RKAS (Isi) 25082010
RKAS (Isi) 25082010
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Amanat Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP),
mendorong satuan pendidikan untuk memenuhi 8 (delapan) SNP dalam kurun waktu yang
ditentukan. Ketentuan Peraturan Peralihan pasal 94 butir b, menyatakan bahwa satuan
pendidikan wajib menyesuaikan diri dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 tersebut paling
lambat 7 (tujuh) tahun sejak diterbitkannya. Selain itu UU Sisdiknas dan PP tersebut
memberikan pula dorongan kepada satuan pendidikan untuk
dapat melaksanakan
1-28
berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya, baik dalam melaksanakan program
pelayanan terhadap warganya, maupun pihak lain yang berkepentingan.
Peraturan Pemerintah nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan pasal 51 ayat 1 menyatakan, bahwa satuan pendidikan harus membuat
kebijakan tentang perencanaan program dan pelaksanaannya secara transparan dan
akuntabel. Kebijakan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh satuan
pendidikan anak usia dini, satuan pendidikan dasar, dan satuan pendidikan menengah
dituangkan dalam:
a. rencana kerja tahunan satuan pendidikan;
b. anggaran pendapatan dan belanja tahunan satuan pendidikan; dan
Landasan Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
3. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2005 tentang Pendanaan Pendidikan
2-28
Landasan Operasional
1. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 94 butir b menyatakan, bahwa
satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan mengenai 8 (delapan)
SNP paling lambat 7 (tujuh) tahun setelah berlakunya PP tersebut.
2. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007, Lampiran Bagian B butir 1 a menyatakan, bahwa
dalam pelaksanaan rencana kerja, sekolah/madrasah membuat dan memiliki
pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah
dibaca oleh pihak-pihak yang terkait.
3. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 pasal 1 menyatakan bahwa standar proses untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran,
dan pengawasan proses pembelajaran.
4. Permendiknas No. 22 tahun 2006 pada Pendahuluan Lampiran menyatakan , bahwa
peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan
manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara
terencana, terarah, dan berkesinambungan.
3-28
5. Permendiknas No.13 Tahun 2007 pada Lampiran bagian B butir 2.1 menyatakan
kompetensi kepala sekolah menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk
berbagai tingkatan perencanaan.
6. Permendiknas No.19 Tahun 2007 pada Lampiran bagian A:
a.
b.
(RKA-S/M)
dilaksanakan
berdasarkan
rencana
jangka
menengah.
7. Permendiknas No.19 Tahun 2007 pada Lampiran bagian B butir 8 b menyatakan,
bahwa Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional Sekolah/ Madrasah
mengatur:
a) sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang dikelola;
b) penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana di luar
dana
dan
tanggungjawab
kepala
sekolah/madrasah
dalam
Landasan Empiris
1.
Masih ada sekolah yang menganggap bahwa Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS) sebagai barang baru yang esensinya berbeda dengan Rencana
Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah (RAPBS), sehingga perlu adanya sosialisasi
tentang RKAS yang merupakan istilah lain dari RAPBS.
2.
Masih ada sekolah yang mengalami kesulitan dalam menyusun Rencana Kerja
Sekolah (RKS), baik Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) maupun Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) sesuai dengan tuntutan dalam memenuhi SNP
dan program-program lainnya
3.
4-28
4.
Belum adanya panduan atau petunjuk teknis yang lebih operasional yang dapat
dijadikan acuan oleh sekolah dalam penyusunan RKAS.
E.
Tujuan
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) ini disusun dengan
tujuan:
1. Menyamakan pemahaman tentang konsep dan substansi RKAS
2. Memberikan rambu-rambu kepada sekolah dalam menyusun dan mengembangkan
RKAS, sesuai dengan kondisi riil sekolah dengan mengacu pada tuntutan SNP
5-28
BAB II
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH
A.
Pengertian
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan menyatakan bahwa
Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS) meliputi:
1. Rencana Kerja Jangka Menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai
dalam kurun waktu empat tahun berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai
dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan;
2. Rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah/Madrasah (RKA-S/M), dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah.
