PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Lada, sudah dikenal sebagai penyedap makanan,mengatasi baud an rasa
makanan yang beraroma tak sedap, serta pengawet daging (Septiatin, 2008). Ada
dua macam lada yang menjadi komoditi perdagangan yaitu lada hitam dan lada
putih. Lada hitam diperoleh dengan memetik buah yang masih hijau,
mengupasnya, difermentasi untuk menambah rasa lada, kemudian dikeringkan di
bawah sinar matahari, dan rasanya lebih pedas. Sedangkan lada putih diperoleh
dengan memetik biji masak merah,diremas perlahan-lahan dan direndam dalam
air, kulit dan daging buah dibuang sebelum dikeringkan di sinar matahari
(Septiatin, 2008).
Lada mengandung minyak atsiri, pinena, kariofilena, lionena, filandrena
alkaloid piperina, kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit dan minyak lemak.
Rasa pedas disebabkan oleh resin yang disebut kavisin. Kandungan piperine dapat
merangsang cairan lambung dan air ludah. Selain itu lada bersifat pedas,
menghangatkan dan melancarkan peredaran darah (Septiatin, 2008).
Ladaataumericaadalahrempahrempahberwujud bijian yang dihasilkan
tanaman PipernigrumL. Ladasangatpentingdalamkomponenmasakandunia
dan dikenal luas sebagai komoditi perdagangan penting didunia.Piperin
merupakan suatu senyawa yang sangat bermanfaat dalam kesehatan, misalnya
piperin berkhasiat sebagai karminativa, bumbu masak, hepatoprotektor,
imunomodulator,obatcacing,antiasma,antinyeri.Piperinbanyakditemukan
pada simplisia yang termasuk dalam keluarga Piperaceae, yaitu pada Piperis
NigriFructus,PiperisAlbiFructus,PiperisRetrofractiFructus,dansebagainya.
Tanaman yang termasuk dalam keluarga Piperaceae sangat banyak
ditemukanhampirseluruhdataranrendahdiIndonesia,karenatanamaninitidak
tahandengangenanganair. Piperisnigri sangatlahmudahditemukandiseluruh
daerahdiIndonesiadenganhargayangrelatifmurah.Padaumumnyakandungan
piperindalamPiperisnigrisebanyak1,77,4%.
TUJUAN
Memahami prinsip dasar dan teknik isolasi dengan metode ekstraksi
kontinu
Mengetahui cara pemisahan dan pemurnian hasil isolasi
Mengatahui jenis alkaloid apa yang terkandung dalam tanaman lada
hitam
BAB II
DASAR TEORI
II.1
LADA HITAM
Tumbuhan lada (Piper ningrum L) termasuk tumbuhan semak atau perdu
dan sering kali memanjat dengan akar-akar pelekat. Tumbuhan lada ini dikenal
dengan beberapa nama antara lain piper, lada, merica, dan sakang. Dari perlakuan
terhadap buah lada dapat diperoleh lada hitam atau lada putih. Lada hitam di
peroleh dari buah lada yang belum masak, dikeringkan bersama kulitnya hingga
kulitnya berkeriput dan berwarna hitam .Lada putih berasal dari buah yang masak
dan kulitnya sudah dihilangkan dan dikeringkan sehingga warnanya putih
(Anwar,dkk.1994).
Lada hitam hidup subur di kawasan beriklim tropika yang panas dan
lembab. Lazimnya, lada hitam dibiak daripada keratan batang dan pembiakan
menggunakan biji jarang dilakukan. Sistem akar berkembang daripada akar
adventitius yang terbentuk pada bahagian buku keratan batang yang ditanam.
Daun akan keluar pada setiap buku semasa peringkat tumbesaran keratan pucuk
utama. Akar adventitius juga akan berkembang untuk membantu pucuk melekat
pada tiang sokongan. Pada setiap buku, mata tunas aksil tumbuh menjadi dahan
sisi dan seterusnya akan mengeluarkan sulur buah.
Bunga lada keluar pada buku yang bertentangan dengan setiap daun di
dahan sisi. Kebanyakan kultivar lada mempunyai bunga dwiseks yang
kebiasaannya mengalami pendebungaan sendiri. Buah lada yang lebih dikenali
sebagai beri, berwarna hijau dan berkeadaan lembut di peringkat awal
pembentukan. Ia bertukar ke warna hijau tua dan menjadi keras apabila matang.
Kulit luar (eksokarpa) berwarna kuning dan merah cerah dan menjadi lembut
apabila masak. Setiap beri lada mengandung biji tunggal yang diselaputi isi buah
(mesokarpa). Lada hitam terdiri daripada keseluruhan beri yang telah dikeringkan
manakala lada putih adalah biji lada.
