Ekspatriat
by Post on 10/03/2012 in Recommended
tahun menetap
di Jakarta. Ia berkata bahwa ia belum
menemukan roti Eropa selain di Kem Chicks Kemang, yang memiliki kualitas baik.
Sebagai warga Swiss, roti memang menjadi menu utama yang sangat penting bagi
Terena sehingga 3 kali dalam seminggu, ia pasti selalu kembali mengunjungi Kem
Chicks untuk membeli roti Eropa favoritnya, seperti Kraftkorn, Rye Bread dan Sour
Bread. Beragam varian roti Eropa yang ditawarkan Kem Chicks sesuai dengan
selera Terena karena memiliki citarasa dan tekstur khas roti Eropa yang otentik.
Roti yang mengandung Multi Grain dan Kacang-Kacangan
Roti Eropa bertipe multigrain, hadir dengan beragam varian rasa di bakery shop
Kem Chicks Kemang, seperti Sun Flower Bread yang terbuat dari campuran rye dan
sun flower seeds. Produk ini hadir lebih istimewa dengan warna serat roti yang lebih
gelap, tekstur agak lembut dan kulit roti yang crispy khas roti Eropa.
oatmeal, cereal, flax seed, white sesame dan sun flower seed. Cita rasa dan aroma
rempah-rempah (spices), yang didapat dari penggunaan tepung multigrainnya
membuat roti ini menjadi lebih istimewa, jelas Chef Juhanda, Chef Baker Kem
Chicks. Jika menyukai campuran biji-bijian yang lebih banyak, tersedia Nine Grain
Bread yang terbuat dari 9 jenis biji-bijian dan kacang-kacangan seperti flax seed,
poppy seed, sun flower seed, pumpkin seed, oatmeal, sesame seed, walnut, pecan
dan pistachio.
Penggunaan kacang-kacangan pun tampak pada beberapa varian roti Kem Chicks.
Salah satu varian roti favorit di sini adalah Pistachio Bread yang menggunakan
campuran tepung pumpernickel (jenis gandum kasar), oatmeal, multi malt dan
kacang pistachio memberi rasa dan aroma khas gandum yang lebih kuat. Selain
dicampur ke dalam adonan roti, kacang pistachio juga digunakan sebagai taburan
pada permukaan roti.
Roti lain yang menjadi favorit adalah Pecan Bread dan Raisin and Walnut Bread
yang menggunakan campuran kacang-kacangan pada adonan rotinya. Pecan
Bread mengandung kadar grain lebih banyak, karena pemakaian tepung whole grain
dan oatmeal. Campuran kacang pecan ini merata di dalam serat rotinya sedangkan
Raisin and Walnut Bread menggunakan campuran multi malt, rye dan pumpernickel,
sehingga memberi aroma dan rasa gandum yang lebih kuat dengan warna tekstur
yang lebih gelap. Pemakaian raisins/kismis memberi sedikit rasa manis dan
cincangan walnut yang merata di serat roti memberi rasa gurih pada roti, jelas Chef
Juhanda.
Pemakaian bahan multigrain pada roti seringkali menjadi kendala dan menyebabkan
roti sulit untuk mengembang karena menghambat kerja gluten pada tepung terigu
putih. Rupanya, komposisi resep yang seimbang menjadi kunci agar roti jenis ini
tetap mampu mengembang dengan baik. Penggunaan multigrain tidak boleh terlalu
banyak. Jika komposisi resep tepat, maka roti tetap akan mengembang sempurna.
Dan untuk jenis roti yang memakai kacang-kacangan, sebaiknya memasukkan
kacang yang digunakan pada saat adonan roti hampir kalis, sekitar 80% setelah
proses pengadukan. Jika dimasukkan saat awal, tekstur kacang akan menjadi lebih
halus, sehingga tidak akan memberikan butiran-butiran kacang yang masih terlihat
Salah satunya ialah produk Baby Bar yang di jual di Kem Chicks Pacific Place. Hal ini menjadi
kebanggan tersendiri untuk Baby Bar karena untuk barang di jual di Kem Chicks tidaklah mudah
harus melalui qualities of high control about health, higenis, and tasty. Puji syukur Banyak moms
bersama kids hunting di rak Kem Chicks mencari produk Baby Bar yang menjadi the best seller.
