Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Lada, sudah dikenal sebagai penyedap makanan,mengatasi baud an rasa

makanan yang beraroma tak sedap, serta pengawet daging (Septiatin, 2008). Ada
dua macam lada yang menjadi komoditi perdagangan yaitu lada hitam dan lada
putih. Lada hitam diperoleh dengan memetik buah yang masih hijau,
mengupasnya, difermentasi untuk menambah rasa lada, kemudian dikeringkan di
bawah sinar matahari, dan rasanya lebih pedas. Sedangkan lada putih diperoleh
dengan memetik biji masak merah,diremas perlahan-lahan dan direndam dalam
air, kulit dan daging buah dibuang sebelum dikeringkan di sinar matahari
(Septiatin, 2008).
Lada mengandung minyak atsiri, pinena, kariofilena, lionena, filandrena
alkaloid piperina, kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit dan minyak lemak.
Rasa pedas disebabkan oleh resin yang disebut kavisin. Kandungan piperine dapat
merangsang cairan lambung dan air ludah. Selain itu lada bersifat pedas,
menghangatkan dan melancarkan peredaran darah (Septiatin, 2008).
Ladaataumericaadalahrempahrempahberwujud bijian yang dihasilkan
tanaman PipernigrumL. Ladasangatpentingdalamkomponenmasakandunia
dan dikenal luas sebagai komoditi perdagangan penting didunia.Piperin
merupakan suatu senyawa yang sangat bermanfaat dalam kesehatan, misalnya
piperin berkhasiat sebagai karminativa, bumbu masak, hepatoprotektor,
imunomodulator,obatcacing,antiasma,antinyeri.Piperinbanyakditemukan
pada simplisia yang termasuk dalam keluarga Piperaceae, yaitu pada Piperis
NigriFructus,PiperisAlbiFructus,PiperisRetrofractiFructus,dansebagainya.
Tanaman yang termasuk dalam keluarga Piperaceae sangat banyak
ditemukanhampirseluruhdataranrendahdiIndonesia,karenatanamaninitidak
tahandengangenanganair. Piperisnigri sangatlahmudahditemukandiseluruh
daerahdiIndonesiadenganhargayangrelatifmurah.Padaumumnyakandungan
piperindalamPiperisnigrisebanyak1,77,4%.

Tumbuhan lada (piper ningrum L) termasuk tumbuhan semak atau perdu


dan sering kali memanjat dengan akar-akar pelekat. Tumbuhan lada dikenal
dengan dengan beberapa nama antara lain piper, lada, merica, dan sakang. Dari
perlakuan terhadap buah lada dapat diperoleh lada putih atau lada hitam. Piperin
(1-piperilpiperidin) C17H19O3N merupakan alkaloid dengan inti piperidin. Piperin
berbentuk kristal berwarna kuning. Piperin dapat mengalami foto-isomerisasi oleh
sinar membentuk isomer isochavisin (trans-cis), isopiperin (cis-trans), chavisin
(cis-cis), dan piperin (trans-trans) (Anwar, 1994).
1.2

TUJUAN
Memahami prinsip dasar dan teknik isolasi dengan metode ekstraksi

kontinu
Mengetahui cara pemisahan dan pemurnian hasil isolasi
Mengatahui jenis alkaloid apa yang terkandung dalam tanaman lada
hitam

BAB II
DASAR TEORI
II.1

LADA HITAM
Tumbuhan lada (Piper ningrum L) termasuk tumbuhan semak atau perdu

dan sering kali memanjat dengan akar-akar pelekat. Tumbuhan lada ini dikenal
dengan beberapa nama antara lain piper, lada, merica, dan sakang. Dari perlakuan
terhadap buah lada dapat diperoleh lada hitam atau lada putih. Lada hitam di
peroleh dari buah lada yang belum masak, dikeringkan bersama kulitnya hingga
kulitnya berkeriput dan berwarna hitam .Lada putih berasal dari buah yang masak
dan kulitnya sudah dihilangkan dan dikeringkan sehingga warnanya putih
(Anwar,dkk.1994).
Lada hitam hidup subur di kawasan beriklim tropika yang panas dan
lembab. Lazimnya, lada hitam dibiak daripada keratan batang dan pembiakan
menggunakan biji jarang dilakukan. Sistem akar berkembang daripada akar
adventitius yang terbentuk pada bahagian buku keratan batang yang ditanam.
Daun akan keluar pada setiap buku semasa peringkat tumbesaran keratan pucuk
utama. Akar adventitius juga akan berkembang untuk membantu pucuk melekat
pada tiang sokongan. Pada setiap buku, mata tunas aksil tumbuh menjadi dahan
sisi dan seterusnya akan mengeluarkan sulur buah.
Bunga lada keluar pada buku yang bertentangan dengan setiap daun di
dahan sisi. Kebanyakan kultivar lada mempunyai bunga dwiseks yang
kebiasaannya mengalami pendebungaan sendiri. Buah lada yang lebih dikenali
sebagai beri, berwarna hijau dan berkeadaan lembut di peringkat awal
pembentukan. Ia bertukar ke warna hijau tua dan menjadi keras apabila matang.
Kulit luar (eksokarpa) berwarna kuning dan merah cerah dan menjadi lembut
apabila masak. Setiap beri lada mengandung biji tunggal yang diselaputi isi buah
(mesokarpa). Lada hitam terdiri daripada keseluruhan beri yang telah dikeringkan
manakala lada putih adalah biji lada.

