Air Umpan Boiler
Air Umpan Boiler
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Air merupakan zat yang sangat dibutuhkan disetiap sektor industri
termasuk pemanfaatan untuk kebutuhan energi dan pemanasan. Kebutuhan energi
dan pemanasan di industri umumnya dipenuhi dengan cara memanfaatkan steam
yang dibangkitkan pada suatu ketel (boiler). Air yang digunakan sebagai umpan
boiler dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu danau, sungai, laut, maupun
sumur. Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa air yang tersedia selalu
mengandung bermacam-macam garam, gas, limpur dan lain-lain.
Dalam prakteknya, kesulitan utama proses generasi uap terletak justru
pada persiapan bahan baku yakni air yang akan diuapkan. Hal ini terutama
disebabkan utilitas boiler dan pipa-pipa uap harus kedap dan tahan tekanan selama
proses produksi, sehingga pembersihan atau perawatannya harus dilakukan
dengan menghentikan semua proses produksi yang tentunya membuang banyak
waktu dan biaya. Untuk memperlama selang
pembersihan boiler serta pipa-pipa penunjangnya, bahan baku air yang digunakan
harus diusahakan sebersih mungkin dari faktor-faktor yang mempercepat
kerusakan atau pengotoran boiler. Selain dari itu, beberapa jenis pengotor dan
korosi yang parah pada komponen boiler juga dapat membahayakan mengingat
boiler beroperasi pada tekanan dan suhu yang tinggi, sehingga rentan terhadap
adanya sumbatan dan kelemahan dinding alat yang kecil sekalipun.
1.2 Rumusan Masalah
Bahan baku untuk air boiler haruslah tidak bersifat korosif dan membentuk
kerak. Akibatnya boiler dan pipa yang umumnya berbahan baku logam menjadi
terkikis dan membentuk cemaran logam dalam uap. Pengikisan yang terjadi dapat
membahayakan karena pipa dan boiler yang terkikis bisa jadi tidak mampu
menahan tekanan uap yang tinggi dan pecah pada saat proses produksi, sementara
cemaran logam dapat berbahaya bila uap kontak langsung dengan bahan pangan
dan terjadi transfer logam kedalam pangan. Faktor pembentuk kerak umumnya
merupakan kation logam yang dengan panas mencukupi dapat bereaksi dengan
anion yang umum terdapat dalam air, membentuk senyawa garam atau hidroksida
yang kelarutannya dalam air sangat rendah. Selain itu, pengotor-pengotor fisik
lain yang tidak larut air, seperti lumpur atau kotoran inert lain, juga dapat
mengerak seiring menguapnya air.
BAB II
AIR UMPAN BOILER
2.1 Pengertian
Air umpan boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran
dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada
tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses.
Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu
proses.
pembangkit panas yang penting. Sesuai dengan namanya maka fungsi dari boiler
ini adalah memanaskan kembali. Dalam suatu proses industri boiler harus dijaga
agar effisiensinya cukup tinggi. Oleh sebab itu adalah penting untuk menjaga
kualitas air yang diumpankan untuk boiler, karena akan berhubungan dengan
effisiensi dari boiler tersebut.
Memproduksi steam yang berkualitas tergantung pada pengolahan air yang
benar untuk mengendalikan kemurnian steam, endapan dan korosi. Sebuah boiler
merupakan bagian dari sistem boiler, yang menerima semua bahan pencemar dari
sistem di depannya. Kinerja boiler, efisiensi dan umur layanan merupakan hasil
langsung dari pemilihan dan pengendalian air umpan yang digunakan dalam
boiler. Jika air umpan masuk boiler, kenaikan suhu dan tekanan menyebabkan
komponen air memiliki sifat yang berbeda. Hampir semua komponen dalam air
umpan dalam keadaan terlarut. Walau demikian dibawah kondisi panas dan
tekanan hampir seluruh komponen terlarut keluar dari larutan sebagai padatan
partikuat, kadang-kadang dalam bentuk Kristal dan pada waktu yang lain dalam
bentuk amorph. Jika kelarutan komponen spesifik dalam air terlewati, maka akan
terjadi pembentukan kerak dan endapan. Air boiler harus cukup bebas dari
pembentukan endapan padat supaya terjadi perpindahan panas yang cepat dan
efisien dan harus tidak korosif terhadap logam boiler.
dari air, langsung pada permukaan perpindahan panas atau oleh suspensi air yang
menempel pada permukaan logam menjadi keras atau lengket. Pembentukan
kerak menyebabkan kesadahan dan suhu tinggi, yang biasanya berupa garamgaram karbonat dan silikat.
2.
disebabkan karena terjadinya reaksi kimia antara permukaan logam dengan media
sekelilingnya.
Korosi di dalam peralatan air pengisi dapat diterangkan dengan theory
electrochemical. Hal ke-2 yang mempercepat terjadinya korosi di dalam ketel uap
terutama:
1) Oxygen yang terlarut
2) Asam-asam
3)
Endapan
yang dipermukaan,
mempunyai
terutama
yang
4)
5)
si
fa
t
steam
Fe3O4
Black Magnetic
+ 4H2
Hydrogen
oxide
Pada suhu sampai 950 F reaksi korosi ini lambat. Diatas suhu ini
kecepatan dipercepat, dan campuran Cr Ni campuran KA2 dapat digunakan.
Bahan-bahan ini membentuk suatu lapisan oxida pelindung pada permukaan
logam, dimana hal seperti ini tak terjadi pada baja.
b. Korosi Karena Kelelahan
Dibawah keadaan yang baik untuk terjadinya korosi dan adanya tekanan,
logam dapat berkarat dalam bentuk lobang yang dalam dan runcing, yang
akhirnya berkembang memanjang seperti celah atau menjadi retak. Bila kejadian
ini tidak dihentikan, maka bagian yang diserang ini akhirnya menjadi lemah.
Penelitian secara mikroscopis menunjukkan bahwa kejadian itu terjadi dalam
suatu cara yang karakteristis bahwa retak yang dihasilkan adalah transcryslline,
dan dalam bentuk hampir garis lurus. Caustic Embrittlement.
Dengan macam air pengisi yang tertentu, bentuk retak yang khas dapat
kelihatan di dalam plat ketel uap, terutama pada klem paku keeling di bawah
permukaan air. Retak-retak ini adalah inter crystalline dan tidak mengikuti garis
tekanan maksimum.
Kejadian yang demikian ini disebut caustic embrittlemet. Keadaan seperti
ini terjadi dimana konsentrasi sodium hydroxide (NaOH) ada di dalam air ketel
dimana elemen-elemen lain tidak ada. Embrittlement dapat dicegah bila suatu
perbandingan yang tepat antara sodium sulfat dengan sodium carbonate
dipertahankan di dalam air pengisi.
3. Air tidak boleh mengakibatkan terjadinya carry over.
Carry over yang besar dihasilkan dari priming dan foaming. Faoming
dapat digambarkan sebagai pembentukan sejumlah buih di dalam ketel, yang
disebabkan oleh kesalahan gelembung-gelembung uap untuk bersatu dan pecah.
Hal ini disertai oleh kenaikan kandungan uap air yang agak banyak di dalam uap
yang dikeluarkan oleh ketel.
Priming adalah ditandai oleh sejumlah besar air yang keluar dari ketel
bersama-sama dengan uap, umumnya dalam letupan-letupan yang tidak continue
(intermittent) yang membahayakan pipa-pipa uap, turbine dan mesin-mesin. Hal
ini dapat terjadi secara bersama-sama dngan foaming.
Permukaan air ketel yang tinggi membantu terjadinya priming. Foaming
dan priming umumnya disebabkan oleh konsentrasi bahan-bahan padat yang
terlarut dan bahan-bahan padat yang mengendap tinggi, mungkin diiringi adanya
minyak dan sabun di dalam air, dan mendadak kapasitas di dalam ketel berubah.
Keadaan ini dapat dicegah dengan mereduksi konsentrasi air ketel dengan
blowdown, menghilangkan sumber-sumber kontaminasi sumber air pengisi,
pembersihan ketel secara berkala dan pengaturan batas permukaan air.
Untuk menghilangkan gangguan-gangguan ini, penting untuk menyelidiki
setiap air yang akan digunakan sebagai pengisi ketel dan menentukan setiap sifat
dari air dan menentukan cara terbaik untuk pengolahannya.
Air umpan boiler harus memenuhi persyaratan tertentu seperti yang
diuraikan dalam tabel di bawah ini :
Un
it
mhos/cm
TDS
P Alkalinity
M Alkalinity
O Alkalinity
T. Hardness
Silica
Besi
Phosphat residual
Sulfite residual
pH condensate
Pp
m
Pp
m
Pp
m
Pp
m
Pp
m
Pp
m
Pp
m
Pp
m
Pp
m
Un
it
Pengendalian Batas
10.5 11.5
5000,
max
3500,
max
800,
2.5 xmax
SiO , min
2
150,
max
2,
max
20
50
20
50
8.0
9.0
Konduktivita
s
Micro.ohm/c
m
7.0
00
6.0
00
5.0
00
4.0
00
3.0
00
2.0
00
1
5
Total Silika
5
6
7
8
9
Total
Besi
Total Copper
C
0
2
Chlori
de
Organ
ic
Sumber Pullman Kellogs (1980)
Satu
an
mg
/l
mg
/l
mg
/l
mg
/l
mg
/l
mg
/l
mg
/l
mg
/l
mg
/l
Nil
ai
1
0
5
0
.
0.
05
0
.
0.
02
1
0.
01
0.
01
Ada dua jenis pengolahan air pengisi boiler, yaitu pengolahan eksternal dan
pengolahan internal.
1) Pengolahan Eksternal
Pengolahan Eksternal adalah proses menghilangkan kesadahan dan
partikel-partikel asing dalam air. Pengedalian mutu air tergantung pada pada
tujuan penggunaan air. Umumnya air diproses untuk keperluan dengan
persyaratan tertentu:
1. Air Pengolahan, yang memerlukan air yang bebas dari logam-logam
katalisator perusak minyak sawit, dan senyawa-senyawa yang dapat
menurunkan mutu minyak sawit seperti suspensi kolloid.
2. Umpan Boiler, yang melerukan mutu khusus yakni bebas dari logam alkali
tanah yang dapat menyebabkan pembetukan kerak pada boiler. Maka perlu
dikontrol dengan baik kesadahan air yang keluar dari anion exchanger.
Bebas dari logam oksidator penyebab korosi dan bebas dari lumpur yang
dapat
merangsang
pembentukan
kerak
serta
dapat
mengurangi
perpindahan panas.
Pengolahan ini berupa pemberian obat-obatan atau pengolahan yang
bersifat mekanis yang dilakukan terhadap air sebelum air masuk kedalam boiler
dan pengolahan ini dilakukan di luar boiler.
Tujuan pengolahan ini menghilangkan zat zat padat yang terkandung
didalam air, menghilangkan gas- gas korosif, menghilangkan zat-zat yang larut
dan membahayakan boiler. Pengolahan eksternal terdiri dari :
- Penjernihan
Penjernihan terdiri dari penjernihan biasa atau pengendapan dan
penjernihan (clarification), koagulasi atau pengendapan dan penyaringan.
Koagilasi dilakukan terhadap air keruh disebabkan oleh lumpur halus yang sukar
mengendap ( 1 100 mm) sehingga tidak dapat disaring.
Prinsip koagulasi lumpur halus bermuatan negatif ditambahkan unsur
unsur bermuatan positif, maka muatan negatif akan dinetralisir dan tidak selalu
bergerak, sehingga dapat mengendap sebagai flok. Unsur unsur yang dipakai
adalah garam garam alumunium sulfat, besi sulfat dan besi klorida.Untuk
mengetahui jumlah garam alumunium sulfat dengan proses Jar Test. Penjernihan
dengan koagulasi terdiri dari 3 tahap yaitu :
- Pencampuran dengan alumunium sulfat
- Pembentukan flok
- Pengendapan
Koagulasi yang baik akan menghasilkan air yang jernih dan tidak
berwarna. Koagulasi diikuti penyaringan menggunakan saringan pasir cepat.
Karakteristik air setelah koagulasi adalah air jernih tidak berwarna, air netral,
alkalinitas sedikit turun, belum dapat dipakai untuk air pengisi boiler tanpa
pengolahan lebih lanjut.
-
Pelunakan
Pengolahan secara eksternal di maksudkan untuk menurunkan nilai
Deaerasi
Dalam deaerasi, gas terlarut, seperti oksigen dan karbon dioksida, dibuang
dengan pemanasan awal air umpan sebelum masuk ke boiler. Seluruh air alam
mengandung gas terlarut dalam larutannya. Gas-gas tertentu seperti karbon
dioksida dan oksigen, sangat meningkatkan korosi. Bila dipanaskan dalam sistim
boiler, karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2) dilepaskan sebagai gas dan
bergabung dengan air (H2O) membentuk asam karbonat (H2CO3). Penghilangan
oksigen, karbon dioksida dan gas lain yang tidak dapat teremb unkan dari air
umpan boiler sangat penting bagi umur peralatan boiler dan juga keamanan
operasi. Asam karbonat mengkorosi logam menurunkan umur peralatan dan
pemipaan. Asam ini juga melarutkan besi (Fe) yang jika kembali ke boiler akan
mengalami pengendapan dan meyebabkan terjadinya pembentukan kerak pada
boiler dan pipa. Kerak ini tidak hanya berperan dalam penurunan umur peralatan
tapi juga meningkatkan jumlah energi
De-aerasi mekanis
De-aerasi mekanis untuk penghilangan gas terlarut digunakan sebelum
yang paling ekonomis, beroperasi pada titk didih air pada tekanan dalam deaerator. Deaerasi mekanis dapat berjenis vakum atau bertekanan. De-aerator jenis
vakum beroperasi dibawah tekanan atmosfir, pada suhu sekitar 82 oC, dan dapat
menurunkan kandungan oksigen dalam air hingga kurang dari 0,02 mg/liter.
Pompa vakum atau steam ejectors diperlukan untuk mencapai kondisi vakum.
De-aerator jenis bertekanan beroperasi dengan membiarkan steam menuju
air umpan melalui klep pengendali tekanan untuk mencapai tekanan operasi yang
dikehendaki, dan dengan suhu
minimum 105oC. Steam menaikan suhu air menyebabkan pelepasan gas O dan
2
CO2 yang dikeluarkan dari sistim. Jenis ini dapat mengurangi kadar oksigen
hingga 0,005 mg/liter.
- De-aerasi kimiawi
Sementara deaerators mekanis yang paling efisien menurunkan oksigen
hingga ke tingkat yang sangat rendah (0,005 mg/liter), namun jumlah oksigen
yang sangat kecil sekalipun dapat menyebabkan bahaya korosi terhadap sistim.
Sebagai akibatnya, praktek pengoperasian yang baik memerlukan penghilangan
oksigen yang sangat sedikit tersebut dengan bahan kimia pereaksi oksigen seperti
sodium sulfit atau hidrasin. Sodium sulfit akan
membentuk sodium sulfat yang akan meningkatkan TDS dalam air boiler dan
meningkatkan blowdown dan kualitas air make-up. Hydrasin bereaksi dengan
oksigen membentuk nitrogen dan air. Senyawa tersebut selalu digunakan dalam
boiler tekanan tinggi bila diperlukan air boiler dengan padatan yang rendah,
karena senyawa tersebut tidak meningkatkan TDS air boiler.
2) Pengolahan Internal
Pengoahan Internal (Internal Treatment) adalah pengkondisian Air boiler
dengan bahan kimia treatment & pengaturan lainnya dengan tujuan agar Korosi,
Pengerakan dapat dihindari dan kemurnian uap terjaga baik. Pengolahan ini
dengan cara pemberian bahan kimia langsung kedalam boiler bersama-sama
dengan air pengisi boiler. Reaksi yang terjadi menyebabkan naiknya kandungan
zat padat / endapan yang dapat menyebabkan pembusaan / primming dan carry
over. Jumlah zat padat dapat ditekan dengan pengaturan blowdown, sehingga
permasalahn yang terjadi dapat diatasi.
Tujuan pengolahan ini untuk mengatur atau mengontrol zat-zat padat,
alkalinitas,kelebihan fosfat, gas-gas korosif, menghindarkan timbulnya endapanendapan yang dapat melekat dan mengeras pada dinding atau pipa-pipa boiler dan
membuat lapisan boiler lebih tahan terhadap korosi. Beberapa mekanisme yang
terjadi dalam Internal Treatment, antara lain:
1. Mereaksikan
pH/Alkalinity
air
boiler
untuk
menghindarkan
pengerakan silica.
3. Penggunaan anti-busa (anti foam) untuk mencegah potensi pembusaan
yang akan mengakibatkan terjadinya carry-over dan menurunkan
kemurnian uap.
Beberapa jenis bahan kimia yang umum dipergunakan dalam Internal
treatment adalah sbb:
? Fosfat (jenis ortho ataupun polyfosfat): bereaksi kesadahan calcium untuk
menetralisir kesadahan air dengan membentuk hydrat tricalcium fosfat yang
berbentuk lumpur dan dapat dibuang melalui blow down secara terus-menerus
atau secara berkala melalui bawah ketel.
? Natural and synthetic dispersants (Dispersant): meningkatkan sifat dispersif Air
Boiler. Beberapa contoh Polymeric Dispersant adalah:
- polimer Alam : lignosulphonates, tannin
- Polimer sintetik : polyacrylates, maleat acrylate copolymer, maleat styrene
copolymer,dsb.
? Sequestering agents (anti scale) seperti phoshate organic (phosphonates),
Polymaleic acid (PMA), Sulfonated co-polymer, dsb.
dan sebagian asam-asam organic. Nilai pH air dalam kondisi ini biasanya lebih
besar dari 4,5. Dalam air tercemar, kehadiran asam kuat akan menyebabkan pH air
bisa lebih kecil dari 4,5. Dalam kondisi ini, dikatakan air mengandung asam
mineral bebas.
PH merupakan indikasi untuk keasaman suatu zat. Hal ini ditentukan oleh
jumlah ion hidrogen bebas (H+) dalam suatu zat. Keasaman adalah salah satu hal
yang paling penting dari sifat-sifat air. Air adalah pelarut untuk hampir semua ion.
pH berfungsi sebagai indikator yang membandingkan beberapa ion yang paling
larut dalam air. Hasil pengukuran pH ditentukan oleh pertimbangan antara jumlah
ion H+ dan jumlah ion hidroksida (OH-).Larutan akan memiliki pH sekitar 7,
ketika jumlah ion H+ sama dengan jumlah OH- ion, sehingga air netral.
pH adalah faktor logaritmik, ketika sebuah larutan menjadi sepuluhkali
lebih asam, pH akan jatuh oleh satu unit.. Ketika sebuah larutan menjadi seratus
kali lebih asam, pH akan jatuh oleh dua unit. Semakin jauh pH terletak di atas
atau di bawah 7, bisa disebut dengan pH alkalinitas.
Tingkat kadar pH air umpan boiler yang benar harus diterapkan untuk
mencegah terjadinya korosi. Umumnya, kadar pH berkisar antara 7-9. Bila pH
berada di luar batas rekomendasi maka untuk mengontrolnya dibutuhkan beberapa
tahap, yaitu :
a. Bila pH rendah ditambah dosis alkali booster
b. Bila pH tinggi hentikan pemakaian alkali booster dan lakukan
blowdown.
2. Konduktivitas
Daya hantar listrik adalah kemampuan dari larutan untuk menghantarkan
arus listrik yang dinyatakan dalam mhos/cm atau siemens/cm (1mhos/cm =
siemens/cm). kemampuan ini desibabkan oleh kehadiran senyawa terlarut yang
terdisosiasi menjadi kation dan anion. Pengukuran DHL dilakukan dengan alat
konduktometer. Air murni bukan merupakan konduktir atau penghantar listrik
yang baik. Air hasil destilasi yang berkesetimbangan dengan gas CO 2 di atmosfir
mempunyai nilai konduktivitas atau daya hantar listrik sekitar 70.10-6 -1.m-1
(nho/m). untuk keperluan yang sangat khusus seperti air pembilasan (rising)
industri semikonduktor diperlukan air dengan nilai daya hantar listrik yang
rendah, sekitar 5,5.10-6 -1m-1 (mho/m). Dalam larutan encer (TDS <
1000mg/l dan konduktivitas < 2000 mho/cm) nilai TDS = 0,5 konduktivitas,
sedangkan semakin tinggi konsentrasi TDS nilai perbandingan ini akan semakin
besra. Jika nilai TDS atau konduktivtitas meningkat maka nilai korosifitas air
akan lebih besar. Harga daya hantar listrik dari umpan air boiler deperhatikan
untuk mencegah terjadinya endapan kerak pada bagian permukaan perpindahan
panas dan juga untuk menjaga kemurnian steam yang terbentuk. 3 Alkalinitas
Alkalinitas didefinisikan sebagai jumlah anion dalam air yang akan bereaksi untuk
menetralkan ion H, merupakan suatu ukuran kemampuan air menetralisasi asam.
Parameter yang tergolong alkalinitas: - CO -, HCO -, H BO -, HS-, CO - OH-,
2
3 2
yang tercemar mempunyai nilai alkalinitas yang berasal dari bikarnonat. Dalam
kondisi ini, nilai pH air tidak melebihi 8,3. jika dalam air baku terkandung ion
karbonat nilai pH air bisa melebihi nilai 8,3. Pengukuran alkalinitas dilakukan
dengan titrasi dengan asam. Jika digunakan H2SO4 0,02 N sebagai titran, maka a
ml asam dapat menetralisir 1 mg alkalinitas sebagai CaCO3.
Konversi karbonat menjadi bikarbonat pada prinsipnya sempurna pada pH
8,3. Tetapi karena bikarbonat juga merupakan spesi alkalinitas sehingga masih
dibutuhkan sejumlah asam yang sama untuk menyempurnakan netralisasi. Dengan
demikian netralisasi CO3- pada pH 8,3 hanya setengahnya. Konversi OH- menjadi
air berlangsung sempurna pada pH 8,3 sehingga semua OH dan setengah CO3ikut terukur pada pH 8,3. Pada pH 4,5 semua bikarbonat telah terkonversi menjadi
asam karbonat, termasuk bikarbonat hasil netralisasi karbonat. Sehingga jumlah
asam yang diperlukan u untuk menitrasi contoh air sampai pH 4,5 eqivalen
dengan alkalinitas total dalam air.
P-Alkalinitas adalah nilai alkalinitas yang ditunjukan oleh jumlah asam
yang diperlukan untuk mencapai pH air contoh menjadi 8,3 sedangkan Malkalinitas adalah nilai alkalinitas yang ditunjukan o;eh jumlah asam yang
diperlukan untuk mencapai pH air contoh dari 8,3 menjadi 4,5.
Nilai konduktivitas merupakan ukuran terhadap konsentrasi total elektrolit
di dalam air.Kandungan elektrolit yang pada prinsipnya merupakan garam-garam
yang terlarut dalam air, berkaitandengan kemampuan air di dalam menghantarkan
arus listrik. Penentuan konduktivitas dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
? Alat yang digunakan adalah konduktometer yang sebelumnya telah
dikalibrasi dengan larutan KCl 0,1 M, dimana temperaturnya dianggap
o
dalam
bentuk
garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral
yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah.
Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion
logam lain maupun
boiler, kesadahan harus dijaga kurang dari 80 mg/lt CaCO 3 agar tidak
menyebabkan korosi.
Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah
dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada
air sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit sekali
busa. Cara yang lebih kompleks adalah melalui titrasi. Kesadahan air total
dinyatakan dalam satuan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO3.
Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat
menyebabkan
beberapa
masalah.
Air
sadah
dapat
satuan ppm. Ukuran diameter dari padatan tersuspensi antara 1-100 m. parameter
padatan tersuspensi biasanya digunakan dalam pembahasan kualitas air limbah.
Padatan tersuspensi memberikan sifat keruh terhadap air.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
-
Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan.
Dua sumber air umpan adalah:
1. Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses
2. Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar
ruang boiler dan plant proses.
Air tidak boleh korosif terhadap dinding atau pipa pipa boiler
Air Sumur
Air PDAM
Air Permukaan
DAFTAR PUSTAKA
pada
pada
tanggal