PENDAHULUAN
Vaskularisasi pada orbita merupakan jaringan anastomose yang kompleks yang berasal
dari sirkulasi Arteri Karotis Interna dan Eksterna. Arteri Karotis Interna akan bercabang menjadi
Arteri Oftalmika yang menyediakan suplai darah utama untuk orbita termasuk bola mata. Sedikit
kontribusi berasal dari A. Karotis Komunis Eksterna melalui A. Maksillaris dan A. Facialis.1
Vaskularisasi palpebra bersumber dari dua arteri, yaitu: (1) arteri karotis interna yang
mempercabangkan arteri oftalmika yang selanjutnya bercabang menjadi arteri supraorbital, arteri
supra trochlear dan arteri dorsonasal di sebelah medial serta arteri lakrimal di sebelah lateral dan
(2) arteri karotis eksterna bercabang menjadi arteri angular dan temporal pada wajah.1,2
Palpebra adalah lipatan tipis kulit, otot dan jaringan fibrosa yang berfungsi melindungi
struktur-struktur mata yang rentan. Palpebra sangat mudah digerakkan karena kulit di sini paling
tipis diantara kulit di bagian tubuh lain.3,4
Palpebra mempunyai beberapa fungsional yang berbeda. Yang paling penting palpebra
memberikan proteksi mekanikal terhadap bola mata. Palpebra juga memberikan unsur kimia
terhadap lapisan air mata prekornea, dan membantu mendistribusi lapisan ini ke seluruh
permukaan bola mata. Ketika berkedip palpebra mendorong air mata menuju kantus medialis
dimana air mata akan masuk ke punctum dari sistem drainase lakrimalis. Bulu mata sepanjang
margo palpebra membersihkan partikel-partikel dari permukaan bola mata, secara sadar dan
refleks gerakkan dari palpebra melindungi kornea dari kerusakan dan cahaya yang
menyilaukan.3,4
Dalam sari pustaka ini akan dibahas tentang vaskularisasi palpebra dengan penjelasan
yang lebih mendalam.
ANATOMI
Struktur palpebra terdiri dari 7 lapisan struktur yaitu : Kulit dan jaringan subkutan, otot
protaktor palpebra, septum orbita, lemak orbita, otot retractor palpebra, tarsus dan konjungtiva.1,2
Margo palpebra superior dan inferior terdiri dari beberapa struktur. Barisan bulu mata
merupakan barisan terdepan margo palpebra. Terdapat 100 sampai 150 silia pada palpebra
superior, dan 50 sampai 75 silia pada palpebra inferior. Bulumata berasal dari folikel rambut
pada permukaan anterior tarsus dan menonjol keluar, di depan margo palpebra. Setiap folikel
rambut terdiri dari dua glandula Zeis. Kelenjar keringat, atau glandula Moll, terdapat di dekat
silia dan bermuara dekat folikel. Glandula Moll dan Zeis menghasilkan lipid yang akan
dikonstribusikan ke lapisan superfisial dari air mata dan memperlambat penguapan. Posterior ke
barisan bulu mata dan anterior ke tarsus terdapat Grey Line. Grey line merupakan gambaran dari
muskulus riolan dan muskulus pretarsal orbikularis dan juga memisahkan lamella anterior dari
lamella posterior. Glandula meibom dan tarsus membentuk lapisan dari margo palpebra di
belakang grey line dan merupakan bagian lamella posterior. Glandula meibom tersusun secara
vertikal di dalam tarsus dengan orifisiumnya pada permukaan margo. Mucocutaneous junction
terletak di posterior dari orifisium glandula meibom. Punktum lakrimale terlihat di dekat sudut
kantus medial. Punktum superior tersembunyi oleh sedikit rotasi kedalam, terletak lebih ke
medial. Punktum inferior dapat terlihat tanpa melakukan eversi.1,2,5
Bagian orbital dari muskulus orbikularis okuli merupakan bagian terluar dan terbesar.