: Magndrophyta.
Kelas
: Magnolipisida.
Anak Kelas
: Magnolidae.
Bangsa
: Piperales.
Suku
: Piperaceae.
Marga
: Piper.
Spesies
: Piper ningrum L.
N
CO CH
CH2
HC CH
O
HC
O
O
H
H
H
H
N
N
Isochavisin
Isopiperin
O
O
H
H
O
O
H
N
H
H
Piperin
Chavisin
O
R
OH
R C OH
NH2
C
-
NH3
NH2
+ H
R C
OH
OH
+ HOH
R C
NH2
R C OH2
NH2
+ NH4+
R C
OH
NH2
N
CO CH
CH2
HC CH
HC
KOH
CH3OH
HO2C CH
N
H
Piperidin
CH2
HC CH
HC
Asam Piperat
HO2C CH
HC CH
HC
CH2
O
O
COOH
KMnO4
COOH
Asam Piperat
Asam Oksalat
+ H2C
Piperonal
CH
+ H2C
O
CH
Asam Piperonilat
II.3
merupan senyawa yang berasa pedas. Piperin senyawa yang banyak terdapat pada
lada dan cabe. Senyawa ini memiliki banyak efek farmakologi yaitu sebagai
antiinflamasi, antimikroba, hepatoprotektor, antikanker dan meningkatkan efek
antioksidan sel. Piperin terbukti menurunkan lipid peroksidase hati dan
melindungi dari kerusakan oksidatif akibat induksi dari senyawa karsinogenik
kimia (Manoharan, et al., 2009). Bhardwaj et al. (2002) melaporkan bahwa
piperin menghambat cytokrom CYP3A4 dan enzim P-glukoprotein yang penting
dalam metabolisme dan transport dari xenobiotik dan metabolit.
Piperin terbukti menurunkan lipid peroksidase hati dan melindungi dari
kerusakan oksidatif akibat induksi dari senyawa karsinogenik kimia (Manoharan
et al., 2009). Piperin mencegah penumpukan akumulasi trigliserida yang
disebabkan oleh dioksin (TCCD), dan piperin mencegah kelainan metabolisme
lipid yang disebabkan dioksin (Ishida et al., 2008). Piperin mampu melindungi sel
dari kanker dengan mengikat protein di mitokondria sehingga memicu apoptosis
tanpa merusak sel-sel yang normal melalui peningkatan aktivitas enzim
1) Soxhletasi
Prinsip dari soxhletasi yaitu penyarian secara terus-menerus sehingga
penyarian lebih sempurna dengan pelarut yang relative sedikit. Jika penyarian
telah selesai maka pelarutnya diuapkan dan sisanya adalah zat yang tersari.
Biasanya pelarut yang digunakan yaitu pelarut yang mudah menguap atau yang
mempunyai titik didih rendah. Kelebihan dari soxhletasi yaitu, proses ekstraksi
berjalan
sempurna,
pelarut
sedikit,
prosesnya
lebih
cepat.
Sedangkan
kelemahannya yaitu tidak dapat digunakan untuk isolasi senyawa yang termolabil
atau bahan tambahan yang peka terhadap suhu, dan memerlukan energi listrik.
2) Isolasi
Karakter dasar berbagai alkaloid digunakan untuk mengisolasinya.
Alkaloid diambil ke dalam larutan asam berair (umumnya asam hidroklorida,
sitrat, atau tartarat) dan komponen netral atau bersifat asam dari campuran asal
dipisahkan dengan ekstraksi pelarut. Setelah larutan berair dibasakan, maka
alkaloid
diperoleh
dengan
ekstraksi
ke
dalam
pelarut
yang
sesuai(Sastrohamodjojo, 1996).
3) Ekstraksi
Bahan tanaman, terutama biji dan daun, sering banyak mengandung
lemak, lilin yang sangat non polar. Karena senyawa tersebut sering menimbulkan
persoalan terbentuk emulsi, maka senyawa-senyawa tersebut dipisahkan dari
bahan tanaman sebagai langkah awal dengan cara perkolasi dari bahan tanaman
dengan proteleum eter (Sastrohamodjojo, 1996).
Kebanyakan alkaloid tidak larut dalam proteleum eter. Namun demikian
ekstrak harus di cek untuk mengetahui adanya alkaloid dengan menggunakan
salah satu pereaksi pengendap alkaloid seperti disebutkan diatas. Bila sejumlah
alkaloid larut dalam proteleum eter, maka bahan tanaman pada awal ditambah
dengan asam berair untuk mengikat alkaloid sebagai garamnya (Sastrohamidjojo,
1996).
