Anda di halaman 1dari 44

KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan yang dimaksud yaitu

tujuan pendidikan nasional yang sudah tentu disesuaikan dengan ciri khas, kondisi dan

potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh karena itu kurikulum disusun

sedemikian rupa oleh satuan pendidikan agar sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada

di daerah masing-masing.

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional Kurikulum Operasional Satuan

Pendidikan (KOSP) dikembangkan mengacu pada kerangka dasar kurikulum dan

struktur kurikulum satuan pendidikan pelaksana Program Sekolah Penggerak

yang ditetapkan oleh Pemerintah. Kurikulum yang dikembangkan menunjukkan

kesesuaian dengan karakteristik daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik.

SMA Negeri 19 Bandung di tahun 2021 merupakan salah satu sekolah

yang diberikan kepercayaan sebagai sekolah pelaksana Program Sekolah

Penggerak (PSP). Program Sekolah Penggerak (PSP) merupakan Program yang

dikeluarkan oleh pemerintah sebagai penyempurna kurikulum sebelumnya.

Dalam menjalankan Program Sekolah Penggerak (PSP) SMA Negeri 19

melibatkan seluruh stakeholder yang ada, termasuk komite sekolah dan

masyarakat. Kurikulum operasional satuan pendidikan disahkan oleh kepala

dinas pendidikan sesuai dengan kewenangannya.

1
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

Dalam kondisi saat ini, yang masih ada dalam masa pandemi Covid 19 dan adanya

Pemberlakuan Pembatasan kegiatan Masyarakat (PPKM), maka dalam penerapan

pembelajaran dilakukan dengan cara pembelajaran dari rumah/ BDR. Adapun

pengembangan kurikulumnya berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki

posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi profil pelajar

pancasila yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,

berkebhinekaan Global, bergotong royong, Mandiri, Bernalar kritis, dan kreatif.

Proses pembelajaran di SMA Negeri 19 Bandung pada tahun ajaran 2021-2022

secara umum menggunakan 2 (dua) kurikulum, untuk kelas X (Fase E) menggunakan

kurikulum Program Sekolah Penggerak (PSP) sedangkan kelas XI dan kelas XII (Fase F)

menggunakan kurikulum 2013. Kesemuanya itu diimplementasikan dalam berbagai

kegiatan baik intrakurikuler dan kstrakurikuler.

Keberhasilan proses pendidikan di SMA Negeri 19 Bandung akan ditunjukan

dengan kemampuan setiap guru di dalam menggali potensi siswa melalui pembelajaran yang

bermakna,yang memberikan kesempatan yang besar kepada siswa untuk berkembang

dengan baik, sehingga menghasilkan lulusan berkualitas yang siap bersaing di dalam

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Berangkat dari keadaan tersebut di atas, sudah barang tentu peningkatan baik dari

segi kualitas maupun kuantitas terus diupayakan agar sesuai dengan apa yang menjadi

tuntutan permendikbud secara ideal sepenuhnya dalam rangka mewujudkan tujuan

pendidikan nasional.

B. Karakteristik KOSP

Kurikulum operasional yang digunakan di satuan pendidikan untuk

pembelajaran dikembangkan dan dikelola oleh satuan pendidikan dengan

2
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

mengacu kepada kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum satuan

pendidikan pelaksana Program Sekolah Penggerak yang ditetapkan oleh

Pemerintah.

Prinsip pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan

sebagai berikut:

1. Berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran harus memenuhi

keragaman potensi, kebutuhan perkembangan, dan tahapan belajar, serta

kepentingan peserta didik. Profil Pelajar Pancasila selalu menjadi rujukan

pada semua tahapan dalam penyusunan kurikulum operasional sekolah;

2. Kontekstual, yaitu menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik

satuan pendidikan dan peserta didik, serta konteks sosial budaya dan

lingkungan;

3. Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang

dibutuhkan dan digunakan di satuan pendidikan. Bahasa yang digunakan

lugas, ringkas, dan mudah dipahami;

4. Akuntabel, yaitu dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan

aktual; dan

5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan, yaitu pelibatan komite

satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan antara lain orang

tua/wali, organisasi, dan masyarakat, di bawah koordinasi dan supervisi

dinas pendidikan.

Komponen kurikulum operasional yang dikembangkan dan digunakan di

satuan pendidikan terdiri atas karakteristik satuan pendidikan, visi, misi, tujuan,

pengorganisasian pembelajaran, rencana pembelajaran, dan pendampingan

evaluasi dan pengembangan profesional. Ketentuan lebih lanjut mengenai

3
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan diatur dalam panduan

yang ditetapkan oleh pimpinan unit utama yang membidangi kurikulum,

asesmen, dan perbukuan.

C. Tujuan Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum Program Sekolah Penggerak (PSP) bertujuan

untuk:

1. Meningkatkan kompetensi dan karakter yang sesuai dengan profil

pelajar Pancasila;

2. Menjamin pemerataan kualitas pendidikan melalui program

peningkatan kapasitas kepala sekolah yang mampu memimpinsatuan

pendidikan dalam mencapai pembelajaran yang berkualitas;

3. Membangun ekosistem pendidikan yang lebih kuat yang berfokus

pada peningkatan kualitas; dan

4. Menciptakan iklim kolaboratif bagi para pemangku kepentingan di

bidang pendidikan baik pada lingkup sekolah, pemerintah daerah,

maupun pemerintah.

Diharapkan dengan adanya mekanisme penyelenggaraan Program

Sekolah Penggerak ini dapat digunakan sebagai acuan bagi para pihak

dalam melaksanakan Program Sekolah Penggerak agar penyelenggaraan

sesuai dengan yang diharapkan.

4
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

D. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4586);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 157, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586) sebagaimana telah

beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun

2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5679);

4. UndangUndang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 102, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 6053);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4941) sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 107, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 6058);

5
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Peraturan Pemerintah

Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);Peraturan

Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 6041);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 193, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6408);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 87,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6676);

6
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

BAB II

KARAKTERISTIK SATUAN PENDIDIKAN

A. Visi dan Misi Satuan Pendidikan

a. Visi Sekolah

Tujuan pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.

Tujuan pengembangan kurikulum di tingkat sekolah sebagai bagian dari tujuan

pendidikan nasional adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak

mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan pada jenjang yang

lebih tinggi.

Visi SMA Negeri 19 Bandung disusun sedemikian rupa dalam rangka meningkatkan

kualitas lulusan melalui perbaikan proses pendidikan seiring dengan perkembangan zaman

yang semakin ketat dalam persaingan.

