Pokok Bahasan
Mengenal himpunan
Diagram Venn
Himpunan bagian
Himpunan antar himpunan
Irisan
Gabungan
Komplemen
Selisih dua himpunan
Banyak anggota irisan, gabungan, komplemen
dan selisih
1. MENGENAL HIMPUNAN
A. Pengertian Dasar
Himpunan adalah kumpulan atau kelompok benda (objek) yang telah
terdefinisi dengan jeas.
Contoh kumpulan objek yang merupakan himpunan adalah sebagai berikut:
a. Siswa-siswa kelas VII-A,
b. Kumpulan angka 2, 4, 5, 8,
c. Kelompok siswa SMP Bahtera yang mengikuti latihan menari
d. Kumpulan hewan pemakan daging.
Contoh kumpulan yang bukan merupakan himpunan adalah:
a. Kumpulan warna yang menawan
b. Kelompok siswa yang berbadan tinggi
c. Kumpulan lukisan yang indah
B. Lambang Himpunan
Suatu himpunan dinyatakan dengan huruf capital seperti: A, B, C, N, P. apabila
objek atau anggota himpunan berupa huruf, mak objek tersebut dinyatakan dengan
huruf kecil, diletakkan di dalam kurung kurawal, dan anggota satu dengan yang
lainnya dipisahkan dengan tanda koma. Anggota suatu himpunan tidak boleh sama.
Anggota yang sama cukup ditulis sekali.
Contoh:
1. Himpunan huruf vocal dapat ditulis V = {a, i, u, e, o} dengan anggotanya: a, i, u,
e, dan o.
2. Himpunan bilngan cacah dapt ditulis C = {0, 1, 2, 3, 4, } dengan anggotanya:
0, 1, 2, 3, 4 dan seterusnya.
C. Anggota Himpunan
Simbol anggota suatu himpunan dapat dituliskan sebagai berikut:
Jika x merupakan anggota A, amak ditulis x A.
Banyaknya anggota suatu himpunan
Menentukan banyaknya anggota suatu himpunan berarti mencacah anggota
Jika x bukan merupakan anggota A, maka ditulis x A.
himpunan tersebut. Banyaknya anggota himpunan A dinyatakan dengan n(A).
Contoh:
a. Apabila K = {2, 4, 6, 8, 10} dan L = {1, 2, 3, 4}, tentukan n(K) dan n(L)!
b. Diketahui:
A = {bilangan ganjil antara 11 dan 20}
T = {1 2, 3, 4, , 20}
K = {faktor prima dari 45}
Tentukan n(A) + n(T) n(K)!
Jawab:
a. K = {2, 4, 6, 8, 10} n(K) = 5 (banyaknya anggota K)
L = {1, 2, 3, 4} n(L) = 4 (banyaknya anggota L)
Anggotanya
dilambangkan dengan huruf (peubah), kemudian diikuti dengan sebuah garis dan
syarat keanggotan himpunan tersebut.
Contoh:
A = { x | x > 4, x himpunan bilangan asli }
Dibaca A himpunan dengan anggota x, di mana x lebih dari 4 dari x anggota
himpunan bilangan asli.
E. Beberapa Himpunan Bilangan
1. Himpunan biangan asli (A)
Himpunan bilangan asli beranggotakan: 1, 2, 3, 4, dan seterusnya. Secara tabulasi,
himpunan bilangan asli ditulis:
A = {1, 2, 3, 4, } dengan A adalah simbol himpunan bilangan asli.
P = {2, 3, bilangan
5, 7, } dengan
P adalah simbol himpunan bilangan prima.
4. Himpunan
bulat (B)
Himpunan bilangan hulat beranggotakan: bilangan buat positif, nol, dan bulat
negatif.
Himpunan bilangan bulat negates beranggotakan: -1, -2, -3 , dan seterusnya
Himpunan bilangan bulat positif beranggotakan: 1, 2, 3, dan seterusnya.
Secara tabulasi, himpunan bilangan bulat ditulis:
B = {, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, } dengan B adalah simbol himpunan
bilangan
bulat.
F. Himpunan
Kosong
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota. Himpunan
e. S = {bilangan prima}
2. DIAGRAM VENN
Himpunan dapat dinyatakan dalam bentuk gambar yang dikenal sebagai
diagram venn. Dalam membuat diagram venn yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Himunan semesta (S) digambaran sebagai persegi panjang dan huruf S diletakkan di
sudut kiri atas persegi panjang.
b. Setipa himpunan yang dibicarakan (selain himpunan kosong) ditunjukkan oleh kurva
tertutup.
c. Setipa anggota ditunjukkan dengan noktah (titik).
d. Bila anggota suatu himpunan banyak sekali, mak anggota-anggotanya tidak perlu
dituliskan.
Contoh:
Buatlah diagram Venn dari himpunan-himpunan berikut ini!
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}, A = {4, 5}, dan R = {1, 3, 6}.
Jawab:
Diagram Venn untuk himpunan S, A, R adalah seperti gambar berikut.
Anggota A dan anggta R tidak ada yang sama maak diagram untuk A dan R terpisah.
2
A
3
6
R
1
3. HIMPUNAN BAGIAN
A. Pengertian Himpunan Bagian
Misalkan R = {1, 2, 3}. Dengan menggunakan anggota dari R, yaitu 1, 2, dan
3 kita dapat membnetuk beberapa himpunan bari diantaranya:
a. Jika 2 dan 3 dihilangkan dari R, maka terbentuk himpunan A = {1}
b. Jika 2 dihapus dari R, maka terbentuk himpunan B = {1, 2}
c. Jika semua anggota dari R dihiangkan, maka terbentuk himpunan kosong.
d. Jika semua anggota dari R tidak dihapus, maka himpunan yang terbentuk tetap R.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan:
1. Himpunan kosong merupakan himpunan bagia dari setiap himpunan.
2. Setiap himpunnan merupakan himpunan bagian dari himpunan itu sendiri. Untuk
sembarang himpunan A, berlaku A A.
Contoh:
5
Himpunan Bagian
Banyaknya himpunan bagian dengan banyak
anggota
0
1
1
1
1
1
1
2
3
2
1
3
3
1
Banyaknya
himpunan
bagian
1
2
4
8
BAnyaknya himpunan
Hubungan yang
himpunan awal
bagian
diperoleh
0
1
20
1
2
21
2
4
22
3
8
23
Hubungan yang diperoleh dapat dirumuskan sebagai 2 n dengan n adalah
banyaknya anggota himpunan awal. Secara umum banyaknya himpunan bagian dari
suatu himpunan dirumuskan sebagai berikut.
Apabila banyaknya anggota himpunan adalah n buah, maka banyaknya
himpunan
bagian dari himpunan tersebut sama dengan 2n.
4. HIMPUNAN
ANTARHIMPUNAN
A. Himpunan Saling Lepas
Himpunan saling lepas dinotasikan dengan // atau .
Dua buah himpunan disebut saling lepas atau saling asing bila kedua
himpunan
itu tidak mempunyai anggota pesekutuan.
B. Himpunan Tidak
Saling Lepas
Dua himpunan dikatakan tidak saling lepas bila kedua himpunan itu
C. Hipunan yang Sama (=) mempunyai anggota persekutuan.
Dua himpunan dikatakan sama apabila keduanya mempunya anggota yang
sama.
Dengan (~)
kata lain A=B, apabila A B dan B A.
D. Himpunan yang
Ekuivalen
Dua himpuna yang tak berhingga dikatakan himpunan yang saling
ekuivalen apabila masing-masing anggoa himpunannya berpasangan satusatu
Contoh:
Dua himpunan A dan B yang berhingga dikatakan ekuivalen apabila
Diberikan:
dituliskan
A dan
~ B 15}, dan
Bn(A)=n(B)
= {bilangandan
prima
antara 10
K = {bilangan ganjil antara 4 dan 9}.
Dari himpunan-himpunan diatas, apakah pasangn himpunan itu:
a. Sama
b. Ekuivalen
c. Saling lepas?
Jawab:
B= {11, 13} dan K = {5, 7}
Hal ini berarti n(B) = 2 dan n(K) = 2
a. B K, karena B K dan K
B.
Q = P = Q.
4. Kedua himpunan tidak saling lepas, tetapi juga bukan merupakan himpunan
bagian yang lain.
Misalkan: P = {1, 2, 3, 4, 5} dan Q = {2, 3, 6, 7}.
Keterhubungan antar P dan Q adalah P berpotongan atau tidak saling lepas dengan
Q. maka P Q = {2, 3}
6. GABUNGAN
A. Pengertian Gabungan Dua Himpunan
Gabungan dari P dan Q adalah himpunan yang semua anggotanya terdapat P dan Q,
ditulis dengan notasi pembentuk himpunan:
P Q = { x | x P dan x Q }
B. Menentukan Gabungan Dua Himpunan
Kompetensi Dasar:
Menentukan hubungan antara dua garis, serta besar dan jenis sudut
Memahami sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua garis berpotongan atau
dua garis sejajar berpotongan dengangaris lain.
Melukis sudut
Membagi sudut
Pokok Bahasan
Sudut
Garis
Garis-garis sejajar
Hubungan sudut-sudut pada dua
garis sejajar yang dipotong oleh
sebuah garis
Perbandingan segmen garis
Aplikasi sudut dalam
bidang
perhubungan transportasi
1. SUDUT
A. Pengertian Dasar Tentang Sudut
10
Sudut adalah suatu daerah yang terbentuk dari pertemuan/perpotongan dua garis
pada satu titik.
Dalam memberikan pengertian tentang sudut, dapat kita simpulkan sebagai
berikut:
Kaki sudut adalah garis-garis pembentuk sudut.
Titik sudut adalah titik perpotongan atau pertemuan kedua kaki sudut.
Daerah sudut adalah daerah yang dibatasi oleh kedua kakisudut.
B. Notasi dan Nama sudut
Sudut dinotasikan dengan lambang . Lambang ini diikuti dengan nama sudut
tersebut. Pemberian nama sudut dapat dilakukan dalam tiga cara, yaitu:
1) Memberi nama sudut dengan huruf yunani
2) Member nama sudut dengan tiga huruf
3) Member nama sudut dengan satu huruf
C. Satuan Sudut
Satuan sudut yang sering digunakan untuk mengukur besar sudut ada tiga cara,
yaitu:
1) Sistem sexagesimal
Dalam sistem ini, besar sudut diukur dalam derajat.
1 sudut siku = 90 , 1 = 60, dan 1
11
1
2
berakhir pada angka 6, maka dikatakan jarus jam membentuk sudut lurus sebesar
180.
Jika jarum panjang berputar dari angka 12 da berakhir pada angka 3, maka
1
4
sebesar 90. Pada putaran jarum jam, semakin jauh jarak putar ujung jarum maka
sudut yang diperoleh semakin besar.
E. Melukis dan Mengukur Sudut dengan Busur Derajat
Kita dapat menggunakan busur untuk mengukur dan melukis sebuah sudut.
Pada busur derajar dapat kita lihat bahwa pada satu sisinya terdapat skala bagian luar
dan skal bagian dalam yang urutannya saling berlawanan arah. Tujuannya adalah
untuk kemudahn dalam melukis dan mengukur sudut.
a. Melukis sudut
Untuk menggambar sebuh sudut, misalnya KLM dengan ukuran 60, langkahlangkah yang dilakukan adalah:
1) Gambarlah salah satu kaki
sudutnya.
