Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE TERHADAP

KEKERASAN, WARNA, DAN DAYA TERIMA


COOKIES UBI JALAR KUNING

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:
ARINA SABILA ROHMANI
J310110045

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Bismillahirrohmanirrohim
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama

: Arina Sabila Rohmani

NIM

: J 310 110 045

Fak./Prodi

: FIK/S1 Ilmu Gizi

Jenis

: Skripsi

Judul Skripsi

: PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE TERHADAP


KEKERASAN, WARNA, DAN DAYA TERIMA COOKIES UBI
JALAR KUNING

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :


1. Memberikan hak bebas royalty kepada Perpustakaan UMS atas penulisan
karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih meniadakan/mengalih formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan serta
menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada
Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta izin kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan
pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hokum yang timbul atas
pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pe

ii

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE TERHADAP KEKERASAN,


WARNA, DAN DAYA TERIMA COOKIES UBI JALAR KUNING
Arina Sabila Rohmani (J 310 1100 45)
Pembimbing : Pramudya Kurnia, S.TP., M.Agr
Rusdin Rauf, S.TP., MP
Program Studi Ilmu Gizi Jenjang S1 Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57102
Email : aargan93@yahoo.co.id
ABSTRACT
EFFECTS OF TEMPEH FLOUR SUBSTITUTION ON HARDNESS, COLOUR,
AND ACCEPTIBILITY OF YELLOW SWEET POTATO COOKIES
The prevalence of Vitamin A Deficiency (VAD) in Indonesia is still high. It is
caused by inadequate intake of vitamin A and low protein status. Yellow sweet
potato flour has high content of pro-vitamin A and could be processed into cookies
product. Tempeh flour could be used as is substituent of yellow sweet potato flour
to increase the protein content of cookies. The purpose of this study was to
determine effects of tempeh flour substitution on hardness, colour and
acceptabillity of yellow sweet potato cookies. Completely randomized design was
used in this research with 4 types of substitution treatments of tempeh flour, which
were 15%, 20%, 25%, and 30%. Data of hardness, color, and acceptabillity of
yellow sweet potato cookies were statistically analyzed using one-way ANOVA and
followed by Duncan test at significance level of 95%. The results showed that there
was not any significant effect of tempeh flour substitution on the hardness of yellow
sweet potato cookies, which ranged from 3.72 to 4.35 N. There was not any
significant effect of tempeh flour substitution on the redness colour of yellow sweet
potato cookies, that ranged from 10.21 to 10.92 N. The lightness, yellowness, and
hue colour of yellow sweet potato cookies were affected by tempeh flour
substitution, with the highest values were 58,6, 50,06, and 78,45, respectively.
There was not any significant effect of tempeh flour substitution on the colour,
taste and overall acceptabillity of sweet potato cookies, with the highest scores
were 4,00 and 3,97, respectively. There was not any effect of tempeh flour
substitution on the flavor and texture acceptabillity of sweet potato cookies. Flavor
acceptabillity score ranged from 3,73 to 3,97 and texture acceptabillity scores
ranged from 3,57 to 3,93. Based on the acceptabillity test of yellow sweet potato
cookies, substitution 15% tempeh flour in yellow sweet potato cookies was the
most preffered by panelists.
Prevalensi Kekurangan Vitamin A (KVA) di Indonesia masih tinggi. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya asupan vitamin A dan status protein yang rendah.
Tepung ubi jalar kuning mempunyai kandungan pro vitamin A yang tinggi dan
dapat diolah menjadi produk cookies. Tepung tempe dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pensubstitusi tepung ubi jalar kuning untuk meningkatkan kadar protein
cookies. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung
tempe terhadap kekerasan, warna dan daya terima pada cookies ubi jalar kuning.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 4

