Anda di halaman 1dari 9

COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS

Penyusun: Munar Salehmiko


(0901103010112)
Muhammad Rizkhy
(0901103010157)
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Syiah Kuala
Abstract
Cost-Volume-Profit (CVP), dalam ekonomi manajerial adalah bentuk dari akuntansi
biaya. Ini adalah model sederhana, yang berguna untuk pengajaran dasar dan untuk keputusan
jangka pendek. Cost-Volume-Profit(CVP) analysis memperluas penggunaan informasi yang
diberikan oleh analisis impas. Sebuah bagian penting dari analisis CVP adalah titik di mana
total pendapatan sama dengan total biaya (baik biaya tetap dan variabel). Pada titik impas,
perusahaan tidak akan mengalami laba atau rugi. Titik impas dapat menjadi pemeriksaan awal
yang mendahului analisis CVP lebih rinci.
Cost-Volume-Profit analisis menggunakan asumsi-asumsi dasar yang sama seperti dalam
analisis impas. Asumsi yang mendasari analisis CVP adalah: Perilaku baik biaya dan
pendapatan adalah linier sepanjang rentang aktivitas yang relevan. (Asumsi ini menghalangi
konsep diskon volume di kedua bahan baku yang dibeli atau penjualan.)
Biaya dapat diklasifikasikan secara akurat sebagai biaya tetap atau variabel. Perubahan
dalam kegiatan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi biaya. Semua unit yang
diproduksi untuk dijual (tidak ada persediaan barang jadi akhir). Komponen biaya-volume-laba
analisis adalah: tingkat aktivitas atau volume satuan harga jual, variabel biaya per unit, total
biaya tetap, dan penjualan campuran.
Key-word: Cost-Volume-Profit analysis

I.

PENDAHULUAN
1

Manajer keuangan di setiap perusahaan berkompeten dalam mendesain model keuangan


untuk menyesuaikan keputusan operasional dan strategis, seperti perencanaan laba atau
penggunaan optimal dari suatu sumber daya yang langka dan membangun suatu model dasar
keuangan, yaitu cost-volume-profit (CVP).
Model keuangan adalah penyajian kenyataan di dalam dunia bisnis. Model keuangan
memerlukan analisis yang mengembangkan satu set persamaan yang menghadirkan suatu
operasi perusahaan dan hubungan keuangannya. Jika model keuangan dikembangkan, maka
akan dapat digunakan untuk menyelidiki kombinasi variabel berbeda yang saling berhubungan
satu sama lainnya dan juga untuk melihat apa saja hasil yang diperkirakan dalam skenario
berbeda.
Model keuangan menawarkan beberapa manfaat kepada para pemakai. Jika model
keuangan dikembangkan, maka para pemakai dapat berkonsentrasi atas analisa kepentingan
departemen sebagai ganti jumlah yang dibahas. Hal ini memberi pengertian yang mendalam
pada para manajer keuangan tentang kemungkinan hasil bisnis tanpa resiko mencobanya
terlebih dahulu.
Satu model yang telah terbukti bermanfaat adalah model Cost-Volume-Profit (CVP).
Model ini memperlihatkan efek perubahan volume pada biaya perusahaan, pendapatan, dan
laba. Model dasar ini menggabungkan empat variabel penting: volume penjualan, biaya-biaya,
pendapatan, dan laba. Walaupun model ini disebut cost-volume-profit, model ini juga dapat
digunakan oleh perusahaan nirlaba juga. Perusahaan seperti itu melaksanakan analisa untuk
meyakinkan bahwa mereka hanya membelanjakan dana yang mereka punyai.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mencoba menulis Paper yang berjudul:
Cost-Volume-Profit analysis.
Tujuan penulisan makalah
1. Tujuan penulisan Paper ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Controllership yang dibimbing oleh Bapak Hasan Basri. Selaku dosen mata kuliah
tersebut.
2. Untuk mengetahui serta memahami pengertian dan pembahasan yang terkait dengan
Cost-Volume-Profit analysis.

II.