Selanjutnya Glosarium butir 10 Permendiknas tersebut menyatakan, bahwa: RKT
adalah rencana kerja tahunan sekolah/madrasah yang berdasar pada rencana kerja
jangka menengah (empat tahunan) yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) sebagai istilah lain dari Rencana Anggaran
Penerimaan dan Belanja Sekolah/Madrasah (RAPB-S/M).
Dalam hal ini juga Muhaimin, et al (2009:185) mengungkapkan bahwa: Rencana
B.
6-28
C.
7-28
Schools are a subset of society and as such are reflective and dependent upon it
Schools have been called upon by society to solve many of its problems. A thorough
understanding of such problems provides an opportunity for taking appropriate
action with regard to program and personnel development
Schools and the school staff are part of this culture. An understanding of the
culture helps us understand and meet staff needs
Dari pernyataan di atas jelas terlihat bahwa sekolah merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari lingkungannya, dan dapat memberikan warna kepada lingkungannya,
serta adanya ketergantungan sekolah terhadap lingkungannya. Selain itu evaluasi
terhadap apa yang sudah dikerjakan dapat memberikan masukan dan bahan bagi masa
depannya, sehingga sekolah dapat menjadi tumpuan masyarakat dalam membawa
mereka ke arah peningkatan dan kemajuan.
Keterkaitan antar komponen yang menjadi dasar dalam penyusunan RKAS terlihat pada
pada bagan 1 berikut;
8-28
1. Perencanaan
Analisis Konteks
Analisis SNP dan Satdik
Analisis Lingkungan
1.
2.
Dukungan
Ekternal
SI
KTSP
SKL
3. St. Penilaian
4. St. Proses
5.
6.
St. Sarana
Prasarana
8. St. Pengelolaan
7. St.Pembiayaan
Pembiayaan
Strategi Perencanaan
Tujuan
Anaslisis
Kesenjangan
n
Visi &
Misi
Strategi
RKAS
2. Pelaksanaan
3. Pengawasan
Bagan 1 Keterkaitan antar komponen dalam penyusunan RKAS
(dimodifikasi dari Model Smith)
9-28
Penjelasan Bagan 1
Keseluruhan proses kegiatan yang terjadi di sekolah mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan harus mengacu kepada berbagai ketentuan yang diatur
dalam PP No.17 Tahun 2010 tentang Standar Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan dan Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan.
a. Perencanaan
Proses perencanaan dimulai dengan melakukan analisis konteks dan menelaah
hasilnya, dilanjutkan dengan merumuskan/menyusun visi, misi, tujuan, sasaran dan
hasil yang diharapkan, serta strategi pelaksanaan.
4) Merumuskan/menyusun Visi
Wibisono (2006) menyatakan bahwa visi merupakan rangkaian kalimat yang
menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin
dicapai di masa depan, atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan
want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat
genting bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka
10-28
panjang. Pernyataan visi harus selalu berlaku pada semua kemungkinan perubahan
yang mungkin terjadi sehingga suatu visi hendaknya mempunyai sifat fleksibel.
