Anda di halaman 1dari 42

Review Jurnal

THE ENERGETIC AND METABOLIC EFFECT OF RINGERFUNDIN


(B. BRAUN) INFUSION AND COMPARISON WITH PLASMA-LYTE (BAXTE
R) IN HEALTHY VOLUNTEERS
Zdenk Zadk, Radomr Hypler, Miloslav Hronek, Alena Tich
Charles University in Prague, Faculty of Medicine and University Hospital Hradec Krlov, Czech
Republic: Centre of Clinical Research and Development

Dwi Erlinda Putri


I 11110012

Oky Sutarto Putra


I 11109022

Jessica Christien Sihotang


I 11109032

Chyntia Oktora Dwiyana


I 11109063
Ririn Sumantri
I 11109087

SMF ANESTESIOLOGI RSUD DR. ABDUL


AZIS SINGKAWANG, 12014

Pendahuluan

Cairan elektrolit sebagian besar banyak digunakan dalam sejumlah te


rapi klinis di hampir semua bidang kedokteran khususnya dalam pera
watan intensif, operasi dan perawatan infeksi.
Berdasarkan pengalaman yang telah ada, penggunaan cairan elektrolit
tunggal dan cairan elektrolit kombinasi formula masih konstan dan te
rus berlanjut.
Formula ionik baru sedang dikembangkan dalam beberapa kasus khu
sus untuk situasi tertentu dan diagnosis.

Hasil dari studi terbaru penggunaan cairan elektrolit menunjukkan manfaat diman
a cairan tersebut ditambah dengan proporsi yang tepat dari natrium,kalium, magn
esium dan kalsium juga mengandung anion organik seperti asetat, malat dan kad
ang-kadang laktat.

Manfaat dari cairan infus tersebut adalah kemampuan untuk mengkompensasi fl


uktuasi dalam lingkungan internal. Hal ini meliputi "penyangga" fisiologis asam-ba
sa dan fluktuasi ion, yang secara signifikan dapat mempengaruhi fungsi fisiologis
seperti kalium / rasio kalsium, pemeliharaan volume ekstraseluler oleh kandungan
sodium dan variasi osmolalitas.

Anion organik (asetat,malat,laktat) dapat mempengaruhi konsumsi oksigen,dim


ana pasien menerima jumlah yang besar dari cairan elektrolit selama volume r
esusitasi. Hal ini menyebabkan perubahan indikator metabilok seperti VO2, VC
O2, resting energy expenditure (REE),dll.

Dalam rangka meningkatkan pendekatan terapi ini , dibutuhkan data klinis seb
anyak mungkin untuk pengembangan lebih lanjut dalam cairan infus mungkin d
an untuk mendapatkan data klinis yang handal yang akan sebuah studi klinis te
lah dilakukan untuk menyelidiki respon energi dan metabolik Ringerfundin (B B
raun Melsungen AG, Melsungen, Jerman) dan Plasma- Lyte (Baxter Internation
al Inc., Deerfield, USA) pada sukarelawan sehat.

METODOLOGI

Sukarelawan sehat dari kedua jenis kelam


in berusia 18-55 yang menandatangani inf
ormed consent diikutsertakan
Para relawan diperiksa secara fisik dan m
emiliki nilai parameter EKG, hematologi d
an biokimia yang normal.

Wanita diuji untuk keh


amilan. Hal ini memas
tikan bahwa mereka s
ehat dan tidak melang
gar salah satu kriteria
eksklusi studi.

Sebanyak 14 relawan sehat dibawa ke stu


di yang telah diacak berdasarkan daftar ya
ng telah disusun.
Relawan diberikan kedua larutan infus (Ri
ngerfundin B. Braun dan Plasma-Lyte Bax
ter).
Kedua pemberian larutan dipisahkan dala
m periode satu minggu.

Sebelum di infus masing-masing relawan


telah beristirahat di tempat tidur selama 2 j
am pada suhu kamar.
Kanula kemudian dimasukkan ke dalam k
edua vena cubiti dan infus diberikan pada
tingkat 2.000 ml selama 4 jam menggunak
an pompa infus.

Parameter utama diselidiki, yaitu kalorimet


ri langsung, diukur sebelum memulai infus
(waktu titik 0 h), setelah 2 jam infus (titik w
aktu 2 jam), pengganti infus (waktu poin 4
jam), dan akhirnya pada periode istirahat
selama dua jam(waktu poin 6 jam).

Pada jam ke- 0 dan 6 sampel urine diambi


l untuk menentukan metabolit nitrogen (kr
eatinin dan urea), mineral dan osmolalitas.
Selain itu, semua urin dikumpulkan selam
a periode 8 jam. Kuantitas dan osmolalitas
urin yang dikumpulkan diukur, dan ekskre
si 8 jam kreatinin, urea dan mineral dihitun
g.

