Anda di halaman 1dari 9

Uveal tract adalah komponen vascular utama pada mata.

Terdiri dari 3 bagian yaitu iris, ciliary body (anterior uvea) dan koroid (posterior uvea) Uveal tract melekat erat pada sclera hanya pada 3 tempat yaitu scleral spur, titik keluar dari vena vortex dan optic nerve. Iris merupakan perluasan ke anterior dari uveal ract, tersusun dari pembuluhdarah dan jaringan ikat, sebagai tambahan melanosit dan sel pigmen yang menyebabkan perbedaan warna pada iris. Mobilitas iris menyebabkan ukuran pupil berubah Stroma iris tersusun dari sel berpigmen (melanosit) dan sl non pigmented, fibril kolagen dan matriks yang mengandung asam hyaluronat. Caira aqueous mengalir secara bebas melalu stroma sepanjang permukaan anterior iris dimana terususun atas multiple kripte yang bervariasi dalam bnetuk, ukuran dan kedalaman. Permukaan ini dilapisi oleh jaringan ikat yang menyatu dengan ciliary body. Keseluruhan struktur stroma iris sama pada. Perbedaan warna tergantung pada jumlah pigmentasi pada lapisan tepi anterior dan kedalama stroma. Stroma pada iris yang berwarna biru sedikit mengandung pigmen dan iris coklat banyak mengandung pigmen sehingga dapat menyerap cahaya lebih banyak. Pembuluh darah banyak pada bagian stroma iris. Kebanyakan mengikuti secara radal, dari major arterial circle dan melewati bagian tengan pupil. Pada daerah collarette (bagian paling tebal dari iris), terjadi anastomose antara arteri dan vena untuk membentuk minus vascular circle iris, yang dimana biasanya inkomplit. Major arterial circle terletak pada apex dari ciliary body bukan pada iris. Pada manusia, lapisan tepi anterior biasanya avaskulat. Diameter kapiler biasayna besar. Endotelnya nonfenestrated dan dilapisi oleh basement membrane, terdapat pericyte dan zona filament kolagen. Intimanya tidak memiliki internal elastic lamina. Permukaan posterior dari iris adalah lapisan pigmented tebal dan tmapak velvety smooth dan uniform. Bagian ini berlanjut dengan epitel nonpigmented dari ciliary body dan bagian neurosensory dari retina. Polaritas dari sel-selnya dipertahankan selama fase embryogenesis. Permukaan basal dari lapisan pigmented ini melapisi posterior chamber. Permukaan apeknya berhdapan dengan stroma dan melekat ke bagian anterior dari lapisan pigmented yang berfungsi sebagai otot dilator. Otot dilator secara embriologi berasal dari lapisan luar optic cup yaitu neuroektoderm. Otot ini terletak secara parallel dan anterior terhadap posterior pigmented epithelium. Sel otot polos mengandung miofilamen dan melanosom. Otot ini diinervasi oelh saraf simpatis dan parasimpatis. Kontraksi otot dilator terjadi akibat dari stimulasi simpatis alpha adrenergic; stimulasi parasimpatis kolonergik memeiliki peran inhibitor. First order neuron dari rantai simpatis dimulai dari hipotalamus posterolateralipsilateral dan melewati batang otak untuk bersinapsis di intermediolateralr gray matter dari spinal cord, pada level thoracic 1. Second order preganglionic neuron keluar dari spinal ord melewti apex pulmonariny dan ganglion stellate tanpa bersinapsis dan melakukan sinapsi di ganglion servikal. Third order postganglionic neuron berasal dari sini, bergabung dengan pleksusinternal carotid memasuki sinus kavernosus dan berjalan dengan ophthalmic division dari CN v ke orbita lalu ke otot dilator. Gangguan pada saraf simpatis ini akan menyebabkan sindrom orner, miosis + ptosis + anhidrosis. Otot sphincter juga berasal dari neuroektoderm. Terdiri dari serat otot polos berbentuk sirkular band dan terletak dekat margin pupil dalam stroma, anterior dari epitel pigmen iris. Walaupun secara morfologi dikatakan mendapat 2 inervasi, tetapi otot spinchnter menerima inervasi primer dari saraf parasimpatis yang berasal dari CN III

dan berespon terhadap stimulasi muskarni secara farmakologi. Inervasi simpatis menyebabkan relaksasi siphncter dalam kegelapan. Serat saraf yang menyuplai otot ini meninggakan nucleus Edinger Westphal dan mengikuti divisi inferior dari CN III setelah bercabang di sinus kavernosus. Serat saraf kemudian menyuplai otot oblik inferior, keluar dan bersinaps dengan serat postganglion di ganglion siliary. Serat postganglion berjalan bersama dengan saraf short ciliary ke sphincter iris, tidak bermyelinasi sehingga konduksinya cepat. CILIARY BODY Memiliki 2 fungsi yaitu pembentukan aqueous humor dan kaomodasi lensa, juga aliran aqueous humor secara trabecular dan uveoscleral. Ciliary body memiliki lebar 6-7 mm dan terdiri dari 2 bagian yaitu pars plana dan pars plicata. Pars plana avascular dan smooth pigmented zone, lebar 4 mm dan meluas dari ora serata ke ciliary processes. Safest posterior surgical approach ke rongga vitreous adalah melalui pars plana, 3-4 mm dari limbus kornea. Pars plicata kaya akan pembuluh darah dan terdiri dari 70 lipatan radial atau cilliary processes. Serat zonula lensa secara primer melekat di ciliary processes tetapi juga di sepanjang pars plana. Pleksus kapiler dari masing-masing ciliary prpcesses disuplai dari arteriol dari major arterial circle; masing-masing pleksus didrainase oleh 1-2 venule besar yang terletak di masing-masing prosesus. Tonus sphincter dalam otot polos arteriol mempengaruhi gradient tekanan hidrostatis kapiler, dan juga mempengaruhi bagian mana darah yang mengalir ke pleksus kapiler atau langsung ke vena koroidal. Inervasi normal dari otot polos vascular dan substansi vasoatif humoral penting dalam aliran darah regional, area permukaan kapiler untuk pertukaran cairan dan tekanan hidrostatis kapiler. Semuanya berpengaruh pada kadar pembentukan aqueous humor. Ciliary body dibatasi oleh sel epitel double layer, nonpigmented dan pigmented epithelium. Epitel inner dan nonpigmented terletak diantara posterior chamber dan outer pigment epithelium. Apeks dari lapisan sel pigmented dan nonpigmented disatukan oleh kompleks sistem dan interdigitasi seluler. Sepanjang lateral intercellular spaces, dekat tepi apical dari epitel nonpigmented terdapat tight junction (zonulae occludents) yang mempertahankan blood aqueous barrier Ciliary muscle Ada 3 lapisan yaitu longitudinal, radial dan sirkular. Tersusun dari serat otot polos, mengandung myofibril, mitokondria, partikel glikogen dan nucleus, kaya akan kolagen tipe 4 Inervasi saraf myelinsasi dan non myelinasi terutama oleh serat parasimpatis CN III mellaui short ciliary nerve Serat simpatis menyebabkan relaksasi otot. Obat yang bersifat kolonergik dapat menyebabkan kontraksi dari otot siliar sehingga dapat meningkatkan aliran cairan aqueous dengan membuka ruangan pada trabecular meshwork.. Tipe protein yang diekspresika pada ciliary body memiliki fungsi 1. sintesis protein, sekresi dan degradasi (20%) 2. supali energy dan biosintesis (12%) 3. kontraktilitas dan struktur sitoskeleton (6%) 4. signaling seluler dan regulasi siklus sel (7%) 5. nerve cell-related task (2%) meliputi proses neuropeptide, fototransduksi nonvisual putative dan circadian rhytm control

Biokimia dari otot polos iris meliputi 1. kontraksi-relaksasi 2. karakterisasi reseptor 3. pembentukan dan pengaturan second messenger 4. fosforilasi protein 5. metabolism fosfolipid 6. pelepasan asam arachidonic dan biosintesis eicosanoid DINAMIKA AQUEOSU HUMOR Merupakan cairan transparan yang mengisi kamera anterior dan posterior, disekresi oleh nonpigmented ciliary epithelium dari substrat plasma darah. Merupakan sumber nutrient mayor untuk lensa dan kornea yang avascular dan menyediakan rute untuk pembuangan produk sisa. Secara esensial merupakan protein free yang menyebabkan optical clarity. Kadar proteinnya setengah dari albumin, sangat rendah sekitar 1/500 dari plasma. Komponen lainnya growth factors, beberapa enzim seperti carbonic anhydrase, lysozyme, diamine oxidase, plasminogen activator, dopamine B hydroxylase, phosolipase A2 da n PGs, cyclin adenosisn monophosphate (cAMP), katekolamin, hormone steroid dan asam hyaluronat. Caira ocular dipisahkan dari darah melalui baier yang dibentuk oleh tight junction antara sel epitel dan endotel. Barrier ini disebut blood-aqueous or blood retina, tergantung lokasinya di mata. Aqueous humor memasuki kamera posterior dari prosesus siliaris melalui mekanisme: 1. pasif : difusi dan ultrafiltrasi 2. aktif : energy dependent secretion, meliputi akitivitas carbonic anhydrase II (CA II) Difusi meliputi perpindahan ion seperti sodium memlewati membrane kearah potensial negative. Ultrafiltrasi adalah pembentukan aqueous dengan komponen non enzimatik yang tergantung pada TIO, tekanan darah dan tekanan osmosis darah pada ciliary body. CA II terdapat pada epitel pigmented dan nonpigmented. Pembentukan aqueous humor sebagian besar merupakan hasil sekresi aktif dari inner nonpigmented ciliary epithelium dan melibatkan membrane associated NA+K+ATPase. - konsentrasi NA+K+Cl-, myo=inositol, asam amino dan glukosa pada cairan aqueous dipertahankan oleh sistem transport aktif yang terletak di epitel ciliary - tingginya kadar ascorbic acid dalam aqueous humor disebabkan karena mekanisme pompa aktif mensekresikannya ke aqueous. - Iris dan ciliary body mengupulkan p aminohippuric acid dari aqueous - Rendahnya kadar protein dalam aqueous humor terhadap serum sebagai hasil dari adanya eksklusi molekul besar oleh blood aqueous barrier. Adanya barrier ini memerlukan sistem transport aktif untuk memindahkan substansi melewati lapisan seluler ke dalam mata atau dari aqueous humor. - Tingkat pembentukan aqueous humor berbeda pada tiap spesies, rata-rata 2uL/min pada manusia. TIO dipertahankan melalui produksi dan drainase caira aqueous secara kontinyu, dimana jaringan sekitar membuang produk sisa metabolism.

EICOSANOIDS Tipe dan mekanisme kerja Eicosanoids yang meliputi PGs, prostacycline (PGI2), troboxan (TXA2) dan leukotriene merupakan bagia penting dalam aktivitas hormonal. Disintesis akibat adanya stimulasi dari fosfolipase A2 (PLA2) yang menyebabkan pelepasan asam arakhidonat dari membrane glikolipid. Agen-agen ini mempengaruhi sistem reproduktif pria dan wanita, sistem gastrointestinal, kardiovaskular dan sistem renal, SSP dan mata. PGI2 dan TXA2 merupakan antagonist biological. PGI2 disintesis terutama pada sel endotel darijaringan vascular merupakan vasodilator poten, platelet antiaggregating agent dan stimulator adenylate cyclase. Sebaliknya TXA2 disintesa di platelet, vasoconstrictor potent dan platelet aggregating agent. Prostaglandin memeiliki efek pada proses radang di mata, dinamika aqueous humor dan fungsi blood ocular barrier. PGs subtype E dan F dan AA, ketika diberikan secara intrakamera atau topical pada konsentrasi tingi menyebabkan miosis, peningkatan TIO, peningkatan konten protein aqueous, dan masuknya sel darah putih kedalam aqueous dan cairan air mata. Buktinya adalah pemberian obat antiglaukoma seperti epinefrin mempengaruhi TIO dengan mengatur produksi darinPGs. PGS dan turunannya berguna untuk obat antiglaukoma. Nbeberapa contoh PGF2 receptor agonist (latanoprost, bimatoprost, travoprost) menurunkan TIO 27-35%). PG analog mempercepat outflow. SINTESIS AA dilepaskan dari membrane plasma fosfolipid melalui rangkaian stimulus; peradangan, imunologikal, neural, kimia atau simple mechanical. Free AA bereaksi dengan COX (PG synthetase, enzim pertama dari biiosintesis OG atau dengan lipoxygenase untuk menghasilkan hydroperoxy fatty acid. Ada 2 bentuk COX yaitu COX 1 dan COX 2. Pada reaksi COX, arakidonat yang dilepas dikonversi menjadi endoperoxidase (PGG2 dan PGH2) pleh membrane yang berikatan dengan COX. Endoperoxidase kemudian dikonversi menjadi TXA2 oleh thromboxane synthase atau PGs pleh isomerase atau enzim reduktase. Sebagian besar NSAID seperti indometasin dan aspirin, dapat menghambat biosintesis PG dari AA melalui reaksi COX 1. NSAID berikatan secara ieversibel dengan enzim COX. Topikal NSAID sering digunakan pada inflamasi segmen anterior, afakia dan pseudophakic cystoid macular edema, allergic conjunctivitis dan nyeri pasca operasi. Flurbiprofen 0,03% (Ocufen) dan suprofen 1% (profenal) drop sering digunakan preoperative untuk mencegah PG mediated pupillary miosis selama operasi ocular. Diclofenac 0,1% (Voltaren ophthalmic) digunakan sebagai pengobatan inflamasi post op katarak. Ketrolac tromethamine 0,5% (Acular) diindikasikan untuk menyembuhkan gatal pada konjungtivitis alergi. Beberapa studi mendukung penggunaan diclofenac 0,1% atau ketorolac 0,5% untuk mengurangi keparahan dan durasi pseudophakic macular edema akibat dari ciliary body derived cytokines dan menyembuhkan nyeri kornea setelah radial keratotomy. Biosintesis prostaglandin via reaksi COX2 dapat dihambat pleh COX 2 inhiboitor.

NSAID seperti ibuprofen dan naproxen menghambat COX 1 dan COX 2 bersaing dengan arakidonat saat berikatan dengan COX-active site. Karena bersifat ulcerogenik dibuatlah suatu senyawa selective COX 2 inhibitor (anti inflamasi, analgetik, toksiksitas terhadap GI tract sedikit) seperti rofecoxib, celecoxib (Celebrex) dan valdecoxib dapat meningkatkan risiko kardiovaskular dan komplikasi seperti infark miokard. Leukotrienes Juga dibentuk oleh AA melalui jalur lipooxygenase. Kerjanya pada jaringan intraocular dan cairan ntraokular belum sepenuhnya dipahami. Leukotriens C4 dan D4 diidentifikasi sebagai constituent aktif mayor low reacting substance anaphylaxis (SRS-A) dan kontraktor otot polos yang mengganggu permeabilitas membrane. Lebih aktif dari histamine. NSAID tidak menghambat lipooxygenase tapi nordihydroguaiaretic acid (NDGA). Reseptor Prostaglandin Memegang peranan dalam pengaturan kontraktilitas otot polos; mediasi nyeri dan demam; regulasi tekanan darah dan agregasi platelet; mekanisme pertahanan pada keadaan fisiologis lainnya seperti pada respon imun dan inflamasi. Menghambat COX dan prostaglandin merupakan mekanisme dari analgesic, anti inflamasi, antipiretik dan antitrombotik dari NSAID. NEUROTRANSMITTER, RESEPTOR dan JALUR TRANSDUKSI SINYAL Otot sphincter dan siliaris diinervasi oleh parasimpatis oleh CN III dan impuls kollinergik yang ditransmisikan ke otot oleh asetilkolin. Pada prosesus siliaris, nonmedullated nerve fibers, sebagian besar adrenergic, membungkus pembuluh darah. Serat otot dilator dari iris diinervasi oleh saraf simpatis dari superior cervical ganglion dan impuls saraf adrenergic yang ditransmisikan ke sel otot oleh norepinefrin. Neuron yang mensintesis, meyimpan dan melepaskan ACH disebut neuron kolinergik, sedangkan yang mensisntesis, menyimpan dan melepaskan NE disebut neuron adrenergic. Ada 2 tipe mayor dari reseptor autoom; reseptor kolinergik menerima input dari neuron kolinergik; reseptor adrenergic dari neuron adrenergic. Reseptor pada sphincter iris dan otot siliaris merupakan tipe muskarinik kolinergik dan dilator iris merupakan tipe reseptor alpha adrenergic. Otot iris mengandung saraf sensoris. Neuotransmiter sensoris meliputi substansi P dan calcitonin gene-related peptide (CGRP) yang erlibat dalam reaksi inflamasi dan pengaturan langsung dan tak langsung tonus otot iris. MIOTICS Agen miosis yang mengkonstriksikan pupil dengan enstimulasi sphincter (cholinergic agonist) atau dengan menghambat dilator (adrenergic blockers). Cholinergic agonist miotics Stimulator sphincter menyebabkan respon yang mirip dengan Ach.

Mengkontraksikan sphincter (meningkatkan kontraksi pupil) dan otot siliar (akomodasi). Aktivitas sphincter dipengaruhi 2 mekanisme : 1. kerja langsung pada otot melalui Ach, carbachol dan pilocarpin 2. menghambat asetilkolin esterase baik secara reversible dengan physostigmine (Eserine) atau neostigmine (Prostigmin) atau secara ireversibel dengan diisopropyl fluorophosphates (DFP) atau echothiopate iodide (Phospholine iodide) Asetilkolin esterase nebghambat asetilkolin berakumulasi pada ujung saraf parasimpatis dan menyebabkan spasm akomodatif Adrenergic antagonist miotics Ada 2 mekanisme untuk kerja dilator blockers: 1. menghambat pelepasan NE pada myoneural junction oleh guanethidine (Ismelin), yang bekerja dengan mengurangi penyimpanan NE pada ujung saraf terminal. 2. Menghambat reseptor alpha adrenergic dari otot dilator oleh thymoxamine, dapiprazole, phenoxybenzamine, dibenamine atau phentolamine yang mencegah kontraksi dan menyebabkan miosis Otot dilator pupil didominasi reseptor alpha adrenergic, dimana otot siliaris dibawah control parasimpatis. Mydriatic Agen ini bersifat mendilatasikan pupil dengan menstimulasi dilator (adrenergic agonist) atau menghambat sphincter (cholinergic blockers) Adrenergic agonist mydriatics Stimulator dilator bekerja dengan 3 mekanisme: 1. meningkatkan pelepasan NE, seperti pada hydroxyamphetamine sehingga midriasis 2. mengganggu reuptake NE seperti kokain 3. seara langsung menstimulasi reseptor alpha 1 pada dilator seperti phenylephrine. Cholonergic antagonist mydriatiscs Agen adrenergic hanya mydriatikum, tetapi antikolinergik adalah midriatikum dan sikloplegia. Conohnya atropine yang menghambat kerja Ach dan pilocarpine pada otot dan waktu kerjanya lama. Rapid sikloplegia dan short acting : tropicamide. Cyclopentolate : intermediet aksi dan durasi. Agen lain : homatropin dan scopalamin. Calcium Channels dan Channels Blocker Kanal kalsium merupakan membrane bound protein receptors yang mengandung subunit multiple, satu daintaranya merupakan bagian aktif untuk berikatannya suatu calcium channels blocker. Kalsium memegang peranan dalam mempengaruhi fugsi sel, dan sebagian besar jaliur untuk masuk ke dalam sel adalah melalui kanal kalsium. Ada 6 subklas calcium channels blockers yang diidentifikasi adaah L,T,N,P,Q dan R. Tipe L paling banyak terletak di skeletal, jantung dan otot polos pembuluh darah.

Calcium channels blockers melekat pada membrane bound calcium channels dan menghambat influx kalsium ekstraseluler dalam otot polos pembuluh darah, sehingga menyebabkan vasodilatasi arteriolar dan penurunan kontraktilitas miokard. Pemakaian calcium channels blocker secara topical dapat menurunkan TIO.

Membrane Receptors and Intracellular Communications Transduksi sinyal Reseptor neurotransmitter dan hormone peptide terletak pada bagian permukaan dari sel, sedangkan reseptor untuk hormone steroid terletak intraseluler sehingga hormone steroid harus masuk ke dalam sel untuk menimbulkan efek. Iris dan badan siliar memiliki reseptor adrenergic, muscarinic cholinergic, peptidergic, PG, serotonin dan purinergic. Reseptor membrane memiliki beberapa karakteristik: 1. mengenal dan berikatand engan first messengers atau ligand 2. Ligand specific 3. Jumlah reseptor yang diisi oleh ligand menentukan respon dari sel Receptor-Effector Coupling Respon sel terhadap ligand tergantung pada transduksi sinyal yang melewati membrane plasma ke dalam sel, melalui beberapa mekanisme: 1. ligand berikatan dengan reseptor yang fungsinya sebagai kanal ion dan menyebabkan terbukanya kanal dan menyebabkan kation masuk ke dalm sel. 2. Reseptor yang memiliki aktivitas enzim integral diaktifkan dengan pengikatan ligand. 3. G-protein-coupled receptors mengaktivasi protein efektor. Cyclic AMP and Polyphosphoinositide Turnover Reseptor beta adrenergic dan CGRP yang teraktivasi menstimulasi sistem adenylate cyclase melalui stimulatory G proteins; reseptor muskarinik M2 dan adrenergikk alpha 2 menghambat enzim efektor melalui inhibitory G protein. Control primer untuk semuakejadian intraseluler adalah konsentrasi kalsium yang bebas dalam sitosol.

MOLECULAR GENETICS Gen adalah coding sequence untuk protein, ribosomal RNA atau produk gen lainnya dan associated regulatory sequences. Kodon inisiasi (start sequence) : structural open reading frame (ORF) yang terdiri dari exon (sequence yang mengkode asam amino yang akan menjadi protein) dan intron (sequences yang akan mengalami spliced out selama proses pembentukan mRNA) Sekitar 97% sekuens basa pada DNA manusia dkatakan biologically meaningless dimana tidak mengkde protein atau RNA atau fungsi lainnya Gen mengntrol aktivitas seluler melalui 2 proses: 1. transkripsi, molekul DNA diubah menjadi molekul RNA, kemudian dilanjutkan dengan proses translasi. 2. Translasi, RNA mengsintesis protein. Terjadi di ribososm, dimana mRNA menginduksi tRNA menggabungkan asam amino untuk mebentuk protein. Transcription Factors and Regulation Factor transkrpsi mengandung DNA binding domain yang meliputi unit helical (alpha-helix) dalam atau d dekat asam amino yang bermuatan positif. Ada 4 kelas protein structural yang membnetuk 80% proses transkripsi: 1. helix tur helix 2. zinc finger 3. leucine zipper 4. helix loop helix banyak kasus mata yang diakibatkan oleh mutasi dari factor transkripsi. Mutasi PAX 2 : koloboma optic nerve dan renal hypoplasia. Mutasi PAX 3 : Waardenburg syndrome dengan dystopia canthorum. Mutasi PAX 6 : aniridia, Peers anomaly, autosomal dominant keratitis dan dominant foveal hypoplasia Intron Excision mRNA mengalami eksisi intron melaluiproses yang disebut splicing yang menyisakan mRNA dengan exon (coding segment). Bertempat di spliceososm (struktur khusus). Kegagalan saat proses ini dapat menyebabkan kelainan genetic. Mutasi pada protein yang penting dalam proses ini dapat menyebabkan retinitis pigmentosa. Alternative Splicing and Isoform Adalah pembuatan multiple sequences pre MRNA dari gen yang sama oleh kerja promoter yang berbeda. Promoter menyebabkan transkripsi gen untuk melewati beberapa exon. Produk protein dari alternative splicing disebut isoform. Promoter bersifat tissue specific, sehingga jaringan yang berbeda mengekspresikan isoform yang bereda. Gen untuk distropin merupakan suatu contoh dari alternative splicing; full length distropin adalah isoform mayor yang diekspresikan oleh otot; shorter soform terdapat pada retina, saraf perifer dan CNS. VEGF receptor 1 adalah reseptor pembulh darah yang berikata dan mentransduksi sinyal dari mediator primer angiogenesis yang disebut VEGF.

Pada kornea, tingginya kadar soluble VEGFR 1 yang berdifat soluble diekspresikan dan matriks selulernya sehingga berfungsi sebagai endogenous VEGF trap menyebabkan kornea bertahan dari invasi vascular. Methylation Region DNA yang mengalami transkripsi kehilangan 5 methyl cytidine residues yang secara omal jumlahnya sekitar 1-5% dari total DNA. Bukti menunjukkan adanya hubungan antra metilasi dan inaktivasi gen. Pengaturan metilasi DNA nanntinya berhubungan dengan control imprinting. X-Inactivation Kejadian tersering dari perkembangan awal embrio adalah inaktivasi 1 dari 2 kromosom X pada perempuan secara acak, sehingga berkurangnya ekspresi dari gen kromosom tersebut. Kejadiannya tidak secara pasti diketahui, tetapi diperkirakan selama transisi blastokist-gastrula. Disebut juga Lyonization (ditemukan oleh Mary Lyon). Menyebabkan X linked retinal condition seperti retinitis pigmentosa dan incontinentia pigment. Imprinting Atau allele specific marking adalah proses penurunan yang bersifat reversible dimana gen mengalami modifikasi terkandung dari apa yang disediakan oleh orang tua. Mekanisme belum jelas. Terjadi di tingkat kromatin. Meliputi heterochromatization dan methylation pada CpG site. Contoh kelainan pada saat imprinting adalah Prader Willi dan Angelman Syndrome Pada Prader Willi terjadi delesi kromososm yang diturunkan secara paternal yaitu 15q11-q13 sehingga hilangnya kontribusi region normal dari garis paternal Pada Angelman Syndrome terjadi delesi 15q11-q13 dari kromosos yang diturunkan secara maternal.

Anda mungkin juga menyukai