( FLAVOR )
Oleh :
Ariani Evah (08334717)
Budi Mulyono (06334002)
Iis Komalasari (06334066)
Sri Muryati (06334050)
Ulfi Ifat Faikha (06334032)
Wendy Sri Listiani (06334053)
Zulpakor Oktoba (06334059)
Dosen Pembimbing:
Dra. Herdini, M. Si, Apt
PRODI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2009
KATA PENGANTAR
Teriring rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
yang tiada batas sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Kimia Analisis Pangan dengan
judul Pencita Rasa (Flavor).
Karya tulis ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan pencita rasa terutama analisis kualitatif
dan kuantitatifnya.
Kami menyadari tugas ini belumlah dapat dikatakan sempurna dan perlu mendapat
perbaikan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaannya. Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok Materi 11
DAFTAR ISI
4
Rangsangan mulut
Tekstur dan konsistensi suatu bahan akan mempengaruhi cita rasa yang ditimbulkan oleh
bahan tersebut. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa perubahan tekstur atau
viskositas bahan dapat mengubah rasa dan bau yang timbul karena dapat mempengaruhi
kecepatan timbulnya rangsangan terhadap sel reseptor olfaktori dan kelenjar air liur.
Semkain kental suatu bahan, penerimaan terhadap intensitas rasa, bau, dan cita rasa
semakin berkurang. Penambahan zat pengental seperti CMC (carboxy methyl cellulose)
dapat mengurangi rasa asam sitrat, rasa pahit kafein, ataupun rasa manis sukrosa;
sebaliknya akan meningkatkan rasa asin NaCl dan rasa manis sakarin.
Waktu antara terjadinya rangsangan dan timbulnya rasa sangat cepat yaitu 1,5 x 10-3 detik.
Timbulnya respon tidak sama untuk rasa yang berbeda ; respons rasa asin lebih cepat dari
respons terhadap rasa pahit. Rasa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu senyawa kimia,
suhu, konsenterasi, dan interaksi dengan komponen rasa yang lain.
Senyawa kimia
Berbagai senyawa kimia menimbulkan rasa yang berbeda
1. Rasa asam disebabkan oleh donor proton, misalnya asam pada cuka, buah-buahan,
sayuran, dan garam asam seperti cream of tartar. Intensitas rasa aman tergantung
pada ion H+ yang dihasilkan dari hidrolisis asam.
2. Rasa asin dihasilkan oleh garam-garam anorganik, yang umum adalah NaCl murni.
Tetapi garam-garam anorganik lain nya seperti garam iodida dan bromida
mempunyai rasa pahit. Sedangkan garam-garam Pb dan Be mempunyai rasa manis.
3. Rasa manis juga ditimbulkan oleh senyawa organik alifatik yang mengandung unsur
OH seperti alkohol, beberapa asam amino, aldehida, dan gliserol. Sumber rasa
manis terutama adalah gula atau sukrosa dan monosakarida atau disakarida yang
mempunyai jarak ikatan Hidrogen 3-5 A0. pemanis buatan seperti sakarin, siklamat,
dan dulsin, dalam konsenetrasi yang tinggi cenderung memberikan after taste
(pahit, nimbrah, dan rasa lain).
5
Rumus bangun Sakarin
Suhu
Suhu mempengaruhi rangsangan rasa. Sensitivitas terhadap rasa berkurang bila suhu tubuh
dibawah 200 C atau diatas 300 C. Perbedaan suhu pada kisaran tersebut hanya
menimbulkan sedikit perbedaan rasa yang timbul, misalnya kopi panas akan berkurang
pahitnya dibandingkan dengan kopi yang sudah dingin, sedangkan kopi es tidak sepahit
kopi panas.
Konsenterasi
Setiap orang mempunyai batas konsenterasi rendah suatu rasa agar masih bisa dirasakan.
