Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIK

BIOMEDIK II 
HUBUNGAN INDERA PEMBAU DAN PENGECAP

Dosen Pengampu:
Sri Evi Newywarsi P, S.Si, M.kes

Disusun Oleh:

Lyisa Novia Nazareta (2213201066)


Mega Nur Alyani (2213201100)
Melinda Sari Baba Ali (2213201081)
Nia Febi Erisma (2213201075)
Nining Indriani (2213201072)
Hiskia Massangka (2213201103)

KELAS II C 
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAT
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS WIDYA GAMA MAHAKAM SAMARINDA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menganugerahkan
banyak nikmat sehingga kami dapat Menyusun laporan praktikum biomedik ini dengan tepat
waktu Laporan ini berisi tentang uraian hasil riset mengenai “Hubungan Indra Pembau dan
Pengecap ”.
Laporan ini kami susun secara tepat dengan bantuan berbagai pihak diantaranya; Ibu Sri Evi
Newywarsi P,S,Si. M.kes selaku dosen mata kuliah Biomedik II. Oleh karena itu kami ucapkan
terima kasih atas waktu, tenaga, dan dan materi yang telah diberikan. Dalam penyusunan laporan
ini, kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna.
Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari dosen pembimbing dan kakak asisten laboratorium mata kuliah biomedik, serta teman-teman
sekalian. Akhir kata semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat untuk kelompok
kami khususnya, dan para pembaca semua.

Samarinda, 26 Juni 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
COVER ..............................................................................................................................
KATA PENGANTAR ......................................................................................................2
DAFTAR ISI .....................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................4

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................4


1.2 Tujuan ...........................................................................................................................4
1.3 Manfaa ..........................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................6

2.1 Landasan Teori .............................................................................................................6

2.1.1 Indera pembau ..........................................................................................................6

2.1.2 Indera pengecap .........................................................................................................7

BAB III METODELOGI .................................................................................................8

3.1 Tempat dan Waktu ........................................................................................................8


3.2 Hari dan Tanggal ..........................................................................................................8
3.3 Alat dan Bahan .............................................................................................................8
3.4 Cara Kerja .....................................................................................................................9
BAB IV HASIL & PEMBAHASAN ...............................................................................10

4.1 Hasil ..............................................................................................................................10

4.2 Pembahasan ..................................................................................................................11

BAB V PENUTUP ............................................................................................................13


5.1 Kesimpulan ...................................................................................................................13
LAMPIRAN ......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam, karena alam sangat
pen ting untuk kelangsungan makhluk hidup. Karena itu setiap makhluk hidup, khususnya
manusia harus dapat menjaga keseimbangan alam. Untuk dapat menjaga keseimbangan alam dan
untuk dapat mengenali perubahan lingkungan yang terjadi, Tuhan memberikan indera kepada
setiap makhluk hidup.

Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan, baik yang terjadi di
dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhluk hidup. memiliki sel-sel reseptor
khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan yang
terjadi. Berdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor ini dibagi menjadi dua, yaitu interoreseptor dan
eksoreseptor.

Indra pengecap atau lidah merupakan bagian tubuh yang sangat penting Hal itu karena
lidah mengandung kemoreseptor. Kemoreseptor yaitu sel yang berfungsi untuk mengikat
rangsangan kimia yang larut pada air. Lidah memiliki tugas vital yaitu merespons berbagai
macam rasa. Makanan yang masuk ke dalam rongga mulut manusia akan direspons oleh lidah.
Rasa makanan tersebut akan segera diketahui karena adanya reseptor pengecap atau kuncup
pengecap.

Hidung dikenal sebagai indra pembau. Salah satu fungsinya adalah untuk
mengetahuimakanan berbau busuk yang sudah tidak layak dikonsumsi dan makanan berbau
segar yang masih layak dikonsumsi. Udara yang kita hirup pertama-tama akan masuk ke rongga
hidung.Di bagian atas rongga hidung terdapat epitelium penciuman atau olfaktori. Olfaktori
memegang peranan penting dalam hal penciuman karena mengandung reseptor yang dapat
mendeteksi aroma. Bagian ini yang memberikan daya cipta atau imajinasi terhadap sesuatu
dengan penciuman. Olfactory epithelium memiliki reseptor khusus yang sensitif terhadap
molekul bau yang bergerak melalui udara

