Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2

KARAKTERISTIK BEBERAPA ELEMEN LISTRIK


Disusun oleh :
Agung Dwisaputro

062109006

Siska Anggraini

062109005

Guntur Hermanuadi

062109012

M. Fhad Maulana

062109035

Nuryamah

062109015

Siti Rusmiati

062109020

Neli Rosnita D

062109051

Yulia Hasanah

062109003

Nurlela

062108702

Sartika Dewi U

062108701

Assisten Praktikum :
1. Iman K S. Si
2. Tri Rahma, M.Si
Tanggal Percobaan : 27 Juni 2010

Laboratorium Fisika
Program Studi Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pakuan Bogor
2010

BAB I
PENDAHULUAN
1. Tujuan
1.1 Tujuan Umun

Mengenal karakteristik beberapa elemen listrik : lampu wolfram,


NTC, hambatan gulung, hambatan carbon dan sebagainya.

Mengenal hubungan seri dan pararel.

1.2 Tujuan Khusus

Mengamati karakteristik beberapa elemen listrik.

Mengamati adanya percobaan hasil pengamatan bila digunakan


voltmeter di depan amperemeter atau di belakang amperemeter.

Membuat koreksi-koreksi terhadap hambatan dalam alat ukur listrik

Membandingkan hasil ramalan dan hasil pengamatan, untuk


karakteristik dua elemen listrik yang dihubungkan secara seri atau
pararel.

Melihat kenyataan bahwa hukum Ohm hanya berlaku pada elemen


listerik yang linier ( hukum hanya berlaku pada keadaan khusus
tidak berlaku umum untuk semua elemen)

2. Dasar Teori
Suatu elemen listrik x bila diberi beda potensial mengalir arus listrik
di dalamnya. Untuk suatu hambtan biasa pada umumnya grafik
karakteristik V vs I adalah linier sedangkan elemen-elemen lain tidak linier.
Daya (power) yang diberikan pada suatu elemen listrik adalah P= V.I
Dalam percobaan ini digunakan rangkaian metode I dan metode II.

A
V

PS
S

Gambar 4-1 Metode I

A
V

PS
S

Gambar 4-2 Metode II


Keterangan :
PS

= Power supply

= Voltmeter

= Amperemeter

= Beban yang diukur (elemen listrik)

Pada hubungan seri maka arus I yang melalui elemen I sama


dengan arus I yang melalui elemen 2 sedangkan V = V1 + V2 Pada
hubungan pararel maka V1 = V2= V dan I = I1 + I2

BAB II
ALAT DAN BAHAN
Alat alat dan bahan bahan yang digunakan dalam percobaan ini
adalah sebagai berikut :
1. Sumber arus DC
2. DC Amperemeter
3. DC multi voltmeter
4. Kabel-kabel penghubung
5. Beberapa elemen listrik, hambat gulung, hambat karbon, NTC,
diode, dan sebagainya

BAB III
METODE PERCOBAAN
1. Disusun rangkaian seperti pada gambar 4-1 untuk lampu Honda
(metode I)
2. Diamati harga arus listrik beberapa harga beda potensial rendah
sampai potensial tinggi dan sebaliknya amati pula harga arus bila
lampu tersebut diberi beda potensial negative. (perhatikan potensial
maksimum jangan dilampaui: tanyakan pada asisten)
3. Diulangi percobaan 1 dan 2 untuk beberapa elemen listrik yang
diberi oleh asisten (dua elemen atau tiga elemen saja)
4. Diulangi percobaan 1 dan 2 untuk dua buah elemen listrik yang
dihubungkan secara seri (ditentukan oleh asisten)
5. Diulangi percobaan 1 dan 2 untuk dua buah elemen listrik yang
dihubungkan secara pararel.
6. Diulangi percobaan 1 s/d 5 untuk rankaian seperti pada gambar 4-2
(metode II)
7. Catatan
a. Diperhatikan betul-betul batas ukur sumber arus dan alat
ukur yang lain
b. Diperhatikan dengan mengubah batas ukur suatu alat ukur
berarti mengubah hambatan dalam alat ukur tersebut.
c. Diamati keadaan b di atas dengan mengubah batas ukur
pada voltmeter (pada harga V yang sama) dan mengganti
amperemeter dan sebaliknya.

BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Pengukuran Individu
R1 = 200
Hasil :
I

= 24 mA

= 3 volt

=
= 125
R1 = 100
Hasil :
I

= 50 mA

= 3 volt

=
= 60
I. Seri
No
1
2
Hasil :

I ( mA )
14
12

V ( Volt )
3
3

100+200 = 300
200+200 = 400

1.

R=

= 214,29

2.

R=

= 250

II. Pararel
No

I(A)

V ( Volt )

0,75

0.5

Rankaian

Teoritis
66,67

100

Hasil :
1.

R=

2.

R=

= 0,375

= 0,25

III. Dioda
No

P=VxI

1,9

1,9

0,5263

2,25

2,25

0,4444

IV. Hambatan Gulung


No

P=VxI

1,25

0,25

0,3125

3,5

0,7

2,45

BAB V
PEMBAHASAN
Rangkaian Listrik tidak dapat dipisahkan dari penyusunnya sendiri,
yaitu berupa elemen atau komponen. Pada bab ini akan dibahas elemen
atau komponen listrik aktif dan pasif.
Elemen aktif adalah elemen yang menghasilkan energi, pada mata
kuliah Rangkaian Listrik yang akan dibahas pada elemen aktif adalah
sumber tegangan dan sumber arus. Pada pembahasan selanjutnya kita
akan membicarakan semua yang berkaitan dengan elemen atau
komponen ideal. Yang dimaksud dengan kondisi ideal disini adalah bahwa
sesuatunya berdasarkan dari sifat karakteristik dari elemen atau
komponen tersebut dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luar. Jadi untuk
elemen listrik seperti sumber tegangan, sumber arus, kompone R, L, dan
C pada mata kuliah ini diasumsikan semuanya dalam kondisi ideal.
1. Sumber Tegangan (Voltage Source)
Sumber tegangan ideal adalah suatu sumber yang menghasilkan
tegangan yang tetap, tidak tergantung pada arus yang mengalir pada
sumber tersebut, meskipun tegangan tersebut merupakan fungsi dari t.
Sifat lain :
Mempunyai nilai resistansi dalam Rd = 0 (sumber tegangan ideal)
a. Sumber Tegangan Bebas/ Independent Voltage Source
Sumber yang menghasilkan tegangan tetap tetapi mempunyai sifat
khusus
yaitu harga tegangannya tidak bergantung pada harga tegangan
atau arus
lainnya, artinya nilai tersebut berasal dari sumbet tegangan dia
sendiri.
Simbol :

b. Sumber Tegangan Tidak Bebas/ Dependent Voltage Source


Mempunyai sifat khusus yaitu harga tegangan bergantung pada
harga
tegangan atau arus lainnya.
Simbol :

2. Sumber Arus (Current Source)


Sumber arus ideal adalah sumber yang menghasilkan arus yang tetap,
tidak bergantung pada tegangan dari sumber arus tersebut.
Sifat lain :
Mempunyai nilai resistansi dalam Rd = (sumber arus ideal)
a. Sumber Arus Bebas/ Independent Current Source
Mempunyai sifat khusus yaitu harga arus tidak bergantung pada
harga tegangan atau arus lainnya.
Simbol :

b. Sumber Arus Tidak Bebas/ Dependent Current Source


Mempunyai sifat khusus yaitu harga arus bergantung pada harga
tegangan atau arus lainnya.
Simbol :

Elemen Pasif
1. Resistor (R)
Sering juga disebut dengan tahanan, hambatan, penghantar, atau
resistansi dimana resistor mempunyai fungsi sebagai penghambat arus,
pembagi arus , dan pembagi tegangan. Nilai resistor tergantung dari
hambatan jenis bahan resistor itu sendiri (tergantung dari bahan
pembuatnya), panjang dari resistor itu sendiri dan luas penampang dari
resistor itu sendiri.
Secara matematis :
A
R=l
dimana : = hambatan jenis
l = panjang dari resistor
A = luas penampang
Satuan dari resistor : Ohm ( )
Jika suatu resistor dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung dari
resistor tersebut akan menimbulkan beda potensial atau tegangan. Hukum
yang didapat dari percobaan ini adalah: Hukum Ohm.
Mengenai pembahasan dari Hukum Ohm akan dibahas pada bab
selanjutnya.
V IR R =
2. Kapasitor (C)
Sering juga disebut dengan kondensator atau kapasitansi. Mempunyai
fungsi untuk membatasi arus DC yang mengalir pada kapasitor tersebut,
dan dapat menyimpan energi dalam bentuk medan listrik.
Nilai suatu kapasitor tergantung dari nilai permitivitas bahan pembuat
kapasitor, luas penampang dari kapsitor tersebut dan jarak antara dua
keping penyusun dari
kapasitor tersebut.
Secara matematis :
d
C=A

dimana : = permitivitas bahan


A = luas penampang bahan
d = jarak dua keping
Satuan dari kapasitor : Farad (F)

3. Induktor/ Induktansi/ Lilitan/ Kumparan (L)


Seringkali disebut sebagai induktansi, lilitan, kumparan, atau belitan. Pada
induktor mempunyai sifat dapat menyimpan energi dalam bentuk medan
magnet.
Satuan dari induktor : Henry (H)

BAB VI
KESIMPULAN
Pada percobaan dibahas elemen atau komponen listrik aktif dan
pasif. Suatu elemen listrik x bila diberi beda potensial mengalir arus listrik
di dalamnya. Untuk suatu hambtan biasa pada umumnya grafik
karakteristik V vs I adalah linier sedangkan elemen-elemen lain tidak linier.
Rangkaian Listrik tidak dapat dipisahkan dari penyusunnya sendiri, yaitu
berupa elemen atau komponen.

DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.org.id
Buku penuntun praktikum fisika dasar 2.2007.Bogor: Universitas Pakuan
Bogor

LAMPIRAN
TUGAS AKHIR
JAWABAN
1.

E1
E2
E3

I
2.
3.

Ada, panas yang timbul diakibatkan dari kuat arus yang mengalir
pada rangkaian, jadi semakin kuat arus yang menaglir pada
rangkaian maka panas yang timbul pun semakin tinggi

4.
5.

Suatu elemen listrik mempunyai beda potensial yang tidak sama


jadi jika batas ukur diubah maka rentang beda potensialnya pun
akan berubah sehingga data yang dihasilkan pun akan ikut
berubah.

6.

Anda mungkin juga menyukai