Sementara itu Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan pada Lampiran bagian A butir 1.b menyatakan bahwa visi sekolah/
madrasah;
(d) diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala
sekolah/madrasah
dengan
memperhatikan
masukan
komite
sekolah/madrasah;
(f)
ditinjau
dan
dirumuskan
kembali
secara
berkala
sesuai
dengan
(e) Memperhatikan sejarah, kultur, dan nilai sekolah meskipun ada perubahan
(f)
Mempunyai standar yang tinggi, ideal serta harapan bagi anggota lembaga
sekolah
(i)
(j)
11-28
5)
(b) merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;
(c) menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;
(d) menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang
diharapkan oleh sekolah/madrasah;
(e) memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program
sekolah/madrasah;
(i)
12-28
6)
(a) menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah
(empat tahunan);
(b) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan
kebutuhan masyarakat;
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen
13-28
(c) mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh
sekolah/madrasah dan Pemerintah;
(d)
(e)
keberhasilan
pencapaian
sasaran
untuk
diwujudkan
pada
tahun
pengembangan
sekolah,
dan
sekaligus
mampu
meminimalkan
14-28
(c) kelompok rencana dan tujuan jangka pendek yang telah diterapkan dengan
harapan akan diberikannya kontribusi mereka dalam hal mencapai sasaransasaran organisasi tersebut
b. Pelaksanaan
RKAS disusun sebagai pedoman sekolah dalam melaksanakan program dan kegiatan,
serta pembiayaan yang telah dianggarkan. Semua warga sekolah harus memiliki
komitmen bersama untuk mencapai tujuan dan sasaran dan mematuhi jadwal yang
telah ditetapkan. Selain itu, warga sekolah juga harus mentaati semua peraturan dan
membuat pelaporan untuk semua kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan yang
tercantum dalam RKAS. Apabila ada perubahan program/kegiatan, maka harus segera
dilakukan penyesuaian, dan diberitahukan kepada seluruh warga yang berkepentingan,
agar keberlangsungan program dapat berjalan dengan lancar. Dalam hal ini
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan pada
Lampiran Bagian B butir 3.b dan 3.c menyatakan:
1) Pelaksanaan kegiatan sekolah/madrasah yang tidak sesuai dengan rencana yang
sudah ditetapkan perlu mendapat persetujuan melalui rapat dewan pendidik dan
komite sekolah/madrasah.
2) Kepala sekolah/madrasah mempertanggungjawabkan pelaksanaan pengelolaan
bidang akademik pada rapat dewan pendidik, dan bidang non akademik pada rapat
komite sekolah/madrasah dalam bentuk laporan pada akhir tahun ajaran yang
disampaikan sebelum penyusunan rencana kerja tahunan berikutnya.
c. Pengawasan
Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian tidak
terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah. Sahertian
(2000:19) menegaskan bahwa pengawasan atau supervisi pendidikan adalah usaha
memberikan layanan kepada stakeholder pendidikan, terutama kepada para guru, baik
secara individu maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas proses dan
hasil pembelajaran. Burhanuddin (1990:284) memperjelas hakikat pengawasan
pendidikan pada hakikat substansinya. Substansi hakikat pengawasan yang dimaksud
menunjuk pada segenap upaya bantuan supervisor kepada stakeholder pendidikan
terutama para guru yang ditujukan pada perbaikan-perbaikan dan pembinaan aspek
pembelajaran. Bantuan yang diberikan kepada guru harus berdasarkan penelitian atau
pengamatan yang cermat dan penilaian yang objektif serta mendalam, dengan acuan
perencanaan program pembelajaran yang telah dibuat. Proses bantuan yang
diorientasikan pada upaya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar itu penting,
15-28
sehingga bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran. Jadi bantuan yang
diberikan harus mampu memperbaiki dan mengembangkan situasi belajar mengajar.
Program pengawasan tidak hanya terbatas pada proses pembelajaran saja, tetapi
pengawasan dan kontrol dilaksanakan secara menyeluruh untuk setiap program dan
kegiatan pendidikan di sekolah. Hal ini dilakukan agar sekolah dapat terus menerus
mengevaluasi diri untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga peningkatan mutu
pendidikan di sekolah tersebut secara umum dapat terlaksana.
Pengawasan juga merupakan bantuan dalam pengembangan untuk memperoleh kondisi
yang lebih baik, terutama bantuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Selain itu, pengawasan juga merupakan suatu aktivitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu seseorang atau sekelompok orang agar
dapat melakukan pekerjaannya secara efektif, serta merupakan pekerjaan pembinaan
yang menggunakan sejumlah teknik atau pendekatan dalam memberikan dorongan dan
bantuan secara profesional untuk memperbaiki kinerja. Permendiknas No. 19 Tahun
2007 Standar Pengelolaan Pendidikan pada Lampiran Bagian C butir 1.d menyatakan
bahwa pengawasan pengelolaan sekolah/madrasah meliputi pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan.
Kegiatan pengawasan ini dapat dilakukan baik secara periodik maupun sewaktu-waktu,
tetapi dengan tetap menggunakan prinsip pengawasan seperti yang dikemukakan oleh
Sahertian & Mataheru (1982), yaitu;
(4) Konstruktik dan kreatif, membina guru serta mendorong untuk aktif menciptakan
suasana dimana tiap orang merasa aman dan nyaman.