Batas ini disebut threshold. Batas ini tidak sama pada tiap-tiap orang dan threshold
seseorang terhadap rasa yang berbeda juga tidak sama. Misalnya threshold seseorang
7
terhadap NaCl adalah 0,087 %, sedangkan threshold terhadap sukrosa adalah 0,4 %. Untuk
menentukan apakah seseorang buta rasa (taste blind) atau tidak diuji threshold-nya
terhadap feniltiokarbamida (PTC) atau senyawa-senyawa yang mengandung gugus
pada seseorang yang tidak buta rasa (taster),
Senyawa -senyawa tersebut akan menimbulkan rasa pahit. Prosentase buta rasa pada
wanita sebesar 20 %, sedang pada pria 22-29 %.
8
BAB II
PENCITA RASA
9
Amil asetat Pisang TB + buah-buahan 78,4 142
Amil kaproat Apel, nenas 4,4 222,2
Sitronelal Bunga-bungaan (Ros) 14,20 206
Untuk memperoleh tiruan aroma yang khas dari satu jenis bahan, senyawa-senyawa
flavormatik tersebut saling dicampurkan dalam konsenterasi yang berbeda-beda. Setiap
aroma tiruan mempunyai komponen favormatik dan konsenterasi yang berbeda-beda.
Konsenterasi
Senyawa Aroma Formula (%)
Apel Geranil valerat 10
Geranil n-butirat 8
Geranil propionat 8
Linalil format 10
Iso-amil valerat 15
Vanilin 8
Alil kaprilat 6
Geranil aldehida 5
Asetaladehida 6,5
Metil siklopentenolon valerat 8
alfa metilfurilakrolein 2
Iso-amil butirat 13,5
Kopi α-furfuril merkaptan 10
Etil vanilin 3
Pelarut 87
OH H H H H HH
│ │ ││ ││
C— C— C—COONa
O │ │ │
H H NH2
Dari rumus struktur tersebut terlihat bahwa terdapat satu karbon asimetrik, yaitu karbon
keempat dari kiri. Karbon tersebut terikat oleh empat gugus yang saling berbeda. Karena itu
baik asam glutamat maupun garamnya terdapat dalam tiga bentuk, yaitu dua isomer L dan
D dan bentuk resemik DL. Bentuk L adalah bentuk yang terdapat dialam, dan juga
merupakan bentuk isomer yang aktif ; demikian juga bentuk garamnya yang memiliki
kekuatan membangkitkan atau mempertegas cita rasa beberapa komoditi misalnya daging,
ikan, serta berbagai hidangan lain.
MSG murni tidak berbau, tetapi memilki rasa yang nyata yaitu campuaran rasa manis dan
asin yang enak terasa di mulut.
Mekanisme kerja MSG sehingga dapat menambah cita rasa disebabkan oleh hidrolisis
protein dalam mulut, MSG meningkatkan rasa asin, atau memperbaiki keseimbangan cita
rasa makanan olahan, disebutkan pula MSG menyebabkan sel reseptor peka sehingga
dapat menikmati rasa dengan lebih baik. Asam glutamat diperoleh dari bahan yang
mengandung banyak protein dan dapat dibuat secara hidrolisis asam dari bahan-bahan
seperti gandum, jagung, molase. Asam glutamat terbentuk dengan melarutkan bahan-
bahan kedalam HCl hingga pH 3,2 dan akan terbentuk kristal secara lambat. Kemudian
dilakukan netralisasai dengan NaOH atau Na2CO3, dekolorisasi, dan dikristalkan. kalorinya
11
rendah. Kejelekannya adalah bahwa beberapa pemanis buatan dapat menimbulkan after
taste pahit, misalnya sakarin.
Saat ini para ahli percaya bahwa glutamate dapat menimbulkan rasa kelima yang dapat
dijelaskan sebagai rasa lezat, gurih dan berisi, terlepas dari empat rasa dasar yaitu manis,
asam, asin dan pahit. Jika dibubuhkan ke dalam makanan akan menambahkan rasa lezat
yang sudah ada pada makanan tersebut. Kadar MSG yang diperlukan untuk meningkatkan
rasa lezat biasanya sekitar 0,2 % sampai 0,8 %. Seperti halnya dalam mie goreng ukuran
normal tidak boleh lebih dari 1/8 sendok the MSG yang dibubuhkan.
