Makalah Kode Etik Kedokteran
Makalah Kode Etik Kedokteran
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejak permulaan sejarah yang tersurat mengenai umat manusia, sudah
dikenal hubungan kepercayaan antara dua insan yaitu sang pengobat dan
penderita. Dalamzaman modern, hubungan ini disebut hubungan kesepakatan
terapeutik antaradokter dan penderita (pasien) yang dilakukan dalam suasana
saling percayamempercayai (konfidensial) serta senantiasa diliputi oleh segala
emosi, harapandan kekhawatiran makhluk insani.Sejak terwujudnya sejarah
kedokteran, seluruh umat manusia mengakui sertamengetahui adanya beberapa
sifat mendasar (fundamental) yang melekat secaramutlak pada diri seorang dokter
yang baik dan bijaksana, yaitu sifat ketuhanan,kemurnian niat, keluhuran budi,
kerendahan hati, kesungguhan kerja, integritasilmiah dan sosial, serta kesejawatan
yang tidak diragukan.Inhotep dan Mesin, Hippocrates dari Yunani, Galenus dan
Roma, menupakan beberapa ahli pelopor kedokteran kuno yang telah meletakkan
sendi-sendi permulaan untuk terbinanya suatu tradisi kedokteran yang mulia.
Beserta semuatokoh dan organisasi kedokteran yang tampil ke forum
internasional, kemudianmereka bermaksud mendasarkan tradisi dan disiplin
kedokteran tersebut atassuatu etik profesional. Etik tersebut, sepanjang masa
mengutamakan penderitayang berobat serta demi keselamatan dan kepentingan
penderita. Etik ini sendirimemuat prinsip-prinsip, yaitu: beneficence, non
maleficence, autonomy dan justice.
Etik kedokteran sudah sewajarnya dilandaskan atas norma-norma etik
yangmengatur hubungan manusia umumnya, dan dimiliki asas-asasnya dalam
falsafahmasyarakat yang diterima dan dikembangkan terus. Khusus di Indonesia,
asas ituadalah Pancasila yang sama-sama kita akui sebagai landasan Idiil dan
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan struktural.Dengan maksud untuk
lebih nyata mewujudkan kesungguhan dan keluhuran ilmukedokteran, kami para
dokter Indonesia baik yang tergabung secara profesional dalam Ikatan Dokter
Indonesia, maupun secara fungsional terikat dalam organisasi bidang pelayanan,
pendidikan serta penelitian kesehatan dan kedokteran.
B. TUJUAN
Agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai
ataunasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
profesional.Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan
naluriah yangtelah bersatu dengan pikiran, jiwa dan perilaku tenaga profesional.
Jadi ketaatanitu terbentuk dari masing-masing orang bukan karena paksaan.
Dengan demikiantenaga profesional merasa bila dia melanggar kode etiknya
sendiri maka profesinya akan rusak dan yang rugi adalah dia sendiri.Kode etik
bukan merupakan kode yang kaku karena akibat perkembangan zamanmaka kode
etik mungkin menjadi usang atau sudah tidak sesuai dengan tuntutanzaman.
Misalnya kode etik tentang euthanasia (mati atas kehendak sendiri),dahulu belum
tercantum dalam kode etik kedokteran kini sudah dicantumkan.Kode etik disusun
oleh organisasi profesi sehingga masing-masing profesimemiliki kode etik
tersendiri. Misalnya kode etik dokter, guru, pustakawan, pengacara, Pelanggaran
kde etik tidak diadili oleh pengadilan karena melanggar kode etik tidak selalu
berarti melanggar hukum. Sebagai contoh untuk IkatanDokter Indonesia terdapat
Kode Etik Kedokteran. Bila seorang dokter dianggapmelanggar kode etik
tersebut, maka dia akan diperiksa oleh Majelis Kode Etik Kedokteran Indonesia,
bukannya oleh pengadilan.
C. MANFAAT
1.
Memberikan
pedoman
bagi
setiap
anggota
profesi
tentang
2.
3.
bersangkutan.
Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang
hubunganetika dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah
dibutuhkan dlam berbagai bidang. Kode etik yang ada dalam masyarakat
Indonesia cukup banyak dan bervariasi. Umumnya pemilik kode etik adalah
organisasi kemasyarakatanyang bersifat nasional, misalnya Ikatan Penerbit
Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan Penasehat HUKUM Indonesia, Kode
Etik Jurnalistik Indonesia, Kode Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain. Ada
sekitar tiga puluh organisasikemasyarakatan yang telah memiliki kode etik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis
yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar
dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar
atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya
kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan
yang tidak profesional.
Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan
naluriah yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa dan perilaku tenaga profesional.
Jadi ketaatan itu terbentuk dari masing-masing orang bukan karena paksaan.
Dengan demikian tenaga profesional merasa bila dia melanggar kode etiknya
sendiri maka profesinya akan rusak dan yang rugi adalah dia sendiri.
Kode etik bukan merupakan kode yang kaku karena akibat
perkembangan zaman maka kode etik mungkin menjadi usang atau sudah tidak
sesuai dengan tuntutan zaman. Misalnya kode etik tentang euthanasia (mati atas
kehendak sendiri), dahulu belum tercantum dalam kode etik kedokteran kini
sudah dicantumkan.
Kode etik disusun oleh organisasi profesi sehingga masing-masing
profesi memiliki kode etik tersendiri. Misalnya kode etik dokter, guru,
pustakawan, pengacara, Pelanggaran kde etik tidak diadili oleh pengadilan karena
melanggar kode etik tidak selalu berarti melanggar hukum. Sebagai contoh untuk
Ikatan Dokter Indonesia terdapat Kode Etik Kedokteran. Bila seorang dokter
dianggap melanggar kode etik tersebut, maka dia akan diperiksa oleh Majelis
Kode Etik Kedokteran Indonesia, bukannya oleh pengadilan.
telah
pensiun
dan
atau
tidak
praktek
lagi.
penyakitnya
akan
menulari
pegawai-pegawai
lainnya.
lengkap. Kita mudah mengerti bahwa dalam hal demikian dokten itu wajib
membeni keterangan, agar masyarakat dapat dihindankan dan kejahatan-kejahatan
yang lain yang mungkmn dilakukan bila Ia dibebaskan.
Pada peristiwa seperti tensebut di atas, kita harus sadar bahwa rahasia
jabatan dokter bukanlah maksud untuk melmndungi kejahatan.
Golongan yang berpendinian mutlak-mutlakan, yang juga dalam hal
serupa tidak sudi melepaskan rahasia jabatannya, bukan saja bertentangan dengan
tujuan
yaitu
menjamin
kepentingan
umum,
malahan
sebaliknya
membahayakannya.
Untuk mengetahui apakah juga ada penyelenggaraan pasal 322 KUHP
yang dapat dibebaskan dan ancaman hukuman, perlu kita tinjau beberapa pasal
dalam KUHP yang semuanya termasuk pelanggaran undangundang yang tidak
dihukum.
Beberapa Pasal itu adalah:
1. Pasal 48 KUHP
Siapapun tak terpidana, jika melakukan peristiwa karena terdorong oleh
keadaan terpaksa
2. Pasal 50 KUHP
Siapapun tak terpidana, jika peristiwa itu dilakukan untuk menjalankan
ketentuan perundang-undangan.
3. Pasal 51 KUHP
o Siapapun tak terpidana jika melakukan peristiwa untu menjalankan
sesuatu perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa yang
berwenang untuk itu.
o Perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa yang berwenang
tidak membebaskan dan keadaan terpidana, kecuali dengan itikad
baik pegawai yang dibawahnya itu menyangka bahwa penguasa itu
berwenang untuk memberi perintah itu dan perintah menjalankan
terletak dalam lingkungan kewajiban pegawai yang diperintah itu.
10
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya maka dapat di simpulkan bahwa kode
etik profesi merupakan pedoman mutu moral profesi si dalam masyarakat yang di
atur sesuai dengan profesi masing-masing. Hanya kode etik yang berisikan nilainilai dan cita-cita di terima oleh profesi itu sendiri serta menjadi tumpuan harapan
untuk di laksanakan dengan tekun dan konsekuen. Kode etik tidak akan efektif
kalau di drop begitu saja dari atas yaitu instansi pemerintah karena tidak akan di
jiwai oleh cita-cita dan nilai hidup dalam kalangan profesi itu sendiri.
B. Saran
Agar dapat memahami dan memperoleh pengetahuan baru maka usaha
yang dapat di lakukan adalah :
1. Memperbanyak pemahaman terhadap kode etik profesi
2. Mengaplikasikan keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktek pendidikan
yang di jalani.
3. Pembahasan makalah ini menjadikan individu yang tahu akan pentingnya kode
etik profesi.
12
DAFTAR PUSTAKA
www.dikti.go.id/files/atur/sehat/Kode-Etik-Kedokteran
reshaardianto.student.umm.ac.id/...as.../umm_blog_article_119
ocw.usu.ac.id/course/.../rts145_slide_uu_praktek_kedokteran
13