Sepanjang penelitian kondisi klinis subjek


terus-menerus dipantau dan lingkungan e
ksternal yang konstan dipertahankan.

Indirect calorimetry
Prinsip kalorimetri langsung didasarkan pa
da penilaian konsumsi energi dari penguku
ran VO2 dan VCO2.
Komponen utama dari indirect kalorimetri l
angsung adalah analisis untuk CO2 kadalu
arsa dan dikonsumsi O2, dan untuk pengu
kuran yang tepat dari volume pernapasan.

Diagram skematik penelitian

Uji Biokimia
Setiap tes biokimia menggunakan Analisis
Modular (Roche Diagnostics, Basel , Swiss )
dan CCX ( CCX Critical Care Express, Nova
Biomedical, Waltham , 14A , USA ) analisis d
engan menggunakan reagen asli .
Untuk tes perangkat digunakan metode anali
sis spektrofotometri dan elektroda selektif io
n.

Review dari pemeriksaan yang dilaku


kan dalam penelitian ini
Parameter yang diperiksa:
1. Kalorimetri langsung : REE - diukur pengeluaran energi is
tirahat per kg berat badan ; REEkg - dihitung pengeluaran
energi istirahat ; RQ respiratory quotient; Ut _t fat utili
sation;, Ut_p protein utilisation; Ut_s sugar utilisation.
2. Tes serum biokimia: AST, ALT, bilirubin, kreatinin, urea, N
a, K, Cl, P, Ca, Mg, free ionised Ca, albumin, asam urat,o
smolalitas.
3. Analisa gas darah: pH, pO2, dan pCO2.
4. Biokimia urin: kreatinin, urea, Na, K, Cl, Ca, P, Mg, termas
uk pengeluaran 8 jam; osmolalitas.

Statistik
Besar sampel berdasarkan literatur dari studi
klinis yang sebanding.
Evaluasi statistik, menggunakan tes: ANOVA
, Kruskal-Wallis dan One Way Analysis of Va
riance by Ranks.
Evaluasi statistik menggunakan SigmaStat
3.1s dan SigmaPlot 9.0s software (Systat Sof
tware Inc , Point Richmond, USA ).
p-value < 0,05 signifikan.

HASIL

20

Kalorimetri tidak langsung


Infus ringerfundin dan Plasma-Lyte tidak memiliki efek signifikan p
ada VO2, VCO2, RQ or REE (Figs 36).
Parameter yang diukur dengan kalorimeter tidak langsung di kali pe
ngukuran individu hanya menunjukkan sedikit peningkatan di pengu
kuran kedua dan ketiga, kembali ke nilai awal setelah selesainya sel
uruh dosis yang direncanakan dari cairan infus.

21

Fig. 3a: Konsumsi oksigen selama dan


setelah Ringerfundin infus. Tidak ada
perbedaan yang signifikan secara statistik.
VO2 konsumsi oksigen =; A1 - 4 =
pengukuran dalam waktu poin 0 jam, 2 jam,
4 jam dan 6 jam selama dan setelah
Ringerfundin infuse

Fig. 3b: Konsumsi oksigen selama dan


setelah Plasma-Lyte infus. Tidak ada
perbedaan yang signifikan secara statistik.
VO2 konsumsi oksigen =; B1 - 4 =
pengukuran dalam waktu poin 0 jam, 2 jam, 4
jam dan 6 jam selama dan setelah Plasma22
Lyte infus

Fig. 4a: Pengeluaran karbon dioksida


selama dan setelah Ringerfundin
infus. Tidak ada perbedaan yang
signifikan secara statistik.
Pengeluaran = karbon dioksida
VCO2; A1 - 4 = pengukuran di titik
waktu 0 jam, 2h, 4 jam dan 6 jam

Fig.
4b:
Pengeluaran
karbon
dioksida
selama
dan
setelah
Plasma- Lyte infus. Tidak ada
perbedaan yang signifikan secara
statistik.
Pengeluaran = karbon dioksida
VCO2; B1 - 4 =23pengukuran di titik
waktu 0 jam, 2h, 4 jam dan 6 jam

Fig.5a: 6 jam Pengeluaran energy


istirahat
selama
dan
setelah
Ringerfundin
infus.
Tidak
ada
perbedaan yang signifikan secara
statistik.
REE = resting energy expenditure; A1
- 4 = pengukuran di titik waktu 0 jam,
2 jam, 4 jam dan 6 jam selama dan

