DYSFUNCTIONAL UTERINE
BLEEDING
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas laporan kegiatan tutorial
dengan kasus DUB
Disusun oleh :
Kelompok 9
Kelas B
Tutor : Ariko Rahmat Putra, dr
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2014/2015
Kelompok : 9
Kelas
:B
No.
Nama
1 Naufal Kautsar (10100113138)
2 Rezalul Arisma (10100114030)
3
4
5
6
7
8
9
10
11
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan
nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil kegiatan
tutorial dengan kasus DUB.
Keberhasilan penulisan dalam menyelesaikan laporan ini tidak
terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Penyusun
menyadari
kekurangan,
bahwa
Hal
di
ini
dalam
laporan
dikarenakan
ini
masih
keterbatasan
banyak
terdapat
pengetahuan,
dan
Penyusun
LEARNING ISSUE
1
2
3
4
5
6
7
8
Anatomi
Histologi
Fisiologi
Menstruasi
Hormon
Pemeriksaan
Tambahan
Case
PROBLEM
Mrs. Debby 38 tahun
Chief Complain:
Other Complain:
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Past History:
Physical Examination:
Speculum Examination:
Fluxus ( + )
Pemeriksaan Laboratorium:
Estradiol
Pemeriksaan USG:
Diagnosis:
IDK
1
2
3
4
5
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
pemeriksaan)
24 Bagaimana pemeriksaan pap smear? (hubungan dengan kasus,
25
26
27
28
29
30
dengan
menstruasi?
31 Interpretasi pemeriksaan ginekologi
32 Tahapan folikel
33 Fase di siklus reproduksi wanita yang konstan dan yang tidak
untuk mengetahui siklus yang irregular
34 Sintesis LH, FSH, esterogen dan progesteron, hubungkan dengan
tiroid
35 Apa itu estradiol? Hubungkan dengan kasus
36 Kapan dilakukannya pap smear selanjutnya
bila
hasilnya
sebelumnya ( + )
37 Mengapa pemeriksaan USG dilakukan pada hari ke-3 menstruasi?
Beserta interpretasi ukuran uterus dan ovarium
38 Apa itu fractional curettage, hysteroscopy, endometrial biopsy?
39
40
41
42
Ovarium merupakan gonad wanita yang bentuknya seperti almond dan homolog dengan testia
pada pria.
FUNGSI
Ovarium merupakan kelenja endokrin yang berfungsi untuk memproduksi hormone
reproduksi (progesterone, estrogen, inhibin, relaxin) dan tempat berkembangnya oosit.
ASSESORIS
Ovarium juga memiliki hilus yang berperan sebagai tempat keluar masuknya pembuluh darah,
saraf, dan limfe yang terdapat di sepanjang mesovarium.
Ovarium diperdarahi oleh ovarian artery yang merupakan cabang dari abdominal aorta dan
cabang ascending dari uterine artery. Drainase ovarian vein ke plexus pampiniformis kemudian
bercabang ke right ovarian vein dan left ovarian vein. Dari right ovarian vein langsung ke inferior
vena cava, sedangkan dari left ovarian vein ke left renal vein kemudian ke inferior vena cava.
Pembuluh limfe ovarium ke lumbar lymph node.
Ovarium dipersarafi oleh saraf simpatik dan parasimpatik.
Saraf simpatis dari lumbar splanchnic nerve dari ovarian plexus.
Sedangkan saraf parasimpatis dari pelvic splanchnic nerve, pelvis (uterine) nerve, dan inferior
hypogastric plexus.
LIGAMENTNYA
Ovarium terletak di bagian atas pelvic cavity dan sedikit menurun pada dinding lateral pelvis
yang di pertahankan oleh beberapa ligament, diantaranya:
Broad ligament
: lipatan parietal peritoneum yang menempel pada ovarium oleh mesovarium
Ovarian ligament : menghubungkan ovarium dengan badan uterus
Suspensory ligament : menghubungkan ovarium dengan dinding pelic
Histologinya, ovarium dilapisi oleh epitel selapis kuboid dan jaringan ikat padat (tunica
albuginea).
Ovarium terdiri dari 2 regio, yaitu
koteks yang terdiri dari stroma, folikel yang sedang berkembang dan oosit. Dan
medulla yang terdiri dari jaringan ikat longgar, pembuluh darah, limfe, dan saraf.
Tuba falopi
DEFINISI
Tuba falopi merupakan saluran berbentuk tabung yang menghubungkan ovarium dan uterus.
Tuba falopi memanjang ke lateral dari uterine horns dan terbuka ke dalam ronngga peritoneum dekat
ovarium.
FUNGSI
Tuba falopi berperan dalam menyalurkan oosit, yang dikeluarkan setiap bulan dari ovarium.
BAGIAN-BAGIAN
ARTERI
Tuba falopi diperdarahi oleh ovarian artery dan ascending uterine artery.
VENA
LIMFE
Tuba falopi drainase limpatik ke lumbar lymph node melalui iliac node dan lateral aortic node.
