Squamous Cell CA
Squamous Cell CA
Oleh:
Trio Kurnia Putra
0608113964
Pembimbing :
dr. Elfadri Abdah, Sp.B (k)Onk. M.Kes
TINJAUAN PUSTAKA
1. 1
Definisi
Squamous cell carcinoma (SCC) adalah tumor ganas kulit yang berasal
dari sel keratinosit epidermis.1 SCC merupakan kasus kanker kulit no.2 tersering
setelah Basalioma, tetapi SCC dapat menyebabkan metastase jauh hingga
kematian. Dikenal 2 bentuk yaitu bentuk intra epidermal dan bentuk invasif.
Karakteristik keganasan berdasarkan terjadinya aplasia, pertumbuhan yang cepat,
invasi ke jaringan setempat dan kemampuan untuk mengadakan metastasis,
perkembangan sel skuamous lebih cepat dan lebih sering mengadakan metastasis
dibandingkan karsinoma sel basal.2
1.2
dengan lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa rata-rata adalah
1,52m2 dengan berat sekitar 15% dari berat badan. Kulit juga sangat kompleks,
elastic, dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga
bergantung pada lokasi tubuh.3
Warna kulit bervariasi, dari kulit yang berwarna terang, pirang dan hitam,
warna merah muda pada telapak tangan dan kaki bayi serta warna hitam
kecokelatan pada genitalia orang dewasa.3
Demikian pula mengenai yang lainnya, kulit juga mempunyai variasi
mengenai kelembutan, elastic dan longgar pada palpebra, bibir, dan preputium,
kulit yang tebal dan tegang terdapat pada telapak kaki dan tangan orang dewasa.
Kulit yang tipis terdapat pada wajah, yang lembut pada leher dan badan, dan yang
berambut kasar terdapat pada kepala.3
Secara histologi, kulit dapat dibagi menjadi tiga lapisan utama, yaitu
lapisan epidermis, dermis, dan subkutis. Perbatasan antara epidermis dan dermis
jelas terlihat, sedangkan untuk batas dermis dengan lapisan subkutan tidak
memiliki garis yang tegas memisahkannya.3
Lapisan epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu straum korneum, stratum
lusidum,stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale. Stratum
korneum merupakan lapisan yang paling luar yang terdiri dari beberapa lapis
epitel sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah
menjadi keratin.3
Stratum lusidum merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan
protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut dengan eleidin. Lapisan
tersebut tampak jelas di telapak tangan dan kaki. Stratum granulosum (lapisan
keratohialin) merupakan 2 atau 3 lapis sel gepeng dengan sitoplasma berbutir
kasar dan terdapat inti di antaranya. Butir-butir kasar ini terdiri dari keratohialin.
Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini. Stratum granulosum juga tampak
jelas di telapak tangan dan kaki.3
Stratum spinosum (stratum malphigi/ prickle cell layer) terdiri dari
beberapa lapis sel yang berbentuk polygonal yang besarnya berbeda beda karena
adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung
glikogen dan inti terletak di tengah makin gepeng bentuknya. Stratum basale
terdiri atas sel-sel berbentuk kubus/ kolumnar yang tersusun vertikal pada
perbatasan dermo-epidermal yang berbaris seperti pagar (palisade). Lapisan ini
merupakan lapisan epidermis yang paling bawah. Sel-sel basal ini mengadakan
mitosis dan berfungsi reproduktif. Lapisan ini terdiri dari atas dua jenis sel yaitu
sel-sel yang berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik berinti lonjong dan
besar, dihubungkan dengan yang lain oleh jembatan antar sel. Sel yang lainnya
adalah melanosit atau clear cell yang merupakan sel-sel berwarna muda, dengan
sitoplasma
basofilik
dan
inti
gelap
dan
mengandung
butir
pigmen
(melanosomes).3
Di bawah lapisan epidermis terdapat lapisan dermis yang jauh lebih tebal
daripada epidermis. Lapisan ini terdiri dari lapisan elastik dan fibrosa padat
dengan elemen-elemn selular dan folikel rambut. Secara garis besar dapat dibagi
menjadi 2 bagian yaitu pars papilare yang berisi ujung serabut saraf dan pembuluh
darah dan pars retikulare yang berisi serabut kolagen, elastin, dan retikulin.
Lapisan subkutan merupakan kelanjutan dari dermis yang terdiri dari jaringan ikat
longgar yeng berisi sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel ini membentuk kelompok
yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh trabekula yang fibrosa.3
Epidemiologi
Karsinoma sel skuamosa merupakan bentuk kedua terbanyak pada kanker
kulit setelah karsinoma sel basal, frekuensinya meningkat pada kulit yang sering
terpapar dengan sinar matahari dan pada usia tua. Insidensi tertinggi pada usia 5070 tahun, paling sering pada kulit berwarna pada daerah tropik, dan insidensi pria
2-3 x lebih banyak dibandingkan dengan wanita, mungkin hal ini disebabkan
karena pria lebih sering terpapar dengan sinar matahari.4,5
1.4 Etiologi
Faktor risiko yang paling utama dari lingkungan terhadap kejadian SCC
adalah pajanan matahari yang kronik. Pajanan dari UVA dan UVB merupakan
kandungan radiasi dari matahari yang bersifat karsinogenis. Selain faktor risiko di
atas, beberapa penelitian menyatakan bahwa ada hubungan antar infeksi HPV
dengan kejadian SCC. HPV mengakibatkan terjadinya kerusakan DNA dari
keratinosit. Gangguan dari DNA repair genes (misalnya pada xeroderma
pigmentosum) dan mutasi dari gen p53 mengakibatkan terus berlangsungnya
karsinogenesis SCC.4,5
Penggunaan NSAID
Klasifikasi SCC
SCC invasif dapat berkembang dari SCC in situ dan dapat juga dari
kulit normal. SCC invasive baik yang muncul dari SCC in situ, lesi
premalignant atau kulit normal, biasanya adalah berupa nodul kecil
dengan batas yang tidak jelas, berwarna sewarna dengan kulit atau
sedikit eritem. Permukaannya mula-mula lembut, tetapi lama kelamaan
berkembang menjadi verukosa atau papilomatosa. Ulserasi biasanya
muncul pada bagian tengah dari tumor, dapat terjadi cepat atau lambat,
sering sebelum tumor berdiameter 1-2 cm. Permukaan tumor mungkin
granular dan mudah berdarah, sedangkan pinggir ulkus biasanya
meninggi dan mengeras serta dapat dijumpai krusta.
Gradasi keganasan histopatologis karsinoma sel skuamosa menurut
Borders berdasarkan perbandingan sel-sel yang berdiferensiasi baik dan atipik,
yaitu:1
i.
ii.
iii.
iv.
v.
G4
berdiferensiasi
baik
kurang
dari
25
(undifferentiated)
Urutan kecepatan invasif dan metastasis karsinoma sel skuamosa adalah
sebagai berikut:
1. tumor yang tumbuh di atas kulit normal (de novo): 30%
2. tumor didahului oleh kelainan prakanker (radio dermatitis, sikatriks, ulkus,
sinus fistula): 25%
3. Aktinik keratosis : 2%
1.5.2
Stadium Klinis
Stadium klinis dari SCC ditentukan dengan sistem TNM. SCC dapat
dibagi menjadi 4 stadium yaitu :4
1. Stadium I ( T1 N0 M0)
2. Stadium II (T2 N0 M0 atau T3 N0 M0)
3. Stadium III ( T4 N0 M0 atau Tany N1 M0)
4. Stadium IVA ( Tany Nany M1)
Dengan kriteria :
T
M1 : Metastasi jauh
Anamnesis
Anamnesis ditujukan pada adanya faktor risiko, riwayat solar burn,
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik terutama ditujukan pada daerah tumor primer dan
regional lymph nodes basin nya. Pada pemeriksaan fisik perlu diperhatikan
bentuk/morfologi tumor primer, pada tahap awal SCC akan terlihat berupa
papul atau nodul yang kemerahan dan nyeri. Biasanya nodul atau papul ini
di lapisi oleh lapisan hyperkeratosis, lesi ini berkembang dalam waktu
bulanan dan semakin nyeri. pada tahap lanjut akan berbentuk fungating
1.6.3
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang terutama ditujukan untuk mengetahui diagnosis
Gambar 2.3 Sel kulit normal dan sel karsinoma sel skuamosa
Pada lesi yang besar dan dalam, diperlukan pemeriksaan foto polos
(misalnya foto tulang), CT scan atau MRI untuk melihat keterlibatan struktur lain
oleh SCC, operabilitas dan merencanakan pembedahan lebih baik. Pemeriksaan
foto toraks dan USG Hepar untuk melihat ada tidaknya metastasis jauh.4
1.7 Penatalaksanaan
Tindakan terapi untuk SCC tergantung dari lokasi anatomi, besar,
kedalaman invasi/ infiltrasi, grading histology, ada tidaknya KGB regional yang
membesar/ terkena, riwayat terapi/ pembedahan sebelumnya, metastasis jauh dan
kemampuan ahli bedah.4
Modalitas terapi yang utama adalah pembedahan, yaitu eksisi luas, dengan
surgical safety margin yang adekuat (1cm atau lebih). Defek pembedahan dapat
ditutup dengan jahit primer, skin grafting (partial or full, advancement flap,
interpolation flap. Untuk defek yang besar dapat dilakukan rekontruksi dengan
distant flap atau free vascularized graft.4
Untuk lesi di daerah sulit, seperti pad acanthus, nasolabial, pre-orbital,
periauricular, dianjurkan untuk dilakukan Mosh Micrographic Surgery, dan bila
tidak mungkin dilakukan eksisi luas dan rekontruksi. SCC dengan infiltrasi/ invasi
jaringan sekitar ( tulang, kartilago, dan lain-lain) dapat dilakukan compound
exicision & reconstruction, dan atau pemberian radioterapi (jika margin + atau
sempit).4
Untuk lesi di penis dilakukan partial atau total penectomy dan biopsi
sentinel node inguinal ( KGB pada fossa ovalis femur) dan jika KGB+, dilakukan
diseksi inguinal superficialis. SCC anus, dapat dilakukan eksisi luas dan pada
SCC yang besar/ inoperabel dapat diberikan kemoterapi (berbasis cisplatum) atau
radioterapi atau diberikan secara concomitant.4
1.8 Prognosis
Penentuan potensi biologis dari SCC dan risiko terjadinya metastasis dapat
diprediksi dari 7 kategori indikator. Indikator-indikator tersebut adalah : 6-8
a. Staging T, N, M
b. Metastasis local yang menyebar melalui sirkulasi limfe atau persarafan tidak
dicakup oleh sistem yang ada dan biasanya berhubungan dengan tumor yang
rekuren atau persisten
c. SCC lokal yang rekuren dan atau persisten dan atau pengobatan yang tidak
adekuat.
e. Lokasi anatomis terjadinya lesi primer.
T1
T2
85-60%
T3
60-75%
T4
<40%
5 year survival
49%
30%
13%
23%
Present 47%
DAFTAR PUSTAKA
1. Dorland WAN. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC; 2000.
Hal 852.
2. McIlrath DC. Kelainan Bedah Apendiks Vermiformis dan Divertikulum
Meckel dalam Sabiston DC. Buku Ajar Bedah. Bagian 2. Jakarta: EGC;
1994. Hal 338
3. Rata IGAK. Tumor Kulit. Dalam: Ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi
kelima. Jakarta : FKUI. 2007. 207-15
4. Manuaba IBTW. Karsinoma Sel Skuamosa. Panduan Penatalaksanaan
Kanker Solid PERABOI 2010. Jakarta : Sagung Seto. 2010. 153-9
5. ACN Working Party on the Management of Non-Melanoma Skin Cancer.
Basal cell Carcinoma, Squamous Cell Carcinoma and Related
Keratinocyte Dysplasias-A Guide to Clinical Management in Australia.
6. Partogi D. Karsinoma Sel Skuamosa. Medan : FK USU. 2008
7. Australia cancer council. A Sumarry of Management in clinical Practical
Basal cell and Squamous cell Carcinoma. (Cited on www.cancer.org.au 25
Februari 2012)
8. American Cancer Society . Skin cancer : Basal And Squamous
cell
(cited
io
http://bioremede.com/downloadoc.php?
url=http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003139-pdf.pdf
25 Februari 2012)