Anda tentunya sudah tidak asing lagi dengan hasil olahan ikan atau
udang yang satu ini, bahkan sambal atau beberapa jenis masakan pun dirasa
kurang nikmat jika bahan yang satu ini terlewatkan. Terasi merupakan produk
olahan hasil laut setengah basah yang dibuat dari udang atau ikan-ikan kecil
yang dicampur dengan garam, kemudian diragikan. Terasi digunakan sebagai
bahan penyedap masakan seperti pada masakan sayuran, sambal, rujak, dan
sebagainya. Sebagai bahan makanan setengah basah yang berkadar garam
tinggi, terasi dapat disimpan berbulan-bulan.
Pengolahan terasi dari ikan ataupun udang ini juga merupakan salah satu solusi
dari pemanfaatan ikan dan hasil laut lain yang cepat mengalami proses
pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri dan perubahan
kimiawi pada ikan mati menyebabkan pembusukan. Mutu olahan ikan sangat
tergantung pada mutu bahan mentahnya. Sebagai pedoman untuk memilih ikan
yang baik berikut ciri-ciri ikan yang segar dan ciri-ciri ikan yang sudah tidak
layak konsumsi/busuk :
*
mata suram dan tenggelam;
*
sisik suram dan mudah lepas;
*
warna kulit suram dengan lendir tebal;
*
insang berwarna kelabu dengan lendir tebal
*
dinding perut lembek;
*
warna keseluruhan suram dan berbau busuk.
*
daging kenyal
*
mata jernih menonjol
*
sisik kuat dan mengkilat
*
sirip kuat
*
warna keseluruhan termasuk kulit cemerlang
*
insang berwarna merah
*
dinding perut kuat
*
bau ikan segar.
Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam
tubuh ikan, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri untuk
berkembang biak. Untuk mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi
diperlukan perlakukan yang baik selama proses pengawetan seperti : menjaga
kebersihan bahan dan alat yang digunakan, menggunakan ikan yang masih
segar, serta garam yang bersih. Pengolahan ikan/udang menjadi terasi
termasuk juga merupakan salah satu cara pengawetan hasil laut. Meskipun
terkesan sebagai barang murah terasi termasuk barang yang memiliki tingkat
pemakaian tinggi dan untuk saat ini, terasi tidak hanya dipasok dari industriindustri kecil atau industri rumahan saja. Beberapa perusahaan besar sudah
menjadikan pembuatan terasi sebagai lahan bisnisnya. Bahan-bahan untuk
pembuatan terasi mudah didapatkan dan cara pembuatannya juga tidak sulit.
Jika Anda tinggal pada lokasi yang merupakan daerah penghasil ikan atau
udang, tidak ada salahnya jika Anda menjadikan pembuatan terai sebagai lahan
bisnis yang menghasilkan. Berikut kami ssajikan secara ringkas bahan, peralatan
serta cara membuat terasi udang/terasi ikan. Selamat berwirausaha !
Ikan laut / tawar ataupun udang (10 kg) dan Garam dapur (3 kg)
*
Bak (tong kayu) tempat penggaraman
*
Pisau
*
Tampah (nyiru)
*
Peti Kayu (keranjang bambu)
1.
Pertama-tama cuci ikan kecil-kecil atau rebon (udang kecil) sampai bersih
dari kotoran;
2.
Masukkan ke dalam baskom penggaraman, tambahkan garam dan aduk
sampai rata;
3.
Kemudian tutup bak dan biarkan campuran ikan garam selama 1~7 hari
(peragian I);
4.
Setelah selesai peragian I, jemur rebon atau ikan di terik matahari sampai
setengah kering kemudian tumbuk sampai hancur (lumat), lalu jemur lagi.
Lakukan hal tersebut selama 2~4 hari (peragian II).
5.
Selanjutnya terasi dicetak dan apabila perlu jemur lagi
6.
Setelah terasi benar-benar kering terasi dibungkus menggunakan kertas
ataupun daun kering dan siap disimpan atau langsung dipasarkan.
Terasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lompat ke: navigasi, cari
Terasi
Di daerah Bangka, ada beberapa daerah yang khusus menjadi penghasil belacan yang
terkenal seperti Toboali, Bangka Selatan. Pembuatannya dengan cara udang rebon diambil
nelayan dari laut, kemudian langsung direbus di pinggir pantai, setelah matang, ditumbuk dan
dicampur garam menggunakan lesung kayu, dijemur kembali agar kadar airnya rendah,
kemudian ditumbuk kembali sampai bisa dibentuk, yang jadi ciri khas bentuk terasi.
Di Malaysia, bumbu masak ini disebut belacan, dan di Thailand disebut kapi. Di Indonesia,
terasi sering dikaitkan dengan sejarah berdirinya kota Cirebon yang ditilik dari penamaannya
dalam bahasa Sunda yang berupa lakuran dari kata ci (air) dan udang rebon.