: silika gel
Fase gerak
: toluen-etil asetat
BAB III
ALAT DAN BAHAN
1 set
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 set
BAB IV
PROSEDUR KERJA
PEMISAHAN PIPERIN
1.
2.
3.
4.
BAB V
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
5.1 ISOLASI PIPERIN.
No.
1.
Hasil Pengamatan
1 gr
2.
Maserasi
Larutan hijau
3.
Mengevaporasi
Menyaring
Filtrat
5.
Diamkan 1 minggu
6.
Menyaring
Kristal
5.2 GAMBAR
5.3 PEMBAHASAN
ISOLASI PIPERIN
Ekstraksi merupakan proses penarikan, pemisahan dari bahan padat
maupun cair dengan bantuan pelarut. Bahan tanaman, terutama biji dan daun,
sering banyak mengandung lemak, lilin yang sangat non polar. Karena senyawa
tersebut sering menimbulkan persoalan terbentuk emulsi, maka senyawa-senyawa
tersebut dipisahkan dari bahan tanaman sebagai langkah awal dengan cara
perkolasi dari bahan tanaman dengan petroleum eter (Sastrohamodjojo, 1996).
Ekstraksi padat cair, dilakukan karena bahan yang dikehendaki dapat
larut dalam solven pengekstraksi. Pada umumnya sebelum suatu senyawa dapat
diidentifikasi dan diukur kadarnya perlu dilakukan pemisahan. Dalam analisis
kimia terdapat beberapa tehnik pemisahan kimia yang digunakan baik itu
ditujukan untuk isolasi, pemurnian zat ataupun untuk menghilangkan interferensi
dari suatu zat. Salah satu tehnik pemisahan yang paling sering digunakan adalah
ekstraksi. Ekstraksi adalah salah satu metode pemisahan kimia ntuk memisahkan
atau menarik suatu komponen-komponen kimia yang berada dalam suatu sampel
dengan menggunakan pelarut.
Ekstraksi didasarkan pada perbedaan sifat kelarutan suatu senyawa
organik di dalam suatu cairan pelarut yang tidak saling bercampur. Senyawa yang
berada dalam bentuk ion (bersifat polar) umumnya dapat larut dalam air,
sementara senyawa organik yang bersifat non polar umumnya tidak dapat larut
alam pelarut air atau pelarut polar.
Sifat ini dikenal dengan istilah like dissolve like sehinggga suatu zat atau
senyawa dalam campurannya dapat dialarutkan dalam kombinasi pelarut yang
tidak saling bercampur. Jenis-jenis ekstraksi terbagi dua yaitu ekstraksi dingin
atau maserasi dan ekstraksi panas misalnya dengan ekstraksi soxhlet. Perbedaan
dari kedua jenis ekstraksi ini adalah terletak pada tehniknya saja dimana untuk
ekstraksi dingin tidak menggunakan proses pemanasan pada sampel melainkan
dengan cara merendam sampel dalam pelarut. Sedangkan ekstraksi panas
dilakukan dengan pemanasan.
Pada percobaan ini, menggunakan metode ekstraksi continue untuk
memperoleh senyawa piperin dari lada hitam. Metode ekstraksi continue yang
dilakukan bertujuan untuk memperoleh hasil ekstrak yang lebih murni lagi. Lada
hitam yang digunakan dibersihkan dan dihaluskan hingga terbentuk serbuk lada
yang halus. Tujuan penghalusan lada hitam adalah agar zat-zat yang terkandung di
dalam lada hitam mudah melarut dalam pelarut yang digunakan. Hal ini karena
semakin halus serbuk, maka kelarutan akan meningkat karena semakin banyak
terjadi kontak dengan pelarut, sehingga semakin banyak zat yang dapat terbentuk
dan semakin efisien proses pemisahan atau ekstraksi yang terjadi. Karena sampel
yang digunakan dalam percobaan ini adalah lada hitam yang berupa padatan,
sehingga metode ekstraksi continue yang digunakan
N
HOCH2CH3
CO
ikatan hidrogen
CH
CH
CH
CH3
O
CH2
O
Proses yang terjadi selama maserasi adalah pelarut alkohol melarutkan zat
aktif di dalam sampel lada hitam yang didiamkan selama 1 minggu.