1.2 Tujuan

1. Untuk melengkapi tugas pada mata kuliah biomedik II.

2. Untuk mengetahui proses dan fungsi impuls pada sistem indera.

3. Untuk mengetahui kelainan pada sisem indera.

4
1.3 Manfaat

1. Kita dapat mengetahui apa saja proses dan fungsi impuls pada sistem indera.
2. Kita dapat mengetahui kelainan pada sistem indera.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Indra pembau


Reseptor Pembau adalah komoreseptor yang dirangsang oleh molekul molekul larutan
dalam cairan hidung. Reseptor pembau merupakan reseptor jauh (tele reseptor) karena lintasan
pembauan tidak memiliki hubungan dalam thalamus dan tidak terdapat di daerah proyeksi pada
neocortex penciuman Membrana offactoria terletak pada bagian superior rongga hidung. Di
bagian medical ia melipat keatas concana superior dan bahkan ada yang berada di concha media.
Pada setiap rongga hidung membrana olfactoria mempunyai luas permukaan 2,4 cm.
Organon olfacus terdapat di dataran medical concha nasalis superior dan pada dataran septumasi
yang berhadapan dengan concha masalis superior. Saat seseorang menarik nafas maka
sesibilirasa pembanya akan lebih kuat karena letak organon olfacus disebelah atasnya. Sensai
pembauan tergantung pada konsentrasi penguapan, misalnya skatol (bau busuk pada facces)
karena konsentrasinya pekat maka baunya busuk.
Impuls-impuls bau dihantarkan oleh filum olfactetorium yang bersinopsis dengan
cabang-cabang dendrit sel mitral dan disebut sinopsis glomerulus. Neurit sel mitral
meninggalkan bulbus olfactorius untuk berjalan di dalam area medialis dan berakhir di dalam
area. Pusat pembauan ada di uncus. Neurit beurit sel mitral mempunyai cabang-cabang yang
menuju ke sel glanuta akan mengadakan sinopso di sinopsi axomatis. Sebagian dari neurit -
neurit sel mitral berjalan dalam strialate ralis dan berakhir dalam incus, sebagian dari neurit
tersebut berjalan di dalam stria medialis dan berakhir di dalam area septialis
Jalannya impuls pembauan adalah sebagai berikut: Impuls impuls bau dihantarkan oleh
filum olfactorium yang bersinopsi dengan cabang-cabang dari dendrit sel mitral dan disebut
siniopsis glomerulus. Neurit sel mitral meninggalkan bulbus olfactorius untuk berjalan di dalam
area medialis dan berakhir di dalam area. Pusat pembauan ada di incus. Neurit - neurit sel mitral
berjalan dalam strialate ralis dan berakhir dalam incus.
1. Rangsang (bau) masuk ke dalam lubang hidung melakui udara yang awalnya disaring oleh
bulu-bulu hidung terlebih dahulu. Udara yang mengandung kotoran akan dibersihkan sementara
kotoran menempel di hidung dan mengendap menjadi kotoran hidung.
2. Udara yang mengandung rangsangan bau ini masuk ke dalam epitelium olfaktori
3. Rangsangan bau menggetarkan Mukosa olfaktori yang berbentuj seperti cairan atau mukus,

6
4. dan kemudian menggetarkan Saraf olfaktori. Rangsangan yang menggetar tadi disampaikan ke
Talamus dan lalu menuju . Hipotalamus yang ada di otak.

2.1.2 Indra pengecap


Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu
pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap
yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan
bicara.
Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu sel
penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong
berfungsi untuk menopang. Bagian- bagian lidah:
a. Bagian depan lidah, fungsinya untuk mengecap rasa manis. Rasa manis, tidak di bentuk oleh
suatu sensasi kimia saja (mis. Gula, glikol, aldehit, keton, amida dan asam amino). Kebanyakan
substansi yang membentuk rasa manis adalah substansi kimia organik. Perubahan sangat kecil
pada radikal sederhana mengubah substansi rasa dari manis menjadi pahit.
b. Bagian pinggir lidah, fungsinya untuk mengecap rasa asin dan asam. Rasa asin, kualitas rasa
berbeda antara garam satu dengan garam lainnya. Kation membentuk rasa asin, anion juga
berperan membentuk rasa asin walaupun sedikit. Rasa asam, intensitas dari sensasi rasa hampir
sebanding dengan logaritma dan konsentrasi ion hydrogen, yaitu semakin asam suatu rasa maka
semakin kuat sensasi di bentuk.
c. Bagian belakang pangkal, fungsinya untuk mengecap rasa pahit. Rasa pahit, substansi yang
membentuk rasa pahit hampir seluruhnya merupakan substansi organic: substansi organic rantai
panjang yang mengandung nitrogen dan alcohol meliputi banyak zat yang digunakan dalam obat-
obatan.Lidah memiliki kelenjar ludah, yang menghasilkan air ludah dan enzim amilase (ptialin),
Enzim ini berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula. Letak kelenjar ludah yaitu:
kelenjar ludah atas terdapat di belakang telinga. dan kelenjar ludah bawah terdapat di bagian
bawah lidah.

7
BAB III
METODELOGI

3.1 Tempat dan Waktu


Tempat praktikum : Laboratorium Fakultas Kesehatan Masyarakat, Lantai 4
Universitas Widya gama Mahakam Samarinda
Waktu : pukul 14.00 WITA – selesai

3.2 Hari dan Tanggal


Hari : Selasa
Tanggal : 21 Juni 2023

3.3 Alat dan Bahan


Alat dan bahan praktikum indra pembau dan pengecap, yaitu :
1. Stopwatch
2. Piring
3. Tusuk gigi
4. Tissue
5. Kunyit
6. Jahe
7. Apel
8. Kencur
9. Jeruk nipis
10. Bawang putih
11. Bawang merah
12. Probandus 2 orang

8
3.4 Cara Kerja
3.4.1 percobaan indera perasa dan penciuman

Percobaan indra pembau dan pengecap.


 Arahkan probandus duduk rileks dengan kondisi mata tertutup.
 Berikan satu per satu sampel ke probandus.
 Probandus menebak dengan cara mencium dan merasakan sampel.
 Catat hasil identifikasi dari probandus.
3.4.2 Pecobaan Keseimbangan

 Arahkan probandus berdiri rileks dengan kedua mata kaki dalam saling bersentuhan.
 Tutup mata probandus.
 Tunggu dan amati keseimbangan kedua probandus selama 5 menit.

9
BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

4.1 Hasil

 Probandus 1

Nama : Hiskia Massangka

Umur : 19 Tahun

Jenis kelamin : laki-laki

 Probandus 2

Nama : Melinda Sari Baba Ali

Umur : 21 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Uji coba pertama

Identifikasi
No. Macam P1 P2
Perlakuan Dan Percobaan Ke - 2
Sampel
B R B R B R B R
1. Bawang + - + + Menyengat Asin Menyengat Pahit &

10
putih pedas
2. Jeruk + + - + Menyengat Asam Tidak Asam
nipis menyengat

Jeruk + + - + Menyengat Asam Tidak Asam


nipis menyengat
Bawang + - + + Menyengat Pedas Tidak Pahit
merah menyengat
Kunyit + - + - menyengat Pahit Menyenga Pahit
t
Kencur + - + - berbau Pahit berbau Pahit
Apel + + + + Menyengat Manis Menyenga Manis
t
Jahe + + + + Menyengat Pedas Menyenga Pedas
t

Uji coba kedua

No. Macam Sampel Durasi P1 P2 Keterangan


1. Berdiri tegak 5 menit √ Selama 5 menit pertama
probandus tidak bergoyang

2. Berdiri tegak 5 menit √ Selama 5 menit pertama


probandus tidak bergoyang

Keterangan :
B = Bau Plus (+) = Benar
R = Rasa Mines (-) = Salah
P1 = Probandus 1
11
P2 = Probandus 2

4.2 Pembahasan

Berdasarkan uji terhadap lokasi pengecapan dan penciuman serta waktu untuk
merasakan sensasi rasa tersebut, dihasilkan variasi lokasi dan waktu terhadap pengecapan dan
penciuman setiap probandus. Hal ini dikarenakan puting pengecap yang berbeda akan
memberikan kesan rasa yang berbeda pula.

Dari data yang diperoleh pada probandus I, mampu menebak atau mengenali bau
dengan benar tetapi salah mengenali rasa saat uji coba. Sedangkan pada probandus II belum bisa
menjawab atau mengenali rasa dan bau dengan benar.

Ada beberapa contoh penyakit yang berhubungan dengan indra pembau dan pengecap:

1. Anosmia

Gangguan anosmia adalah kehilangan total kemampuan untuk mencium bau. Ini bisa
disebabkan oleh faktor genetik, cedera kepala, infeksi sinus, penyakit kronis, atau penggunaan
obat-obatan tertentu.

2. Hyposmia

Hyposmia adalah gangguan di mana seseorang mengalami penurunan kemampuan


untuk mencium bau. Hal ini bisa terjadi akibat infeksi, alergi, atau penuaan.

3. Parosmia

Parosmia adalah gangguan di mana orang mengalami perubahan dalam persepsi bau.
Mereka dapat mencium bau yang biasanya menyenangkan sebagai bau yang tidak enak atau
tidak normal.

4. Ageusia

Gangguan ageusia adalah kehilangan total kemampuan untuk merasakan rasa. Ini bisa
terjadi akibat masalah saraf, infeksi, atau efek samping obat.

5. Hypogeusia

12
Hypogeusia adalah gangguan di mana seseorang mengalami penurunan kemampuan
untuk merasakan rasa. Ini bisa terjadi akibat infeksi, cedera, atau masalah medis lainnya.

Bahwa diagnosa dan pengobatan penyakit yang berkaitan dengan indra pembau dan
pengecap harus dilakukan oleh profesional medis yang berkualifikasi. Jika mengalami masalah
dengan indra pembau atau pengecap, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk
evaluasi dan perawatan yang tepat.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Lidah adalah salah satu dari panca indera manusia. Lidah berfungsi sebagai organ
pengecap. pada lidah terdapat reseptor untuk rasa, Reseptor ini peka terhadap stimulus dari zat-
zat kimia, sehingga disebut kemoreseptor.
Kemampuan reseptor tersebut dikumpulkan menjadi 5 kategori umum : asam, asin, manis, pahit
dan umami disebut sensasi pengecapan utama.
Hidung merupakan panca indra yang berfungsi sebagai indra pembau. Di dalam
hidung terdapat beberapa struktur yakni; batang hidung, cuping hidung, septum nasi, dinding
lateral rongga hoding, lubang hidung bagian dalam, bulu hidung, septum hidung,
tulangrawan hidung, sinus hidung, selaput lendir, saluran hidung sampai tenggorokan,
ronggahidung, dan dinding hidung. Hidung memiliki beberapa fungsi diantaranya:Sebagai
saluran respirasi Penyaring udara Melembabkan udaraMenghangatkan udara Identifikasi
memori dan emosi Membentuk suaraHidung terbagi menjadi beberapa bagian yakni
hidung bagian atas yang terdiri atasolfaktori sebagai reseptor pendeteksi aroma yang akan
diteruskan ke bulbus olfaktori yangmerupakan saraf penciuman lalu sinyal akan dikirim ke otak.
Hidung bagian bawah terdiridari beberapa pasang tulang rawan (kartilago). Kartilago (tulang

13
rawan) memiliki fungsisebagai pendukung struktural untuk mempertahankan bentuk
tubuh atau penyusun danpembentuk hidung.

5.2 Saran
Dengan terselesaikannya makalah ini penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca Penulis juga berharap agar makalah ini dapat menjadi sumber informasi mengenai
indra pembau (hidung) dan indra pengecap (lidah) sehingga dapat memperluas wawasan bagi
para pembaca. Tentunya penulis menyadari jika dalam penyusunan di atas masih banyak ada
kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan melakukan perbaikan
susunan makalah dengan menggunakan pedoman yang berasal dari beberapa sumber dan kritik
yang membangun.

LAMPIRAN

14
DAFTAR PUSTAKA

Samin, C. (2016, Agustus 31). Hidung (Pengertian, Bagian dan Fungsinya, Penyakit
ADAM, George L. 1997. Buku ajar penyakit THT. Jakarta: EGC
Ganong WF. 2003. Review of Medical Physiology Ed.21. USA: McGraw-Hill.

15

Anda mungkin juga menyukai