E. Mekanisme Penyusunan RKAS
Mekanisme penyusunan RKS, RKJM dan RKAS, dapat digambarkan seperti bagan 2 berikut.
16-28
Kondisi Riil
St. Pengelolaan
St. Pembiayaan
Analisis
SI, SKL,
St.
Penilaian
Penyusunan
KTSP
St. Proses
Kegiatan
P
Pelatihan/IHT
/Workshop
Siap
?
Sesuai
?
Pembenahan/
optimalisasi
sesuai hasil
analisis
St. Sarpras
Memenuhi,
Diberdayak
anDipelihar
a/ dirawat
Dukungan
Eksternal.
Pemenuhan
Pengadaan
Pemanfaatan
secara optimal
Pemeliharaan/
Perawatan
Penambahan
Penghapusan/
Hibah
Cuku
p?
Koordinasi
Konsultasi
Kemitraan
RKJM
Skala prioritas
Pembiayaan
-Nara sumber
/fasilitator
-Akomodasi
-Konsumsi
-ATK
-Honor
Penugasan
-dll.
-ATK
-Honor
Penugasan
-Biaya
operasional
Pesdik/Pend/
TU/Adminis
trasi
-Honor/biaya
jasa
-Pembelian
-Pembangunan
-Transport
-ATK
-Akomodasi
-Konsumsi
RKAS
17-28
Kondisi Ideal
F.
G.
18-28
6. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah untuk satu tahun dengan substansinya,
yaitu aspek dan uraian kegiatan, tanggal pelaksanaan, unsur yang terlibat, tujuan
kegiatan, hasil kegiatan dan sumber dana (format seperti contoh 6).
8. Lampiran - lampiran
Guna
mendukung
kelengkapan
informasi,
maka
program
kerja
sekolah
harus
dilengkapi/dilampiri dengan :
1. Fotocopy surat keputusan pendirian sekolah (bagi sekolah negeri) atau Akte
pendirian yayasan (bagi sekolah swasta)
2. Fotocopy surat keputusan pembentukan Komite Sekolah
3. Fotocopy surat keputusan pengangkatan Kepala Sekolah, sebagai bukti status
Kepala Sekolah yang definitif
4. Data sekolah mengacu pada Lembar Identitas Sekolah/Madrasah (LISM)
5.
Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Tim Kerja Sekolah beserta uraian
tugasnya.
19-28
Contoh 1: Penentuan rencana kegiatan yang didasarkan pada hasil analisis dan penentuan kebutuhan biaya dalam RKAS
No
.
1.
Kondisi Ideal
Semua pendidik
menyusun Silabus
secara mandiri
Kondisi Riil
Belum semua
pendidik dapat
menyusun Silabus
Rencana Tindak
Lanjut/Kegiatan
Melakukan
kegiatan
pelatihan bagi guru,
misalnya IHT
....
.
7.
....
.
18
....
..
22.
Honor fasilitator
Konsumsi pendidik dan
fasilitator
ATK
Keterangan
Sumber Dana
Besaran biaya
sesuai dengan
jumlah fasilitator
dan pendidik yg
ada
Komite
Sekolah
Komite
Sekkolah
Masyarakat
Pemerintah
Disesuaikan
dengan ketentuan
Kab./Kota
Mendorong Dinas
Kab/Kota
merealisasikan
usulan
Komite sekolah
Jumlah rombel 18
1.Penambahan
kelas
ruang
Transport
ATK
Semua bangunan/
gedung difungsikan secara optimal dan terpelihara dengan baik
Sebagian
gedung Pemeliharaan/perakurang terpelihara/ watan bangunan/
terawat
gedung
Komite
Sekolah
Block Grant
No
.
23.
....
30.
Kondisi Ideal
Kondisi Riil
Belum seluruh
peserta didik
memiliki
pengalaman
organisasi
Baru sebagian
peserta didik
memiliki kartu OSIS
Rencana Tindak
Lanjut/Kegiatan
Pemenuhan sarana TIK
di ruang kelas
Kegiatan OSIS
Keterangan
Sumber Dana
Block Grant
Transport
ATK
Konsumsi
Disesuaikan
dengan ketentuan
Kab./Kota
Komite
Sekolah
ATK
Biaya cetak
Sesuai kebutuhan
Komite
Sekolah
21-28
Jumlah
Banyak Ulangan
Kebutuhan
KD
24
21
14
6
20
Harian
8 kali
7 kali
5 kali
4 kali
6 kali
Kertas
lembar
lembar
lembar
lembar
lembar
lembar
lembar
Jumlah SK
6
6
3
2
5
4
3
12
8
24
21
15
12
18
12
12
4X
4X
Dari daftar di atas, jika diratarata setiap mata pelajaran melaksanakan 6 kali Ulangan
Harian setiap yahunnya (diperhitungkan terhadap banyaknya SK/KD), maka kebutuhan
Ulangan Harian dapat dihitung sebagai berikut;
Tinta 1 tube untuk 800 lembar, sehingga kebutuhan tinta adalah 0,438 tube,
dan
Master 1 lembar untuk 100 kertas, maka kebutuhannya adalah 3,24 lembar.
Harga satuan
volume
0,67
(Rp)
40.000,00
Jumlah (Rp)
26.800,00
Keterangan
Harga disesuaikan dengan
plafon/ ketentuan/ harga
pasar
Tinta
Master
Jumlah
0,4378
3,24
300.000,00
3.000,00
131.250,00
9.700,00
167.750,00
b. Praktikum
Ratarata pelaksanaan praktikum untuk 1 mata pelajaran adalah 4 kali/tahun
(disesuaikan dengan SK/KD mapel yang relevan), maka perhitungan biaya adalah
sebagai berikut:
10 MP x 4 x Rp 5.000,00 = Rp 200.000,00
c. Pembinaan Prestasi
1) Ekstra kurikuler
Rp 60.000,00
2) Akademik
Rp 60.000,00
22-28
Keterangan
Jenis kegiatan
Ulangan Harian
dibutuhkan (Rp)
167.750,00
b.
c.
d.
Praktikum
Pembinaan Prestasi
Ulangan Akhir
200.000,00
120.000,00
30.000,00
e.
f.
Semester/ Ujian
Buku Teks
Administrasi
Jumlah
180.000,00
30.000,00
727.750,00
No.
a.
Jenis Pembiayaan
Honor
a.
Nara
Sumber/fasilitator
b. Pengarah
2.
Konsumsi
3.
ATK
Jumlah
Volume
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah (Rp)
50.000,00
800.000,00
500.000,00
30.000,00
25.000,00
1.000.000,00
3.300.000,00
1.375.000,00
6.475.000,00
1.
16 jam
2 orang
55org x 2 hr
55 pkt
23-28
dan hanya ada jurusan IPA dan IPS saja, serta penugasan dilakukan per kelompok mata
pelajaran, maka penghitungan pembiayaan dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Honor Penugasan: 18 mapel x Rp 200.000 = 3.600.000 /semester
2. ATK diperkirakan
a. Kertas: 1 rim/orang/semester, sehingga kebutuhan ATK keseluruhan menjadi 55
orang x 1 rim x Rp 40.000 = Rp 2.200.000/semester
b. Tinta; 55 rim x 500 lembar = 27.500 lembar, maka kebutuhan tinta menjadi (27.500 :
800) x Rp 300.000,00 = Rp 10.312.500,00/semester
c. Master; (27.500 : 100) x Rp 3000,00 = Rp 825.000,00/semester
Dengan demikian maka kebutuhan biaya untuk administrasi guru dalam satu Tahun
adalah sebagai berikut;
No. Jenis Kebutuhan
1.
2.
Honor Penugasan
ATK
a. Kertas
b. Tinta
c. Master
Jumlah
Biaya
semester (Rp)
3.600.000,00
2.200.000,00
10.312.500,00
825.000,00
4.400.000,00
20.625.000,00
1.650.000,00
33.875.000,00
24-28
KOMPONEN
1.
Standar
Isi
dan 1.1 Penyusunan/
Standar
Kompetensi Lulusan
Penyempurnaan
Dokumen kurikulum
2.
3.
Standar Proses
KEGIATAN
2.2 Penyusunan
perangkat
pebelajaran
URAIAN KEGIATAN
(DISESUAIKAN DENGAN HASIL ANALISIS SASARAN
KESENJANGAN)
1.1.1 Penyusunan program kerja
... naskah
2013
1.1.2 Penyusunan/penyempurnaan
dokumen KTSP
1.1.3 Penyusunan/penyempurnaan
komponen KTSP
1.1.4 Penyusunan/pengembangan silabus
... naskah
22 naskah
22 MP
...
....
...naskah
Standar
Pendidik 3.1 Pemenuhan
3.1.1 Pendidikan S1 bagi guru
dan
Kualifikasi
Tenaga
akademik
pendidik 3.1.2 Sertifikasi profesi guru
Kependidikan
dan
tenaga kependidikan 3.1.3 Peningkatan
kompetensi
guru
dalam pengembangan bahan ajar
berbasis
TIK,
melalui
workshop/pelatihan eksternal dan
IHT(internal)
3.1.5 Peningkatan kompetensi tenaga
laboran
melalui
workshop/pelatihan eksternal dan
IHT(internal)
2010
TAHUN
2011
2012
25-28
10 orang
... orang
....orang
.... orang
2
2
judul/MP judul/
MP
5
orang
.......
orang
orang
.....
....
...
orang
...2
judul/
MP
5
orang
....
orang
....
...
orang
NO.
KOMPONEN
KEGIATAN
4.
URAIAN KEGIATAN
SASARAN
(DISESUAIKAN DENGAN HASIL ANALISIS
standar KESENJANGAN)
4.1.1 Penambahan ruang kelas
.... ruang
4.1.2 Pemenuhan sarana ruang kelas
4.2 Pemenuhan
perpustakaan
4.3 Pemenuhan
Laboratorium
Komputer
dst
26-28
....ruang
2013
...
ruang
...
ruang
.... unit
perpustakaan 1 paket
.....
... ruang
2010
... ruang
TAHUN
2011
2012
...
ruang
...
ruang
NO
1.
2.
ASPEK DAN
URAIAN KEGIATAN
TGL
PELAKSANA
AN
UNSUR YG TERLIBAT
JABATAN
PERAN
Kasek
3 Wakasek
4 Guru
2 TU
Narasumber
Penyusun
HASIL KEGIATAN
TUJUAN
KEGIATAN
URAIAN
OUT PUT
LAINNYA
(Rp)
Menyempur
nakan
dokumen
KTSP
1.800.000
Memenuhi
kebutuhan
ruang kelas
25.000.000
90.000.000.
Panitia
Pelaksana
dst
JUMLAH
SUMBER DANA
SEKOLAH
BLOCK
(Rp)
GRANT
(Rp)
27-28
1 unit
BAB III
PENUTUP
1.
Semua SMA berkewajiban untuk terus berupaya meningkatan kuantitas dan kualitasnya
secara proporsional melalui berbagai kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Kegiatan
dan Anggaran Sekolah (RKAS), agar pada saatnya dapat memenuhi SNP.
2.
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah merupakan pedoman dan acuan bagi sekolah dalam
pelaksanaan proses pendidikan yang harus ditaati oleh seluruh warga sekolah.
3.
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah merupakan rencana yang komprehensif untuk
mengoptimalkan pemanfaatan segala sumber daya yang ada dan yang mungkin diperoleh
guna mencapai tujuan yang diinginkan di masa mendatang. RKAS juga harus berorientasi
ke depan dan dapat menjembatani antara kondisi saat ini dan kondisi ideal.
4.
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah memiliki komponen dan cakupan yang harus
dilaksanakan sesuai dengan hasil analisis kondisi, serta memperhatikan peluang dan
tantangan dari lingkungan eksternal, kekuatan dan kelemahan internal, dalam rangka
pemenuhan SNP.
5.
Panduan Penyusunan RKAS ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi sekolah
dalam menyusun rencana kerjanya untuk memenuhi SNP.
Untuk selanjutnya kritik, saran, dan masukan demi perbaikan naskah ini sangat diharapkan.
28-28