OLEH
I Putu Brama Arya Diputra
NPM. 0913022009
Lembar Pengesahan
Judul Percobaan
: Pesawat Atwood
Tanggal Percobaan
: 28 Oktober 2009
Tempat percobaan
Nama
: I Putu Brama A D
NPM
: 0913022009
Fakultas
Jurusan
: Pendidikan Fisika
Kelompok
: 1(satu)
Satya Kumara
NPM. 0717041066
DAFTAR ISI
Halaman
Pengesahan ......................................................................................................
ii
Abstrak .............................................................................................................
iii
I.
PENDAHULUAN ...............................................................................
II.
TEORI DASAR....................................................................................
III.
Cara Kerja.......................................................................................
Pembahasan....................................................................................
IV.
V.
KESIMPULAN ....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
PESAWAT ATWOOD
Oleh :
I Putu Brama Arya Diputra
ABSTRAK
Pada percobaan ini kita melakukan suatu pembuktian dari hukum-hukum Newton
yaitu hukum I, II, dan III Newton serta menghitung besar momen inersia suatu benda
yang bergerak di sebuah pesawat atwood atau katrol. Di dalam melakukan percobaan
kita menggunakan alat percobaan atwood yang ditemukan oleh George atwood
(1746-1807), disini kita melakukan yaitu mendemonstrasikan peristiwa benda jatuh
dan analisis mengenai percepatannya.
I. PENDAHULUAN
II TEORI DASAR
Azas momen yang paling istimwa. Kekekalan momentum tidak berlaku pada gerak
dengan kecepatan-kecepatan tinggi. Mendefinisikasn kembali momentum sebuah
benda dapat membuat azas kekekalan momentum tetap berlaku dalam teori relativitas
khusus. Pernyataan dari hukum II Newton adalah bahwa gaya total pada sebuah
benda sama dengan laju perubahan momentumnya. Untuk memasukkan efek
relativistik,
maka
suatu
kelonggaran
harus
dilakukan
terhadap
kenyataan
Dimana :
W
Persamaan ini menunjukkan hubungan kuantitatif antara berat dan massa. (Inany
Furoida, 1994).
Sistem katrol licin dan tali ringan artiya katrol tidak berputar dan gaya tegang tali
sama besar. Misal me turun dengan percepatan a, maka persamaan gerak yang harus
dipenuhi untuk : m1 T m . g
m1 a . . . . . . (1) m1
m2 m2 g T
m 2 a . . . . . . ( 2) m 2
m 2 m1 g m 2 m1 a
a
m 2 m1
.g
m1 m2
2 m1 m 2
.g
m1 m 2
Bila dua buah partikel berinteraksi, maka dikatakan bahwa tiap partikel mengerjakan
gaya pada benda lain. Menurut Newton, laju perubahan momentum pada sebuah
partikel merupakan ukuran sebuah gaya yang bekerja padanya. Jadi gaya yang
bekerja pada partikel itu sehubungan dengan momentumnya (Marcelo Alonso, 1994)
Pada umumnya orang berpendapat bahwa sifat alamiah sebuah benda adalah diam.
Supaya benda itu beragak maka harus terus menerus diberi gaya luar, baik itu tarikan
maupun dorongan. Tetapi setelah galileo mengadakan percobaan pendapat ini
berubah dan terkenallah prinsip Galileo atau lebih baku terkenal dengan Hukum I
Newton. Hukum Newton ini menunjukkan sifat benda yaitu sifat inersia, namun tidak
terdefinisi secara kuantitatif. Berdasarkan eksperimen dan dorongan intuitif Hukum I
Newton. Newton telah merumuskan Hukum II Newton yang mendefinisikan masa
secara kuantitatif serta memperlihatkan hubungan gaya gerak dengan gerak benda
secara kuantitatif pula.
