Anda di halaman 1dari 37

Laporan Praktikum

“ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA”


Judul Praktikum : Alat Indera

Semester/Prodi : IV(Empat) / Pendidikan Biologi

Kelas/Kelompok : B / I (Satu)

Koordinator Asisten : Adam Suduri, S.Pd

Asisten : Mohamad Iqbal Riski A. Danial, S.Pd

Nama : 1.Dein Sagita Aris (431420033)


2. Najwa Chahyani Umar (431420028)
3. Ayu Siti Fatimah (431420024)
4. Melani Torana (431420050)
5. Menanti (431420039)
6. Nur Fadila M. Pakili (431420043)
6. Presti Wulandari (431420043)

Nilai Paraf

FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat allah swt. Atas segala
rahmat dan hidayah yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita, sehingga
laporan praktikum ini dapat diselesaikan dengan baik, yang
membahas tentang “ALAT INDERA”. Salawat serta salam tak lupa
pula kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad
SAW. Pada keluarganya dan sahabatnya yang telah membawa umat
manusia dari alam jahiliyah munuju alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.

Kami sangat berharap laporan praktikum ini dapat berguna


dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
fisologi tumbuhan. Besar harapan bahwa laporan praktikum sederhana
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan berbagai pihak.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai


pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan praktikum ini.
Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata- kata yang
kurangberkenan.

Gorontalo, 25 Maret 2022

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan................................................................................................i

KataPengantar.......................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................iii

Pendahuluan
1. 1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................ 3
1.4 Manfaat.......................................................................................................3
Tinjauan Pustaka
2.1 Reseptor Rasa.............................................................................................3
2.2................................................................Menghitung Waktu Sensasi
.................................................................................................................4
2.3 Uji Kepekaan..............................................................................................7
2.3 Persepsi Thermoreseptor..........................................................................11
Metodologi Penelitian
3.1............................................................Waktu dan Tempat Praktikum
...............................................................................................................12
3.2 Metode dan Jenis Praktikum ...................................................................12
3.3............................................................................Variabel Praktikum
...............................................................................................................13
3.4 Alat dan Bahan.........................................................................................15
3.5 Prosedur kerja..........................................................................................17
3.6...............................................................................Pengumpulan data
...............................................................................................................21
3.7 Analisis Data............................................................................................22
Hasil dan Pembahasan

ii
4.1.............................................................................Hasil Pengamatan
...............................................................................................................23
4.2 Pembahasan .............................................................................................25
Penutup
5.1 Kesimpulan..............................................................................................28
5.2 Saran.........................................................................................................28
Daftar pustaka
Lampiran

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia berinteraksi atau membutuhkan informasi berupa rangsangan
dari lingkungan luar. Agar rangsangan tersebut dapat ditangkap, dibutuhkan
indera. Indera atau biasa disebut dengan panca indera terdiri dari lima bagian
di antaranya adalah penglihatan melalui mata, penciumanmelalui hidung,
pendengaran melalui telinga, perasa melalui lidah dan peraba melalui kulit.
Bagian lidah yang berbintil-bintil disebut papila adalah ujung saraf
pengecap. Setiap intil-bintil saraf pengecap tersebut mempunyai kepekaan
terhadap rasa tertentu berdasarkan letaknya pada lidah. Pangkal lidah dapat
mengecap rasa pahit, tepi lidah mengecap rasa asin dan asam serta ujung lidah
dapat mengecap rasa manis. Penyebaran reseptor rasa di berbagai daerah pada
lidah menentukan tingkat kepekaan tiap daerahnya terhadap setiap rasa.
Kebanyakan makanan memiliki ciri harum dan cita rasa, tetapi ciri-ciri itu
merangsang ujung saraf pembau bukan ujung saraf pengecap. Supaya dapat
dirasakan semua, makanan harus menjadi cair serta benar-benar bersentuhan
dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda.
Puting pengecap yang berbeda-beda menimbulkan kesan rasa yang berbeda-
beda juga. Adaptasi dari rasa kecap mula-mula berlangsung cepat dalam 2-3
detik, kemudian adaptasi berjalan lambat (Irianto, 2012)

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara menentukan daerah pengecap berbagai rasa pada lidah
manusia?
2. Bagaimana cara untuk mencari/menghitung waktu sensasi?
3. Bagaimana mengujur kepekaan reseptor pengecap?
4. Bagaimana persepsi thermoreceptor?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui daerah pengecap berbagai rasa pada lidah manusia
2. Untuk mengetahui cara mencari/menghitung waktu sensasi
3. Untuk mengetahui cara mengukur kepekaan reseptor pengecap
4. Untuk mengetahui presepsi thermoreseptor

1.4 Manfaat
Praktikan dapat mengetahui alat indra khususnya dapat memahami daerah
pengecap pada lidah manusia, cara mencari/enghitung waktu sensasi,
mengukur kepekaan reseptor pengecap dan presepsi thermoreseptor

