Anda di halaman 1dari 16

ESTETIK

Apa itu Estetik?


Estetika itu ilmu tentang keindahan.
Nah apa keindahan itu sendiri ? Keindahan
adalah soal hati masing-masing. Dengan
perkataan lain, keindahan adalah sesuatu
yang nisbi.
A bisa bilang putih itu indah, B bersikeras
mengatakan hitam itu indah.

Coba kita tengok sebuah kursi. A


mengatakan itu kursi. B juga mengatakan
itu kursi. Benar objek itu kursi sebab
sebagai benda yg bernama kursi,
gambaran benda itu direkam oleh selaput
jala mata sebagai kursi. Tetapi apa itu
kursi dalam penerimaan A dan B, banyak
ditentukan
oleh kerja alat driya,
memuaskan atau tidak. Disamping itu,
ketika A dan B melihat kursi, harus dikaji
pula
suasana
sukmanya,
itu
yg
melahirkan
sikap
batin
dalam
menanggapi kursi sebagai benda objektif.

Apa yg dirasakan A dan B terhadap kursi itu,


seandainya A seorang penjahat, dan B calon
pengantin? Mungkin A membayangkan maut :
kursi itu tiba-tiba dialiri listrik, lalu ia menghadapi
ajalnya dalam tubuh yg kejang disitu. Sebaliknya B
membayangkan gairah: kursi itu akan penuh
ditaburi bunga, dan sebelahnya duduk kekasihnya.
Jadi dapatlah kita katakan sekarang bahwa dalam
hal memandang sebuah benda yang sama
wujudpun, orang bisa berbeda-beda. Apalagi
terhadap benda yang niskala seperti halnya
masalah keindahan dalam seni. Oleh sebab itu
untuk memberi jawaban tentang perbedaanperbedaan, seorang seniman membuka diskusi
dengan penontonnya. Disitu ia memberi apologi
tentang seninya.

Seni besar
Seni Besar yang menyangkut
tuntutan estetik atasnya adalah
Keindahan yang mengandung
Manfaat.
Keindahan
bermanfaat
itu
meliputi
Keindahan
Moral,
Keindahan Susila, Keindahan
Akali dan Keindahan Alami.

Keindahan moral. Keindahan yang


mencakup syarat moral dan menyangkut
estetika moral. Disinilah beda pula
dengan
syarat
moral
penganut
kepercayaan, dan agama- agama suku.
Keindahan susila. Kita pisahkan susila
dengan moral karena memang tak sama.
Susila lebih terikat pada pengertian sifat
yg dalam dari moral. Dan inipun nisbi
sifatnya. Tetapi susila dalam hal ini
adalah susila secara umum yang dapat
diterima oleh suatu bangsa atau dunia.

Keindahan akali. Kandungan seni


merupakan rakitan akal. Didalamnya
terisi alasan-alasan yg selaras dan juga
berlawanan.
Setiap
orang
bisa
menciptakan seni, tetapi tidaklah berarti
ia
telah
menjadi
seniman.
Mutu
bergantung pada kwalitas akalnya.
Keindahan alami. Alam adalah suatu
perjanjian,
suatu
realitas
kemahapenciptaan Tuhan. Alam sebagai
suatu realitas, sifatnya dogmatis, artinya
alam semesta dimana manusia ada
didalamnya, adalah sumber segala
keindahan yg sangat erat berhubungan

Seni Kecil

Bila dalam Seni Besar perlu adanya


gagasan-gagasan kreatif, maka dalam
Seni kecil dipandang sebagai seni
kolektif.
Seni yang dikerjakan secara ramai-ramai,
seni bersama orang sekampung atau
selorong, yang dibuat banyak, untuk
segera masuk ke pasar.
Yang masuk dalam golongan seni kecil
adalah kerajinan tangan.

Kerajinan tangan tidak menjamin akan


adanya kerajinannya akalnya.
Barang-barang
kerajinan
tangan
meliputi banyak bidang antara lain:
kursi ukir jepara, ulos batak, sarung
mandar, permadani bogor, selendang
sumba, perak bakar kendari, dan lainlain.
Orang tak perlu
membuat
kritik
terhadap Seni Kecil, kritik itu tak datang
dari ilmu filsafat keindahan/estetika,
melainkan sebaiknya dari ilmu ekonomi.