(Tim Fisika Dasar FMIPA, 2005)
III PEROSEDUR PERCOBAAN
T2
T2
M1
M1
M2
M2
Gambar 3.1
2. Stop watch
3. Neraca teknis
4. Kertas grafis (milimeter)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
M (+)
10
tAb
0.56 S
10
0.72 S
10
0.66 S
Percobaan
1
M (+)
20
tAb
0.41S
20
0.47 S
20
0.53 S
Percobaan
1
M (+)
10
t AC
1.94 S
10
2.16 S
10
1.56 S
Percobaan
1
M (+)
20
t AC
1.53 S
20
1.18 S
20
1.47 S
2. X AC
= 35 cm
Pembahasan
1. Setelah melakukan percobaan dan perhitungan ternyata perbandingan I teori
dan I praktek pada setiap percobaan menunjukkan bahwa I praktek selalu
lebih besar dari I teori dan perbedaan tersebut pada setiap percobaan
semakin besar. Hal ini dikarenakan adanya kesalahan yang cukup besar di
dalam melakukan percobaan.
2. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa momen inersia bergantung pada
masa, waktu dan percepatan gravitasi. Semakin besar massa maka momen
inersia juga akan semakin besar. Hasil percepatan yang diperoleh sesuai
dengan Hukum II Newton yaitu masa secara kuantitatif memperlihatkan
hubungan antara gaya gerak dengan gaya benda secara kuantitatif.
3. Aplikasi pesawat atwood dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
-
4. Kesalahan relatif pada percobaan ini berkisar antara 9-12%. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
-
V KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
1. Pesawat atwood memperlihatkan berlakukan hukum Newton dalam
pengoperasiannya
2. Faktor yang mempengaruhi momen inersia adalah beban gaya gravitasi,
percepatan dan jari-jari pesawat atwood.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi percepatan adalah beban gaya gravitasi,
momen inersia dan jari-jari pesawat atwood.
4. Jarak pemantulan A ke B berbanding terbalik dengan waktu tempuh dari A ke B
DAFTAR PUSTAKA
Alonso Marcelo. (1994). Dasar-dasar fisika universitas. erlangga, Jakarta
Furnida Inany. (1994). Fisika-fisika dasar. gramedia pustaka utama, Jakarta
Granteau Ronald. (1995). Teori dan soal-soal fisika modern. Erlangga, Jakarta
Saridjo Ganijanti Aby. (2002). Mekanika gerak. Sinar Terang, Surabaya
Tim Fisika Dasar FMIPA. (2005). Penuntun Praktikum Fisika Dasar I. Unila, Bandar
Lampung
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
I.
0,646 S
3
3
a. t
b.
c. a
2S
t
2 . 0,5
2,396 m / s 2
0,646 2
e. t
f.
n t
n n 1
a 2 / t 2
1,2676 3 0,646
3 3 1
S 4S / t t
2
2 2
0,0471 S
0,2395 m / s 2
0,02395
NT
a a
2,396 0,2395
j.
I praktek R 2 m M 2 M 1 g / a m M 1 M 2
II.
0,47 S
3
3
a. t
b.
c. a
2S
t
2 . 0,5
4,526 m / s 2
0,47 2
e. t
f.
n t
n n 1
a 2 / t 2
0,669 3 0,47
3 3 1
S 4S / t t
2
2 / 0,47
2 2
0,0346 S
2 2
2 2
0,452 m / s 2
0,452
NT
a a
4,526 0,452
I praktek R 2 m M 2 M 1 g / a m M 1 M 2
j.
III.
1,886 S
3
3
a. t
b.
c. a
2S
t
2 . 0,35
0,196 m / s 2
1,886 2
e. t
f.
n t
n n 1
a 2 / t 2
0,669 3 0,47
3 3 1
S 4S / t t
2
2 / 0,47
2 2
0,0346 S
2 2
2 2
0,452 m / s 2
0,452
NT
a a
4,526 0,452
I praktek R 2 m M 2 M 1 g / a m M 1 M 2
IV.
1,393 S
3
3
a. t
b.
c. a
2S
t
2 . 0,35
0,36 m / s 2
2
1,393
e. t
f.
nt
n n 1
a 2 / t 2
5,894 3 1,393
3 3 1
S 4S / t t
2
2 2
0,11 S
0,0463 m / s 2
0,0463
NT
a a
0,36 0,0463
I praktek R 2 m M 2 M 1 g / a m M 1 M 2
TUGAS PENGETAHUAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jawaban
1. Bunyi hukum I Newton
Suatu benda akan terus dalam keadaan diam atau akan terus dalam keadan
bergerak rata menurut garis lurus, kecuali keadaan yang demikian itu dipaksa
berubah pada gaya yang bekerja terhadapnya
2. Hukum II Newton secara matematis a
3. Arti lambang :
f
m
4. Turunkan pertama gerak v dan x sebagai fungsi dari waktu untuk percepatan
tetap : v
dx
dt
a:
m1 m2 m3
m1 m2 m3 I / P 2
Benda I
: T1 mg
: m1 . a
.........
(1)
Benda II
: m2 g T2
: m2 . a
.........
(2)
Benda III
: T2 T1 R
: I .a/R
.........
(3)
T2 T1
: I . a / R2
T2 T1
: I . a / R2 . . . . . . . . .
(4)
m1a
M 2 T2
m1a
T1 T2 m2 m1 g m1 m2 a
T1 T2 m1 mb a m2 m1 g
.........
(5)
m1 m2 a m2 m1 g
m2 m1 g
m1 m2 a I . a / R 2
m m
2
1
.g
a
m
1
/ R 2
2
1
2
9. Jika m1 m2 m maka I / R
m2 m1 g 2m
a
m2 m1
.g
2
m I / R
m2 m1
g
a
2m I / R 2
m2 m1 g 2 ma 2
R
a
I 2 mR 2
10. Jika momen inersia katrol diabaikan maka percepatan akan bertambah
TUGAS AKHIR
1.
XAB (m)
0,56
tAB (s)
0,56
0,66
Grafik antara XAB terhadap tAB setelah m2 diberi beban tambahan m2.
2.
Menurut Hukum II Newton grafik antara XAB terhadap tAB seharusnya berupa
tAB (s)
garis lurus. Hal ini0,41
disebabkan
karea
massa benda tetap dan waktunya juga
0,53
konstan.
3.
XAB
tAB
Grafik antara XAC dan tAC saat M2 diberi beban tambahan mm1 dan m2.
4.
XAB (m)
0,96
tAB (s)
0,41
5.
6.
0,53
XAB
tAC 2
Mk . R 2
= 0,03615 (0,62)2
= 0,0001389 kgm2
PERHITUNGAN
T1 T2 T3 ..... ... Tn
n
1. T
2.
3. a
t1 t 2 ...... t n
2S
t
4. S 0,5 x 0,1
5. t
6.
NT
n n 1
2
a 2
t
7. KR
n t
4s
2 2
a
x 100%
a
a a
= MF . R2
I pratek =
R 2 m m2 m1 g m m1 m2
a
g 9,8 m / s 2
R 6,2 cm
M 1 85 gr
M 2 86 gr
m1 10 gr
m2 20 gr
MF 36,15 gr
Pembahasan
1. Bandingkan I teori dengan I praktek, jelaskan !
XAB = 50 cm
Percobaan
1
M (+)
10
tAb
0.56 S
10
0.72 S
10
0.66 S
Percobaan
1
M (+)
20
tAb
0.41S
20
0.47 S
20
0.53 S
Percobaan
1
M (+)
10
t AC
1.94 S
10
2.16 S
10
1.56 S
Percobaan
1
M (+)
20
t AC
1.53 S
20
1.18 S
20
1.47 S
5. X AC = 35 cm