Gabungan Laporan ALT Susu 1
Gabungan Laporan ALT Susu 1
LAPORAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
MIKROBIOLOGI PANGAN
yang dibina oleh Ibu Utami Sri Hastuti dan Ibu Sitoresmi Prabaningtyas
Oleh Kelompok 4 :
(130342615308)
(130342615306)
(130342615348)
(130342603486)
A Topik Praktikum
Uji Kualitas Mikrobiologi Makanan dalam Kaleng Berdasarkan Angka
Lempeng Total Koloni Bakteri.
B Waktu Praktikum
Selasa, 6 Oktober 2015.
C Tujuan
:
1 Untuk mengetahui jumlah total koloni bakteri pada makanan dalam kaleng yang
2
masih layak untuk dikonsumsi dan yang tidak layak untuk dikonsumsi.
Untuk mengetahui kualitas mikrobiologi makanan dalam kaleng yang masih layak
untuk dikonsumsi dan yang tidak layak untuk dikonsumsi berdasarkan angka
unwanted
3
4
sinar
Berfungsi secara benar, efisien, dan ekonomis dalam proses pengemasan
Tidak mengandung bahan yang berbahaya atau efek samping Bahaya
mikroorganisme berhubungan dengan bahan pengemas karena beberapa
bahan mungkin terkontaminasi mikroorganisme.
Kondisi penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga menekan kemungkinan
kontaminasi. Dalam beberapa hal pengemas atau wadah perlu disterilkan sebelum
digunakan atau disterilisasi setelah wadah diisi. Resiko lainnya yaitu masuknya
komponen bahan beracun dari bahan penegmas ke dalam bahan makanan atau
pemindahan bau dari bahan pengemas ke produk pangan tersebut. Gambar 6
menunjukkan susu dan makanan kaleng yang telah mengalami kerusakan ditandai
dengan perubahan warna, tekstur, dan terbentuknya gelembung
E Alat dan bahan
Alat :
1. Otoklaf
2. Beaker glass
3. Cawan petri
4. Pipet
5. Timbangan
6. Kompor
7. Laminar air flow
8. Shaker
9. Inkubator
10. Sendok
11. Pisau
12. Labu erlenmeyer 100 ml
Bahan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Medium NA
Larutan air pepton 0,1 %
Aquades steril
Alkohol 70%
Susu frisian flag gold dalam kaleng yang masih layak untuk dikonsumsi
Susu frisian flag gold dalam kaleng yang sudah tidak layak untuk dikonsumsi
F langkah kerja
Tutup kaleng dibersihkan dengan menggunakan tissue yang telah diberi alkohol 70%
lalu membuka tutup kaleng tersebut
Meneteskan suspensi susu dalam kaleng pada tingkat pengenceran 10-1 , 10-2
10-3, 10-4, 10-5, dan 10-6 masing-masing sebanyak 0,1 ml pada permukaan medium
lempeng NA kemudian diratakan.
Semua medium NA yng telah diinokulasi dengan suspensi tersebut diinkubasi dalam
suhu 37 oC selama 1 X 24 jam. Medium lempeng diletakkan dalam posisi terbalik di
dalam inkubator.
Menghitung jumlah total koloni bakteri dalam tiap ml makanan kaleng, baik yang masih
layak untuk dikonsumsi maupun yang tidak layak dikonsumsi
Menentukan kualitas mikrobiologi makana dalam kaleng, baik yang masih layak untuk
diknsumsi maupun yang sudah tidak layak untuk dikonsumsi berdasarkan angka lempeng
total koloni bakteri dengan mengacu pada ketentuan dari DIRJEN POM.
G Data
No
1
2
3
4
5
6
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
10-4
10-5
10-6
Susu non-expired
5 (TSUD)
20 (TSUD)
93
56
4 (TSUD)
1 (TSUD
Susu expired
60
38
51
162
229
171
H Analisis Data
Praktikum uji ALT bertujuan untuk menentukan kualitas mikrobiologi
sampel makanan padat berdasarkan Angka Lempeng Total (ALT) koloni bakteri
ini diawali dengan membiakan bakteri yang terdapat pada susu kaleng non-expired
dan susu expired pada medium lempeng. Terlebih dahulu labu erlenmeyer yang
berisikan 90 ml air pepton ditambahkan sampel bahan makanan yang sudah
dihaluskan sebanyak 10 g, kemudian dikocok Pengocokkan dimaksudkan agar air
pepton dan sampel bahan yang diuji tercampur dengan rata. Campuran tersebut
kemudian di teteskan 1 ml ke dalam 5 tabung reaksi yang berisi 9 ml air pepton
sehingga di peroleh tingkat pengenceran 10-6, kemudian dikocok hingga homogen.
Pengenceran ini bertujuan untuk mendapatkan jumlah biakan yang representatif
untuk dilakukan perhitungan.Campuran larutan pada tabung reaksi diteteskan
sebanya 0,1 ml kedalam lempeng sesuai dengan label.
Biakan tersebut diinkubasi pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam. Setelah 24
jam dilakukan perhitungan jumlah koloni bakteri pada pada susu non-expired dan
susu expired.
1. Susu non-expired
Pada susu non-expired diperoleh 5 koloni bakteri pada pengenceran 10 -1, 20
koloni pada pengenceran 10-2, 93 koloni pada pengenceran 10-3, 56 koloni pada
pengenceran 10-4, 4 koloni pada pengenceran 10-5, 1 koloni pada pengenceran 10-6.
Perhitungan ALT menggunakan media lempeng yang terdiri dari 30-300 koloni,
jadi kami menggunakan media lempeng dengan tingkat pengenceran 10 -4 dan 10-3
dengan perhitungan sebagai berikut:
ALT 1
ALT 2
ALT
= ALT 1 : ALT 2
= 560.000 : 93.000
= 6, 02 cfu/ml
Jadi, nilai ALT pada susu non-expired adalah 9,3 x 105 cfu/ml
2. Susu expired
Pada susu expired diperoleh 60 koloni bakteri pada pengenceran 10-1, 38
koloni pada pengenceran 10-2, 51 koloni pada pengenceran 10-3, 162 koloni pada
pengenceran 10-4, 229 koloni pada pengenceran 10-5, 171 koloni pada
pengenceran 10-6. Perhitungan ALT menggunakan media lempeng yang terdiri
dari 30-300 koloni, jadi kami menggunakan media lempeng dengan tingkat
pengenceran 10-5 dan 10-2 dengan perhitungan sebagai berikut:
ALT 1 = jumlah koloni x tingkat pengenceran
= 229 x 1/10-5
= 229 x 105
= 2,29 x 107 cfu/ml
ALT 2 = jumlah koloni x tingkat pengenceran
= 38 x 1/10-2
= 38 x 102
= 3,8 x 103 cfu/ml
ALT
= ALT 1 : ALT 2
= 22.900.000 : 3.800
= 6.026, 31 cfu/ml
Karena >2 diambil data dengan tingkat pengenceran terkecil, sebagai
berikut perhitungannya.
ALT
Jadi, nilai ALT pada susu expired adalah 3,8 x 104 cfu/ml
I
Pembahasan
Penentuan ALT (Angka Lempeng Total) merupakan metode kuantitatif yang
digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada suatu sampel (BPOM,
2008). Sampel makanan yang diuji adalah susu kental manis Frissian Flag Gold yang
masih baru dan yang sudah kadaluarsa.
Mutu susu dapat dinilai melalui uji organoleptik seperti berdasarkan warna,
aroma, rasa dan tekstur (BSN, 1992) ataupun menggunakan metode kuantitatif yaitu
dengan metode perhitungan ALT. Nilai ALT yang ditemukan dari sampel makanan akan
dibandingkan dengan standar nilai ALT dari BPOM. Berdasarkan data pengamatan dan
analisis data diketahui bahwa nilai ALT bakteri dari sampel makanan yang digunakan
adalah 9,3x105 koloni/g untuk sampel yang masih baru dan 3,8x104 koloni/g, sedangkan
nilai ALT susu kental manis menurut BPOM (2005) adalah 1x104 koloni/g. Hal tersebut
menunjukkan bahwa nilai ALT bakteri dari sampel yang masih baru lebih kecil dari
nilai standar ALT dari makanan tersebut yang ditentukan oleh BPOM, sehingga
makanan tersebut masih layak atau bisa dikonsumsi karena berdasarkan BPOM (2005),
makanan yang mengandung cemaran baik biologis yaitu camaran mikroba ataupun
cemaran kimia yang melampaui ambang batas maksimal yang telah ditetapkan adalah
pangan tercemar. Sedangkan sampel yang sudah kadaluarsa memiliki jumlah koloni
yang lebih besar bila dibandingkan dengan standar milik BPOM. Hal ini menunjukkan
bahwa pada susu yang sudah kadaluarsa sudah tak layak untuk dikonsumsi.
ALT yang ada di bawah batas maksimum suatu sampel makanan merupakan
salah satu syarat suatu makanan layak dikonsumsi ataukah tidak.
Hal tersebut
dikarenakan pangan dapat menjadi beracun karena telah terkontaminasi oleh bakteri
patogen yang kemudian dapat tumbuh dan berkembang biak selama penyimpanan,
sehingga mampu memproduksi toksin yang dapat membahayakan manusia. Jika jumlah
koloni bakteri yang mencemari suatu makanan melebihi jumlah batas maksimum ALT
maka makanan tersebut tidak layak dikonsumsi (BPOM RI, 2008).
