan keuangan departemen-lembaga. Hal ini mengacu pada pasal 69 ICW yang
menyatakan bahwa Pemerintah membuat suatu Perhitungan Anggaran dengan
menyebutkan tanggal penutupannya. Setelah terbitnya Undang-Undang No.17 tahun
2003 pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN berubah dari PAN menjadi Laporan
Keuangan. Laporan Keuangan ini disusun dengan menggunakan standar akuntansi
pemerintahan yang mengacu pada international public sector accounting standard
(IPSAS).
- 23 -
kepada
pelaksanaan APBN.
Presiden
dalam
Sebelumnya
rangka
memenuhi
menteri/pimpinan
lembaga
pertanggungjawaban
selaku
pengguna
dilampiri
laporan
keuangan
badan
layanan
umum
pada
kementerian
- 24 -
3. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai
asset baik lancar maupun tidak lancar, kewajiban jangka pendek maupun
kewajiban jangka panjang, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Neraca
tingkat
Pemerintah
Pusat
merupakan
konsolidasi
dari
neraca
tingkat
pengaruh
dari
aktivitas-aktivitas
tersebut
terhadap
posisi
kas
- 26 -
- 27 -
gubernur/bupati/walikota
dalam
rangka
memenuhi
pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang didahului dengan laporan keuangan (yang meliputi laporan
realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan) dari Kepala satuan
kerja perangkat daerah selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang yang dilaporkan
selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Kepala satuan
kerja perangkat daerah selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang memberikan
pernyataan bahwa pengelolaan APBD telah diselenggarakan berdasarkan sistem
pengendalian intern yang memadai dan akuntansi keuangan keuangan telah
diselenggarakan sesuai derngan standar akuntansi pemerintahan.
Laporan Keuangan yang dibuat Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (terdiri Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, Catatan Atas
Laporan Keuangan dilampiri dengan laporan Kinerja dan Ikhtisar Laporan Keuangan
BUMD) disampaikan gubernur/bupati/walikota kepada Badan Pemeriksa Keuangan
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Oleh Kepala Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah laporan-laporan atas pertanggungjawaban pengguna
anggaran/pengguna barang tersebut dikonsolidasikan menjadi Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah sebagai bagian pokok dari Raperda tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang akan disampaikan gubernur/bupati/walikota kepada DPRD.
Kepala Daerah menyampaikan Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD berupa Laporan Keuangan kepada DPRD paling lama 6 (enam) bulan setelah
tahun anggaran berakhir. Laporan Keuangan yang disampaikan oleh Kepala Daerah
kepada DPRD adalah Laporan Keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK). Persetujuan DPRD terhadap Raperda pertanggungjawaban yang
telah diaudit BPK paling lambat diberikan 1 (satu) bulan sejak disampaikan atau akhir
bulan Juli.
- 28 -
---ooooOOOOOoooo---
- 29 -