Bagian ini berfungsi untuk menutup mata dengan keras dan berkedip secara sadar. Bagian orbital
berasal dari permukaan anterior tendo kantus medialis, processus orbitalis dari os. frontalis, dan
prosessus frontalis dari os. Maxillaris di bagian depan krista lakrimalis. Muskulus ini berjalan
mengelilingi orbital sampai berinsersi kembali ke kantus medial inferior dimana muskulus ini
melekat ke periosteum krista lakrimalis posterior, faskia lakrimalis dan tendo muskulus medialis.
Di superior, bagian orbital meluas sampai alis dan bergabung dengan M. frontalis dan M.
Corrugator supercilii. Di medial, perlekatan meluas dari supraorbita sampai os. Nasalis. Di
inferior, bagian orbital berasal dari permukaan anterior tendo kantus medial dengan sekitar
periosteum dan meluas sampai foramen intraorbita yang akan berlanjut sepanjang margo
infraorbita. Di lateral, bagian ini melewati zygomaticum, pipi dan menutupi fascia temporalis.1,5
Septum Orbita
Septum orbita merupakan lembaran-lembaran fibrous yang tipis secara anatomi di mulai
pada arkus marginalis sampai superior dan inferior rima orbita yang berasal dari periosteum.
Pada palpebra superior, distal fibrous septum orbita bersatu dengan permukaan anterior
aponeurosis levator. Septum orbita biasanya berinsersi 3 5 mm di atas tepi tarsal superior dan
sekitar 10 mm di atas bulu mata. Pada palpebra inferior, septum berjalan ke depan sampai
bertemu M. Retraktor 4 5 mm di bawah tarsus inferior dan bersatu dengan kapsulopalpebral.1,6
Septum berjalan ke arah medial bersama M. Orbikularis pretarsal dan melekat pada krista
lakrimalis postrior bersama beberapa jaringan fibrous meluas sampai krista lakrimalis anterior.
Pada bagian lateral, septum melekat pada tendo kantus lateral dan berinsersi pada bagian atas
tuberkel orbita lateral. Tepat dibelakang septum terdapat kantung kuning lemak tepat di depan
aponeurosis levator palpebra superior dan fascia kapsulopalpebral pada palpebra inferior.1,6
Lemak Orbita
Lemak orbita memberikan perlindungan yang lunak pada bola mata dan mempermudah
pergerakan bola mata. Terdapat tiga kantung lemak di bawah mata dan dua di atas; terletak di
posterior septum orbita dan di anterior aponeurosis Levator (palpebra superior) atau di anterior
fascia kapsulopalpebral (palpebra inferior). Pada palpebra superior, terdapat dua kantung lemak,
daerah nasal dan sentral (preaponeurotik). Pada palpebra inferior, terdapat tiga kantung lemak;
nasal, sentral dan temporal. Kantung-kantung lemak ini dibungkus oleh lapisan tipis fibrous.1,5,7
M. tarsalis inferior pada palpebra inferior analog dengan M. Mullers, terletak di posterior
dari fascia kapsulopalpebral dan berasal dari perluasan fascia kapsulopalpebral pembungkungkus
dari M. Rektus Inferior. M. Tarsalis inferior melekat di atas permukaan fascia kapsulopalpebral
dan melekat di bawah konjungtiva. Pembungkus fascia kapsulopalpebral dan M. Tarsalis Inferior
terbagi dan mengelilingi M. Obliqus Inferior dan bertemu kembali sebelum berinsersi di anterior
tarsus inferior. Serabut dari fascia kapsulopalpebral dan M. Tarsalis Inferior bersatu dengan
septum orbita 4 5 mm di bawah tarsus inferior dan berinsersi di tepi bawah tarsus inferior.1,5
Tarsus
Tarsus merupakan lamella posterior dan merupakan struktur penyokong utama dari
palpebra yang terdiri dari jaringan fibrous yang padat dan tidak mengandung kartilago. Tarsus
melebar sepanjang palpebra superior dan inferior berukuran kira-kira 25 mm dan tebalnya 1 mm.
Tarsus palpebra superior lebarnya kira-kira 9 10 mm dan tarsus palpebra inferior 4 5 mm.