Hasil tadi kemudian dievaporasi yang bertujuan untuk memisahkan hasil
ekstrak dengan pelarutnya, yakni alkohol 96%. Dalam evaporator akan terjadi
pemisahan ekstrak dari pelarutnya (alkohol 96%) dengan prinsip pemanasan yang
dipercepat oleh putaran labu bundar, pelarut dapat menguap 5-10 oC di bawah titik
etanol
dan
diperoleh
larutan
berwarna
cokelat
kehijau-hijauan.
Penambahan larutan KOH dalam etanol bertujuan untuk memperoleh piperin dari
ekstrak pekat tersebut, dimana di dalam ekstrak tersebut terdapat komponen lain
ketika ditambahkan KOH-etanol yang menyebabkan piperin yang ada dalam
ekstrak tersebut bereaksi menjadi garam asam piperat dan dengan penambahan
KOH-etanol dapat mengeliminasi senyawa lainnya, karena dalam ekstak tersebut
masih ada zat pengotor.
Masih terdapatnya zat pengotor ini disebabkan senyawa piperin,
merupakan senyawa alkaloid golongan amida yang dapat mengalami reaksi
hidrolisis baik dalam suasana asam maupun basa. Jadi penambahan larutan KOHetanol ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa piperin dalam bentuk garamnya,
karena berdasarkan literature dinyatakan bahwa senyawa golongan alkaloid sering
kali diisolasi dalam bentuk garamnya yaitu garam asam piperat.
Lalu filtrate yang ada disaring. Proses penyaringan bertujuan agar filtrate dapat
terpisah dari zat-zat pengotornya. Dilihat dari warna Kristal yang dihasilkan, yaitu
berwarna cokelat, agak berbeda dengan literature yang menyatakan bahwa Kristal
piperin merupakan kristal berwarna kuning. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
Kristal yang diperoleh di percobaan masih belum murni.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Rekristalisasi merupakan suatu teknik pemisahan zat padat dari suatu zat
pencemar dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan
dengan pelarut yang sesuai. Metode rekristalisasi menggunakan prinsip perbedaan
kelarutan zat pencemar dengan zat yang akan kita ambil.
Syarat pelarut yang baik:
1. Pelarut tidak bereaksi dengan zat yang akan dimurnikan
2. Pelarut dapat melarutkan zat yang akan dimurnikan
3. Titik didih pelarut lebih rendah dari titik didih zat yang akan dimurnikan
4. Titik didih pelarut lebih rendah dari titik lebur zat yang akan dimurnikan.
Berdasarkan tujuan dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam
percobaan ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwauntuk mengisolasi senyawa
piperin yang berada dalam lada hitam (Piper nigrum L ) dapat dilakukan dengan
metode ekstraksi maserasi dengan menggunakan pelarut alcohol 96% dan
kemudian di evaporator untuk mengurangi pelarut yang digunakan terus
direkristalisasikan untuk mendapatkan kristal.
6.2 SARAN
Praktikan sebaikanya mengefesienkan waktu praktikum sehingga proses
yang dilakukan tidak berlanjut untuk dilakukan dilain waktu karena penyimpana
yang
terlalu
lama
menyebabkan
piperin
mengalami
penguraian
dan
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairil. Dkk, 1996. Pengantar Praktikum Kimia Oganik. Jakarta :
Depdikbud
Fessenden and Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Fessenden and Fessenden. 1991. Kimia Organik Jilid II. Jakarta : Erlangga.
Lisnawati, 2004. Isolasi dan Karakterisasi Piperin dan Lada Hitam. Skripsi
sarjana. BanjarmasIN : FKIP UNLAM.
Syahmani dan Rilia Iriani. 2010. Petunjuk Praktikum Kimia Organik.
Banjarmasin : FKIP UNLAM.
Laurina, D. 2008. Isolasi Piperin dari Lada Hitam dan Sintesis Asam Piperat
serta Uji Aktivitasnya Sebagai Antibakteri Escherichia coli. Skripsi,
Program Studi Kimia, Jurusan Kimia, Universitas Negeri Malang.
Septiatin, Eatin. 2008. Apotek Hidup dari Rempah-Rempah, Tanaman Hias, dan
Tanaman Liar. CV.YRAMA WIDYA. Bandung.
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
A. Perhitungan persentase piperin yang dihasilkan dari ekstraksi lada hitam
sebagai berikut.
% Piperin
Massa piperin
x 100%
Massa Lada Hitam
1,73 gram
x 100%
90
gram
=
= 1,92 %
% Kristal Piperidin
Massa kristal
x 100%
Massa piperin
1,819 gram
x 100%
0
,
8
gram
=
= 226,25 %