Fig. 5b: 6 jam Pengeluaran


energy istirahat selama dan
setelah
Plasma-Lyte
infus.
Tidak ada
perbedaan yang
signifikan secara statistik
REE
=
resting
energy
expenditure;
B1
4
=
pengukuran di24 titik waktu 0
jam, 2 jam, 4 jam dan 6 jam

Fig. 6a: Quotient pernapasan


selama
dan
setelah
Ringerfundin infus. Tidak ada
perbedaan
yang
signifikan
secara statistik. RQ = quotient
pernapasan;
A1
4
=
pengukuran dalam waktu poin
0 jam, 2 jam, 4 jam dan 6 jam

Fig. 6b: Quotient pernapasan selama dan


setelah Plasma-Lyte infus. Tidak ada
perbedaan yang signifikan secara statistik.
RQ = quotient pernapasan; B1 - 4 =
pengukuran dalam waktu poin 0 jam, 2 jam, 4
jam dan 6 jam selama dan setelah Plasma-Lyte
infus
25

Fig.
7:
Konsentrasi
kalsium
terionisasi. Ada perbedaan statistik
yang signifikan antara kelompok
S_CaI Az vs S_CaI Ak dan S_CaI Bz
vs S_CaI Bk.
S_CaI
=
konsentrasi
kalsium
terionisasi dalam serum; A =

Fig. 8: Konsentrasi urea dalam serum. Ada


perbedaan statistik yang signifikan antara
kelompok S_UREA Az vs S_UREA Ak.
S_UREA = konsentrasi urea dalam serum;
A = Ringerfundin; B = Plasma-Lyte; z =
sebelum infus; k = setelah infus
26

Biokimia serum dan tes urin


Konsentrasi serum fosfat, natrium, klorida, kalium, asam
urat, kreatinin, albumin dan osmolalitas serta pH plasma
tidak terpengaruh oleh salah satu infus ringerfundin atau
Plasma-Lyte.
Konsentrasi serum kalsium terionisasi meningkat setelah
infus dari ringerfundin, sementara penurunan setelah Pla
sma-Lyte. Peningkatan serum terionisasi kalsium setelah
Ringerfundin bermakna secara statistik (p <0,05)

27

Temuan menarik adalah perbedaan tingkat biliru


bin. Peningkatan statistik signifikan (p <0,05) dal
am konsentrasi serum bilirubin diamati setelah
pemberian Plasma-Lyte 11 (9, 17), dan 18 (15, 2
2) umol / l, masing-masing), sementara tidak ad
a perubahan statistik signifikan setelah infus Rin
gerfundin (9,5 (8, 13), dan 15 (12, 18) umol / l, m
asing-masing).

28

Temuan yang paling signifikan adalah stati


stik (p <0,05) penurunan konsentrasi urea
serum pada kelompok diberikan Ringerfun
din, sedangkan kelompok yang menerima
infus Plasma-Lyte tidak terjadi perubahan
yang signifikan (fig. 8).

29

Jumlah urin dikeluarkan setelah pemberian infuse Ringer


fundin lebih tinggi daripada setelah pemberian infus Pla
sma-Lyte meskipun perbedaannya tidak signifikan. Setel
ah 8 jam, tidak ada perbedaan yang signifikan pada krea
tinin atau urea dalam urine, atau osmolalitas urine. Pen
gukuran konsentrasi mineral dalam urin berada di batas
normal.
Tidak ada efek samping yang terjadi selama studi klinis

30

PEMBAHASAN

Balance cairan elektrolit tidak hanya harus menc


egah, tapi secara khusus juga mengoreksi devia
si pada lingkungan dalam sesuai komposisinya
(kandungan ion), pH dan volum. Dengan memp
erhatikan tambahan yang menguntungkan dari a
nion tertentu seperti asetat, maleat, atau laktat, i
ni dapat diprediksikan yang memiliki efek menga
tur cairan, bahkan pada volum yang lebih besar,
tidak akan mempengaruhi konsumsi oksigen, pr
oduksi CO2 atau keseimbangan energi.

Cairan elektrolit generasi baru menggunak


an metabolisme dari anion dalam bentuk a
setat dan/atau maleat lebih baik dari lakta
t. Kerugian utama dari laktat adalah berm
anifestasi pada kondisi kerusakan mikrosir
kulasi dan hipoksia di perifer dan jaringan
viseral.