Visi Sekolah adalah imajinasi moral yang dijadikan dasar atau rujukan dalam

menentukan tujuan atau keadaan masa depan sekolah yang secara khusus diharapkan oleh

Sekolah. Visi Sekolah merupakan turunan dari Visi Pendidikan Nasional, yang dijadikan

dasar atau rujukan untuk merumuskan Misi, Tujuan sasaran untuk pengembangan sekolah

dimasa depan yang diimpikan dan terus terjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya.

Adapun visi SMA Negeri 19 Bandung : Terwujudnya sekolah yang beriman,

bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berbudaya lingkungan, berprestasi,

berwawasan global, mandiri dan kreatif.

Indikator :

7
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

1. Siswa memiliki penghayatan yang dalam dan pengalaman yang tinggi terhadap ajaran

agama (Religi) sehinggan tercipta kematangan dalam befikir dan bertindak.

2. Pembelajaran dalam rangka meningkatkan keterampilan siswa supaya memiliki prestasi

yang dapat dibanggakan, terlaksana secara optimal.

3. Seluruh warga sekolah cinta kebersihan dan keindahan lingkungan

4. Warga sekolah baik guru maupun siswa antusias terhadap perkembangan dan kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Pembelajaran dan bimbingan terlaksana secara Efektif sehingga kecerdasan siswa terus

diasah agar terciptanya kecerdasan intelektual dan emosional yang mantap.

6. Aktifitas dan kreatifitas seluruh komponen sekolah terutama para siswa Optimal

b. Misi Sekolah

Untuk mewujudkan visi yang telah dirumuskan, sekolah merumuskan misi sebagai langkah-

langkah nyata yang harus dilakukan oleh sekolah dalam upaya menyelenggarakan pendidikan

secara professional, inovatif dan selalu berupaya meningkatkan pelayanan dan kepuasan stake

holder. Adapun misi SMAN 19 Bandung adalah :

1. Menumbuhkan penghayatan, pengamalan yang mendalam terhadap ajaran agama sehingga

tercipta kematangan dalam berpikir dan bertindak.

2. Mewujudkan budaya bersih dan indah sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan

melalui gotong royong.

3. Mengoptimalkan pembelajaran dalam rangka meningkatkan prestasi peserta didik baik

akademik maupun non akademik.

4. Menumbuhkan rasa antusias terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Memaksimalkan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga terciptanya peserta

didik yang memiliki kecerdasan intelektual dan emosional.


8
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

6. Mewujudkan peserta didik yang aktif dan kreatif untuk mencapai tujuan sekolah

Untuk mewujudkan misi tersebut disusun strategi sebagai berikut :

1. Strategi Menumbuhkan penghayatan, pengamalan yang mendalam terhadap ajaran

agama

b. Penanaman sikap religius dan kejujuran kepada siswa di dalam berbagai kegiatan

pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas, seperti kewajiban memberikan salam,

Warung kejujuran, program mengunjungi warga yang sakit, diskusi keagamaan dll.

c. Peningkatan kualitas guru dalam memberikan pembimbingan kepada siswa secara

moral melalui pendekatan dan pembinaan personal oleh kepala sekolah.

d. Pemenuhan sarana prasarana ibadah yang memadai, untuk menunjang proses

peningkatan moral siswa, dengan cara swadaya sekolah/bantuan pemerintah.

e. Melaksanakan kegiatan Shalat duha bersama, shalat dzuhur berjamaah, serta program

shalat Jum’at seluruh siswa di sekolah.

f. Menciptakan suasana religius di lingkungan sekolah dengan mengumandangkan ayat-

ayat suci Al-Quran pada pagi hari sebelum bel pelajaran dimulai, mewajibkan semua

siswa membaca ayat-ayat pendek sebelum belajar, membiasakan mengucapkan salam,

memperingati hari-hari besar islam, melaksanakan solat Jumat di sekolah bagi siswa,

dan pengajian bagi siswi, pemberantasan buta huruf Al-Quran dengan memberikan

pelajaran husus di luar jam KBM dsb.

g. Menjadikan sekolah bebas rokok, narkoba dan miras.

9
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

2. Strategi Mewujudkan budaya bersih dan indah sebagai bentuk kepedulian terhadap

lingkungan

a. Menyisipkan nasehat dan informasi dari guru pada setiap saat kegiatan belajar

b. Menugaskan semua untuk mengarahkan kebersihan kelas khususnya yang mengajar di

jam terakhir untuk membimbing piket selama 5 s/d 10 menit.

c. Mengadakan kegiatan jumat bersih dan indah

d. Mengadakan lomba kebersihan

e. Membuat berbagai divisi berkaitan dengan pengelolaan kebersihan, keindahan dan

kebersihan, semuanya dikelola oleh murid.

f. Memelihara lingkungan sekolah dengan menjuarai sekolah berbudaya lingkungan.

g. Mengikuti Lomba sekolah sehat.

3. Strategi Mengoptimalkan pembelajaran dalam rangka meningkatkan prestasi peserta

didik baik akademik maupun non akademik.

a. Melaksanakan kegiatan yang mengaplikasikan system informasi manajemen berbasis

komputer dan kegiatan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi;

b. Mempromosikan keunggulan SMA Negeri 19 Bandung kepada orang tua siswa SMP-

SMP di Kota Bandung dan Kab.Bandung sehingga menarik calon siswa untuk

mendaftar melalui jalur prestasi baik Nilai maupun non Nilai

c. Meningkatkan efektifiras kegiatan MGMP, penataran guru, pelatihan, lokakarya dan

seminar mata pelajaran dan tidak kalah pentingnya peningkatkan kesejahteraan guru.

d. Meningkatkan kualitas administrasi guru mulai dari penentuan KKM, pemetaan,

Silabus, RPP, Sampai dengan Program Remedial Mulai dari kelas XI sampai XII.

10
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

e. Menigkatkan kualitas layanan secara personal pada mata pelajaran oleh setiap guru

mata pelajaran terutama saat terjadi permasalahan.

f. Menyelenggarakan program literasi dan penyediaan buku di setiap pojok sekolah dalam

rangka meningkatkan kegemaran membaca.

g. Menyediakan buku-buku yang relevan dengan kebutuhan siswa dan sesuai dengan

perkembangan jaman dan sesuai dengan SNP.

h. Pemenuhan sarana prasarana pendidikan yang memadai, terutama ruang kelas yang

representatif, bangku dan kursi siswa yang baik, papan tulis yang baik, lampu

penerangan yang cukup dan kebersihan kelas untuk menunjang proses KBM, serta

fasilitas penunjang dan utama lainnya dapat dilakukan dengan cara pembangunan

swadaya sekolah/bantuan pemerintah

i. Bekerja sama dengan instansi atau lembaga lain seperti praktisi pada berbagai bidang,

pebisnis, profesional, dalam upaya memberikan wawasan dan motivasi kepada peserta

didik dengan tujuan agar siswa-siswa SMAN 19 Bandung, lebih siap bersaing di luar.

j. Mengikut sertakan peserta didik dalam lomba – lomba akademis yang diadakan baik

oleh institusi pemerintah ataupun lembaga yang lainnya.

4. Strategi Menumbuhkan rasa antusias terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi

a. Membuat perlombaan pembuatan video kelas yang kemudian di berikan hadiah bagi

kelas yang menjadi kelas terbaik.

b. Pembelajaran dengan menggunakan media yang menarik bagi peserta didik.

c. Memberikan penugasan kepada peserta didik dan selanjutnya tugas tersebut di bagikan

ke dalam media sosial.

d. Melakukan pendampingan kepada tenaga pendidik tentang pengunaan media

pembelajaran berbasis digital.

11
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

e. Memanfaatkan media sosial dalam pembelajaran

5. Strategi Memaksimalkan pembelajaran dan bimbingan secara efektif.

a. Meningkatkan proses pendampingan oleh kepala sekolah terhadap guru dalam hal

proses pembelajaran.

b. Meningkatkan frekwensi dan kualitas MGMP sekolah sebagai wahana di dalam

memecahkan berbagai permasalahan pembelajaran dengan basis lessons study minimal

satu kali kunjungan setiap guru dengan diskusi, dan memberikan laporan.

c. Mengikut sertakan diklat yang bersifat fungsional bagi guru dan struktural bagi tenaga

kependidikan serta menyampaikan hasil diklat kepada guru-guru dan tata laksana.

d. Mendorong para guru agar melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi terutama

bagi guru yang masa kerjanya masih lama. Diantaranya dengan mencari informasi

beasiswa bagi guru.

e. Menyelenggarakan IHT pada bidang proses pembelajaran

f. Menyelenggarakan kegiatan evaluasi rutin setiap bulan untuk melihat perkembangan

kemajuan khususnya dalam professionalisme pendidik dan tenaga kependidikan.

6. Mewujudkan peserta didik yang aktif dan kreatif untuk mencapai tujuan sekolah

a. Memberikan penugasan yang membangun kreatifitas peserta didik

b. Melatih public speaking pada peserta didik dan di ikutsertakan dalam kegiatan lomba

debat bahasa

c. Dalam pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan

pendapatnya

d. Memberikan proyek kepada peserta didik dalam pembelajaran tiap mata pelajaran.

12
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

c. Tujuan SMA Negeri 19 Bandung.

Tujuan sekolah diarahkan kepada pencapaian tujuan pendidikan nasional yaitu

meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk

hidup mandiri dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sejalan dengan tujuan

pendidikan nasional dan Visi sekolah, maka SMA Negeri 19 Bandung mempunyai tujuan yaitu :

1. Terwujudnya suasana pergaulan sehari-hari yang berlandaskan keimanan dan ketaqwaan.

2. Terwujudnya sekolah berkarakter melalui kegiatan keagamaan.

3. Terwujudnya budaya disiplin dari seluruh warga sekolah.

4. Terwujudnya sekolah aman, nyaman dan menyenangkan.

5. Terwujudnya sekolah sehat melalui Gerakan Untuk Sekolah Sehat (GEULIS)

6. Terwujudnya lingkungan sekolah yang bersih, indah, resik dan asri.

7. Meningkatkan jumlah lulusan yang diterima di Perguruan Tinggi negeri maupun swasta.

8. Perolehan Nilai Ujian Sekolah rata-rata naik dan memenuhi standar kelulusan.

9. Meningkatkan kualitas peserta didik agar mampu bersaing di tingkat lokal maupun global.

10. Memiliki kegiatan ekstrakurikuler yang berprestasi di segala bidang.

11. Terwujudnya manajemen sekolah yang transparan, partisipatif, melibatkan seluruh warga

sekolah dan kelompok kepentingan yang terkait.

13
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

BAB III

PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN

A. Struktur kurikulum

Struktur kurikulum merupakan pengorganisasian atas capaian

pembelajaran, muatan pembelajaran, dan beban belajar. Pemerintah mengatur

muatan pembelajaran wajib beserta beban belajarnya. Satuan pendidikan

dan/atau Pemerintah Daerah dapat menambahkan muatan tambahan sesuai

kebutuhan dan karakteristik satuan pendidikan dan/atau daerah.

Pembelajaran dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama, yaitu:

A. pembelajaran reguler atau rutin yang merupakan kegiatan intrakurikuler;

dan

B. projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Kegiatan pembelajaran reguler untuk setiap mata pelajaran mengarah pada

capaian pembelajaran dan profil pelajar Pancasila. Pembelajaran berbasis projek

dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila diselenggarakan untuk

menguatkan upaya pencapaian profil pelajar Pancasila.

Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila diatur

sebagai berikut:

a. dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah;

b. tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu,

sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran;

c. merupakan kegiatan pembelajaran yang lebih fleksibel, tidak terpaku pada

jadwal belajar seperti kegiatan reguler, serta lebih banyak melibatkan

lingkungan dan masyarakat sekitar dibandingkan pembelajaran reguler; dan

d. peserta didik berperan besar dalam menentukan strategi dan aktivitas


14
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

projeknya, sementara guru berperan sebagai fasilitator.

Muatan lokal yang ditetapkan di SMAN 19 Bandung berdasarkan kebijakan pemerintah

daerah adalah mata pelajaran bahasa sunda dengan strategi penerapan bahwa muatan lokal

merupakan mata pelajaran untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas

dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya sudah dikelompokan ke dalam

mata pelajaran umum.

SMA Negeri 19 Bandung mengalami perubahan kurikulum yang cukup

signifikan dibandingkan dengan Kurikulum 2013. Struktur kurikulum SMA

terdiri atas dua fase yaitu:

1. Fase E untuk Kelas X;

2. Fase F untuk Kelas XI dan Kelas XII.

Di Kelas X, peserta didik akan mengikuti mata pelajaran yang sama dengan di

SMP yaitu mata pelajaran umum. Mulai Kelas XI, peserta didik sudah menentukan

mata pelajaran pilihan sesuai minat dan bakatnya. Adapun pengorganisasian

pembelajaran IPA atau IPS sebagai berikut;

a. Mengajarkan muatan IPA atau IPS secara terintegrasi. Misalnya dalam

mata pelajaran IPA, untuk capaian pembelajaran muatan pelajaran Fisika,

Kimia, dan Biologi dipadukan dalam satu tema sehingga menjadi

pembelajaran berbasis tema, pembelajaran berbasis masalah (problem-

based learning), atau unit inkuiri lainnya;

b. Mengajarkan muatan IPA atau IPS secara bergantian dalam blok waktu yang

terpisah. Misalnya peserta didik mempelajari muatan pelajaran Fisika

terlebih dahulu sampai dengan selesai, kemudian muatan pelajaran Kimia

sampai dengan selesai, dan dilanjutkan muatan pelajaran Biologi sampai

dengan selesai, atau dengan urutan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan

15
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

sekolah. Kemudian setelah semua muatan pelajaran (Fisika, Kimia, dan

Biologi) selesai dipelajari, diikuti dengan unit pembelajaran inkuiri yang

mengintegrasikan muatan pelajaran IPA tersebut; atau

c. Mengajarkan muatan IPA atau IPS secara paralel, dengan jam pelajaran

terpisah seperti mata pelajaran yang berbeda-beda, kemudiaan diikuti dengan

unit pembelajaran inkuiri yang mengintegrasikan muatan-muatan pelajaran

IPA atau IPS tersebut.

d. Proporsi beban belajar untuk SMA terbagi menjadi dua , yaitu:

a. Pembelajaran intrakurikuler; dan


b. Projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 25% sampai
dengan sekitar 33% total JP per tahun.

Tabel 3. Struktur Kurikulum SMA Kelas X

Alokasi waktu mata pelajaran SMA Alokasi per Projek (minimal TOTAL
Kelas X tahun 25% dari total JP PER
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (minggu) per tahun) TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi 72 (2) 36 (33%) 108
Pekerti*
Pendidikan Pancasila dan 54 (2) *** 18 (25%) 72
Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 (25%) 144
Matematika 108 (3) 36 (25%) 144
Ilmu Pengetahuan Alam: 216 (6) 93 (30%) 309
Fisika, Kimia, Biologi
Ilmu Pengetahuan Sosial: Sosiologi,
Ekonomi, Sejarah, Geografi 288 (8) 123 (30%) 411
Bahasa Inggris 54 (2) *** 18 (25%) 72

PJOK 72 (2) 36 (33%) 108


Informatika 72 (2) 36 (33%) 108
Pilihan minimal 1:
o Seni Musik
o Seni Rupa
o Seni Teater 54 (2) *** 18 (25%) 72
o Seni Tari
o Prakarya
Muatan Lokal 72 (2) ** - 72**
Total: 1098 (33) 450 1548
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama/kepercayaan masing-masing.
** Maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun.

16
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

*** Pembelajaran reguler tidak penuh 36 minggu untuk memenuhi alokasi projek (27 minggu untuk
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Bahasa Inggris, serta Seni dan Prakarya).
**** Satu JP beban belajar di SMA adalah 45 menit.

B. Rencana Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Prinsip

pembelajaran sebagai berikut:

1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap

perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai

dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan

perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran

menjadi bermakna dan menyenangkan;

2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun

kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat;

3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan

karakter peserta didik secara holistik;

4. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai

konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang

tua dan komunitas sebagai mitra; dan

5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.

C. Pengaturan Beban Balajar

Beban belajar di SMA Negeri 19 Bandung memuat beban belajar wajib (muatan

nasional) dan beban belajar tambahan. Pengaturan beban belajar dan muatan

pembelajarannya diatur sebagai berikut.

17
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

Muatan
Beban Pengaturan
Pembelajaran
Belajar
 Beban belajar ini memuat semua mata
pelajaran yang bersifat nasional.
Wajib  Materi pembelajaran setiap mata
pelajaran mengacu pada Capaian
1. Intrakurikuler Pembelajaran.
 Diatur dalam kegiatan regular.
 Memuat mata pelajaran Bahasa Daerah
Tambahan (Bahasa Sunda) yang sesuai karakterisrik
Provinsi Jawa Barat.
 Diatur dalam kegiatan reguler.
 Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Wajib  Muatan pembelajaran mengacu pada 7 tema
2. Proyek projek profil pelajar Pancasila.
 Diatur dalam kegiatan projek.
Wajib  Kepramukaan
 Memiliki muatan yang menjadi kebutuhan
3. Ekstrakurikuler Tambahan dan karakteristik SMA Negeri 19 Bandung.
 Diatur dalam kegiatan di luar kegiatan regular
dan projek.

D. Pengorganisasian pembelajaran Intrakurikuler dan proyek

Pengorganisasian pembelajaran intrakurikuler dan proyek di SMA Negeri 19

Bandung, pada Fase E, diantaranya:

1. Sistem Sistem penerapan masing-masing mata pelajaran dalam kegiatan

pembelajaran dilaksanakan dalam sistem regular dengan melibatkan seluruh mata

pelajaran

2. Semua mata pelajaran pada Fase E diintegrasikan dengan proyek penguatan Profil

Pelajar Pancasila dengan prosentasi proyek 25%-30%

3. Penerapan proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila bersifat integrasi dengan lebih

dari dua mapel sesuai dengan tema yang ditetapkan.

18
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

4. Total Alokasi waktu satu minggu 36 JP untuk intrakurikuler dan proyek penguatan

Profil Pelajar Pancasila.

Untuk pengorganisasian Pembelajaran intrakurikuler bisa dilihat pada tabel dibawah

ini!

19
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

E.

E.

E.

E.

E.

E.

E.

E.

E.

E.

E.

E.

E.

E.

E.

E.

E.

E.

E.

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu

untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya.

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis

projek (project-based learning), yang berbeda dengan pembelajaran berbasis projek dalam
20
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

program intrakurikuler di dalam kelas. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal,

struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interakif dan juga terlibat

langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil

Pelajar Pancasila.

Penerapan Proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila pada intrakurikuler

terintegrasi pada semua mata pelajaran pada fase E. Proyek penguatan Profil Pelajar

Pancasila terintegrasi pada mata pelajaran dalam bentuk kegiatan proyek. Proyek

penguatan Profil Pelajar Pancasila implementasinya dilakukan secara lintas mata pelajaran

dengan tema tertentu yang sudah ditentukan oleh sekolah.

Tema yang dipilih sebagai Proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMA

Negeri 19 Bandung adalah sebagai berikut :

No TEMA Mata pelajaran yang


terintegrasi

1 Bhineka Tunggal Ika  Bhs. Indonesia


 PPKn
 Sejarah
 Seni
 P. Agama dan Budi
Pekerti
 Bahasa Inggris
 Informatika
2 Kewirausahaan  B. Inggris
 PJOK
 Kimia
 Ekonomi
 Fisika
 Matematika
 Biologi
 Bahasa Indonesia
3 Gaya hidup berkelanjutan  Kimia
 Geografi
 Sosiologi
 Bahasa Indonesia

21
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

 PPKn
 Seni Budaya
 Informatika

Berikut ini timeline kegiatan proyek penguatan profil pelajar pancasila pada Fase E

Jadwal Pembelajaran Projek kelas X dapat dilihat pada tabel di bawah ini

22
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Sekolah : SMA Negeri 19 Bandung Tema Projek :

Fase / Semester : E/1 Sub Tema :

23
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

Alokasi Waktu :

A.Kegiatan Pembelajaran
1.Kegiatan Pendahuluan
Setiap awal pertemuan pada kegiatan projek:
a. Guru dan peserta didik melakukan do’a awal pelajaran.
b. Guru menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis dengan memberikan motivasi.
c. Guru memberikan pertanyaan pada peserta didik tentang materi sebelumnya, yaitu terkait
materi yang akan dipelajari.
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
e. Guru menyampaikan garis besar cakupan kegiatan dan teknik penilaian yang akan dilakukan.

24
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

Sedangkan, proses penilaian mengacu pada rubrik penilaian projek seperti gambar di bawah ini.

25
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

F. Asesmen

Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan

informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Prinsip

asesmen sebagai berikut:

1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran,

fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik,

sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua agar

dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran

selanjutnya;

2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen

tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu

pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran;

3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat

dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar dan

menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya;

4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat

sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat

tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak

lanjut; dan

5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga

kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk

meningkatkan mutu pembelajaran.

26
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

Dalam pelaksanaannya SMA Negeri 19 Bandung, menerapkan 3 macam asesmen:

1. Asesmen Diagnostik

Asesmen diagnostik terbagi kedalam dua kategori yaitu asesmen diagnostik

kognitif dan non-kognitif. Kedua asesmen ini dilakukan untuk mengidentifikasi

kemampuan awal siswa, mengenali gaya belajar, mengetahui latar belakang dan

kondisi psikologis siswa selama melaksanakan proses pembelajaran.

2. Asesmen Formatif

Asesmen formatif dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran dan kemampuan siswa selama proses pembelajaran.

3. Asesmen Sumatif

Asesmen sumatif dilakukan di akhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian

kompetensi dari proses pembelajaran.

Hasil asesmen ini kemudian diolah dengan tujuan untuk memperoleh informasi hasil

belajar yang telah dicapai oleh peserta didik dalam kurun waktu yang akan disajikan

pada laporan kemajuan belajar. Selain itu juga untuk memetakan kekuatan dan

kelemahan peserta didik untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar pembagian umpan

balik.

27
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

Detail tentang asesmen bisa dilihat ditabel dibawah ini !

Pelaksanaan asesmen formatif dilakukan dengan memperhatikan hal berikut :

• Dilaksanakan bersamaan dalam proses pembelajaran yang kemudian ditindaklanjuti untuk

memberi perlakuan berdasarkan kebutuhan peserta didik serta perbaikan proses

pembelajaran.

• Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik observasi, performa (kinerja, produk, proyek,

portofolio) maupun tes.

• Tindak lanjut yang dilakukan dengan memberikan umpan balik atau melakukan intervensi.

Pelaksanaan asesmen sumatif dilakukan dengan memperhatikan hal berikut :

• Sumatif dilakukan pada akhir lingkup materi untuk mengukur kompetensi yang

dikehendaki dalam tujuan pembelajaran dan pada akhir semester.

28
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

• Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik seperti portopolio, performa (kinerja, produk,

proyek, portofolio) maupun tes.

• Hasil sumatif dapat ditindaklanjuti dengan memberikan umpan balik atau melakukan

intervensi kepada peserta didik maupun proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil asesmen formatif dan

sumatif untuk dijadikan nilai rapor. Seluruh hasil asesmen formatif dan sumatif berupa

angka diolah menjadi nilai akhir.

FORMAT PENILAIAN FORMATIF DAN SUMATIF

29
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

G. Standar Ketuntasan, Remedial dan Pengayaan

a. Standar Ketuntasan

Setiap pendidik akan menggunakan alur tujuan pembelajaran dan modul ajar yang

berbeda, oleh sebab itu untuk mengidentifikasikan ketercapaian tujuan pembelajaran

yang berbeda ini maka dibuatlah Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

(KKTP) yang harus dipenuhi peserta didik untuk bisa melanjutkan pada fase

berikutnya. Adapun standar minimum Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

(KKTP) yang di tetapkan untuk fase E di SMA Negeri 19 Bandung adalah 65.

b. Remedial

Setelah Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) ditentukan, kemudian

peserta didik yang belum mencapai Kriteria Ketercapaian Tujuan

Pembelajaran (KKTP) berarti belum tuntas, wajib mengikuti program

remedial, sedangkan peserta didik yang sudah mencapai Kriteria

Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) minimal dinyatakan tuntas dan dapat

diberikan pengayaan.

• Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi

peserta didik yang belum mencapai Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

(KKTP) minimal dalam satu Tujuan Pembelajaran tertentu. Pembelajaran

remedial diberikan segera setelah peserta didik diketahui belum mencapai

Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) minimal.

• Pelaksanaan pembelajaran remedial disesuaikan dengan jenis dan tingkat

kesulitan peserta didik yang dapat dilakukan dengan cara:

a) Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada

beberapa anak yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga

memerlukan bimbingan secara individual. Bimbingan yang diberikan

30
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang dialami oleh peserta didik

dengan menggunakan media whatsapp.

b) Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam

pembelajaran klasikal ada beberapa peserta didik yang mengalami

kesulitan sama dengan menggunakan aplikasi zoom

c) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda

dengan pemberian video

b. Pengayaan

Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta

didik yang telah melampaui Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)

minimal. Fokus pengayaan adalah pendalaman dan perluasan dari Tujuan Pembelajaran

yang dipelajari. Pengayaan biasanya diberikan segera setelah peserta didik diketahui telah

mencapai Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) minimal berdasarkan hasil

Asesmen Formatif. Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali, tidak

berulang kali sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya

tidak diakhiri dengan penilaian.

H. Kriteria Kenaikan Kelas

Setiap peserta didik harus memenuhi standar ketuntasan untuk setiap mata

pelajaran sesuai dengan jenis penilaian pada fase E. Berikut kriteria kenaikan kelas

yang diterapkan di SMA Negeri 19 Bandung dengan mempertimbangkan hal-hal

sebagai berikut :

 Laporan Kemajuan Belajar melalui nilai Rapor

 Laporan Pencapaian Projek Profil Pelajar Pancasila

 Tingkat Kehadiran selama pembelajaran mencapai 85 %


31
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

I. Pengembangan Diri

Kegiatan Pengembangan Diri, Pengembangan diri merupakan kegiatan

pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah.

Pengembangan diri dilaksanakan melalui kegiatan layanan konseling yang berkenaan

dengan masalah pribadi, kehidupan sosial, kesulitan belajar dan pengentasan krisis peserta

didik. diri dibagi kedalam 3 kegiatan pokok yaitu:

 Pengembangan diri di bidang akademis oleh guru mata pelajaran.

 Pengembangan diri yang dilakukan oleh guru BK melalui layanan penempatan

berkaitan dengan akademik yaitu penggalian potensi siswa untuk disalurkan sesuai

minat, bakat, serta potensi dengan penjurusan, dan Pengembangan diri melalui layanan

konseling meliputi, masalah pribadi, sosial, belajar dan pengembangan karier.

 Pengembangan diri melalui kegiatan Ekstra Kurukuler adalah penggalian/penelusuran

bakat, minat, dan potensi yang dimiliki siswa yang dilakukan oleh guru BK, melalui

kegiatan : pendataan minat siswa, demo ekskul, pendaftaran, pelayanan dan hasilnya

dikoordinasikan dengan pelatih/pembimbing ektrakuriukuler dalam penempatan siswa

sesuai dengan minat dan bakatnya.

J. Bimbingan Konseling (BK)

Strategi pelaksanaan layanan dasar dapat dilakukan baik melalui kontak langsung

maupun tidak langsung. Strategi ini dapat dilakukan melalui pelayanan klasikal, orientasi,

informasi, bimbingan kelompok, dan pelayanan pengumpulan data. Masing-masing

strategi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut;

a) Bimbingan Klasikal

32
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

Bimbingan klasikal adalah proses memfasilitasi perkembangan konseli (peserta didik)

dengan cara melakukan kontak langsung di kelas secara terjadwal dalam bentuk

diskusi kelas atau brain storming (curah pendapat).

Tujuan bimbingan klasikal adalah sebagai berikut memfasilitasi konseli menemukan

alternatif pemecahan masalah, menjaga diri agar tidak bermasalah, dan menemukan

alternatif pengembangan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki, memfasilitasi

konseli memperoleh penguatan atas perilaku positif yang dilakukannya, dan

memfasilitasi konseli agar dapat mengembangkan potensi, tanggung jawab, hubungan

interpersonal, motivasi, komitmen, daya juang serta pengembangan karir.

b) Layanan Orientasi

Layanan orientasi adalah suatu kegiatan yang memungkinkan konseli dapat

memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, iklim, dan budaya sekolah.

Melalui layanan orientasi peserta didik diharapkan mengenal lingkungan, personel

sekolah (Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dewan guru, pegawai tata usaha,

petugas laboratorium, petugas perpustakaan, pengurus OSIS, dan lain-lain), kegiatan

di sekolah, dan budaya sekolah tempat siswa belajar.

c) Layanan Informasi

Layanan informasi adalah pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang

bermanfaat bagi konseli melalui komunikasi langsung maupun tidak langsung.

Layanan informasi bertujuan membantu peserta didik memperoleh informasi yang

berkenaan dengan pribadi, sosial, belajar, dan karir.

d) Layanan Pengumpulan Data

Layanan pengumpulan data adalah kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi

tentang konseli dan faktor-faktor yang terkait dengan perkembangan melalui proses

assesmen baik menggunakan instrumen tes maupun non-tes. Tujuan layanan

33
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

pengumpulan data adalah menghimpun berbagai data peserta didik yang dapat

djadikan rujukan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling.

Adapun alat pengumpul data / instrumen adalah sebagai berikut : 1) Tes Inteligensi 2)

Tes Bakat, 3) Inventori Minat Karir, 4) Inventori Kreativitas, 5) Inventori kepribadian,

6) Inventori Hubungan Sosial, 7) Inventori Tugas Perkembangan, 8) Sosiometri, 9)

Alat Ungkap Masalah, 10) Tes Hasil Belajar, 11) Tes Diagnostik, 12) Instrumen

assesmen lainnya baik hasil pengembangan pribadi maupun hasil pengembangan

pribadi.

e) Layanan Responsif

Layanan responsif adalah layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki kebuthan

atau masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera. Layanan ini bertujuan

untuk membantu para siswa dalam memiliki kebutuhan yang dirasakan pada saat ini,

atau para siswa yang dipandang mengalami hambatan (kegagalan) dalam

menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Selain itu juga bertujuan membantu

para pesera didik agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang

dihadapinya, baik berupa hambatan atau kegagalan dalam mencapai tugas-tugas

perkembangannya. Indikator dari kegagalan itu berupa ketidakmampuan untuk

menyesuaikan diri atau perilaku yang bermasalah (maladjustment).

Adapun jadwal layanan yang dilaksanakan oleh bimbingan konseling di SMA Negeri 19

Bandung tertulis dalam table berikut ini :

34
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

No Jenis Kegiatan Jadwal Pelaksanaan/Bulan


7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
I. Persiapan
1. Pembagian tugas guru bimb X X
2. Konsultasi Program X X
3. Pengadaan sarana dan prasarana X X
4. Anggaran biaya pelaksanaan BK X X

II. Layanan BK
1. Layanan Dasar X X
a. Bimbingan Klasikal X X X X X X X X X X
b. Bimbingan Kelompok X X X X X X X
c. Papan Bimbingan X X X X X X X X X X X X
d. Pengembangan media BK X X X X X X X X X X X X
e. Leafleat X X X X X X X X X X X X
2. Layanan Responsif Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö
1. Konseling Individual Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö
2. Konseling Kelompok Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö
3. Konsultasi Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö
4. Konfrensi Kasus Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö
5.Advokasi Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö
7. Kotak Masalah/email Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö
3. Peminatan dan Perencanaan Individual Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö
4. Dukungan Sistem Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö
a. Melaksanakan dan Menindaklanjuti X X X
assesmen, angket gaya belajar
No Jenis Kegiatan Jadwal Pelaksanaan/Bulan
7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
b. Kunjungan Rumah Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö
c. Menyusun dan melaporkan program BK Ö Ö
d. Membuat Evaluasi Ö Ö
e. Melaksanakan administrasi BK Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö
f. Pengembangan Keprofesian Konselor Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö
IV. Kerjasama Lembaga Psikologi (Psikotes) Ö Ö
V. Kerjasama Lembaga Pendidikan Tinggi Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö
(PTN,PTS,LuarNegeri)dalam hal presentasi
pendaftaran kolektif dan penyelenggara tes
VI Career day Ö
VII Kunjungan Kampus Ö
VI Pengembangan diri Guru BK/Konselor Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö
(Diklat,seminar,Workshop,MGBK,dll)
Keterangan :
X = Rutin
Ö = Insidental/sesuai kebutuhan

K. Ekstrakurikuler

Kegiatan pengembangan diri dan kreatifitas siswa dilaksanakan melalui kegiatan

ekstra kurikuler. Mekanisme pamilihan Ekstrakulikuler bagi peserta didik baru tahun

ajaran 2021-2022 di SMA Negeri 19 Bandung berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Hal ini diakibatkan adanya wabah Covid-19, dimana peserta didik baru tidak dapat

bertemu /bertatap langsung dengan pengurus-pengurus / anggota Ekskul untuk

diperkenalkan ekstrakulikulernya dengan melalui kegiatan Demo Ekskul.

Demo Ekskul hingga pendataan dilakukan secara on line oleh masing-masing

Ekskul dibawah arahan dan pengawasan Pembina Harian OSIS dan Koordinator

35
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

Ettrakulikuler dengan pelaksanaanya OSIS dengan pengurus masing-masing Ekskul,

adapun penjadwalan sebagai berikut :

TANGGAL KETERANGAN
NO KEGIATAN
PELAKSANAN (Pelaksana)

Pengarahan bentuk kegiatan demo Dihadiri oleh Para Ketua


1 6 Juli 2021
Ekskul oleh OSIS Ektrakulikuler

Dilakukan oleh anggota


Proses pembuatan video Demo
2 12-15 Juli 2021 Ekskul dibawah pengawasan
Ekskul
Pembina

Oleh pengurus
3 16 Juli 2021 Pengiriman Video
Ektrakulikuler

Kegiatan Demo Ekskul secara


4 22 Juli 2021 Panitia MPLS
Virtual dan pemberian file form

5 24-26 Juli 2021 Pendaftaran sebagai peserta Ekskul Pengurus Ekskul

6 30 Juli 2021 Penerimaan / Pendataan Anggota Pengurus Ekskul

Setiap peserta didik kelas X diwajibkan memilih salah satu kegiatan

ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 19 Bandung, kelas XI diperbolehkan

mengikuti kegiatan ekstrakuler yang ada, sedang untuk kelas XII karena harus

berkonsetrasi menghadapi Ujian Sekolah tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler dibawah pembinaan dan pengawas guru

pembina dan seorang pelatih yang ditugaskan oleh Kepala Sekolah. Adapun jadwal

Ekstrakulikuler di SMA Negeri 19 Bandung adalah sebagai berikut :

36
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

JADWAL EKSTRAKURIKULER SMA NEGERI 19 BANDUNG


TAHUN AJARAN 2021-2022

NAMA HARI
NO KET
EKSTRAKULIKULER SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
1 Pramuka
2 Paskibra
3 PMR
4 Wigwam
Selama
5 Jurnalistik
PADEMI
kegiatan
6 Distorsi & Angklung Latihan
EKSKUL
dilakukan
7 Tari secara
Virtual
8 Seni Rupa & Potret
9 Zerutoki & DC
Mading &
10
Musikalisasi
11 Basket & NEC
12 GOV & Bigband
Taekwondo &
13
Karate

L. Pendidikan Kecakapan Hidup (Kecakapan Abad XXI)

a. Implementasi Kecakapan Abad 21

SMA Negeri 19 Kota Bandung memberikan pendidikan kecakapan hidup, yang

mencakup kecakapan kepribadian, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan

kecakapan vokasional, secara terintergasi/terpadu dalam mata pelajaran, kegiatan

pengembangan diri maupun muatan lokal. Implementasi kecakapan hidup dalam


37
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

bentuk pembelajaran yang berpusat kepada siswa (Student Centre). Di antara

kecakapan hidup dalam bentuk vocasional yang diberikan adalah ekstrakurikuler

kewirausahaan.

Penanaman keteladanan dan pembiasaan dalam bentuk kepramukaan, paskibra,

PMR, Jumat berkah, pembiasaan membaca doa sebelum belajar, sholat dhuha

bersama, sholat jumat, dan tadarus Al Quran.

b. Program pengembangan budaya sekolah.

SMA Negeri 19 Bandung mengembangkan :

a. Budaya 4AT. (Jumat sehat, Jumat Tilawat, Jumat Qiraat, Jumat sholawat).

b. Budaya Jumat berkah.

c. Senyum, sapa, salam, sopan, santun.

d. Pengembangan Adiwiyata melalui program Geulis (Gerakan Untuk

Lingkungan Sekolah Sehat).

M. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

a. Keunggulan lokal

Sekolah sebagai bagian dari masyarakat dan berada di tengah masyarakat

mempunyai tugas dan tanggung jawab ikut mempertahankan, meningkatkan,

serta melestarikan budaya lokal/kearifan lokal, agar mampu menghasilkan lulusan

yang sesuai dengan apa yang di amanatkan dalam undang undang sisdiknas dan

juga yang tidak melupakan akar budaya lokal/kearifan lokal, sehingga mereka

menjadi manusia yang mempunyai jati diri bangsa.

Pendidikan muatan lokal yaitu kegiatan kurikuler untuk mengembangkan

kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, muatan lokal

yang ada di SMA Negeri 19 Bandung ini adalah mata pelajaran Bahasa sunda.

38
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

b. Keunggulan Global

Untuk mengantisipasi globalisasi dan pasar bebas SMA Negeri 19 Bandung

menyiapkan dan membekali siswa dan guru, sebagai berikut:

Siswa :

Menyiapkan dan membekali siswa dengan berbagai aktifitas berikut :

1) Bidang akademis, mengadakan pemantapan

2) Pengayaan intensif bagi siswa berprestasi sangat baik.

3) Pelatihan ekstra kurikuler yang profesional.

4) Membekali siswa dengan kemampuan Teknologi Informasi dan komunikasi

5) Memberikan kegiatan literasi

Guru :

1) Mengikutsertakan dalam kegiatan pelatihan, workshop, penataran, seminar,

lokakarya, IHT, baik lokal, regional, maupun nasional.

2) Mengadakan study banding kesekolah sekolah yang sudah maju.

3) Mengundang nara sumber untuk pelatihan guru.

4) Mengikutsertakan guru dalam kegiatan perlombaan, terutama olimpiade baik

lokal, regional, maupun nasional.

5) Mengadakan pendalaman keagamaan dengan mendatangkan nara sumber dari

luar.

6) Optimalisasi MGMP

Pelatihan IT untuk mengikuti perkembangan pembelajaran serta

perkembangan sistem informasi kedinasan.

39
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

BAB IV

PENDAMPINGAN, EVALUASI DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL

PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK (PSP)

A. Pendampingan

Bentuk Strategi Pendampingan Waktu SDM yang Ketengan


Pendampingan terlibat
(1) Dilakukan secara Secara  Kepala Dikemas
1. Pengembangan periodik dan kontinu. periodik: Cabang dalam bentuk
CP, ATP dan (2) Dibentuk tutor dari Mingguan Dinas kinerja Guru/
Modul ajar guru-guru yang lebih  Kepala SKP
cepat memahami. Sekolah
(3) Tutor akan  Pengawas
1.2. Pembuatan didampingi oleh Sekolah Dan juga
Assesmen Kepala Sekolah,  Nara dalam bentuk
Diagnostik non Wakasek Kurikulum/ Sumber Workshop
kognitif dan Guru Inti dan/atau dari luar berkelanjutan.
kognitif Pengawas Sekolah-
Nara Sumber.
3. Strategi
Mengajar

Tutor akan mendampingi  Nara


4. Pengembangan beberapa guru terutama sumber
Literasi Digital satu mapel. dari guru
(1) Pendampingan
dilakukan minimal
satu minggu satu kali.
(2) Bagi guru yang
pemahamanya lambat
akan didampingi oleh
Pengawas.

40
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

B. Evaluasi

Bentuk Strategi Pendampingan Waktu SDM yang Ketengan


Pengembangan terlibat
1. Evaluasi (1) Validasi Tanggal  Pengawas Berkala tiap
Perencanaan Administrasi 15-25 tiap Sekolah bulan dan
Pembelajaran Pembelajaran oleh bulan  Kepala kontinu
Pengawas, Kepala Sekolah
Sekolah, atau Guru  Guru Inti di
Inti Sekolah sekolah
(2) Guru-guru yang
memiliki Perangkat
Administrasi
pembelajaran
sudah kategori
bagus .dikoordinir
untuk menjadi
TIM validasi bagi
Perangkat
Administrasi guru
lain
(3) Validasi
Perangkat
Administrasi
menyeluruh
(4) Guru yang belum
menyelesaikan
Perangkat
administrasi
dilakukan
pendampingan
khusus
2. Evaluasi (1) Validasi Minimal 1  Pengawas Semua guru
Pelaksanaan Kelengkapan dan kali tiap Sekolah akan
Pembelajaran Pemahaman guru dalam  Kepala dievaluasi
Rencana 1 semester. Sekolah pembelajaran
Pembelajaran  Guru Senior nya setiap
(2) Supervisi Mengajar semester
oleh Pengawas
Sekolah/ Kepala
Sekolah/ Guru
Senior
(3) Pembinaan Kepala
Sekolah
41
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

berdasarkan hasil
Supervisi
(4) Tindak lanjut
evaluasi
(5) Evaluasi oleh Juni  Siswa Minimal 1
peserta didik  OSIS kali dalam 1
(6) Evaluasi oleh Desember  Orang tua semester
orang tua
3. Evaluasi (1) Evaluasi Analisis Mei-Juli  Kepala Setiap tahun
Kurikulum Konteks: setiap Sekolah
Operasional Karakteristik SMA tahun  Tenaga
Sekolah Negeri 19 Pendidik
Bandung.  Pengawas
(2) Evaluasi Sekolah
Pengoganisasian
Pembelajaran
(3) Evaluasi Kalender  Komite
Pendidikan Sekolah

(4) Evaluasi Visi, Misi, Mei-Juni  Kepala Selama 4-5


dan Tujuan Dalam 4-5 Sekolah tahun atau
Sekolah tahun  Tenaga jikan
Pendidik dipandang
 Tenaga diperlukan
Kependidikan
 Pengawas
Sekolah
 Komite
Sekolah
 Praktisi
Pendidikan

C. Pengembangan Keprofesionalan

Bentuk Strategi Waktu SDM yang Ketengan


Pengembangan Pendampingan terlibat
1. Pengembangan (1) IHT tingkat  Awal  Kepala 2 – 4 kali
Kompetensi Sekolah secara Tahun Cabang dalam 1 tahun
Perencanaan berkala Pelajaran Dinas
Pembelajaran (2) Workshop tingkat  Awal  Kepala
2. Pengembangan Sekolah secara Semester Sekolah
Kompetensi berkala. Genap  Pengawas
dalam (3) Penugasan pada  Libur Sekolah
42
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

Pengajaran kegiatan MGMP Semester  Nara


tingkat Kota Sumber
(4) Penugasan untuk dari luar
3. Pengembangan mengikuti IHT,  Nara
Kompetensi Workshop, atau sumber
dalam yang lain yang dari guru
Penilaian diselenggarakan
Dinas maupun
Swasta
(1) Mengundang Menyesuaikan  Nara Menyesuaikan
Dosen yang sesuai Sumber
Mata Pelajaran dari luar
(2) Penugasan pada
kegiatan MGMP
4. Pengembangan
tingkat Kota
Kompetensi
(3) Penugasan untuk
Keilmuan
mengikuti IHT,
Mata pelajaran
Workshop, atau
yang lain yang
diselenggarakan
Dinas maupun
Swasta

43
KURIKULUM OPERASIONAL SMA NEGERI 19 BANDUNG

BAB V
PENUTUP

Kurikulum Operaional Satuan Pendidikan (KOSP) SMA Negeri 19

Bandung yang telah tersusun ini akan menjadi pedoman bagi sekolah dan menjadi

acuan seluruh stake holders sekolah selama 1 tahun ajaran 2021/2022. Sesuai

dengan tuntutan penjaminan sekolah SMA, maka penyesuaian-penyesuaian akan

terus dilakukan terutama pada proses penyesuian dan penyempurnaan Kurikulum

Program Sekolah Pengerak.

Sejalan dengan harapan di atas, maka dukungan dari berbagai pihak

akan terus dibutuhkan demi Penyempurnaan Kurikulum Program sekolah

Penggerak ini. Tanpa dukungan yang nyata tentu akan berat bagi sekolah untuk

memenuhi harapan semua pihak. Oleh karena itu, kita semua berharap ada sinergi

seluruh potensi stake holders sekolah dalam mencapai tujuan yang dimaksud.

Akhirnya, kita berharap masukan dari berbagai pihak demi penyempurnaan

kurikulum SMA Negeri 19 Bandung pada tahun ini dan pada tahun-tahun yang

akan datang.

Anda mungkin juga menyukai