Gambar tanaman Lada Hitam


Rasa pedas buah lada adalah disebabkan oleh kehadiran alkaloid piperine,
chavisine dan piperettine manakala minyak pati menghasilkan aroma lada. Keduadua sebagian tersebut membentuk oleoresin yang dapat diperoleh melalui proses
ekstraksi pelarut. Kepedasan lada juga dipengaruhi oleh varieti dan persekitaran
penanaman lada.
Tumbuhan ini berumah dua (dioecious) sehingga dikenal pohon jantan dan
pohon betina. Daun berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong seperti
lemon, berwarna kuning, berdaging dan beraroma khas karena mengandung
minyak atsiri pada daging buahnya. Bila masak daging dan kulit buahnya
membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang berwarna merah. Satu buah
menghasilkan biji yangt berwarna coklat.
Biji lada mengandung minyak atsiri 7-14 %. Bubuk lada dipakai sebagai
penyedap untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran. Minyak juga dipakai sebagai
campuran parfum atau sabun.
II.2

KLASIFIKASI TANAMAN LADA


Berdasarkan sistem klasifikasi dari Cronquist dalam Pasuki (1994),

klasifikasi tanaman lada adalah sebagai berikut:


Divisi

: Magndrophyta.

Kelas

: Magnolipisida.

Anak Kelas

: Magnolidae.

Bangsa

: Piperales.

Suku

: Piperaceae.

Marga

: Piper.

Spesies

: Piper ningrum L.

Piperin (1piperilpiperidin ) C17H19O3N merupakan alkaloid dengan inti


piperidin. Piperin berbentuk kristal berwarna kuning dengan titik leleh 127129,50C, merupakan basa yang tidak optis aktif, dapat larut dalam alkohol,
benzena, eter, dan sedikit larut dalam air (Anwar,dkk.1994).
Piperin terdapat dalam beberapa spesies piper dan dapat dipisahkan baik
dari lada hitam maupun lada putih perdagangan piperin juga dapat ditemukan
pada cabe jawa. Kandungan piperin biasanya berkisar antara 5-92%
(Anwar,dkk.1994).
Struktur piperin adalah sebagai berikut :

N
CO CH

CH2

HC CH
O

HC

Piperin merupakan amida (R-CONH2). Reaksi hidrolisis amida dapat


dilakukan baik dalam suasana asam maupun suasana basa. Dalam kedua kondisi
ini, asam dan basa berfungsi sebagai pereaksi dan bukan sebagai katalis. Dalam
suasana asam, terjadi penyelangan air terhadap amida sedangkan dalam suasana
basa terjadi penyerangan ion hidroksil terhadap atom karbon karbonil amida.
O

O
O

H
H

H
H

N
N

Isochavisin

Isopiperin

O
O

H
H

O
O

H
N
H
H

Piperin

Chavisin

Reaksi hidrolisis amida dalam suasana basa digambarkan sebagai berikut :


O-

O
R

OH

R C OH

NH2

C
-

NH3

NH2

Reaksi hidrolisis dalam suasana asam digambarkan sebagai berikut :


O

+ H

R C

OH

OH

+ HOH

R C

NH2

R C OH2

NH2

+ NH4+

R C
OH

NH2

Hidrolisis piperin dapat dilakukan dengan menggunakan larutan 10%


KOH-etanol menjadi asam piperat.
Reaksi hidrolisis piperin digambarkan sebagai berikut :

N
CO CH

CH2

HC CH
HC

KOH
CH3OH

HO2C CH
N
H

Piperidin

CH2

HC CH
HC

Asam Piperat

Oksidasi asam piperat dengan memutuskan ikatan rangkap didekat cincin


akan menghaasilkan senyawa piperonal yang merupakan bahan dasar pembuatan
parfum.