Lempengan tarsus melekat kaku pada bagian medial dan lateral periosteum. Di dalam tarsus
terdapat glandula meibom. Pada palpebra superior tarsus mempunyai sekitar 30 glandula
sedangkan pada palpebra inferior terdapat sekitar 20 glandula. 1,7
Gambar 5. Tarsus 1
Konjungtiva
Konjungtiva adalah suatu membran mukosa tipis yang transparan ditutupi oleh berlapislapis epithel squamous non keratin membentuk lapisan posterior palpebra. Konjungtiva
membatasi kantung mata mulai dari margo palpebra sampai limbus kornea. Konjungtiva bulbi
melekat secara longgar pada bola mata, sedangkan konjungtiva palpebra melekat erat dengant
palpebra. Konjungtiva berisi sel-sel goblet dan kelenjar asesorius Krause dan Wolfring dimana
secara histologi identik dengan kelenjar lakrimal utama. Kelenjar ini terletak terutama jaringan
subkonjungtival di palpebra superior di antara batas tarsus superior dan forniks. Beberapa
kelenjar ditemukan pada palpebra inferior yaitu pada forniks inferior. Sel-sel goblet
menghasilkan musin yang disebarkan keseluruh konjungtiva dan ada yang terkumpul di kripte
Henle tepat di atas tepi tarsus. Musin merupakan komponen utama dari lapisan air mata. Pada
bagian medial, konjungtiva membentuk lipatan semilunaris.1,5
Gambar 6. konjungtiva bagian bulbi (merah), forniks (hitam) dan palpebra (biru). 1
VASKULARISASI
Sistem Arteri
Vaskularisasi palpebra bersumber dari dua arteri, yaitu: (1) arteri karotis interna yang
mempercabangkan arteri oftalmika yang selanjutnya bercabang menjadi arteri supraorbital, arteri
9
supra trochlear dan arteri dorsonasal di sebelah medial serta arteri lakrimal di sebelah lateral dan
(2) arteri karotis eksterna melalui arteri facial, arteri temporal pada wajah dan arteri
infraorbitalis.
berjalan kedepan dan keatas dan menyeberang N. Optik menuju sisi medialnya lalu naik ke
dinding medial rongga bola mata menuju ke depan bersama N. Nasosiliaris diantara otot rektus
medial dan oblik superior dan berakhir dengan bercabang ke nasal dorsal dan supratrochlear. 1,8
Cabang-cabang A. Oftalmika mensuplai orbita dan struktur disekitarnya kecuali A.
Infraorbita. Semua arteri yang ditemukan di dalam bola mata adalah cabang A. Oftalmika.
Terdapat banyak variasi jalannya cabang-cabang A. Oftalmika di dalam rongga orbita.
A. Oftalmika memperdarahi palpebra medial yang beranastomose dengan cabang A.
Palpebra Lateral dari A. Lakrimal membentuk arcade palpebra diantara tarsus dan otot
orbicularis oculi.2,9
Zygomaticotemporal dan A. Zygomaticofacial dan keluar melalui dinding orbila lateral melalui
foramen zygomaticotemporal dan zygomaticofacial. 4,5,10
Arteri lakrimal adalah salah satu cabang terbesar dari A. Oftalmika. A. Lakrimal berjalan
di sisi medial glandula lakrimal. Setelah melewati glandula lakrimal, A. Lakrimal menembus
septum orbita dimana cabang-cabangnya mensuplai palpebra dan kulit wajah. A. Lakrimal
memasuki palpebra menuju A. Palpebra Lateral di palpebra superior dan inferior berhubungan
dengan A. Palpebra Medial yang dapat berasal dari A. Oftalmika atau A. Nasaldorsal. A.
Palpebra medial dan Lateral berjalan ke depan dimana anastomosisnya membentuk arcade arteri
palpebra. 1,7
Cabang meningal recurrent melewati fisura orbita superior menuju kavitas kranial.