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Reseptor Rasa


lokasi dan sensasi reseptor pengecap pada manusia bertujuan
untuk mengetahui lokasi reseptor pengecap pada manusia serta
mengetahui variasi waktu sensasi. Menurut teori ada 4 pengecap dasar
yang digunakan untuk mengetahui lokasi reseptor dan variasi waktu
sensasinya, Dimana pada bagian ujung lidah lebih sensitif terhadap rasa
manis, pada bagian tepi depan lidah lebih sensitif terhadap rasa asin,
bagian tepi belakang lidah lebih sensitif terhadap rasa asam dan pada
bagian pangkal lidah lebih sensitif terhadap rasa pahit.
Tingkat sensitivitas lidah seseorang juga mempengaruhi
kemampuannya mengecap suatu rasa. Ada beberapa hal yang
mempengaruhi sensitivitas ini. Sensitivitas mungkin disebabkan struktur
dari lidah itu sendiri yang rusak atau tidak bagus akibat dari pola makan
seseorang. Hal lain yang mempengaruhi sensitivitas adalah proses
pengantaran rangsang dari organ menuju otak, hal tersebut biasanya
terjadi pada orang yang kondisi tubuhnya lemah (sakit) sehingga daya
tanggap terhadap rangsang sedikit terganggu. Cepat lambatnya seseorang
dalam mengecap rasa dapat dipengaruhi oleh kecepatan penghantaran
rangsang yang diberikan jika dalam penyampaian rangsang tersebut
terjadi gangguan maka dapat mempengaruhi waktu sensasi yang
dihasilkan. Selain itu jenis kelamin juga kemungkinan mempengaruhi
sensasi reseptor pengecap. (Jalmo, 2007).

3
2.2 Menghitung Waktu Sensasi

2.2.1 Sensasi
Sensasi merupakan hasil dari proses yang terjadi didalam otak
sebagai dari impuls syaraf yang berasal dari reseptor. Sensasi tidak
hanya diteruskan oleh reaksi motoris tetapi juga disimpan sebagai
memori yang sewaktu-waktu dapat dikeluarkan.
Menurut Soewolo (2005), sensasi (ekspresi sensoris) adalah
interpretasi otak terhadap impuls yang datang ke otak dari saraf
sensoris. Pada otak terdapat berbagai macam pusat sensasi yang akan
memberitahukan tentang sensasi tertentu kepada kita apabila pusat tadi
menerima impuls dari reseptor. Secara normal setiap reseptor akan
dihubungkan oleh serabut saraf dengan pusatnya.
2.2.2 Indera Perasa
Indera perasa atau pengecap adalah indera yang digunakan untuk
merasakan rasa tertentu. Indera perasa erat hubungannya dengan lidah.
Reseptor rasa pada lidah mencerminkan pola yang berbeda di syaraf
otak yang berfungsi untuk mengenali rasa tersebut. Lidah sebagian
besar terdiri atas dua kelompok otot, otot intrinsik dan otot ekstrinsik.
Keduanya memiliki fungsi yang memberikan gerakan padasaat ada
substansi yang masuk. Semua gerakan halus dikerjakan oleh otot
intrinsik, sedangkan otot ekstrinsik melaksanakan gerakan-gerakan
yang kasar pada saat mengunyah dan menelan. Fungsi lidah yang lain
diantaranya adalah mengaduk-aduk makanan, memberikan tekanannya
pada langit-langit dan gigi yang kemudian mendorongnya masuk ke
faring (Evelyn, 2011).
Lidah memiliki lapisan mukosa yaitu lapisan yang selalu basah dan
berwarna merah jambu yang menutupi bagian atas lidah, yang mana
permukaannya tidak rata karena adanya tonjolan-tonjolan yang disebut
dengan papilla. Papilla memberikan kesensitifan terhadap rasa
sehingga dapat dibedakan antara rasa setiap makanan yang masuk.

4
Papilla ini juga memiliki bentuk yang bermacam-macam, diantaranya
ialah (Puspitawati, 1999):
1. Papilla filiformis, yaitu berupa tonjolan seperti benang-benang
halus yang banyak terdapat pada bagian depanlidah. Papilla ini
lebih berfungsi untuk menerima sentuhandaripada rasa pengecapan
yang sebenarnya.
2. Papilla fungiformis, yaitu berupa tonjolan berbentuk sepertikepala
jamur yang banyak terdapat pada bagian depandan sisi lidah.
3. Papilla circumvallate, yaitu berupa tonjolan yang berbentukbulat
dan tersusun seperti huruf V. Merupakan papillaterbesar dan
masing-masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit. Banyak
terdapat pada bagian belakang lidah.
Didalam papilla juga terdapat banyak putting pengecap (taste buds).
Setiap putting pengecap terdiri dari dua jenis sel,yaitu (Puspitawati,
1999):
1. Sel-sel pengecap yang memiliki tonjolan-tonjolan seperti rambut
yang menonjol keluar dari pengecap.
2. Sel-sel penunjang yang berfungsi untuk menyokong sel-sel
pengecap.
Sistem gustatory atau organon gustus adalah indera pengecap yang
terdapat pada lidah dan memiliki 4 macam rasa kecapan yaitu
(Syaifuddin, 2009):
a. Manis, yang terletak pada puncak lidah.
b. Asin, terletak pada puncak dan tepi lidah
c. Asam, terletak pada tepi lidah
d. Pahit, terletak pada pangkal lidah.

2.2.3 Indera Pengecapan

Seperti halnya indera yang lain, pengecapan merupakan hasil


stimulasi ujung saraf tertentu. Pada manusia, ujung saraf pengecap

5
berlokasi di kuncup-kuncup pengecap pada lidah. Kuncup-kuncup
pengecap terletakpada lidah di bagian depan hingga ke belakang
(Campbell,2004). Kemampuan dalam membedakan rasa dikarenakan
adanya stimulasi zat kimia. Zat-zat kimia yang telah terlarut dalam
cairan ludah akan mengadakan kontak dan merangsang sel yang
kemudian timbul lah impuls yang akan menjalar ke syaraf di otak.
Makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki putting pengecap
melalui pori-pori bagian atas. Kemudian makanan yang sudah berada
di dalam akan merangsang ujung syaraf gustatory hair. Reseptor perasa
tidak memiliki akson sendiri. Tiap neuron yang membawa impuls dari
taste buds akan menerima input dari beberapa reseptor sekaligus. Dari
ujung tersebut pesan akan dibawa keotak, kemudian diinterpretasikan
dan sebagai hasilnya makanan yang masuk ke dalam mulut dapat
dirasakan (Sloane, 2004).