Keuntungan dari cairan kristaloid well-balanced adalah sebagai berikut:


Bersifat isotonik dan mengandung semua ion utama untuk melengkapi, men
yeimbangkan dan memperbaiki lingkungan internal pada rasio kebutuhan.
Menyediakan keseimbangan asm-basa yang stabil, bahkan dalam situasi flu
ktuasi terhadap kadar alkali dan asam
Bersifat aman bahkan dalam dosis lebih tinggi- tidak mengandung ion dalam
jumlah berlebihan yang akan menghasilkan sindrom ketidakseimbangan
Komposisi yang baik dari ion organik membuat cairan ini menjaga konsumsi
O2 dan produksi CO2 dalam jumlah minimal bahkan dalam kondisi kerusaka
n perfusi jaringan ( syok traumatik, syok septik, intoksikasi) dan dalam kondi
si kerusakan pertukaran O2 dan CO2 antara jaringan dan lingkungan luar.

Ion yang termetabolisme cepat seperti asetat dan maleat me


miliki banyak manfaat bila dibandingkan dengan jenis cairan i
on yang lama yang digunakan untuk mencapai keseimbanga
n. Tambahan dari resiko yang tersebut diatas dari penggunaa
n laktat selain hipoperfusi dan hipoksia, pengambilan bikarbo
nat menyebabkan ketidakstabilan cairan, meskipun dapat me
ningkatkan sedikit kebasaan intraseluler. 24 mmol/L kandunga
n asetat dan 5 mmol/L kandungan maleat setara dengan 34 m
mol/L pengambilan bikarbonat.

Konsumsi oksigen yang rendah setelah pengambilan ma


leat dan asetat telah ditunjukkan melalui beberapa peneli
tian. Bahkan ketika sejumlah 2000 ml volum pada penelit
ian cairan Ringerfundin diatur lebih dari 4 jam observasi,
disamping nilai REE stabil, tidak ada perubahan metabol
ism energi (VO2. VCO2, RQ)

Pada kasus post transplantasi paru, manfaat as


etat dari aspek metabolik telah dikonfirmasi mel
alui observasi lebih lanjut, pada eksperimen dan
klinis, contohnya kondisi selama hemodialisa, da
lam keadaan stres dapat meningkatkan glukone
ogenesis, dan juga berhubungan dengan metab
olisme otot.

Berdasarkan fenomena tambahan yang berhubungan de


ngan terapi Ringerfundin diamati sebagai berikut:
Ketika membandingkan cairan Ringerfundin dengan c
airan kontrol (Plasma-Lyte, Baxter), bahkan dengan a
ngka teliti dan volum total dari cairan infus, didapatka
n penurunan urea serum, yang mungkin hasil dari pe
ningkatan eksresi urea dari urin setelah Ringerfundin.

Pengukuran produksi urea urin tidak mengindikasikan penin


gkatan katabolisme protein
Setelah penggunaan Ringerfundin, bahkan meningkatkan di
uresis tanpa menurunkan kalsium yang diamati pada cairan
kontrol (plasma-lyte, baxter). Ini merupakan fenomena yang
signifikan, karena efek kerusakan dari perkembangan hipok
alsemia pada kondisi kritis.

Ditemukan hasil yang tidak signifikan pada peningkatan ko


nsentrasi bilirubin setelah penggunaan Ringerfundin diban
dingkan dengan Plasma-Lyte, meskipun tidak ada penjelas
an lebih lanjut mengenai hal tesebut.
Perbandingan dengan cairan kontrol (Plasma-Lyrte, Baxte
r), terdapat peningkatan yang lebih besar pada diuresis de
ngan penggunaan Ringerfundin, meskipun tidak berbeda s
ecara bermakna.

40

KESIMPULAN
1. Pada pengukuran yang rinci dari parameter kebutuhan energi RQ, VO2 dan V
CO2 menunjukkan Ringerfundin menjadi cairan yang cocok dengan efek meta
bolik yang stabil, dan cairan elektrolit yang seimbang dimana tidak meningkatk
an konsumsi O2 atau kebutuhan energi total.
2. Cairan Ringerfundin mempunyai keuntungan dengan mempengaruhi komposisi
ion serum. Hal ini tidak menciptakan ketidakseimbangan ion dan tidak mempen
garuhi osmolalitas ketika 2.000 ml diberikan selama 4 jam.
3. Pada akhir periode infus terdapat penurunan serum urea disertai dengan pen
urunan kreatinin total, namun tidak signifikan secara statistik.
4. Cairan ringerfundin diketahui tidak menyebabkan deplesi kalsium.
5. Keseimbangan nitrogen diperkirakan dari ekskresi urin dan pengukuran substr
at nutrisi dengan kalorimetri tidak langsung yang menunjukkan peningkatan ka
tabolisme protein selama atau setelah infus Ringerfundin.
Kesimpulannya, penggunaan Ringerfundin ditoleransi sangat baik dan tidak ad
a efek samping.
41

Terima Kasih
Selamat Belajar

42

Anda mungkin juga menyukai