2
1

perlakuan substitusi tepung tempe yaitu 15%, 20%, 25%, dan 30%. Data analisis
kekerasan, warna, dan daya terima cookies ubi jalar kuning dianalisis
menggunakan uji statistik one way Anova dan kemudian jika ada perbedaan
dilanjutkan uji Duncan dengan taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tidak ada pengaruh substitusi tepung tempe terhadap kekerasan cookies
ubi jalar kuning. Kekerasan cookies ubi jalar kuning berkisar antara 3,72-4,35N.
Tidak ada pengaruh substitusi tepung tempe terhadap warna a cookies ubi jalar
kuning. Warna a cookies ubi jalar kuning berkisar antara 10,21-10,92. Ada
pengaruh substitusi tepung tempe terhadap warna L, b, dan h0 cookies ubi jalar
kuning. Nilai L tertinggi yaitu 58,6. Nilai b tertinggi yaitu 50,06. Nilai h0 tertinggi
yaitu 78,45. Ada pengaruh substitusi tepung tempe terhadap daya terima warna,
rasa, dan keseluruhan cookies ubi jalar kuning. Skor daya terima warna tertinggi
adalah 4,07, untuk rasa adalah 4,00, dan untuk keseluruhan adalah 3,97. Tidak
ada pengaruh substitusi tepung tempe terhadap daya terima aroma dan tekstur
cookies ubi jalar kuning. Skor daya terima aroma berkisar antara 3,73-3,97,
sedangkan untuk tekstur berkisar antara 3,57-3,93. Berdasarkan daya terima
panelis, disarankan substitusi 15% tepung tempe pada cookies ubi jalar kuning
PENDAHULUAN
Prevalensi
kekurangan
vitamin A tingkat sub klinis yang
dilihat dari rendahnya kadar retinol
serum masih banyak ditemukan.
Kekurangan
vitamin
A
dapat
menyebabkan tubuh menjadi rentan
terhadap
penyakit
infeksi
(Fedriansyah, dkk, 2010).
Pemberian kapsul vitamin A
belum dapat memecahkan masalah
kekurangan vitamin A. Berdasarkan
penelitian Rinaningsih (2007) tiga
bulan setelah pemberian kapsul
vitamin A, sebanyak 56,8% balita
mempunyai kadar retinol serum yang
rendah.
Kadar retinol serum yang
rendah setelah konsumsi vitamin A
diduga karena rendahnya asupan
protein. Protein berperan dalam
pengangkutan mikronutrien termasuk
vitamin A. Vitamin A dalam bentuk
retinol didistribusikan ke organ lain
melalui plasma darah dengan diikat
oleh retinol binding protein.
Ubi jalar kuning memiliki
kandungan beta karoten (pro vitamin
A), yaitu 53,15 mg per 100 g ubi
segar (Fauzia, 2012). Salah satu
sumber
protein
yang
mudah

dijangkau oleh masyarakat adalah


tempe. Kadar protein tempe yaitu
18,3 gram per 100 gram tempe
(Omosebi, 2013). Keunggulan tempe
adalah kandungan asam aminonya
yang
lengkap
(Muchtadi
dan
Sugiono, 1992).
Salah satu produk yang cukup
populer dan disenangi oleh berbagai
kalangan masyarakat adalah cookies.
Tepung ubi jalar kuning berpotensi
mengganti tepung terigu karena
selain kadar pati yang tinggi (79,81%)
(Marahastuti, 1993),rasio amilosa
dan amilopektin yang hampir sama.
Tepung terigu memiliki rasio amilosa
dan amilopektin 74:26 (Praptiningsih,
dkk, 2003), sedangkan tepung ubi
jalar kuning 75:25 (Antarlina dan
Utomo, 1993)
Substitusi
tepung
tempe
dapat menambah kadar protein
cookies (Azni, 2013) . Pengaruh lain
dari substitusi tepung tempe adalah
pada kekerasan, warna, dan daya
terima (Bakara, 1996).
Kekerasan
cookies
dipengaruhi oleh kadar protein dan
kemampuan mengikat air. Menurut
Indriyani
(2007),
kekerasan
mempengaruhi daya terima panelis.

