Konservasi Tanah Dan Air Pada Perkebunan
Konservasi Tanah Dan Air Pada Perkebunan
ZENYFERD SIMANGUNSONG
A24061052
RINGKASAN
ZENYFERD
SIMANGUNSONG.
Konservasi
Tanah
dan
Air
pada
tanaman pada saat diapliksikan sebagai mulsa. Rorak dan bangunan air pada
umumnya bermanfaat untuk memanen air hujan, menampungnya serta membuat
air menjadi lebih banyak tersedia bagi tanah. Rorak dan bangunan air juga
bermanfaat mengubah run-off menjadi perkolasi pada tanah. Bulan kering biasa
terjadi pada bulan Juni sampai Agustus, sehingga dibutuhkan bangunan air
sebagai tindakan konservasi untuk menjaga ketersediaan air dan mengurangi air
terbuang keluar.
Tindakan konservasi tanah dan air bermanfaat untuk meningkatkan
produksi melalui perbaikan-perbaikan lingkungan tumbuh kelapa sawit sehingga
dapat memanfaatkan nutrisi hara yang dibutuhkan dengan efektif. Manajemen
yang baik dari pengelola kebun sangat diperlukan baik dalam pembuatan serta
pemeliharaan bangunan konservasi untuk mendapatkan hasil yang optimal.
OLEH
ZENYFERD SIMANGUNSONG
A24061052
Judul
Nama
: ZENYFERD SIMANGUNSONG
NRP
: A24061052
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
kekuatan dan hikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan magang dan
penulisan skripsi yang berjudul Konservasi Tanah dan Air pada Perkebunan
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) PT Sari Lembah Subur-2, Pelalawan, Riau.
Skripsi ini merupakan tugas akhir akademik sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua dan kedua saudaraku terkasih atas dukungan doa, semangat
dan materi yang diberikan.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, Msc selaku dosen pembimbing
3. Bapak Ir. Pande Nyoman selaku Administratur PT SLS dan Bapak Dwi Setyadi
selaku kepala kebun Kampar (Inti I).
4. Bapak Teguh Suharijono selaku Kepala Afdeling OS, Bapak Dedy, Bapak
Kalvinus Hutabarat, Bapak Kasman, Bapak Hendra selaku mandor panen dan
rawat yang telah memberikan nasehat serta arahan selama kegiatan magang.
5. Seluruh staf dan non-staf PT Sari Lembah Subur.
6. Saudara-saudaraku pelayanan YoNM yang terkasih. (Filemon 1:4)
7. Semua pihak yang telah berperan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN ................................................................................
1
Latar Belakang ..........................................................................
1
Tujuan .......................................................................................
2
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................
Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit ...............................
Faktor Iklim ........................................................................
Faktor Tanah ......................................................................
Infiltrasi .....................................................................................
Drainase dan Irigasi ...................................................................
Evapotranspirasi dan Curah Hujan ............................................
Teknik Konservasi Tanah dan Air ............................................
3
3
3
3
5
5
6
6
9
9
9
10
10
12
12
12
13
14
16
18
18
18
20
21
24
25
27
28
31
35
35
36
37
38
39
39
41
41
41
43
44
45
46
47
49
50
53
53
54
55
LAMPIRAN ..........................................................................................
56
10
DAFTAR TABEL
Nomor
1.
Halaman
Jumlah Karyawan di PT SLS-2, Pelalawan, Riau Tahun
2010 .....................................................................................................
15
16
3.
17
4.
20
5.
33
6.
44
7.
48
8.
52
2.
11
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Dongkel Anak Kayu ..................................................................... 19
2.
23
3.
27
4.
29
5.
31
6.
33
7.
34
8.
42
46
47
49
50
51
9.
12
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1.
57
2.
59
3.
60
4.
61
5.
62
6.
63
7.
64
7.
65
8.
66
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan tanaman industri penting penghasil minyak
masak, industri maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan
keuntungan besar dan merupakan komoditas unggulan dalam penerimaan devisa
Negara. Yahya (1990) menyatakan, selain sebagai sumber devisa Negara, kelapa
sawit juga berperan dalam meningkatkan pendapatan petani sekaligus
memberikan kesempatan kerja yang lebih luas. Kelapa sawit mempunyai
beberapa keunggulan komparatif dibanding tanaman penghasil minyak nabati
lainnya. Beberapa keunggulan kelapa sawit yaitu produksi per hektar yang tinggi,
umur ekonomis yang panjang, daya adaptasi terhadap cekaman lingkungan yang
baik, serta pengolahan dan pemanfaatan yang luas baik di bidang pangan maupun
non-pangan.
Perkembangan areal pertanaman kelapa sawit di Indonesia mengalami
peningkatan yang pesat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1980 areal pertanaman
kelapa sawit mencapai 294 560 hektar dengan total produksi sebesar 721 172 ton
minyak sawit. Kemudian tahun 1990 meningkat menjadi 1 126 677 hektar dengan
total produksi sebesar 2 412 612 ton minyak sawit dan sampai tahun 2000 terus
meningkat menjadi 3 174 726 hektar dengan total produksi sebesar 7 001 000 ton.
Bahkan Indonesia menjadi Negara produsen kelapa sawit terbesar dengan luas
areal sebesar 7.07 juta hektar dan produksi CPO mencapai 18.46 juta ton pada
tahun 2009 dengan perincian adalah sebagai berikut 2 565 000 hektar merupakan
perkebunan rakyat (PR) dengan produksi 5 085 000 ton minyak sawit, 687 000
hektar merupakan perkebunan besar Negara (PBN) dengan produksi sebesar 2 314
000 ton minyak sawit, serta 3 358 000 hektar perkebunan besar swasta (PBS)
dengan produksi sebesar 8 990 000 ton minyak sawit (Direktorat Jenderal
Perkebunan, 2009).
Keberhasilan budidaya kelapa sawit pada umumnya ditentukan oleh lima
faktor utama yaitu kesesuaian lahan, sarana produksi, manajemen, sumber daya
manusia dan masalah sosial. Faktor kesesuaian lahan mencangkup kondisi tanah
serta ketersediaan air. Kondisi tanah dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah baik sifat
fisik, kimia, maupun biologi tanah. Konservasi tanah diperlukan untuk mencegah
erosi, memperbaiki tanah yang rusak dan memelihara serta meningkatkan
produktivitas tanah agar tanah dapat digunakan secara berkelanjutan. Sementara
itu, konservasi air pada prinsipnya merupakan penggunaan air hujan yang jatuh ke
tanah se-efisien mungkin, dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadi banjir yang
merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau. Berdasarkan PPKS
(2006), ketersediaan air juga memegang peranan penting dalam produksi kelapa
sawit. Kekeringan yang cukup lama biasanya menyebabkan terjadinya penurunan
produksi yang nyata karena kekeringan menyebabkan tanaman menghasilkan
lebih banyak bunga jantan. Selain itu, pengelolaan air (water management)
merupakan kunci keberhasilan budidaya kelapa sawit khususnya di tanah gambut.
Konservasi tanah dan air sangat penting dan semakin memerlukan
perhatian dalam budidaya kelapa sawit. Kondisi tanah yang baik akan
berpengaruh pada proses penyerapan air dan hara, respirasi akar serta
memudahkan pemeliharaan tanaman dan panen. Menurut Arsyad (2006), setiap
perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air pada
tempat itu dan tempat-tempat di hilirnya.
Tujuan
Kegiatan magang bertujuan meningkatkan pengetahuan baik teori maupun
teknis, pengalaman lapangan, keterampilan kerja dalam pengawasan dan
administrasi kebun, serta sebagai bahan perbandingan antara teori yang didapat di
kuliah dengan praktik langsung di lapangan dalam budidaya tanaman kelapa
sawit. Tujuan kegiatan magang lebih khusus adalah untuk mempelajari upaya
peningkatan produktivitas lahan dan sumber daya air pada perkebunan kelapa
sawit melalui kegiatan konservasi tanah dan air di kebun.
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di
hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan.
Sebagai tanaman budidaya, kelapa sawit memerlukan kondisi lingkungan yang
baik agar mampu tumbuh optimal. Keadaan iklim dan tanah merupakan faktor
utama pertumbuhan kelapa sawit di samping faktor-faktor lainnya seperti sifat
genetis dan perlakuan kultur teknis.
Faktor Iklim
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis dengan kisaran 15
LU 15 LS. Ketinggian tempat berhubungan dengan suhu udara, kelembaban,
serta penyinaran matahari. Tanaman tumbuh sempurna pada ketinggian 0 400 m
di atas permukan laut (dpl), kelembaban optimal 80 90 %, dan lama penyinaran
matahari 5 - 7 jam/hari. Curah hujan rata rata tahunan yang memungkinkan
untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 1250 3000 mm yang merata sepanjang
tahun, curah hujan optimal berkisar 1750 2500 mm dengan jumlah bulan kering
maksimal 3 bulan. Pertumbuhan tanaman kelapa sawit memerlukan suhu udara
antara 22 - 33C. Kelapa sawit membutuhkan intensitas cahaya matahari yang
cukup tinggi untuk melakukan fotosintesis. Kecepatan angin sekitar 5 - 6 km/jam
sangat baik untuk membantu penyerbukan kelapa sawit. Angin yang terlalu
kencang menyebabkan tanaman menjadi doyong bahkan roboh (PPKS, 2006).