Pengertian Analisis Cost Volume Profit


Menurut Hansen & Mowen (2000:429) Analisis biaya-volume-laba (cost-volume-profit

analysis) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan

keputusan. Sedangkan menurut Garrison, dkk (2006:322) Analisis biaya-volume-laba adalah


satu dari beberapa alat yang berguna bagi manajer dalam memberikan perintah.
Menurut

Blocher/Chen/Cokins/Lin

(2009:387)

yaitu:

analisis

cost-volume-

profit merupakan metode untuk menganalisis bagaimana keputusan operasi dan keputusan
pemasaran mempengaruhi laba bersih, berdasarkan pemahaman tentang hubungan antara biaya
variabel, biaya tetap, harga jual per unit, dan tingkat output.
Menurut Bustami (2006:208), analisis cost-volume-profit dapat digunakan untuk hal-hal
sebagai berikut:
1) Mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian.
2) Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat
keuntungan tertentu.
3) Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian.
4) Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan.
5) Menentukan bauran produk yang diperlukan untuk mencapai jumlah laba yang
ditargetkan.
Alat ini membantu manajemen suatu perusahaan untuk memahami hubungan timbal
balik antara biaya, volume dan laba organisasi dengan memfokuskan pada interaksi antarlima
elemen berikut: harga jual produk, volume atau tingkat aktivitas, biaya variabel per unit, total
biaya tetap, dan bauran produk yang dijual.
Menurut Garrison, dkk (2006:350), ada beberapa asumsi yang mendasari analisis cost
volume profit yaitu:
1. Harga jual konstan. Harga jual produk atau jasa tidak berubah ketika volume berubah.

2. Biaya adalah linear dan dan dapat secara akurat dibagi menjadi element variable dan
tetap. Elemen variable adalah konstan per unit dan elemen tetap adalah konstan secara
total dalam rentang yang relevan.
3. Dalam perusahaan dengan berbagai produk, bauran penjualan adalah konstan.
4. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak berubah. Jumlah unit yang diproduksi
sama dengan jumlah unit terjual.
Analisis cost volume profit memiliki manfaat yang sangat banyak bagi manajemen suatu
perusahaan. Manfaat dari penggunaan analisis ini adalah untuk membuat kalkulasi perencanaan
laba dan anggaran penjualan dari suatu perusahaan menjadi akurat. Dengan menggunakan
analisis cost volume profit akan dapat diketahui berapa jumlah penjualan impas agar
perusahaan tidak mengalami kerugian maupun untung, untuk mengetahui berapa jumlah
penjualan yang harus dicapai untuk mencapai target laba tertentu, Analisis cost volume profit
juga dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar penjualan yang dapat membuat
penurunan sebelum mengalami kerugian, serta dapat digunakan untuk menentukan kombinasi
penjualan dari setiap jenis ukuran yang diproduksi untuk mencapai target laba yang telah
ditetapkan.

III.

Konsep dan Masalah dalam Cost Volume Profit (CVP)

Konsep dari Cost Volume Profit

a. Biaya Tetap (Fixed Cost)


Carter dan Usry (2006:58) mendefinisikan biaya tetap sebagai biaya yang secara total
tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat dan menurun. Dengan kata lain, biaya tetap per
unit semakin kecil seiring dengan bertambahnya aktivitas dalam rentang relevan. Biaya tetap
akan konstan dan jumlah totalnya akan berubah bila produksi berubah atau produksi bertambah
dan sebaliknya bila produksi turun maka biaya tetap per unitnya akan naik. Contoh biaya tetap
adalah biaya asuransi, biaya sewa, gaji manajer pabrik dan biaya tetap lainnya.
4

b. Biaya Variabel (Variable Cost)


Carter dan Usry (2006:59) mendefinisikan biaya variabel sebagai biaya yang secara
total meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara
proporsional terhadap penurunan aktivitas. Biaya variabel per unit jumlahnya akan tetap pada
saat terjadi perubahan tingkat aktivitas. Aktivitas tersebut dapat diwujudkan dengan berbagai
bentuk, seperti unit yang dihasilkan, unit yang dijual, jam mesin yang dioperasikan, dan lain
sebagainya. Dengan kata lain, biaya variabel menunjukkan jumlah per unit yang relatif konstan
dengan berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Contoh biaya variabel adalah biaya
bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.
c. Biaya Semivariabel (Semi-Variable Cost)
Carter dan Usry (2006:60) mendefinisikan biaya semivariabel sebagai biaya yang
memperlihatkan baik karakteristik-karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel. Biaya
semivariabel merupakan biaya yang mengandung unsur biaya variabel dan juga unsur biaya
tetap. Biaya semivariabel terjadi karena hubungan jumlah biaya dengan basis aktivitas atau
fungsi biaya memiliki unsur yang tetap dan unsur yang variabel terhadap perubahan volume
aktivitas. Sebagian dari biaya semivariabel berubah seiring dengan volume aktivitas dan
sebagian lagi berperilaku tetap selama periode tertentu. Contoh biaya semivariabel adalah
biaya listrik, air, telepon, dan biaya pemeliharaan.

Masalah dari Cost Volume Profit analysis


Break Event Point

Menurut Garrison, dkk (2006:325) Titik impas adalah tingkat penjualan dimana laba
adalah nol. Jadi dapat dikatakan bahwa titik impas merupakan titik di mana biaya dan
pendapatan sama besarnnya sehingga tidak terjadi laba maupun rugi. Analisa terhadap titik
impas ini digunakan untuk menentukan tingkat penjualan dan bauran produk yang diperlukan
agar semua biaya yang terjadi dalam periode tersebut dapat tertutupi.
Titik impas dapat dihitung dengan menggunakan metode persamaan (equation method)
dan metode margin kontribusi (contribution method).
1) Metode Persamaan
Metode persamaan menggunakan data-data dari laporan laba rugi yang disusun dengan
format kontribusi. Format laba rugi dapat disajikan dengan persamaan sebagai berikut:
Laba = (Penjualan Beban Variabel) - Beban Tetap
Persamaan tersebut dapat diubah menjadi:
Penjualan = Beban Variabel + Beban Tetap + Laba

Sumber : (Garrison, Noreen, Brewer, 2006:334)

2) Metode Margin Kontribusi


Metode margin kontribusi pada dasarnya hanyalah versi jalan pintas dari metode
persamaan yang telah dijelaskan. Pendekatan ini memusatkan pada ide bahwa setiap unit yang
terjual memberikan margin kontribusi tertentu yang dapat digunakan untuk menutupi biaya
tetap. Untuk menentukan berapa unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas, total biaya
tetap dibagi dengan margin kontribusi per unit.

Titik Impas dalam Unit yang Terjual=

Titik Impas dalam dolar Penjualan=

Beban Tetap
Margin Kontribusi per Unit

Beban Tetap
Rasio6CM

Sumber : (Garrison, dkk, 2006:336)

Target Pendapatan
Analisis CVP juga digunakan ketika perusahaan sedang mencoba untuk menentukan
tingkat penjualan yang diperlukan untuk mencapai tingkat pendapatan tertentu, juga
disebut pendapatan ditargetkan . Untuk menghitung tingkat penjualan yang dibutuhkan,
pendapatan yang ditargetkan ditambahkan ke biaya tetap, dan total dibagi dengan rasio margin
kontribusi yang diperlukan untuk menentukan dolar penjualan, atau total dibagi dengan marjin
kontribusi per unit untuk menentukan tingkat penjualan yang dibutuhkan dalam satuan .

IV.

KESIMPULAN

Analisis biaya-volume-laba (cost-volume-profit analysis) adalah suatu alat yang sangat


berguna bagi seorang manajer untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Karena dengan
alat ini sangat membantu manajemen suatu perusahaan dalam memahami hubungan timbal
balik antara biaya, volume dan laba organisasi dengan memfokuskan pada interaksi antarlima
elemen berikut: harga jual produk, volume atau tingkat aktivitas, biaya variabel per unit, total
biaya tetap, dan bauran produk yang dijual.
Jadi, dengan menggunakan analisis cost volume profit perusahaan akan dapat
mengetahui berapa jumlah penjualan impas agar perusahaan tidak mengalami kerugian maupun
untung, dan juga untuk mengetahui berapa jumlah penjualan yang harus dicapai untuk
mencapai target laba tertentu. Selain itu, analisis cost volume profit juga dapat digunakan untuk
mengetahui seberapa besar penjualan yang dapat membuat penurunan sebelum mengalami
kerugian, serta dapat digunakan untuk menentukan kombinasi penjualan dari setiap jenis
ukuran yang diproduksi untuk mencapai target laba yang telah ditetapkan.

V.

REFERENSI
8

Garrison, Noreen, and Brewer. (2006). Managerial Accounting.


Hansen, Don R., and Mowen, Maryanne. (2000). Cost Management: Accounting and Control.
Horngren, T., Charles, Foster George, Datar, M. Srikant. (2006). Akuntansi Biaya dengan
Penekanan Manajerial.

Anda mungkin juga menyukai