2.2.4 Hubungan Pengecap Dan Pembau

Indera pembau dan pengecap memiliki hubungan yang sangat erat.


Indra pembau berfungsi untuk menerima bausuatu zat terlarut dalam
udara atau air. Reseptor pembau terletak pada langit-langit rongga
hidung, pada bagian yangdisebut epitelium olfaktori. Rangsangan bau
dari makanan dalam rongga mulut dapat mencapai rongga hidung
danditerima oleh reseptor olfaktori. Apabila ada gangguan pada indera
pembau, maka indra pengecap tidak dapat bekerja dengan baik. Ketika
seseorang menderita sakit pilek, makan makanan terasa hambar
rasanya dan bau tidak dapat dicermati dengan baik. Aroma makanan
yang berada di rongga dalam hidung tidak dapat tercium karena
serabut saraf tertutu poleh lendir pilek. Inilah bukti bahwa antara organ
pembau denganpencium saling bekerja dengan baik (Syaifuddin,2009).

6
2.3 Uji Kepekaan
2.3.1 Lidah dan Pengecapan
a. Anatomi Lidah
Lidah merupakan organ dominan yang berada di dalam rongga
mulut (Fehrenbach dan Herring, 2007). Anatomi lidah terbagi menjadi
dua per tiga bagian anterior, dan satu per tiga bagian posterior (Faiz
dan Moffat, 2004). Dua per tiga bagian anterior lidah terdapat di
dalam rongga mulut dan satu per tiga bagian posterior dari lidah
terletak di dalam faring (Snell, 1997). Lidah tertutup oleh membran
mukosa dan beberapa bagian dari lidah termodifikasi untuk
menyesuaikan diri pada fungsi lidah yaitu sebagai organ pengecapan
(Ramalay, 1988). Lidah tersusun dari kumpulan otot rangka dan
bagian permukaan atas lidah dilapisi oleh suatu lapisan epithelium
squamosa berlapis yang banyak mengandung kelenjar lendir dan
mempunyai tonjolan tonjolan yang disebut papila (Waugh dan Grant,
1998).

b. Fisiologi Lidah
Seluruh rasa dapat dirasakan oleh seluruh permukaan lidah. Rasa
yang dapat dirasakan indera pengecap yaitu manis, asin, asam dan
pahit yang dikenal dengan istilah sensasi rasa primer. Selainitu, ada
rasa kelima yang telah teridentifikasi yakni umami yang dominan
ditemukan pada L-glutamat. Lima rasa yang dapat dikecap lidah
(Guyton dan Hall, 2007):
1) Rasa manis
Hampir semua zat yang dapat menyebabkan rasa manis
merupakan zat kimia organik seperti gula, glikol, alkohol,
aldehida, keton, amida, ester, asam amino, asam sulfonat, dan
asam halogen. Sedangkan zat anorganik yang dapat menimbulkan
rasa manis adalah timah hitam dan berilium.
2) Rasa asam

7
Rasa asam disebabkan oleh suatu golongan asam. Makin
asam suatu makanan maka sensasi rasa asamnya semakin kuat.
3) Rasa Asin
Rasa asin ditimbulkan oleh garam terionisasi terutama
konsentrasi ion sodium. Antara satu garam dengan garam lainnya
memiliki kualitas rasa asin yang sedikit berbeda dikarenakan
beberapa jenis garam mengeluarkan rasa lain disamping rasa asin.
4) Rasa pahit
Zat-zat yang memberikan rasa pahit semata-mata hampir
semua merupakan zat organik.
5) Rasa umami
Rasa umami mempunyai ciri khas yang jelas berbeda dari
keempat rasa lain, termasuk sinergisme peningkat rasa antara dua
senyawa umami yaitu L-glutamat dan 5' ribomulceotides. Umami
adalah rasa yang dominan ditemukan dalam ekstrak daging dan
keju (Guyton dan Hall, 2007).

Keempat rasa tersebut memiliki daya sensitivitas masing


masing, diantaranya (Solomon, 2003):
1) Daerah sensitivitas rasa manis terdapat pada apex lingua.
2) Daerah sensitivitas rasa asin terdapat pada sepanjang tepi lateral
lidah bagian anterior.
3) Daerah sensitivitas rasa asam terdapat pada sepanjang tepi lateral
lidah bagian posterior.
4) Daerah sensitivitas rasa pahit terdapat pada dorsum lidah bagian
posterior.

c. Mekanisme Perangsangan Indera Pengecap


Kemoreseptor untuk sensasi pengecapan terkemas dalam taste bud
yang terdapat dalam rongga mulut dan tenggorokan dengan
prosentase terbesar terdapat pada permukaan atas lidah. Setiap taste

8
bud terdiri dari pori-pori pengecap yang berada di ujung mikrovili.
Mikrovili berfungsi sebagai tempat menerima rangsang rasa yang
akan mengaktifkan neurotransmitter untuk merangsang serabut saraf
pengecap sehingga berikatan secaraselektif dengan molekul-molekul
zat kimia. Hanya zat kimia cair atau padat yang telah larut dalam
saliva yang dapat berikatan dengan sel reseptor pengecap. Zat kimia
yang terlarut dalam saliva akan mengadakan kontak dan merangsang
ujung-ujung serabut saraf pengecap sehingga menimbulkan
depolarisasi potensial reseptor. Potensial reseptor ini kemudian
memulai potensial aksi di ujung-ujung terminal serat saraf aferen
hingga menghasilkan impuls (Sherwood, 2001).
Impuls diteruskan ke nervus lingualis, kemudian diteruskan
menuju nervus fasialis melalui korda timpani setelah itu dilanjutkan
menuju traktus solitarius di batang otak. Setelah mencapai batang
otak impuls di teruskan ke daerah thalamus pada bagian nukleus
medialis superior kemudian di teruskan lagi pada gyrus postentralis
yang berada pada korteks serebri. Sebagai hasilnya manusia dapat
mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut (Guyton dan Hall,
2007).