23

Semakin tinggi nilai kekerasan,


semakin tinggi pula skor daya terima
cookies.
Warna dapat mempengaruhi
kenampakan
cookies.
Menurut
Bakara
(1996)
reaksi
millard
menyebabkan turunnya kecerahan
dan intensitas warna pada tepung
tempe, yang dapat berdampak pada
produk turunannya. Adanya gula
pada
cookies
juga
dapat
mempengaruhi warna akibat reaksi
karamelisasi.
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh
substitusi tepung tempe terhadap
kekerasan, warna dan daya terima
pada cookies ubi jalar kuning

oleh daya serap air (Mervina,


2011), kadar protein (Bakara,
1997), kadar gula dan lemak
(Dahrul,
dkk,
2008),
dan
penggunaan pengembang (Sufi,
2009). Hasil analisis kekerasan
pada cookies ubi jalar kuning
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Kekerasan Cookies Ubi Jalar
Kuning
Substitusi
Kekerasan
Tepung Tempe
(N)
15%
4,02
20%
3,91
25%
3,72
30%
4,35
Nilai p
0,531
Berdasarkan
uji
statistik
Anova, tidak ada pengaruh
substitusi tepung tempe terhadap
kekerasan cookies ubi jalar
kuning. Kekerasan cookies ubi
jalar kuning berkisar antara 3,724,35N. Dari hasil penelitian ini,
dapat disimpulkan bahwa tingkat
substitusi tepung tempe hingga
30% pada cookies ubi jalar kuning
belum
dapat
mempengaruhi
kekerasan.
2. Warna
Warna pada bahan dan
produk pangan dibentuk oleh
adanya pigmen yang alami
terkandung pada bahan pangan
atau pewarna yang sengaja
ditambahkan. Warna cookies ubi
jalar kuning dengan substitusi
tepung tempe 15%, 20%, 25%,
dan 30% meliputi L, a, b, dan h0
yang dapat dilihat pada tabel 2.

METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
menurut
jenisnya
merupakan
penelitian
eksperimen. Rancangan penelitian
yang dilakukan adalah rancangan
acak
lengkap
dengan
variasi
substitusi tepung tempe dari tepung
ubi jalar kuning dengan perlakuan
sebagai berikut: perlakuan A sebesar
15% tepung tempe, perlakuan B
sebesar
20%
tepung
tempe,
perlakuan C sebesar 25% tepung
tempe, dan perlakuan D sebesar
20% tepung tempe. Objek penelitian
dari
eksperimen
ini
adalah
pembuatan cookies ubi jalar kuning
yang disubstitusi dengan tepung
tempe.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kekerasan
Kekerasan pada cookies ubi
jalar kuning dapat dipengaruhi

Tabel 2
Warna Cookies Ubi Jalar Kuning
Substitusi Tepung Tempe
L
a
b
15%
58,60c
10,21a
50,06c
20%
57,64bc
10,66a
46,80b
25%
56,28ab
10,90a
44,27a
30%
55,74a
10,92a
42,64a
Nilai p
0,005
0,109
0,000

4
3

h0
78,45c
77,14b
76,13ab
75,55a
0,003

Hasil uji Anova menunjukkan


bahwa ada pengaruh substitusi
tepung tempe terhadap nilai L, b,
dan h0 cookies ubi jalar kuning.
Sedangkan tidak ada pengaruh
substitusi tepung tempe terhadap
nilai a cookies ubi jalar kuning.
a. Kecerahan (L)
Nilai L yang paling tinggi
adalah
cookies ubi jalar
kuning
yang
disubstitusi
tepung tempe sebesar 15%.
Sedangkan Nilai L yang paling
rendah adalah cookies ubi
jalar
kuning
yang
disubstitusikan tepung tempe
sebesar 30%.
Turunnya kecerahan (nilai
L) dengan semakin tingginya
tingkat
substitusi
tepung
tempe
disebabkan
oleh
adanya reaksi millard sewaktu
pemanggangan menimbulkan
warna yang gelap (Bakara,
1997).
sebesar 15%. Sedangkan
Nilai b yang paling rendah
adalah cookies ubi jalar kuning
yang disubstitusikan tepung
tempe sebesar 30%.
Kisaran nilai
b pada
cookies ubi jalar kuning yang
disubstitusi tepung tempe
antara 42,64-50,06. Nilai b
yang positive menunjukkan
cookies ubi jalar kuning
dengan
substitusi
tepung
tempe memiliki warna kuning.
Warna kuning berasal dari
pigmen kuning-orange pada
tepung
ubi jalar kuning
(Andarwulan, 2010).
d. Hue (h0)
Derajat hue menunjukkan
warna yang terlihat. Semakin
tinggi tingkat substitusi tepung
tempe, nilai h0 pada cookies
ubi jalar kuning semakin
menurun. Nilai h0 yang paling