Berdasarkan Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) tahun 1987,
MSG dimasukkan ke dalam katagori acceptable daily intake (ADI) not specified, artinya MSG
dapat digunakan secukupnya yang diatur sesuai dengan cara produksi pangan yang baik.
Jumlah bahan makanan tambahan makanan ini dikonversikan per kilogram berat badan
yang dikomsumsi tiap hari. Meskipun demikian MSG tidak diperkenankan untuk
dikomsumsi bayi berumur kurang dari 12 minggu.
12
mempertahankan keseimbangan ion intraseluler dan ekstraseluler, sehingga dapat
menyebabkan awal kematian sel.
Glutamat banyak terdapat pada protein makanan nabati dalam bentuk garam monosodium
glutamate digunakan sebagai penyedap makanan (enhancing flavour). Konsentrasi
glutamate pada jaringan otak sebesar 10 mm, sebagian besar di Synaptic Vesicles. Glutamat
endogen ataupun berasal dari eksogen dalam konsentrasi besar merupakan neurotoxin
untuk sistim saraf pusat dan ini telah dibuktikan secara histology oleh Headley and Grillner
1990.
Healthfield 1990, melaporkan pada penderita Sporadic Motor Neuron Disease ditemukan
toleransi abnormal glutamate dan didapatkan peningkatan konsentrasi plasma glutamate
dengan gejala:
- Kelumpuhan kedua lengan dan atau kedua tungkai
- Gangguan berjalan/sempoyongan
- Gangguan miksi/urine
- Kelainan cairan sumsum tulang belakang (liquor)
- Reflek fisiologis meningkat
- Pemeriksaan neurofisiologik didapatkan kelianan somato imaging (MRI) adalah normal.
Sejak tahun 1971, Olney telah melakukan penelitian pengaruh eksogen monosodium
glutamate terhadap jaringan otak hypothalamus pada bayi tikus, bayi monyet, ditemukan
proses pembengkakan (rapid swelling) dari sel body neuronal dan dendrite diikuti dengan
perubahan degeneratif jaringan organel intraseluler dan khromatin nucleus. Pada tahun
1978, Olney mempublikasikan hal tersebut sebagai Excitotoxic Hypothesis/Neurotoxicity of
Exogenous Glutamate.
Plaitakis dkk 1982, meneliti pasien-pasien gangguan metabolisme enzim hati (deficiency of
hepatic glutamate dehydrogenase) didapatkan peningkatan konsentrasi glutamate plasma
yang sangat berhubungan dengan (endogenous glutamate metabolism) kematian sel saraf.
Rothkan dkk 1987, dan Choi dkk 1990, mempublikasikan kerusakan jaringan otak kecil
(cerebellum), batang otak (brainstem), sumsum tulang belakang (spinal cord) yang
menyerupai seperti kerusakan pada penderita stroke (ischemia) dan penderita seizure
13
(kejang) yang relevan dengan pengaruh eksogen dan endogen glutamate.
Fungsi otak kecil (cerebellum) pada manusia adalah sebagai pusat keseimbangan tubuh,
pusat koordinasi gerak dan pusat menjaga tonus tubuh.
Zat penyedap rasa dan aroma lainnya seperti kafein, brominasi minyak nabati, dan asam
tannin, semuanya dibatasi penggunaannya. Pemakaian kafein yang berlebihan akan
merangsang system saraf, pada anak-anak menyebabkan hiperaktif, dan memicu kanker
pancreas. Brominasi minyak nabati dapat menyebabkan abnormalitas pada beberapa
anatomi, sedangkan penggunaan asam tarin yang berlebihan dapat merangsang kerusakan
liver, dan memicu timbulnya tumor.