d. Faktor yang Mempengaruhi Kepekaan Indra Pengecap


Beberapa faktor dapa mempengaruhi sensitivitas indera pengecap.
Faktor yang dapat mempengaruhi sensitivitas indera pengecap
diantaranya:
1) Faktor usia
Usia mempengaruhi sensitivitas reseptor rasa. Penurunan
sensitivitas indera pengecap merupakan masalah fisiologis yang
terjadi pada manula. Pada umur 45 tahun taste buds mulai
mengalami degenerasi. Dalam hal ini rasa asam kurang
terpengaruh dibandingkan dengan rasa lainnya. Ambang batas

9
rasa manis, asin, dan pahit pada usia tua lebih tinggi dibandingan
usia muda (Walker, 2012).
2) Faktor suhu makanan
Suhu makanan yang terlalu panas dapat merusak sel-sel
pada taste buds, namun keadaan ini cenderung berlangsung cepat
karena sel yang rusak akan segera diperbaiki. Pengaruh suhu
tidak sama pada setiap rasa. Suhu yang tinggi dapat meningkat
kan respon terhadap rasa manis, namun akan menurunkan respon
terhadap rasa asin dan pahit (Walker, 2012).
3) Faktor penyakit
Berbagai jenis penyakit, terutama penyakit kronis
memerlukan perawatan dan terapi yang terkadang memerlukan
waktu yang lama. Efek samping obat yang digunakan dapat
mempengaruhi penurunan sensitivitas indera pengecap, seperti
amphetamine, carbamazapine, hexetidin yang dapat menurunkan
sensitivitas terhadap rasa. Beberapa jenis penyakit dapat
mempengaruhi sensitivitas terhadap rasa seperti cancer dimana
dapat menyebabkan penurunan sensitivitas rasa manis,penyakit
pseudohypoparathyroidism dapat menurunkan sensitivitas rasa
pahit dan asam (Sonis dkk., 1995).
Xerostomia merupakan keadaan dimana mulut kering
akibat produksi kelenjar saliva berkurang. Xerostomia dapat
terjadi akibat efek samping yang dapat terjadi oleh karena obat-
obatan tertentu, faktor penuaan, penyakit kencing manis, penyakit
autoimun dan paparan radiasi pada kepala dan leher (Sonis dkk.,
1995). Berkurangnya saliva akan menyebabkan perubahan dalam
menerima sensasi rasa (Regezi dkk., 2008).

e. Kelainan Fungsi Pengecapan


Terdapat tiga jenis kelainan fungsi pengecapan (Ganong, 2002),
yaitu:

10
1) Ageusia, yaitu hilangnya daya pengecapan.
2) Hipogeusia, yaitu berkurangnya kepekaan pengecapan.
3) Disgeusia, yaitu distorsi daya pengecapan.

2.4 Persepsi Thermoreceptor


Persepsi adalah proses-proses yang memberikan koherensi dan
kesatuan bagi input indrawi (Reber dkk, 2001). Persepsi adalah sesuatu
proses untuk memberi arti pada tanda-tanda yang diterimanya. Proses
mengetahui sesuatu dari sekitar dengan mempergunakan alat-alat indera.
Termoreseptor merupakan reseptor di dalam tubuh yang peka
terhadap perubahan suhu. Termoreseptor mengirimkan sinyal listrik
sebagai respon terhadap suhu.di dalam kulit terdapat sejumlah reseptor
untuk berbagai jenis rangsangan, dan paling sedikit terdiri atas lima jenis
penginderaan, yaitu rabaan (sentuhan), tekanan, panas, dingin, dan sakit
(nyeri). Reseptor-reseptor tersebut tidak secara merata tersebar di kulit
tubuh, demikian pula perbandingan jumlah untuk masing-masing reseptor
tidak sama. Jumlah reseptor untuk rasa sakit hampir 27 kali lebih banyak
daripada reseptor untuk dingin, sedang reseptor dingin berjumlah 10 kali
lebih banyak daripada reseptor untuk panas. (Irianto,2012)
Sensasi pada kulit seperti yang telah disebutkan di atas ditangkap
oleh dendrit yang terdapat di ujung berbagai sel saraf sensori yang berbeda
pula. Reseptor rasa panas, dingin, dan sakit merupakan ujung dari sel saraf
sensori yang naked (telanjang). Sensasi rasa sentuh difasilitasi oleh adanya
dendrit yang mengelilingi folikel rambut dan diperluas oleh ujung dendrite
yang disebut badan Ruffini dan piringan Merkels. Sensasi rasa sentuh dan
tekanan juga difasilitasi oleh dendrit yang dibungkus dalam struktur yang
bervariasi seperti badan Meissner dan badan Pacini (Fox, 2008).
Kulit dibagi menjadi 3 bagian: bagian terluar disebut epidermis,
bagian tengah mesodermis, dan dan tekanan. Subcutan merupakan indera
peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin.
(9Perdanakusuma, 2007: 5).