2) Letakkan busur derajat pada garis KL sedemikian sehingga garis nol pada
busur berimpit dengan garis KL dan titik L berimpit dengan titik tengah
(pusat) busur.
3) Perhatikan angka nol dengan busur yang berimpit dengan garis KL, ada yang
terletak didalam dan di luar. Jika letak angka nol ada pada skala bagian luar,
maka angka 60 yang digunakan pada skala bagian luar. Jika angka nol ada
pada skala bagian dalam maka angka 60 yang digunakan pada skala bagian
dalam. Beri tanda titik M pada posisi 60.
4) Lepas busur, kemudian tarik garis dari titik sudut L ke titik M yang sudah
ditandai tadi. Buat keterangan sudut 60 dengan garis lengkung dan arsiran.
b. Mengukur sudut
Langkah-langkah dalm mengukur sudut suatu sudut dengn usur derajat adalah
sebagai berikut:
1) Himpitkan titik tengah busur dengan titik sudut yang akan diukur sehingga
salah satu kakinya berimpit dengan garis nol.
12
2) Perhatikan titik nol pada busur, agar dapat memakai skala derajat tersebut.
Bacalah besar sudut yang terletak pada kaki sudutnya.
F. Jenis-jenis Sudut
Berikut ini diberikan beberapa jenis sudut mulai dari sudut yang kecil hingga
sudut yang besar dan sering digunakan dalam geometri.
1. Sudut lancip 0 < < 90
2. Sudut siku-siku
< 90
4. Sudut lurus
< 180
= 180
< 360
13
=360
H. Hubungan Antarsudut
Dua buah sudut dapat mempunyai ubungan saling: berpelurus, berpenyiku,
bertolak elakang, sehadap, atau bersebrangan. Khusus untuk sudut-sudut yang
sehadap dan bersebrangan akan kuta bahas pada pasal berikutnya.
(1) Sepasang sudut yang saling berpelurus (bersuplemen)
Dua sudut a dan b yang saling berpelurus jumlahnya 180 dan ditulis a + b =
180.
(2) Sepasang sudut yang saling berpenyiku (berkomplemen)
Dua sudut a dan b yang saling berpenyiku jumlahnya 90 dan ditulis a + b = 90.
(3) Sepasang sudut yang saling bertolak belakang
Dua sudut a dan b yang saling bertolak belakang besarnya sama dan ditulis a = b.
2. GARIS
Garis adalah deretan titik-titik (bias tak berhingga jumlahnya) yang saling
berseblahan dan memanjang ke dua arah. Titik tersebut kita gambar menyatu satu sama
lain sehingga seperti gambar berikut.
14
Untuk menamakan sebuah garis, kita ambil dua titik (misalkan A dan B) yang
mewakili titik-titik lain dalam garis tersebut sehingga kita namakan garis AB ditulis
AB .
(i)
(ii)
(iii)
Sifat-sifat garis:
Melalui dua titik hanya dapat dibat satu garis saja
Garis AB adalah jarak terdekat antara titk A dan titik B
Suatu garis dapat diperpanjang secata tak terbatas ke kedua arahnya.
15
Pada bidang koordinat, garis vertikal merupakan garis yang sejajar denan
sumbu Y, dan garis horizontal merupakan garis yang sejajar sumbu X. Garis vertikal
dan horizontal berpotongan tegak lurus di suatu titik. Dalam koordinat Cartesius,
sumbu Y (garis vertikal) dan sumbu X (garis horizontal) berpotongan tegak lurus di
titik O.
3. GARIS-GARIS SEJAJAR
Dua garis dikatakan sejajar apabila kedua garis tersebut terletak apda satu bidang
datar dan perpanjangannya tidak akan berpotongan.
4. HUBUNGAN SUDUT-SUDUT PADA DUA
GARIS
SEJAJAR
YANG
B. Sudut Bersebrangan
a. Sudut dalam bersebrangan
16
C. Sudut Sepihak
1. Sudut dalam sepihak
17
18
19
20
Kompetensi Dasar:
Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya.
Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapezium, jajargenjang,
belah ketupat, dan layang-layang.
Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta
menggunakannnya dalam pemecahan masalah.
Melukis segitiga, garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan garis sumbu.
Pokok Bahasan
Segi empat
Segitiga
Menghitung
besaran-besaran
pada segitiga
21
1. SEGI EMPAT
A. Persegi Panjang
1. Pengertian dasar
Persegipanjang adalah suatu segiempat yang keempat
sudutnya
siku-siku
dan
panjang
sisi-sisi
yang
berhadapan sama.
2. Sifat-sifat persegi panjang
Sifat-sifat persegipanjang adalah:
Panjang sisi-sisi yang berhadapan sama dan sejajar.
Keempat sudutnya siku-siku.
Panjang diagonal-diagonalnya sama dan saling membagi dua sama panjang.
3. Keliling dan luas persegi panjang
a. Keliling
Keliling persegi panjang adalah jumlah sisi-sisi persegi panjang atau jumlah
panjang keempat sisinya. Pada Gambar
disamping, keliling ABCD =
BC
+CD
DA
AB +
pada persegi
= CD = p dan BC
= DA = l
b. Luas
22
Contoh:
Diketahui persegi panjang
ABCD, dengan lebar kurang
2 cm dari panjangnya. Jika
kelilingnya 36 cm, tentukanlah:
a. keliling persegi panjang ABCD dan
b. luas persegi panjang ABCD.
Penyelesaian:
Diketahui l = (p 2) cm dan K = 36 cm
K = 2(p + l)
36 = 2(p + p 2)
36 = 4p 4
40 = 4p
4p = 40
p = 10
panjang = 10 cm, maka lebar = 8 cm.
23
Persegi adalah suatu segi empat dengan semua sisinya sama panjang dan
semua sudutsudutnya sama besar dan siku-siku (90 o). Dari pengertian itu
diperoleh bahwa setiap sudutnya dibagi dua sama besar oleh diagonalnya dan
kedua diagonalnya berpotongan tegak lurus.
2. Sifat-sifat persegi
1. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar.
2. Keempat sudutnya siku-siku.
3. Panjang diagonal-diagonalnya sama dan saling membagi dua sama panjang.
4. Panjang keempat sisinya sama.
5. Setiap sudutnya dibagi dua sama ukuran oleh diagonaldiagonalnya.
6. Diagonal-diagonalnya berpotongan saling tegaklurus.
3. Keliling dan luas persegi
a. Keliling
Persegi merupakan persegi panjang yang semau sisinya sama panjang
sehingga p = l
Karena p = l, maka keliling persegi adalah k = (2(p + l) = 2(2p) = 2(2l)
misalkan p = l = s, maka
b. Luas
Suatu persegi mempunyai ukuran panjang = lebar atau p = l = s, maka
rumus luas persegi adalah
Contoh:
24
Diketahui persegi ABCD dengan panjang sisi 8 cm. Ditanya keliling dan luas
persegi ABCD.
Penyelesaian:
a. K = 4s = 4 x 8 = 32
Jadi keliling persegi ABCD adalah 32 cm.
b. L = s2
L = 8 x 8 = 64
Jadi luas persegi ABCD adalah 64 cm2
C. Jajargenjang
1. Pengertian dasar
pengertian jajar genjang adalah sebagai berikut. Jajar genjang adalah segi
empat dengan sisi-sisi yang berhadapan sama panjang atau sejajar, serta
memiliki:
sudut-sudut berhadapan sama besar
jumlah sudut yang berdekatan 180o
kedua diagonalnya saling berpotongan di tengah-tengah .
2. Sifat-sifat jajargenjang
(1) Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar
(2) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
(3) Mempunyai dua buah diagonal yang berpotongan di satu titik dan saling
membagi dua sama panjang.
(4) Mempunyai simetri putar tingkat dua dan tidak memiliki simetri lipat.