b. Kemerahan (a)
Berdasarkan
Tabel
2,
kisaran nilai a pada cookies
ubi
jalar
kuning
yang
disubstitusi tepung tempe
antara 10,21-10,92. Nilai a
yang positive menunjukkan
cookies ubi jalar kuning
dengan
substitusi
tepung
tempe 15%, 20%, 25%, dan
30% memiliki warna merah.
Warna
merah
dapat
disebabkan
oleh
pigmen
kuning-orange pada tepung
ubi jalar kuning (Andarwulan,
2008).
c. Kekuningan (b)
Berdasarkan
tabel
2,
Semakin
tinggi
tingkat
substitusi tepung tempe, nilai
b pada cookies ubi jalar
kuning semakin menurun. Nilai
b yang paling tinggi adalah
cookies ubi jalar kuning yang
disubstitusi tepung tempe
tinggi adalah cookies ubi jalar
kuning
yang
disubstitusi
tepung tempe sebesar 15%.
Sedangkan Nilai h0 yang
paling rendah adalah cookies
ubi
jalar
kuning
yang
disubstitusikan tepung tempe
sebesar 30%.
Kisaran nilai
h0 pada
cookies ubi jalar kuning yang
disubstitusi tepung tempe
antara 75,55-78,45. Nilai h0
pada
kisaran
54-90
menunjukkan cookies ubi jalar
kuning
dengan
substitusi
tepung tempe memiliki warna
merah-kuning.
Warna
tersebut berasal dari pigmen
kuning-orange pada tepung
ubi jalar kuning (Andarwulan,
2010).
3. Daya Terima
Daya terima pada cookies
dengan substitusi tepung tempe

Tabel 3
Daya Terima Cookies Ubi Jalar Kuning
Substitusi
Warna
Aroma
Tepung Tempe
b
15%
4,07
3,97a
b
20%
3,73
3,73a
25%
4,03b
3,93a
a
30%
3,27
3,73a
Nilai p
0.000
0.391
15%, 20%, 25%, dan 30%
meliputi warna, aroma, rasa,
tekstur, dan keseluruhan yang
dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil uji
Anova menunjukkan ada pengaruh
substitusi tepung tempe terhadap
daya terima warna, rasa, dan
keseluruhan cookies ubi jalar
kuning. Sedangkan tidak ada
pengaruh substitusi tepung tempe
terhadap daya terima aroma dan
tekstur cookies ubi jalar kuning.
a. Warna
Warna merupakan atribut
organoleptik yang penting dalam
makanan, karena merupakan
salah
satu
faktor
yang
menentukan mutu dan secara
visual tampil lebih dahulu
sehingga sangat menentukan
penerimaan
oleh
panelis
(Winarno, 2004).
Berdasarkan Tabel 3, skor
daya terima warna pada cookies
ubi jalar kuning semakin rendah
dengan meningkatnya tingkat
substitusi tepung tempe. Skor
daya terima warna yang paling
tinggi adalah cookies ubi jalar
kuning yang disubstitusi tepung
tempe sebesar 15%. Sedangkan
skor daya terima warna yang
paling rendah adalah cookies ubi
jalar kuning yang disubstitusikan
tepung tempe sebesar 30%.
Semakin turunnya skor
daya terima dengan semakin
tingginya
tingkat
substitusi
tepung tempe sesuai dengan
penelitian
Bakara
(1997).
Substitusi
tepung
tempe

Rasa
c

Tekstur

Keseluruhan

4,00
3,93
3,97c
b
a
3,40
3,77
3,57ab
3,43b
3,83a
3,77bc
a
a
2,90
3,57
3,43a
0.000
0.140
0.006
menyebabkan warna cookies
menjadi gelap karena reaksi
Mailard,
yaitu
reaksi
non
enzimatis antara gula pereduksi
dengan asam amino.
b. Aroma
Aroma dinilai cukup penting
karena dapat memberikan hasil
yang cepat mengenai kesukaan
konsumen terhadap produk.
(Setyaningsih,
2010).
Berdasarkan Tabel 3, skor daya
terima aroma berkisar antara
3,73-3,97.
Skor
tersebut
menunjukkan bahwa panelis
menilai agak suka berdasarkan
aroma cookies ubi jalar kuning.
Daya terima aroma cookies
tidak dipengaruhi oleh tingkat
substitusi tepung tempe. Hal ini
sesuai dengan penelitian Azni
(2013)
yang
menyatakan
substitusi tepung tempe tidak
mempengaruhi aroma cookies.
Sehingga dapat disimpulkan
bahwa substitusi tepung tempe
hingga
30%
belum
dapat
mempengaruhi
daya
terima
aroma cookies.
c. Rasa
Skor daya terima rasa pada
cookies ubi jalar kuning semakin
rendah dengan meningkatnya
tingkat substitusi tepung tempe.
Skor daya terima rasa yang
paling tinggi adalah cookies ubi
jalar kuning yang disubstitusi
tepung tempe sebesar 15%.
Sedangkan skor daya terima
rasa yang paling rendah adalah
cookies ubi jalar kuning yang

disubstitusikan tepung tempe


sebesar 30%.
Semakin turunnya skor daya
terima rasa seiring dengan
bertambahnya tingkat substitusi
tepung tempe disebabkan oleh
adanya aftertaste pahit yang
diduga oleh adanya hidrolisis
asam amino oleh reaksi Maillard
sewaktu proses pemanggangan
(Azni, 2013) dan kandungan
asam amino lysine pada tepung
tempe (Dewi, 2006)
d. Tekstur
Tekstur merupakan atribut
penting yang menentukan daya
terima suatu produk makanan.
Berdasarkan tabel 3, skor daya
terima tekstur berkisar antara
3,57-3,93 yang menunjukkan
kategori agak suka. Menurut
Azni (2013), skor daya terima
tekstur yang tidak terlalu berbeda
pada setiap perlakuan substitusi
tepung tempe. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa substitusi
tepung tempe hingga 30% belum
dapat
mempengaruhi
daya
terima tekstur cookies.
e. Keseluruhan
Penilaian panelis terhadap
kesukaan
keseluruhan
dipengaruhi
oleh
penilaian
terhadap warna, aroma, rasa,
dan tekstur cookies ubi jalar
kuning. Berdasarkan Tabel 3,
semakin tinggi tingkat substitusi
tepung tempe, akan semakin
menurunkan skor daya terima
keseluruhan cookies ubi jalar
kuning.
Skor
daya
terima
keseluruhan yang paling tinggi
adalah cookies ubi jalar kuning
yang disubstitusi tepung tempe
sebesar 15%. Sedangkan skor
daya terima keseluruhan yang
paling rendah adalah cookies ubi
jalar kuning yang disubstitusikan
tepung tempe sebesar 30%.

Berdasarkan skor daya terima


keseluruhan, cookies ubi jalar
kuning yang disubstitusi tepung
tempe sebesar 15% merupakan
produk yang paling disukai
panelis.
KESIMPULAN
Substitusi tepung tempe pada
pembuatan cookies ubi jalar
kuning
hanya
berpengaruh
terhadap warna (L, b, dan h0)
dan daya terima (warna, rasa,
dan keseluruhan). Tetapi tidak
berpengaruh
terhadap
kekerasan, warna kemerahan
(a), dan daya terima (aroma dan
tekstur)
Secara keseluruhan, cookies
ubi jalar kuning yang paling
disukai adalah yang disubstitusi
tepung tempe sebesar 15%.
SARAN
Berdasarkan penelitian yang
telah
dilakukan,
maka
disarankan untuk mensubstitusi
cookies ubi jalar kuning dengan
tepung tempe sebesar 15%
karena paling disukai oleh
panelis.
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan, N, Kusnandar, F,
Herawati, D. 2011. Analisis
Pangan.
Dian
Rakyat.
Jakarta.
Azni, M. E. 2013. Evaluasi Mutu
Kukis Berbahan Tepung Ubi
Jalar
Ungu
(Ipomoea
batatas L), Tepung Tempe
dan Tepung Udang Rebon
(Acetes erythraeus). Skripsi.
Fakultas
Pertanian
Universitas Riau. Pekanbaru
Bakara, H. M. M. 1996.
Karakteristik
Fisik
dan
Kandungan
Isoflavon

Cookies dengan Substitusi


Tepung Tempe. Skripsi.
Fakultas
Teknologi
Pertanian Institute Pertanian
Bogor

Matz, A. S. dan Matz D. T. 1978.


Cookie
and
Cracker
Technology.
The
AVI
Publishing Company, Inc.
Inc. Westport, Connecticut.

Dahrul, syah, Dr. Ir., MSc dan


Anggita Widhi R.
2008.
Jurnal:Kajian
Formulasi
Cookies Ubi Jalar (Ipomea
Batatas
L)
Dengan
Karakteristik
Tekstur
Menyerupai Cookies Keladi.
Departemen
Ilmu
dan
Teknologi Pangan. IPB.
Bogor

Mervina, Clara M. Khustanto,


dan Sri Anna Marliyati. 2011.
Jurnal penelitian :Formulasi
Biskuit Dengan Subtitusi
Tepung Ikan Lele Dumbo
(Clariasgariepinus)
Dan
Isolat
protein
Kedelai
(Glycine
max)
Sebagai
Makanan Potensial Untuk
Anak Balita Gizi Kurang.
IPB. Bogor

Dewi, Paula kartika. 2006.


Pengaruh Lama Fermentasi
dan
Suhu
Pengeringan
Terhadap Jumlah Asam
Amino Lisin dan Karakter
Fisiko-Kimia Tepung Tempe.
Skripsi. Fakultas Pertanian
Universitas
Katolik
Soegijapranata.

Muchtadi dan Sugiono. 1992.


Petunjuk Laboratorium : Ilmu
Pengetahuan
Bahan
Pangan.
Bogor
:
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi
Pusat
Antar Universitas
Pangan dan Gizi Institut
Pertanian Bogor

Fauzia, F. R. 2012. Pengaruh


Suhu
dan
Lama
Pengeringan Pada Proses
Pembuatan Tepung Ubi
Jalar Terhadap Kandungan
Beta
Karoten.
Skripsi.
Fakultas
Kedokteran
Universitas Gadjah Mada.

Omosebi, M. O. Dan Otunola, E.


T. 2013. Preliminary Studies
on Tempeh Flour Produced
From
Three
Different
Rhizopus
Species.
International
Journal
Of
Biotechnology and Food
Science Vol. 1(5), pp. 90-96,
December 2013.

Fedriyansyah. 2010. Hubungan


Kadar Seng dan Vitamin A
dengan Kejadian ISPA dan
Diare pada Anak. Sari
Pediatri Vol. 12 no 4,
Desember 2010

Rinaningsih. 2007. Hubungan


Kadar
Serum
Retinol
dengan Thyroid Stimulating
Hormone (TSH) Anak Balita
di
Daerah
Kekurangan
Yodium. Thesis. Program
Pasca
sarjana.
UNDIP
Semarang.

Indriyani, Ari. 2007. Cookies


Tepung Garut (Maranta
arudinaceae
L)
dengan
Pengkayaan Serat Pangan.
Skripsi. Universitas Gadjah
Mada

Sufi, S.Y. 2009. Sukses Bisnis


Donat.
Kriya
Pustaka.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai