Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS MODEL MANAJEMEN KUALITAS TOTAL DEMING PRIZE,

EQA, MBNQA, dan SNI


Cynara Kezia Yedida
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof H. Soedharto, SH. Semarang 50239
Email : cynarakezia3@gmail.com

Abstrack
Abstrak

PENDAHULUAN
Abad 18 merupakan abad revolusi industri seiring dengan berkembangnya ilmu dan
teknologi, hal ini menjadikan perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan pemasaran
produk dengan meningkatkan kualitas produk. Produsen menciptakan produk sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga, perusahaan mampu bersaing di pasaran.
Kualitas merupakan keseluruhan karakteristik dari produk atau jasa yang ditawarkan untuk
memenuhi kepuasaan pelanggan. Penghargaan kualitas diciptakan untuk mendorong dan
memunculkan motivasi bagi perusahaan dalam meningkatkan kualitas perusahaan. Pelangan
merupakan tujuan dari sistem manajemen kualitas, dimana produk yang dihasilkan
perusahaan untuk kepuasan pelanggan semata, dari tingkat kepuasan pelanggan iniah yang
menjadi salah satu faktor suatu penghargaan kualitas. Penghargaan kualitas telah berkembang
di dunia internasional yang diberikan oleh tiap negara untuk meningkatkan manajemen
kualitas mereka. Manajemen Kualitas Total (TQM) adalah konsep dan metoda yang
memerlukan komitmen dan keterlibatan pihak manajemen dan seluruh organisasi dalam
pengolahan perusahaan untuk memenuh keinginan atau kepuasan pelanggan secara konsisten.
TQM bermula di Amerika Serikat selama Perang Dunia II oleh W. Edward Deming dengan
menggunakan teori statistic untuk memperbaiki kualitas.
Dalam jurnal ini akan dibahas mengenai Deming Prize dimulai tahun 1951, yang
diselenggarakan dan diuji, serta pemberian penghargaan oleh JUSE (Japanese Union of
Scientist and Engineers) Deming Award Comitee. Salah satu pemberian penghargaan yang
terkenal di Jepang adalah Deming Prize. Penghargaan ini dapat diberikan kepada individual,
divisi, usaha kecil dan perusahaan yang sudah baik. Pada Deming Prize diaplikasikan pada
perusahaan perusahaan yang memiliki kriteria kriteria tertentu dan juga penghargaan
deming ini dimodelisasikan oleh siklus deming atau dapat disebut siklus PDCA. Dalam

penulisan ini akan dibahas mengenai kriteria kriteria Deming Prize, kategori kategori
pemberian hadiah, model dari Deming Prize dan juga perusahaan perusahaan yang telah
mendapat penghargaan Deming.
Selain itu juga akan dibahas quality award memiliki berbagai model yang
berkembang di dunia internasional. Berbagai macam penghargaan diberikan oleh tiap negara
dalam meningkatkan manajemen kualitas mereka tentunya. Perkembangan quality award
dimulai dari adanya kemajuan industri yang telah dicapai oleh negara Jepang. Kemajuan
tersebut telah membuka mata dunia di belahan dunia lainnya seperti di Amerika dan Eropa
untuk mencapai kemajuan yang setara atau lebih baik dengan kemajuan di Jepang yaitu
European Quality Award (EQA), Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) ,
dan juga standar yang ada di Indonesia yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI).
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas
Menurut Vincent Gaspersz kualitas adalah sejumlah keistimewaan
produk baik keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang
memenuhi keinginan pelanggan dengan demikian memberikan kepuasan
atas penggunaan produk itu, selain itu kualitas juga terdiri dari sesuatu
yang bebas dari kekurangan atau kerusakan ( Gaspersz, 2001 : 5 ).
Sedangkan

Menurut

A.V.

Feigenbaum

kualitas

adalah

keseluruhan

gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa,


pembuatan,

pemeliharaan

yang

membuat

produk

dan

jasa

yang

digunakan memenuhi harapan-harapan pelanggan ( Feigenbaum, 1992 : 7


).
Pengawasan kualitas adalah alat bagi manajemen untuk memperbaiki
kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas produk yang
sudah tinggi dan mengurangi jumlah produk yang rusak. Beberapa tujuan
dari pengawasan kualitas :

Agar barang hasil produk dapat mencapai standar kualitas


yang telah ditetapkan.

Mengusahakan agar biaya design dapat ditekan sekecil


mungkin.

Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat ditekan sekecil


mungkin.

Mengusahakan agar biaya produksi dapat ditekan sekecil


mungkin.

Manajemen Kualitas
Dalam menjaga kualitas baik produk perusahaan maupun sistem perusahaan dapat dilakukan
berbagai cara yakni salah satunya adalah sistem manajemen kualitas. Sistem manajemen
kualitas (TQM) adalah sekumpulan aktivitas standar yang dijadikan pedoman untuk
memanajemen sistem agar menjamin kesesuaian antara suatu proses dan produk dengan
persyaratan atau kebutuhann yang diinginkan konsumen. TQM merupakan suatu pendekatan
dalam menjalankan usah yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi
melalui perbaikan terus menerus. Terdapat 10 unsur utama TQM yaitu :
1. Fokus Pelanggan
2. Obsesi terhadap kualitas
3. Pendekaatan ilmiah
4. Komitmen jangka panjang
5. Teamwork
6. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
7. Perbaikan sistem berkesinambungan
8. Pendidikan dan Pelatihan
9. Kebebasan yang terkendali
10. Kesatuan Tujuan
Menurut Trilogi Juran, terdapat tiga proses manajemen kualitas yakni : perencanaan
kualitas yakni pengembangan produk dan proses yang diperluka untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan ; pengendalian kualitas yakni proses evaluasi kinerja kualitas hingga tindakan yng
dilakukan terhadap penyimpangan ; peningkatan kualitas yakni sarana meningkatkan kinerja
kualitas pada tingkat yang dikehendaki. Dalam mengaplikasi manajemen kualitas total
(TQM) dapat dilakukan dengan beberapa metode yakni salah satunya adalah pemberian
penghargaan pada perusahan perusahaan yang memiliki serta menjaga kualitas perusahaan.

terdapat beberapa pengembangan prinsip prinsip manajemen kualitas yang telah dilakukan
diantaranya adalah perbaikan berkelanjutan dan pengembangan pengetahuan. Salah satu
kegiatan yang bertujuan untuk perbaikan berkelanjutan adalah siklus PDCA yang dikenalkan
oleh W Edwards Deming. Model dasar dan sistem kualitas yang menjadi landasan pelaksana
manajemen kualitas total dapat menggunakan model penjaminan kualitas ISO 9000 atau
model penghargaan kualitas yang telah dikembangkan seperti Deming Prize (Jepang),
Malcolm Baldridge (USA) dan European Quality Award (Eropa).
Deming Prize
Deming Prize adalah salah satu kegiatan peningkatan kualitas dengan pemberian
penghargaan kepada industri yang layak diberikan penghargaan sehingga dapat memacu
peningkatan kualitas pada masa depan dan motivasi bagi industri industri lama.
Penghargaan deming prize mengenang jasa besar Edward Deming dalam manajemen mutu
yang dimana Edward Deming adalah salah satu pemimpin dunia dan ahli dalam kontrol
kualitas. Ia memiliki dampak yang kuat pada industri Amerika dan Jepang. Ia dikirim ke
Jepang setelah Perang Dunia II untuk bekerja pada sensus penduduk. Dampaknya pada
industri Jepang yang begitu kuat bahwa kuliah masih digunakan untuk melatih karyawan.
Ide-idenya tentang Quality adalah perbaikan terus menerus. Hal tersebut menyatakan bahwa
kita tidak dapat membuat satu perubahan dan berharap untuk bertahan dan melayani hasil
yang bagus tanpa meningkatkan kualitas dalam suatu organisasi dimana untuk meningkatkan
produksi selama rentang waktu yang lama, tetapi pada saat yang sama, diperlukan tindakan
perbaikan.
Deming Prize berkembang pertama kali di Jepang pada tahun 50-an dan pertama kali
diberikan pada tahun 1951 oleh The Japanese Union of Scientists and Engineers (JUSE).
Saat di Jepang, E. Deming memberikan pelatihan / kuliah selama delapan hari kepada
manajer dan karyawan dari organisasi di Jepang dengan materi kontrol kualitas. Hasil dari
pembelajaran tersebut dibukukan dan dijual kepada masyarakat kemudian hasil dari
penjualan tersebut disumbangkan kepada JUSEdimana JUSE menggunakan dana sumbangan
tersebut sebagai hadiah untuk organisasi ataupun perorangan yang sekarang dikenal dengan
sebutan Deming Prize. Hadiah tersebut berlatarbelakang untuk menjaga / mengendalikan
kualitas organisasi atau perorangan dalam industri.
Deming Prize memandang bahwa kualitas suatu produk berasal dari kebijakan yang
ditetapkan perusahaan untuk mencapai tujuan dimana kebijakan tersebut berguna untuk
mengatur anggota organisasi dan administrasi. Dalam penghargaan Deming Prize

menerapkan Continous Improvement atau perbaikan berkesinambungan untuk mengelola


sistem kualitas. Terdapat 4 kategori pemberian Deming Prize yakni :
a

Deming Prize untuk individual dimana diberikan kepada perorangan yang memberi

kontribusi istimewa dalam kontrol kualitas dan menyebarkan statistical quality control.
Deming Prize untuk divisi dimana diberikan pada divisi yang mencapai peningkatan
kinerja luar biasa melalui penerapan company wide quality control berdasarkan

statistical quality control;


Deming Prize untuk usaha kecil dimana diberikan kepada usaha berskala kecil atau
menengah yang mencapai peningkatan kinerja luar biasa melalui penerapan company

wide quality control berdasarkan statistical quality control


Quality award untuk perusahaan kepada perusahaan yang telah menunjukkan
komitmen yang terus menerus terhadap total quality control paling tidak 5 tahun setelah
memperoleh Deming Prize.

Tujuan dari pemberian hadiah Deming Prize ini adalah untuk mengenali orang orang
yang unggul dalam bidang kontrol kualitas dan bagaimana individu atau organisasi mampu
mengendalikan kualitas. Pemberian penghargaan ini juga bertujuan sebagai ungkapan terima
kasih pada Edward Deming atas prestasi dan dampaknya yang besar untuk industri industri
di Jepang. Dengan adanya Deming Prize ini maka akan menjadi kompetisi bagi perusahaan
perusahaan industri untuk bersaing secara sehat mengenai kontrol kualitas dan peningkatan
kualitas.
European Quality Award (EQA)
EQA menduduki puncak dari puluhan peng-hargaan mutu regional dan nasional.
Organisasi yang menerima perkenalan bergengsi ini mempertunjukkan keseluruhan kinerja
yang berdasar pada keunggulan mereka. Adapun 16 negara yang terlibat saat ini adalah:
Austria, Belgium, the Czech Republic, Denmark, Germany, Hungary, Ireland, Italy, the
Netherlands, Norway, Portugal, Russia, Slovenia, Spain, Turkey and the United Kingdom I.
European Foundation for Quality Management (EFQM) dibentuk pertama kali pada
tahun 1998. EFQM memprakarsai European Quality Award (EQA) pada tahun 1992.
European Quality Award diciptakan untuk mempercepat penerimaan kualitas sebagai salah
satu strategi dalam bersaing di pasar global, selain itu, juga untuk mendorong dan
mengevaluasi segala aktivitas peningkatan kualitas, dan juga untuk mengetahui berbagai
perusahaan di Eropa Barat yang menujukkan manajemen kualitas yang baik sebagai proses
dasar untuk perbaikan kualitas yang berkelanjutan. EQA memiliki dua bagian, yaitu :

European Quality Award, yaitu penghargaan yang diberikan kepada pelamar yang
paling berhasil dalam bidang manajemen mutu di Eropa Barat

European Quality Prize, yaitu penghargaan yang diberikan kepada sejumlah


perusahaan lain yang menunjukkan kemampuannya dalam manajemen kualitas sesuai
kriteria penghargaan.
EFQM meningkatkan model mutu sendiri secara terus menerus meneliti umpan balik

pelamar dan pembuatan penyesuaian yang diperlukan. Adapun kriteria-kriteria dalam model
EQA, yaitu: (1) Kepemimpinan; (2) Kebijakan dan Strategi; (3) Manajemen Sumber Daya
Manusia; (4) Sumber; (5) Proses; (6) Kepuasan Konsumen; (7) Kepuasan Orang; (8) Dampak
pada Masyarakat; (9) Hasil Bisnis. Penghargaan ini memiliki 9 kriteria untuk evaluasinya,
yaitu lima merupakan kriteria pencapaian (enablers), dan empat adalah kriteria hasil (result).
Kriteria pencapaian (enablers) menekankan pada pendeketan organisasi untuk menjalankan
suatu bisnis. Kriteria ini merepresentasikan tentang how daripada what. Sedangkan
kriteria hasil (result) adalah pada apa (what) yang telah dicapai perusahaan. 9 Kriteria yang
dimaksud adalah sebagai beriku :

Leadership: menguji bagaimana manager eksekutif senior harus dapat


memberikan inspirasi dan mengarahkan dalam organisasi.

Policy and Strategy: menyelidiki bagaimana kebijakan dan strategi


organisasi mere-fleksikan konsep Total Quality dan bagaimana Total Quality digunakan
dalam menentukan, menyebarkan, meninjau ulang dan meningkatkan kebijakan dan
strategi.

People
mengembangkan

dan

(Employee)

Management:

merealisasikan

potensi

menguji
dari

bagaimana

pekerja

dalam

organisasi
mengejar

pengingkatankualitas secara berlanjut dan sasaran performansinya.

The resources: menguji bagaimana sumber keuangan, informasi, material


dan teknologi secara efektif dapat mendukung kebijakan dan strategi TQM.

Process: menyelidiki bagaimana proses dan system diidentifikasi, ditinjau


ulang dan jika perlu direvisi untuk memastikan perningkatan yang berkelajutan pada
produk dan layanan yang diproduksi oleh organisasi.

Customer satisfaction: menguji indikator utama yang digunakan untuk


memahami dan me-ngukur kepuasan pelanggan, juga menguji metode organisasi dalam
menentukan kepuasan pelanggan, trend saat ini, dan tingkat kepuasan.

People (employee) Satisfaction: menyelidiki bagaimana perasaan perkerja


organisasi dan memahami dan mengembangkan indikator utama untuk mengukur
kepuasan pelanggan.

Impact on Society: menguji pendekatan kualitas organisasi, lingkungan


dan pemeliharaan sumber daya.

Business

Results:

menyelidiki

performansi

rencana

bisnis

dan

keuntungannya secara finansial.

Model European Quality Award


Penghargaan diberikan untuk organi-sasi yang termasuk dalam kategori sebagai
berikut: Organisasi besar dan unit bisnis; Unit operasi perusahaan; Organisasi di sektor publik
yaitu perusahaan-perusahaan kecil dan menengah (SME) dibagi dalam dua kategori,
Independent SMEs dan Cabang Organi-sasi Besar. Dari kriteria diatas, kepemimpinan,
strategi, pelanggan, SDM, partnership dan proses, yang merupakan penentu untuk
keberhasilan penghargaan ini. Ada tiga tingkatan utama yang tersedia bagi pelamar EQA:
1. EQA di tujukan untuk organisasi yang menjadi role model dalam berbagai aspek.
Pemenang penghargaan adalah organisasi-organisasi tanpa pengecualian mereka
yang menjadi role model untuk eropa maupun secara global, tidak hanya pada
pendekatan mereka tetapi khususnya pada hasil yang mereka capai;
2. Prize Winners dituju-kan untuk organisasi yang bagus secara kese-luruhan dan
melampaui satu atau lebih dari delapan Konsep Pokok atas Keunggulan;

3. Tingkat ketiga adalah organisasi yang mendapat status sebagai Finalist. Finalist
adalah organisasi-organisasi yang berkinerja baik dan unggul atas proses pokok
untuk peningkatan yang berkelanjutan.
European Foundation for Quality Management (EFQM) menentukan point-point yang ada
pada tiap 9 kriteria yang ada, yaitu :
Criterion Point
1.0 Kepemimpinan
2.0 Manajemen tenaga kerja
3.0 Kebijakan dan strategi
4.0 Sumber daya
5.0 Proses
6.0 Kepuasan karyawan
7.0 Kepuasan pelanggan
8.0 Dampak bagi masyarakat
9.0 Dampak bisnis
Total point values

Value
100
90
80
90
140
90
200
60
150
1,000

Percentage
10
9
8
9
14
9
20
6
15
100

Penilaian model Eropa membentuk seperti jaring laba-laba atau radar, maka sering disebut
spider web atau Radar, seperti yang digambarkan oleh gambar dibawah ini :

Kerangka Kerja dan kriteria EQA


Pada model Eropa ini, menggunakan spider web atau radar. Tiap kriteria yang dinilai
dihubung-hubungkan sehingga membentuk seperti jaring laba-laba. Di Indonesia, masih
belum terdapat perusa-haan yang menerapkan model Eropa.
Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA)
Malcolm Baldrige adalah menteri perdagangan Amerika Serikat (1981-1987) yang
berkontribusi besar pada peningkatan mutu dalam berbagai aspek jangka panjang di Amerika
Serikat. Namanya diabadikan dalam bentuk penghargaan (award) mutu dalam kategori
manufaktur, jasa, usaha kecil, pendidikan dan kesehatan sejak 1987. Baldrige Award
diciptakan sebagai motivator dan keinginan setiap organisasi untuk bersaing secara sehat
dalam hal peningkatan mutu. Baldrige Award menilai suatu organisasi dari 7 aspek, yaitu:
A. Kepemimpinan
B. Perencanaan Strategis
C. Konsumen dan Fokus Pasar
D. Informasi dan Analisis
E. Fokus Sumber Daya Manusia
F. Manajemen Proses
G. Hasil
Penghargaan ini dikelola oleh Lembaga Standar dan Teknologi Nasional (The National
Institute of Standard and Technology) dan The American Society for Quality (ASQ). Hingga
tahun 2007, metode Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellent (MBCfPE) telah

diadopsi oleh puluhan ribu perusahaan di lebih dari 70 negara didunia. MBCfPE banyak
diadopsi karena di dalam penilaiannya dimuat aspek kepemimpinan yang memiliki pengaruh
besar terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan. Indonesia juga mengadopsi MBCfPE
dan dijadikan Indonesian Quality Award (IQA) sebagai penghargaan atas kinerja BUMN
(Badan Usaha Milik Negara). Penghargaan kepada BUMN dimaksudkan untuk meningkatkan
keunggulan kompetitif dari BUMN dalam menghadapi persaingan global, yaitu dengan
meningkatkan kinerja BUMN secara menyeluruh dan terpadu dengan berbasiskan pada
Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence, yang sudah dikenal di dunia bisnis
internasional terutama di Amerika Serikat.
4 tujuan utama pada kriteria MBNQA antara lain :
a. Membantu memperbaiki kinerja dan kemampuan organisasi
b. Memberikan fasilitas komunikasi dan berbagai informasi dari best practices diantara
organisasi pendidikan dan tipe-tipe organisasi yang lain.
c. Memelihara perkembangan kemitraan yang melibatkan sekolah-sekolah, industri dan
organisasi lain.
d. Melayani sebagai alat kerja untuk memahami dan memperbaiki kinerja organisasi, dan
menuntun dalam perencanaan dan pelatihan organisasi
Sasaran kriteria kinerja bermutu tinggi menurut Indonesian Quality Award Foundation
(2007), dirancang untuk membantu perusahaan atau organisasi menggunakan pendekatan
yang terintegrasi dalam mengelola kinerjanya, yang bermuara pada :
a. Penyampaian nilai terbaik yang bisa dibuat kepada pelanggan dan stakeholder sehingga
dapat berkontribusi pada ketahanan dan keberlanjutan perusahaan atau organisasi.
b. Perbaikan efektifitas dan kapabilitas perusahaan atau organisasi secara keseluruhan.
c. Terjadinya pembelajaran organisasi maupun pembelajaran karyawan.
Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI (Standar Nasional Indonesia) adalah satu-satunya standar yang berlaku dalam
skala nasional di Indonesia. SNI ditetapkan oleh suatu badan hukum yaitu BSN (Badan
Standardisasi Nasional). SNI dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of good practice,
antara lain :
1. Openess (keterbukaan)
yaitu keterbukaan antar semua pihak yang berkepentingan dapat ikut serta dalam
pengembangan SNI.
2. Transparancy (transparansi)

yaitu transparansi terhadap semua hal agar semua pihak yang berkepentingan dapat
melakukan perkembangan SNI mulai dari tahap perencanaan hingga penerapan SNI.
Selain itu, juga utuk mempermudah dalam memperoleh informasi yang berkaitan dengan
pengembangan SNI.
3. Consensus and impartiality (consensus dan tidak memihak)
yaitu dalam menentukan SNI tidak ada keberpihakan dan dilakukan melalui consensus
agar semua orang dapat menyalurkan kepentingannya dengan adil.
4. Effectiveness and relevance
yaitu ditujuan agar dapat memfasilitasi segala perdagangan dengan tetap memperhatikan
semua kebutuhan pasar dan tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku.
5. Coherence
yaitu sejalan dengan standar yang telah ditetapkan secara internasional agar keadaan pasar
nasioanl tidak terisolasi dan tertinggal dan tetap mengikuti standar internasional sehingga
perdagangan nasional menjadi lancar dan meningkat.
6. Development dimension (dimensi pembangunan)
yaitu agar selalu mempunyai dimensi pembangunan yang selalu memperhatikan
kepentingan public dan kepentingan nasional dalam rangka meningkatkan daya saing
ekonomi dan perdagangan.
SNI Award adalah satu-satunya penghargaan tertinggi yang diberikan oleh Badan
Standardisasi Nasional (BSN) kepada perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan SNI
dalam perusahaannya. SNI Award merupakan sebuah bagian dari upaya yang dilakukan oleh
BSN untuk meningkatkan penerapan SNI dikalangan perusahaan yang ada di Indonesia
mengingat penerapan SNI yang ada di Indonesia masih tergolong rendah. Berikut ini adalah
syarat-syarat bagi perusahaan/ organisasi yang dapat mengikuti ajang ini, antara lain:
1. Perusahaan/organisasi memiliki legalitas hukum di Indonesia.
2. Perusahaan/organisasi yang menghasilkan produk baik berupa barang atau jasa di
Indonesia.
3. Perusahaan/organisasi tidak terlibat kasus pidana dalam jangka waktu 5 tahun terakhir.
4. Perusahaan/organisasi menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SNI ISO 9001:2008) dan
atau Sistem Manajemen Keamanan Pangan (SNI ISO 22000:2009) dan atau SNI sistem
manajemen lainnya, dan atau menerapkan SNI pada produk (SPPT SNI); dan atau
memenuhi salah satu persyaratan berikut:
a. Penggunaan bahan baku atau produk ber-SNI.

b. Pengendalian proses produksi (barang atau jasa) sesuai SNI.


c. Pengujian produk berdasarkan SNI.
d. Penggunaan bahan/barang ber-SNI dalam proses pelayanan jasa.
5. Perusahaan/organisasi tidak merupakan Penerima SNI Award sebanyak 2 kali berturutturut selama 2 (dua) tahun terakhir.
6. Perusahaan/organisasi telah beroperasi minimal 3 tahun
Penilaian terhadap perusahaan yang mengikuti ajang ini, antara lain meliputi :
1. Kategori Perusahaan/ Organisasi Besar dan Menengah
a. Kinerja perusahaan/ organisasi
Dalam hal kinerja organisasi, hal-hal yang dinilai antara lain kepemimpinan dan
manajemen, fokus pada pelanggan, manajemen sumberdaya yang ada pada perusahaan
tersebut, dan pengelolaan/realisasi produk.
b. Awareness terhadap SNI
Terdapat beberapa poin yang termasuk dalam penilaian ini, yaitu :
1. Kebijakan organisasi di bidang standardisasi
Mengenai hal-hal yang diambil perusahaan dalam upaya untuk menerapkan,
mengembangkan, dan mempromosikan standar, serta memberikan pembelajaran
kepada pihak yang terkait.
2. Penerapan standar
Merupaka suatu upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam menerapkna SNI
dalam perusahaannya dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya penyesuaian
terhadap SNI.
3. Pengembangan standar
Merupakan suatu upaya dari perusahaan dalam melakukan perumusan dan juga
melakukan pengkajian kembali terhadap standar yang telah ditetapkan.
4. Edukasi standardisasi
Mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pembelajaran terhadap standardisasi
termasuk SNI.
5. Promosi SNI
Merupakan suatu upaya dalam mempromosikan SNI kepada masyarakat.
c. Hasil bisnis
Dalam kriteria ini ada dua hal yang penjadi fokus penilaian yaitu kinerja non keuangan
dan kinerja keuangan.

2. Kategori Perusahaan/ Organisasi Kecil


a. Kinerja perusahaan/ organisasi
Pada kriteria ini, terdapat beberapa poin yang menjadi fokus penilaian yaitu
kepemimpinan dan manajemen, fokus pada pelanggan, pengembangan sumberdaya,
dan pengelolaan/realisasi produk.
b. Awareness terhadap SNI
c. Hasil bisnis
Dalam kriteria ini ada dua hal yang penjadi fokus penilaian yaitu kinerja non keuangan
dan kinerja keuangan.
METODE PENELITIAN
Metodologi yang digunakan untuk menyusun jurnal ini adalah studi literature. Studi
literature merupakan metode non penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan dasar teori
dan informasi pendukung dari referensi, jurnal, tugas akhir maupun buku. Studi literature
dilakukan dengan mengkaji beberapa referensi untuk menelaah dan memperkuat masalah
yang ada. Hal ini dilakukan agar penulis memiliki sudut yang luas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deming Prize
1

Model Deming Prize

Pada siklus Deming Prize menggunakan model siklus PDCA, dimana perusahaan
perusahaan yang ingin memenangkan Deming Prize harus berfokus pada perencanaan
organisasi dan operasi yang dapat meningkatkan kualitas dan memenuhi kebutuhan
pelanggan. Pada siklus Deming terdapat point point yakni

Mengembangkan rencana perbaikan (plan). Rencana ini disusun berdasarkan prinsip


5W 1H (what, why, who, when, where, dan how) yang dibuat secara jelas dan terperinci,
serta menetapkan sasaran maupun target yang harus dicapai perusahaan.
Melaksanakan rencana (do). Rencana yang telah tersusun dilaksanakan secara bertahap,

mulai dari skala kecil, dan pembagian tugas secara merata sesuai kapasitas dan
kemampuan dari setiap personil karyawan. Selama proses pelaksanaan harus ada
pengendalian, sebagai upaya agar seluruh rencana dilaksanakan dengan sebaik mungkin
dan sasarannya dapat dicapai
Memeriksa hasilyang dicapai (check). Elemen ini mengacu kepada penetapan apakah

pelaksanaan TQM berada pada jalur yang ditetapkan, sesuai dengan rencana dan
memantau kemajuan perbaikan yang direncanakan. Alat atau perlengkapan yang dapat
digunakan dalam memeriksa yaitu diagram, histogram, dan diagram kontrol.
Melakukan tindakan penyesuaian bila diperlukan (action). Penyesuaian dilakukan bila

dianggap perlu, didasarkan pada hasil analisis. Penyesuaian berkenaan dengan


standardisasi prosedur baru guna menghindari timbulnya kembali masalah yang sama atau
menetapkan sasaran baru bagi perbaikan berikutnya.

Framework Deming Prize

Deming Prize memiliki 2 frameworks, yaitu implementasi prinsip dan teknik, serta peran
eksekutif senior.
a. Kriteria peran eksekutif senior, yaitu
Pendidikan
Kebijakan, tujuan, dan target
Implementasi
Sistem organisasi dan SDM
Pemahaman dan antusiasme
b. Kriteria implementasi prinsip & teknik, antara lain:
Pengumpulan data, komunikasi dan penggunaannya
Analisis
Standarisasi
Organisasi dan manajemennya
Kebijakan
Penjaminan kualitas
Pendidikan dan diseminasi
Pengendalian dan manajemen
Hasil
Rencana ke depan
Dari framework di atas, dapat disederhanakan menjadi bagan seperti berikut:

Kriteria Deming Prize

Deming prize dikategorikan menjadi 4 macam, yaitu:

The Deming Prize for Individuals


Penghargaan ini diberikan kepada individu atau kelompok, yang memberikan

kontribusi yang signifikan pada studi atau penerapan TQM (Total Quality
Management)
The Deming Distinguished Service Award for Dissemination and Promotion
(Overseas)
Penghargaan ini hampir sama dengan kategori pertama, tetapi diberikan
kepada individu yang aktivitas utamanya (seperti produksi, logistic, marketing,
sales, dan service) berada di luar Jepang. Penghargaan ini dilaksanakan setiap 3
5 tahun sekali.
The Deming Prize
Penghargaan ini merupakan penghargaan tahunan yang diberikan kepada
organisasi yang mampu mengimplementasikan TQM dalam filsafat manajemen,
bidang bisnis, dan pengelolaan lingkungannya. Penghargaan ini merupakan
pergantian dari kategori sebelumnya, yakni Deming Application Prize for Division
dan Deming Application Prize for Small Business.
The Deming Grand Prize
Penghargaan ini diberikan kepada organisasi yang mampu menunjukkan
peningkatan TQM selama lebih dari tiga tahun setelah meraih Deming Prize.
Penghargaan Deming untuk perusahaan diserahkan dalam tiga kategori:

Deming Application Prize untuk divisi

Deming Application Prize untuk usaha-usaha kecil

Quality Control Award untuk perusahaan/pabrik. Hadiah Deming lebih banyak


difokuskan pada proses-proses.

Ini direfleksikan dalam isi kategori- kategori dan item-item di dalam hadiah Deming.
Kategori-kategori Deming meliputi:

Policy : menunjuk area-area manajemen pada kebijakan mutu, formasi


kebijakan, kebenaran dan konsistensi kebijakan, penggunaan metode-metode
statistis, komunikasi kebijakan, kebijakan pengecekan, dan konsistensi antara
kebijakan jangka pendek dan jangka panjang.

Organization and Operations : mensyaratkan pendokumentasian proses-proses


untuk mengklarifikasi wewenang dan tanggungjawab, proses-proses untuk
pende- legasian wewenang, kerjasama di antara divisi, komite dan aktivitasaktivitasnya, penggunaan staf, penggunaan aktivitas-aktivitas pengendalian
mutu, dan audit- audit pengendalian mutu. Penggunaan pendekatanpendekatan statistik termasuk di dalam formasi dan penyebaran kebijakan.

Collecting and Using Information : informasi yang dikumpulkan untuk item


ini meliputi informasi yang diperoleh dari luar dan dalam. Pendokumentasian
bagaimana penyampaian data melalui divisi dan ditransmisikan dengan cepat.
Dan pendokumentasian bagaimana mengolah data dan menganalisisnya secara
statistis.

Analysis : melingkupi area pemilihan masalah-masalah dan tema-tema secara


prioritas,

menggunakan

metode-metode

analisis

dengan

benar,

dan

menggunakan metode-metode statistik. Teknologi juga dialamatkan di dalam


kategori ini. Proses-proses diharapkan dianalisis untuk mutu dengan
menggunakan

analisis

yang

membangun.

Juga,

perusahaan

harus

mendokumentasikan apa yang mere- ka kerjakan dengan sistem-sistem saran


pekerja.

Planning for the Future : untuk merencanakan masa depan secara efektif,
peru- sahaan harus memahami dengan baik kondisi mereka saat ini,
mensyaratkan pen- dokumentasian untuk kategori ini. Kebijakan-kebijakan

harus diperkuat lagi untuk tindakan perbaikan. Rencana-rencana harus eksis


dan didokumentasikan untuk mempromosikan TQC, dan rencana-rencana
tersebut harus dimasukkan ke dalam proses perencanaan jangka panjang.

Education and Training : pendokumentasian rencana-rencana dan prestasiprestasi yang berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan. Pusat mutu dan pengendalian latihan didokumentasikan, selama menggunakan pemikiran
statistis. Pada dasarnya, kategori ini menguji praktek-praktek yang berkaitan
dengan pendi- dikan dan latihan yang terkait dengan mutu.

Quality

Assurance

berkaitan

dengan

desain

produk

dan

proses

pengembangan produk baru. Isue-isue keselamatan dan liability dialamatkan


di dalam aplikasi. Juga, area-area pada inspeksi proses, desain, kapabilitas,
jaminan mutu, dan penggunaan metode-metode statistik didokumentasikan.

Quality Effects : berhubungan dengan pendokumentasian manfaat-manfaat,


out come-outcome, dan hasil-hasil perbaikan mutu. Manfaat-manfaat meliputi
manfaat-manfaat nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible). Juga
pendokumentasian manfaat-manfaat pada manajemen mutu yang diharapkan
dibandingkan dengan kenyataannya.

Standardization : sistem menyusun standar, memonitor kinerja standar-standar,


dan merevisi standar-standar yang didokumentasikan di dalam aplikasi
Deming. Metode-metode statistik diperlukan untuk memonitor kemajuan
terhadap penca- paian standar-standar yang telah ditetapkan.

Control : menggambarkan bagaimana menggunakan SQC, control points,


item- item pengendalian, pemikiran statistis, dan bagian pengendalian saat ini
di dalam perusahaan.

Deming juga menyampaikan 14 poin penting dalam manajemen produksi, antara lain:
1) Membuat tujuan yang konsisten untuk keperluan peningkatan (improvement).
2) Adopsi filosofi baru.
3) Hindari ketergantungan terhadap inspeksi untuk menjaga kualitas.
4) Akhiri melakukan bisnis berdasarkan harga.
5) Melakukan peningkatan secara konsisten dan berkesinambungan untuk kualitas
produk dan pelayanan.
6) Membuat suatu lembaga pelatihan di tempat kerja.
7) Membuat suatu lembaga untuk supervisi dan kepemimpinan.
8) Hilangkan rasa takut.
9) Hancurkan penghalang yang ada antar departemen.
10) Hindari atau mengurangi desakan-desakan kepada karyawan untuk mencapai target.

11) Hilangkan bekerja berdasarkan standar kerja dan hitungan quota, diganti dengan hal
yang bersifat kepemimpinan.
12) Menghilangkan hambatan dengan memberikan penghargaan terhadap dedikasi para
pekerja.
13) Membuat suatu program yang kuat mengenai pendidikan dan pelatihan untuk semua
orang.
14) Membuat suatu struktur yang berada di tingkat managemen paling atas, yang dapat
melakukan ke 13 poin sebelumnya setiap hari
European Quality Award (EQA)
EQA memiliki tujuan menstimulasi dan membantu organisasi-organisasi di Eropa
dalam meningkatkan ke-puasan pelanggan dan pekerja yang berdampak pada masyarakat dan
hasil bisnis. Selain itu, EQA juga mendukung usaha manajer-manajer Eropa untuk memulai
total quality management (TQM) dan menerima keuntungan dari persaingan global.
Prinsip-prinsip dalam EQA yaitu:

Fokus pada pelanggan

Menjalin hubungan dengan supplier

Pelibatan dan pengembangan orang

Proses dan fakta

Inovasi dan peningkatan yang berkelan-jutan

Kepemimpinan dan konsistensi tujuan

Tanggung jawab publik

Orientasi hasil
EQA diberikan untuk semua jenis perusahaan, besar atau kecil, di segala sektor bisnis,

asalkan telah beroperasi sekurang-kurangnya lima tahun di Eropa Barat. EQA tidak berlaku
bagi perusahaan pemerintah, perusahaan nilaba, dan asosiasi perdagangan atau profesi. Pada
EQA, skor tertinggi terdapat pada kepuasan pelanggan sebesar 200 poin. Hal ini disebabkan
karena kepuasan pelanggan dapat mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap produknya. Fase perkembangan dari DQA (Dutch
Quality Institute). DQA adalah perkembangan dari EQA.

Matriks kinerja terdiri dari beberapa indikator pengukuran yang digunakan untuk
menganalisis hasil yang dicapai oleh organisasi. Masing-masing indikator yang dianggap
relevan

dianalisis

kecenderungan

perkembangannya,

kinerjanya

terhadap

tujuan,

perbandingan dengan pesaing, dan perbandingan dengan organisasi lain yang istimewa.
Pengukuran dan evaluasi perusahaan mempergunakan matrik-matrik tersebut untuk
menganalisis hasil pencapaian perusahaan yang telah mencapai fase orientasi tertentu, apakah
orientasi produk, proses, sisten, rantai, atau telah mencapai pengendalian kualitas total, teknis
pengisian matriksnya adalah sebagai berikut :
1) Bacalah tiap aspek dari matrik kualitas mulai dari fase I sampai dengan fase V. Beri
tanda pada semua pertanyaan yang berlaku bagi organisasi yang dinilai
2) Dengan memakai matriks-matriks sebagai perangkat ukur, lakukan pengukuran
persepsi karyawan dan para pelanggan serta pemasok utama.
3) Setelah semua data terkumpul, putuskan deskripsi yang paling sesuai dengan mengisi
posisi matriks yang sesuai
4) Tentukan fase awal perkembangan awal organisasi atau perusahaan untuk setiap
lingkup fokus
5) Telaah kembali hasil evaluasi ini secara menyeluruh dan kritis.
6) Selanjutnya, finalkan penentuan fase perkembangan untuk setiap aspek dan lingkup
secara fokus.

7) Pertama-tama lengkapi fase perkembangan untuk tiap aspek pada kotak yang sesuai.
Kemudian isilah rata-rata fase perkembangan untuk setiap lingkup fokus pada kotak
yang sesuai.
Matriks kualitas diisi berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi perusahaan,
observasi langsung, kuesioner, dan sumber bukti lainnya. Setelah dibuat matriks-matriks
tersebut, kemudian petakanlah dalam grafik spider web untuk menganalisis pencapaian
perusahaan. Implementasi EQA tentu saja berpusat pada segala aktivitas yang berhubungan
dengan manajemen sumber daya manusia dan memuaskan karyawan, manajemen proses dan
kepuasan pembeli, kebijakan dan strategi pada lima kriteria EQA, serta kebijakan dan strategi
untuk memberikan dampak bisnis.
Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA)
MBNQA merupakan program penghargaan berdasarkan pencapaian organisasi
terhadap Malcolm Baldrige Criteria for Perfor-mance Excellence (MBCFPE), yang sering
disingkat dengan Kriteria Baldridge (Baldridge Criteria). MBCFPE merupakan panduan manajemen terbaik untuk membuat sebuah pe-rusahaan menjadi unggul, ekselen, atau kelas
dunia. Penghargaan (award) berbasis kriteria Baldrige telah membuat daya saing negara dalam percaturan global meningkat. Inilah se-buah sistem paling komprehensif untuk mengukur dan menjadikan kinerja sebuah organisasi menjadi ekselen. (www.baldrige indo.com)
Dengan adanya MBNQA ini, perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat saling bersaing
untuk mendapatkannya, dengan memperbaiki manajemen mutu mereka.
Dalam suatu usaha untuk meningkatkan praktek manajemen kualitas dan daya saing
perusahaan Amerika Serikat, Presiden Ronald Reagan menandatangani akta Malcolm
Baldrige National Quality Improvement pada 20 Agustus 1987. (Eddy

H, Manajemen

Operasi). MBNQA mulai muncul setelah adanya Deming Prize. Penghargaan Deming
menyadarkan Amerika Serikat tentang pen-tingnya pengendalian dan perbaikan mutu. Seperti
yang dikatakan Deming melalui bukunya "If Japan Can, Why Can't We?", AS menjadi terpicu
untuk menigkatkan manaje-men mutu ke dalam aplikasi industri, sehing-ga dapat kembali
bersaing dengan negara-ne gara lain, terutama Jepang yang telah berhasil menguasai pasar
dunia, saat ini.
MBNQA dikelola oleh NIST dengan dukungan ASQ, dimana pengurus Baldrige
percaya format prinsip inti kriteria peng-hargaan tersebut adalah suatu kerangka untuk ukuran
keunggulan. Kriteria yang digunakan untuk menilai suatu performa applicant, dibagi menjadi
tujuh kategori dan menyediakan arah yang strategis untuk keseluruhan system. Kategori

tersebut adalah (1) Kepemimpinan; (2) Perencanaan strategis; (3) Fokus pasar dan pelanggan;
(4) Informasi dan analisa; (5) Fokus sumber daya manusia; (6) Proses manajemen; dan (7)
Hasil-hasil bisnis. Model Baldrige dapat kita lihat dalam gambar di bawah ini beserta kriteriakriteria yang terapat di dalamnya.

Gambar 1. Baldrige Quality Model


Sumber: www.texas-quality.org
Keterangan dari kriteria Baldrige pada gambar 1 adalah sebagai berikut:

Leadership: menjelaskan bagaimana eksekutif senior membimbing organisasi


dan bagaimana organisasi bertanggung jawab kepada publik, dan melatih menjadi warga
negara yang baik.

Strategic planning: menjelaskan penga-turan strategi organisasi dan


menentukan perencanaan tindakan.

Customer and market focus: menjelas-kan penentuan kebutuhan organisasi


dan keinginan pelanggan dan pasar; memba-ngun hubungan dengan pelanggan; dan
memperoleh, memuaskan, dan memperta-hankan pelanggan.

Measurement, analysis, and know-ledge management: menjelaskan manajemen, penggunaan efektif, analisis, dan pening-katan data dan informasi untuk
mendukung proses kunci organisasi dan sistem mana-jemennya.

Human resource focus: penjelasan me-ngenai pemanfaatan tenaga kerja


untuk mengembangkan seluruh potensi dan pe-nyusunan sasaran organisasi.

Process management: menjelaskan as pek-aspek kunci perancangan, manajemen, dan peningkatan proses produksi/ pengiriman dan proses pendukung.

Business results: menjelaskan peningka-tan dan performa organisasi dalam


area bisnis: kepuasan pelanggan, performa lokasi pasar dan keuangan, sumber daya
manusia (SDM), performa supplier dan partner, kinerja operasionalm dan tang-gung
jawab pemerintah dan masyarakat; dan menjelaskan performa organisasi menghadapi
pesaing.
Untuk memperoleh penghargaan tersebut, maka perusahaan-perusahaan di Amerika

harus memperbaiki kriteria-kriteria di atas, sehingga menghasilkan manajemen mutu terpadu


yang baik dan mendapatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan terhadap produk/jasa yang
dihasilkan. Dengan begitu jalan menuju pasar internasional menjadi terbuka lebar. Dapat
dilihat dari model tersebut, bahwa penghargaan ini dibuat untuk rencana tindakan dan strategi
yang difokuskan pada pasar dan pelanggan.
Kriteria penghargaan saat ini memiliki 3 peran penting dalam persaingan yang kuat di
Amerika Serikat, yaitu untuk membantu meningkatkan

kinerja, kapabilitas dan hasil

organisasi; memfasilitasi komunikasi dan pembagian informasi antar organisasi dari segala
jenis; serta melayani sebagai alat untuk memahami dan mengatur kinerja dan untuk memandu
merencanakan dan kesempatan untuk belajar.
Berdasarkan sumber www.nist.gov, diperlukan laporan umpan balik (feedback report)
untuk melihat keuntungan yang diperoleh dalam aplikasi MBNQA, yaitu:

Key Themes Summary sintesis pada yang paling penting, kekuatan dan
peluang un-tuk memperbaiki pendekatan organisasi dan hasil analisa.

Comments tindakan, dirinci pada kekua-tan dan peluang untuk perbaikan


tiap criteria, spesifikasi organisasi, dan mem-bantu memprioritaskan usaha perbaikan.

Individual Scoring Range Untuk tiap kriteria, kamu dapat menerima range
peni-laian 10 % seiring dengan menghitung ke-kuatan dan peluang perbaikan relatif organisasi.

Scoring Distribution persentase aplikan yang dinilai pada tiap kriteria.


Dengan adanya laporan, kita dapat me-lihat jumlah skor atau penilaian dari penerapan

model Baldrige, sehingga dapat diketahui apakah kita memperoleh keuntungan atau tidak.
Adapun dalam buku Vincent Garpers yang berjudul Integrasi Six Sigma dalam MBNQA,
dapat kita lihat skor penilaian model Baldrige, dan juga bentuk penilaian yang model
penilaiannya mem-bentuk payung sama seperti pada model kriterianya pada gambar 1.

Gambar 2. Kerangka Kerja dan penilaian MBNQA versi 2002


Sumber: Vincent G., Integrasi Six Sigma ke dalam MBNQA
Berdasarkan gambar 2 dapat kita buat tabel kriteria dan item (subkriteria) berdasarkan
Vincent Gaspers, dalam bukunya Pedoman implementasi program six sigma dan integrasi six
sigma dalam MBNQA, terdapat penilaian dari kategori MBNQA yang dijelaskan pada tabel
1.
Tabel 1. Skor Penilaian MBNQA versi 2002
Kategori MBNQA : 2002
Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan organisasi
tanggung jawab public dan warga
Negara
Perencanaan Strategis (Strategic
Planning)
Pengembangan strategi
Penyebarluasan strategi
Fokus Pasar dan Pelanggan
Pengetahuan Pasar dan Pelanggan
Hubungan dan kepuasan Pelanggan
Informasi dan Analisis

Poin
120
80
40
85
40
45
85
40
45

(Information and Analysis)


Pengukuran dan Analisis Kinerja
Organisasi

90
50

Manajemen Informasi
Fokus Sumber Daya Manusia
(Human Resource Focus)
Sistem-sistem kerja
Pendidikan, Pelatihan, dan

40
85
35

Pengembangan Karyawan
Kesejahteraan dan Kepuasan

25

Karyawan
Manajemen Proses (Process

25

Management)
Proses-proses Produk dan Pelayanan
Proses-proses Bisnis
Proses-proses Pendukung
Hasil-hasil Bisnis (Business

85
45
25
15

Results)
Hasil-hasil Berfokus Pelanggan
125
Hasil-hasil Pasar dan Finansial
125
Hasil-hasil Sumber Daya Manusia
80
Hasil-hasil Efektivitas Organisasi
120
TOTAL NILAI (POIN)
Sumber: Vincent G., Integrasi Six Sigma ke dalam MBNQA

450

1000

Dengan adanya poin-poin, perhitungan untuk menentukan siapa yang berhak


mendapatkan

penghargaan

menjadi

lebih

mudah,

karena

dapat

dilihat

siapa/

perusahaan/lembaga mana yang memperoleh nilai paling besar, dialah yang berhak
mendapatkan penghargaan tersebut. Model Baldrige ini, telah sampai dan diterapkan ke
Indonesia. Contohnya saja pada Telkom, Tbk. Peru-sahaan ini menerapkan model Baldrige
dalam sistem manajemennya untuk memper-baiki mutu.
Prinsip-prinsip kualitas MBNQA, adalah sebagai berikut:

Perusahaan-perusahaan harus memiliki arahan dan fokus pelanggan

Kualitas dan performansi ditentukan oleh pelanggan

Adanya kebutuhan pembelajaran organisa-sional dan personal

Pekerja dan partner merupakan kunci suk-ses perusahaan

Kesuksesan membutuhkan kapasitas untuk perubahan dan fleksibilitas.

Kepemimpinan membutuhkan orientasi masa yang akan datang

Untuk membuat perubahan yang berarti membutuhkan inovasi

Manajemen membutuhkan analisis berda-sarkan fakta

Pentingnya tanggung jawab publik

Pengukuran performansi harus memfokus-kan pada hasil

Dibutuhkan sistem perspektif

Standar Nasional Indonesia (SNI)


SNI yang berfokus pada bagaimana sistem manajemen harus dilakukan oleh suatu
perusahaan atau organisasi untuk menjamin mutu produknya khususnya barang, agar mutu
produk tersebut sesuai dengan persyaratan pelanggan dan persyaratan yang lainnya, maupun
standar mutu yang ditetapkan perusahaan yang berfokus pada manajemen atau pengelola
perusahaan tersebut. Walaupun SNI hanya berbentuk metode-metode ataupun pedomanpedoman, namun hal ini akan mempunyai pengaruh yang besar jika diterapkan di perusahaan.
Selain itu, penerapan SNI juga memberikan manfaat bagi produsen maupun konsumen.
Kesadaran produsen dan konsumen di Indonesia akan pentingnya SNI masih rendah.
Hal inilah yang mendorong BSN (Badan Standardisasi Indonesia) untuk melakukan upaya
stimulus untuk mendorong semakin meningkatnya penerapan SNI di Indonesia. Cara yang
dipakai untuk melancarkan upaya ini adalah dengan memberikan suatu penghargaan terhadap
perusahaan yang telah menerapkan SNI. Penghargaan ini diharapkan dapat mendorong semua
perusahaan di Indonesia untuk menerapkan SNI pada perusahaannya. SNI Award adalah
apresiasi tertinggi yang diberikan bagi perusahaan yang menerapkan SNI pada perusahaanya.
SNI Award tahun 2014 merupakan penyelenggaraan yang ke-10. Penyelenggaraan
pertama kali dimulai pada tahun 2004. Ajang ini rutin diadakan setiap tahunnya. Berlatar
belakang untuk meningkatkan penerapan SNI di Indonesia, ajang ini menjadi salah satu ajang
tertinggi bagi insan perusahaan di Indonesia. Penghargaan ini diadakan oleh salah satu badan
hukum yang berfokus pada standardisasi di Indonesia yaitu badan Standardisasi Nasional
(BSN). Dari tahun ke tahun penyelenggaraan acara ini, evaluasi selalu dilakukan untuk terus
menerus menyempurnakan terhadap penilaian dan pelaksanaan SNI Award.
Perusahaan yang akan mengikuti ajang ini, akan melewati beberapa alur seleksi. Ada
beberapa tahapan yang ada dalam mengikuti ajang ini, yaitu:
1. Tahap I
Tahap pertama yaitu pendaftaran. Pada tahap ini peusahaan akan mendaftarkan diri dengan
beberapa persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya. Perusahaan dapat mengunduh
formulir pada website BSN dan mengisi kuisoner kriteria SNI Award.
2. Tahap II

Pada tahap ini, akan dilakukan verifikasi dokumen yang sudah dikirim. Sekretariat akan
melakukan pengecekan pada dokumen yang telah dikirim dan apabila dokumen yang telah
dikirim belum lengkap, maka pemohon akan dihubungi dan harus melengkapi pada batas
waktu yang telah ditetapkan.
3. Tahap III
Pada tahap ini akan dilakukan penilaian langusng dilapangan terhadap perusahaan yang
telah lolos seleksi. Sebelumnya terdapat tim evaluator yang akan mengevaluasi dokumen
sesuai dengan kriteria dan dewan juri akan menetapkan perusahaan mana yang akan
dikunjungi untuk dinilai. Sekretariat akan membuat jadwal kunjungan dan tim evaluator
kana melakukan evaluasi dilapangan. Pada saat penilaian, perusahaan harus memberikan
akses data dan informasi yang diperlukan. Nantinya hasil penilaian ini akan dilaporkan
terhadap dewan juri.
4. Tahap IV
Pada tahap ini, hasil dari penilaian akan digunakan dalam menetapkan perusahaanperusahaan yang masuk nominasi, dan dewan juri akan membuat keputusan akhir untuk
para pemenang.
SNI Award sebagai salah satu penghargaan tertinggi di Indonesia dalam hal
standardisasi tentu saja memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari
penghargaan ini dibandingkan dengan penghargaan yang lain adalah melalui penghargaan ini,
akan semakin banyak perusahaan yang terdorong untuk menerapkan SNI, dan bagi
perusahaan yang telah mendapatkan akan semakin terdorong untuk trus meningkatkan kinerja
dalam perusahaannya. Namun, kelemahan dari penghargaan ini adalah masih kurangnya
sosialisasi kepada masyarakat terutama kalangan pengusaha kecil, sehingga masih sedikit
pengusaha kecil yang ikut dalam ajang ini.
Dengan mendapatkan penghargaan ini, maka perusahaan yang bersangkutan akan
mendapatkan beberapa manfaat, diantaranya:
1. Perusahaan akan menggunakan kriteria SNI Award sebagai acuan yang digunakan dalam
peningkatan kinerja.
2. Perusahaan yang mengikuti ajang ini akan menambah pengetahuan terhadap standardisasi
dan memperluas hubungan kemitraan dengan BSN maupun dengan instansi lainnya.

3. Perusahaan akan memperoleh suatu kesempatan untuk dievaluasi tingkat kinerjanya


berdasar dengan kriteria yang telah disyaratkan.
4. Hasil evaluais yang dilakukan bisa digunakan sebagai upaya peningkatan kinerja
perusahaan.
5. Dengan menerima penghargaan ini, maka akan terbuka peluang untuk mengikuti ajang
internasional pada bidang standardisasi.
6. Dapat meningkatkan daya saing perusahaan pada era global.

Dengan adanya manfaat-manfaat yang didapatkan perusahaan melalui penghargaan


ini, maka diharapkan semua perusahaan di Indonesia menjadi terdorong untuk menerapkan
SNI. Menang atau tidaknya dalam mendapatkan penghargaan ini bukanlah salah satu hal
yang terpenting. Dengan mengikuti ajang ini, setidaknya perusahaan sudah mengetahui
kinerja dalam perusahaannya dan akan terus meningkatkan kinerja perusahaan sehingga
kualitas produk maupun kualitas manajemen perusahaan tersebut akan semakin tinggi.

KESIMPULAN
Kesimpulan pembahasan diatas adalah :
Deming Prize
Deming Prize berkembang pertama kali di Jepang pada tahun 50-an dan pertama kali
diberikan pada tahun 1951 oleh The Japanese Union of Scientists and Engineers (JUSE).
Dari penghargaan penghargaan / award untuk meningkatkan kualitas Deming Prize lebih
terfokus pada perencanaan yang efektif dan pelaksanaan organisasi dan operasi perusahaan.
Hal tersebut memiliki perbedaan dengan Eropa Quality Award yang lebih berfokus pada
kepuasan dan Baldrige Award yang lebih berkonsentrasi pada pelanggan dan sumber daya
manusia. Model Deming Prize terarah pada siklus Deming yakni siklus PDCA (Plan, Do,
Check and Action) dimana perbaikan terus menerus perlu dilakukan perusahaan agar
mendapat pehargaan Deming Prize. Penghargaan Deming atau Deming Prize dapat diberikan
pada empat kategori yakni pada individu, sebuah divisi, usaha kecil, dan perusahaan yang
telah bertahan dalam peningkatan kualitas setelah 5 tahun mendapat Deming Prize. Deming
Prize memiliki 2 frameworks, yaitu implementasi prinsip dan teknik, serta peran eksekutif
senior. Deming prize dikategorikan menjadi 4 macam, yaitu The Deming Prize for

Individuals, The Deming Distinguished Service Award for Dissemination and Promotion
(Overseas). The Deming Prize, and The Deming Grand Prize.
European Quality Award (EQA)
EFQA memiliki beberapa fokus yang pada dasarnya juga berlandaskan pengendalian
dan pengembangan kualitas didalam suatu manajemen kualitas. EQA memiliki tujuan
menstimulasi dan membantu organisasi-organisasi di Eropa dalam meningkatkan ke-puasan
pelanggan dan pekerja yang berdampak pada masyarakat dan hasil bisnis. Selain itu, EQA
juga mendukung usaha manajer-manajer Eropa untuk memulai total quality management
(TQM) dan menerima keuntungan dari persaingan global. Kriteria-kriteria dalam model
EQA, yaitu: (1) Kepemimpinan; (2) Kebijakan dan Strategi; (3) Manajemen Sumber Daya
Manusia; (4) Sumber; (5) Proses; (6) Kepuasan Konsumen; (7) Kepuasan Orang; (8) Dampak
pada Masyarakat; (9) Hasil Bisnis.
Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA)
MBNQA diciptakan sebagai motivator dan keinginan setiap organisasi untuk bersaing
secara sehat dalam hal peningkatan mutu. Tujuan MBNQA diciptakan untuk mempromosikan
kesadaran mengenai kualitas/mutu, mengidentifikasi kebutuhan untuk kualitas yang unggul,
memper-kenalkan prestasi mutu dari perusahaan Amerika Serikat, dan membagi informasi
(mempublikasikan) tentang strategi kualitas yang sukses dan manfaatnya. Satu sasaran
MBNQA adalah untuk menyediakan suatu model yang menunjukkan pemahaman dan
peningkatan manajemen kualitas secara terus-menerus meningkatkan kriteria penghargaan
diri mereka. Model Baldrige disuling tiap tahun, dengan peningkatan utama diterapkan tiap
dua tahun. (www.texas-quality.org).
MBNQA dibagi menjadi 7 kriteria, diantaranya :
-

Kepemimpinan;

Perencanaan strategis;

Fokus pasar dan pelanggan;

Informasi dan analisa;

Fokus sumber daya manusia;

Proses manajemen; dan

Hasil-hasil bisnis.

Standar Nasional Indonesia (SNI)

SNI Award adalah satu-satunya penghargaan tertinggi yang diberikan oleh Badan
Standardisasi Nasional (BSN) kepada perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan SNI
dalam perusahaannya. SNI Award merupakan sebuah bagian dari upaya yang dilakukan oleh
BSN untuk meningkatkan penerapan SNI dikalangan perusahaan yang ada di Indonesia
mengingat penerapan SNI yang ada di Indonesia masih tergolong rendah. SNI dirumuskan
dengan memenuhi WTO Code of good practice, antara lain :
-

Openess (keterbukaan)

Transparancy (transparansi)

Consensus and impartiality (consensus dan tidak memihak)

Effectiveness and relevance

Coherence

Development dimension (dimensi pembangunan)

DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar., Arfan, Adrianto., David, Harrani., Konstantia. 2008. Analisis Perbandingan
Penghargaan Kualitas Malcolm Baldrige National Quality Award Dengan European
Quality Award (Mbnqa Vs Eqa). Semarang. Vol 3 No. 2
Fandy Tjiptono. 2007. Total Quality Management. Yogyakarta : Andi.
Masruroh, Nisa. 2010. Analisis Manajemen Kualitas Dengan Penerapan Total Quality
Management (TQM) Berbasis Deming Prize. Surabaya : UPN
R.A. Supriyono.2002. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Maju dan
Globalisasi. Yogyakarta : BPFE
Ali, Muhamad. 2011. Manajemen Kualitas.
Tri, Andie. 2000. TQM dan TQEM
Amalia, Arfan Bakhtiar. (2008). Malcolm Baldrige National Quality Award Dengan
European Quality Award.

Damayanti, Retno Wulan. (2008). Quality Award untuk Mengevaluasi Pencapaian


Implementasi Manajemen Kualitas Perusahaan.
Jagadeesh, Rajashekharaiah. (2014). Emphasis on Human Resource Management in Quality
Improvement A Case Study of Quality Awards Criteria.
Tumimala, VM Rao. (1994). Strategic Quality Management, Malcolm Balridge and
European Quality Awards and ISO 9000 Certification.
Vujovic, Aleksandar (2010). Top Prioriti QMS Principles for Achieving Business
Excellence.
Austenfeld, Robert. 2001. W. Edward Deming : The Story of a Remarkable Person.
Garpersz, Vincent. Integrasi Six Sigma ke dalam MBNQA
Herjanto, Eddy. 1997. Manajemen Operasi. Jakarta: PT. Gramedia.
Dulbert Tampubolon, Biatna; Hari Purwanto, Endi. 2014. Manfaat Korelasi SNI-HS 2013
dalam Rangka mendukung Pengembangan dan Penerapan SNI, Jurnal Standardisasi
16:(2) pp. 125-136. (http://bsn.go.id diakses 4-10-2015).
Dewanti Hariyadi, Ratih; P.Rahayu, Winiati; Yuniarti Martoyo, Pratiwi. 2013. Kajian Standar
Cemaran Mikroba dalam Pangan di Indonesia, Jurnal Standardisasi 16:(2) pp. 113124. (http://bsn.go.id diakses 4-10-2015).
____________________. 2014. Syarat dan Aturan SNI Award 2014 Informasi Bagi Peserta.
1-24. (http://bsn.go.id diakses 5-10-2014).
www.juse.or.jp diakses tanggal 1 Oktober 2015 pukul 11.03
www.wikipedia.com diakses tanggal 1 Oktober 2015 pukul 11.03
www.texas-quality.org diakses pada tanggal 3 Oktober 2015 pukul 21.30

www.sunzi1.lbk.hku diakses pada tanggal 3 Oktober 2015 pukul 21.30


Fellisa, R., 2010. 7 Kriteria dari Malcolm Baldrige National Quality Award.
http://vibizmanagement.com. Diakses pada 4 Oktober 2015 pukul 15.00 WIB
www.sunzi1.lbk.hku. Diakses pada 4 Oktober 2015 pukul 15.00 WIB
www.texas-quality.org. Diakses pada 4 Oktober 2015 pukul 15.00 WIB
www.nist.gov. Diakses pada 4 Oktober 2015 pukul 15.00 WIB
www.baldrigeindo.com. Diakses pada 4 Oktober 2015 pukul 15.00 WIB
www.qualita2007.uea.ma. Diakses pada 4 Oktober 2015 pukul 15.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai