sampai ke kanalis
schlemm, mengalami kontak dengan korpus siliaris, iris, lensa, vitreus, kornea dan
trabecular meshwork. Terjadi pertukaran secara difusi dengan jaringan sekitarnya,
sehingga aqueous humor pada kamera okuli anterior lebih menyerupai plasma
dibandingkan dengan aqueous humor pada kamera okuli posterior.
2. Ultrafiltrasi
Adalah suatu proses dimana cairan dan bahan terlarut melewati membran
semi
permeabel dibawah gradien tekanan. Setiap menitnya 150 ml darah mengalir melalui
kapiler prosesus siliaris. Selama darah melewati kapiler prosesus siliaris, sekitar 4%
filter plasma mengalami penetrasi dalam dinding kapiler ke dalam rongga interstisial
antara kapiler dan epitel siliaris. Dalam korpus siliaris, gerakan cairan dipengaruhi
oleh perbedaan tekanan
interstisial ,ditahan oleh perbedaan antara tekanan onkotik plasma dan aqueous
humor. Konsentrasi koloid dalam ruang jaringan prosesus siliaris 75% dari
konsentrasinya di plasma. Konsentrasi tinggi koloid dalam ruang jaringan prosesus
siliaris mempengaruhi pergerakan cairan dari plasma ke dalam stroma siliar tapi
mengurangi gerakan cairan dari stroma ke kamera okuli posterior.
3. Transpor aktif
Merupakan proses yang membutuhkan energi yang menggerakkan substansi secara
selektif melawan gradien elektrokimia menyeberangi membran sel. Proses ini
diperankan oleh berjuta sel epitel tidak berpigmen yang mensekresikan aqueous
humor, setara dengan 1/3 volume intraselnya per menit. Ion-ion yang diangkut
melalui epitel siliaris tidak berpigmen belum jelas, menurut kebanyakan teori
termasuk sodium, klorida dan bikarbonat. Pembentukan aqueous humor kebanyakan
merupakan hasil dari transpor aktif dari epitel tidak berpigmen korpus siliaris yang
melibatkan Na+ / K+ -ATPase pada membran sel.Aktivitas enzim karbonik anhidrase
II juga terlibat dalam proses ini
Humor aquosus hampir seluruhnya terbentuk sebagai sekresi aktif dari lapisan epitel
prosesus siliaris. Sekresi dimulai dengan transpor aktif ion natrium kedalam ruangan diantara
sel-sel epitel. Ion natrium kemudian menarik ion klorida dan bikarbonat, dan bersama-sama
mempertahankan sifat netralitas listrik. Kemudian semua ion ini bersama-sama menyebabkan
osmosis air dari kapiler darah yang terletak dibawahnya ke dalam ruang interseluler peitel
yang sama, dan larutan yang dihasilkan membersihkan ruangan prosesus siliaris sampai ke
kamera okuli anterior mata. Selain itu beberapa nutrien dibawa juga melalui epitel-epitel
dengan transpor aktif atau difusi terfasilitasi, nutrien ini termasuk asam amino, asam askorbat
dan glukosa. Selain itu, zat sisa metabolisme (seperti asam piruvat dan asam laktat) juga
dibuang dari jaringan-jaringan tersebut.5
Tabel 1. Perbandingan komposisi plasma, Aqueous Humor dan Vitreous Humor
TUGAS 3
Fisiologi Penglihatan Warna
Lewis Richart Adson Nggeolima
1008012038
`
Fungsi utama mata adalah memfokuskan berkas cahaya dari lingkungan ke sel
fotoreseptor retina, yaitu sel batang dan sel kerucut.
Bila sel batang ataupun sel kerucut terangsang, sinyal akan dijalarkan melewati lapisan
ganglion dan bipolar sebelum mencapai fotoreseptor di semua bagian retina kecuali di
fovea.
Retina mengandung sel batang 30 kali lebih banyak daripada sel kerucut (100 juta sel
batang dibandingkan 3 juta sel kerucut per mata). Sel kerucut lebih banyak di makula
lutea pada bagian tengah retina. Dari titik ini keluar, konsentrasi sel kerucut berkurang
dan konsentrasi sel batang meningkat. Sel batang paling banyak di perifer. Perbedaan
antara sel batang dan sel kerucut adalah sel kerucut memberi penglihatan warna
sedangkan sel batang memberi penglihatan hanya dalam bayangan abu-abu. Sel kerucut
memiliki sensitivitas rendah terhadap cahaya, dinyalakan hanya oleh sinar terang siang
hari, tetapi sel ini memiliki ketajaman (kemampuan membedakan titik yang berdekatan)
tinggi. Manusia menggunakan sel kerucut untuk penglihatan siang hari, yang berwarna
dan tajam. Sel batang memiliki ketajaman rendah tetapi sensitivitasnya tinggi sehingga
sel ini berespons terhadap sinar temaram malam hari. Sel kerucut pada retina merupakan
komponen penting untuk melihat warna. Setiap jenis sel kerucut sensitif terhadap panjang
gelombang yang berbeda. Pada sel kerucut mata orang yang normal memiliki tiga jenis
pigmen yang dapat membedakan warna.
Ketiga macam pigmen tersebut sensitif terhadap cahaya. Penglihatan warna yang
normal pada manusia ini disebut juga dengan trikromatik. Sifat absorbsi dari pigmen yang
terdapat di dalam ketiga macam sel kerucut itu menunjukkan bahwa puncak absorbsi pada
gelombang cahaya berturut-turut sebagai berikut :
a) 420 nm: sel kerucut biru atau "S" kerucut untuk panjang gelombang pendek (shortwavelength light),
b) 530 nm: sel kerucut hijau atau "M" kerucut untuk panjang gelombang menengah
(middle-wavelength light),
c) 560 nm: merah kerucut atau " L" kerucut untuk gelombang panjang (long-wavelength
light)
Gambar a. Spektrum penyerapan cahaya yang relatif terjadi pada tiga kelas photopigment
kerucut manusia pada penglihatan warna yang normal (trikromatik). b. Penyerapan cahaya
relatif digambarkan terhadap panjang gelombang dalam nanometer (nm)
Penglihatan warna, presepsi berbagai warna, bergantung pada berbagai rasio
stimulasi ketiga tipe sel kerucut terhdap bermacam-macam panjang gelombang tertentu
dari sinar yang sampai ke fotoreseptor retina. Panjang gelombang ini juga merupakan
panjang gelombang untuk puncak sensitivitas cahaya untuk setiap tipe sel kerucut, yang
dapat mulai digunakan untuk menjelaskan bagaimana retina dapat membedakan warna.
Misalnya panjang gelombang yang terlihat sebagai biru tidak merangsang sel kerucut
merah atau hijau sama sekali tetapi merangsang sel kerucut biru secara maksimal, Bila
panjang gelombang elektromagnetik yang diterima terletak di antara kedua pigmen sel
kerucut, maka akan terjadi penggabungan warna, Masukan-masukan warna tersebut di
kombinasikan dan diproses pada pusat penglihatan warna di korteks penglihatan primer
pada otak dan inilah yang akan menghasilkan presepsi warna.