Bagi bunda dan ayah berada di sekitar Jendral Sudirman atau Senanyan dapat kunjung segera kem
Chicks Pacific Place, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52 - 53 No.Lt. Lg, No.99, Kecamatan Kebayoran Baru,
Senayan, Jakarta Selatan. Dapat segera produk Baby Bar untuk asupan terbaik balita An
Kem Chicks Supermarket
Kem Chicks Supermarket, located in Pacific Place (mall) and Kemang (Jl. Kemang Raya No. 3-5),
provides an extensive range of imported products, like American cereals, Afghan nan (naan
bread), Hoegaarden (Belgian beer), Australian vegetables and European cheese. They also sell local
foodstuffs, like tropical fruits, Kopi Luwak and krupuk (crackers).
Prices of imported products are relatively high (everywhere in Jakarta) and local products are also
somewhat more expensive at Kem Chicks than at other supermarkets in Jakarta (like Carrefour and
Hypermart), but Kem Chicks is the place to go for expats who are looking for products from their
home country.
Di usianya yang melewati 74 tahun, Bambang Mustari Sadino masih berpenampilan seperti dulu.
Celana jins pendek kiwir-kiwir dan lengan kemeja digulung pendek adalah ciri khasnya. Rambut
dan kumisnya yang berwarna putih membuat penampilan pria yang kerap dipanggil Om Bob ini
kian nyentrik.
Sejauh ini Bob dikenal sebagai pengusaha agrobisnis; pemilik tunggal Kems Grup (KG),
perusahaan yang dibangunnya lebih dari 30 tahun silam. Di bawah KG, berdiri sejumlah anak
usaha yang mengelola bidang agrobisnis dari hulu ke hilir: PT Boga Caturrata (ritel), PT Kemang
Foods Industries (produksi pengolahan makanan) dan PT Kems Farm Indonesia (perkebunan).
PT Boga Caturrata sudah beranak-pinak, yang bergerak di luar jalur pertanian: PT Lambung
Andal (katering, restoran, kafe), PT Andal Citra Promotion (percetakan dan majalah) serta PT
Kemang Nusantara Travel (agen perjalanan).
Bob telah lama dikenal nyeleneh dan keluar dari pakem istilah kerennya, maverick. Contoh
mutakhir, dalam pertemuan dengan beberapa pengusaha usaha kecil-menengah di rumahnya, 6
Juni lalu, seorang pengusaha wanita menanyakan alih generasi GK kepada anak-anaknya.
Namun, apa jawaban Bob? Saya tidak perkenankan kedua putri saya duduk di
perusahaan. Jelas, jawaban ini tidak memuaskan. Jadi, rencananya akan
diwariskan kepada siapa? tanya ibu tadi penasaran. Saya tidak pakai
rencana, Bob menjawab seenaknya. Bagaimana kalau nanti Om sudah tidak
ada? ibu itu melanjutkan. Emangnya gua pikirin. Kalau saya sudah mati, mau
bubar atau maju bukan urusan saya lagi, ungkapnya blak-blakan yang disambut tawa
riuh tamu yang hadir.
Entah tulus ataupun tidak, jawaban yang bagi kebanyakan orang dianggap aneh itu justru logis
di mata Bob. Pendiriannya untuk tidak melibatkan anak atau saudara di perusahaan ini diambil
lantaran ia tidak ingin ada konflik kepentingan. Selain itu, ia pun tak ingin memaksakan
kehendak kepada anak. Anak-anak saya bebas menentukan pilihan, ujarnya
tandas. Lagi pula, Anak saya berpikir ngapain kerja sama Bapak? Mereka dilahirkan
sebagai anak orang kaya. Kalau saya, anak orang miskin, makanya saya bekerja.
Hal yang sama berlaku untuk Kemchicks yang kini dikelola PT Boga Caturrata. Selama puluhan
tahun sejak supermarket ini berdiri (pada 1969), Bob tak punya keinginan berekspansi. Padahal,
brand-nya kuat. Ketika pasar ritel modern makin berkembang di Jakarta, lelaki nyentrik ini juga
tidak ikut-ikutan berekspansi. Ia bertahan dengan satu gerai saja. Dalam satu artikel di sebuah
media beberapa tahun lalu, Kafi Kurnia pernah membahas strategi pemasaran Bob yang,
menurutnya, mengacu pada konsep pulang ke rumah. Kemchicks selalu ramai dan
terkenal di mana-mana. Walaupun demikian, Bob Sadino tidak pernah tergiur untuk membuka
cabang di manapun, tulis Kafi. Dan seperti dituturkan Bob dalam tulisan itu, Kemchicks
didesain sebagai rumah belanja. Rumah itu biasanya cuma ada satu. Kalau banyak,
nanti jadi vila dan apartemen, demikian alasannya. Karena hanya ada satu, Kemchicks
menjadi unik, beda dan selalu istimewa.
Di luar alasan tersebut, Bob mengaku senang dengan sikapnya yang easy going. Menurutnya,
sikap ini melahirkan ketegaran dalam menghadapi berbagai hambatan, serta membuatnya
senantiasa melihat ke depan. Sikap easy going ditambah ingin tampil beda inilah yang
membuatnya keukeuh pada pendirian bahwa gerai Kemchicks cukup satu saja. Kalau
satu saja, kenapa? ujarnya kepada SWA. Terkesan aneh, memang, mengingat sebagian
besar pengusaha cenderung berekspansi selagi ada kesempatan.
Diakuinya, banyak orang bertanya, Om, kenapa Kemchicks hanya satu?
Itu bukan karena saya arogan, katanya seraya menjelaskan,
Menerjemahkan cukup itu gimana sih? Cukup itu buat saya ketika bisa mendapatkan
sepiring nasi setelah tidak makan selama beberapa hari. Itu merupakan sukses saya yang
terbesar. Jadi, kalau hanya dengan satu Kemchicks saya sudah merasa cukup, kenapa harus
dua?
Bob memaparkan, selama ini orang hanya melihat bisnisnya dari sisi Kemchicks yang selama
bertahun-tahun tak pernah bertambah gerainya. Namun, ia menandaskan, ia tidak hanya
memiliki Kemchicks. Di belakangnya ada Kems Farm yang mempekerjakan ribuan orang. Itu
belum termasuk pemasok yang menyuplai produknya ke Kemchicks. Tampilannya
memang satu. Tapi di belakangnya melibatkan banyak orang. Ribuan petani di Jawa Tengah dan
Jawa Timur saya libatkan, tuturnya menjelaskan. Kemchicks yang menjual lebih dari 18
ribu item memang didominasi produk makanan dan pertanian yang dihasilkan sendiri.
Bob boleh bersikukuh dengan prinsip there is only one Kemchicks . Namun,
roda zaman berputar, dan Bob jelas tak kuasa menahan putarannya. Terbukti, tidak jauh dari
Kemchicks, telah menggeliat supermarket sejenis (menyasar ekspatriat), Ranch Market.
Dibanding Kemchicks, Ranch Market bisa dikatakan berkembang lebih cepat. Sejak berdiri pada
1998 (29 tahun setelah Kemchicks), Ranch Market telah memiliki empat cabang di Jakarta:
Pondok Indah, Mampang, Dharmawangsa Square dan Kebon Jeruk.
Yang menarik, situasi ini tampaknya membuat Bob tak lagi merasa cukup dengan satu
Kemchicks. Terlebih, seperti diakuinya, selama dua tahun terakhir pendapatan Kemchicks
cenderung datar. Kecuali Sabtu dan Minggu, jumlah pengunjung pada hari-hari biasa berkurang.
