Oleh :
KELOMPOK VI
KELAS AK 2C
RAMAWATI (1720072)
RESSA YULIZA EFENDI (1720078)
DWI OLGA OKTARI (1720090)
ADE LIDYA KHAYRINI (1720094)
A. LATAR BELAKANG
Efedrin adalah alkaloid yang ditemukan pada tanaman Ma Huang yang
berasal dari Cina dan telah digunakan selama 5000 tahun, telah tercatat pada
Pentsao Kang Mu yang ditulis oleh Shih-Cheng li pada tahun 1596 M telah
digunakan sebagai stimulan sirkulasi, diaforetik, antipiretik, sedatif untuk
pengobatan batuk.
Tanaman efedra yang ditemukan di Rusia telah digunakan sejak awal abad
19, yaitu E.vulgaris. Infus tanaman ini dicampurkan dengan susu butter untuk
pengobatan rematik (dilaporkan oleh Bectin tahun 1891), syphilis dan penyakit
saluran napas.
Di Amerika beberapa tanaman efedra telah digunakan oleh suku Indian
untuk beberapa tujuan. E.anisyphitica, E.caufornica, dan E.nevadensis digunakan
untuk pengobatan syphilis dan gonorrhoea.
Pada tahun 1885 pertama kali tanaman ma huang diisolasi oleh
G.Yamanashi dan menemukan bahan-bahan berupa kristal yang murni,
selanjutnya diisolasi oleh Nagai dan Y.Hori dan telah menemukan alkaloid yang
murni pada tahun 1887, alkaloid tersebut kemudian diberi nama efedrin oleh
Nagai.
Pada tahun 1917 peneliti asal Jepang, Amatsu dan Kubota menemukan
efek simpatomimetik dari efedrin yang digunakan untuk pengobatan asma. Hasil
ini didikung oleh Hirose dan To yang memberikan kesimpulan sama. Publikasi ini
menarik perhatian Eropa dan Amerika untuk menggunakan efedrin sebagai anti
asma. Kemudian pada tahun 1923 telah digunakan dalam bentuk tablet oleh
negara-negara barat.
Istilah anestesi artinya hilangnya sensasi nyeri (rasa sakit) yang disertai
hilangnya kesadaran (Gunawan, S.G. 2007). Anestesi spinal dilakukan dengan
cara memberikan injeksi/ suntik ananestetika local kedalam cairan serebrospinal
(CSS) dalam ruangan tarlumbal (Goodman et al, 2008). Injeksi dilakukan pada
ruang intervertebralis L2-3, L3-4, L4-5, dan L5-S1 (Latief, S.A dkk, 2009).
Anestesi spinal adalah teknik yang efektif, khususnya untuk operasi anggota gerak
bawah. Selain itu juga untuk abdomen bawah, dan perineum (Good
manetal,2006). Anestesi spinal bertujuan utama memblok saraf sensoris untuk
menghilangkan sensasi nyeri. Namun anestesi spinal juga memblok saraf motorik
sehingga mengakibatkan paresis/ paralisis di miotom yang selevel dengan
dermatom yang diblok. Disamping itu juga memblok saraf otonom dan yang lebih
dominan memblok saraf simpatis, sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan
tekanan darah (Dobson M.B, 1994). Hipotensi adalah efek samping yang paling
sering terjadi pada anestesi spinal, dengan insidensi 38% dengan penyebab utama
adalah blockade saraf simpatis (Covino, B.G et al, 1994). Hipotensi diartikan
dengan tekanan darah yang rendah secara abnormal (Dorland, 1998). Hipotensi
merupakan akibat penurunan volume darah, curah jantung dan tahanan perifer
(Benzon, H.T et al, 2005). Penanganan hipotensi biasanya diperlukan jika tekanan
darah menurun lebih dari 20%-30% nilai awal. Terapi ditujukan untuk
mempertahankan perfusi dan oksigenasi organ vital khususnya otak dan jantung
.Penanganan dilakukan dengan cairan perinfus untuk meningkatkan volume darah
sirkulasi dan curah jantung dalam usaha mengkompensasi. Selain itu pemberian
oksigen, mengatur posisi pasien dengan mengangkat tungkai serta dengan
pemberian obat vasoaktif yang berefek vasokonstriksi dan kronotropik (kecepatan
denyut jantung) positif karena penyebab umum nya menurun nya aliran balik vena
(Buggy, D.J, et al, 1998; Goodman et al, 2008). Kombinasi agonis α dan β
adrenergic lebih baik dari pada hanya agonis-α untuk mengatasi hipotensi, dan
sekarang ini efedrin menjadi obat pilihan (Hadzic, 2007).
C. TUJUAN
1. Mengetahuiaplikasi dari Stereokimia
2. Mengetahui mekanisme reaksi dari pembuatan Efedrin
D. MANFAAT
1. Dapat mengetahui aplikasi stereokimia di dunia industri
2. Dapat mengetahui apa itu C kiral
3. Dapat mengetahui mekanisme untuk memperoleh Efedrin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 stereokimia
Obyek apa saja yang tak dapat diimpitkan pada bayangan cerminnya
dikatakan kiral, sebaliknya obyek yang dapat diimpitkan pada bayangan
cerminnya disebut akiral.
Sebuah molekul akiral dan molekul bayangan cerminnya yang dapat
diimpitkan adalah yang sama, tetapi sebuah molekul kiral tidak dapat diimpitkan
pada bayangannya cerminnya, merupakan dua senyawa berlainan yang disebut
enantiomer.
Atom karbon kiral atau atom karbon asimetrik : atom karbon yang
mengikat empat gugus yang berlainan.
2.2 Latar belakang industri (efedhrin)
- Theophylline 130 mg
2.2 efedrin
Efedrin adalah suatu alkaloid yang diisolasi dari tumbuhan alami yang berasal dari batang
muda kering Ephedra sinica ( family Ephedraceae ). Efedrin merupakan dekongestan dan
bronkodilator. Ia bekerja dengan mengurangi pembengkakan dan konstriksi pembuluh darah
di bagian hidung dan pelebaran jalan napas.
Bahan aktif dari ekstrak efedrin ini pertama kali diisolasi pada tahun 1855, kemudian diteliti
lebih lanjut oleh Chem dan Schimdt pada tahun 1930 yang meneliti efek efedrin memiliki
persamaan dengan ephinephrine terhadap gangguan kardiovaskuler.
Dalam obat – obatan tradisional Cina, ramuan Huang ma berisi efedrin dan pseudoefedrin
sebagai aktif utama konstituennya. Hal yang sama berlaku untuk produk herbal lain yang
mengandung ekstrak dari spesies ephedra. Bahan baku untuk produksi efedrin dan obat
tradisional Cina diproduksi di Cina pada skala besar. Dalam pengobatan Cina tradisional,
efedrin telah digunakan dalam perawatan asma dan bronkitis selama berabad-abad. Efedrin,
yang dikenal dengan nama kimia seperti alkohol 1-metilamino-etil-benzil atau 2-metilamino-
l-fenil-l-propanol, mengandung dua atom karbon asimetrik, sehingga ada empat bentuk optik
aktif (Gbr. 1), di mana (L-) isomer adalah digunakan secara klinis. Keempat isomer terjadi
secara alami pada tanaman Ephedra, dan dapat diekstraksi dengan alkohol dan benzena.
Dimurnikan efedrin diperoleh sebagai tidak berbau, kristal tak berwarna atau sebagai bubuk
kristal putih dengan rasa pahit.
Efedrin sangat stabil. Suatu larutan efedrin hidroklorida disegel selama enam tahun
menunjukkan tidak oksidasi atau hilangnya aktivitas. Kegunaan utamanya adalah sebagai
farmakologi senyawa dekongestan atau anti-asma, walaupun laporan baru-baru ini telah
Melting Point : 34 °C
Kristalisasi
1. Hasil yang didapat di tambahkan alcohol dengan volume dua kali, di netralkan
denga HCl pekat dan diencerkan dengan alcohol dengan volume dua kali.
2. Di dapat ephedrine HCl yang hamper mengekristal kemudian disaring dan
dicuci dengan campuran alcohol dan eter , kemudian dengan eter murni dan di
keringkan
2. Ephedrin oksalat mempunyai sifat sedikit larut dalan air dingin dan
pseudoefedrine yang sangat larut
Pemurnian Ephedrine
1. 5 gr Ephedrine HCl murni dilaritkan dengan air secukupnya, alkali di bentuk
dengan penambahan K2CO3 padat sampai dua lapisan terbentuk dan di ekstraksi
dua kali dengan kloroform.