Meskipun begitu banyak sedikitnya jumlah bakteri belum tentu menunjukkan
layak atau tidaknya sebuah makanan. Apabila jumlahnya sedikit namun telah
menghasilkan toksik yang berbahaya, maka makanan tersebut tetap berbahaya untuk
dikomsumsi. Berdasarkan pengamatan secara langsung, warna dari susu kental yang
manis yang kadaluarsa lebih pekat dari yang masih baru. Hal ini menunjukkan bahwa
ada komponen yang telah berubah, artinya terdapat aktivitas mikroba (biologis) yang
dapat mengubah warna dari makanan tersebut. Aktivitas dari mikroba ini dapat berupa
metabolit sekunder yang berbahaya seperti toksik. Selain itu perubahan warna yang
terjadi juga dapat diakibatkan oleh faktor fisik dan kimiawi. Hal ini dapat dilihat dari
kemasan kaleng dari susu yang sudah kadaluarsa yang sudah berkarat. Karat ini dapat
mengoksidasi dan merubah warna dari susu kental manis yang ada didalamnya
sehingga warnanya pun berubah.
Bakteri yang terdapat pada suatu makanan bermacam-macam.
bakteri
yang
dapat
menyebabkan
keracunan
yaitu
Salmonella,
Umumnya
Shigella,
Kesimpulan
1. Nilai ALT pada susu kental manis Frissian Flag Gold yang masih baru adalah
9,3x105 koloni/g dan pada yang sudah kadaluarsa adalah 3,8x10 4 koloni/g, dengan
nilai ALT maksimal susu kental manis dari BPOM adalah 1x104 koloni/g.
2. Susu kental manis yang masih baru masih layak untuk dikonsumsi karena nilai
ALT lebih kecil dari nilai ALT BPOM. Sedangkan susu kental manis yang sudah
kadaluarsa sudah tak layak untuk dikonsumsi karena nilai ALT lebih besar dari
nilai ALT BPOM untuk susu kental manis.
K DAFTAR RUJUKAN
Anwar, S. 1985. Sanitasi Makanan dan Minuman pada Institusi Pendidikan
Tenaga Sanitasi. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia. 2009. Penetapan Batas
Maksimum
Cemaran
Mikroba
Dan
Kimia
Dalam
Makanan.
RI.
2008.
InfoPOM:
Pengujian
Mikrobiologi
Pangan.
Online.
L Jawaban Diskusi
1. Ada. Jumlah koloni bakteri dalam makanan kaleng yang masih layak berbeda
dengan jumlah koloni bakteri dalam makanan kaleng yang sudah tidak layak.
Koloni bakteri yang tumbuh pada makanan kaleng yang sudah tidak layak
dikonsumsi lebih banyak dibandingkan pada makanan kaleng yang masih layak
dikonsumsi. Hal tersebut karena daya simpan makanan yang sudah melebihi batas
sehingga kualitas susu menurun. Menurunnya kualitas makanan menjadikan
bakteri yang awalnya tidak patogen menjadi patogen. Bakteri akan mendegradasi
bahan yang terdapat di susu dan berkembang biak denan baik pada susu, sehingga
susu tersebut tidak layak dikonsumsi.
2. Ada. Nilai ALT pada susu kental manis Frissian Flag Gold yang masih baru
adalah 9,3x105 koloni/g dan pada yang sudah kadaluarsa adalah 3,8x104 koloni/g,
dengan nilai ALT maksimal susu kental manis dari BPOM adalah 1x104 koloni/g.
Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai ALT bakteri dari sampel yang masih baru
lebih kecil dari nilai standar ALT dari makanan tersebut yang ditentukan oleh
BPOM, sehingga makanan tersebut masih layak atau bisa dikonsumsi karena
berdasarkan BPOM (2005). Sedangkan sampel yang sudah kadaluarsa memiliki
jumlah koloni yang lebih besar bila dibandingkan dengan standar milik BPOM.
Hal ini menunjukkan bahwa pada susu yang sudah kadaluarsa sudah tak layak
untuk dikonsumsi. Dari hasil analisis yang dilakukan tersebut dapat diketahui
bahwa berdasarkan angka lempeng total kualitas mikrobiologi makanan dalam
kaleng yang masih layak dikonsumsi lebih baik dari pada makanan dalam kaleng
yang sudah tidak layak dikonsumsi.
3. Adanya bakteri yang dapat membentuk spora yang melekat pada bahan makanan,
kemungkinan yang lain bahan lain yang digunakan sebagai campuran memang
sudah mengandung bakteri. Peralatan yang digunakan saat mengolah makana
tersebut kurang steril, bakteri bisa saja berasal dari pekerja pabrik, penjual
makanan tersebut maupun konsumen. Makanan telah disimpan dalam waktu yang
cukup lama, kondisi penyimpanan yang kurang sesuai. Kelembapan dari makanan
tersebut, serta keasaman dari bahan makanan tersebut juga dapat berpengaruh
terhadap pertumbuhan bakteri dalam makanan kaleng.