Beranastomose dengan cabang meningeal media dari A. Maksilaris yang merupakan cabang
akhir dari A. Karotis Eksterna. A. Lakrimal menuju ke superonasal untuk beranastomose dengan
A. Angular. 5,10
Juga memberikan cabang yang membentuk A. Siliaris Anterior dari otot rektus lateral dan
segmen anterior insersi otot. Arteri Lakrimal berakhir menjadi cabang temporal dan zigomatic
yang beranastomose dengan A. Fasialis transversa dan A. Temporal Profunda Anterior
membentuk cabang palpebra lateral yang beranastomose dengan arkade arteri palpebra medial.
Cabang arkade arteri perifer menuju konjungtiva sebagai A. Konjungtiva Posterior. 1,7
1.2 Arteri Supraorbita
A. Supraorbita berasal dari A. Oftalmika yang terletak di superior nervus optik. Keluar ke
anterior untuk beranastomose dengan A. Trochlear Superfisialis dan A. Trochlear temporal
Superfisialis di kulit kepala. A. Supraorbita menuju superonasal untuk beranastomose dengan A.
Angular.7
A. Supratrochlear keluar meninggalkan osteofibrous foramen supraorbita di lateral yaitu
1/3 medial rima orbita superior. A. Supraorbita berukuran kecil tapi akan naik keatas margin
orbita os frontal dimana berbatasan dengan periosteum yang bercabang dan menembus untuk
vaskularisasi tulang bagian luar. Arteri Supraorbita mensuplai kulit dan otot palpebra superior,
alis dan dahi.7
1.3 Arteri Supratroehlear
Arteri Supratrochlear berjalan di atas trochlea yang mensuplai kulit kepala dan dahi. A.
Supratrochlear menembus septum orbita 6-8 mm superior ligamen palpebra medial
12
Arkade Arterial Inferior dari kelopak mata. Juga beranastomose dengan A. Infraorbita (cabang A.
Maksilaris). A. Angular ke inferior menyeberang ke ligamen palpebra media, berjalan di
sepanjang Krista lakrimal anterior dengan kelengkungan posterolateral sebelum mengarah ke
bawah di sepanjang prosessus frontal os maksila yang dipisahkan oleh levator labii superioris
alaque nasi. Bercabang untuk saccus lakrimal dan sering konstribusi ke arkade arterial palpebra
superior dan inferior. 4,8
2. Arteri Temporal Superfisialis
Arteri Temporal Superfisialis adalah cabang akhir kecil dari A. Karotis Eksterna. A. Fasial
Transversa adalah cabang terbesar dari A. Temporal Superfialis, beranastomose dengan A.
lnfraorbita dan A. Angular. A. Fasial Transversa berjalan di sepanjang tepi inferior lengkungan
zigomaticum sebelum berbelok lebih dalam di bawah otot orbikularis pada bidang perpisahan
dengan tulang mencapai orbita melalui cabang akhir yang beranastomose dengan A. Infraorbita
dan kadang-kadang dengan Arkade Palpebra Inferior. Cabang frontal A. Temporal Superfisialis
meskipun relatif jauh dari orbita tapi sangat penting karena anastomose yang banyak dengan A.
Lakrimal; A. Supratrochlear dan A. Supraorbita. A. Zigomatico-orbita beranastomose dengan A.
Lakrimal dan cabang palpebra untuk membentuk Arkade Arteri palpebra. 4,7
3. Arteri Infraorbita
Arteri Infraorbita berasal dari fossa pterigopalatina (sphenomaksilaris) adalah cabang dari A.
Maksilaris yang berasal dari A. Karotis Eksterna. Muncul dari foramen infraorbita berjalan di
sulkus infraorbita pada lempeng orbita os maksila kira-kira 1 cm inferior 1/3 medial margin
infraorbita, ke depan untuk muncul di wajah. Cabang infraorbita beranastomose dengan cabang
angular dari A. Maksilaris Eksterna (Fasialis), cabang fasialis Transversa dari A. temporal
Superfisialis dan cabang lakrimal dan dorsonasal dari A. Oftalmika. Beberapa cabang profunda
berjalan ke depan orbit dimana beranastomose baik dengan A. Fasial Transversa dan arteri di
palpebra inferior atau lebih jarang lagi dengan A. Angular. 4,7
14
Sirkulasi kedua sistem ini sangat luas beranastomose melalui palpebra superior dan
inferior membentuk arkade marginal dan perifer. Arteri karotis interna mensuplai bagian
intraorbital termasuk arteri oftalmika yang cabang terminalnya mensuplai palpebra superior.