Faktor Tanah
Tanah merupakan media tumbuh tanaman yang sangat dipengaruhi sifat
fisik dan kimia tanah. Kelapa sawit merupakan tanaman yang dapat
dibudidayakan dengan baik di tanah mineral maupun di tanah gambut. Dengan
demikian, spektrum jenis tanah yang sesuai untuk kelapa sawit cukup lebar dan
dapat mencakup beragam jenis tanah. Berbagai jenis tanah mineral di Indonesia
cukup sesuai seperti Ultisol, Inceptisol, Entisol, Andisol, maupun Oxisol.
Infiltrasi
Infiltrasi adalah peristiwa masuknya air ke dalam tanah, yang umumnya
melalui permukaan dan secara vertikal. Jika cukup air, maka air infiltrasi akan
bergerak terus ke bawah yaitu ke dalam profil tanah. Gerakan air ke bawah di
dalam profil tanah disebut perkolasi. Laju infiltrasi adalah banyaknya air per
satuan waktu yang masuk melalui permukaan tanah, dinyatakan dalam mm jam
atau cm jam . Laju infiltrasi ditentukan oleh besarnya kapasitas infiltrasi dan laju
penyediaan air. Sifat-sifat tanah yang menentukan dan membatasi kapasitas
infiltrasi adalah struktur tanah dan tekstur serta kandungan air tanah pada saat
infiltrasi terjadi. Pemupukan dengan pupuk organik dan penutupan tanah dengan
tanaman atau sisa-sisa tanaman dapat memperbesar kapasitas infiltrasi (Arsyad,
2006).
yang
sesuai
dengan
kemampuan
tanah
tersebut
dan
Konservasi tanah secara fisik dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya
adalah secara mekanis. Tindakan konservasi tanah secara mekanis ini dilakukan di
areal dengan bentuk wilayah berombak sampai berbukit dengan cara pembuatan
teras kontour, teras individu (tapak kuda), rorak, dan parit drainase. Parit drainase
ini berperan untuk mencegah supaya air tidak tergenang di lapangan, menurunkan
permukaan air tanah sehingga perkembangan akar tanaman tidak terganggu, serta
mencegah terjadinya pencucian pupuk (Dirattanhun, 2007).
Konservasi tanah secara biologi yang umum dilakukan adalah dengan
menanaman tanaman penutup tanah (TPT) atau legume cover crops (LCC).
Beberapa manfaat TPT antara lain: menekan pertumbuhan gulma, melindungi
tanah terhadap penyinaran langsung sinar matahari, melindungi tanah dari tetesan
langsung air hujan, mengurangi aliran permukaan dan menjaga kelembaban tanah.
(Dirattanhun, 2007).
Murtilaksono et al. (2007) menyatakan bahwa aplikasi guludan dan rorak
yang dilengkapi dengan mulsa vertikal memberikan pengaruh yang positif
terhadap jumlah pelepah daun, jumlah tandan, rataan berat tandan, dan produksi
TBS kelapa sawit. Kedua teknik konservasi tanah dan air tersebut dapat
meningkatkan cadangan air tanah untuk pemenuhan kebutuhan air oleh tanaman
saat musim kemarau sehingga produksi kelapa sawit tetap dapat dipertahankan.
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang telah dilaksanakan di PT Sari Lembah Subur-2,
Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN) PT Astra Agro Lestari Tbk,
Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Kegiatan magang berlangsung selama empat
bulan, mulai tanggal 15 Februari 2010 sampai dengan tanggal 15 Juni 2010.
Penulis ditempatkan di Afdeling OS, Kebun inti I (Kampar).
Metode Pelaksanaan
Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan. Metode pelaksanaan
magang meliputi seluruh kegiatan yang menyangkut aspek teknis di lapangan dan
aspek manajerial. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan menyesuaikan
keadaan yang terdapat di lapangan. Sebelum kegiatan dilaksanakan, pekerjaan
selalu diawali dengan apel pagi yang dipimpin oleh asisten dan diikuti oleh
mandor-mandor serta karyawan. Apel dilaksanakan pada pukul 05.30-06.00 WIB.
Pelaksanaan apel bertujuan untuk mengevaluasi pekerjaan dihari kemarin serta
memberi arahan untuk pekerjaan pada hari tersebut.
Pada bulan pertama dan kedua, penulis melaksanakan kegiatan sebagai
karyawan harian dan mengikuti semua kegiatan budidaya tanaman di lapangan
seperti pemeliharaan bibit di pembibitan, pemeliharaan tanaman (pemupukan,
pengendalian gulma, pembuatan rorak, panen). Penulis mencatat jenis, waktu dan
prestasi kegiatan dalam bentuk jurnal harian yang diketahui oleh pembimbing
lapangan. Prestasi kerja yang didapat dibandingkan dengan norma kerja yang
berlaku di perusahaan (Lampiran 1).
Penulis berperan sebagai pendamping mandor pada bulan ketiga yang
bertugas mengetahui tahapan setiap jenis pekerjaan, menghitung kebutuhan tenaga
kerja yang dibutuhkan, mengawasi pekerjaan, mengawasi penggunaan material
serta mengisi laporan harian. Pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan lembar
rencana kerja (LRK) yang telah disetujui kepala afdeling. Hal-hal yang perlu
dicatat oleh penulis dalam mengisi laporan mandor adalah jumlah tenaga kerja
10
dan material yang digunakan, prestasi kerja karyawan serta luas areal yang
dikerjakan. Jurnal kegiatan harian sebagai mandor tertera pada Lampiran 2.
Bulan keempat merupakan bulan terakhir dalam pelaksanaan kegiatan
magang. Penulis diberikan tanggung jawab sebagai pendamping asisten atau
kepala afdeling yang juga melaksanakan tugas-tugas menyangkut aspek
manajerial yang lebih tinggi di atas mandor. Penulis mempelajari tugas dan
tanggung jawab Asisten, yaitu menyusun rencana kerja afdeling dan mengelola
seluruh kegiatan afdeling secara efektif dan efisien agar sesuai dengan rencana
kerja yang telah dibuat. Hal-hal yang dipelajari pada kegiatan manajerial ditingkat
asisten yaitu: membantu menyusun rencana kerja serta anggaran afdeling,
membantu pembuatan laporan asisten, membantu pengawasan tenaga kerja dan
membuat jurnal kegiatan harian (Lampiran 3). Di samping kegiatan-kegiatan di
atas, penulis juga mengikuti kegiatan-kegiatan sosial dan kemasyarakatan di
lingkungan kebun tersebut seperti kerja bakti perumahan afdeling dan olah raga
bersama karyawan.
11
OS. Pembuatan aliran irigasi maupun drainase bertujuan agar kondisi lahan tidak
banjir saat musim hujan dan kekeringan saat musim kemarau. Penambahan bahan
organik pada hamparan blok dilakukan agar terjadi perbaikan agregat tanah
sehingga dapat mengikat air serta hara lebih banyak.
KEADAAN UMUM
Letak Geografis dan Wilayah Administratif
Perkebunan kelapa sawit PT. Sari Lembah Subur-2 terletak di wilayah
Kecamatan Ukui dan Pangkalan Lesung, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
Secara geografis lokasi PT. SLS terletak antara 0o712 0o148 Lintang Selatan
dan antara 102o712 102o150 Bujur Timur. Perhubungan untuk mencapai
daerah ini tergolong relatif mudah melalui jalan darat dari Pekanbaru (ibukota
provinsi) ke arah selatan di Ukui (ibukota Kecamatan Ukui) berjarak + 150 km,
ditempuh selama 3-4 jam perjalanan. Dari Ukui ke areal perkebunan melalui jalan
minyak pengerasan batu dengan konsisi cukup baik, ditempuh sekitar setengah
jam sampai di areal perkebunan.
Secara ekologis, wilayah PT. SLS berada di kawasan Sub- DAS Sungai
Kerumutan dan Genduang yang merupakan anak Sungai Kampar, sehingga secara
hidrologis kawasan tersebut masuk dalam DAS Kampar. Peta lokasi kebun PT
Sari Lembah Subur-2 dapat dilihat pada Lampiran 1.
13
lahan aktual untuk tanaman kelapa sawit sebagian besar lahan di areal perkebunan
PT SLS-2 tergolong Kelas S2 (cukup sesuai) dan S3 (sesuai marjinal). Kelas S2
dengan pembatas retensi hara (pH masam), sedangkan kelas S3 dengan pembatas
utama lereng agak curam sampai curam, tekstur agak kasar, drainase terhambat,
retensi hara (pH masam dan KTK rendah), gambut sedang serta bahaya
banjir/genangan. Sebagian besar kebun inti I (Kampar) khususnya OS memiliki
topografi datar sedikit bergelombang dengan lereng 1-3%.
14
bagian
HPT
(hama
penyakit
tanaman)
dan
bagian
teknik
(infrastruktur).
Kepala kebun bertugas mengkoordinasikan afdeling dalam unit usaha
dalam rangka pengelolaan tanaman dan produksi serta bertanggung jawab
langsung atas pengelolaan teknik di lapangan serta produksi. Dalam pelaksanaan
kerjanya kepala kebun dibantu oleh beberapa asisten (kepala afdeling). Kepala
afdeling bertanggung jawab langsung kepada kepala kebun dan administratur atas
pelaksanaan kerja di afdeling yang dipimpinnya. Dalam pelaksanaan tugas seharihari kepala afdeling dibantu oleh mandor I atas pelaksanaan kerja di kebun dan
kerani afdeling atas pelaksanaan administrasi di afdeling. Mandor I dibantu oleh
beberapa mandor yang langsung mengawasi pelaksanaan kerja di lapangan.
Mandor membuat laporan harian yang diserahkan kepada kerani afdeling.
Kepala teknik bertanggung jawab dalam pengelolaan sarana dan prasarana
kebun seperti perbengkelan, transportasi, infrastruktur dan bangunan. Dalam
pelaksanaan tugasnya kepala teknik dibantu oleh asisten-asisten, yaitu asisten
teknik, asisten perencanaan dan pengendalian, asisten transportasi dan
infrastruktur jalan, dan asisten bengkel. Dalam pengawasan kerja di lapangan,
setiap asisten dibantu seorang mekanik I dan beberapa mekanik II.
Kepala pabrik bertanggung jawab dalam pengolahan TBS dari penerimaan
buah hingga menghasilkan CPO. Pelaksanaan tugas kepala pabrik dibantu oleh
dua asisten proses dan asisten pemeliharaan. Asisten dibantu oleh mandor I dan
mandor dalam pengawasan kerja di pabrik.
Kepala CDO (Community Development Officer), petugas pengembangan
masyarakat bertanggung jawab atas kondisi di lingkungan kebun (internal) dan di
lingkungan sekitar perusahaan (eksternal) yaitu hubungan dengan pemerintahan
setempat, masyarakat sekitar dan permasalahan keamanan yang terjadi di
15
pekerjaan
khusus
untuk
meningkatkan
kualitas
perusahaan.
2.
3.
Jabatan
Staf
- Administratur
- Kepala Tata Usaha
- Kepala Kebun
- Kepala pabrik
- Kepala Teknik
- Kepala Community Development Officer (CDO)
- Staf SHE (Keamanan Kesehatan Lingkungan)
-Staf Plan and Control (CSA)
- Kepala gudang
- Asisten Afdeling
- Asisten pabrik
- Asisten bagian operasional
- Asisten bagian Plan and Control
- Asisten bagian Support
- Asisten Community Development (Pengembangan
Masyarakat)
- Asisten Proteksi Tanaman
- PIC PMS (Plantation Management System)
- Asisten SHE
- Asisten R & D
Golongan Harian Tetap (non-staf)
Pekerja Harian Lepas Borongan
Jumlah
Jumlah
1
1
2
2
1
1
1
1
1
14
6
1
1
1
1
1
1
1
1
954
694
1687
16
Tahun tanam
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
Total
Pokok/ha
Kampar
Luas
Jumlah pokok
(ha)
(pokok)
441,39
56012
360,36
45799
342,62
44161
169,31
20151
238,09
29290
159,90
20578
333,03
42133
98,21
12085
386,52
47291
392,47
49604
749,17
75589
215,85
27345
142,29
19664
26,52
3546
341,03
53652
23,42
5455
4420,18
552355
124,96
Tanglo
Luas
(ha)
Jumlah pokok
(pokok)
83,44
737,71
1147,39
965,04
208,71
101,57
272,11
9417
91292
146524
114096
23794
8673
13397
3515,97
407193
115,81
Dari Tabel 2 dapat dihitung rata-rata jumlah pokok/ha (SPH) untuk SLS-2
yaitu 125 pokok/ha, padahal berdasarkan perhitungan dengan jarak tanam 9m x
9m x 9m maka akan dihasilkan SPH 142 pokok/ha. Jadi populasinya 88% dari
yang seharusnya. Hal ini disebabkan oleh jarak tanam yang kurang tepat serta
banyak tanaman yang mati akibat penyakit. Kondisi tanaman kebun inti
khususnya afdeling OS (Kampar) banyak mengalami serangan penyakit busuk
17
pangkal batang yang disebabkan jamur Ganoderma sp. hingga beberapa pokok
kelapa sawit mengalami kematian.
Produksi tandan buah segar (TBS) untuk tahun 2010 pada kebun inti
mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Data produksi
afdeling OS kebun inti (Kampar) disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Data Produksi (Ton) Afdeling OS Lima Tahun Terakhir
Bulan
2006
1171,45
979,28
1011,34
1077,57
1345,16
1404,61
1311,78
1763,62
1780,27
1106,15
1517,02
1041,67
15509,92
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Sumber
2007
1239,66
1079,30
1014,29
1214,57
1417,22
1412,19
1747,48
1814,20
1509,73
1473,22
1756,74
1635,48
17314,08
Tahun
2008
1470,93
1259,71
1242,83
1261,78
1609,04
1604,64
1755,68
2092,76
1450,97
1703,35
1655,10
1537,08
18643,87
2009
1563,44
1058,55
1327,86
1217,22
1327,43
1893,91
1726,34
1701,96
1324,08
1850,17
1660,29
1482,97
18134,22
2010
1119,77
926,86
1038,26
1021,16
751,67
4857,72
pada
perkebunan
kelapa
sawit
antara
lain
Melastoma
19
selebar satu meter sepanjang blok panen. Tujuan kegiatan ini adalah
untuk
20
yang digunakan yaitu sistem kerja harian target dengan upah Rp 44 880,-/hari
dengan lama kerja 7 jam/hari. Norma yang digunakan untuk babat gawangan
adalah 1 ha/HK, sedangkan prestasi kerja penulis adalah 0.5 ha/HK. Kendala yang
sering dalam babat gawangan, yaitu kondisi gulma yang sudah terlalu tinggi dan
tidak merata sehingga menyebabkan hasil kerja sering tidak mencapai target.
Pengawasan yang kurang juga menyebabkan hasil kerja di tengah blok di bawah
kualitas yang diharapkan.
Pengelolaan Tajuk
Pengelolaan tajuk atau sering juga disebut pruning. Pruning merupakan
proses kerja pembuangan atau pemotongan pelepah daun tua yang dianggap tidak
produktif lagi dari tanaman kelapa sawit. Tujuan pelaksanaan pruning ini antara
lain mempermudah pelaksanaan panen, menghindari tersangkutnya brondolan di
ketiak pelepah serta mendorong penyaluran zat hara yang diserap tanaman pada
daun-daun yang lebih produktif.
Permasalahan yang sering ditemukan dalam kegiatan pruning antara lain
under-pruning dan over-pruning. Under-pruning adalah jumlah pelepah yang
berlebihan dari yang seharusnya pada pokok kelapa sawit. Hal ini dapat
menyebabkan difisit unsur hara dan mempengaruhi proses munculnya buah. Overpruning adalah terbuangnya sejumlah pelepah yang produktif secara berlebihan
yang akan mengakibatkan penurunan produksi. Jumlah pelepah yang kurang dari
standar karena dipruning terlalu berat akan menyebabkan tanaman lebih banyak
menghasilkan bunga jantan. Untuk menghindari permasalahan tersebut, perlu
dilakukan pelatihan dan simulasi pekerjaan, pengawasan yang ketat dan
penggunaan alat yang tepat. Tabel 4 menerangkan jumlah pelepah yang harus
dipertahankan berdasarkan umur tanaman kelapa sawit.
Tanaman
21
masing. Sistem kerja yang digunakan adalah sistem kerja borongan dengan norma
kerja 40 pokok/HK.
Tabel 4. Standar Jumlah Pelepah pada Kelapa Sawit
Umur
(Tahun)
TBM III/TM I
4-7
7-10
10-15
>15
pengendalian
yang
diterapkan
perusahaan
adalah
sistem
predator
serta
patogen.
Laboratorium
HPT
perusahaan
22
sawit menjadi berlubang dan jika serangan berat, daun yang diserang akan tinggal
lidinya, sehingga proses asimilasi akan terganggu dan produksi akan menurun
sampai 5% dari total produksi per tahun.
Pengendalian yang dilakukan di kebun sejauh ini hanya pada tingkat
serangan ringan dan sedang. Hal ini karena kebun menggunakan agen hayati
dalam pengendaliannya, sehingga pertumbuhan hama ini dapat ditekan. Pada
TBM dengan luas serangan sampai dengan 50 ha dilakukan dengan pengutipan
ulat (Hand Picking). Jika luas serangan telah mencapai lebih dari 50 ha, harus
dilakukan penyemprotan.
Tikus (Rattus tiomanicus). merupakan hama penting pada kelapa sawit
karena dapat menyerang tanaman yang belum menghasilkan maupun tanaman
menghasilkan. Tanaman yang baru ditanam (TBM) akan diserang bagian
umbutnya dengan cara mengerat batang, apabila serangan terjadi pada titik
tumbuh maka tanaman dapat mati. Pada tanaman yang telah menghasilkan akan
diserang bunga jantannya, karena tikus mencari telur dan larva dari serangga
penyerbuk Elaeidobius kamerunicus. Selain itu tikus juga memakan daging buah
baik buah muda maupun yang sudah matang.
Pada awalnya pengendalian hama tikus dilakukan dengan menggunakan
ular kobra. Namun penggunaan ular kobra ini memiliki banyak kekurangan yaitu
keamanan BHL dan pemanen pada saat bekerja serta kemampuan ular kobra
dalam memangsa tikus relatif sedikit. Pengendalian hama tikus yang dilakukan
perusahaan saat ini yaitu dengan menggunakan burung hantu (Tyto alba). Burung
hantu secara spesifik memangsa tikus di dalam kebun. Seekor burung hantu
dewasa mampu mengkonsumsi 5 - 8 ekor tikus per hari, sehingga sepasang
burung hantu membutuhkan tikus sebanyak kurang lebih 3 000 - 7 000 ekor tikus
dalam setahun. Daya jelajah burung hantu dalam sehari mencapai 25 ha. Dengan
demikian, untuk areal pertanaman kelapa sawit seluas 25 ha cukup ditempatkan
satu kandang burung hantu. Aplikasi kandang burung hantu dapat dilihat pada
Gambar 2.
Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros Linn.) Kumbang tanduk sering
menggerek pucuk kelapa sawit sejak tanaman ditanam sampai tanaman berumur 3
tahun. Serangan ini biasanya terjadi di daerah pengembangan karena banyak sisa-
23
sisa batang tanaman yang telah lapuk dan yang merupakan medium paling baik
untuk perkembangbiakan kumbang tersebut. Pada tanaman yang terserang terlihat
adanya bekas gerekan pada bagian pangkal batang mengarah ke titik tumbuh
tanaman. Selanjutnya pelepah daun muda putus dan membusuk atau kering.
Tanaman akan mati apabila titik tumbuhnya habis termakan oleh kumbang ini.
Pengendalian hama kumbang tanduk dilakukan dengan menggunakan
Fero-trap yaitu sejenis perangkap yang terbuat dari ember plastik atau kaleng yang
di tengahnya dipasang kisi atau sekat. Pada kisi tersebut digantungkan feromon,
yaitu hormon yang akan menarik kumbang tersebut untuk datang. Kumbang
selanjutnya akan menabrak kisi tersebut dan terjatuh ke dalam ember atau kaleng.
Pengendalian hama kumbang secara kimia menggunakan Marshall dengan dosis 5
gr/pohon dengan cara ditaburkan pada ketiak daun yang langsung mengelilingi
daun pupus. Aplikasi fero-trap dapat dilihat pada Gambar 2.
(a) fero-trap
24
Astra Agro
Lestari.
Kegiatan diawali dengan persiapan anggota khusus sebanyak 2 orang dan
1 orang koordinator (mandor proteksi tanaman). Pemberian tanda baris LSU dan
pokok LSU dengan cat berwarna biru. Karyawan ke lapangan menuju LSU yang
sudah ditetapkan sebelumnya dengan membawa perlengkapan. Perlengkapan yang
dibawa antara lain egrek, pisau pemotong, meteran, dan plastik kresek. Pokok
sampel LSU diukur tingginya dengan menggunakan egrek yang telah diberi
ukuran dan menggantungkannya pada pelepah 17. Bila tinggi tanaman melebihi
panjang egrek maka pada egrek ditambahkan meteran. Alasan pemilihan daun ke17 karena daun ke-17 menggambarkan status hara tanaman tersebut dan sangat
sensitif terhadap perubahan yang terjadi dalam status hara tanaman. Data tinggi
tanaman dicatat pada formulir yang telah disiapkan beserta gejala defisiensi hara
tanaman tersebut.
Potong pelepah ke-17 kurang lebih 1.5 m dari ujung batang pohon.
Pelepah yang jatuh diperiksa suntilnya untuk diambil 4 helai daunnya (2 sebelah
kanan 2 sebelah kiri). Empat helai daun tersebut diambil bagian tengah daunnya
25
tanpa tulang daun dengan panjang kurang lebih 25 cm dan dimasukkan ke dalam
plastik kresek dan diberi form khusus sebagai tanda bloknya dan dilakukan di
bawah pukul 12.00 WIB. Sampel diiris-iris menjadi potongan kecil dengan
menggunakan pisau dan dibawa ke tempat pengeringan selambat-lambatnya 12
jam setelah pengambilan sampel. Sampel kemudian dikeringkan pada suhu 85
C selama 10 jam. Sampel yang telah kering diberi keterangan
yang
mencantumkan nama PT, nama afdeling, tahun tanam, no blok dan luasnya serta
tanggal pengambilan samplenya. Sampel siap dikirim untuk dianalisis di
laboratorium.
Norma yang berlaku pada kegiatan ini adalah 1 blok/HK untuk dua orang
anggota tersebut. Kendala yang dihadapi dalam kegiatan ini adalah anggota
tersebut belum kompeten untuk menentukan daun ke-17, sehingga hasil akan
mempengaruhi analisis laboratorium. Pengirisan daun juga tidak boleh terlalu tipis
karena dapat menyebabkan daun tersebut gosong di dalam oven.
Pemupukan
Pemupukan adalah penambahan unsur hara ke dalam tanah yang
dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan. Pemupukan dilakukan dua kali
dalam setahun, yaitu semester I (Februari - Juni) dan semester II (Agustus Desember). Jenis-jenis pupuk yang diaplikasikan pada semester I adalah NPK,
Rock phosphate (30% P2O5), Muriate of Potash (60% K2O), Kieserite (27%
MgO), dan Dolomite (60% CaCO3). Dosis pupuk yang digunakan berdasarkan
hasil analisis daun atau leaf sample unit (LSU) yang dibuat oleh head office (HO).
Rekomendasi disampaikan kepada kebun pada awal tahun dan digunakan sebagai
acuan pemupukan tahun tersebut.
Pemupukan akan dapat mencapai sasaran jika dalam pelaksanaannya
dilakukan dengan prinsip 5 T, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, tepat
waktu serta tepat tempat. Kegiatan pemupukan juga menjadi sangat penting
karena 50 - 60% biaya perawatan berasal dari pemupukan. Kebutuhan tenaga
pupuk disesuaikan dengan tonase pupuk yang akan diaplikasikan berdasarkan
kalibrasi. Alat yang digunakan dalam pemupukan adalah ayakan dan takaran
pupuk, dapat dilihat pada Gambar 3.
26
27
Sensus Produksi
Sensus produksi terdiri dari sensus produksi empat bulanan, sensus
produksi bulanan dan sensus produksi harian. Sensus produksi empat bulanan
dilakukan dengan cara menghitung seluruh buah yang ada. Sensus dilaksanakan
pada minggu ke-IV pada bulan Desember, April, dan Agustus setiap tahun.
Sensus empat bulan digunakan untuk menghitung taksasi produksi, kebutuhan
pemanen dan transportasi empat bulan ke depan.
Sensus produksi bulanan dilakukan dengan menghitung kembali buahbuah merah yang akan dipanen bulan depan. Pelaksanaan taksasi bulanan
dilakukan setiap bulan minggu ke-IV. Sensus bulanan ini akan mengoreksi
proporsi bulanan hasil sensus empat bulan. Sensus produksi harian dilakukan oleh
mandor 1 untuk menghitung produksi ke-esokan harinya berdasarkan kriteria
buah masak. Sensus harian dipergunakan untuk mengatur tenaga pemanen dan
transportasi. Pelaksanaan sensus produksi harian dilakukan satu hari sebelum
panen.
Sensus produksi dilakukan dengan cara mengamati keadaan buah dan
menghitung jumlah pokok pada blok yang disensus tersebut. Pengambilan sampel
pokok sensus sebanyak sepuluh persen dari total jumlah pokok dalam satu blok.
28
Data sensus akan menjadi acuan pihak Head Office (HO) untuk menentukan target
produksi bulanan. Norma kerja sensus produksi yaitu 60 ha/HK atau sekitar dua
blok/HK.
Pemanenan
Pemanenan adalah pekerjaan utama di perkebunan kelapa sawit. Tugas
utama tenaga kerja panen yaitu menurunkan buah dari pokok dengan tingkat
kematangan yang telah ditetapkan dan mengantarkannya ke TPH dengan cara dan
waktu yang tepat. Tujuan kegiatan pemanenan adalah untuk mendapatkan
produksi dan rendemen minyak yang tinggi dengan kadar asam lemak bebas
(ALB) yang rendah. Keberhasilan panen terletak pada tenaga pemanen, alat panen
serta sistem panen yang diterapkan.
Sistem panen yang digunakan akan mempengaruhi pembagian hanca
panen, penentuan tenaga panen, pengawasan panen, serta pengangkutan TBS.
Afdeling menggunakan sistem hanca giring tetap. Sistem ini merupakan
kombinasi dari kedua sistem panen. Melalui sistem ini, TBS dapat keluar ke TPH
lebih cepat dan pembagian hanca yang tetap sehingga akan mempermudah
pengawasan panen. Pemanen harus menyelesaikan blok panen secara tuntas tanpa
ada pengulangan.
Rotasi panen adalah waktu yang dibutuhkan antara panen terakhir dengan
panen berikutnya dalam satu seksi panen yang sama. Seksi panen adalah luasan
areal panen yang dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan rotasi panen yang
dijalankan. Satu seksi panen biasa dikerjakan tuntas dalam satu hari. Pelaksanaan
di kebun biasa menggunakan rotasi 6/7 yang artinya areal dibagi menjadi 6 seksi
dan dipanen selama 6 hari dalam 7 hari. Rotasi panen bisa berubah tergantung
kondisi kerapatan buah. Rotasi panen 9/10 biasa digunakan pada saat kerapatan
buah sedang rendah.
Kriteria panen merupakan indikasi saat yang tepat kapan buah harus
dipanen. Kriteria umum yang digunakan adalah warna tandan buah dan jumlah
brondolan yang jatuh di piringan. Buah dikatakan matang apabila berwarna merah
orange dan memenuhi kriteria fraksi dua. Fraksi dua artinya terdapat dua buah
29
brondolan di piringan dalam setiap kilogram bobot tandan. Kriteria ini berlaku
untuk kondisi buah yang normal dan sehat.
Alat-alat panen yang digunakan antara lain dodos (tinggi pohon kurang
dari 4 meter), egrek (tinggi pohon lebih dari 4 meter), angkong sebagai alat angkut
TBS dan brondolan ke TPH, gancu sebagai alat bongkar TBS , dan tomasun.
Tomasun merupakan kapak khusus Astra Agro Lestari untuk memotong tangkai
tandan buah yang panjang sehingga membentuk cangkem kodok atau huruf V
pada bekas potongannya. Alat dan perlengkapan panen harus dibawa saat apel
pagi sebelum kegiatan panen dimulai. Peralatan panen harus diasah pada sore
harinya sehingga tidak mengganggu kegiatan panen. Kapak tomasun beserta hasil
potongannya dapat dilihat pada Gambar 4.
30
31
Keterangan = SPH
AKP
BJR
32
33
Tanam Neprolephis.
Neprolephis
ditanam
pada lokasi
tanaman
menghasilkan (TM). Tujuan dari penanaman Neprolephis ini antara lain untuk
mengurangi run-off, mengurangi erosi tanah serta menjaga kelembaban tanah.
Neprolephis juga sering dimanfaatkan oleh Sycanus sp (predator ulat api) untuk
meletakkan telurnya. Tanam Neprolephis memiliki norma kerja 22 titik/HK.
Tabel 5. Spesifikasi Ukuran Bangunan Konservasi
Bangunan Konservasi
Ukuran
(panjang x lebar x dalam)
3m x 0,8m x 0,8m
Tandon air
18m x 3m x 1,5m
9m x 0,8m x 1m
3m x 2m x 0,4m
Rorak organik
Parit irigasi
4m x 0,6m x 1m
34
35
Aspek Manajerial
Tingkat manajerial terdiri atas kepala afdeling, mandor I, kerani afdeling,
kerani panen, serta mandor. Hubungan antara kepala afdeling dengan mandor I,
kerani dan mandor adalah garis instruksi. Hubungan antara mandor I dengan
kerani afdeling adalah garis koordinasi, sedangkan terhadap mandor adalah garis
instruksi. Mandor lapangan terdiri atas mandor panen, mandor rawat, mandor
hama dan penyakit.
Kegiatan yang dilakukan penulis selama menjadi pendamping mandor
adalah mengerti tata cara dan tahapan setiap jenis pekerjaan, menghitung
kebutuhan tenaga kerja dan material yang dibutuhkan, mengawasi jalannya
pekerjaan, mengevaluasi setiap pekerjaan, dan mengisi laporan harian. Pekerjaan
yang dilakukan berpedoman kepada Lembar Rencana Kerja (LRK) yang telah
disetujui oleh kepala afdeling. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, mandor
melakukan apel terlebih dahulu untuk memberikan penjelasan tentang pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
Mandor Panen
Mandor panen bertugas memastikan semua kegiatan panen berjalan
dengan baik. Mandor panen memberikan arahan pembagian kerja untuk pemanen,
membagi hanca panen dan memastikan hanca tersebut tuntas, melakukan kontrol
lapangan dan sensus buah untuk rotasi berikutnya, berkoordinasi dengan kerani
panen menjaga kualitas buah di TPH dan memastikan buah telah terangkut semua.
Dalam setiap afdeling biasanya terdapat dua kemandoran panen. Satu
kemandoran terdiri dari 15 sampai 20 pemanen tergantung kebutuhan tenaga
panen. Kemandoran satu dan kemandoran dua bekerja pada blok yang sama. Hal
ini untuk memudahkan pengawasan hanca pemanen. Mandor panen telah
mengetahui hanca tiap anggota panennya sehingga jika terdapat kesalahan dalam
pelaksanaan panen dapat dengan mudah diketahui.
Mandor panen memberikan pengarahan serta evaluasi pada saat apel pagi.
Barisan apel pagi diatur sesuai kelas pemanen berdasarkan hasil panen hari
sebelumnya. Kelas pemanen ditandai oleh bendera dengan warna yang berbeda.
36
Bendera merah untuk kelas pemanen A, hijau kelas pemanen B dan kuning kelas
pemanen C. Mandor panen juga membagikan bendera kecil dengan nomor
masing-masing pemanen yang akan dibawa oleh pemanen dan ditancapkan pada
hanca pemanen tersebut. Mandor akan mengumpulkan bendera tersebut pada sore
hari setelah kegiatan panen selesai sambil memeriksa hanca panen kemandoran
tersebut.
Selain pengawasan di lapangan, mandor panen juga harus mengisi data
administrasi panen meliputi:
Laporan Harian Produksi Panen, yang berisi nama pemanen, pemakaian
Hari Kerja (HK), blok, jumlah janjang (output), buah busuk, buah mentah,
keadaan tangkai, kondisi brondolan, buah tinggal, dan susunan pelepah.
Formulir Absensi Karyawan, yang berisi nama karyawan, jabatan dan jenis
pekerjaan. Formulir ini akan diserahkan kepada kepala afdeling untuk
ditanda tangani dan selanjutnya diserahkan ke kantor besar.
Sensus Panen Harian, merupakan kegiatan sensus yang dilaksanakan
untuk memperkirakan produksi panen besok. Formulir Sensus Panen
berisi, nomor blok, nomor jalan pikul, nomor pokok dan jumlah buah
matang.
Mandor Rawat
Mandor rawat bertanggung jawab terhadap semua kegiatan rawat seperti
pemupukan, pengendalian gulma maupun kegiatan perbaikan (improvement) yang
ada di afdeling. Mandor rawat berjumlah dua orang untuk setiap afdeling. Setiap
jenis pekerjaan rawat juga berpedoman pada lembar rencana kerja (LRK) yang
telah dibuat. Selain LRK, afdeling juga membuat rencana kerja harian baik
kegiatan rawat maupun panen. Rencana kerja harian dibuat sehari sebelumnya dan
diserahkan kepada kantor besar. Kepala kebun maupun Administratur sekali-kali
dapat melakukan pemeriksaan mendadak dengan berpedoman pada rencana kerja
harian tersebut.
Dalam proses pemupukan, mandor rawat harus memeriksa untilan yang
terdapat di tempat penguntilan di kantor besar. Jumlah untilan harus sesuai dengan
kebutuhan di afdeling. Mandor rawat mengisi bon permintaan barang yang
37
ditanda-tangani oleh kepala afdeling, kepala kebun serta kepala gudang. Mandor
rawat harus terus mengawasi truk pengangkut pupuk hingga sampai ke afdeling.
Mandor rawat juga bertanggung jawab mengawasi pengeceran untilan pada blok
yang dipupuk. Pada saat pelaksanaan pemupukan, mandor rawat beserta tim
supervisi yang lain ikut mengawasi BHL dalam bekerja.
Mandor rawat juga melakukan apel pagi untuk memberi pengarahan
kepada BHL. Mandor rawat bertugas menyiapkan alat dan material untuk
pekerjaan hari tersebut. Setelah BHL selesai bekerja, mandor melakukan
pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan mereka. Mandor rawat juga melakukan
kalibrasi antara perencanaan dan realisasi untuk hasil rawatan yang didapatkan.
Untuk kegiatan laporan administrasi, mandor rawat bertugas mengisi laporan
harian serta laporan mingguan dari setiap kegiatan rawat yang telah dilaksanakan.
Formulir laporan rawat antara lain:
Laporan hasil kerja karyawan kemandoran rawat, yang berisi nama
karyawan, aktivitas kegiatan, blok yang dikerjakan, HK, gaji pokok, dan
premi.
Check-sheet, merupakan form kegiatan yang mendata pekerjaan rawat
yang telah dilaksanakan setiap bulan. Laporan ini berisi item rawat, luasan
yang telah dilaksanakan, dan waktu pelaksanaan. Check-sheet sangat
dibutuhkan oleh kerani afdeling dalam pembuatan laporan.
38
jenis, populasi, kategori, intensitas dan luas serangan OPT serta akan diperoleh
pola sebaran OPT.
Pelaksanaan EWS dimulai dengan penentuan titik sampel (TS) dan baris
sampel (BS) dalam blok. Penentuan TS harus menyebar merata dengan norma
satu ha terdapat satu TS. Blok dengan luas 30 ha akan diwakili oleh 30 TS. Pokok
sampel (PS) yang diamati yaitu pokok-pokok yang berada di sekeliling TS pada
lingkaran I dan II. Pada setiap PS hanya diambil satu pelepah saja, yaitu pelepah
nomor 8 - 16 dengan gejala serangan paling berat. PS yang periksa yaitu PS pada
lingkaran I terlebih dahulu, kemudian pindah ke lingkaran II.
Mandor Hama-Penyakit juga bertanggung jawab dalam pengendalian
penyakit yang terdapat di lapangan. Serangan penyakit yang umum menyerang
pokok kelapa sawit adalah jamur Ganoderma sp penyebab penyakit busuk pangkal
batang. Mandor bekerja sama dengan pemanen untuk mendeteksi pokok kelapa
sawit yang terinfeksi Ganoderma sp. Mandor menjelaskan ciri-ciri pokok yang
terserang serta ciri-ciri tubuh buah jamur Ganoderma sp. Setiap pokok yang
terdeteksi akan didata dan ditentukan waktu untuk pengendaliannya. Mandor juga
harus mempersiapkan alat, material serta pekerja yang akan melakukan
pengendalian Ganoderma sp tersebut.
Data administrasi yang dikerjakan oleh mandor hama penyakit antara lain:
Rekapitulasi serangan hama (ulat api, tikus) yang berisi tanggal deteksi,
blok afdeling, kondisi serangan, jumlah predator, fase hama (telur,
kepompong, imago), kondisi hama tersebut.
laporan serangan ganoderma, yang berisi blok afdeling, nomor baris dan
pokok, keadaan pokok terserang, tanggal pengendalian (cincang, tumbang,
bakar).
Mandor I
Mandor I merupakan mandor yang membawahi semua mandor kegiatan di
afdeling. Mandor I bertugas menerima instruksi sari kepala afdeling dan member
arahan kepada mandor kegiatan, melakukan kontrol lapangan untuk mengecek
kesesuaian dengan rencana kerja, merekap laporan harian mandor, melakukan
sensus buah untuk panen minggu depan dan esok hari, monitoring angkutan buah,
39
Kerani Panen
Tugas kerani panen adalah menghitung jumlah produksi pemanen di TPH ,
memastikan ketuntasan buah yang terangkut, memeriksa dan menghitung buah
restan serta memastikan ketersediaan unit angkutan TBS ke pabrik. Kerani panen
ikut truk angkut TBS dalam menjalankan tugasnya. Kerani panen mengumpulkan
kupon panen (Gambar Lampiran 2.) pada setiap TPH dan merekap jumlah hasil
panen hari tersebut. Hasil panen akan diberitahukan kepada pemanen pada saat
apel pagi keesokan harinya sekaligus melakukan cross-check jumlah TBS kepada
pemanen. Laporan admistrasi yang dikerjakan kerani panen antara lain:
Kupon Panen, yang berisi nomor blok, TPH, nomor pemanen, jumlah
janjang, serta kondisi buah (buah merah, tangkai panjang, buah busuk).
Notes kerani Panen, yang berisi blok, nomor pemanen, dan kondisi buah.
Surat Pengantar Buah (SPB), yang berisi nomor polisi truk, nama sopir,
blok, tahun tanam, jumlah janjang, serta jam keberangkatan truk.
Laporan Harian Angkutan Panen, yang berisi afdeling, tanggal, nomor
SPB, nama sopir, nomor polisi truk, jumlah janjang, jam keberangkatan,
data dari pabrik (nomor NP, Tonase), serta laporan buah restan.
Pendamping Asisten
Tugas dan tanggung jawab seorang asisten afdeling adalah memastikan
semua kegiatan operasional, administrasi dan pengendalian biaya pada divisi atau
afdeling yang dipimpin agar terlaksana sesuai dengan rencana kerja yang telah
dibuat. Asisten berusaha mencapai target produksi yang telah ditetapkan dengan
pengendalian biaya seminimal mungkin. Asisten afdeling bertanggung jawab
40
42
43
rorak
organik
di
kebun
bertujuan
untuk
mengatasi
44
Pembuatan rorak organik satu untuk satu pohon. Rorak yang telah dibuat
akan diisi dengan bahan organik seperti tandan kosong, pelepah daun dan pupuk
kandang. Pupuk anorganik tidak diaplikasikan di dalam rorak tersebut. Pembuatan
rorak diukur berdasarkan kedalaman perakaran sawit yaitu sekitar 60 cm dengan
lebar 50 cm. Panjang rorak dibuat menurut kondisi di lapangan yaitu 150 cm.
Kendala yang sering ditemukan di kebun adalah ukuran rorak yang dibuat oleh
BHL lebih kecil dari ukuran yang diharapkan. Data rencana dan realisasi
pembuatan rorak organik di afdeling OS dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rencana dan Realisasi Pembuatan Rorak Organik Afdeling OS Tahun
2010
Blok
OS.7
OS.17
OS.21
OS.23
OS.24
OS.29
OS.31
Total
Jumlah
Pokok
Luas (ha)
3118
3253
3708
3688
3560
2865
2120
25,36
22,56
22,19
27,43
27,56
22,13
16,37
Total (unit)
Target
1 578
1 626
1 860
1 820
1 786
1 410
1 058
11 138
Realisasi
2 017
3 249
2 065
2 630
5 434
2 681
917
18 993
hampir di setiap blok realisasi belum mencapai jumlah rorak yang seharusnya
berdasarkan jumlah pokok di setiap blok tersebut. Hal ini berarti belum semua
pokok kelapa sawit terealisasi rorak organik.
45
peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah untuk bersatu menjadi agregat
tanah, sehingga bahan organik penting dalam pembentukan struktur tanah.
Kondisi tanah berpasir pada sebagian tanah mineral kebun Kampar akan
sangat efektif bila diaplikasikan bahan organik pupuk kandang ini. Pemberian
pupuk kandang pada tanah berpasir akan meningkatkan pori berukuran menengah
serta menurunkan pori makro. Dengan demikian akan meningkatkan kemampuan
menahan air.
Pupuk kandang yang diaplikasikan di kebun merupakan kotoran ayam
yang dipasok dari daerah Sumatera Barat. Pada beberapa kejadian, pupuk kandang
yang dikirim ke kebun sudah tidak murni lagi atau dengan kata lain telah
dicampur dengan sekam dan tanah. Pupuk kandang biasanya terdiri atas campuran
0.5 % N, 0.25 % P2O5, dan 0,5 % K2O. Aplikasi pupuk kandang dengan cara
ditabur di dalam rorak organik. Dosis pupuk kandang yang diberikan sebesar 20
kg tiap unit rorak. Sehingga untuk SPH 142 pokok/ha, maka dosis pupuk kandang
yang diberikan adalah 2.8 ton/ha. Menurut Jamilah (2003) dosis pupuk kandang
untuk memperbaiki sifat fisik tanah minimal 15 ton/ha. Penerapan dosis pupuk
kandang yang kecil di kebun karena biaya yang cukup tinggi dalam hal pengadaan
serta penaburan di kebun.
46
47
Konservasi Air
Wilayah SLS-2 merupakan wilayah dengan tipe iklim A (sangat basah)
berdasarkan perhitungan Schmidth-Ferguson. Jumlah curah hujan tahunan ratarata sepuluh tahun terakhir adalah 2 430 mm dan jumlah hari hujan rata-rata
sebesar 95 hari dengan penyebaran curah hujan merata sepanjang tahun.
Pengukuran curah hujan menggunakan alat umbrometer yang diletakkan di kantor
besar.
Kecukupan kebutuhan air bagi tanaman bergantung pada kondisi tanaman,
tanah, dan iklim. Perhitungan kecukupan air tanaman kelapa sawit untuk tujuan
praktis di lapangan dapat dilakukan dengan asumsi umum yaitu bahwa
keseimbangan air merupakan jumlah air dari curah hujan ditambah dengan
cadangan awal air dalam tanah kemudian dikurangi dengan evapotranspirasi
(Darmosakoro et al.,2001). Evapotranspirasi diasumsikan bernilai 150 mm/bulan
jika hari hujan 10 hari/bulan dan bernilai 120 mm/bulan jika hari hujan > 10
hari/bulan. Asumsi lain yang digunakan adalah cadangan air dalam tanah
maksimum 200 mm. Perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 7.
48
HH
CH
(mm)
Cad.
Awal
(mm)
Evapotranspirasi
(mm)
Keseimbangan
(mm)
Cad.
Akhir
(mm)
Drainase
(mm)
Defisit
Air
(mm)
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f) = (c)+(d)-(e)
(g)
(h)
(i)
Jan
124
89
150
63
63
Feb
195
63
150
108
108
Mar
12
178
108
120
166
166
Apr
156
166
150
172
Mei
172
150
172
22
22
Jun
25
22
150
-103
103
Jul
20
150
-130
130
Agust
182
150
32
32
Sep
10
355
32
150
237
200
37
Okt
150
200
150
200
200
Nop
14
348
200
120
428
200
228
Des
17
319
200
120
399
200
199
Total
89
2 052
464
233
49
(a)
(b)
Keterangan :
Gambar 11. Posisi Rorak pada Areal Datar (a) dan Miring (b)
Rorak
Jalan Panen
Pokok kelapa sawit
50
51
52
29, dan 31. Ketiga blok tersebut memiliki kandungan pasir 0 % sedangkan
kandungan mineral cukup tinggi. Berdasarkan kandungan tersebut, dapat
dikatakan bahwa penyerapan unsur hara pada blok-blok tersebut cukup baik
sehingga kurang tepat bila diaplikasikan rorak organik. Sebaliknya, banyak
terdapat blok-blok dengan kandungan pasir cukup tinggi yang belum
diaplikasikan rorak organik seperti yang dapat dilihat pada tabel Lampiran 6.
tersebut.
Tabel 8. Perhitungan Keseimbangan Air PT SLS-2 Tahun 2010
Bulan
HH
CH
(mm)
Cad.
Awal
(mm)
Evapotranspirasi
(mm)
Keseimbangan
(mm)
Cad.
Akhir
(mm)
Drainase
(mm)
Defisit
Air
(mm)
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f) = (c)+(d)-(e)
(g)
(h)
(i)
Jan
171
200
150
221
200
21
Feb
247
200
150
297
200
97
Mar
211
200
150
261
200
61
Apr
223
200
150
273
200
73
Mei
Jun
Jul
Agust
Sep
Okt
Nop
Des
Total
34
852
800
252
Berdasarkan data pada Tabel 8, dari bulan Januari hingga April, PT SLS
memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Pada bagian yang dilingkari
membuktikan bahwa terdapat kelebihan air dalam empat bulan terakhir, sehingga
air harus dikeluarkan melalui jaringan drainase. Seperti pada Gambar 14, akan
terjadi genangan yang cukup lama apabila pembuatan parit irigasi tidak
memperhatikan kondisi tanahnya. Pembuatan parit irigasi sampai pada saat ini
antara lain blok 20, 23, serta 26.
54
Saran
Saran penulis kepada PT Sari Lembah Subur-2 untuk pembuatan
bangunan konservasi adalah pengawasan yang lebih baik agar hasil pekerjaan
BHL sesuai dengan ketetapan yang diberikan. Manajemen yang teratur agar
perencanaan pekerjaan yang telah dibuat dapat terselesaikan sesuai target serta
membangun kerja sama yang baik antara pihak teknik dan pihak tanaman agar
pekerjaan dapat berjalan lancar tanpa menghambat pekerjaan yang lain.
Perencanaan serta aplikasi kegiatan pengembangan seperti pembuatan
bangunan konservasi dan air sebaiknya berdasarkan data-data informasi kondisi
lahan yang lengkap. Dengan demikian, kegiatan pengembangan maupun tindakan
kultur teknis kelapa sawit dapat dilakukan secara lebih optimal dan tepat sasaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor. 396 hal.
Atmojo, S.W. 2003. Peranan Bahan Organik terhadap Kesuburan Tanah dan
Upaya Pengelolaannya. Sebelas Maret University Press. Surakarta
Darmosakoro, W. dan S. Rahutomo. 2000. Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai
Bahan Pembenah Tanah, hal 167 - 168. Dalam W. Darmosakoro, E.S.
Sutarta, dan Winarna (Eds). Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. PPKS.
Medan
Darmosarkoro, W.,I.Y. Harahap, dan E. Syamsuddin. 2001. Kultur Teknis pada
Tanaman Kelapa Sawit pada Kondisi Kekeringan dan Upaya
Penanggulangannya, hal 229. Dalam W. Darmosakoro, E.S. Sutarta, dan
Winarna (Eds). Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. PPKS. Medan.
[Dirattanhun]Direktorat Budidaya Tanaman Tahunan. 2007. Budidaya Kelapa
Sawit.
http://ditjenbun.deptan.go.id/tahunanbun/tahunan (26/11/2010)
[Ditjenbun]Direktorat Jendral Perkebunan. 2009. Statistik.
www.ditjenbud.deptan.go.id.
Jamilah. 2003. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan Kelengasan terhadap
Perubahan Bahan Organik dan Nitrogen Total Entisol. USU Digital
Library. Medan.
Murtilaksono, K., E.S. Sutarta, N.H. Darlan, Sudarmo. 2007. Penerapan Teknik
Konservasi Tanah dan Air dalam Upaya Peningkatan Produksi Kelapa
Sawit. Prosiding HITI. Yogyakarta. Vol. IX:311-314.
Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit (Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir). Penebar Swadaya (PS). Jakarta. 412 hal.
Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 61 hal.
Sutarta, E.S. dan Winarna. 2007. Langkah Alternatif di Bidang Teknis
Pemupukan di Masa Krisis Ekonomi. hal 217 - 222. Dalam W.
Darmosakoro, E.S. Sutarta, dan Winarna (Eds). Lahan dan Pemupukan
Kelapa Sawit. PPKS. Medan
Yahya, S. 1990. Budidaya Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 52 hal.
LAMPIRAN
57
Uraian
Kegiatan
17 Februari
18 Februari
19 Februari
20 Februari
22 Februari
23 Februari
24 Februari
25 Februari
27 Februari
1 Maret
2 Maret
3 Maret
4 Maret
5 Maret
6 Maret
8 Maret
9 Maret
10 Maret
11 Maret
12 Maret
13 Maret
15 Maret
17 Maret
18 Maret
19 Maret
20 Maret
22 Maret
Survey Kebun
Survey Parit Irigasi
Cek Pemupukan
Olahraga
Rawat TPH
Rawat TPH
Babat gawangan
Tapak timbun
Pembuatan bokasi
Garuk piringan
Babat gawangan
Rorak organik
Rorak organik
Garuk piringan
Tanam Neprolephis
Tanam Neprolephis
Tanam Neprolephis
Parit irigasi
Parit irigasi
Tanam Neprolephis
Babat gawangan
Path manual
Path manual
Rorak tadah hujan
Rorak tadah hujan
Path manual
Tabur pupuk
kandang
Tabur pupuk
kandang
Tabur pupuk
kandang
Aplikasi abu boiler
Aplikasi abu boiler
Aplikasi abu boiler
Tapak timbun
Aplikasi abu boiler
23 Maret
24 Maret
25 Maret
26 Maret
27 Maret
29 Maret
30 Maret
Prestasi Kerja
Penulis Karyawan Standar
.........(satuan/HK).........
Lokasi
10
12
0,5
2
25
0,5
5
5
25
20
15
20
10
9
20
0,5
200
200
2
2
220
15
20
20
1
7
45
1
12
12
45
22
22
22
15
15
22
1
300
300
4
4
310
30
20
20
1
7
45
1
12
12
45
22
22
22
15
15
22
1
300
300
4
4
300
30
Afd OS
Afd OS 23
Afd OD
Kilo bravo
Afd OS 2
Afd OS 2,3
Afd OS 14
Afd OS 30
Afd OD
Afd OS 10
Afd OS 12
Afd OS 17
Afd OS 17
Afd OS 26
Afd OS 23
Afd OS 20
Afd OS 20
Afd OS 23
Afd OS 23
Afd OS 21
Afd OS 14
Afd OS 5
Afd OS 5
Afd OS 8
Afd OS 8
Afd OS 5
Afd OS 20
15
30
30
Afd OS 20
15
30
30
Afd OS 20
40
40
40
2
40
60
60
60
7
60
60
60
60
7
60
Afd OS 13
Afd OS 13
Afd OS 13
Afd OS 29
Afd OS 13
58
Lampiran 1 (Lanjutan)
Tanggal
31 Maret
1 April
3 April
5 April
6 April
7 April
8 April
9 April
10 April
12 April
13 April
14 April
15 April
Uraian
Kegiatan
Rorak tadah hujan
Aplikasi tankos
Aplikasi tankos
Garuk piringan
Garuk piringan
Path manual
Dongkel anak kayu
Tapak timbun
Dongkel anak kayu
Rorak organik
Tanam Neprolephis
Aplikasi tankos
Aplikasi abu boiler
Prestasi Kerja
Penulis Karyawan Standar
2
4
4
12
22
22
12
22
22
25
45
45
27
45
45
200
300
300
0,3
0,5
0,5
3
7
7
0,3
0,5
0,5
8
12
12
15
22
22
15
22
22
40
60
60
Lokasi
Afd OS 8
Afd OS 9
Afd OS 12
Afd OS 26
Afd OS 26
Afd OS 8
Afd OS 15
Afd OS 31
Afd OS 15
Afd OS 24
Afd OS 9
Afd OS 16
Afd OS 14
59
Tanggal
16 April
17 April
19 April
20 April
21 April
22 April
23 April
24 April
26 April
27 April
28 April
29 April
30 April
1 Mei
3 Mei
4 Mei
5 Mei
6 Mei
7 Mei
8 Mei
10 Mei
11 Mei
12 Mei
14 Mei
15 Mei
Uraian Kegiatan
Pemupukan borat
Pemupukan borat
Garuk piringan
- Rawat TPH
- Rawat Gawangan
Rawat TPH
Pemupukan borat
Prestasi Kerja
Jumlah
Luas
Lama
KHL
areal
Kegiatan
yang
yang
(jam)
diawasi diawasi
(orang)
(ha)
15
77,3
5
15
72,04
5
23
9,3
7
-3
-64 unit - 7
-4
-4
-7
1
30 unit 7
15
73,3
5
Lokasi
Afd OS 1,2,4
Afd OS 5,8,11
Afd OS 10
-Afd OS 7,10
-Afd OS 14,21
Afd OS 7,10
Afd OS
22,19,15
Afd OS 9,12
Afd OS 12
Pemupukan borat
Pemupukan
spreader
Rorak tadah hujan
Buat TPH
Buat parit irigasi
Babat gawangan
Babat gawangan
Rorak tadah hujan
Rawat TPH
Pasang patok blok
13
13
53
25,18
6
7
6
12
11
5
4
3
2
1
0,8
26 unit
110 mtr
5
4
0,3
60 unit
3 blok
7
7
7
7
7
7
7
7
Path manual
Garuk piringan
Rawat TPH
Tabur pupuk
kandang
Garuk piringan
Rorak tadah hujan
Parit irigasi
Tanam Neprolephis
Path manual
7
16
2
9
7 pasar
5,4
20 unit
4
7
7
7
7
Afd OS 2
Afd OS 11,14
Afd OS 20
Afd OS 24
Afd OS 24
Afd OS 2
Afd OS 9
Afd OS
9,12,16
Afd OS 11
Afd OS 8
Afd OS 27,30
Afd OS 24
18
3
12
20
4
3,5
0,5
360 mtr
4
4
7
7
7
7
7
Afd OS 8
Afd OS 2
Afd OS 20
Afd OS 15
Afd OS 14
60
17 Mei
Panen
Jumlah
Mandor
yang
diawasi
(orang)
2
18 Mei
19 Mei
20 Mei
21 Mei
TPH timbun
Path manual
Tabur abu boiler
Panen
1
1
1
2
20
900 mtr
6,6
6 blok
7
7
7
7
22 Mei
24 Mei
25 Mei
1
1
1
2
10 pasar
2
7
7
6
26 Mei
27 Mei
29 Mei
31 Mei
1 Juni
Rawat gawangan
Path manual
Aplikasi pupuk
kandang
Petak antigonon
Dongkel anak kayu
Garuk piringan
Panen
Panen
1
1
1
2
2
20
6
7
5 blok
6 blok
7
7
7
7
7
2 Juni
Panen
6 blok
3 Juni
4 Juni
5 Juni
7 Juni
Tabur Tankos
Tabur Tankos
Rawat TPH
Panen
1
1
1
2
2
4
1
7 blok
7
7
7
7
8 Juni
9 Juni
Tabur Tankos
Panen
1
2
4
5 blok
7
7
10 Juni
11 Juni
12 Juni
14 Juni
Garuk piringan
Rawat infras
Panen
Panen
1
1
2
2
4,5
80 mtr
5 blok
6 blok
7
7
7
7
15 Juni
Tanggal
Uraian Kegiatan
Lokasi
OS 19,22,25,
28,31
OS 4
OS 14
OS 14
OS 21,24,
27,30,29,26
OS 30
OS 5
OS 21
OS 18
OS 22
OS 27
OS 3,6,9,12,15
OS 1,2,4,7,
10,13
OS 5,8,11,14,
18,17
OS 7
OS 12
OS 16
OS 1,2,3,4,
6,7,9
OS 12
OS 17,21,24,
27,30
OS 25
OS 5
OS 3,6,9,12.15
OS 1,2,4,7,
10,13
OS 23
61
Lampiran 4. Data Curah Hujan PT SLS - 2, Pelalawan, Riau Selama 10 Tahun Terakhir (2000-2009)
Tahun
2000
2001
2002
Bulan
HH
CH
HH
CH
Jan
124
10
660,8
HH
2003
2004
CH
HH
CH
207,5
12
376,3
HH
8
2005
CH
HH
248,8
2006
CH
HH
2007
CH
HH
HH
324,0
342,0
340,0
Feb
100
221,0
84,5
213,3
12,0
72,0
178,0
106
212,5
136,0
266,3
11
219,5
12
313,0
64,0
Apr
271
345,0
10
168,5
19
315,9
10
231,0
11
291,0
10
367,5
Mei
147
120,5
171,0
164,5
152,0
11
320,0
167,0
Jun
359
147,0
63,0
104,5
161,0
123,0
Jul
5,3
64,0
253,2
14
218,0
10
249,0
88,0
Agt
294
144,0
56,9
11
250,5
96,0
117,0
CH
121,0
Mar
2008
2009
CH
HH
86,0
Rata-rata
CH
HH
CH
124,0
261,4
22,0
195,0
143,8
18
323,8
12
178,0
181,9
184,0
11
216,0
156,0
10
254,6
217,0
18
60,0
97,0
161,6
40,0
134,5
25,0
115,7
102,0
11
75,2
20,0
107,5
51,0
73,3
182,0
126,5
Sep
10
263
70,3
203,0
11
312,0
13
342,0
10
296,0
10
473,0
224,0
195,5
10
355,0
273,4
Okt
161
10
294,7
123,0
10
266,9
15
353,5
71,0
234,0
128,0
10
258,0
150,0
204,0
Nov
12
281
16
321,7
18
727,5
13
408,2
14
334,0
241,0
11
440,0
12
224,0
10
176,0
14
348,0
13
350,1
Des
204
60,2
18
321,4
10
245,5
14
267,0
10
290,0
12
521,0
183,0
56,0
18
351,0
11
249,9
Total
80
2310
73
2.603,0
92
2.326,3
127
3.177,1
112
2.473,8
95
2.542,0
77
2.979,5
76
2.035,0
120
1.676,3
96
2.181,0
94,8
2.430,4
BB
10
12
10
9,1
BK
Keterangan :
Q = Rata-rata BK x 100%
Rata-rata BB
= 1,0 x 100% = 10,99%
9,1
Jadi menurut Schmidth-Ferguson, tipe iklim di SLS adalah A
62
Lampiran 5. Data Target dan Realisasi Produksi Afdeling OS Selama 5 Tahun Terakhir (2006-2010)
2006
2007
2008
2009
2010
Bulan
Target
Realisasi
Deviasi
Target
Realisasi
Deviasi
Target
Realisasi
Deviasi
Target
Realisasi
Deviasi
Target
Realisasi
Deviasi
Januari
1217,10
1171,45
-45,65
1565,76
1239,66
-326,10
1565,76
1470,93
-94,83
1451,81
1563,44
111,63
1765,55
1119,77
-645,78
Februari
1168,30
979,28
-189,02
1272,31
1079,30
-193,01
1272,31
1259,71
-12,60
1451,81
1058,55
-393,26
1498,32
926,86
-571,46
Maret
1261,56
1011,34
-250,22
1438,53
1014,29
-424,24
1438,53
1242,83
-195,70
1451,81
1327,86
-123,95
1585,83
1038,26
-547,57
April
1620,60
1077,57
-543,03
1489,83
1214,57
-275,26
1489,83
1261,78
-228,05
1451,81
1217,22
-234,59
1447,61
1021,16
-426,45
Mei
1694,10
1345,16
-348,94
1617,06
1417,22
-199,84
1617,06
1609,04
-8,02
1451,81
1327,43
-124,38
1561,65
751,67
-809,98
Juni
1438,40
1404,61
-33,79
1588,33
1412,19
-176,14
1588,33
1604,64
16,31
1451,81
1893,91
442,10
Juli
1387,70
1311,78
-75,92
1740,19
1747,48
7,29
1740,19
1755,68
15,49
1451,81
1726,34
274,53
Agustus
1537,90
1763,62
225,72
1926,93
1814,20
-112,73
1926,93
2092,76
165,83
1451,81
1701,96
250,15
September
1788,10
1780,27
-7,83
1972,07
1509,73
-462,34
1972,07
1450,97
-521,10
1451,81
1324,08
-127,73
Oktober
2047,00
1106,15
-940,85
2011,06
1473,22
-537,84
2011,06
1703,35
-307,71
1451,81
1850,17
398,36
Nopember
1789,70
1517,02
-272,68
1826,37
1756,74
-69,63
1826,37
1655,10
-171,27
1451,81
1660,29
208,48
Desember
1698,00
1041,67
-656,33
2072,63
1635,48
-437,15
2072,63
1537,08
-535,55
1451,81
1482,97
31,16
Rata-rata
1554,04
1292,49
-261,55
1710,09
1442,84
-267,25
1710,09
1553,66
-156,43
1451,81
1511,19
59,38
1571,79
971,54
-600,25
63
Luas
(ha)
Kegiatan Konservasi
Rorak
Organik
Pupuk
kandang
Parit
Irigasi
Tanam
Neprole
phis
Mineral
(%)
Pasir
(%)
Gambut
(%)
RTH
27,74
35
46
18
25,21
13
59
28
19,22
22
52
26
24,35
67
33
24,4
34
33
33
23,34
35
55
25,36
48
51
27,94
28
39
32
23,7
99
10
21,51
67
32
11
19,7
24
40
35
12
25,18
99
13
26,41
54
45
14
28,03
57
42
15
25,58
45
54
16
23,54
82
17
17
22,56
99
18
23,21
44
56
19
23,84
28
62
20
25,17
83
16
21
22,19
55
45
22
23,88
37
62
23
27,43
27
54
24
27,56
60
25
26,97
37
26
28,49
27
26,29
28
29
18
25
14
59
71
28
46
34
19
23,27
82
17
22,13
41
58
30
17,84
66
33
31
16,37
87
12
Total
748,41
48,1
33,6
17,5
64
65
: Tangkai Panjang
- BB
: Buah Busuk
- JJG : Janjang
66
(a)
(b)
(c)
(d)
Keterangan :
(a) Flat-bed tadah
hujan.
(b) Parit irigasi.
(c) Rorak tadah
hujan.
(d) Over-flow
(e)
(e) Over-flow
permanen