Percobaan 5 Lada
Percobaan 5 Lada
Judul
Tujuan
I. DASAR TEORI
1.1 Lada
Tumbuhan lada (Piper ningrum L) termasuk tumbuhan semak atau perdu
dan sering kali memanjat dengan akar-akar pelekat. Tumbuhan lada ini dikenal
dengan beberapa nama antara lain piper, lada, merica, dan sakang. Dari perlakuan
terhadap buah lada dapat diperoleh lada hitam atau lada putih. Lada hitam di
peroleh dari buah lada yang belum masak, dikeringkan bersama kulitnya hingga
kulitnya berkeriput dan berwarna hitam .Lada putih berasal dari buah yang masak
dan kulitnya sudah dihilangkan dan dikeringkan sehingga warnanya putih
(Anwar,dkk.1994).
Lada hitam hidup subur di kawasan beriklim tropika yang panas dan
lembab. Lazimnya, lada hitam dibiak daripada keratan batang dan pembiakan
menggunakan biji jarang dilakukan. Sistem akar berkembang daripada akar
adventitius yang terbentuk pada bahagian buku keratan batang yang ditanam.
Daun akan keluar pada setiap buku semasa peringkat tumbesaran keratan pucuk
utama. Akar adventitius juga akan berkembang untuk membantu pucuk melekat
pada tiang sokongan. Pada setiap buku, mata tunas aksil tumbuh menjadi dahan
sisi dan seterusnya akan mengeluarkan sulur buah.
Bunga lada keluar pada buku yang bertentangan dengan setiap daun di
dahan sisi. Kebanyakan kultivar lada mempunyai bunga dwiseks yang
: Magndrophyta.
Kelas : Magnolipisida.
Anak Kelas
: Magnolidae.
Bangsa
: Piperales.
Suku : Piperaceae.
Isolasi Piperin dari Lada Hitam
Marga
: Piper.
Spesies
: Piper ningrum L.
Piperin (1piperilpiperidin ) C17H19O3N merupakan alkaloid dengan inti
piperidin. Piperin berbentuk kristal berwarna kuning dengan titik leleh 127129,50C, merupakan basa yang tidak optis aktif, dapat larut dalam alkohol,
benzena, eter, dan sedikit larut dalam air (Anwar,dkk.1994).
Piperin terdapat dalam beberapa spesies piper dan dapat dipisahkan baik
dari lada hitam maupun lada putih perdagangan piperin juga dapat ditemukan
pada cabe jawa. Kandungan piperin biasanya berkisar antara 5-92%
(Anwar,dkk.1994).
Struktur piperin adalah sebagai berikut :
N
CO CH
CH2
HC CH
HC
O
O
H
H
H
H
O
N
O
N
Isopiperin
Isochavisin
O
O
H
H
O
O
H
N
H
H
Piperin
Chavisin
O
R
OH
NH2
R C OH
NH2
O
R
C
O-
NH3
O
R C
NH2
OH
OH
+ H+
+ HOH
R C
R C OH2
NH2
+ NH4+
R C
OH
NH2
N
CO CH
CH2
HC CH
HO2C CH
KOH
CH3OH
CH2
HC CH
O
HC
HC
Piperidin
Asam Piperat
HC CH
HC
CH2
O
KMnO4
COOH
COOH
Asam Piperat
Asam Oksalat
+ H2C
Piperonal
O
CH
+ H2C
O
CH
Asam Piperonilat
1 set
1 set
1 set
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
6
1 buah
1 buah
1 buah
11. Melakukan uji titik leleh dan mengidentifikasi struktur dengan IR dan H 1
NMR.
3.2. Hidrolisis piperin
1. Merefluks 1 gram peperin dengan 20 ml larutan 10 % KOH- etanol selama 3
jam.
2. Melakukan penguapan etanol dan residu yang diperoleh.
3. Mensuspensikan dengan air panas dan melakukan penetralan dengan HCl 6
M.
4. Menyaring larutan dengan penyaring Buchner.
5. Mencuci padatan dengan air dingin.
6. Merekristalisasi dengan pelarut etanol sampai diperoleh titikleleh yang
konstan.
IV.
HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
90 gr
2.
3.
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
Siklus 4
Siklus 5
Siklus 6
Siklus 7
Siklus 8
Siklus 9
Siklus 10
Siklus 11
Siklus 11
Siklus 8
Siklus 9
Siklus 10
Siklus 11
Siklus 12
Siklus 13
Siklus 14
Siklus 15
Siklus 16
Hasil Soxhletasi
30 menit
10 menit
5 menit
3 menit
4 menit
5 menit
4 menit
4 menit
5 menit
4 menit
4 menit
4 menit
8 menit
10 menit
11 menit
10 menit
10 menit
10 menit
11 menit
10 menit
10 menit
37,5 mL
Larutan berwarna hijau bening
4.
Mengevaporasi
5.
6.
7.
Menyaring
Filtrat
Mendinginkan filtrate dalam air es Larutan hijau kehitam-hitaman +
Kristal
8.
9.
1, 73 g
Hasil Pengamatan
Larutan berwarna kuning keruh
2.
3.
Mendinginkan
hasil
refluks, Larutan menjadi setengahnya, yaitu
kemudian mengupkan etanol 15 mL
dengan evaporator.
4.
Memanaskan aquades
5.
6.
Membuat HCl 6 M
7.
8.
9.
Mendiamkan
10.
Massa Kristal
1,81 g
30 mL
10
V. ANALISIS DATA
V.1 Isolasi Piperin
Pada percobaan ini, menggunakan metode ekstraksi continue untuk
memperoleh senyawa piperin dari lada hitam. Metode ekstraksi continue yang
dilakukan bertujuan untuk memperoleh hasil ekstrak yang lebih murni lagi. Lada
hitam yang digunakan dibersihkan dan dihaluskan hingga terbentuk serbuk lada
yang halus. Tujuan penghalusan lada hitam adalah agar zat-zat yang terkandung di
dalam lada hitam mudah melarut dalam pelarut yang digunakan. Hal ini karena
semakin halus serbuk, maka kelarutan akan meningkat karena semakin banyak
terjadi kontak dengan pelarut, sehingga semakin banyak zat yang dapat terbentuk
dan semakin efisien proses pemisahan atau ekstraksi yang terjadi.
Karena sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah lada hitam yang
berupa padatan, sehingga metode ekstraksi continue yang digunakan dengan cara
soxhletasi. Sebelum melakukan soxhletasi, dilakukan tahap preparasi atau
persiapan, yaitu membungkus sampel serbuk lada hitam yang digunakan dengan
kertas saring sedemikian rupa sehingga berbentuk lonjong. Lalu diikat dengan
benang gandir agar serbuk tidak pecah atau keluar dari kertas saring pada saat
proses ekstraksi berlangsung. Kertas saring digunakan sebagai pembungkus
karena kertas saring mempunyai dinding yang tipis dan berpori yang dapat
memperudah pelarut untuk menyerap piperin yang terkandung di dalam sampel.
Dalam proses soxhletasi pada percobaan ini, menggunakan pelarut berupa
etanol. Pelarut etanol digunakan untuk melarutkan zat yang diinginkan dari dalam
lada hitam. Etanol digunakan karena baik piperin maupun etanol memiliki
kepolaran yang sama yaitu bersifat polar sehingga etanol mampu melarutkan
piperin sesuai dengan prinsip like dissolved like. Dari literature diperoleh bahwa
piperin merupakan senyawa alkaloid yang dapat larut dalam alcohol yaitu etaol,
dimana antara piperin dengan etanol mampu untuk membentuk ikatan hydrogen.
Gambar ikatan hydrogen antara piperin dan etanol adalah sebagai berikut:
N
HOCH2CH3
CO
ikatan hidrogen
CH
O
CH2
O
11
Selanjutnya memasukkan kertas saring yang sudah berisi serbuk lada hitam ke
dalam alat soxhlet, kemudian memasukkan etanol absolute ke dalam labu bundar
dan merangkai alat soxhlet serta melakukan proses ekstraksi selama beberapa jam
( 3 jam). Pada saat proses ekstraksi juga digunakan batu didih pada labu pelarut
yang bertujuan untuk menjaga tekanan dan suhu larutan supaya tetap stabil dan
tidak terjadi letupan selama proses ekstraksi berlangsung. Disamping itu,
digunakan penangas minyak karena suhu yang diperlukan untuk memperoleh
piperin cukup tinggi (lebih dari 100oC), sehingga tidak cocok bila menggunakan
penangas air. Hal ini karena titik didih air kurang dari titik didih piperin sehingga
ditakutkan justru piperin yang akan ikut menguap jika menggunakan penangas air.
Proses yang terjadi selama soxhletasi adalah pelarut etanol dipanaskan dalam
labu bundar sehingga menguap dan didinginkan menggunakan kondensor,
sehingga jatuh berupa cairan ke sample (lada hitam) untuk melarutkan zat aktif di
dalam sampel lada hitam dan jika cairan pelarut telah mencapai permukaan sifon
maka seluruh cairan pelarut etanol yang membawa solute telah mencapai
permukaan sifon akan keluar melalui pipa kecil menuju labu bundar datar dan
proses ini terjadi secara terus menerus atau continue sehingga terjadi proses
soxhletasi. Dari proses soxhletasi dihasilkan ekstrak lada hitam sebanyak 37,5 mL
dan dalam proses pada alat soxhlet ini mengalami 16 siklus yang continue
menghasilkan larutan lada hitam atau ekstraktan yang berwarna hijau bening.
Hasil tadi kemudian dievaporasi yang bertujuan untuk memisahkan hasil
ekstrak dengan pelarutnya, yakni etanol. Dalam evaporator akan terjadi pemisahan
ekstrak dari pelarutnya (etanol) dengan prinsip pemanasan yang dipercepat oleh
putaran labu bundar, pelarut dapat menguap 5-10oC di bawah titik didih
Isolasi Piperin dari Lada Hitam
12
13
14
dan akan melarutkan kembali piperin yang berada dalam labu hingga dasar dan
seluruhnya secara berkesinambungan sehingga reaksi berlangsung secara
sempurna.
Pada proses ini terjadi reaksi sebagai berikut:
N
C
CH
HC
CH2
CH
HC
adisi
OH-
CH
HC
CH2
CH
HC
Piperin
eliminasi
serah terima
elektron
OOC
CH
HC
HC
Piperidin
CH2
CH
O
Pada saat merefluks digunakan batu didih yang berfungsi untuk menjaga suhu
dan tekanan dalam ruang alat refluks agar tetap konstan atau stabil, sehingga tidak
terjadi letupan-letupan ketika proses refluks berlangsung. Adapun hasil refluks
adalah larutan berwarna kuning keruh. Warna kuning ini menunjukan bahwa pada
ekstrak tersebut mengandung piperin yang dihidrolisis.
Setelah melakukan refluks selama 3 jam, lalu melakukan penguapan
sehingga etanol menguap, kemudian memanaskan dengan akuades sehingga
menghasilkan larutan putih keruh.
Kemudian menetralkan dengan larutan HCl 6 M karena hidrolisis ini
berlangsung dalam keadaan basa sehingga harus dinetralkan. Adapun reaksi yang
terjadi setelah penambahan HCl 6 M adalah sebagai berikut:
-OOC
CH
HC
CH2
HOOC
CH
HC
CH
HC
CH2
CH
HC
15
KESIMPULAN
1. Isolasi piperin dari lada hitam pada percobaan ini menggunakan proses
ekstraksi soxhletasi dengan pelarut etanol karena piperin dan etanol samasama bersifat polar.
2. .....................
VII.
DAFTAR PUSTAKA
16
Syahmani dan Rilia Iriani. 2010. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Banjarmasin
: FKIP UNLAM.
17
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
A. Perhitungan persentase piperin yang dihasilkan dari ekstraksi lada hitam
sebagai berikut.
% Piperin
Massa piperin
x 100%
Massa Lada Hitam
1,73 gram
x 100%
90
gram
=
= 1,92 %
% Kristal Piperidin
Massa kristal
x 100%
Massa piperin
1,819 gram
x 100%
0
,
8
gram
=
= 226,25 %
18
JAWABAN PERTANYAAN
N
C
CH
HC
CH2
CH
HC
adisi
OH-
CH
HC
HC
Piperin
eliminasi
serah terima
elektron
+
N
Piperidin
OOC
CH
HC
CH2
CH
HC
CH2
CH
19
FLOWCHART
a. Pemisahan piperin
Lada Hitam perdagangan
Filtrat
Mencampurkan
Menyaring
Mendiamkan larutan basa etanol selama
semalam
Memisahkan kristal dari larutannya.
Larutan sisa
20
Catatan :
1.
2.
3.
b.
Hidrolisis piperin
0,8 gram piperin + 20 ml larutan 10% KOH- Etanol
- Merefluks selama 3 jam
larutan
- Melakukan penguapan etanol
Larutan + HCl 6 M
- Mensuspensikan
larutan
- Menyaring dengan corong Buchner
Filtrat
- mencuci
Padatan + etanol
- merekristalisasi
Kristal
21
22