HO2C CH

HC CH
HC

CH2
O

O
COOH

KMnO4

COOH

Asam Piperat

Asam Oksalat

+ H2C

Piperonal

CH

+ H2C

O
CH

Asam Piperonilat

Piperin dapat mengalami foto-isomerisasasi oleh sinar membentuk isomer


isochavisin (trans-cis), isopiperin (cis-trans) chavisin (cis-cis) dan piperin (transtrans).
Timing dari London mengadakan penelitian bahwa lada hitam ternyata
bukan saja bermanfaat sebagai rempah penyedap makanan. Menurut sebuah
penelitian lada hitam juga memiliki potensi menjadi obat baru penyakit pigmen
kulit yang disebut vetiligo. Dalam istilah medis, vetiligo dikenal sebagai kondisi
dimana sebagian wilayah kulit kehilangan pigmen normal, sehingga permukaan
kulit memutih.
Seperti yang dipublikasikan dalam British Journal of Dernatoligy. Para
peneliti dari Kings Collage London berhasil mengungkapkan manfaat piperin,
kandungan utama yang membuat lada hitam terasa pedas dan gurih dalam
merangsang pigmentasi dalam kulit.
Vetiligo sendiri merupakan jenis penyakit kulit prevalensinya diperkirakan
cukup besar yakni menyerang satu diantara seratus orang. Sejauh ini, para dokter
mengobati vitiligo dengan menggunakan korti kosteroid yang dioleskan pada
kulit. Pengobatan lainnya yakni dengan teknik foto terapi yakni menggunakan
radiasi ultriviolet untuk menciptakan kembali pigmen kulit.
Namun begitu, dua metode pengobatan tersebut tingkat keberhasilannya
masih rendah. Menurut penelitian hanya kurang dari seperempat pasien saja yang
memiliki respon positif pada kortikosteroid. Sementara itu, tegangan radiasi UV
untuk menciptakan pegmentasi dalam jarak panjang dikhawatirkan memperbesar
resiko terkena kanker kulit.
Lada hitam merupakan suatu zat yang memiki kemampuan untuk
melindungi tubuh kita dari penyakit seperti jantung, kanker kolon (usus besar),
sampai mencegah penuaaan.

II.3

MANFAAT DAN KHASIAT


Piperin termasuk dalam alkaloid, isomer dari piperin yaitu kavisin

merupan senyawa yang berasa pedas. Piperin senyawa yang banyak terdapat pada
lada dan cabe. Senyawa ini memiliki banyak efek farmakologi yaitu sebagai
antiinflamasi, antimikroba, hepatoprotektor, antikanker dan meningkatkan efek
antioksidan sel. Piperin terbukti menurunkan lipid peroksidase hati dan
melindungi dari kerusakan oksidatif akibat induksi dari senyawa karsinogenik
kimia (Manoharan, et al., 2009). Bhardwaj et al. (2002) melaporkan bahwa
piperin menghambat cytokrom CYP3A4 dan enzim P-glukoprotein yang penting
dalam metabolisme dan transport dari xenobiotik dan metabolit.
Piperin terbukti menurunkan lipid peroksidase hati dan melindungi dari
kerusakan oksidatif akibat induksi dari senyawa karsinogenik kimia (Manoharan
et al., 2009). Piperin mencegah penumpukan akumulasi trigliserida yang
disebabkan oleh dioksin (TCCD), dan piperin mencegah kelainan metabolisme
lipid yang disebabkan dioksin (Ishida et al., 2008). Piperin mampu melindungi sel
dari kanker dengan mengikat protein di mitokondria sehingga memicu apoptosis
tanpa merusak sel-sel yang normal melalui peningkatan aktivitas enzim

antioksidan seperti superoxide dismutase, catalase dan glutathione peroxidase


(Selvendiran et al., 2003).
Menurut jenisnya lada ada dua macam yaitu lada putih dan
lada hitam. Lada putih adalah buah lada yang dipetik saat buah
lada itu sudah matang. Lantas dikupas kulitnya dengan cara
merendamnya dalam air mengalir selama dua minggu, kemudian
dijemur selama tiga hari. Sedang lada hitam ialah buah lada
yang saat dipetik sudah matang tapi kulitnya masih hijau, dan
langsung di jemur selama tiga hari tanpa direndam terlebih
dahulu. Berikut ini adalah manfaat lada secara umum :
1. Sebagai bumbu masakan
Lada dapat dipergunakan sebagai bumbu dalam berbagai masakan tertentu,
yang dapat memberikan bau sedap dan menambah rasa kelezatan makanan.
Lada hitam memiliki sifat lebih sehat daripada kebanyakan
yang orang tahu tentangnya. Lada hitam tidak seperti garam yang
dapat membuat makanan kurang sehat jika terlalu banyak yang
ditambahkan. Lada hitam adalah rempah-rempah yang memiliki potensi
untuk membuat makanan lebih menguntungkan bila digunakan dalam
berbagai resep dan sebagai bumbu meja.
2. Sebagai bahan baku industri makanan
Selama ini lada digunakan masih sebatas untuk industri makanan khususnya
untuk pengawet daging, bumbu penyedap masakan, dan campuran obatobatan. Namun ada juga digunakan untuk industri farmasi sebagai salah satu
bahan wewangian. Selain itu juga lada dapat diolah menjadi lada bubuk
(black pepper), lada putih (white pepper), saus lada hitam (black pepper
sauce), lada hijau kering (dehydrated green pepper), lada hijau kering yang
dibekukan (freeze dried green pepper), lada beku (frozen pepper), sambal
(green pepper sambal), sause lada hijau (green pepper sauce), lada putih
tanah (ground white pepper), lada hitam tanah (ground black pepper), lada
yang digunakan untuk kesehatan (pepper in medicinal use), tahu lada
(pepper beancurd), kue kering lada (pepper cookies), lada dalam botol
(pepper in brinecane, bottle, bulk), mayonnaise lada (pepper mayonnaise),
minyak lada (pepper oil), oleoresin lada (pepper oleoresin), parfum lada

(pepper perfume), wewangian lada (pepper potpourri), lada manis (pepper


sweet), teh lada (pepper tea), youghurt lada (pepper youghurt), lada hijau
yang diawetkan (preserved green pepper).
3. Sebagai bahan obat-obatan
Bahan obat penyakit pigmen kulit
Lada hitam ternyata bukan saja bermanfaat sebagai rempah
penyedap makanan. Menurut sebuah penelitian, lada hitam juga
memiliki potensi menjadi obat baru bagi penyakit pigmen kulit yang
disebut vitiligo. Dalam istilah medis, vitiligo dikenal sebagai kondisi di
mana di sebagian wilayah kulit kehilangan pigmen normal, sehingga
permukaannya tampak memutih.
Vitiligo sendiri merupakan jenis penyakit kulit prevalensinya
diperkirakan cukup besar yakni menyerang satu di antara 100 orang.
Sejauh ini, para dokter mengobati vitiligo dengan menggunakan
kortikosteroid yang dioleskan pada kulit. Pengobatan lainnya yakni
dengan teknik fototerapi yakni menggunakan radiasi Ultraviolet untuk

menciptakan kembali pigmmen kulit.


Obat pereda flu dan batuk
Lada yang juga disebut merica, sahang atau pepper (Inggris)
mengandung zat kavisin yang membawa sifat pedas. Di dalam tubuh,
senyawa-senyawa yang menjadi sumber rasa pedas akan bekerja
meredam aktivitas otak saat menerima sinyal rasa sakit yang disalurkan
dari sistem saraf. Sehingga beban rasa sakit yang tadinya tinggi jadi
berkurang. Bumbu dapur yang berasal dari India Selatan ini juga baik
dikonsumsi penderita sinusitis yang mudah terkena flu dan pilek. Lada
mampu mengencerkan dahak dan lendir di rongga hidung, sehingga

saluran napas terasa lega.


Obat pereda sakit kepala
Obat tradisional asma
Obat sakit gigi , nyeri rematik dan parasit
Daunnya sebagai obat batu ginjal
Obat kaki Bengkak (pada wanita hamil)
Obat disentri dan kolera
4. Sebagai bahan minyak lada
Lada gitam dapat menghasilkan minyak lada dari penyulingan kulitnya,
mempunyai bau yang sedap dan dapat digunakan sebagai wangi-wangian.

Lada hitam dapat dipergunakan sebagai bahan pembuat parfum karena


masih mengandung resin. Bila disuling resin akan keluar menjadi minyak
lada yang beraroma merangsang dan eksklusif.
Minyak lada terutama digunakan sebagai pemberi aroma dan rasa pada
berbagai macam industri makanan dan juga dipakai dalam industri
kosmetika dan farmasi.
5. Sebagai tumbuhan afrodisiak
Lada tergolong tumbuhan afrodisiak. Senyawa boron, calamene dan vacrol
yang terdapat pada butiran buah lada dapat merangsang pengeluaran hormon
androgen dan estrogen yang merupakan bekal utama pembangkit gairah
seksual pada pria dan wanita. Predikat afrodisiak membumbungkan nama
lada sebagai salah satu tumbuhan yang berpotensi mengatasi frigiditas dan
impotensi.
6. Sebagai campuran pembuatan minuman
Lada dapat juga dipergunakan sebagai campuran pembuatan minuman
kesehatan dan penghangat tubuh yang memiliki fungsi utama untuk
menyegarkan dan menghagatkan tubuh serta menjaga agar suhu tubuh tetap
normal meskipun suhu udara kurang dari 0o derajat.
7. Membantu mencegah perkembangan kanker payudara (diekstrak dengan
kunyit). Dalam percobaan laboratorium, para peneliti mengoleskan piperine
(terdapat pada lada hitam) dan curcumin (komponen utama dalam kunyit) ke
sel-sel kanker payudara. Saat digunakan secara bersamaan, kedua bumbu ini
terbukti mengurangi jumlah stem cell tetapi tidak membahayakan sel-sel
payudara yang normal. Stem cell berpotensi tumbuh di berbagai tipe sel.
Stem cell kanker diyakini memicu pertumbuhan tumor. Beberapa peneliti
meyakini menyembuhkan kanker melibatkan penanganan stem cell tersebut.
Jika kita bisa membatasi jumlah stem cell, kita bisa membatasi jumlah selsel yang berpotensi membentuk tumor, kata seorang peneliti, Madhuri
Kakarala.
Menurut peneliti, piperine menguatkan efek curcumin. Curcumin dan
piperine merupakan polifenol yang berasal dari makanan. Polifenol diyakini
mengandung antiperadangan dan komponen pelindung lainnya. Saat bekerja
bersama-sama, kedua bumbu ini mencegah stem cell pemicu kanker
8. Mengurangi perut kembung
9. Lada putih dimanfaatkan untuk produksi kosmetik
10. Menyembuhkan encok

11. Sebagai bahan balsam lada dalam bentuk krim


Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi yang mengandung air
tidak kurang dari 60 %. Pemilihan pengemulsi harus disesuaikan dengan
jenis dan sifat krim yang dikehendaki, sebagai zat pengemulsi dapat
digunakan emulgid, setasium, setil alcohol, stearil alcohol, trietanolamin
stearat dan golongan sorbitan, polisorbat, polietilenglikol dan sabun. Basis
krim yang baik untuk bahan aktif dari ekstrak lada hitam, mentol dan
minyak gandapura adalah vanishing Cream) karena komposisi didalamnya
mempunyai kandungan air 75 %.
12. Digunakan dalam pengobatan Ayurvedic untuk merangsang sistem
pencernaan dan digunakan untuk pengobatan mual, kurang nafsu makan dan
13. Anti Spasmodic
Berkat kandungan beragam senyawa kimia penting, lada
juga berkhasiat mengatasi bau berkeringat yang kurang sedap,
haid yang tidak teratur, panas dalam, rematik, asam urat, tulang
keropos, sakit gigi, asma, hernia dan penyakit kulit seperti kurap,
kadas dan eksim. Pendek kata, begitu beranekanya manfaat lada
bagi kesehatan, seakan-akan buah buni kecil yang berdiameter
sekitar 5 mm ini jelmaan sebuah pabrik obat.
II.4

METODE YANG DILAKUKAN

1) Soxhletasi
Prinsip dari soxhletasi yaitu penyarian secara terus-menerus sehingga
penyarian lebih sempurna dengan pelarut yang relative sedikit. Jika penyarian
telah selesai maka pelarutnya diuapkan dan sisanya adalah zat yang tersari.
Biasanya pelarut yang digunakan yaitu pelarut yang mudah menguap atau yang
mempunyai titik didih rendah. Kelebihan dari soxhletasi yaitu, proses ekstraksi
berjalan

sempurna,

pelarut

sedikit,

prosesnya

lebih

cepat.

Sedangkan

kelemahannya yaitu tidak dapat digunakan untuk isolasi senyawa yang termolabil
atau bahan tambahan yang peka terhadap suhu, dan memerlukan energi listrik.
2) Isolasi
Karakter dasar berbagai alkaloid digunakan untuk mengisolasinya.
Alkaloid diambil ke dalam larutan asam berair (umumnya asam hidroklorida,

sitrat, atau tartarat) dan komponen netral atau bersifat asam dari campuran asal
dipisahkan dengan ekstraksi pelarut. Setelah larutan berair dibasakan, maka
alkaloid

diperoleh

dengan

ekstraksi

ke

dalam

pelarut

yang

sesuai(Sastrohamodjojo, 1996).
3) Ekstraksi
Bahan tanaman, terutama biji dan daun, sering banyak mengandung
lemak, lilin yang sangat non polar. Karena senyawa tersebut sering menimbulkan
persoalan terbentuk emulsi, maka senyawa-senyawa tersebut dipisahkan dari
bahan tanaman sebagai langkah awal dengan cara perkolasi dari bahan tanaman
dengan proteleum eter (Sastrohamodjojo, 1996).
Kebanyakan alkaloid tidak larut dalam proteleum eter. Namun demikian
ekstrak harus di cek untuk mengetahui adanya alkaloid dengan menggunakan
salah satu pereaksi pengendap alkaloid seperti disebutkan diatas. Bila sejumlah
alkaloid larut dalam proteleum eter, maka bahan tanaman pada awal ditambah
dengan asam berair untuk mengikat alkaloid sebagai garamnya (Sastrohamidjojo,
1996).

4) Kromatografi Lapis Tipis (KLT)


Preparasi perangkat KLTyang digunakan:
Fase diam

: silika gel

Fase gerak

: toluen-etil asetat

Blangko/ pembanding : piperin standar


KLT dapat digunakan untuk memisahkan berbagai senyawa seperti ion
anorganik, kompleks senyawa senyawa organik dengan anorganik, dan senyawa
senyawa organik baik yang terdapat di alam dan senyawa senyawa organik
sintetik. Kelebihan penggunaan kromatografi lapis tipis dibandingkan dengan
kromatografi kertas ialah karena dapat dihasilkannya pemisahan yang lebih
sempurna, kepekaan yang lebih tinggi, dan dapat dilaksanakan dengan lebih cepat.
Banyak pemisahan yang memakan waktu berjam-jam bila dikerjakan dengan
kromatografi kertas, tetapi dapat dilaksanakan hanya beberapa menit saja bila
dikerjakan dengan KLT. Empat macam adsorben yang umum dipakai ialah silika

gel, alumina, kieselguhr, dan selulosa. Sampel yang merupakan campuran


senyawa yang akan dipisahkan, dilarutkan dalam zat pelarut yang mudah
menguap, misalnya kloroform atau zat pelarut lain yang serupa, yang mempunyai
titik didih antara 50-100 C. Tetesan sampel harus di usahakan sekecil mungkin
dengan meneteskan berulang kali, dengan di biarkan mengering sebelum tetesan
berikutnya dikerjakan. Pemilihan sistem pelarut yang dipakai didasarkan atas
prinsip like dissolves like, yakni untuk memisahkan sampel yang bersifat non
polar digunakan sistem pelarut yang bersifat non polar juga. Penggunaan sinar
ultraviolet dapat memberikan fluoresensi pada plat yang mengandung unsur fosfor
(Adnan, 1997).

BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN ADALAH :


1. Evaporator
2. Erlenmeyer
3. Gelas ukur 250ml
4. Gelas kimia
5. Neraca analitik
6. Gelas ukur 100ml
7. Pipet tetes
8. Penjepit
9. Penangas

1 set
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah

10. Lumpang dan stamfer

1 set

3.2 BAHAN-BAHAN YANG DIGUNAKAN ADALAH :


1. Serbuk lada hitam
2. KOH
3. Etanol 95%
4. HCl 6 M
5. Vaselin
6. Kertas saring lebar untuk membungkus
7. Kertas saring untuk menyaring
8. Batu didih
9. Aquadest
10. Etanol Absolut
11. Kapas

BAB IV
PROSEDUR KERJA
PEMISAHAN PIPERIN
1.
2.
3.
4.

Membersihkan lada hitam perdagangan dari kotoran dan mengeringkannya.


Melakukan penggilingan sehingga menjadi serbuk lada yang halus.
Maserasi dalam botol dengan alkohol 3x30 .menit dengan pengadukan.
Saring hasil maserasi dengan kapas, kemudian uapkan pelarutnya dengan

evaporator sampai tinggal 10% nya.


5. Tambahkan 10 mL larutan 10 % KOH, kemudian melakukan penyaringan
untuk menghilangkan endapan atau pengotor.
6. Filtrat dibiarkan (diamkan) selama satu malam, sampai terbentuk Kristal.
7. Pisahkan kristal yang terbentuk dari endapannya. Akan diperoleh kristalkristal yang berwarna kuning.

BAB V
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
5.1 ISOLASI PIPERIN.
No.
1.

Variabel yang Diamati


Massa lada hitam

Hasil Pengamatan
1 gr

2.

Maserasi

Larutan hijau

3.

Mengevaporasi

Larutan hijau pekat + Kristal jarum

Hasil evaporasi (residu) + (10 ml Larutan cokelat kehijau-hijauan


KOH)
4.

Menyaring

Filtrat

5.

Diamkan 1 minggu

Larutan hijau kehitam-hitaman +

6.

Menyaring

Kristal

5.2 GAMBAR

Gambar 1. Biji lada hitam

Gambar 2. Serbuk lada hitam

Gambar 4. Isolat piperin lada hitam

Gambar 3. Hasil evaporasi

Gambar 5. Isolat piperin lada hitam

5.3 PEMBAHASAN
ISOLASI PIPERIN
Ekstraksi merupakan proses penarikan, pemisahan dari bahan padat
maupun cair dengan bantuan pelarut. Bahan tanaman, terutama biji dan daun,
sering banyak mengandung lemak, lilin yang sangat non polar. Karena senyawa
tersebut sering menimbulkan persoalan terbentuk emulsi, maka senyawa-senyawa
tersebut dipisahkan dari bahan tanaman sebagai langkah awal dengan cara
perkolasi dari bahan tanaman dengan petroleum eter (Sastrohamodjojo, 1996).
Ekstraksi padat cair, dilakukan karena bahan yang dikehendaki dapat
larut dalam solven pengekstraksi. Pada umumnya sebelum suatu senyawa dapat
diidentifikasi dan diukur kadarnya perlu dilakukan pemisahan. Dalam analisis
kimia terdapat beberapa tehnik pemisahan kimia yang digunakan baik itu
ditujukan untuk isolasi, pemurnian zat ataupun untuk menghilangkan interferensi
dari suatu zat. Salah satu tehnik pemisahan yang paling sering digunakan adalah
ekstraksi. Ekstraksi adalah salah satu metode pemisahan kimia ntuk memisahkan
atau menarik suatu komponen-komponen kimia yang berada dalam suatu sampel
dengan menggunakan pelarut.
Ekstraksi didasarkan pada perbedaan sifat kelarutan suatu senyawa
organik di dalam suatu cairan pelarut yang tidak saling bercampur. Senyawa yang
berada dalam bentuk ion (bersifat polar) umumnya dapat larut dalam air,
sementara senyawa organik yang bersifat non polar umumnya tidak dapat larut
alam pelarut air atau pelarut polar.
Sifat ini dikenal dengan istilah like dissolve like sehinggga suatu zat atau
senyawa dalam campurannya dapat dialarutkan dalam kombinasi pelarut yang
tidak saling bercampur. Jenis-jenis ekstraksi terbagi dua yaitu ekstraksi dingin
atau maserasi dan ekstraksi panas misalnya dengan ekstraksi soxhlet. Perbedaan
dari kedua jenis ekstraksi ini adalah terletak pada tehniknya saja dimana untuk
ekstraksi dingin tidak menggunakan proses pemanasan pada sampel melainkan
dengan cara merendam sampel dalam pelarut. Sedangkan ekstraksi panas
dilakukan dengan pemanasan.
Pada percobaan ini, menggunakan metode ekstraksi continue untuk
memperoleh senyawa piperin dari lada hitam. Metode ekstraksi continue yang

dilakukan bertujuan untuk memperoleh hasil ekstrak yang lebih murni lagi. Lada
hitam yang digunakan dibersihkan dan dihaluskan hingga terbentuk serbuk lada
yang halus. Tujuan penghalusan lada hitam adalah agar zat-zat yang terkandung di
dalam lada hitam mudah melarut dalam pelarut yang digunakan. Hal ini karena
semakin halus serbuk, maka kelarutan akan meningkat karena semakin banyak
terjadi kontak dengan pelarut, sehingga semakin banyak zat yang dapat terbentuk
dan semakin efisien proses pemisahan atau ekstraksi yang terjadi. Karena sampel
yang digunakan dalam percobaan ini adalah lada hitam yang berupa padatan,
sehingga metode ekstraksi continue yang digunakan

dengan cara maserasi.

Sebelum melakukan maserasi pada percobaan ini, menggunakan pelarut berupa


alkohol 96%. Pelarut alkohol 96% digunakan untuk melarutkan zat yang
diinginkan dari dalam lada hitam. alkohol 96% digunakan karena baik piperin
maupun alkohol memiliki kepolaran yang sama yaitu bersifat polar sehingga
etanol mampu melarutkan piperin sesuai dengan prinsip like dissolved like. Dari
literature diperoleh bahwa piperin merupakan senyawa alkaloid yang dapat larut
dalam alcohol yaitu etaol, dimana antara piperin dengan etanol mampu untuk
membentuk ikatan hydrogen.
Gambar ikatan hydrogen antara piperin dan etanol adalah sebagai berikut:

N
HOCH2CH3
CO

ikatan hidrogen

CH
CH

CH

CH3

O
CH2
O

Proses yang terjadi selama maserasi adalah pelarut alkohol melarutkan zat
aktif di dalam sampel lada hitam yang didiamkan selama 1 minggu.
Hasil tadi kemudian dievaporasi yang bertujuan untuk memisahkan hasil
ekstrak dengan pelarutnya, yakni alkohol 96%. Dalam evaporator akan terjadi
pemisahan ekstrak dari pelarutnya (alkohol 96%) dengan prinsip pemanasan yang
dipercepat oleh putaran labu bundar, pelarut dapat menguap 5-10 oC di bawah titik

didih pelarutnya disebabkan adanya perubahan tekanan. Dengan bantuan pompa


vakum, uap larutan pelarut etanol akan menguap naik ke kondersor dan
mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut etanol murni yang
ditampung dalam labu bundar sebagai penampung pelarut. Sehingga diperoleh
ekstrak larutan hijau pekat dengan krital jarum.
Selanjutnya, ekstrak yang pekat tadi ditambahkan dengan larutan KOH
dalam

etanol

dan

diperoleh

larutan

berwarna

cokelat

kehijau-hijauan.

Penambahan larutan KOH dalam etanol bertujuan untuk memperoleh piperin dari
ekstrak pekat tersebut, dimana di dalam ekstrak tersebut terdapat komponen lain
ketika ditambahkan KOH-etanol yang menyebabkan piperin yang ada dalam
ekstrak tersebut bereaksi menjadi garam asam piperat dan dengan penambahan
KOH-etanol dapat mengeliminasi senyawa lainnya, karena dalam ekstak tersebut
masih ada zat pengotor.
Masih terdapatnya zat pengotor ini disebabkan senyawa piperin,
merupakan senyawa alkaloid golongan amida yang dapat mengalami reaksi
hidrolisis baik dalam suasana asam maupun basa. Jadi penambahan larutan KOHetanol ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa piperin dalam bentuk garamnya,
karena berdasarkan literature dinyatakan bahwa senyawa golongan alkaloid sering
kali diisolasi dalam bentuk garamnya yaitu garam asam piperat.
Lalu filtrate yang ada disaring. Proses penyaringan bertujuan agar filtrate dapat
terpisah dari zat-zat pengotornya. Dilihat dari warna Kristal yang dihasilkan, yaitu
berwarna cokelat, agak berbeda dengan literature yang menyatakan bahwa Kristal
piperin merupakan kristal berwarna kuning. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
Kristal yang diperoleh di percobaan masih belum murni.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Rekristalisasi merupakan suatu teknik pemisahan zat padat dari suatu zat
pencemar dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan
dengan pelarut yang sesuai. Metode rekristalisasi menggunakan prinsip perbedaan
kelarutan zat pencemar dengan zat yang akan kita ambil.
Syarat pelarut yang baik:
1. Pelarut tidak bereaksi dengan zat yang akan dimurnikan
2. Pelarut dapat melarutkan zat yang akan dimurnikan
3. Titik didih pelarut lebih rendah dari titik didih zat yang akan dimurnikan
4. Titik didih pelarut lebih rendah dari titik lebur zat yang akan dimurnikan.
Berdasarkan tujuan dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam
percobaan ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwauntuk mengisolasi senyawa
piperin yang berada dalam lada hitam (Piper nigrum L ) dapat dilakukan dengan
metode ekstraksi maserasi dengan menggunakan pelarut alcohol 96% dan
kemudian di evaporator untuk mengurangi pelarut yang digunakan terus
direkristalisasikan untuk mendapatkan kristal.

6.2 SARAN
Praktikan sebaikanya mengefesienkan waktu praktikum sehingga proses
yang dilakukan tidak berlanjut untuk dilakukan dilain waktu karena penyimpana
yang

terlalu

lama

menyebabkan

piperin

mengalami

penguraian

dan

terkontaminasi dengan zat-zta pengotor dari udara bebas sehingga mempengaruhi


hasil.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairil. Dkk, 1996. Pengantar Praktikum Kimia Oganik. Jakarta :
Depdikbud
Fessenden and Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Fessenden and Fessenden. 1991. Kimia Organik Jilid II. Jakarta : Erlangga.
Lisnawati, 2004. Isolasi dan Karakterisasi Piperin dan Lada Hitam. Skripsi
sarjana. BanjarmasIN : FKIP UNLAM.
Syahmani dan Rilia Iriani. 2010. Petunjuk Praktikum Kimia Organik.
Banjarmasin : FKIP UNLAM.
Laurina, D. 2008. Isolasi Piperin dari Lada Hitam dan Sintesis Asam Piperat
serta Uji Aktivitasnya Sebagai Antibakteri Escherichia coli. Skripsi,
Program Studi Kimia, Jurusan Kimia, Universitas Negeri Malang.
Septiatin, Eatin. 2008. Apotek Hidup dari Rempah-Rempah, Tanaman Hias, dan
Tanaman Liar. CV.YRAMA WIDYA. Bandung.

LAMPIRAN

PERHITUNGAN
A. Perhitungan persentase piperin yang dihasilkan dari ekstraksi lada hitam
sebagai berikut.

% Piperin

Massa piperin
x 100%
Massa Lada Hitam
1,73 gram
x 100%
90
gram
=

= 1,92 %

B. Persentase kristal asam

% Kristal Piperidin

Massa kristal
x 100%
Massa piperin

1,819 gram
x 100%
0
,
8
gram
=

= 226,25 %

Anda mungkin juga menyukai