Geologi Regional Cekungan Makassar Selatan
Geologi Regional Cekungan Makassar Selatan
Kerangka Tektonik
Dalam kerangka tektonik Indonesia, Pulau Sulawesi dan Selat Makassar
berada dalam pengaruh tektonisasi yang komplek oleh beberapa lempeng dan
lempeng. Berdasarkan data gravitasi regional, Cekungan Makassar Selatan adalah
cekunga yang memiliki sedimentasi tebal, dan berdasarkan analisis data gravitasi
local di sekitar Selat Makassar, Cekungan Makassar Selatan saat ini memiliki
ketebalan kerak benua yang lebih tipis dibandingkan dengan daratan Sulawesi Barat
maupun daratan Kalimantan Timur.
dan sesar. Runtunan batuan berdasarkan hasil pemboran menunjukkan, bahwa secara
umum sedimentasi berlangsung menerus. Meskipun demikian berdasarkan data
keragaman batuan dan fosil diperkirakan kedalaman lingkungan pengendapan tidak
sama. Lingkungan pengendapan sekuen transgresif di Daerah Tanakeke diperkirakan
lebih dalam dibandingkan Daerah Soreang, akan tetapi lebih dangkal dari pada
Daerah Sumur SSA-1X dan ODB-1X. Aktivitas tektonik yang tidak intensif selama
Oligosen menyebabkan sedimentasi yang menerus. Ketidakselarasan hanya terjadi
pada Oligosen Akhir (50 my BP) yang ditandai oleh sharp drop sea level seperti yang
terjadi di Doang Shelf dan Cekungan Tengah. Sedangkan di Cekungan Makassar
Selatan terbentuk hiatus pada Miosen Awal dan agaknya terjadi di seluruh kawasan
baratdaya dan selatan yang ditunjang dengan tidak dijumpainya batuan berumur
Miosen Awal bagian bawah (N5, N6 dan N7).Pengaktifan kembali proses
penunjaman pada Miosen Awal berpengaruh terhadap pengendapan material vulkanik
dan klastik seperti yang menyusun Formasi Camba. Intensitas tektonik yang
mencapai klimaks pada Miosen Tengah tersebut telah membuat jadi aktifnya gerak
mendatar (wrench faults) berarah relatif
berupa sesar normal dan mengendalikan pengendapan batuan berumur EosenOligosen (synsedimentary fault). Sesar tersebut juga berpengaruh terhadap
terbentuknya en echelon thrust fault berarah Timurlaut-Baratdaya dan agaknya
berperan juga terhadap terbukanya bagian paling selatan Cekungan Sulawesi Selatan.
Sedangkan di Cekungan Makassar Selatan sesar mendatar tersebut mengendalikan
pembentukan Sunda Type Folds yang melibatkan batuan berumur Paleosen. Pada
Plio-Pleistosen sedimentasi masih menerus dan didominasi oleh material klastik dan
menebal ke kawasan selatan Cekungan Makassar Selatan. Kemungkinan kondisi
tersebut disebabkan oleh penurunan yang terjadi di Cekungan Lombok dan
Flores.Batuan di Cekungan Makassar Selatan pada kala Pleistosen tersingkap karena
penurunan mukalaut (sea level drop) yang kemudian diikuti oleh erosi. Proses
tersebut terjadi di bawah mukalaut dan pembentukan karbonat masih berlangsung
sampai sekarang.Batuan induk hidrokarbon berumur Eosen di cekungan ini terdiri
atas batulanau dan sekuen batulempung gampingan yang menunjukkan kerogen type
Nama : Evans Kristo Salu
NIM : 111.110.075
Plug : 9
II (minyak). Nilai TOC untuk batulanau berdasarkan perconto keratan pada Sumur
Kelara-1 menunjukkan 0.3 % sedangkan batulempungnya 1 %. Sedangkan batuan
induk Eosen berupa batubara (19 layer) dengan ketebalan total 35 m di Sumur SSA1X didominasi oleh kerogen type-III (gas). Batuan induk yang dijumpai di bagian
tepi utara Cekungan Makassar Selatan (Sumur ODB-IX) dianggap matang
(LEMIGAS, 2002). Batuan yang dapat berperan sebagai reservoar di Cekungan
Makassar Selatan adalah batupasir dan batugamping berumur Eosen dan Oligosen
serta batupasir vulkanik berumur Miosen Akhir. Berdasarkan penafsiran data seismik,
jenis play type di cekungan ini antara lain berupa fold related inversion dan fold
related fault/wrench dan melibatkan reservoar batupasir tersebut.Interpretasi Seismik
dan pemetaan bawah permukaan yang dilakukan terhadap 62 lintasan Seismik
menghasilkan 7 batas sikuen yang terdiri atas SB-1/Top Basement, SB-2/Base Late
Eosen-Oligosen, SB-3/Top Late Eocen-Oligosen, SB-4/Top Intra Early Miosen, SB5/Top Early Miosen, SB-6/Top Middle Miosen, dan SB-7/Top Late Miosen.
Berdasarkan kisaran umur tersebut bahwa sikuen-1 dapat disetarakan dengan Formasi
Toraja, Sikuen-2 setara dengan Formasi Malawa, Sikuen-3 dan 4 setara dengan
Formasi Tonasa, Sikuen-5 dan 6 setara dengan Formasi Camba dan yang terakhir
Sikuen-7 setara dengan Formasi Walanae.
Petroleum System
Batuan Induk (Source Rock) :
Batuan induk hidrokarbon berumur Eosen di cekungan ini terdiri atas
batulanau dan sekuen batulempung gampingan yang menunjukkan kerogen type II
(minyak).