11
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


3.1.1 Reseptor Rasa
Waktu: 10:00-18:00
Tempat praktikum : Laboratorium Zoologi
3.1.2 Menghitung Waktu Sensasi
Waktu: 10:00-18:00
Tempat praktikum: Laboratorium zoologi
3.1.3 Uji Kepekaan
Waktu: 10.00-18:00
Tempat praktikum : Laboratorium Zoologi
3.1.4 Presepsi Thermoreseptor
Waktu: 10:00-18:00
Tempat praktikum : Laboratorium Zoologi

3.2 Metode dan Jenis Praktikum


3.2.1 Reseptor Rasa
a) Metode
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode kualitatif
dikarenakan data yang diperoleh merupakan data dari hasil teori
yang dibuktikan dengan melakukan pratikum.
b) Jenis praktikum
Jenis praktikum yang digunakan pada kegiatan ini adalah
eksperimen laboratorium dengan menggunakan beerapa jenis
Larutan sebagai bahan untuk mengetahui lokasi reseptor pada
manusia.

3.2.2 Menghitung Waktu Sensasi


a) Metode:

12
Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dikarenakan
data yang diperoleh merupakan data hasil teori dan dibuktikan
dengan melakukan praktikum
b) Jenis Praktikum:
Jenis praktikum yang digunakan pada kegiatan ini bersifat
eksperimen, karena dilakukan dalam laboratorium dengan
menggunakan beberapa bahan larutan seperti larutan sukrosa,larutan
NaCl,Larutan asam sitrat, dan pil kina

3.2.3 Uji Kepekaan


a) Metode
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode kualitatif
dikarenakan data yang diperoleh merupakan data dari hasil teori
yang dibuktikan dengan melakukan pratikum
b) Jenis Praktikum
Jenis praktikum yang digunakan pada kegiatan ini adalah
eksperimen laboratorium dengan menggunakan beerapa jenis buah
serta rempah sebagai bahan untuk menguji kepekaan terhadap alat
indera pengecap.

3.2.4 Persepsi Thermoreptor


Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif. Pada
penelitian ini menggunakan metode laboratorium secara kualitatif.
Penelitian kualitatif dilakukan bertujuan untuk memahami persepsi
thermoreceptor pada manusia.

3.3 Variabel Praktikum


3.3.1 Reseptor Rasa
a) Variable Praktikum Variabel penelitian pada dasamya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

13
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya.
b) Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas berarti variabel yang memiliki pengaruh atas perubahan
yang terjadi pada variabel lainnya. Suatu perubahan yang terjadi pada
suatu variabel dianggap disebabkan oleh variabel bebas ini.

3.3.2 Mengukur Waktu Sensasi


a) Variabel control : volume larutan, dan waktu pengecap
b) Variable bebas: Variabel bebas berarti variabel yang memiliki pengaruh
atas perubahan yang terjadi pada variabel lainnya. Suatu perubahan
yang terjadi pada suatu variabel dianggap disebabkan oleh variabel
bebas ini.

3.3.3 Uji Kepekaan


Variabel praktikum yang digunakan pada kegiatan ini adalah variabel
terikat yakni beberapa jenis buah dan rempah yang diambil bagian daging
buah atau rempahnya dijadikan sebagai bahan untuk menguji kepekaan alat
indera pengecap

3.3.4 Presepsi Thermoreseptor


Variable Praktikum Variabel penelitian pada dasamya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya
a) Variabel bebas (independent variable)
Variabel praktikum yang digunakan pada kegiatan ini yaitu
Variabel bebas berarti variabel yang memiliki pengaruh atas perubahan
yang terjadi pada variabel lainnya. Suatu perubahan yang terjadi pada
suatu variabel dianggap disebabkan oleh variabel bebas ini.

14
3.4 Alat dan Bahan
3.4.1 Reseptor Rasa

Alat Fungsi Bahan


4 buah pinggan kecil Sebagai tempat mereaksikan Larutan asam cuka 5
bahan, tempat menampung
bahan kimia berupa larutan, Larutan Larutan gula
padatan, pasta ataupun tepung, tebu 5%
tempat melarutkan bahan dan
tempat memanaskan bahan NaCL 10%5%

Aplikator Sebagai petunjuk letak rasa Larutan aspirin atau


pengecap rasa pada lidah kina lemah
manusia
Peta rasa Larutan aspirin atau
kina lemah
Kertas hisap/ saring Untuk memisahkan zat padat
dari cairan.

3.4.2 Menghitung Waktu Sensasi

Alat Fungsi Bahan


4 buah pinggan kecil Sebagai tempat mereaksikan Larutan Sukrosa (Gula)
bahan, tempat menampung
bahan kimia berupa larutan, Larutan NaCl (Garam)
padatan, pasta ataupun tepung,
tempat melarutkan bahan dan Larutan kina
tempat memanaskan bahan
Larutan Asam Sitrat
Aplikator Sebagai petunjuk letak rasa (Cuka)
pengecap rasa pada lidah
manusia
Peta rasa Mengetahui kesalah pahaman
umum bagian-bagian berbeda
dari lidah secara khusus hanya
merasakan rasa dasar tertentu
yang berbeda
Kertas hisap/ saring Untuk memisahkan zat padat
dari cairan.

Stopwatch Untuk pengukuran durasi


waktu

15
3.4.3 Uji Kepekaan

Alat Fungsi Bahan


- Tusuk Gigi Untuk menusuk buah - Apel (Malus
- Kain Untuk menutup mata domestica)
- Jepitan Kain Untuk menjepit hidung - Bawang Putih
(Alium cepa)
- Bawang Merah
(Alium cativum)
- Ketimun (Cucumis
sativus)
- Pepaya (Carica
papaya)
- Melon (Cucumis
melo)

1.4.4. Persepsi Thermoreceptor

Alat Fungsi Bahan


Gelas becker Untuk menjadi wadah air Air
panas dan air dingin

Pemanas air Untuk memanaskan air Es batu

16
3.5 Prosedur Kerja
3.5.1 Reseptor Rasa

Reseptor rasa

Menyentuh Aplikator pada daerah ujung, setiap


sisitengah, dan belakan lidah pasangan anda

Memintalah pasangan praktikan anda berkumur,


kemudian keringkan lidahnya dengan kertas
hisap (sebaliknya relawan tutup mata)

Menyelupkan Aplikator kedalamlarutan asam,


buanglah kelebihan larutan dengan menekannya
pada sisi pinggan

Menulislah tanda (+) pada daerah peta rasa yang


sesuai jika ia merasakan larutan tersebut.
Tuliskan tanda (-) pada daerah peta rasa yang
sesuai jika daerah tertentunya yang di sentuh
tidak sensitif terhadap larutan yang di uji

Mengulangi prosedur di atas dengan


menggunakan ketiga larutan lainnya, satu demi
satu

17
3.5.2 Menghitung waktu sensasi

Larutan Sukrosa, Larutan NaCl, Obat


Kina, Asam Sitrat

Membersihkan rongga mulut anda dengan


berkumur air tawar.

Mengeringkan permukaan lidah dengan kertas


filter atau kertas tissu dan pertahan agar lidah
diluar di luar mulut (sebaliknya relawan tutup
mata).

Meletakkan sedikit gula pada lokasi manis,


sambil menghidupkan stopwatch. Ketika
sensasi telah terasa stopwatch segera
dimatikan. Catat waktunya.

Mengumur dengan air tawar lagi, tetapi lidah


tidak dikeringkan

Mengulangi kegiatan 3 dan 4 setelah beberapa


menit, catat rata-rata waktunya.

Mengulangi kegiatan diatas dengan


menggunakan bahan sebagai berikut : bubuk
asam sitrat, garam dapur, dan bubuk
kina/mexaquer

18
3.5.3 Uji Kepekaan
Manusia

Memotong Apel (Malus domestica),Bawang Putih


(Alium cepa), Bawang Merah (Alium cativum), Ketimun
(Cucumis sativus), Pepaya (Carica papaya), Melon
(Cucumis melo).

Meminta teman kalian untuk membantu dalam percobaan.


Tanpa melihat atau membaui (tutup mata dan hidung),
teman tersebut akan menentukan jenis makanan hanya
dari rasanya dengan cara:
a. Menutup mata teman tersebut dengan kain dan pasang
jepit pakaian pada hidungnya. Jepit pakaian yang
sudah lemah pernya paling baik untuk digunakan
karena tidak akan menjepit terlalu keras
b. Menggunakan tusuk gigi untuk memasukkan potongan
apel kedalam mulut teman, dan beri petunjuk agar ia
mengunyah pelan pelan, lalu menentukan jenis
makanan.

Menentukan jenis makanan, melepas jepit pakaian dari


hidungnya dan ulangi lagi langkah dari atas. Suruh ia
membandingkan rasa makanan itujuga, setelah dan sesuda
tercium baunya

Mengulangi kegiatan 2 dan 3 dengan menggunakan


potongan bawang merah dan bawang putih

19
3.5.4 Persepsi Thermoreceptor

Persepsi Thermoreceptor

Memasukkan ujung jari tangan kanan ke dalam gelas


beker a dan masukkan ujung dan masukkan ujung jari
tangan kiri ke dalam gelas beker b, rendamlah keduanya
selama satu menit.

Mencampurkan dengan cepat setengah bagian air panas


dengan setengah bagian air dingin dan masukkanlah ke
dalam gelas beker c.

Menyediakan 3 buah gelas becker dan berilah label a, b


dan c.

Menyelupkan kedua jari yang direndam tadi ke dalam


gelas beker c dalam waktu yang bersamaan

Mengisi gelas beker a dengan air hangat dan gelas beker


b dengan air dingin yang dicampur es batu.

Mengisi gelas beker a dengan air hangat dan gelas


beker b dengan air dingin yang dicampur es batu.

20
3.6 Pengumpulan Data
3.6.1 Reseptor Rasa
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada praktikum
ini, peneliti menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data
untuk memperoleh data yang kongkrit mengenai kemampuan mengamati
reseptor rasa, menghitung waktu sensasi, uji kepekaan, dan presepsi
thermoreceptor pada kegiatan praktikum "Alat Indra".

3.6.2 Menghitung Waktu Senasi


Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada praktikum
ini, peneliti menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data
untuk memperoleh data yang kongkrit mengenai kemampuan mengamati
menghitung waktu sensasi.

3.6.3 Uji Kepekaan


Pengumpulan data yang digunakan dalam praktikum ini yaitu adalah
kualitatif yakni adalah tekhnikpengumpulan data yang dilakukan sengn
dataya diperoleh dari hasil pengukuran yang dpat dihitung secara akurat.

3.6.4 Persepsi Thermoreceptor


Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada praktikum ini,
peneliti menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data untuk
memperoleh data yang kongkrit mengenai kemampuan mengamati presepsi
thermoreceptor. Metode yang digunakan yaitu sebagai berikut :
a. Metode Observasi
Melakukan pengamatan pada presepsi thermoreceptor dengan
menggunakan penuntun praktikum yang di dalamnya berisi tujuan,
alat dan bahan serta prosedur kerja. Kemudian mencatat hasil data
tersebut.
b. Metode Dokumentasi

21
Metode dokumentasi merupakan pelengkap dari metode
observasi. Metode ini digunakan untuk memperoleh data apa saja
yang telah peneliti temukan pada kegiatan presepsi thermoreceptor
3.7 Analisis Data
3.7.1 Reseptor Rasa
Berdasarkan data tersebut setiap praktikan memiliki sensari reseptor
yang berbeda-beda hal tersebut terjadi adanya perbedaan genetik setiap
orang yang menyebabkan berbedanya jumlah kuncup kecap di permukaan
lidah. Kuncup kecap adalah salah satu sel reseptor yang menerima impuls
berupa senyawa kimia rasa yang akan diteruskan ke system saraf pusat
untuk diterjemahkan

3.7.2 Menghitung Waktu Sensasi


Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada saat menghitung
waktu sensasi pada lidah dengan larutan sukrosa, larutan NaCl, obat kina,
dan asam cuka setelah dimasukkan larutan sekaligus dihidupkan stopwacth
dapat mengetahui kecepatan lidah dalam merasa sesuatu larutan tersebut.

3.7.3 Uji Kepekaan


Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada saat sayatan
daun Rhoeo discolor yang direndam dengan larutan sukrosa 0%, 5%, 10%,
15%, 20%, 25% setelah didiamkan 7-15 menit menghasilkan bentuk yang
berbeda dari bentuk asal sel daun Rhoe discolor.

3.7.4 Persepsi Thermoreceptor


Proses analisis data dimulai dengan menelaah keseluruhan data
yang telah diperoleh dari berbagai sumber yakni berdasarkan hasil
observasi, dokumentasi, dan sumber penunjang lainnya untuk memperkuat
data. Setelah dilakukan penelaahan, dilakukan data untuk menyaring dan
mengambil data inti yang diperlukan.

22
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Reseptor Rasa

Nama Pahit Manis Asam Asin


1. Ayu

2 Fadila

3 Najwa

4 Menanti

5 Presti

6 Dein

23
4.1.2 Menghitung Waktu Sensasi

No. Nama Pahit Manis Asam Asin


(Larutan (Larutan (Larutan (Larutan
Kina) Gula) Cuka) NaCl)
1. Melanie Torana 05 detik 06 detik 04:34 detik 03:59 detik
2. Presty Wulandari 01:88 detik 02.77 detik 01:77 detik 02:25 detik
3. Ayu Siti Fatimah 04:77 detik 01:90 detik 06:54 detik 02:02 detik
4. Nazwa C. Umar 03:25 detik 02:58 detik 03:67 detik 05:60 detik
5. Dein Sagita Aris 06:35 detik 04:35 detik 02:00 detik 02:83 detik
6. Nur Fadila M. Pakili 02:46 detik 03:25 detik 08:67 detik 02:10 detik
7. Menanti 06:64 detik 07:90 detik 02:79 detik 05:80 detik

4.1.3 Uji Kepekaan

N Nama BP Apel Pir Pepaya Melon Timun BM


o
1 Ayu √√ X√√ X√X √√√ X√X √√X √√X
2 Presti √√√ X√X X√X √√√ XXX √√√ √√
 
3 Dein √XX √XX √X√ √√√ √√X √√√ √X√
 
4 Melani √√√ XX√ XXX √√√ XXX √√√ √X√
  
5 Najwa X√X √√√ √√√ √√√ XXX √√√ √X√
 
6 Fadila √XX √√X √√X √XX √√√ X√X √XX
   
7 Menanti √√√ √X√ X√X √XX √√√ √√X X√

Keterangan:
BP : Bawang Putih
BM : Bawang Merah

24
4.1.4 Nama Persepsi Thermoreseptor

0 Nama Panas Dingin C


A B A B
Ayu Panas Dingin Dingin Tidak ada rasa

Dein Panas Dingin Dingin Hangat


Melani Panas Dingin Tidak ada rasa Tidak ada rasa
Menanti Panas Dingin Dingin Dingin
Fadila Panas Dingin Dingin Panas
Najwa Panas Dingin Dingin Tidak ada rasa
Presty Panas Dingin Dingin Panas

4.2 Pembahasan
4.2.1 Reseptor Rasa
Berdasarkan data tersebut setiap praktikan memiliki sensari
reseptor yang berbeda-beda hal tersebut terjadi adanya perbedaan genetik
setiap orang yang menyebabkan berbedanya jumlah kuncup kecap di
permukaan lidah. Kuncup kecap adalah salah satu sel reseptor yang
menerima impuls berupa senyawa kimia rasa yang akan diteruskan ke
system saraf pusat untuk diterjemahkan

4.2.2 Menghitung Waktu Sensasi


Berdasarkan yang kami lakukan pada praktikum VI alat indera
kegiata II menghitung waktu sensasi, kami dapat menyimpulkan dimana
setiap orang yang memiliki indera pengecap yang berbeda. Hal tersebut
terjadi adanya perbedaan genetik setiap orang yang menyebabkan
berbedanya jumlah kuncup kecap dipermukaan lidah. Bertujuan untuk
menentukan daerah pengecap berbagai rasa pada lidah manusia. Setiap
orang memiliki latar belakang yang berbeda-beda yang dapat
mempengaruhi sensitivitas indera pengecap dan pembaunya. Pada