Bob mengungkapkan, jumlah pengunjung gerai Kemchicks sekarang rata-rata sekitar 2.500
orang/hari. Bandingkan dengan Ranch Market. Menurut Erna Esti Utama, Manajer Pemasaran &
Public Relations Ranch Market (PT Supra Boga Lestari), rata-rata total pertumbuhan penjualan
dari semua gerainya sebesar 30%-40% per tahun. Sebagai contoh, jumlah pengunjung Ranch
Market Kebon Jeruk pada hari biasa (Senin-Jumat) sekitar 300 orang/hari dan mencapai 500
orang pada akhir pekan. Sementara gerai Pondok Indah sekitar 600 orang/hari dan 1.000 orang
di akhir pekan.
Menyiasati dinamika yang berkembang, Bob mengambil kebijakan yang mematahkan pakemnya
selama ini. Ia menggandeng Suzy Dharmawan putri ikon peritel Indonesia, Hari Dharmawan
Khususnya karena kami sama-sama orang Indonesia yang mengembangkan bisnis ritel
lokal dari nol dan berharap terus eksis, ujar Bob optmistis. Sayang, Suzy dan Hutomo
tak bisa dikonfirmasi mengenai kolaborasi ini.
Yang pasti, karyawan Kemchicks Pacific Place akan banyak direkrut dari sekolah perhotelan.
Mengapa? Ada jasa gourmet dan kitchen yang memungkinkan tamu meminta bantuan koki
Kemchicks memasakkan makanan yang diinginkan. Hasil belanjaan di Kemchicks pun bisa
dibawa pulang atau dimakan di tempat yang sengaja di-set up seperti resto.
Mencermati gerakan ini, maka muncul pertanyaan: berubahkah Bob?
Kehadiran Kemchicks Pacific Place, menurut Bob, bukan karena dirinya merasa dikepung
pesaing. Kini, dikatakannya, jumlah ekspat yang menetap di Indonesia, khususnya di Jakarta
Selatan, makin banyak. Artinya, bisa ditafsirkan bahwa ia bergerak karena sasaran juga terus
bertambah banyak.
Well, suka ataupun tidak, terlihat dari luar, Bob memang terlihat telah keluar dari pakem bahwa
Kemchicks hanyalah satu. Apakah ia telah berubah karena persaingan seiring dengan dinamika
pasar, faktanya, penambahan gerai di Pacific Place juga akan diikuti perombakan gerai
Kemchicks di Kemang Raya, baik interior maupun eksteriornya. Kelengkapan barang pun
diperbaiki, khususnya yang sangat dibutuhkan ekspat yang tidak dijual di supermarket biasa.
Barang-barang tersebut secara khusus diimpor dari beberapa negara. Ya, sudah
saatnya Kemchicks Kemang berdandan cantik kembali, ungkap Bob yang menolak
menyebutkan nilai investasi proses refurbishment gerai di Kemang ini.
Perkara berdandan ini memang penting karena bisa membuat pelanggan yang loyal tetap
datang. M. Radhi A. Razak, pelanggan yang dijumpai ketika sedang berbelanja di Kemchicks,
mengatakan, ia berbelanja sini karena dekat dengan rumahnya di kawasan Prapanca. Razak
yang bekerja di Kedutaan Besar Malaysia untuk Indonesia ini sering berbelanja di Kemchicks
karena kental dengan suasana Asia. Banyak produk impor Asia yang biasa saya temui
dan kenal di supermarket di Kuala Lumpur, Malaysia, tutur pria asal negeri jiran ini. Di
supermarket lain, masih kata Razak, produk impor yang dijual kebanyakan untuk orang-orang
Eropa.
Menggunakan kacamata manajemen, langkah Bob me-leverage Kemchicks lewat ekspansi
merupakan hal yang wajar, terlebih seperti diakuinya di atas, selama dua tahun terakhir
pendapatan Kemchicks cenderung datar. Di atas kertas, amat berbahaya membiarkan
Kemchicks sendirian dalam kepungan pesaing. Melebarkan sayap tentunya berpotensi meraih
pelanggan lebih banyak. Namun, bagaimana dengan prospek gerai di Pacific Place? Tepatkah
membuat kebijakan ini?
Pengamat ritel dari Aprindo, Sugianto Wibawa, menuturkan, Di Kawasan Bisnis Pusat Sudirman
(SCBD), Kemchikcs akan berhadapan dengan Grand Lucky yang mengambil alih Clubstore.
Kebetulan, pemilik Grand Lucky adalah pemilik toko Lucky di Jl. Hayam Wuruk, Jakarta,
spesialis berjualan barang-barang impor dan buah. Toko Lucky ini kental dengan suasana
oriental (Chinese). Grand Lucky pun akan menjual barang impor seperti yang ditawarkan toko
Lucky. Baik Grand Lucky maupun toko Lucky menyasar kalangan ekspat. Produk yang
ditawarkan adalah produk yang biasa dikonsumsi orang-orang asing, seperti susu dalam
kemasan besar, keju dan buah-buahan yang jarang tumbuh di Indonesia. Dalam pengamatan
Sugianto, kehadiran Grand Lucky bisa dianggap sebagai pesaing baru Kemchicks yang juga
menyasar kaum ekspat.
Sugianto menilai, Kemchicks dulu dan sekarang sangat berbeda. Sebelum 1995,
Kemchicks ramai pengunjungnya. Sekarang tidak seramai dulu lagi. Jujur saja, saat ini Ranch
Market lebih kelihatan geregetnya, tuturnya mengomentari. Dilihat dari jumlah gerainya
pun, Ranch Market lebih banyak. Jumlah gerai Ranch Market di kawasan Jakarta Selatan yang
tidak jauh dari gerai Kemchicks di Kemang, ada tiga: di Mampang, Dharmawangsa Square dan
Pondok Indah. Mau tak mau keberadaan Kemchicks terjepit di antara Ranch Market Mampang
dan Pondok Indah.
Sejauh ini Sugianto melihat Kemchicks kental dengan suasana Western, Japanese dan Korean.
Pertanyaannya, bagaimana konsep yang akan diterapkan di Pacific Place? Kalau
konsep yang dipilih hanya meng-copy paste dari Kemchicks Kemang, saya pikir mengapa harus
membuka gerai di sebuah mal? Kenapa tidak buka gerai sendiri saja? ujarnya balik
bertanya.
Menurutnya, pengunjung mal adalah orang yang datang tanpa tujuan berbelanja kebutuhan
rumah tangga, tetapi jalan-jalan (windows shoping). Jika komunitas yang disasar Kemchicks
Pacific Place kelak sama dengan komunitas Kemchicks Kemang, Sugianto meragukan
keberhasilannya. Pasalnya, Apa iya orang bule mau berbelanja di gerai yang bergabung
dengan mal? ungkapnya ragu. Asal tahu saja, ekspat yang datang ke Kemchicks atau
Ranch Market benar-benar bertujuan berbelanja kebutuhan rumah tangga. Datang, berbelanja,
lalu pulang. Kebetulan, Kemchicks Kemang berada dalam komunitas ekspat yang demikian.
Bila Kemchicks membuka gerainya secara independen alias tidak bergabung dalam mal, atau
sekalipun buka gerai di mal tetapi yang sudah terbukti keramaian pengunjungnya, seperti Citos,
Sugianto akan melihatnya berbeda. Saya cenderung mengatakan kesuksesan
Kemchicks di mal sangat tergantung pada tingkat keramaian mal. Kalau malnya sepi, akan
susah bagi peritel yang bersangkutan. Berapa lama peritel mampu membayar sewa terusmenerus sementara penjualannya sepi? tuturnya sanksi. Dengan demikian, ia
menandaskan, berhasil-tidaknya Kemchicks di Pacific Place sangat tergantung pada konsep
malnya.
Seandainya Pacific Place tetap bertahan sebagai mal A+, adakah jaminan dengan membuka
gerai Guci, Bally, atau Louis Vutton bakal mendatangkan pengunjung yang lebih banyak?
Menurut Sugianto, seseorang yang datang membeli produk mahal bukanlah orang yang
membeli barang secara impuls. Pembeli produk mahal akan berbelanja di gerai karena memang
sudah diniatkan dari rumah. Lagi pula, belum tentu dalam sebulan ia berkali-kali berbelanja di
gerai-gerai mahal.
Sekalipun logis, analisis di atas hanya di atas kertas. Masa depan Kemchicks akan bergantung
pada strategi Bob dan duet Suzy-Hutomo menyisati hal-hal tersebut. Tantangan mereka adalah
bagaimana membuat Kemchicks tetap unik, beda dan selalu istimewa , seperti
dikatakan Bob.
Persoalannya, sang pesaing tak tinggal diam. Ranch Market juga ingin terus melakukan
diferensiasi. Contohnya, menggelar pameran produk makanan dan minuman dari Italia dan
Australia. Pameran ini akan menarik minat para komunitas Italia di Jakarta: yang bekerja di
kedutaan, lembaga-lembaga Italia, sekolah, dan sebagainya. Selain itu, Ritel ini juga cukup
tematik. Ranch Market Kebon Jeruk, umpamanya, kental dengan produk oriental atau Chinese.
Sementara Ranch Market di Jakarta Selatan, yang mengepung Kemchicks, lebih didominasi
western product.
Jakarta -Sosok Bob Sadino tak hanya meninggalkan kesan mendalam terhadap keluarga, khususnya
para putrinya. Pengusaha yang baru saja tutup usia di umur 81 tahun ini juga meninggalkan warisan
bisnis.
Selama ini Bob Sadino terkenal dengan bisnis gerai toko swalayan segar Kem Chicks, di bawah
bendera PT Boga Caturrata. Selain itu, ada PT Kems Farm Indonesia, yang bergerak di bisnis ekspor
sayur dan buah-buahan.
Bob juga punya usaha di bidang properti, yaitu salah satu pemegang saham perusahaan pengelola
apartemen mewah, The Mansion di Kemang, Jakarta Selatan. Ia berkerja sama dengan pengembang
properti Grup Agung Sedayu.
Salah satu putri Bob Sadino, Mira Sadino mengakui akan meneruskan bisnis ayahnya termasuk
gerai-gerai Kem Chicks. Mira mengaku tak merasa terbebani melanjutkan bisnis sang ayah.
"Dari dulu saya tinggal di lingkungan rumah, cuma kan saya belum diberi kesempatan seperti yang
bapak berikan. Pasti akan meneruskan. Insya Allah mempertahankan," kata Mira usai pemakaman
sang ayah di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Selasa (20/1/2015).
Mira mengungkapkan kenangannya terhadap sang ayah sebagai pribadi yang bersedia meluangkan
waktu kepada siapa pun dan tak pelit berbagi. Termasuk soal ilmu kewirausahaan.
Selain itu, Bob di mata Mira juga sebagai sosok yang blak-blakan kepada siapa pun termasuk kepada
anaknya. Sikap ini juga diterapkan saat mendidik dirinya.
"Kalau dimarahi sampai nangis pernah, beliau memang blak-blakan. Memandang anak-anaknya
sendiri sama seperti siapa pun, kalau memang perlu dimarahi ya dimarahi," katanya.
Di tempat yang sama, Santi Sadino yang merupakan adik Mira juga menyampaikan kesan-kesannya.
Ia mengaku bangga punya ayah Bob Sadino yang sifatnya blak-blakan.
"Ya itu memang dia, tapi justru itu lah menarik dia, yang membuat dia legend mungkin nggak semua
orang bisa (dikata-katai) digoblok-goblokin," katanya.
mereka adalah orang yang sudah TERBUKTI CEREWET. itu berarti bisa
ngomongin kita kemana-mana
2.