-TERASI
Terasi merupakan produk awetan ikan-ikan atau rebon yang telah diolah
melalui proses pemeraman atau fermentasi, penggilingan atau penumbukan dan
penjemuran yang berlangsung selama + 20 hari. Ke dalam produk terasi
tersebut ditambahkan garam yang berfungsi sebagai bahan pengawet,
berbentuk seperti pasta dan berwarna hitam-coklat, kadang ditambah dengan
bahan pewarna sehingga menjadi kemerahan. Terasi memiliki bau yang tajam
dan biasanya digunakan untuk membuat sambal terasi, tapi juga sering
ditemukan dalam berbagai resep tradisional Indonesia.
- Jenis Terasi
Unsur gizi yang terkandung di dalam terasi cukup lengkap dan cukup tinggi. Di
samping itu dalam terasi udang terkandung yodium dalam jumlah tinggi yang
berasal dari bahan bakunya.
Pembuatan Terasi
A. Alat dan Bahan
1. Alat
* Timbangan.
* Alat penghancur.
* Tempat fermentasi.
* Perangkat penjemuran.
* Wadah plastik.
* Kain saring
2.Bahan
Bahan Baku
A.Terasi Ikan
Beberapa jenis ikan yang sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan
terasi ikan adalah ikan Selar gatel (Rembang),Badar/Teri (Krawang) dan
sebagainya. Kepala ikan harus dibuang terlebih dahulu sebelum diproses lebih
lanjut
B.Terasi Udang
Adapun bahan baku yang digunakan dalam pembuatan terasi udang adalah
berupa rebon atau udang kecil dengan ukuran panjang berkisar antara 1 cm
2,1 cm (membujur), lebar 0,3 cm dengan warna keputihan.
-Bahan pembantu
A.Garam
Pada pembuatan terasi, garam memiliki fungsi ganda,yaitu seabagai berikut:
B.Pewarna
Untuk memperbaiki penampilan maka sering dilakukan penambahan bahan
pewarna buatan dalam terasi.Ke dalam terasi udang sering ditambahkan warna
coklat atau merah, sedangkan ke dalam terasi ikan sering ditambahkan warna
kehitaman (campuan antara warna merah dan hijau). Adapun konsentrasi
pewarna yang digunakan, disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk menjamin
keselamatan konsumen, sebaiknya digunakan bahan pewarna yang diizinkan
penggunaannya oleh pemerintah (SII).
4.Jemur sampai setengah kering sambil diaduk selama penjemuran agar merata
tingkat kekeringannya.
7.Jemur kembali sambil dihancurkan supaya cepat kering. Jika terlalu kering
dapat ditambahkan air. Waktu penjemuran 3 4 hari dan kondisi dijaga agar
tidak terlalu kering.
bagoong Alamang (di banyak bagian dari Filipina) adalah mudah diidentifikasi,
dan saus sendiri memiliki chunky konsistensi. Sejumlah kecil dimasak atau
ditumis bagoong disajikan di sisi hidangan populer disebut "kare-kare", sebuah
sup buntut yang dibuat dengan kacang. Hal ini juga digunakan sebagai
penyedap bahan utama dari hidangan tumis daging babi, yang dikenal sebagai
binagoongan (lit. "yang mana bagoong diterapkan"). Kata bagoong,
bagaimanapun, juga dikonotasikan dengan mulut kap dan versi ikan teri,
bagoong terong.
Thailand
terasi (kapi, , IPA: [kap, seperti pasta yang digunakan dalam Kaeng som.
Sangat populer di Thailand adalah nam phrik kapi, bumbu pedas yang dibuat
dengan segar terasi dan paling sering dimakan bersama-sama dengan thu
goreng pla (makarel pendek) dan digoreng, dikukus atau sayuran mentah. Di
Thailand Selatan ada tiga jenis terasi: satu dibuat hanya dari udang, satu berisi
campuran udang dan ikan bahan, dan pasta lain yang manis.
Myanmar
Ngapi yay adalah Sebuah bumbu yang sangat populer di Myanmar, terutama
kelompok etnis Burma dan Karen. The ngapi (ikan atau udang, tapi sebagian
besar ikan utuh ngapi digunakan) direbus dengan bawang, tomat, bawang putih,
merica dan rempah-rempah lainnya. Hasilnya adalah kaldu-seperti saus
kehijauan-abu-abu, yang membuat jalan ke setiap meja makan Burma. Segar,
mentah atau pucat sayuran dan buah-buahan (seperti mint, kubis, tomat,
mangga hijau, apel hijau, buah zaitun, cabai, bawang dan bawang putih) yang
dicelupkan ke dalam yay ngapi dan dimakan. Kadang-kadang, dalam keluarga
yang kurang makmur, ngapi yay membentuk hidangan utama, dan juga sumber
utama protein.
Bangladesh
Di Bukit Chittagong, terasi disebut "Sidol", "Nuppi" oleh penduduk asli orang
orang Jumma. Mereka menggunakannya untuk membuat makanan nabati,
seperti rebung curry. di Bukit Chittagong, Bangladesh, Bambu sidol adalah
makanan tradisional adat orang-orang Jumma .Mereka makan dengan cara ,
pada rebung pertama dikumpulkan dari hutan bambu, kemudian direbus dalam
air. Setelah itu merebus air dicampur dengan terasi, di tambahkan pasta dingin
dan bawang putih dan garam, tepung pada terasi dicampur air . Setelah
beberapa menit rebung direbus pada campuran terasi.