HISTOLOGI
Histologinya, Tuba falopi memiliki 3 lapisan yaitu mukosa, muskularis dan serosa.
Mukosa teridiri dari epitel selapis silindris bersilia atau juga sekretorik.
Muskularis terdiri dari lapisan otot polos sirkular (dalam) dan longitudinal (luar).
A. Uterus
1 DEFINISI disambungkan dengan fungsi
Uterus merupakan organ muskukar berongga yang
berfungsi sebagai jalur yang dilewati sperma dari vagina menuju tuba fallopi,
sebagai tempat implantasi ovum yang telah terfertilisasi,
tempat perkembangan fetus pada masa kehamilan hingga kelahiran,
apabila tidak terjadi pembuahan maka selanjutnya lapisan endometrium di uterus akan meluruh dan
berperan dalam siklus mentruasi.
Anatomi
3 TOPOGRAFI UTERUS
bladder
2. Posterior : Terdapat Rectouterine Pouch
memisahkan antara Rectovaginal septum
3. Lateral : Terdapat Broad ligament yang mengapit badan uterine dan cardinal ligament di
masing-masing sisi cervix dan vagina.
4 LIGAMEN UTERUS
4. Cardinal (lateral servical) ligament : menghubungkan cervix dan vagina dengan pelvic wall
5 POSISI
6 BAGIAN
Uterus terdiri dari bagian :
Fundus, Body dan Cervix.
Diantara Body dan Cervix terdapat struktur yang di sebut isthmus, lebarnya 1 cm.
Bagian interior dari body uterus terdapat uterine Cavity, dan
interior dari cervix terdapat cervical canal.
Cervical canal yang membuka ke arah uterine cavity disebut : Internal Os, sedang yang membuka ke
arah Vaginal disebut Externala Os.
7 HISTOLOGI UTERUS
8 VASKULARISASI UTERUS
1. Uterus di perdarahi oleh Uterine Arteries merupakan cabang dari internal Illiac Artery
2. Uterine artery membentuk Arcuate artery
3. Arteri tersebut selanjutnya bercabang membentuk Radial Artery yang masuk ke dalam lapisan
myometrium.
4. Sebelum cabang tersebut masuk ke lapisan endometrium, cabangnya terbagi membentuk 2
arteriol, yaitu:
Straight Arteriol : Menyuplai darah ke stratum basalis
Spiral arterior : Menyuplai darah ke stratum fungsionalis
9 INERVASI
10 LYMPHATIC DRAINAGE
1. Pembuluh limfatik dari fundus dan corpus uteri superior mengalir di sepanjang pembuluh
ovarian ke : Lumbar node
2. Uterine Body secara umum mengalir ke sepanjang pembuluh internal Illiac melalui external
Illiac node
3. Cervix mengalir melalui iliac Node.
4. Vagina
DEFINISI
Vagina merupakan tabung muskulomembranous yang memanjang dari vulva ke uterus,
memiliki panjang 7-9 cm.
FUNGSI
Fungsi dari vagina adalah sebagai
saluran keluarnya cairan menstruasi,
menerima penis dan ejakulasi selama hubungan seksual,
saluran keluarnya bayi saat melahirkan.
TOPOGRAFI
Di anterior berhubungan dengan urethra.
Di posterior berhubungan dengan anal canal, rectum dan rectouterine pouch
Di lateral berhubungan dengan levator ani dan visceral pelvic fascia.
SFINGTER
Terdapat 4 otot penyempitan vagina dan berlaku sebagai sfingter adalah
musculus pubovaginalis,
bulbospongiosum,
sfingter uretra eksternal,
sfingter urethrovaginal.
ASSESORIS
Pada bagian superior vagina memiliki bagian yang mengelilingi servix disebut fornix, yang dibagi
menjadi anterior, posterior, dan dua fornix lateral.
Di vaginajuga terdapat portio yaitu portio supravaginalis yang merupakan bagian serviks yang tidak
menonjol pada vagina, dan portio vaginalis yang merupakan bagian serviks yang menonjol pada
vagina.
VASKULER
Vagina mempunyai banyak suplai vaskuler.
Bagian superior vagina dipendarahi oleh uterine artery.
Bagian middle dan inferior dipendarahi oleh vaginal artery dan pudenda artery internal.
Vena vaginalis membentuk plexus vaginal ke plexus venous vesicalis, plexus uterine dan plexus
rectalis kemudian di drainase ke dalam internal iliac vein.
LIMFATIK
Vagina drainase limpatik bagian superior ke iliac node internal dan eksternal.
Bagian middle ke iliac node internal.
Bagian inferior ke common iliac dan sacral node, dan juga ke dalam inguinal node superficial.
SARAF
Vagina dipersarafi bagian 2/3 superior oleh plexus uterovaginal (autonom). Bagian inferior di
suplai oleh pudenda nerve (somatis).
HISTOLOGI
vagina memiliki 3 lapisan yaitu mukosa, muskularis, dan adventitia.
Mukosa terdiri dari jaringan epitel berlapis gepeng non keratin.
Muskularis terdiri dari otot polos sirkular (dalam) dan longitudinal (luar).
Adventitia terdiri dari kolagen dan elastin.
Hipothalamus
DEFINISI
Hypothalamus adalah bagian kecil dari diencephalon yang berlokasi di inferior dari
thalamus, dan berasal dari dinding lateral 3rd ventricle.
BAGIAN
Hipothalamus ada 4 bagian yaitu :
1. Mammilary Region
bagian paling posterior dari hypothalamus, dan terdiri dari mammilary bodies, dan posterior
hypothalamic nuclei.
2. Tubular Region
Bagian terluar dari hypothalamus. Terdiri dari, dorsal median nucleus, ventromedial nucleus,
arcuate nucleus, dan infundibulum nucleus.
3. Supraoptic Region
Terletak di bagian optic chiasm. Terdiri dari, paraventricular nucleus, supraoptic nucleus,
anterior hypothalamic nucleus, suprachiasmatic nucleus.
4. Preoptic Region
Bagian ini terdiri dari 2 bagian yaitu, medial preoptic nucleus dan lateral preoptic nucleus.
Pituiitary
GELAR MASTER OF GLAND
Kelenjar pituitary atau disebut juga master of gland, karena pituitary tepat meregulasi hormon
yang lainnya.
HPO Axis
SEL PENSEKRESINYA
Baik LH maupun FSH disekresikan oleh sel yang sama yaitu sel gonadotrop yang terletak di
bagian hypofise.
MEKANISME
Sekresinya diatur oleh stimulasi GnRH. Respon aktivasi sekresi FSH dan LH memerlukan
reseptor protein G dan pemasukan ion kalsium ekstraseluler kedalam intrasel bekerjasama dengan
kalmodulin, protein kinase dan cyclic AMP sebagai mediator GnRH.
Durasinya berkisar antara 24-36 hari. Grafik di atas diasumsikan 28 hari. Dibagi menjadi
empat fase, menstrual, preovulatory, ovulation, dan postovulatory phase.
1. Menstrual Phase
Terjadi secara kasarnya 5 hari dalam siklus ini.
Events in the ovaries:
Di bawah pengaruh FSH, beberapa primordial follicle berkembang menjadi primary follicle
lalu secondary follicle.
Events in the uterus:
Menstrual flow dari uterus terdiri dari 50-150 ml darah, tissue fluid, mucus, sel epitel dari
endometrium. Terjadi karena turunnya kadar progesterone dan estrogen yang menstimulasi
pengeluaran prostaglandin yang menyebabkan uterine spiral arteriol berkontriksi. Seluruh stratum
functionalis luruh. Pada saat ini, endometrium menjadi tipis, hanya 2-5 mm, karena hanya stratum
basalis yang tersisa.
2. Preovulatory Phase
Waktu di antara akhir menstruasi dengan ovulasi. Lamanya lebih bervariasi dari fase lain, yakni
hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus 28 hari.
Events in the ovaries:
Beberapa secondary follicle mulai mensekresikan estrogen dan inhibin yang menyebabkan
FSH menurun.. Mature follicle terus menghasilkan estrogen. Menstrual dan preovulatory phase
disebut juga sebagai follicular phase, karena ovarian follicle tumbuh dan berkembang.
Events in the uterus:
Tahapan folikel
Folikel terdiri dari oosit primer yang dikelilingi oleh satu/lebih lapisan sel folikel, atau sel-sel
granulose. Terdapat basal lamina yang mendasari sel folike dan menjadi batas antara folikel dan
stroma. Folikel yan terbentuk selama kehidupan janin yaitu primordial folikel yang terdiri dari oosit
primer yang dikelilingi oleh satu lapis sel folikel gepeng dan masih terdapat stroma. Folikel ini
ditemukan pada lapisan superficial dari daerah kortikal. Sel-sel ini berada di profase meiosis pertama.
Pertumbuhan folikel
dimulai pada
masa pubertas. Ini terdiri dari modifikasi
oosit, sel-sel granulose, dan fibroblast yang
mengelilingi folikel.. Sel folikel membentuk
selapis sel kuboid dan zona pelusida mulai
terbentuk. Folikel ini kemudian disebut
dengan folikel primer unilaminar. Sel-sel
folike terus berkembang dan membentuk
epitel folikuler berlapis atau lapisan
granulose,. Folikel ini kemudian disebut
dengan folikel primer multilaminar atau
preantral.
Selama folikel tumbuh, cairan folikular
mulai menumpuk antara sel-sel folikel. Ruang
kecil yang berisi cairan ini menyatu, dan
membentuk ronga yang lebih besar, disebut
antrum. Folikel ini kemudian disebut dengan
folikel sekunder atau antral. Cairan folikel
ini mengandung komponen plasma dan
produk yang disekresikan oleh sel-sel folikel,
terdapat glukosaminoglikan, beberapa protein
(termasuk
steroid-binding
protein),
progesterone, estrogen dan androgen.
Sel granulose membentuk sebuah bukit
kecil sel, oophorus cumulus, yang menonjol
ke arah interior antrum dan berisi oosit.
Sekelompok sel granulosa padat mengelilingi
oosit dan membentuk korona radiate.
Fibroblast dari stroma membentuk
folliculi teka. Lapisan ini kemudian
berdiferensiasi menjadi teka interna dan
eksterna. Folikel ini kemudian disebut dengan
folikel mature (graaf). Sel-sel ini untuk
mensintesis hormone steroid-androstenedion
yang diangkut ke lapisan granulose. Sel-sel
dari granulose, di bawah pengaruh FSH,
mensintesis
enzim,
aromatase,
yang
mengubah androstenedion menjadi estrogen.
Estrogen kembali ke stroma, memasuki
pembuluh darah, dan didistribusikan ke seluruh tubuh.
Pada setiap siklus ovarium, sejumlah folikel mulai berkembang, tetapi biasanya hanya satu
yang mencapai maturasi sepenuhnya. Folikel lainnya berdegenerasi dan menjadi atresia.
Seluruh proses pertumbuhan dari primordial ke folikel matang berlangsung sekitar 90 hari.
Dysmenorrhea (REKAMED)
Yaitu : nyeri sewaktu menstruasi
menyebabkan dinding endometrium sangat tebal. Ketika terjadi fase menstruasi maka akan
menyebabkan volume darah menstruasi meningkat. Keadaan tersebut dinamai dengan menoraghiae.
Sedangkan pada pasien yang mengalami keadaan hipertiroid akan menyebabkan hormon
estrogennya rendah, sehingga dinding endometrium tidak cukup tebal atau tipis. Keadaan tersebut
dapat menebabkan fase menstruasi tidak teratur bahkan dapat menyebabkan amenorheae.
Fluxus, Flour, Bloating, Dan Milk Expression (REKAMED)
Fluxus adalah darah yang keluar dari daerah vagina hingga bagian daerah uterus
Flour (keputihan) adalah semua pengeluaran cairan alat genital yang bukan darah & bukan
penyakit tersendiri, tetapi merupakan manifestasi gejala dari hampir semua penakit
kandungan
Bloating adalah pembengkakan terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel
karena tingginya asupan garam atau gula pada penderita.
Milk Expression adalah menggunakan tangan untuk mengompres payudara sehingga air susu
yang keluar, kemudian mengumpulkan dalam wadah bersih. Ini alternatif untuk pompa
manual atau listrik. Tidak ada satu cara yang tepat untuk melakukannya, dan mungkin ada
banyak teknik yang bisa diterapkan.
mempengaruhi hasil pemeriksaan. Wanita tersebut juga dilarang melakukan hubungan seksual selama
1-2 hari sebelum pemeriksaan Pap Smear (Bhambhani, 1996).
Menurut Soepardiman (2002), Manuaba (2005), dan Rasjidi (2008), prosedur pemeriksaan Pap Smear
adalah:
1. Persiapan alat-alat yang akan digunakan, meliputi spekulum, spatula Ayre, kaca objek yang telah
diberi label atau tanda, dan alkohol 95%.
2. Pasien berbaring dengan posisi litotomi.
3. Pasang spekulum sehingga tampak jelas vagina bagian atas, forniks posterior, serviks uterus, dan
kanalis servikalis.
4. Periksa serviks apakah normal atau tidak.
5. Spatula dengan ujung pendek dimasukkan ke dalam endoserviks, dimulai dari arah jam 12 dan
diputar 360 searah jarum jam.
6. Sediaan yang telah didapat, dioleskan di atas kaca objek pada sisi yang telah diberi tanda dengan
membentuk sudut 45 satu kali usapan.
7. Celupkan kaca objek ke dalam larutan alkohol 95% selama 10 menit.
8. Kemudian sediaan dimasukkan ke dalam wadah transpor dan dikirim ke ahli patologi anatomi.
Terdapat banyak sistem dalam menginterpretasikan hasil pemeriksaan Pap Smear, sistem
Papanicolaou, sistem Cervical Intraepithelial Neoplasma (CIN), dan sistem Bethesda.
Klasifikasi Papanicolaou membagi hasil pemeriksaan menjadi 5 kelas (Saviano, 1993), yaitu:
a. Kelas I : tidak ada sel abnormal.
b. Kelas II : terdapat gambaran sitologi atipik, namun tidak ada indikasi adanya keganasan.
c. Kelas III : gambaran sitologi yang dicurigai keganasan, displasia ringan sampai sedang.
d. Kelas IV : gambaran sitologi dijumpai displasia berat.
e. Kelas V : keganasan.
Sistem CIN pertama kali dipublikasikan oleh Richart RM tahun 1973 di Amerika Serikat
(Tierner & Whooley, 2002). Pada sistem ini, pengelompokan hasil uji Pap Semar terdiri dari (Feig,
2001):
a. CIN I merupakan displasia ringan dimana ditemukan sel neoplasma pada kurang dari sepertiga
lapisan epitelium.
b. CIN II merupakan displasia sedang dimana melibatkan dua pertiga epitelium.
c. CIN III merupakan displasia berat atau karsinoma in situ yang dimana telah melibatkan sampai ke
basement membrane dari epitelium.
Hormon Steroid :
Peran / fungsi :
Hormon steroid juga ada yang dihasilkan oleh kortex adrenal : kortisol & aldosteron
Estradiol
Esterogen : -
Estradiol (E2)
Estron (E1)
Estriol (E3)
Pada kasus ini, diketahui dari hasil pemeriksaan lab mrs. Debby bahwa Kadar estradiol dalam
darahnya 200 pg/Ml, padahal pemeriksaan darah dilakukan di hari ke 3 menstruasi. Dari keterangan
angka normal kadar estrogen di atas, pada fase lutea kadar estrogen mencapai maksimal 8 hari setelah
ovulasi sebelum memasuki fase post-ovulasi. Dan pada saat menstruasi, seharusnya kadar estrogen
sudah mulai menurun diikuti dengan progesteron, namun hasil lab menunjukan sebaliknya.
Hal ini bisa jadi mengindikasikan adanya proliferasi terus menerus di uterus sehingga pada
kasus pemeriksaan endometrium diketahui ketebalan pada hari ketiga masih 5mm, padahal
seharusnya pada hari ketiga menstruasi lapisan endometrium berada dalam kondisi sangat tipis sekitar
kurang dari 2 atau 3 mm. Pasien mengeluhkan bahwa ia merasa mengeluarkan darah yang terlalu
banyak, hal ini bisa jadi akibat adanya gangguan pada sistem hormonal tubuhnya sehingga
menyebabkan adanya Pendarahan Uterus Abnormal.
Bleeding during Sex Intercourse
Mengindikasi :
Alat Kontrasepsi
Definisi : menghindari/mencegah terjadinya kehamilan
Macam-macam kontrasepsi :
a. Metode Non Hormonal
Kondom : selubung/sarut karet tipis yang dipasang pada penis sebagai tempat penampungan
sperma. ( male and female condom)
Coltus interuptus : menghentikan senggama dengan mencabut penis dari vagina pada saat
suami menjelang ejakulasi.
KB alami : berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak masa subur,dasar utama saat terjadi
ovulasi. Caranya bisa menggunakan metode kalender.
Spermicida : bahan kimia yang dapat mematikan dan menghentikan gerak spermatozoa dalam
vagina. Dapat berbentuk tablet,krim,gel,foam,dan tissue.
b. Metode Hormonal
Oral Kontrasepsi
Ex : pil kb
Kandungannya : hanya progesterone
Cara kerja : - menghambat pengeluaran sel telur
- menebalkan mucus cervival untuk membuat sperma susah mengakap sel telur
- merubah lapisan rahim jadi sulit untuk implantasi
Injeksi Kontrasepsi
Ex : suntik KB (pada daerah bokong)
Kandungannya : hanya progesterone
Cara kerja : - menghambat pengeluaran sel telur
- menebalkan mucus cervival untuk membuat sperma susah mengakap sel telur
- merubah lapisan rahim jadi sulit untuk implantasi
Transdermal Kontrasepsi
Cara kerja : patch perlahan-lahan mengeluarkan hormone (estrogen & progesterone) melalui
kulit.
Dipasangkan di pantat,lengan atas,dan lower abdomen.
Pubertas
Masa remaja ditandai oleh adanya perubahan fisik seperti perubahan ukuran tubuh,perkembangan
ciri-ciri seks primer dan sekunder.
Terutama dalam hal perubahan yang menyangkut Perubahan yang terjadi pada fisik remaja dapat
terjadi melalui perubahan :
a. Internal : dalam organ,tidak terlihat dari luar
- vagina dari awalnya kuboid selapis menjadi kuboid berlapis
- uterus memanjang 2x lipat
- dinding endometrium menjadi epitel bertingkat untuk mengokohkan rahim agar bisa
digunakan untuk reproduksi dan tahap terhadap trauma.
b. Eksternal
Organ seks primer : ciri-ciri fisik yang secara langsung menunjuk pada proses reproduksi
yang khas membedakan laki-laki dan perempuan.
Pada perempuan terjadinya menarche / mens untuk pertama kalinya.
Organ seks sekunder
- payudara dan pinggul membesar
- suara menjadi halus
Menstrual Dissorder
Normalnya Menstruasi (siklus, durasi dan volume darah)
Setelah remaja panjang siklus menstruasi 21-35 hari dengan durasi biasanya kurang dari 7
hari. Mendekati masa menopause siklus lebih irreguler. Jumlah darah hilang persiklus 35ml
dengan komposisi darah dan jaringan (solid dengan campuran serum dan cevicovaginal fluid).
Term
Interval
Duration
Amount
Menorrhagia
Regular
Prolonged
Excessive
Metrorrhagia
Irregular
Prolonged
Normal
Menometrorrhagia
Irregular
Prolonged
Excessive
Hypermenorrhea
Regular
Normal
Excessive
Hypomenorrhea
Regular
Normal or less
Less
Oligomenorrhea
Infrequent or irregular
Variable
Scanty
Amenorrhea
Absent
No menses for 90 d
Absent
Exogenous Hormon
Irregular bleeding bisa terjadi karena penggunaan kontraseosi yang tidak konsisten
1-3 bulan pemakaian kontrasepsi oral biasanya menyebabkan pendarahan 30-40%
Endocrine Cause
Hypothyroidism dan hyperthyroidsm dapat dikaitkan dengan pendarahan abnormal
Hypothyroidism dapat menyebabkan gangguan menstruasi menorrhagia
Hyperthyroidsm dapat menyebabkan oligomenore/ amenore dan peningkatan kadar
estrogen plasma
Anatomic Cause
Leiomyomas rahim dan polip endometrium biasanya asymtomatic, tetapi ini
merupakan penyebab penting pendarahan abnormal
Coagulapathies (saat mestruasi berlebih harus curiga dengan kekurangan trombosit) and
Other Hematologic Cause
Menstruasi berlebih harus segera evaluasi status hematologi
Complete blood count deteksi anemia, leukeumia, dan trombositopenia.
Fungsi hati abnormal seperti faktor pembekuan dapat menyebabkan perdarahan
menstrual yang berlebih.
Von Willbrand penyakit congenital
Penyebab Infeksi
Wanita dengan cervicitis, chlamydial cervicitis bisa mengalami perdarahan irreguler
dan post spotting.
Neoplasi
Perdarahan abnormal adalah ciri wanita dengan kanker cervix infasif
Lesi serviks yang jelas dievaluasi dengan cara biopsi karena, pengujian sitologi
serviks munkin palsu negatif
Hiperplasia kistik dari adenomatosa
Keadaan ini dapat dialami oleh semua kalangan wanita yan berada pada masa
reproduktif , perimenopouse , menopause , dan postmenopouse. Sebanyak 5 10% terjadi
pada wanita dengan usia reproduksi wanita yaitu pada menarche dan menopause karena
pada usia ini sering terjadi gangguan fungsi ovarium. Dilaporkan lebih dari 50% terjadi pada
masa perimenopause (usia 35 45 tahun ), sekitar 20% terjadi pada masa remaja, 30%
terjadi pada pada usia reproduktif serta cenderung terjadi pada wanita dengan gangguan
instabilitas emosional.
Dysfunctional Uterine bleeding (DUB) mengalami perdarahan menstruasi yang
berlebihan, yaitu perdarahan lebih dari 80 mL (perdarahan pada siklus menstruasi normal<
80mL). Selain itu, wanita dengan DUB seringkali mengalami gejala-gejala kelemahan,
ketidaknyamanan dan depresi, seperti penurunan secara umum dari kualitas hidup,
termasuk di dalamnya adalah keterbatasan aktivitas dan perubahan fungsi seksual. Sampai
saat ini, DUB merupakan penyebab umum terjadinya defisiensi besi pada negara maju dan
penyakit kronis pada negara berkembang. Selain itu, perdarahan menstruasi yang berlebihan
juga dapat menyebabkan terjadinya anemia .
Wanita pada periode perimenopause memiliki resiko untuk terjadinya PUD karena
adanya siklus anovulasi, pengurangan dari follikel primordial serta reduksi sensitivitas
terhadap follicle-stimulating hormone (FSH) dan Luteinzing Hormone (LH).
Berdasarkan mekanismenya, terdapat beberapa hal yang mendasari terjadinya DUB ,
yaitu status ovulasi, produksi abnormal prostaglandin serta stimulasi berlebihan dari
estrogen . Estrogen dibentuk oleh ovarium dari sintesis kolesterol. Individu yang memiliki
timbunan lemak yang berlebihan memiliki resiko untuk terjadinya disfungsi endokrin, seperti
stimulasi estrogen yang berlebihan dan anovulasi. Hal ini dikarenakan estrogen dibentuk oleh
sel lemak. Wanita obesitas memiliki kadar serum estrone dan estradiol yang lebih tinggi, hal
itu dimungkinkan sebagai hasil dari produksi estrogen pada jaringan adiposa oleh
aromatisasi dari androstenedione12.
Perimenars
: 8 16 tahun
Masa reproduksi
: 16 35 tahun
Perimenopause
:35 45 tahun
Faktor Resiko
Faktor resiko dari DUB meliputi umur 35 tahun atau lebih ,obesitas, sindrom
polikistik ovarium, endometriosis, penggunaan estrogen dan progesterone jangka panjang
dan hipertensi. Stres, diet, tidur yang tidak teratur, bekerja berlebihan, latihan yang
bertenaga, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan hormon dan akan menyebabkan perdarahan uterus disfungsional.
Etiologi
Dysfunctional Uterine Bleeding biasanya disebabkan oleh gangguan fungsi ovarium
primer atau sekunder yang disebabkan adanya kelainan pada salah satu tempat pada
system sumbu H-P-O axis dan jarang akibat dari gangguan fungi korteks ginjal dan kelenjar
tiroid. DUB umumnya merupakan keadaan anovulator tetapi dapat juga terjadi pada keadaan
ovulatoir bila ada defek pada fase folikular atau fase luteal.
Pada remaja keadaan ini disebabkan fungsi H-P-O belum matang, kadang setelah 3
tahun pubertas sering terjadi gangguan menstruasi karena gangguan respon ovarium
terhadap FSH yang akan mengakibatkan produksi estrogen berkurang sehingga endometrium
tidak cukup menerima rangsangan dan menimbulkan perdarahan.
Bisa disebabkan karena corpus luteum yang persisten yang menyebabkan fungsinya menurun
sehingga sekresi progesterone menjadi turun.
Anovulatory
Mekanisme perdarahan biasanya terjadi karena adanya pola abnormal dari stimulasi
hormone steroid
Patologi
(ngjelasin garis besar H-P-O axis)
Pada siklus haid ( ovulatoir ) terdapat perubahan yang dialami kelenjar kelenjar,pembuluh
darah, serta epitel dari endometrium yang dipengaruhi oleh estrogen dan progesterone yang
secara bergiliran dihasilkan oleh folikel dan korpus luteum atas pengaruh dari gonadtropin
( FSH dan LH ) yang dihasilkan oleh hipofisis setelah mengalami rangsangan dari
hipotalamus.
(ngejelasin anovulatory)
Pada penderita DUB yang melakukan pemeriksaan patologi anatomi berdasarkan kerokan
pada endometrium. Sedangkan pada fase anovulasi tidak terdapat fase sekresi dan fase
persiapan utuk implantasi, karena endometrium dipengaruhi oleh estrogen sehingga masih
terjadi fase proliferatif dan terjadi hyperplasia endometrium ( endometrium menebal ) dan
bahkan jika tidak ada pengaruh progesterone sedikitpun akan menyebabkan miometrium ikut
membesar dan uterus ikut mengalami pembesaran.Hiperplasi endometrium mempunyai
urutan sebagai berikut :
-
Hiperplasia ploriferatif
Hiperplasia adenomatosa
Setelah beberapa lama menjadi sel atipik yang akan menjadi sebuah
keganasan
Pada DUB disfungsi anovulatorik dapat karena dipengaruhi oleh keadaan defisiensi
progesterone dan kelebihan estrogen. Gangguan perdarahan pada perdarahan uteus
disfungsional dapat berupa gangguan panjang siklus, gangguan jumlah dan lamanya
perdarahan.
Analysis Diagnosis
Komplikasi kehamilan: (GA USAH LAH, PAKE KOMPLIKASI YANG DIBAWAH
AJA)
o
o
o
o
Infeksi Servisitis/endometritis
Trauma genital
Keganasan
Polip serviks/endometrium
o
o
o
o
o
o
Penatalaksanaan
Pertimbangan penatalaksanaan:
o
o
Tujuan penatalaksanaan:
o
o
o
Golongan estrogen.
Pada umumnya dipakai estrogen alamiah, misalnya: estradiol valerat (nama generik) yang
relatif menguntungkan karena tidak membebani kinerja liver dan tidak menimbulkan
gangguan pembekuan koagulasi. Jenis lain, misalnya: etinil estradiol, tapi obat ini dapat
menimbulkan gangguan fungsi liver.
Dosis dan cara pemberian:
Obat Kombinasi
Terapi siklik merupakan terapi yang paling banyak digunakan dan paling efektif.
Pengobatanmedis ditujukan pada pasien dengan perdarahan yang banyak atau perdarahan
yang terjadi setelah beberapa bulan amenore. Cara terbaik adalah memberikan kontrasepsi
oral ; obat ini dapat dihentikan setelah 3 6 bulan dan dilakukan observasi untuk melihat
apakah telah timbul pola menstruasi yang normal. Banyak pasien yang mengalami anovulasi
kronik dan pengobatan berkelanjutan diperlukan.
Golongan progesterone
Pertimbangan di sini ialah bahwa sebagian besar perdarahan fungsional bersifat anovulatoar,
sehingga pemberian obat progesterone mengimbangi pengaruh estrogen terhadap
endometrium.4 Obat untuk jenis ini, antara lain:
Medroksi progesteron asetat (MPA): 10-20 mg per hari, diminum selama 7-10 hari.
Norethisteron: 31 tablet, diminum selama 7-10 hari.
Kaproas hidroksi-progesteron 125 mg secara intramuskular.
OAINS
Menorragia dapat dikurangi dengan obat anti inflamasi non steroid. Fraser dan Shearman
membuktikan bahwa OAINS paling efektif jika diberikan selama 7 hingga 10 hari sebelum
onset menstruasi yang diharapkan pada pasien DUB ovulatori, tetapi umumnya dimulai pada
onset menstruasi dan dilanjutkan selama espisode perdarahan dan berhasil baik. Obat ini
mengurangi kehilangan darah selama menstruasi ( mensturual blood loss / MBL ) dan
manfaatnya paling besar pada DUB ovulatori dimana jumlah pelepasan prostanoid paling
tinggi.2
Mengatur menstruasi agar kembali normal Setelah perdarahan berhenti, langkah selanjutnya
adalah pengobatan untuk mengatur siklus menstruasi, misalnya dengan pemberian:
Golongan progesteron: 21 tablet diminum selama 10 hari. Minum obat dimulai pada hari ke
14-15 menstruasi.
2.
Terapi yang ini diharuskan pasiennya untuk menginap di Rumah Sakit atau klinik. Sekantong
darah (250 cc) diperkirakan dapat menaikkan kadar hemoglobin (Hb) 0,75 gr%. Ini berarti,
jika kadar Hb ingin dinaikkan menjadi 10 gr% maka kira-kira perlu sekitar 4 kantong darah.
Abortus
Abortus merupakan pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram
atau kurang dari 20 minggu. Pasien datang dengan keluhan perdarahan pervaginam setelah
mengalami haid terlambat. Dan sering terdapat rasa mules. Riwayat hasil Plano tes (+) ada.
Pada perdarahan uterus disfungsional tidak ditemukan adanya gejala-gejala tersebut.
b.
Mioma uteri
Mioma uteri merupakan tumor jinak pada uterus yang berasal dari otot polos dan
jaringan ikat. Pada mioma uteri pasien datang dengan keluhan adanya benjolan pada perut
bagian bawah dan disertai adanya gangguan siklus haid.
c.
Hipotiroid/hipertiroid
Pada hipotiroid pasien mengeluh adanya peningkatan berat badan, fatique dan
gangguan toleransi terhadap dingin. Lain halnya dengan hipertiroid, pasien datang dengan
keluhan penurunan berat badan, banyak keringat dan palpitasi Semua gejala-gejala tersebut
tidak ditemukan pada perdarahan uterus disfungsional.
Komplikasi
Perdarahan uterus disfungsional yang lama dan berat dapat menyebabkan anemia
defisiensi besi pada 30% individu. Ketidakseimbangan hormonal yang berkelanjutan yang
mungkin menghambat ovulasi dapat menyebabkan infertilitas. Pada 1-2% individu dengan
ketidakseimbangan estrogen dan progesteron yang kronik, akan meningkatkan resiko
terjadinya kanker endometrium.
Prognosis
Pada dasarnya keseimbangan hormonal akan dicapai dengan pengobatan yang
tepat. Meskipun terapi medikal digunakan pertama kali, lebih dari setengah wanita dengan
menoragia akan melakukan histerektomi dalam waktu 5 tahun di ginekologist. Beberapa
Informed Consent
Informed consent berasal dari kata informed: telah mendapat penjelasan atau
keterangan (informasi) dan consent: persetujuan atau member izin. Informed consent
memiliki arti persetujuan yang diberikan setelah mendapat informasi.
Tujuan informed consent
Agar pasien mendapat informasi yang cukup untuk mengambil keputusan atas
tindakan medis atau terapi yang akan dilakukan.
Melindungi pasien secara hukum dari segala tindakan medis yang dilakukan
tanpa sepengetahuannya, tindakan pelaksanaan medis yang sewenang-wenang,
tindakan malpraktek yang bertentangan dengan hak asasi pasien dan standar
profesi medis, penyalahgunaan alat canggih yang perlu biaya tinggi yang
sebenarnya tidak perlu.
Melindungi dokter dari tuntutan pihak pasien yang tidak wajar karena resiko yang
tidak terduga, misalnya jika ada resiko treatment yang tidak mungkin dapat
dihindari walaupun dokter telah bertindak hati-hati dan teliti, sesuai standar
profesi medis, maka dokter tidak dapat disalahkan.
Elemen informed consent
Informasi yang harus diberikan menurut UU No.29 tahun 2004, pasal 45 ayat 3,
harus meliputi :
Dokter harus menjelaskan mengenai tindakan yang akan dilakukan, terapo dan
penyakit atau kondisi dari pasien
Dokter harus memberi tahu hasil terapi yang diharapkan dan besar kemungkinan
keberhasilannya
Dokter harus menjelaskan alternative pengobatan dan akibat bila penyakit tidak
diobati
Dokter harus menjelaskan resiko apabila menerima atau menolak tindakan atau
terapi. Dalam hal ini, dokter harus memberitahu upaya antisipasi dari resiko yang
akan dihadapi. Jika dokter merasa tidak mampu membantu pasien tersebut,
dokter harus mau menyarankan atau memberi rujukan pada yang lebih kompeten
untuk meminimalisir kemungkinan resiko
Dokter harus menjelaskan prognosis dari penyakit yang diderita pasien
Bentuk informed consent
Expressed consent (bentuk yang dinyatakan), terbagi menjadi:
1. Persetujuan tertulis
Dilakukan pada tindakan yang beresiko besar
2. Persetujuan lisan
Dapat dilakukan pada tindakan yang tidak invasive
Implied consent (dianggap dinyatakan), terbagi menjadi:
1. Constructive implied consent (persetujuan isyarat)