Tiga negara: Amerika Serikat, Burma dan Liberia yang belum mengikuti sistem SI
Sistem Satuan Internasional (nama aslinya dalam bahasa Perancis: Systme
International d'Units atau SI) adalah sistem satuan atau besaran yang paling umum digunakan.
Pada awalnya sistem ini merupakan sistem MKS, yaitu panjang (meter), massa (kilogram), dan
waktu (detik/sekon). Sistem SI ini secara resmi digunakan di semua negara di dunia kecuali
Amerika Serikat (yang menggunakan Sistem Imperial), Liberia, dan Myanmar.[1]
Dalam sistem SI terdapat 7 satuan dasar/pokok SI dan 2 satuan tanpa dimensi. Selain itu,
dalam sistem SI terdapat standar awalan-awalan (prefix) yang dapat digunakan untuk
penggandaan atau menurunkan satuan-satuan yang lain.
Satuan pokok
7 satuan dasar/pokok SI adalah sebagai berikut :
Dua satuan SI tanpa dimensi adalah Radian (rad) dan Steradian (sr).
1.1.
Panjang
Panjang adalah dimensi suatu benda yang menyatakan jarak antar ujung. Panjang dapat
dibagi menjadi tinggi, yaitu jarak vertikal, serta lebar, yaitu jarak dari satu sisi ke sisi yang lain,
diukur pada sudut tegak lurus terhadap panjang benda. Dalam ilmu fisika dan teknik, kata
"panjang" biasanya digunakan secara sinonim dengan "jarak", dengan simbol "l" atau "L"
(singkatan dari bahasa Inggris length).
Panjang adalah ukuran satu dimensi, sedangkan luas adalah ukuran dua dimensi (pangkat
dua dari panjang) dan volume adalah ukuran tiga dimensi (pangkat tiga dari panjang). Dalam
hampir semua sistem pengukuran, panjang adalah satuan fundamental yang digunakan untuk
menurunkan satuan-satuan lainnya
1.2.
Meter
Meter adalah satuan dasar untuk ukuran panjang dalam sistem SI. Satuan ini
didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh dalam perjalanan cahaya di ruang hampa (vakum)
selama 1/299.792.458 detik. Satuan meter disingkat menggunakan simbol m. Meter bisa ditulis
sebagai metre dalam bahasa Inggris, atau meter dengan ejaan Amerika.
Patut diperhatikan bahwa definisi meter sebagai satuan dasar panjang adalah bergantung
dari definisi detik, seperti yang ditunjukan oleh persamaan di atas.
Penggandaan
Awalan yang sering digunakan untuk kelipatan meter adalah sebagai berikut.
Sejarah
Massa
Pada situasi normal, berat suatu objek adalah sebanding dengan massanya. Namun
pembedaan antara massa dengan berat diperlukan untuk pengukuran berpresisi tinggi.
Oleh karena hubungan relativistik antara massa dengan energi, adalah mungkin untuk
menggunakan satuan energi untuk mewakili massa. Sebagai contoh, eV normalnya digunakan
sebagai satuan massa (kira-kira 1,7831036 kg) dalam fisika partikel.
Diagram di atas mengilustrasikan hubungan antara lima sifat-sifat massa beserta tetapan
proporsionalitas yang menghubungkan kelima konsep ini. Tiap-tiap sampel massa dipercayai
memiliki lima sifat ini, namun oleh karena nilai tetapan proporsionalitas yang besar, umumnya
sangat sulit untuk memverifikasi lebih dari dua atau tiga sifat pada sampel massa tertentu.
Jari-jari Schwarzschild (rs) mewakili kemampuan massa menyebabkan pelengkungan ruang dan
waktu.
* Parameter gravitasional standar () mewakili kemampuan benda masif melakukan gaya
gravitasi Newton terhadap benda lain.
* Massa inersia (m) mewakili respon Newtonian massa terhadap gaya.
* Energi diam (E0) mewakili kemampuan massa diubah menjadi bentuk-bentuk energi yang lain.
* Panjang gelombang Compton () mewakili respon kuantum massa terhadap geometri lokal.
Dalam ilmu fisika, kita dapat secara konseptual membedakan paling tidak tujuh corak
massa ataupun tujuh fenomena fisika yang dapat dijelaskan menggunakan konsep massa:[1]
Massa inersia merupakan ukuran resistansi suatu objek untuk mengubah keadaan
geraknya ketika suatu gaya diterapkan. Ia ditentukan dengan menerapkan gaya ke sebuah
objek dan mengukur percepatan yang dihasilkan oleh gaya tersebut. Objek dengan massa
inersia yang rendah akan berakselerasi lebih cepat daripada objek dengan massa inersia
yang besar. Dapat dikatakan, benda dengan massa yang lebih besar memiliki inersia yang
lebih besar.
Jumlah materi pada beberapa jenis sampel dapat ditentukan secara persis melalui
elektrodeposisi ataupun proses-proses lainnya. Massa persis suatu sampel ditentukan
dengan menghitung jumlah dan jenis atom-atom yang terdapat di dalamnya. Selain itu,
dihitung pula eneri yang terlibat dalam pengikatan atom-atom tersebut (bertanggung
jawab terhadap defisit massa ataupun massa yang hilang).
Massa gravitasional pasif merupakan ukuran kekuatan interaksi suatu objek dengan
medan gravitasi. Massa gravitasional pasif ditentukan dengan membagi berat objek
dengan percepatan jatuh bebas objek itu sendiri. Dua objek dalam medan gravitasi yang
sama akan mengalami percepatan yang sama. Namun objek dengan massa gravitasional
pasif lebih kecil akan mengalami gaya yang lebih kecil (berat lebih ringan daripada objek
dengan massa gravitasiional pasif yang besar.
Energi juga bermassa menurut prinsip kesetaraan massa-energi. Kesetaraan ini dapat
terlihat pada proses fusi nuklir dan lensa gravitasi. Pada fusi nuklir, sejumlah massa
Massa kuantum merupakan perbedaan antara frekuensi kuantum suatu objek dengan
bilangan gelombangnya: m2 = 2 k2. Massa kuantum sebuah elektron dapat ditentukan
menggunakan berbagai macam spektroskopi dan utamanya berkaitan erat dengan tetapan
Rydberg, jari-jari Bohr, dan jari-jari elektron klasik. Massa kuantum benda yang lebih
besar dapat diukur secara langsung menggunakan timbangan watt.
2.2.
Kilogram
Kilogram (kg), adalah satuan unit SI untuk massa. 1 gram didefinisikan sebagai 1/1000
kilogram.
3.1. Waktu
detik (sekon)
menit
jam
pekan (minggu)
bulan (Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober,
November, Desember)
tahun
windu
dekade (dasawarsa)
abad
10
ditemukan oleh orang-orang Mesir dalam putaran bumi sebagai 1/24 dari mean hari matahari. Ini
membuat detik sebagai 1/86.400 dari mean hari matahari.
Di tahun 1956, International Committee for Weights and Measures (CIPM), dibawah
mandat yang diberikan oleh General Conference on Weights and Measures (CGPM) ke sepuluh
di tahun 1954, menjabarkan detik dalam periode putaran bumi disekeliling matahari di saat
epoch, karena pada saat itu telah disadari bahwa putaran bumi di sumbunya tidak cukup seragam
untuk digunakan sebagai standar waktu. Gerakan bumi itu digambarkan di Newcomb's Tables of
the Sun (Daftar matahari Newcomb), yang mana memberikan rumusan untuk gerakan matahari
pada epoch di tahun 1900 berdasarkan observasi astronomi dibuat selama abad ke delapanbelas
dan sembilanbelas. Dengan demikian detik didefinisikan sebagai
1/31.556.925,9747 bagian dari tahun matahari di tanggal 0 Januari 1900 jam 12 waktu
ephemeris.
Definisi ini diratifikasi oleh General Conference on Weights and Measures ke sebelas di
tahun 1960. Referensi ke tahun 1900 bukan berarti ini adalah epoch dari mean hari matahari
yang berisikan 86.400 detik. Melainkan ini adalah epoch dari tahun tropis yang berisi
31.556.925,9747 detik dari Waktu Ephemeris. Waktu Ephemeris (Ephemeris Time - ET) telah
didefinisikan sebagai ukuran waktu yang memberikan posisi obyek angkasa yang terlihat sesuai
dengan teori gerakan dinamis Newton.
Dengan dibuatnya jam atom, maka ditentukanlah penggunaan jam atom sebagai dasar
pendefinisian dari detik, bukan lagi dengan putaran bumi.
Dari hasil kerja beberapa tahun, dua astronomer di United States Naval Observatory
(USNO) dan dua astronomer di National Physical Laboratory (Teddington, England)
menentukan hubungan dari hyperfine transition frequency atom caesium dan detik ephemeris.
Dengan menggunakan metode pengukuran common-view berdasarkan sinyal yang diterima dari
stasiun radio WWV, mereka menentukan bahwa gerakan orbital bulan disekeliling bumi, yang
dari mana gerakan jelas matahari bisa diterka, di dalam satuan waktu jam atom. Sebagai
hasilnya, di tahun 1967, General Conference on Weights and Measures mendefinisikan detik dari
waktu atom dalam International System of Units (SI) sebagai
Durasi sepanjang 9.192.631.770 periode dari radiasi sehubungan dengan transisi antara
dua hyperfine level dari ground state dari atom caesium-133.
Ground state didefinisikan di ketidak-adaan (nol) medan magnet. Detik yang didefinisikan
tersebut adalah sama dengan detik ephemeris.
Definisi detik yang selanjutnya adalah disempurnakan di pertemuan BIPM untuk
menyertakan kalimat
Definisi ini mengacu pada atom caesium yang diam pada temperatur 0 K.
11
Dalam prakteknya, ini berarti bahwa realisasi detik dengan ketepatan tinggi harus
mengkompensasi efek dari radiasi sekelilingnya untuk mencoba mengextrapolasikan ke harga
detik seperti yang disebutkan di atas.
4.1. Arus listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik dalam
sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau
Ampere. Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam
satuan mikroAmpere (A) seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200
kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat
diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir
dalam sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm.
Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan internasional. Satuan
internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere didefinisikan
sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7
Newton/meter di antara dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat
diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara.
Arus yang mengalir masuk suatu percabangan sama dengan arus yang mengalir keluar
dari percabangan tersebut. i1 + i4 = i2 + i3
Untuk arus yang konstan, besar arus I dalam Ampere dapat diperoleh dengan persamaan:
di mana I adalah arus listrik, Q adalah muatan listrik, dan t adalah waktu (time).
Sedangkan secara umum, arus listrik yang mengalir pada suatu waktu tertentu adalah:
12
Dengan demikian dapat ditentukan jumlah total muatan yang dipindahkan pada rentang
waktu 0 hingga t melalui integrasi:
Sesuai dengan persamaan di atas, arus listrik adalah besaran skalar karena baik muatan Q
maupun waktu t merupakan besaran skalar.[ Dalam banyak hal sering digambarkan arus listrik
dalam suatu sirkuit menggunakan panah, salah satunya seperti pada diagram di atas. Panah
tersebut bukanlah vektor dan tidak membutuhkan operasi vektor. Pada diagram di atas
ditunjukkan arus mengalir masuk melalui dua percabangan dan mengalir keluar melalui dua
percabangan lain. Karena muatan listrik adalah kekal maka total arus listrik yang mengalir keluar
haruslah sama dengan arus listrik yang mengalir ke dalam sehingga i1 + i4 = i2 + i3. Panah arus
hanya menunjukkan arah aliran sepanjang penghantar, bukan arah dalam ruang.
Arah arus
Definisi arus listrik yang mengalir dari kutub positif (+) ke kutub negatif (-) baterai
(kebalikan arah untuk gerakan elektronnya)
Pada diagram digambarkan panah arus searah dengan arah pergerakan partikel bermuatan
positif (muatan positif) atau disebut dengan istilah arus konvensional. Pembawa muatan positif
tersebut akan bergerak dari kutub positif baterai menuju ke kutub negatif. Pada kenyataannya,
pembawa muatan dalam sebuah penghantar listrik adalah partikel-partikel elektron bermuatan
negatif yang didorong oleh medan listrik mengalir berlawan arah dengan arus konvensional.
Sayangnya, dengan alasan sejarah, digunakan konvensi berikut ini:
Panah arus digambarkan searah dengan arah pergerakan seharusnya dari pembawa
muatan positif, walaupun pada kenyataannya pembawa muatan adalah muatan negatif
dan bergerak pada arah berlawanan.
13
Konvensi demikian dapat digunakan pada sebagian besar keadaan karena dapat
diasumsikan bahwa pergerakan pembawa muatan positif memiliki efek yang sama dengan
pergerakan pembawa muatan negatif.
Rapat arus
Rapat arus (bahasa Inggris: current density) adalah aliran muatan pada suatu luas
penampang tertentu di suatu titik penghantar. Dalam SI, rapat arus memiliki satuan Ampere per
meter persegi (A/m2).
di mana I adalah arus pada penghantar, vektor J adalah rapat arus yang memiliki arah sama
dengan kecepatan gerak muatan jika muatannya positif dan berlawan arah jika muatannya
negatif, dan dA adalah vektor luas elemen yang tegak lurus terhadap elemen. Jika arus listrik
seragam sepanjang permukaan dan sejajar dengan dA maka J juga seragam dan sejajar terhadap
dA sehingga persamaan menjadi:
maka
di mana A adalah luas penampang total dan J adalah rapat arus dalam satuan A/m2.
Kelajuan hanyutan
Saat sebuah penghantar tidak dilalui arus listrik, elektron-elektron di dalamnya bergerak
secara acak tanpa perpindahan bersih ke arah mana pun juga. Sedangkan saat arus listrik
mengalir melalui penghantar, elektron tetap bergerak secara acak namun mereka cenderung
hanyut sepanjang penghantar dengan arah berlawanan dengan medan listrik yang menghasilkan
aliran arus. Tingkat kelajuan hanyutan (bahasa Inggris: drift speed) dalam penghantar adalah
kecil dibandingkan dengan kelajuan gerak-acak, yaitu antara 10-5 dan 10-4 m/s dibandingkan
dengan sekitar 106 m/s pada sebuah penghantar tembaga.
14
4.2. Ampere
Untuk fisikawan Andr-Marie Ampre, lihat Andr-Marie Ampre.
Arus listrik (dalam ampere atau mili-ampere) dapat diukur dengan alat yang disebut
amper-meter/galvanometer
Dalam fisika, ampere dilambangkan dengan A, adalah satuan SI untuk arus listrik. Satu
ampere adalah suatu arus listrik yang mengalir, sedemikian sehingga di antara dua penghantar
lurus dengan panjang tak terhingga, dengan penampang yang dapat diabaikan, dan ditempatkan
terpisah dengan jarak satu meter dalam vakum, menghasilkan gaya sebesar 2 10-7 newton per
meter.
Satuan ini diambil dari nama Andr-Marie Ampre, salah satu penemu
elektromagnetisme.
15
5.1. Suhu
Air akan mulai membeku pada suhu 0 Celsius (di gambar ini suhu udara -17 C)
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda,
semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh
suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk
perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom
penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.
16
Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat macam
termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit dan Kelvin. Perbandingan
antara satu jenis termometer dengan termometer lainnya mengikuti:
C:R:(F-32) = 5:4:9 dan
K=C + 273.
Sebagai contoh:
dan
termometer alkohol
termometer basal
termometer merkuri
termometer oral
termometer Galileo
termistor
reversing thermometer
17
thermocouple
Ada nomor disepanjang tuba gelas yang menjadi tanda besaran temperatur.
Keutungan termometer bulb antara lain tidak memerlukan alat bantu, relatif murah, tidak
mudah terkontaminasi bahan kimia sehingga cocok untuk laboratorium kimia, dan
konduktivitas panas rendah.
Kelemahan termometer bulb antara lain mudah pecah, mudah terkontaminasi cairan
(alkohol atau merkuri), kontaminasi gelas/kaca, dan prosedur pengukuran yang rumit
(pencelupan).
Penggunaan thermometer bulb harus melindungi bulb dari benturan dan menghindari
pengukuran yang melebihi skala termometer.
18
Termometer spring
Menggunakan sebuah coil (pelat pipih) yang terbuat dari logam yang sensitif terhadap
panas, pada ujung spring terdapat pointer.
Bila udara panas, coil (logam) mengembang sehingga pointer bergerak naik, sedangkan
bila udara dingin logam mengkerut pointer bergerak turun. Secara umum termometer ini
paling rendah keakuratannya di banding termometer bulb dan digital.
Penggunaan termometer spring harus selalu melindungi pipa kapiler dan ujung sensor
(probe) terhadap benturan/ gesekan. Selain itu, pemakaiannya tidak boleh melebihi suhu
skala dan harus diletakkan di tempat yang tidak terpengaruh getaran.
19
Cara mudah untuk mengubah dari Celsius, Fahrenheit, dan Reamur adalah dengan
mengingat perbandingan C:F:R = 5:9:4. Caranya, adalah (Skala tujuan)/(Skala awal)xSuhu. Dari
Celsius ke Fahrenheit setelah menggunakan cara itu, ditambahkan 32.
Contoh
Konversi dari
ke
Rumus
Kelvin
Fahrenheit F = K 1,8 459,67
Skala Kelvin (simbol: K)
adalah skala suhu di mana nol absolut
Fahrenheit
kelvin
K = (F + 459,67) / 1,8
didefinisikan sebagai 0 K. Satuan untuk
skala Kelvin adalah kelvin (lambang
kelvin
Celsius
C = K 273,15
K), dan merupakan salah satu dari tujuh
Celsius
kelvin
K = C + 273,15
unit dasar SI. Satuan kelvin
didefinisikan oleh dua fakta: nol kelvin
Rumus konversi lainnya
adalah nol absolut (ketika gerakan
Conversion calculator for units of temperature
molekuler berhenti), dan satu kelvin
adalah pecahan 1/273,16 dari suhu
termodinamik triple point air (0,01 C). Skala suhu Celsius kini didefinisikan berdasarkan
kelvin.
20
Lord Kelvin
Kelvin dinamakan berdasarkan seorang fisikawan dan insinyur Inggris, William
Thomson, 1st Baron Kelvin.
Perkataan kelvin sebagai unit SI ditulis dengan huruf kecil k (kecuali pada awal kalimat),
dan tidak pernah diikuti dengan kata derajat, atau simbol , berbeda dengan Fahrenheit dan
Celsius. Ini karena kedua skala yang disebut terakhir adalah skala ukuran sementara kelvin
adalah unit ukuran. Ketika kelvin diperkenalkan pada tahun 1954 (di Konferensi Umum tentang
Berat dan Ukuran (CGPM) ke-10, Resolusi 3, CR 79), namanya adalah "derajat kelvin" dan
ditulis K; kata "derajat" dibuang pada 1967 (CPGM ke-13, Resolusi 3, CR 104).
Perhatikan bahwa simbol unit kelvin selalu menggunakan huruf besar K dan tidak pernah
dimiringkan. Tidak seperti skala suhu yang menggunakan simbol derajat, selalu ada spasi di
antara angka dan huruf K-nya, sama seperti unit SI lainnya.
Faktor konversi
Dalam sistem termodinamika, energi yang dibawa partikel sebanding dengan suhu
absolut, serta melibatkan konstanta proporsionalitas yang dikenal sebagai konstanta Boltzmann.
Dengan demikian, suhu partikel dapat dikoversi menjadi kandungan energi atau, sebaliknya,
menghitung energi partikel pada suhu tertentu di bawah ini:
elektronvolt ke kelvin
kelvin ke elektronvolt
21
6.1. Molekul
Penggambaran tiga dimensi (kiri dan tengah) berserta dua dimensi (kanan) molekul
terpenoid atisana.
Molekul didefinisikan sebagai sekelompok atom (paling sedikit dua) yang saling
berikatan dengan sangat kuat (kovalen) dalam susunan tertentu dan bermuatan netral serta cukup
stabil. Menurut definisi ini, molekul berbeda dengan ion poliatomik. Dalam kimia organik dan
biokimia, istilah molekul digunakan secara kurang kaku, sehingga molekul organik dan
biomolekul bermuatan pun dianggap termasuk molekul.
Dalam teori kinetika gas, istilah molekul sering digunakan untuk merujuk pada partikel
gas apapun tanpa bergantung pada komposisinya. Menurut definisi ini, atom-atom gas mulia
dianggap sebagai molekul walaupun gas-gas tersebut terdiri dari atom tunggal yang tak
berikatan.
Sebuah molekul dapat terdiri atom-atom yang berunsur sama (misalnya oksigen O2),
ataupun terdiri dari unsur-unsur berbeda (misalnya air H2O). Atom-atom dan kompleks yang
berhubungan secara non-kovalen (misalnya terikat oleh ikatan hidrogen dan ikatan ion) secara
umum tidak dianggap sebagai satu molekul tunggal.
Ilmu molekuler
Ilmu yang mempelajari molekul disebut kimia molekuler ataupun fisika molekuler
bergantung pada fokus kajiannya. Kimia molekuler berkutat pada hukum-hukum yang mengatur
interaksi antara molekul, manakala fisika molekuler berkutat pada hukum-hukum yang mengatur
struktur dan sifat-sifat molekul. Dalam prakteknya, perbedaan kedua ilmu tersebut tidaklah jelas
dan saling bertumpang tindih. Dalam ilmu molekuler, sebuah molekul terdiri dari suatu sistem
stabil yang terdiri dari dua atau lebih molekul. Ion poliatomik dapat pula kadang-kadang
dianggap sebagai molekul yang bermuatan. Istilah molekul tak stabil digunakan untuk merujuk
pada spesi-spesi kimia yang sangat reaktif.
Sejarah
Walaupun keberadaan molekul telah diterima oleh banyak kimiawan sejak awal abad ke19, terdapat beberapa pertentangan di antara para fisikawan seperti Mach, Boltzmann, Maxwell,
dan Gibbs, yang memandang molekul hanyalah sebagai sebuah konsepsi matematis. Karya
22
Perrin pada gerak Brown (1911) dianggap sebagai bukti akhir yang meyakinkan para ilmuwan
akan keberadaan molekul.
Definisi molekul pula telah berubah seiring dengan berkembangnya pengetahuan atas
struktur molekul. Definisi paling awal mendefinisikan molekul sebagai partikel terkecil bahanbahan kimia yang masih mempertahankan komposisi dan sifat-sifat kimiawinya. [5] Definisi ini
sering kali tidak dapat diterapkan karena banyak bahan materi seperti bebatuan, garam, dan
logam tersusun atas jaringan-jaringan atom dan ion yang terikat secara kimiawi dan tidak
tersusun atas molekul-molekul diskret.
Ukuran molekul
Kebanyakan molekul sangatlah kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang.
Kekecualian terdapat pada DNA yang dapat mencapai ukuran makroskopis. Molekul terkecil
adalah hidrogen diatomik (H2), dengan keseluruhan molekul sekitar dua kali panjang ikatnya
(0.74 ). Satu molekul tunggal biasanya tidak dapat dipantau menggunakan cahaya, namun
dapat dideteksi menggunakan mikroskop gaya atom. Molekul dengan ukuran yang sangat besar
disebut sebagai makromolekul atau supermolekul. Jari-jari molekul efektif merupakan ukuran
molekul yang terpantau dalam larutan.[6][7]
Rumus molekul
Rumus empiris sebuah senyawa menunjukkan nilai perbandingan paling sederhana unsurunsur penyusun senyawa tersebut. Sebagai contohnya, air selalu memiliki nilai perbandingan
atom hidrogen berbanding oksigen 2:1. Etanol pula selalu memiliki nilai perbandingan antara
karbon, hidrogen, dan oksigen 2:6:1. Namun, rumus ini tidak menunjukkan bentuk ataupun
susunan atom dalam molekul tersebut. Contohnya, dimetil eter juga memiliki nilai perbandingan
yang sama dengan etanol. Molekul dengan jumlah atom penyusun yang sama namun berbeda
susunannya disebut sebagai isomer.
Perlu diperhatikan bahwa rumus empiris hanya memberikan nilai perbandingan atomatom penyusun suatu molekul dan tidak memberikan nilai jumlah atom yang sebenarnya. Rumus
molekul menggambarkan jumlah atom penyusun molekul secara tepat. Contohnya, asetilena
memiliki rumus molekuler C2H2, namun rumus empirisnya adalah CH.
Massa suatu molekul dapat dihitung dari rumus kimianya. Sering kali massa molekul
diekspresikan dalam satuan massa atom yang setara dengan 1/12 massa atom karbon-12.
Geometri molekul
Molekul memiliki geometri yang berbentuk tetap dalam keadaan kesetimbangan. Panjang
ikat dan sudut ikatan akan terus bergetar melalui gerak vibrasi dan rotasi. Rumus kimia dan
struktur molekul merupakan dua faktor penting yang menentukan sifat-sifat suatu senyawa.
Senyawa isomer memiliki rumus kimia yang sama, namun sifat-sifat yang berbeda oleh karena
23
strukturnya yang berbeda. Stereoisomer adalah salah satu jenis isomer yang memiliki sifat fisika
dan kimia yang sangat mirip namun aktivitas biokimia yang berbeda.
6.2. Mol
Mol adalah satuan dasar SI yang mengukur jumlah zat. Istilah "mol" pertama kali
diciptakan oleh Wilhem Ostwald dalam bahasa Jerman pada tahun 1893, walaupun sebelumnya
telah terdapat konsep massa ekuivalen seabad sebelumnya. Istilah mol diperkirakan berasal dari
kata bahasa Jerman Molekl. Nama gram atom dan gram molekul juga pernah digunakan
dengan artian yang sama dengan mol, namun sekarang sudah tidak digunakan.
Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat suatu sistem yang mengandung "entitas elementer"
(atom, molekul, ion, elektron) sebanyak atom-atom yang berada dalam 12 gram karbon-12.
Sehingga:
satu mol besi mengandung sejumlah atom yang sama banyaknya dengan satu mol emas;
satu mol benzena mengandung sejumlah molekul yang sama banyaknya dengan satu mol
air;
jumlah atom dalam satu mol besi adalah sama dengan jumlah molekul dalam satu mol air.
Terdapat miskonsepsi yang umum bahwa mol didefinisikan menurut tetapan Avogadro (juga
disebut "bilangan Avogadro"). Namun kita tidak perlulah mengetahui jumlah atom ataupun
molekul yang ada dalam suatu zat untuk menggunakan satuan mol, dan sebenarnya pula
pengukuran jumlah zat dilakukan pertama kali sebelum adanya teori atom modern. Definisi
mutakhir mol disepakati pada tahun 1960-an. Sebelumnya, definisi mol didasarkan pada berat
atom hidrogen, berat atom oksigen, dan massa atom relatif oksigen-16. Keempat definisi ini
memiliki tingkat perbedaan yang lebih kecil dari 1%.
Metode yang paling umum untuk mengukur jumlah zat adalah dengan mengukur
massanya dan kemudian membagi nilai massanya dengan massa molar zat tersebut. Massa molar
dapat dihitung dengan mudah dari nilai tabulasi bobot atom dan tetapan massa molar
(didefinisikan sebagai 1 g/mol). Metode lainnya meliputi penggunaan volume molar ataupun
pengukuran muatan listrik.
Mol sebagai satuan dasar
Sejak diadopsinya mol ke dalam Satuan SI, terdapat sejumlah kritikan yang mengkritik
penggunaan mol yang disamakan dengan satuan meter dan detik.[3] Kritikan yang ada dapat
diringkas sebagai berikut:
jumlah zat bukanlah benar-benar kuantitas fisik (ataupun dimensi) yang sebenarnya. Ia
bertumpang tindih dengan satuan massa, sehingga mol tidak seharusnyalah menjadi
satuan dasar;
mol hanyalah suatu cara untuk merujuk pada nilai jumlah yang sangat besar.
24
Dalam kimia telah lama diketahui sejak dicetuskannya Hukum perbandingan tetap oleh
Joseph Proust, bahwa pengetahuan hanya pada massa tiap-tiap komponen dalam suatu sistem
kimiawi tidaklah cukup untuk mendefinisikan sistem kimiawi tersebut. Jumlah zat yang
diekspresikan sebagai massa haruslah dibagi dengan suatu "nilai perbandingan tetap", sehingga
ia barulah mengandung informasi yang hilang dari pengukuran massa. Seperti yang ditunjukkan
oleh John Dalton pada Hukum tekanan parsial tahun 1803, pengukuran massa tidaklah
seperlunya dilakukan untuk mengukur jumlah zat. Terdapat banyak hubungan fisik antara jumlah
zat dengan kuantitas fisik lainnya (conotohnya hubungan dalam hukum gas ideal). Istilah "mol"
pertama kali digunakan dalam buku teks untuk mendeskripsikan sfiat-sifat koligatif ini.
Terdapat pula miskonsepsi bahwa mol hanyalah berfungsi sebagai alat bantu hitung.
Miskonsepsi ini didasarkan pada pandangan bahwa satu mol didefinisikan menurut tetapan
Avogadro, sehingga satu mol adalah sama dengan 6,0221417923 1023 entitas elementer.
Sebenarnya tetapan Avogadrolah yang didefinisikan menurut satuan mol tersebut, dan bukan
sebaliknya.
Misalnya terdapat suatu pengukuran satu mol silikon. Silikon berbentuk padat pada suhu
kamar, dan metode pengukuran zat tersebut yang paling mudah adalah dengan menimbangnya.
Dengan menggunakan tabel referensi, ditemukan bahwa bobot atom silikon adalah 28,0855.[7]
Dengan mengalikannya dengan tetapan massa molar Mu, kita akan dapatkan massa molar.
Asumsikan bahwa pengukuran tersebut dilakukan dalam satuan gram, sehingga, Mu = 1 g/mol,
maka massa molar silikon tersebut adalah 28,0855 g/mol. Sehingga, 28,055 g silikon adalah
sama dengan satu mol silikon. Dalam hal ini, tetapan Avogadro tidak berperan penting sama
sekali.
Menghitung (atau mengukur) jumlah atom dalam 28,0855 g silikon barulah akan
mengantarkan kita pada nilai tetapan Avogadro, NA.
7.1. Intensitas cahaya
Intensitas cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang dipancarkan
oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu per satuan sudut. Satuan SI dari intensitas cahaya
adalah Candela (Cd). Dalam bidang optika dan fotometri (fotografi), kemampuan mata manusia
hanya sensitif dan dapat melihat cahaya dengan panjang gelombang tertentu (spektrum cahaya
nampak) yang diukur dalam besaran pokok ini.
Intensitas cahaya monokromatik pada panjang gelombang adalah:
di mana
Iv intensitas cahaya dalam satuan Candela,
I intensitas radian dalam unit W/sr,
fungsi intesitas standar.
25
7.2. Candela
Candela (cd) adalah unit SI yang mengukur kekuatan dari sinar bercahaya yang
memberikan arah dari suatu sumber yang mengeluarkan radiasi monochromatic sebesar
frekuensi 540 x 1012 hertz.
Referensi :
1. ^ W. Rindler (2006). op. cit.. Oxford: Oxford Univ. Press. hlm. 16; Section 1.12.
ISBN 0198567316. http://books.google.com/books?
id=MuuaG5HXOGEC&pg=PA112&dq=%22mass+energy+equivalence
%22+date:2004-2010&lr=&as_brr=0&as_pt=ALLTYPES#PPA16,M1.
26
13. ^ a b International Bureau of Weights and Measures. "Realising the mole." Retrieved 25
September 2008.
14. ^ Kotz, John C. (2008), Chemistry and Chemical Reactivity (edisi ke-7th), Brooks/Cole,
ISBN 0495387037, http://cengagesites.com/academic/kotz.cfm?site=2719§ion=home
15. ^ National Institute of Standards and Technology. Atomic Weights and Isotopic
Compositions for All Elements. Diakses pada 25 September 2008
16. ^ International Union of Pure and Applied Chemistry (1994). "molecule". Compendium of
Chemical Terminology Internet edition.
17. ^ Pauling, Linus (1970). General Chemistry. New York: Dover Publications, Inc.. ISBN 0486-65622-5.
Ebbin, Darrell, D. (1990). General Chemistry, 3rd Ed.. Boston: Houghton Mifflin Co.. ISBN
0-395-43302-9.
Brown, T.L. (2003). Chemistry the Central Science, 9th Ed.. New Jersey: Prentice Hall.
ISBN 0-13-066997-0.
Chang, Raymond (1998). Chemistry, 6th Ed.. New York: McGraw Hill. ISBN 0-07-1152210.
Zumdahl, Steven S. (1997). Chemistry, 4th ed.. Boston: Houghton Mifflin. ISBN 0-66941794-7.
18. ^ E.g. see [1]
19. ^ Chandra, Sulekh. Comprehensive Inorganic Chemistry. New Age Publishers. ISBN
8122415121.
20. ^ Molecule Definition (Frostburg State University)
21. ^ Chang RL, Deen WM, Robertson CR, Brenner BM. (Oct 1975). "Permselectivity of the
glomerular capillary wall: III. Restricted transport of polyanions". Kidney Int. 8 (4): 212-218.
22. ^ Chang RL, Ueki IF, Troy JL, Deen WM, Robertson CR, Brenner BM. (Sept 1975).
"Permselectivity of the glomerular capillary wall to macromolecules. II. Experimental studies
in rats using neutral dextran". Biophys J. 15 (9): 887-906.