Arteri karotis eksterna mensuplai arteri superfisial yaitu arteri fasialis dan angular yang
mensuplai palpebra inferior. Arteri fasial mempercabangkan arteri angular yang melalui regio
kantus medialis dan beranastomose dengan arteri dorsonasal. Arteri temporalis superfisial
beranastomose melalui cabang fasial transversa dan cabang zygomatikum.(7,9,11)
Sistem Vena
Drainase vena sangat bervariasi, tidak selalu mengikuti arteri. Drainase vena orbita
terutama oleh V. Oftalmika Superior dan Inferior. Vena ini berjalan mulai didalam kuadran
superonasal dari orbita menuju ke posterior melalui fissura orbita superior menuju ke sinus
kavernosus.1,5,7
Sebagian besar aliran darah akan menuju ke sinus kavernosus dibelakang rongga orbita
melalui vena oftalmika superior dan inferior yang juga menerima aliran darah dari mata dan
tempat lainnya. Vena oftalmika beranastomose dengan vena-vena pada wajah dan sebagian pada
vena angular dan fascialis
15
Aliran darah vena palpebra dibagi atas dua bagian yaitu bagian pretarsal atau superfisial
dan bagian post tarsal atau bagian profunda. Bagian pretarsal mengalir ke vena jugularis eksterna
dan interna. Bagian post tarsal mengalirkan darah vena ke dalam vena oftalmika dan berakhir di
sinus kavernosus
1. Vena Oftalmika Superior dan Inferior
Vena Oftalmika Superior memberikan drainase vena utama pada bola mata. Dimulai dari
kuadran superonasal bola mata ke posterior melalui fisura orbita superior menuju sinus
kavernosus.
V. Oftalmika Superior berhubungan dengan V. Angular yang kemudian bersama dengan
V. Fasialis, V. Oftalmika Superior berdekatan dengan A. Oftalmika bersama-sama V. Ethmoidal,
V. Lakrimal, V. Sentral Retina dan V. Siliaris dan Vena Vortex Superior berjalan ke posterior
menuju sinus kavernosus melalui fisura orbita superior dan inferior ke pleksus pterigoid. Sinus
Kavernosus terletak diantara lapisan meningial dan periosteal duramater di kedua sisi os
sphenoid. Meluas dari ujung medial fisura orbita superior ke apeks belakang os petrous. Di
anterior menerima V. Oftalmika Superior, di medial berhubungan dengan sinus berlawanan dan
di posterior dengan sinus petrosal superior dan inferior. 5
16
Vena Oftalmika Inferior bersama pleksus pterigoid keluar orbita melalui fisura orbita
inferior. Vena Oftalmika Inferior dapat langsung menuju sinus kavernosus atau menuju V.
Oftalmika Superior. 7
2. Vena Supratrochlear dan V. Supraorbita
V. Supratrochlear terdapat di wajah dan tidak masuk ke dalam orbita dengan nama yang
sama dimana bergabung dengan V. Supraorbita di margin orbita menjadi V. Oftalmika Superior..4
3. Vena Lakrimal
Vena Lakrimal bervariasi dalam jumlah dan lokasi. Berjalan di atas orbita melewati
glandula lakrimal menuju V. Vortex. 4
4. Vena Temporal Superfisialis
Vena Temporal Superfisialis terletak di lateral A. Temporal Superfisialis mendrainase sisi
lateral orbita. Vena Frontal mendrainase dahi menuju V. Supratrochlear dan V. Angular yang
berjalan ke inferior sebagai V. Fascial Anterior. 7
5. Vena lnfraorbita
Vena Infraorbita berjalan di bawah dasar orbita paralel dengan A. Infraorbita dimana
mengikuti jalur yang sama kembali ke pleksus pterigoid atau ke V. Oftalmika Inferior. 4
17
PENUTUP
Palpebra adalah lipatan tipis kulit, otot dan jaringan fibrosa yang berfungsi melindungi
struktur-struktur mata yang rentan. Struktur palpebra terdiri dari 7 lapisan struktur yaitu : Kulit
dan jaringan subkutan, otot protaktor palpebra, septum orbita, lemak orbita, otot retractor
palpebra, tarsus dan konjungtiva.
18
Vaskularisasi palpebra bersumber dari dua arteri, yaitu: (1) arteri karotis interna yang
mempercabangkan arteri oftalmika yang selanjutnya bercabang menjadi arteri supraorbital, arteri
supra trochlear dan arteri dorsonasal di sebelah medial serta arteri lakrimal di sebelah lateral dan
(2) arteri karotis eksterna bercabang menjadi arteri angular dan temporal pada wajah.
Sirkulasi kedua sistem ini sangat luas beranastomose melalui palpebra superior dan
inferior membentuk arkade marginal dan perifer.
Aliran vena sangat bervariasi, tidak selalu mengikuti arteri. Drainase vena orbita terutama
oleh V. Oftalmika Superior dan Inferior. Vena ini berjalan mulai didalam kuadran superonasal
dari orbita menuju ke posterior melalui fissura orbita superior menuju ke sinus kavernosus
DAFTAR PUSTAKA
1. Liesegang TJ, Skuta GL, Cantor LB. Orbital Anatomy in Orbit, Eyelids, and Lacrimal
System. Section 7 part I chapter I : Orbit. San Fransisco: American Academy Of
Ophthalmology. 2011-2012 : 15-8
19
2. Liesegang TJ, Skuta GL, Cantor LB. Orbit and Ocular Adnexa in Fundamentals and
Principles of Ophthalmology. Section 2 part I chapter I. San Fransisco: American
Academy Of Ophthalmology, 2011-2012 : 38-41.
3. Kaufman PL, Alm A. Adlers Physiology of The Eye. 10 th edition. Missouri, St.Louis:
Mosby, 2003 : 10-4.
4. Vaughan DG, Asbury T, Paul Riordan-Eva. Anatomy and Embryology of the eye In :
General Ophthalmologi 16th Edition. Mc Graw-Hill Companies.USA.2004
5. Kikkawa DO, Lucarelli MJ, Shoplin JP, Cook BE, Lemke BN. Ophthalmic Facial
Anatomy and Physiologi. In : Adlers Physiology of the Eye.10 th Edition. St.louis (USA):
Mosby ; 2003.
6. Eyelid Anatomy. Duane's Clinical Ophthalmology (six volumes). (CD-ROOM).
Lippincott Williams & Wilkins. USA : 2003
7. Dutton JJ, Gayre GS, Proia AD. Anatomy of Eyelids. In : Diagnostik Atlas of Common
Eyelid Disease.(CD-ROOM). Informa Helthcare. New York :2007.
8. Oyster, C W. The Eyelids and the Lacrimal System. In : The Human Eye Structure and
Function. Sunderland (USA) : Sinauer Associates,Inc. 1999.
9. Lang, Gerhard. Ophthalmology : A pocket Textbook Atlas. New York : Stuttgart Thieme.
2006 : 17-25
10. Uddin J. Rose G. The orbit and Lacrimal System. Atlas in Clinical Ophthalmology. 3 rd
Edition. 2000. Section 20. Elsevier : 674-5
11. Newell FW. Anatomy and Embryology in Ophthalmology Principle and Concepts. 6 th
Edition. Mosby Company. 2003: 49-52.
12. Larrabee WF, Makielski KH, Henderson JL. Eyelid, Anterior Orbit and Lacrimal System.
In : Surgical Anatomy of The Face 2nd Edition. Lippincott Williams & Wilkins.
Philadelphia (USA) : 2004.
20