Makalah Seminar Narkoba1
Makalah Seminar Narkoba1
Ritmaleni
OH
OH
H
N
O
1-Fenil-2-propanon
H
N
Efedrin
OH
NH2
Pseudoefedrin
Noref edrin
Ritmaleni
Dalam
tiap
tablet
actigesic
(Glaxo)
mengandung
60
mg
pseudoefedrin.HCl.
Pseudoefedrin
merupakan
dekongestan
pada
membrane mukosa dari saluran pernafasan atas khususnya mukosa nasal
dan sinus.
Dalam tiap tablet alerfed (Guardian, obat gangguan pernafasan)
mengandung 60 mg pseudoefedrin.HCl. Pseudoefedrin.HCl adalah suatu
turunan dari efedrin yang merupakan simpatomimetik dengan efek
bronkodilator, sehingga dapat melegakan pernafasan.
Dalam tiap tablet anakonidin (Konimex, sirup obat batuk dan pilek untuk
anak) mengandung 60 mg pseudoefedrin.HCl.
Dalam tiap tablet clarinase (Schering Pl., obat pilek) mengandung 120 mg
pseudoefedrin sulfat. Pseudoefedrin sulfat adalah salah satu dari alkaloid
Ephedra yang diperoleh secara alamiah dan vasokonstriktor yang
diberikan secara oral, memberikan suatu efek dekongestan yang bertahap
namun berlangsung lama yang membebaskan penyempitan dari mukosa
yang mengalami kongesti pada saluran nafas bagian atas.
Dalam tiap tablet librofed (Bintang 7, obat pilek) mengandung 60 mg
pseudoefedrin.HCl. Pseudoefedrin mempunyai khasiat simpatomimetik
dan merupakan dekongestan saluran nafas atas. Pseudoefedrin lebih
lemah daripada efedrin dalam menimbulkan takikardi, peningkatan
tekanan darah sistolik, maupun perangsangan susunan saraf pusat.
Dalam tiap tablet nasafed (Medikon, obat pilek) mengandung 60 mg
pseudoefedrin.HCl, sirup mengandung 30 mg pseudoefedrin.HCl.
Pseudoefdrin HCl merupakan suatu simpatomimetik yang memiliki khasiat
bronchial dan nasal dekongesti sehingga melegakan saluran pernafasan
melalui cara vasokonstriksi dan menghilangkan pembengkakan mukosa
hidung serta merelaksasi otot polos bronkus.
Dalam tiap tablet nichofed (Nicholas, obat influenza) mengandung 60 mg
pseudoefedrin.HCl, sirup mengandung 30 mg pseudoefedrin.HCl.
Pseudoefedrin.HCl mempunyai aktivitas simpatomimetik dan bekerja
sebagai dekongestan saluran pernafasan bagian atas, digunakan untuk
menghilangkan kongesti nasal dan bronchial.
Dalam tiap tablet stop cold (Darya Varia, obat influenza) mengandung 30
mg pseudoefedrin.HCl.
Ritmaleni
Konsumsi efedrin yang diijinkan antara 12,5-25 mg per tablet. Jadi jika efedrin
digunakan untuk menurunkan berat badan dengan menekan nafsu makan
dibutuhkan dosis tinggi sekitar 75 mg per tabletatau lebih, tentu hal ini
merupakan suatu kekeliruan. Akibat pemakaian dosis tinggi adalah stroke
hemoragik, 16,58 kali lebih besar pada penderita yang mengkonsumsi fenil
propanolamin. Biasanya ini sering terjadi pada wanita muda yang ingin
berpenampilan langsing.(Darmansjah, 2001)
Secara kimia dilihat dari strukturnya ketiga senyawa ini mempunyai struktur
yang mirip. Efedrin sebagai prekursor metamfetanin, pseudoefedrin prekursor
metamfetamin, sedangkan fenil propanolamin prekursor amfetamin (Skema 1).
(INCB, 2008)
OH
O
Asam f enil asetat
OH
OH
NH 2
Norefedrin/
Fenil propanolamin
Amfetamin sulfat
H
N
O
1-Fenil-2-propanon
H
N
Amfetamin
OH
H
N
Efedrin
Pseudoef edrin
H
N
H
N
Metkatinon
Metamf etamin
Metamfetamin.HCl
safrol,
isosafrol,
piperonal
dan
3,4-
Ritmaleni
O
Isosafrol
Saf rol
O
Piperonal
3,4-Metilendioksifenil-2-propanon
O
Piperonal
O
Isosafrol
Safrol
intermediet
intermediet
O
O
3,4-Metilendioksifenil-2-propanon
NH 2
H
N
MDMA (Ecstacy)
Ritmaleni
O
N
OH
O
NH
HO O
O
N
N
O
HN
OH
Ergometrin
H
NH
Ergotamin
N
O
HN
As. Lisergat
HN
As. Lisergat
dietilamida
Skema 3. Sintesis
4. Kelompok piperidin
Piperidin lebih dikenal pada pembuatan karet dan plastik, tetapi dalam sintesis
narkoba lebih dikenal sebagai prekursor fensiklidin.(INCB, 2008)
HCl
N
H
Piperidin
Fensiklidin
OH
AC 2O
N
N
NH
O
Asam N-asetil antranilat
O
Metakualon
Ritmaleni
6. Kelompok reagensia
Seperti yang diketahui setiap perubahan dalam reaksi kimia membutuhkan
reagensia-reagensia (seperti pereaksi dan pelarut) tertentu agar perubahan itu
dapat terjadi. Perubahan itu berupa perubahan struktur kimia yang
mengakibatkan terjadinya perubahan sifat fisika dan kimia suatu senyawa.
Prekursor yang termasuk kelompok reagensia ini adalah asam sulfat, kalium
permanganate aseton, dietil eter, asam klorida, anhidrida asetat, toluene dan
metal etil keton. Prekursor ini biasanya digunakan pada pengolahan narkoba
golongan narkotika seperti berikut (Skema 6 dan 7): (INCB, 2008)
Daun koka
H2 SO4
pasta koka
KMnO4
Kokain
aseton/Et2 O
toluen, HCl
Opium
Morf in
Ac 2 O
Heroin
aseton
Et2O, HCl
Kokain.HCl
Heroin.HCl
Kesimpulan
Prekursor narkoba dalam proses pengolahan narkoba dapat berfungsi sebagai
material utama dan reagensia (pereaksi dan pelarut). Narkoba yang dihasilkan
dapat berupa narkoba sintetik dan semi sintetik.
Sumber acuan utama:
Darmansjah, I. 2001, Hati-hati minum obat pilek, Intisari, Jakarta
Hardjasaputra, S. L. P., Budipranoto, G., Sembiring, S. U., Kamil, I. 2002, Data
Obat di Indonesia, ed. 10., Grafidian Medipress, Jakarta
http://www.wikipedia.org
International Narcotics Control Board, 2008, Precursors and chemicals frequently
used in the illicit manufacture of narcotic drugs and psychotropic substances,
United Nation, Vienna, Austria
Pusat Data dan Informasi, 2005, Gambaran penyalahgunaan NAPZA tahun 20012004, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
__________________________________________________________________________________
Disampaikan pada Seminar National
Ritmaleni
Distribusi dan Monitoring Prekursor Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif
Stifar Yayasan Pharmasi Semarang
10 Mei 2008