3. Keliling dan luas jajajrgenjang
a. Keliling
Keliling jajargenjang sama dengan dua kali jumlah panjang sisi yang
saling berdekatan.
K = 2 (a + b)
b. Luas
25
L=axt
Contoh:
26
sisinya.
Pada
Gambar
+ QR =
RS + SP
karena
PQ
= QR =
RS = SP
b. Luas
Luas daerah belahketupat sama dengan setengah
hasil-kali panjang diagonal-diagonalnya.
Misal L adalah luas daerah belahketupat dengan
diagonal-diagonalnya d1 dan d2, maka
L = x d1 x d2
Contoh:
PQRS adalah belahketupat dengan diagonal
QS
PQ
PR
= 6 satuan panjang,
PR
= 8 satuan panjang,
PQ
QS
= 10
= 5 satuan panjang.
Contoh 1
luas, maka L = x PR x QS = x 8 x 10 = 40
Jadi luas daerah belahketupat PQRS adalah 40 satuan l luas.
Misal keliling PQRS adalah K cm, maka:
K = 4 x PQ = 4 x 5 = 20
Jadi keliling PQRS adalah 20 satuan panjang.
E. Layang-Layang
1. Pengertian dasar
Layang-layang adalah segiempat yang diagonaldiagonalnya saling tegaklurus
dan salah satu diagonalnya membagi diagonal lainnya menjadi dua sama
panjang.
2. Sifat-sifat ayang-layang
a. Pada layang-layang terdapat dua panjang sisi yang sama panjang.
b. Pada layang-layang terdapat sepasang sudut berhadapan yang sama besar.
c. Pada layang-layang terdapat satu sumbu simetri yang merupakan diagonal
terpanjang.
d. Pada layang-layang, salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang
diagonal lainnnya secara tegak lurus.
3. Keliling dan luas layang-layang
a. Keliling
Keliling layang-layang sama halnya dengan keliling segi empat lainnya,
yaitu jumlah keempat sisinya.
Keliling layang-layang = 2 (x + y)
b. Luas
Contoh:
Suatu layang-layang, panjang diagonalnya masing-masing 40 cm dan 18 cm.
Hitunglah luas layang-layang tersebut.
Penyelesaian:
28
b. Trapesium siku-siku
a. Keliling
b. Luas
2. SEGITIGA
A. Pengertian Segitiga
Segitiga adalah bidang datar yag dibatasi oleh tiga garis lurus dan membentuk tiga
sudut.
30
B. Jenis-jenis Segitiga
1. Jenis segitiga ditinjau dari panjang sisi-sisinya
31
32
33
b. Menggambar segitiga jika diketahui dua sisi dan satu sudut yang diapit
c. Menggambar segitiga jika diketahui dua sudut dan satu sisi persekutuan
kedua sudut
F. Melukis Garis Tinggi, Garis Bagi, Garis Berat, dan Garis Sumbu pada Segitiga.
1. Melukis sgaris tinggi pada segitiga sembarang
Garis tinggi adalah garis yang ditarik dari suatu titik sudut segitiga dan tegak
lurus dengan sisi di depannya.
35
36
Besar sebuah sudut luar segitiga sama dengan jumlah besar dua sudut dalam yang
tidak bersisian dengan sudut tersebut.
D. Keliling dan Luas Segitga
1. Keliling Segitiga
Keliling segitiga adalah jumlah panjang ketiga sisinya. Keliling segitiga
dinotasikan dengan K.
Keliling (K) = a + b + c
Contoh:
Segitiga ABC, panjang sisi-sisinya AB = 6 cm, BC = 7 cm, dan AC = 11 cm.
Hitunglah keliling DABC.
Penyelesaian:
K = 6 + 7 + 11 = 24 cm.
2. Luas Segitiga
Contoh:
Hitunglah luas segitiga berikut:
38
Penyelesaian:
39
40