14
Senyawa Titik didih (0 C) GLC Penciuman
(ppm) (ppm)
Dalam larutan Encer
n-propanal 61 0,0025 0,17
C8H8O3
Vanillin mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C8H8O3,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian
Hablur halus bentuk jarum ; putih hingga agak kuning ; rasa dan bau khas.
Kelarutan
Sukar larut dalam air, larut dalam air panas ; mudah larut dalam etanol (95%) P, dalam eter
P dan dalam larutan alkali hidroksida; larut dalam gliserol P.
Identifikasi
a. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,0008 % b/v dalam metanol P menunjukkan
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang sama pada Vanilin PK.
b. Pada 10 ml larutan jenuh dingin tambahkan 3 sampai 5 tetes larutan besi (III) klorida
P; terjadi warna biru. Panaskan pada suhu lebih kurang 80˚ selama beberapa menit;
warna biru berubah menjadi coklat. Dinginkan ; terbentuk endapan putih atau
hampir putih.
c. Larutkan sejumlah zat dalam eter P, kocok dengan larutan jenuh natrium bisulfit P,
pisahkan. Pada larutan air tambahkan asam ; terbentuk endapan.
d. Pada larutan dingin tambahkan larutan timbal (II) subasetat P; terjadi endapan
putih, yang dalam air panas sukar larut dan dalam asam asetat P, larut.
16
Jarak Lebur
Antara 81˚ dan 83˚
Susut Pengeringan
Tidak lebih dari 1,0% ; pengeringan dilakukan diatas silikagel P selama 4 jam.
Sisa Pemijaran
Tidak lebih dari 0,05%
Penetapan Kadar
Larutan uji. Timbang seksama 100mg, masukkan ke dalam labu tentukur-250 ml,
tambahkan metanol P secukupnya hingga 250,0ml campur. Pipet 2 ml larutan ke dalam
labu tentukur-100 ml, tambahkan metanol P secukupnya hingga 100,0ml, campur. Larutan
pembanding. Larutkan sejumlah vanilin PK dalam metanol P hingga kadar lebih kurang 8 ug
per ml.
Cara. Ukur serapan-1 cm larutan uji dan larutan pembanding pada maksimum lebih kurang
308 nm, terhadap blangko metanol P. Hitung jumlah dalam mg C8H8O3, dengan rumus :
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Khasiat dan Penggunaan
Penggunaan terbesar vanillin adalah sebagai penguat rasa, terutama pada makanan yang
manis. Industri es krim dan cokelat menggunakan vanillin sebagai penguat rasa hampir 75
% dan prosentase sisanya digunakan pada industri konveksi dan roti.
Vanillin juga digunakan pada industri pawangi khususnya parfum, dan untuk
menghilangkan bau dan rasa yang tak sedap pada industri obat.
17
Vanillin digunakan sebagai penguat rasa pada industri farmasi. Pada tahun 1970, lebih
dari separuh penduduk dunia menggunakan produk sintetik dari vanillin, tetapi memasuki
tahun 2004 hanya 13% dari penduduk dunia yang menggunakan vanillin sintetik.
Inkompabilitas
Inkompabilitas dengan aseton, dan menghasilkan senyawa dengan warna terang. Dengan
gliserin vanilin praktis tidak larut seperti pada aseton.
2. Menthol (C10H20O)
adalah 1-menthol alam yang diperoleh dari minyak atsiri beberapa spesies Mentha, atau
yang dibuat secara sintetik berupa 1-menthol atau menthol rasemik.
Pemerian
Hablur berbentuk jarum atau prisma; tidak berwarna ; bau tajam seperti minyak permen ;
rasa panas dan aromatik diikuti rasa dingin.
Kelarutan
Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol (95%), kloroform P, eter P, mudah
larut dalam paraffin cair P dan dalam minyak atsiri.
Identifikasi
Larutkan 10 mg dalam 1 ml asam sulfat , tambahkam 1 ml larutan vanilin P ; terjadi warna
kuning jingga tambahkan 1 ml air ; warna berubah menjadi violet (perbedaan dari timol).
Suhu Lebur
1-metol atau sintetik ; 41˚ - 44˚.
Suhu Beku
Menthol rasemik ; 27˚ - 28˚ ; dengan pengadukan yang lebih lama suhu beku menjadi 30˚
- 32˚.
Rotasi Jenis
1-menthol alam atau sintetik ; -49˚ - 50˚ ; penetapan dilakukan menggunakan larutan
10,0% b/v dalam etanol (95%) P.
Sisa Penguapan
Tidak lebih dari 0,05% ; penguapan dilakukan dalam cawan terbuka diatas tangas air
kemudian dikeringkan pada suhu 105˚.
18
Zat Bersifat Fenol
Pada larutan 5,0% b/v dalam etanol (95%) tambahkan larutan besi (III) klorida P ; tidak
terjadi warna.
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik ; ditempat sejuk.
Khasiat dan Penggunaan
Korigen ; antiiritan , flavor, flavour enhacer.
C4H6O4
Kategori Fungsi
Accidulant; antioksidan; agen perasa; agen terapetik.
Aplikasi dalam Formulasi Farmasetika atau Teknologi
Fumaric acid digunakan secara utama dalam bentuk cairan farmasi disediakan dalam suatu
acidulant dan agen perasa, Penggunaan lainnya meliputi sebagai bagian asam dalam tablet
effervesen dan sebagai agen chelating dalam kombinasi dengan antioksidan lainnya.Asam
fumarat juga digunakan sebagai zat tambahan makanan pada konsentrasi 3600 ppm dan
dengan terapeutik dalam pengobatan psoriasis.
Deskripsi
Fumaric acid dikenal berwarna putih, tidak berbau atau sedikit berbau, bergranula atau
seperti bubuk kristal.
19
Spesifikasi Farmakope
Uji USPNF XVII
Identifikasi +
Air 0,5%
Sisa pembakaran 0,1%
Zat yang tidak terlarut 0,1%
Berat metal 0,001%
Maleic acid 0,05%
Organic volatile +
Assay (dasar kering) 99,5 – 100,5%
Kelarutan
Pelarut Larut pada 28oC
Benzene sangat sedikit larut
Carbon tetrachloride sangat sedikit larut
Chloroform sangat sedikit larut
Etanol (95%) 1 pada 222
Eter sedikit larut
Minyak zaitun sangat sedikit larut
Propylene glycol 1 pada 33
Air 1 pada 222
o
1 pada 159 pada 24 C
1 pada 94 pada 40oC
1 pada42 pada 60oC
1 pada 10 pada 100oC
20
Metode Pembuatan
Secara komersia, fumaric acid mungkin disiapkan dari dekstrose dengan aksi dari jamur
seperti Rhizopus nigricans, seperti pada produk yang dibuat yaitu maleic dan pethalic
anhidrida, dan dengan isomerisasi pada maleic acid yang menggunakan panas atau satu
katalis.
Keamanan
Fumaric acid digunakan dalam sediaan oral farmasetik dan produk makanan dan secara
umum dihubungkan dengan bahan tidak toksik dan tidak iritasi. Bagaimanapun juga, gagal
ginjal akut dan reaksi berlawanan lainnya yang terjadi mengikuti terapi penggunaan fumaric
acid.
Karena fumaric acid adalah penyusun dari jaringan dan ini dimetabolismekan oleh tubuh,
WHO menyatakan penggunaan sehari-hari dari fumaric acid tidak diperlukan.
LD50 (tikus, I.P) : 0,1 g/kg
LD50 (rat, oral):10,7 g /kg
Penanganan Pencegahan
Amati beberapa pencegahan yang sesuai keadaan dan kualitas bahan yang ditangani.
Fumarat acid mungkin bisa menyebabkan iritasi kulit, mata dan sistem pernafasandan
harus ditangani dalam udara yang berventilasi baik. Sarung tangan dan perlindungan mata
harus digunakan.
C3H4O4
Kategori Fungsi
Acidulant, antioksidan, agen perasa, koagulasi, agen terapeutik
Aplikasi dalam Formulasi Farmasetika atau Teknologi
21
Malic Acid memiliki rasa seperti apel dan digunakan sebagai agen perasa untuk masker,
perasa sakit, rasa getir dan malic acid digunakan sebagai pengganti asam sitrat di dalam
campuran tablet effervesen, untuk pencuci mulut, odol (pembersih gigi). Sebagai tambahan
malic acid berfungsi sebagai antioksidan dan juga sebagai sinergis dengan buthyl acid
hydroxy toluene, untuk mengurangi oksidasi pada minyak sayuran. Dalam produk makanan
ini, Malic acid kemungkinan digunakan pada konsentrasi atas pada 420 ppm.
Secara terapeutik, asam malic digunakan secara topikal dalam kombinasi dengan benzoic
acid dan salicylic acid untuk mengurangi rasa sakit. Ini juga digunakan secara oral dan
parenteral, juga intra vena atau intra muskular,dalam penyembuhan gagal ginjal.
Deskripsi
Putih atau mendekati putih, bubuk kristal atau bergranula memiliki sedikit aroma dan rasa
asam yang sangat kuat. Bahan pembuatannya secara komersial di Eropa dan USA adalah
campuran, bahan alamia terdapat didalam apel dan buah lainnya dan tanaman lainnya.
Spesifik Farmakope
Uji USPNF XVII
Identifikasi +
Rotasi spesifik - 0,1o sampai + 0,1o
(1,5% w/v air yang terlarut)
Sisa pembakaran 0,1%
Zat yang tidak terlarut 0,1%
Berat metal 0,002%
Jumlah asam 1,0%
Maleic acid 0,05%
Pengeringan 99,0-100,5%
22
Ketidaksesuaian
Malic acid dapat bereaksi dengan bahan yang beroksidasi, larutan cair dapat
mengakibatkan korosif pada baja karbo.
Metode Pembuatan
Malic acid dibuat melalui proses maleic hibrizing dan asam fumarat dengan keberadaan
katalisis yang sesuai malic acid dibentuk kemudian.
Keamanan
Malic acid digunakan dalam sediaan oral, topikal dan formulasi farmasetika parenteral
sebagai zat tambahan untuk produk makanan dan secara umum malic acid bahan yang
tidak beracun dan zat yang tidak iritasi. Bagaimanapun juga, larutan yang pekat dapat
menyebabkan iritasi.
LD50 (tikus,oral) : 1,6 g/kg
LD50 (rat, oral) : 4,73 g/kg
23
DAFTAR PUSTAKA
Buletin Permata Bhakti Husada Edisi IV No.15 , Wednesday, April 15th, 2009
Farmakope Indonesia
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia: Jakarta.
24
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Apakah penambahan bahan pencita rasa pada makanan menjamin kualitas kemanan
makanan itu sendiri?
Selama kualitas dan kuantitas bahan pencita rasa yang ditambahkan sesuai dengan
regulasi yang berlaku, maka keamanan pangan tersebut dapat terjaga
2. Apakah presentase poin-poin pada aroma apel dan kopi seperti yang dicontohkan sudah
baku jika kita ingin membuat sendiri?
Tentunya akan kembali kepada selera masing-masing, namun harus diperhatikan bahwa
kualitas dan kuantitas bahan-bahan yang ditambahkan sudah sesuai dengan regulasi
yang berlaku
3. Bahan pemanis apakah yang menyebabkan rasa pahit sesudahnya setelah dimakan?
Sakarin, siklamat, dan dulsin
4. Apa yang terjadi pada saat makan dengan rasa pahit, kemudian manis, maka rasa
pahitnya hilang?
Adanya komponen rasa lain akan berinteraksi dengan komponen rasa primer. Akibat
yang ditimbulkan mungkin peningkatan intensitas rasa atau penurunan intensitas rasa
(taste compesation). Efek interaksi berbeda-beda pada tingkat konsenterasi lain dan
threshold-nya
4 25