Kritik Seni

Amy
Golden
dalam
Encyclopedia
Americana menulis begini: Kritik seni
adalah uraian, penafsiran, dan penentuan
nilai terhadap karya-karya seni.
Dalam
Ensiklopedia
yang
sama,
tentang kritik drama, Henry Popkin
menulis: Kritik drama bertalian dengan
analisis dan penentuan nilai terhadap
semua segi dalam drama.

Lebih lanjut, dalam kamus khusus


mengenai teater, A Dictionary of the
Theatre nya John Russel Taylor, tentang
kritik drama: Kritik drama dalam
pengertian bentuk tulisan ialah penilaianpenilaian
kritik
yang
mengurai
pertunjukan-pertunjukan drama.
Melihat uraian diatas, dapatlah kita
simpulkan bahwa kritik drama selalu ada
menyertai drama.
Karena drama selalu ada. Dengan begitu
kedudukannya sebagai suatu bentuk
tersendiri dalam sastra menjadi amat
penting.

Tiga Kritik Seni

Kritik Pembeberan (mengkritisi


secara tehnis, seni, metode dan
akademis).
Kritik Penghargaan (melihat sisi
positif dari seni yang ditampilkan).
Kritik Penentuan (gabungan
Pembeberan dengan Penghargaan).

Kritik Pembeberan

Kritik pembeberan adalah Kritik yg memberi


informasi mengenai eksposisi drama, pertalian
pengarang dengan naskah, penalaran pokok
pikiran dalam drama, membelah hubunganhubungan yg dipandang tidak logis, baik atas
karya drama sebagai sastra maupun drama
sebagai tontonan.
Dalam kritik pembeberan, seorang penulis
kritik memiliki ketajaman yg kaya terhadap
sastra dan juga tontonan, biasanya adalah
seorang ahli sastra, teater dan seni.

Kritik Penghargaan

Kritik penghargaaan artinya kritik yang


bersifat
apresiatif.
Penulis
kritik
setidaknya telah memberi perhatian
terhadap karya drama. Perhatian itu
tumbuh karena alasan tertentu, mungkin
karena karya itu memang bagus, atau
ada sesuatu yang menarik dari aktor dan
sutradaranya, biasanya oleh koran2 dan
media baca.

Kritik Penentuan

Kritik ini sifatnya evaluatif, artinya penulis


berlandas pada apresiasi, mencari celahcelah eksposisi atau pembeberan yang
menyangkut
hubungan-hubungan
tak
logis, lalu berakhir pada keputusan yang
sesuai dengan bisikan hatinya (gabungan
kedua kritik seni diatas).
Kritik penentuan, benar-benar menentukan
pengaruh pada pembaca bahwa sutradara
dan aktor salah, yang benar penulis kritik.

5 (lima) Ketentuan Dasar dalam Kritik Seni:


1. Tema (konsep) dengan pertunjukan Seni
yang ditampilkan harus sesuai dan selaras.
2. Ukuran Potensi Keindahan (Moral, Susila,
Akali, dan Alami) pada seni pertunjukan
tsb.
3. Ukuran
Potensi Fisik Keindahan Seni
Pertunjukan tsb baik kostum, gaya,
keserasian gerak, suara, make up dll.
4. Eksternal
dan Sarana Pendukung Seni
Pertunjukan tsb seperti: dekor Panggung,
lampu2, musik, multimedia, asap, dll.
5. Nilai yang ada pada Keseluruhan Seni tsb.

Tugas Paper Kritik Seni

Dijilid rapi dengan sampul logo UPH


(model skripsi), nama mhs, no mhs,
jurusan.
New Times Roman 12 dengan 1,5 spasi
(maksimal paper 4 halaman termasuk
sampul).
Format Penulisan:
1.
2.
3.

Cerita singkat film.


Kritik Seni yang anda pakai (Pembeberan
atau Penghargaan atau Penentuan).
Analisa Kritik Seni dengan 5 Ketentuan
dasarnya.

Anda mungkin juga menyukai