25
percobaab kali ini, faktor yang mempengaruhi kepekaan indera pembau dan
pengecap antara lain, kesehatan reseptor indera, perokok pasif dan kebiasan
makan makanan pedas. Ketika flu, sensitivitas terhadap rasa akan berkurang
karena mengalami gangguan seluruh udara yang mengurangi persepsi
penciuman. Begitu pula dengan perokok pasif, dimana mengalami
penurunan kepekaan akibat zat kimia yang terkandung dalam rokok
mengganggu fungsi pernafasan dan pengecapan. Menurut Rhoades dan
David (2010), faktor yang berpengaruh seperti idiopatik, iatrogenik,
penuaan, obat-obatan, defisiensi vitamin, perubahan saluran pernafasan,
neurologis dan pskiatrik, trauma, neoplasia, laryngectomy total, dan
merokok. Pada indera pengecap, terdapat beberapa faktor yang dapat
mengubah persepsi rasa antara lain, usia seseorang. Penurunan cita rasa
akan terjadi sering bertambahnya usia seseorang. Penurunan selera ini
terjadi sekitar usia 45 atau akhir 50 dengan penurunan sedikit terhadap rasa
asam. Penurunan rasa manis juga terjadi pada usia tua, perasa dalam kontak
dengan senyawa kimia yang sangat mengurangi kemampuan indera perasa
untuk mengidentifikasi rasa asin,manis,asam dan pahit. Faktor lain yaitu
obesitas, kelebihan berat badan dapat mengurangi kepekaan terhadap
pengecapan rasa oleh papila lidah. Hal ini terjadi karena seseorang dengan
obesitas memiliki selera yang kurang sensitif, sehingga rasa manis menjadi
kurang manis, rasa asam menjadi kurang asam, dan seterusnya.

4.2.3 Uji Kepekaan


Berdasarkan kegiatan yang telah kami lakukan perbedaan rasa dari
beberapa buah menjadi salah satu faktor penyebab mengapa banyak yang
salah dalam merasa macam-macam buah, dan juga disebabkan hidung
tertutup sehingga banyak buah yang tidak sesuai nama saat disebut karena
aroma juga yang membantu seorang bisa menebak rasa dari buah itu..
kemudian bawang merah dan bawang putih memiliki rasa yang khas
sehingga banyak yang benar menyebutnya tanpa ada aroma pun sudah bisa
ditebak jika itu bawang merah dan bawang putih. Cara lidah untuk

26
menegnali rasa karena adanya bagian yang bernama kuncup pengecap.
Masing-masing kuncup pengecap ini memiliki rambut mikroskopi yang
sangat sensitive bernama mikrovili. Mikrovilli juga terdiri saraf-saraf
sensorik yang dapat membawa pesan ke otak mengenal makanan yang di
rasakan. Mekanisme kerja lidah juga menjaskan alasan kenapa saat pilek
dan hidung tersubat mungkin kurang bisa merasakan rasa makanan dengan
baik. Setiap makanan yang dimakan mungkin terasa agak hambar saat
dalam kondisi sakit hal ini yang dapat menurunkan nafsu makan

4.2.4 Persepsi Thermoreseptor


Termoreseptor merupakan reseptor yang merespons terhadap panas
dan dingin. membantu mengatur suhu tubuh dengan cara mendeteksi suhu
permukaan dan bagian dalam tubuh Masih terdapat perdebatan mengenai
identitas termoreseptor pada kulit manusia. Akan tetapi banyak peneliti
meyakini bahwa struktur ini sesungguhnya adalah reseptor tekanan yang
telah dimodifikasi dan dipercayai bahwa dendrit telanjang dari neuron
sensoris tertentu adalah termoreseptor yang sesungguhnya pada kulit. Ada
suatu kesepakatan bahwa reseptor dingin dan panas pada kulit, dan
interotermoreseptor pada hipotalamus anterior otak, mengirimkan
informasi ke termostat tubuh, yang berada di hipotalamus posterior
(Campbell, 2004).

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat dilihat


bahwa jari tangan kanan yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air
panas dan jari tangan kiri yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air
dingin, ketika ke dua jari tersebut dimasukkan ke dalam gelas yang sudah
tercampur air panas dan air dingin, maka paling banyak anggota kelompok
mengatakan jari tangan kiri yang sebelumnya dimasukkan ke dalam air
dingin lebih cepat merasakan.

27
Hal ini dapat terjadi karena adanya pengurangan kalor pada tangan
kanan (dari hangat sampai dingin). dan adanya tambahan kalor pada
tangan kiri (dari dingin sampai hangat).

28
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
Sebaiknya siapkan alat dan bahan yang akan di butuhkan terlebih dahulu,
agar praktikum dapat berjalan dengan baik kemudian setiap pengamatan harus
dilakukan dengan teliti. Kepada pengamat di sarankan agar lebih teliti, tekun,
ulet dan sabar. Memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi sehingga dapat
menumbuhkan jiwa kritis pada pengamat. Dalam Proses pengamatan, focus
diatur sebaik baiknya sehingga dapat menimbulkan gambar yang konkret
dalam penelitian.

29
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, K. (2012). Anatomi dan Fisiologi. Bandung: Alfabeta.

Campbell, Neil A. ( 2004).Biologi. Edisi Kelima Jilid 3.Jakarta: Erlangga.

Jalmo, Tri. 2007. Buku Ajar Fisiologi Manusia Bandar Lampung: Unila

Rhoades, R and David R. 2010. Medical physiology: Principles for clinical


medicine. Lippincott williams & Wilkins. New York.

Soewolo, 2005. Fisiologi Manusia. Malang : FMIPA UNM

Everlyn C.Pearce. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT. Gramedia.
Jakarta.

Puspitawati, Ira. 1999. Psikologi Faal. Penerbit Universitas Gunadarma. Depok.

Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi


2. Salemba Medika. Jakarta.

Campbell, W. 2004. Biologi, Erlangga. Jakarta.

Sloane, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit Kedokteran EGC.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai